Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

Porifera (Hewan Spons)


Porifera (Latin, Porus = pori, fer = membawa) adalah hewan invertebrata yang tidak
memiliki jaringan sejati (parazoa), tanpa organ dan jaringan yang terspesialisasi serta
tubuhnya memiliki banyak pori. Porifera merupakan anggota animalia yang paling
sederhana atau primitif.

A. Habitat dan Cara Hidup Porifera


Sebagian besar porifera hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Pada umumnya
porifera hidup di perairan yang dangkal dan jernih, namun ada pula yang hidup di perairan
berpasir atau berlumpur. Porifera dewasa hidup sesil atau

B. Ciri-Ciri Tubuh Porifera


1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Porifera
Ukuran tubuh porifera bervariasi, dari sebesar kacang polong hingga tinggi
90 cm dengan diameter I M. tubuh porifera berwarna-warni, berwarna pucat atau
cerah. Sebagian besar tubuh berbentuk asimetri ( tidak beraturan) dengan pola
yang bervariasi, namun pula ada yang berbentuk simetri radial. Ada yang berbentuk
menyerupai vas bunga jambangan, taung atau bercabang-cabang seperti tumbuhan.
Pada permukaan tubuh porifera terdapat lubang-lubang atau pori-pori
(ostium) yang merupakan lubang masuknya air. Air kemudian mengalir ke rongga
tubuh ( spongosol) dan keluar melalui lubang pengeluaran ( oskulum).
Cirri-ciri porifera:
a. Hewan jenis ini yang bersel banyak ( metatoa) yang paling sederhana atau juga
primitive.
b. Sebagai besar hidup di laut yang dangkal pada kedalaman sekitar 3,5 meter.
c. Berbentuk tubuh porifera terbentuk menyerupai vas bunga atau juga piala serta
melekat di dasar perairan.
d. Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan sel (diplobastik) dengan lapisan luarnya
(episermis) yang tersusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk pipih, disebut
dengan pinakosit.
e. Pada bagian epidermis terdapat lubang kecil yang disebut ostia yang dihubungkan
oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel).
f. Lapisan dalamnya tersusun atas sel-sel yang berleher serta berflagel yang disebut
koanosit yang berfungsi untuk mencerna makanan.

1
g. Didalam mesoglea juga terdapat beberapa jenis sel, yakni sel amubosit, sel
skleroblas, sel arkheosit.
h. Diantara epidemis serta koanosit mempunyai lapisan tengah yang berupa suatu
bahan yang kental yang disebut mesogle/mesenkin.

2. Struktur Fungsinya Tubuh Porifera


Tubuh porifera tak tersusun oleh jaringan sejati, tetapi dibentuk oleh
sekumpulan sel-sel yang tersusun longgar. Sel-sel tersebut relative belum
terpesialisasi. Porifera tidak memiliki system saraf dan otak, tetapi masing masing
sel dapat beraksi terhadap perubahan lingkungan.
Tubuh porifera terdiri atas 3 lapisan sel yaitu:
a. Pinakosit atau pinakoderm, merupakan sel-sel lapisan tubuh terluar sel-sel
berbentuk pipih, tersusun rapat, dan berfungsi untuk melindungi tubuh bagian
dalam. Pinakosit dapat berkontraksi sehingga tubuh dapat membesar atau
mengecil. Di antara pinakosit terdapat pori-pori ( ostrium), yang membentuk
saluran air menuju de spongsol.
b. Mesotil (mesoglea) . terletak diantara lapisan luar (pinakosit) dan lapisan dalam
(koanosit). Mesohil berupa protein bergelatin yang mengandung bahan tulang dan
sel-sel ameboid yang disebut amebosit. Terdapat beberapa macam amebosit
dengan fungsi yang berbedabeda, yaitu untuk mengedarkan sari makanan dan
oksigen ke sel-sel tubuh lainya. Membunag partikel sisa-sisa metabolism,
membuat spikula (serat spons), dan membentuk sel reproduktif.
c. Koanosit, merupakan sel-sel lapisan tubuh paling dalam yang melapisi rongga
atrium atau spongasol. Koanosit (sel berleher) berbentuk agak lonjong, salah satu
ujungnya melekat pada mesohil. Ujung lainya berada di spongosol, berflagela,
dan dikelilingi oleh serangkaian penjuluran yang dilapisi oleh mucus. Koanosit
berfungsi untuk mencerna makanan secara intraseluller.

