Anda di halaman 1dari 14

TUGAS GIZI VEGETARIAN

(DIET VEGETARIAN DAN RESIKO KANKER PAYUDARA)

Disusun Oleh :

RIRIN KRISTIANI 101611223002


LISDA JUNIARSY RAHARDJO 101611223005
ANNISA ARIFIANA LESTARI 101611223010
ROSITA ANDRIANI 101611223017

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmatnya, kami mampu menyelesaikan makalah ini dangan tepat waktu. Makalah ini berisi
tentang materi yang berisi penjelasan mengenai Diet Vegetarian dan Resiko Kanker Payudara.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah membimbing dan
mendukung dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata dari kami tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini
oleh karna itu kritikan dan saran yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 14 Oktober 2016

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati, perut,
kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian akibat kanker di dunia setiap
tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan kasus kanker
tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta dalam dua decade
berikutnya.
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur)
tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat
kanker payudara sebesar 12,9%. Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk
semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4 atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar
4,1. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di
Indonesia pada tahun 2013, yaitu prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat pada Provinsi
D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4. (Riset Kesehatan Dasar,2013)
Kanker payudara merupakan suatu penyakit keganasan yang sering terjadi pada wanita
dan sering menimbulkan kematian akibat derajat keganasan yang sudah lanjut pada saat
terdeteksi. Melalui makalah ini, kami ingin memberikan wawasan mengenai pentingnya
pencegahan terjadinya kanker payudara melalui pemberian diet vegan yang pada beberapa
penelitian dibuktikan mampu menurunkan insiden kanker payudara. Selain itu pada wanita
yang terdeteksi menderita kanker payudara dengan pemberian diet rendah lemak / diet vegan
akan memberikan survival rate yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian diet tinggi
lemak / diet omnivora (Verreault R, 1988 dan Hebert JR, 1989). Selain itu juga terdapat
hubungan yang terbalik antara insiden kanker payudara dengan konsumsi serat dan makanan
yang kaya serat (Shanker,1991).

1.2 Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai peranan diet

vegetarian dalam mengurangi resiko terjadinya penyakit kanker payudara.

1.3 Manfaat

Manfaat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah dan memperluas pengetahuan mengenai definisi dari vegetarian dan

kanker payudara
2. Memberikan informasi mengenai diet vegetarian dan risiko terjadinya kanker

payudara.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diet Vegetarian


Vegetarianisme merupakan suatu pola diet yang tidak mengkonsumsi makanan yang
berasal dari hewan, baik hewan yang ada di darat, air, maupun udara. Ada beberapa macam
tipe vegetarianisme, yaitu:

1. Lacto-ovo-vegetarian: pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani,


tetapi masih mengkonsumsi telur, susu, serta produk olahannya.
2. Lacto-vegetarian: pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani, tetapi
masih mengkonsumsi susu dan produk olahannya.
3. Ovo-vegetarian: pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani, tetapi
masih mengkonsumsi telur dan produk olahannya.
4. Strict vegetarian (vegan): pola diet yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani
termasuk tidak mengkonsumsi susu, telur, serta produk olahannya.

Diet vegetarian berhubungan dengan sejumlah kondisi kesehatan yang


menguntungkan seperti kadar kolesterol yang rendah, resiko penyakit jantung yang rendah,
resiko hipertensi dan diabetes tipe 2 yang rendah. Selain itu diet vegetarian cenderung
menimbulkan Body Mass Index (BMI) yang rendah dan resiko untuk terjadinya kanker yang
rendah. Diet vegetarian cenderung mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang rendah
serta banyak mengandung serat, magnesium dan potassium, vitamin C dan E, folat,
karotenoid, flavonoid serta fitokimia lainnya (American Dietetics Association, 2009).

Obesitas merupakan faktor yang signifikan untuk meningkatkan resiko terjadinya


kanker. Pada orang yang bervegetarian cenderung mempunyai Body Mass Index yang lebih
kecil dibandingkan dengan orang yang non-vegetarian, sehingga dengan berat badan yang
lebih ringan mungkin merupakan faktor yang penting untuk menurunkan insiden kanker.

Pada beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayuran
secara teratur mempunyai korelasi yang signifikan terhadap penurunan resiko terjadinya
beberapa kanker. Buah dan sayuran mengandung beraneka ragam fitokimia yang kompleks,
yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan yang poten, antiproliferatif, serta aktivitas
protektif terhadap kanker. Fitokimia-fitokimia inilah yang berpengaruh terhadap proses
beberapa sel yang mengalami keganasan sehingga dapat ditekan progresivitasnya.
Mekanismenya meliputi inhibisi terhadap proliferasi sel, inhibisi terhadap pembentukan
DNA-adduct, inhibisi terhadap signal transduction pathways dan ekspresi onkogen, induksi
terhadap penghentian siklus sel dan apoptosis, menghambat aktivasi Nuclear Factor Kappa
Beta (NFk) serta menghambat proses angiogenesis (Liu RH, 2004).

