Anda di halaman 1dari 1

Belajar dengan Swiss

Swiss bukan hanya terkenal dengan coklat, keju, dan jam tangannya saja tapi pendidikannya
juga. Kita sudah mengakuinya bahwa pendidikan di eropa lebih baik dibandingkan negeri kita
sendiri karena itu mereka dapat berkembang dengan pesat. Swiss memang bukan salah satu
negara favorit bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliahnya. Pelajar Indonesia biasanya
lebih tertarik dengan London, Amerika, Jerman, Australia, Prancis, dan lainnya padahal swiss
merupakan negara yang konsisten menerima peraih nobel.
Kalian kenal siapa Albert Einsten? Yup, si pemilik IQ tertinggi di dunia. Albert Einsten adalah
salah satu alumni dari Eidgenssische Technische Hochschule Zrich (ETH Zrich). ETH
Zurich telah melahirkan banyak perairh nobel terutama di bidang kmia, fisika, dan kedokteran.
Jurusan paling favorit di swiss adalah perhotelannya yang merupakan pelopor industri
pariwisata dan tempat awal pendidikan profesional perhotelan.
Biaya hidup yang tinggi di swiss memang menjadi perhatian khusus bagi kita yang ingin kuliah
disana. Mahasiswa/i baru bisa bekerja paruh waktu setelah enam bulan tinggal di swiss dan
kita harus pandai berbahasa setempat. Biaya hidup yang tinggi disana juga sudah menjamin
kulitas hidup kita termasuk transportasi, asuransi, tempat tinggal, serta keamanannya.
Pendidikan itu menjadi induknya sebuah negara. Pendidikan yang maju akan membawa negara
itu menjadi lebih berkembang. Biaya dan bahasa merupakan satu momok bagi pelajar
Indonesia untuk kuliah di luar negeri. Biaya untuk saat ini beasiswa sudah banyak dimana-
mana dari indonesia atau bahkan negara yang dituju. Bahasa bisa dipelajari dengan tekun dan
giat. Usaha itu tak akan mengkhianati hasilnya. Kuliah di luar negeri bukan berarti negeri
sendiri tak bagus, hanya saja pengalaman dan impian itu yang mengajak kita mau belajar
kesana dan kembali untuk membangun negeri.

Anda mungkin juga menyukai