Tubuh porifera yang lunak mampu berdiri tegak pada subtrak karena
ditunjang oleh sejumlah spikula dan serat organic yang berfungsi sebagai rangka.
Serat organic terdiri atas skleropratein yang mengandung belerang spikula berasal dari
zat kapur ( CaCo3) atau zat silikat (HzSi07). Jenis dan bentuk spikula beraneka
ragam dan digunakan sebagai dasar klasifikasi.
Tubuh porifera memiliki daya regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh yang rusak
atau terpotong akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali asalkan potongan
tubuh tidak terlalu kecil dan masih memiliki beberapa koanosit.

2
3. Cara Reproduksi Porifera
Porifera bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi melalui pembentukan tunas (budding) dan gemula (gemmula,
tunasinternal). Tunas merupakan salah satu jenis sel-sel amebosit yang mudah
dilepaskan . gemula merupakan sekumpulan arkosit yang mengandung cadangan
makanan dan dikelilingi oleh amebosit yang membentuk lapisan luar yang keras
atau terkadang mengandung spikula.
Reproduksi aseksual melalui tunas, yaitu tunas yang dihasilkan dapat
memisahkan diri dan induknya yang selanjutnya menjdi individu baru. Akan tetapi
tunas yang di hasilakan dapat juga melekat pada induknya dan membentuk koloni
yang cukup besar.
Reproduksi aseksual lainya dengan gemula (butir benih). Hal ini terjadi jika
kondisi tidak menguntungkan. Misalnya, perubahan suhu atau perubahan lingkungan
yang dapat menyebabkan porifera mati. Akan tetapi, gemule akan tetap hidup dan
akan keluar jika kondisi menguntungkan untuk menjadi individu lain.
Reproduksi seksual terjadi melalui peleburan sperma dan sel telur sel
mesenkin tertentu bertambah besar dan menjadi sel telur, sedangkan yang lainya
membelah menjadi sel sperma. Sel telur dibuahi oleh sperma dan terbentuk zigot.
Selanjutnya zigot tumbuh menjadi larva dan larva.

D. Klasifikasi Porifera
Porifera memiliki saluran air yang unik. Air masuk melalui dinding tubuh yang
berpori. Air tersebut kemudain disaring oleh sel-sel koanosik. Pada bagian dalam sel-sel ini
terdapat flagella yang berperan menangkap makanan yang terangkut dalam air. Setelah itu,
makanan dicerna di dalam koanosit. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel
amoebosit ke sel-sel lain. Zat sisanya dikeluarkan bersama sirkulasi air oleh spongosol
melalui oskulum. Sistem saluran air pada porifera ada tiga tipe, yaitu :
a. Tipe Askonoid (Asconoid), merupakan bentuk yang paling sederhana, menyerupai
ras bunga atau jambangan. Saluran air pada sel porosity berbentuk tabung dan
memanjang dari permukaan tubuh hingga spongosol. Hewan spons tipe askonoid
tidak ada yang berukuran besar, karena getaran flagella tidak mampu mendorong air
dari spongosol keluar melalui ostium. Contohnya Leucosolenia sp.
b. Tipe Sikonoid (syconoid), memiliki dinding tubuh yang melipat secara horizontal,
sehingga potongan melintang tubuhnya tampak seperti jari-jari, tetapi bentuknya
tetap simetri radial. Lipatan sebelah dalam membentuk sejumlah saluran berflagela
atau kantong yang dilapisi oleh koanosit, sedangkan lipatan luar sebagai saluran air
masuk atau ostium. Contoh : Sycon ciliatum, scypha sp.

3
c. Leukonoid (leuconoid), merupakan bentuk yang paling kompleks, sehingga saluran
berflagela melipat-lipat membentuk ronggga kecil berflagela spongosol menghilang
digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju ke oskulum. Banyaknya lipatan
menyebabkan bentuk hewan spons menjadi tidak beraturan. Contohnya : Spongia
sp, Leuconia.
Sementara itu, klasifikasi Porifera berdasarkan bentuk dan kandungan spikula
dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan penyusunan kerangka tubuhnya, yaitu sebagai
berikut :
1) Kelas Calcarea
Calcarea atau calcispongiae (latin, calcare = kapur, calsi = kapur, spongia = spons)
memiliki rangka dari zat kapur atau kalsium karbonat. Calcarea berwarna pucat dan
memiliki tinggi kurang dari 15 cm serta permukaan tubuh berbulu. Calcarea
memiliki tipe saluran air askonoid, sikonoid, dan leukonoid. Rangka tubuh Calcarea
bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya mengandung kalsium karbonat
(kapur). Sebagian spikulanya berbentuk manaxon dan triaxon sehingga tampak
seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak tersebar di laut dangkal di seluruh
dunia. Contoh Scypha sp., Cerantia sp., Sycon sp., Leucon sp., dan Clathrian sp.