2.2 Pengertian Kanker/ Neoplasia

Istilah lain dari kanker ialah neoplasia, yaitu adanya pertumbuhan baru. Neoplasia
terjadi apabila sel-sel dalam jaringan atau organ berkembang secara tidak terkendali
sebagaimana seharusnya terjadi pada pertumbuhan normal. Pada neoplasia ganas sel-sel
dapat berkembang menyebar ke jaringan-jaringan di sekitarnya secara langsung atau ke organ
lain yang letaknya berjauhan melalui pembuluh darah maupun limfa sehingga terjadi
penyebaran sel-sel ganas atau metastase.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan erat antara gizi dan
kanker. Berdasarkan hal tersebut maka gizi dibedakan menjadi tiga sifat, yaitu causing
cancer, promoting cancer, dan protecting cancer. Penelitian epidemiologi lain juga
menunjukkan bahwa timbulnya jenis kanker dapat juga dipengaruhi oleh factor lingkungan
yang meliputi keadaan geografis, dan rasial, berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.
Intake zat gizi dianggap merupakan salah satu factor penting yang dapat menunjang
terjadinya kanker. Masyarakat yang menganut vegetarian mempunyai risiko terkena kanker
lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat non vegetarian.

2.3 Estrogen dan Kanker Payudara

Hormon estrogen diperlukan untuk perkembangan seksual dan fungsional organ-


organ kewanitaan secara normal terutama yang berhubungan dengan kemampuan melahirkan
anak seperti uterus dan ovarium. Estrogen juga berperan terhadap siklus menstruasi dari
wanita, pertumbuhan payudara secara normal dan juga berperan terhadap pemeliharaan
jantung dan tulang yang sehat.

Estrogen juga berpengaruh terhadap terjadinya kanker payudara yang disebabkan


oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Estrogen berperan sebagai stimulator pembelahan sel payudara.


2. Estrogen bekerja pada periode kritis (critical period) dari pertumbuhan dan
perkembangan payudara.
3. Estrogen mempengaruhi kerja hormon lain yang berperan dalam pembelahan sel
payudara.
4. Estrogen dapat memacu pertumbuhan tumor-tumor yang responsif terhadap estrogen.
Wanita sepanjang hidupnya selalu terpapar dengan estrogen sehingga wanita ini
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terjadinya kanker payudara. Gaya hidup dapat
berpengaruh terhadap kadar estrogen didalam tubuh melalui beberapa hal, yaitu:
1. Diet: makanan yang dikonsumsi oleh seorang wanita dapat mempengaruhi kadar
estrogen dalam tubuhnya. Pemberian diet yang rendah lemak dan tinggi serat dapat
mengurangi kadar estrogen dalam tubuh. Sebaliknya diet yang tinggi lemak dan rendah
serat dapat meningkatkan resiko kanker payudara yang secara langsung berhubungan
dengan peningkatan kadar estrogen dan secara tidak langsung berhubungan dengan
terjadinya obesitas. Obesitas dapat meningkatkan resiko kanker payudara pada wanita
post menopause

2. Diet yang mengandung fitoestrogen: fitoestrogen adalah estrogen yang ditemukan


dalam makanan nabati seperti kacang kedelai, tofu, gandum,buah-buahan dan sayuran.
Kata Phyto berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh-tumbuhan. Pemberian diet
yang kaya fitoestrogen merupakan cara untuk mengurangi insiden kanker payudara.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang diberikan diet tinggi fitoestrogen,
termasuk vegan, dan wanita yang banyak mengkonsumsi kedelai dan produk olahannya,
mempunyai resiko kanker payudara yang lebih rendah. Kebanyakan fitoestrogen tidak
disimpan dalam tubuh, tetapi langsung dipecah. Fitoestrogen merupakan estrogen yang
lemah, tetapi dapat mencegah ikatan antara estrogen manusia yang lebih kuat dengan
reseptornya. Jika estrogen yang lemah berikatan dengan reseptor estrogen, sebagai
pengganti estrogen yang kuat, maka akan mengurangi proses pembelahan sel payudara.
Wanita yang diberikan diet tinggi fitoestrogen juga akan mengekskresi estrogen lebih
banyak didalam urinnya, dan mempunyai kadar estrogen dalam darah lebih rendah.
Beberapa studi menunjukkan bahwa wanita yang diberikan diet tinggi fitoestrogen
mempunyai waktu menstruasi lebih panjang, karena itu siklus menstruasinya lebih
sedikit. Semua faktor tersebut diatas dapat mengurangi resiko terjadinya kanker
payudara.
3. Berat badan: beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan pada orang
dewasa, terutama sebelum dan sesudah menopause, meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara. Setelah wanita menopause, ovarium akan menghentikan produksi
estrogen dan sumber primer untuk produksi estrogen pada wanita ini berasal dari lemak
tubuh. Oleh karena itu pada wanita dengan kadar lemak tubuh yang tinggi selama masa
menopause diperkirakan akan mempunyai kadar estrogen dalam tubuh yang lebih besar
daripada wanita yang kurus. Salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya kanker
payudara pada wanita adalah dengan membatasi pertambahan berat badan pada lanjut
usia dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan melakukan olah raga setiap hari
dengan rutin.

4. Olah raga: beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang berolah raga secara
teratur mempunyai resiko kanker payudara lebih rendah. Hal tersebut didukung beberapa
data yang menunjukkan kadar estrogen dalam sirkulasi darah yang lebih rendah pada
wanita yang berolah raga secara teratur. Lemak tubuh biasanya berkurang pada wanita
yang berolah raga dan disertai penurunan kadar estrogen dalam tubuh.Waktu menstruasi
yang lebih panjang akan menyebabkan jumlah siklus menstruasi yang lebih sedikit
sepanjang hidup, akibatnya paparan estrogen pada tubuh juga lebih sedikit sepanjang
hidupnya.

5. Alkohol: beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum alkohol dapat meningkatkan


resiko kanker payudara dan peningkatan resiko ini juga berkaitan dengan jumlah alkohol
yang dikonsumsi.

6. Pil kontrasepsi: terdapat perdebatan mengenai efek pemakaian pil kontrasepsi terhadap
timbulnya kanker payudara. Hal ini dipengaruhi oleh kadar estrogen yang terdapat dalam
pil kontrasepsi, lamanya pemakaian, dan usia wanita mulai pakai pil kontrasepsi.

7. Terapi hormon pada wanita post menopause (terapi sulih hormon): sesudah
memopause, ovarium tidak memproduksi estrogen lagi. Hilangnya produksi estrogen ini
berhubungan dengan resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah,
osteoporosis dan sejumlah keadaan tidak nyaman yang bersifat temporer yang
berhubungan dengan menopause.Untuk mengatasi hal tersebut maka diberikan terapi
dengan estrogen. Terapi hormon dengan hanya memberikan estrogen saja dapat
meningkatkan resiko terjadinya kanker uterus, maka perlu ditambahkan hormon
progesteron untuk menekan terjadinya hal tersebut. Terapi hormon estrogen saja
diberikan pada wanita yang mengalami histerektomi dan tidak mempunyai rahim.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi hormon pada wanita post menopause
dengan estrogen dan progresteron dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

2.4 Peran Fitoestrogen dalam Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Fitoestrogen adalah estrogen lemah yang didapatkan pada tanaman. Istilah


fitoestrogen berhubungan dengan beberapa kelas senyawa kimia seperti flavones, flavanones,
isoflavones, coumestans, dan lignans. Senyawa-senyawa tersebut memiliki struktur yang
mirip dengan estrogen endogen, tetapi memberikan efek campuran antara efek estrogenik dan
efek anti-estrogenik.

Beberapa studi menunjukkan bahwa isoflavones mempunyai konsentrasi yang tinggi


pada kacang kedelai dan daun semanggi merah (red clover), selanjutnya yang lebih rendah
konsentrasinya yaitu flavones, kemudian coumestans. Lignan lebih banyak didapatkan pada
buah-buahan dan sayuran.

Fitoestrogen mempunyai afinitas terhadap reseptor estrogen 1.000 10.000 kali lebih
kecil daripada estradiol. Fitoestrogen dapat menstimulasi sintesa sex-hormone binding
globulin di dalam liver dan menimbulkan inhibisi kompetitif terhadap ikatan antara estrogen
dan reseptornya, maka ia memegang peranan untuk menurunkan resiko terjadinya kanker
payudara dan penyakit-penyakit hormonal lainnya. Kelompok polong-polongan banyak
mengandung fitoestrogen. Fitoestrogen diekskresikan melalui urin, dimana diet vegetarian
dan makrobiotik berhubungan dengan tingginya kadar lignan dalam urin. Metabolisme
fitoestrogen pada wanita premenopause juga dipengaruhi secara hormonal. Puncak dari
ekskresi lignan didapatkan pada fase luteal dari siklus menstruasi dan peningkatan ekskresi
juga terjadi pada awal kehamilan.

Pada percobaan yang dilakukan oleh Pamela L. Dan kawan-kawan, insiden kanker
payudara pada wanita muda lebih banyak didapatkan pada kelompok wanita afro-amerika
daripada kelompok wanita kulit putih atau wanita latin. Pada kelompok wanita afro-amerika
ini didapatkan kadar estrogen yang diekskresikan lebih rendah, hal ini berkaitan dengan
hipotesa bahwa peningkatan resiko kanker payudara disebabkan kurangnya paparan terhadap
efek antipromosi dari fitoestrogen.

2.4.1 Mekanisme kerja fitoestrogen untuk menurunkan resiko kanker payudara.

Beberapa percobaan in vitro menunjukkan bahwa fitoestrogen dapat menghambat


aktifitas enzim pengendali proses steroidogenesis (enzim aromatase) sehingga dapat
menghambat sintesa estradiol dari androgen dan estrogen sulfat. Dari semua kelompok
fitoestrogen, flavones dan flavanones merupakan inhibitor potent terhadap enzim
aromatase.

Isoflavones merupakan inhibitor yang lemah terhadap aktifitas aromatase pada


cell-free maupun pada whole-cell preparations (Le Bail, et al. 2000; Lacey, et al. 2005).
Almstrup, et al. (2002) menyatakan bahwa formononetin, biochanin A, dan ekstrak dari
daun semanggi merah dapat menghambat aktivitas enzim aromatase pada dosis rendah (<
1 M), tetapi mempunyai aktivitas estrogenik pada dosis tinggi. Flavones mempunyai
kemampuan inhibisi terhadap aromatase lebih baik daripada isoflavones, yang
disebabkan karena mempunyai struktur kimia yang berbeda. Pada suatu studi
mutagenesis, Kao, et.al. (1998) menyatakan apabila 4-hydroxyphenol group masuk ke
cincin C2 dari isoflavones dan flavones, maka cincin A dan C dari fitoestrogen tersebut
akan bereaksi mirip seperti cincin C dan D dari substrat androgen.

Isoflavones juga menghambat 17-hidroksisteroid dehidrogenase tipe-1, enzim


yang merubah estrone menjadi estradiol. Pada sel granulosa dan sel kanker payudara,
produksi estradiol meningkat beberapa kali lebih tinggi bila dipakai androstenedion
sebagai substrat dibandingkan dengan testosteron, serta perubahan estrone menjadi
estradiol lebih tinggi daripada perubahan androstenedion atau testosteron menjadi
estradiol. Fitoestrogen juga dapat meningkatkan sex-hormones binding globulin yang
mengakibatkan berkurangnya kadar hormon aktif di dalam sirkulasi darah. Fitoestrogen
dapat berperan sebagai antioksidan sehingga dapat menghambat Reactive Oxygen
Species (ROS) yang memegang peranan dalam terjadinya kanker payudara.

.
BAB 3

KESIMPULAN
1. Vegetarianisme merupakan suatu pola diet yang tidak mengkonsumsi makanan yang
berasal dari hewan, baik hewan yang ada di darat, air, maupun udara.

2. Data-data epidemiologi menunjukkan bahwa pemberian fitoestrogen dengan konsentrasi tinggi


pada masa pertumbuhan atau bahkan sejak usia dini merupakan hal yang penting untuk mencegah
terjadinya resiko keganasan pada usia lanjut.

3. Fitoestrogen merupakan senyawa kimia yang ada pada tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu pada
beberapa penelitian didapatkan bahwa pada orang yang mengkonsumsi diet vegan mempunyai
resiko terjadinya kanker payudara yang lebih rendah daripada orang dengan diet omnivora.

DAFTAR PUSTAKA
Adieni, Himma.2008.Asupan Karbohidrat, Lemak, Protein, Makanan Sumber Purin, dan Kadar Asam
Urat pada Vegetarian.Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro:Semarang

Raharjo, Lee Harianto. Pengaruh Diet Vegan Terhadap Insiden Terjadinya Kanker Payudara.
Departemen Biokimia Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma: Surabaya

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kementerian
Kesehatan RI

Setianingsih, Ardiati.2012.Hubungan Status Vegetarian dengan Derajat Sindrom Pra Menstruasi pada
Remaja.Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro:Semarang

Siswono, Tommi. 2013. Vegetarian. Dalam URL :


http://www.academia.edu/19884581/Laporan_Penelitian_Kolokium_-_Vegetarian
diakses pada tanggal 03 Oktober 2016 pukul 15.00

Sutana, I Gede. 2014. Rancangan Penelitan Makanan Satwika Bagi Anak Penderita Kanker. Program
Studi Kesehatan Ayurweda Fakultas Kesehatan Universitas Hindu Indonesia: Depasar

Anda mungkin juga menyukai