Sycon sp Leucon sp

Clatrhrina sp Scypha sp

2) Kelas Hexactinellida (Hyalospongiae)


Hexactinellida atau hyalospongiae (Yunani, hexa = enam, hyalo = transparan atau
kaca, spongia = spons). Kerangka tubuh hexactinellida tersusun atas silica (kaca)
dengan bentuk tubuh silindris datar atau bertangkai. Tinggi tubuh mencapai 90 cm
sampai 5.000 m. Spikula pada kelas Hecactinellida hidup di dalam laut dengan atau

4
kersik (SiO2). Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang.
Bentuk hewan-hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong.
Contoh : Euplectella aspergillium, Pheronema, dan Hyalonema sp.

Euplectella aspergillium Pheronema

Hyalonema sp

3) Kelas Demospongia
Demospongia (Yunani, domo = tebal, spongia = spons) memiliki kerangka tubuh
yang tersusun dari serabut spongia. Tinggi dan diameter tubuh ada yang mencapai
lebih dari 1 m dengan tipe saluran air leukonoid. Pada umumnya demospongia
berwarna cerah, tetapi ada yang gelap (hitam). Warna tubuh yang cerah diduga
untuk melindungi tubuh dari sinar matahari. Demospongia merupakan kelompok
dengan jumlah spesies terbesar, sekitar 90 % dari seluruh jenis porifera. Mereka
biasanya hidup di tepi pantai hingga kedalaman 45 m, namun ada pula yang hidup
di air tawar. Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai
rangka. Apabila ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut
sponging dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau
tetraxon. Contoh Euspongia sp., Callyspongia sp., Clionia sp., Phyllospongia sp.,
dan Spongia sp.

Euspongia sp Callyspongia sp

5
Clionia sp Phyllospongia sp

Spongia sp

Beberapa jenis Porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa sponsnya dapat digunakan
sebagai alat penggosok badan dan pembersih kaca, missal Spongia sp. Jenis lainnya
berperan penting menyusun biodiversitas di dasar samudra. Selain itu, anggota
Porifera juga mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan bioaktif.
Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.

4) Kelas Sclerospongiae
Sclerospongiae atau spons karang menghasilkan rangka yang tersusun atas kalsium
karbonat (CaCO3) yang terjalin dalam sarat-sarat spons, sehingga tampak seperti
batu koral. Diameter Sclerospongiae dapat mencapai 1 m, sclerespongiae banyak
ditemukan di daerah terumbu karang di jamaika. Contohnya : Ceratoporella dan
Stromatospongiae.

Ceratoporella Stromatospongiea

6
KESIMPULAN

Porifera (Latin, Porus = pori, fer = membawa) adalah hewan invertebrata yang tidak
memiliki jaringan sejati (parazoa), tanpa organ dan jaringan yang terspesialisasi serta
tubuhnya memiliki banyak pori. Porifera merupakan anggota animalia yang paling
sederhana atau primitif.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan
turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan
tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling
sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah
ditemukan 5000 - 10.000 species, dan hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya
hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara
vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel
amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh
bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan
tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi
individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan
membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu
baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika
mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada
akuarium.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://alaskakibasah.blogspot.co.id/ (Diakses pada hari Selasa tanggal 31 Januari 2017


pukul 11.30 WIB)

http://imamfends.blogspot.co.id/2011/03/makalah-porifera.html (Diakses pada hari Selasa


tanggal 31 Januari 2017 pukul 11.00 WIB)

http ://www.Guru Pendidikan.com. (Diakses pada hari Rabu tanggal 25 Januari 2017 pukul
15.30 WIB)

http. Artikel.xyz. (Diakses pada hari Sabtu tanggal 28 Januari 2017 pukul 08.28 WIB)

Imaningtyas, S. 2013. Buku Biologi. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai