Anda di halaman 1dari 70

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, PENELITIAN

DAN STATISTIK
BAB XVII

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, PENELITIAN


DAN STATISTIK

A. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENELITIAN

I. Pendahuluan
Garis-Garis Besar Haluan Negara menetapkan antara lain
bahwa pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diarahkan
pada pengembangan kemampuan nasional dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, agar sesuai dengan kebutuhan kemajuan pembangunan.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diperlukan untuk
mendorong kegiatan pembangunan dan diusahakan pemanfaatannya
agar tetap membuka lapangan kerja.

Arah kebijaksanaan pengembangan Penelitian, Ilmu Penge-


tahuan, dan Teknologi selanjutnya ditentukan sebagai berikut:
a. Cabang-cabang ilmu pengetahuan tertentu yang penting tetapi
kurang peminatnya perlu mendapat perhatian khusus; b. Demi pe-
manfaatan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil penelitian bagi pem-
bangunan perlu diciptakan iklim yang menggairahkan penelitian
dan pengembangan itu sendiri; c. Sesuai dengan prioritas pem-
bangunan, ditingkatkan daya guna lembaga-lembaga penelitian
serta sistem informasi kegiatan dan hasil penelitian; d. Pem-
binaan ilmu pengetahuan perlu menjamin iklim pertumbuhan dan
obyektivitas ilmu pengetahuan demi kepentingan nasional. Dalam
hubungan ini ditingkatkan pula kemampuan perguruan tinggi, lem-
baga-lembaga penelitian, berbagai organisasi dan kegiatan cen-
dekiawan serta diciptakan sistem penghargaan bagi karya ilmiah
yang mempertinggi martabat bangsa.

Kegiatan-kegiatan riset dan pengembangan teknologi dalam


Repelita III setiap tahun ditingkatkan. Secara bertahap disem-
purnakan perincian penelitian berdasarkan kelima Program-pro-
gram Utama Nasional Riset dan Teknologi. Melalui kelima Pro-
gram-program Utama Nasional Riset dan Teknologi d i s e m p u r n a k a n
tatanan kelembagaan Riset dan Teknologi, kordinasi Nasional
Riset dan Teknologi, dan peningkatan mutu penelitian maupun
pendekatan multidisipliner terintegrasi, yang merupakan tun-
tutan pembangunan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pendukungnya.

XVII/3
II.KEBIJAKSANAAN POKOK

1. Prioritas dan arah pengembangan penelitian.

Program-program Utama Nasional Riset dan Teknologi mempu-


nyai jangkauan jangka panjang. Sasaran-sasaran dalam Repelita
III dipertimbangkan berdasarkan kemampuan nasional dalam bidang
ini yang meliputi antara lain peningkatan kemampuan tenaga pe-
neliti dan teknisi, peningkatan prasarana dan sarana riset dan
teknologi. Hal ini disesuaikan dengan prioritas di bidang riset
dan teknologi, yang menunjang kelancaran pembangunan di bidang
pertanian, industri dan pertambangan, dengan memperhatikan ke-
lestarian sumber alam dan lingkungan hidup dan peningkatan ta-
raf hidup rakyat di pedesaan. Sehubungan dengan itu prioritas
Program-program Utama Nasional Riset dan Teknologi diarahkan
sebagai berikut

a. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang Kebu-


tuhan Dasar Manusia yang menunjang usaha peningkatan daya
mampu fisik dan mental manusia Indonesia melalui usaha pe-
menuhan kebutuhan dasar, mengfokuskan penelitiannya selama
Repelita III pada masalah pangan dan kesehatan tanpa menga-
kibatkan masalah-masalah lainnya.

b. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang Sumber


Alam dan Energi yang menunjang pemanfaatan, pemeliharaan
dan penggunaan sumber alam dan energi untuk pembangunan na-
sional meneliti masalah sumber alam hayati, non-hayati, mi-
neral, energi konvensional dan non konvensional, serta ma-
salah bencana alam. Dalam hubungan ini diadakan program in-
ventarisasi dan evaluasi kekayaan alam dan program eksplo-
rasi, konservasi, diversifikasi dan indeksasi masalah ener-
gi.

c. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang Indus-


trialisasi yang menunjang dan diusahakan meningkatkan ke-
mampuan nasional meneliti kemungkinan pengolahan bahan baku
menjadi bahan jadi. Dalam sektor pertanian maupun sektor
pertambangan diteliti kemungkinan kenaikan nilai tambah
dari potensi sumber daya alam dan energi yang tersedia.

d. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang Per -


tahanan dan Keamanan yang menunjang kemampuan Pertahanan
Keamanan Nasional meneliti peningkatan ketahanan bangsa un
tuk masa kini, daya tangkal dewasa ini dan masa mendatang.

XVII/4
e. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang So-
sial, Ekonomi, Falsafah, Budaya, Hukum dan Perundang-un -
dangan berusaha menunjang pembangunan nasional di bidang-
bidang tersebut. Berbagai penelitian dicurahkan pada studi
dan dampak teknologi yang diaplikasikan dalam proses pem-
bangunan.

2. Pengembangan Sarana Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pene -


litian

Peningkatan jumlah dan mutu peneliti/ilmuwan dilanjutkan


dengan memanfaatkan lembaga pendidikan dan penelitian di dalam
negeri maupun di luar negeri dalam berbagai bidang ilmu penge-
tahuan, seperti dalam bidang fisika, atom, penginderaan jauh
dan angkasa luar. Pembinaan karier tenaga peneliti telah diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1977 yaitu tentang
Jabatan Peneliti.

Sampai dengan tahun 1981/82 telah diangkat sebanyak 1.067


orang sebagai peneliti berbagai instansi dengan perincian :
Asisten Peneliti 630 orang, Ajun Peneliti 272 orang, Peneliti
103 orang dan Ahli Peneliti 62 orang (Tabel XVII - 1). Jumlah
tenaga peneliti yang pada waktu ini sedang mengikuti pendidikan
di berbagai lembaga pendidikan di dalam negeri berupa Program
Doktor, Magister, Pasca Sarjana, kursus berbagai disiplin, pen-
didikan pemetaan dan pendidikan sarjana dapat dilihat dalam
Tabel XVII - 2

Pengiriman tenaga peneliti ke luar negeri dilakukan teru-


tama untuk bidang-bidang spesialisasi yang langka, seperti pe-
manfaatan limbah biogas, nuklir, peroketan dan satelit bidang
pemotretan dan interpretasi serta penginderaan jauh. Jumlahnya
dapat dilihat pada Tabel XVII -3.

Pembangunan fisik Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (PUSPIPTEK) di Serpong hingga akhir 1981/82 sudah
sampai pada tahap penyelesaian laboratorium uji konstruksi
(LUK), laboratorium kalibrasi, instrumentasi dan metrologi
(KIM), perumahan peneliti, penjernihan air dan pengadaan lis-
trik.

Selain pengembangan reaktor di Bandung dan Yogyakarta kini


sedang dipersiapkan pula pembangunan Reaktor Atom Serba Guna,
serta fasilitas BATAN lainnya yang meliputi pembangunan labora-
torium teknologi bahan nuklir, bengkel gelas, bengkel instrumen
dan mekanik di Serpong (PUSPIPTEK).

XVII/5
TABEL XVII - 1

PERKEMBANGAN JUMLAN PEGAWAI


PENELITI
BERBAGAI INSTANSI,
1978/79 - 1981/82

Jenjang Peneliti 1978/79 1979/80 1980/81 1961/82

Ahli Peneliti 45 81 61 62

Peneliti 124 97 90 103

Ajun Peneliti 181 211 236 272

Asisten Peneliti 430 557 656 630

Jumlah : 780 946 1.043 1.067

TABEL XVII - 2

PENDIDIKAN TENAGA PENELITI NON


DEPARTEMEN
DI DALAN NEGERI,
1981182

BAKOSUR- BPP TEKNO


Pendidikan/Lembaga LIPI BATAN LAPAN TANAL LOGI

1 . Pro gr am d ok to r 27 13 - - -

2. Magister 4 - - - -

3 . Pa sc a Sar ja na 20 2
- - -

4. Kursus berbagai
bidang disiplin 537 270 58 - 25

5. Pendidikan Pemetaan 68
- - - -

6 . P e n d id ik a n S a r ja n a 12 20 20
392 -
392

Jumlah : 580 695 80 68 45


695

TABEL XVII - 3

PENDIDIKAN TENAGA PENELITI NON DEPARTEMEN


DI LUAR NEGERI

Lembaga Jumlah orang

LIPI 53 orang

BATAN 55 orang

LAPAN 25 orang

BAKOSURTANAL 107 orang


Jumlah : 240 orang

XVII/6
Penambahan fasilitas LAPAN mencakup laboratorium pengolah
data teledeteksi, laboratorium bahan bakar roket, gudang pe
nyimpanan bahan bakar roket, laboratorium pengontrol uji statik
roket, balai makmal riset dirgantara dan ruang tracking mata
hari. Dalam tahun anggaran 1981/82 mulai dibangun terowongan
angin ukuran kecepatan rendah beserta berbagai sarana penunjang
di Rumpin, sedang pembangunan stasiun bumi untuk satelit sumber
alam landsat di Pekayon Jakarta sudah mencapai tahap penyele
saian.

Fasilitas laboratorium prosesing pemotretan di Cibinong


Jawa Barat milik BAKOSURTANAL diharapkan selesai pada akhir
tahun 1982. Untuk kegiatan pemotretan udara telah diadakan 2
(dua) pesawat jenis Taurus King Air.

Gedung laboratorium Ilmu-ilmu sosial LIPI di Jakarta dengan


berbagai fasilitasnya dan museum Etnobotani di Bogor telah se-
lesai dibangun.

IIL LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PENELITIAN

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dipakai


suatu pendekatan menyeluruh terhadap masalah-masalah yang diha-
dapi dalam proses pembangunan, terutama dalam hal a. kebutuhan
dasar manusia, b. sumber alam dan energi, c. industri-industri
dan jasa, d. pertahanan dan keamanan, e. sosial, ekonomi, buda
ya dan falsafah, dan perundang-undangan. Kelima kelompok pe -
nelitian utama nasional tersebut telah memberikan hasil sebagai
berikut.

a. Program Utama Riset dan Teknologi di bidang Kebutuhan


Dasar Manusia

1. Penelitian dalam bidang kesehatan

Riset dan teknologi di bidang kesehatan dalam tahun angga-


ran 1981/82 antara lain mencakup kesehatan berbagai lingkung -
an, usaha peningkatan pelayanan kesehatan, bidang farmasi dan
keluarga berencana. Penelitian pengembangan kesehatan menunjang
pengambilan keputusan antara lain dalam pelaksanaan dan penge
lolaan berbagai program kesehatan serta penilaian tentang dam-
paknya. Jumlah penelitian yang dilaksanakan antara lain adalah
sebanyak 5 penelitian tentang pelayanan kesehatan; 18. peneliti-
an tentang masalah penyakit; 6 penelitian tentang gizi; 4 pene

XVII/7
litian tentang lingkungan hidup; dan 5 penelitian tentang
farmasi.

Dengan memanfaatkan penelitian teknologi nuklir telah dila


kukan sterilisasi dengan radiasi gamma pada beberapa jenis alat
kedokteran seperti alat suntik kateter, alat kontrasepsi, dan
berbagai macam sediaan farmasi salep mata, antibiotika, bedak
bayi dan bahan jamu tradisional. Mengingat perkembangan peng
gunaan radioisotop dalam kedokteran nuklir, maka pengembangan
dalam membuat sediaan radiofarmasi mendapat perhatian yang uta
ma. Sehubungan dengan penggunaan radioisotop dalam bidang ke-
dokteran ini telah berhasil dibuat aumber radioaktif terbung
kus, ialah Co-60 dan In-192.

2. Penelitian dalam bidang pertanian

Pembangunan pertanian yang terus meningkat memerlukan du-


kungan penelitian guna menemukan berbagai alternatif dalam men
capai tujuan. Sehubungan dengan itu, maka sampai dengan tahun
1982 telah diadakan 32 penelitian komoditi. Di samping itu
telah diadakan pemantapan program penelitian yang diusahakan
secara terpadu dengan peningkatan produktivitas dampak peneli
tian, usaha penyebaran hasil pertanian, dan perluasan wilayah
penelitian.

Penelitian pertanian mencakup empat kelompok utama, ialah


kelompok penelitian pangan, kelompok penelitian non-pangan,
kelompok agro-sosio-ekonomi, dan kelompok penelitian sumber
daya alam pertanian.

Di bidang penelitian pangan telah berhasil dikembangkan be -


berapa varitas unggul tahan wereng seperti jenis-jenis Asahan,
Brantas, Citarum, Serayu, Cisedane, Semeru, Cimandiri, Barito,
dan Cipunagara. Di samping itu dalam bulan September 1981 telah
pula dilepas tiga varitas yang dikenal sebagai PB 50 untuk IR
50, PB 52 untuk IR 52 dan PB 54 untuk IR 54 . Ketiga varitas
tersebut cukup tahan terhadap penyakit virus Tungro di dataran
rendah. Selain itu telah dilepas pula varitas Gata dan Gati un -
tuk lahan kering, varitas Adil dan Makmur, Gemar, Semeru dan
Batang Agam untuk dataran tinggi, sedang varitas IP 42 dan Ba-
rito untuk daerah pasang surut.

Jenis palawija yang telah dilepas pada tahun 1981 ialah


varitas unggul jagung, ubi jalar, kacang hijau, dan kedelai.
Jenis unggul baru jagung yang baru dilepas dan diberi nama Pa-
rikesit mempunyai potensi hasil 4,5-5,0 ton/ha pipilan kering
XVII/8
dan tahan terhadap penyakit bulai. Di samping itu ada dua vari -
tas unggul baru ubi jalar yang diberi nama Prambanan dan Boro -
budur dan varitas unggul baru kacang hijau dan kedelai yang
masing-masing diberi nama Merak dan Galunggung.

Dalam bidang penelitian pendayagunaan sumber daya nabati


telah dilakukan penelitian terhadap sumber karbonhidrat, sumber
protein, sumber vitamin dan mineral, dan sumber bahan industri.

Penyakit cacar daun cengkeh yang pada akhir tahun 1981 me


landa areal pertanaman cengkeh di Lampung seluas + 45.000 ha,
yang merupakan kurang lebih 74% dari seluruh pertanaman, telah
dapat ditemukan penyebab utamanya yaitu cendawan Phyllasticta
sp, yang sering pula disebut Phoma sp. Meskipun cendawan ini
tergolong parasit lemah, namun dalam keadaan tertentu dapat
menyebar secara meluas, sehingga mempunyai potensi epidemik.
Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan fungisida Dithane M45
(3 gram/liter).

Penelitian pendayagunaan sumber daya renik meliputi peneli-


tian-penelitian pengaruh inokulasi, penyebaran azolla, penye-
baran ganggang biru, kualitas dan daya simpan ragi oncom, ta-
pai, protein sel tunggal dan mikro-biodegradasi limbah pertani -
an.

Penelitian perkebunan terutama ditujukan pada peningkatan


produksi beberapa komoditi ekspor seperti karet, kelapa sawit,
coklat, tebu, kelapa, tembakau dan cengkeh. Dari penelitian
pada komoditi karet telah dihasilkan klon unggul RR 300 dan PR
303, teknik sadapan tusuk, teknik mengolah karet untuk sol se
patu dengan mutu lebih kuat untuk produksi rol mesin giling
gabah dan untuk kebutuhan aspal jalan raya. Pada komoditi ke
lapa sawit telah dihasilkan hibrida Dura Dumpy X Pisifera de
ngan kemampuan produksi 30% di atas varitas yang dikenal ter-
dahulu. Pada kopi dikembangkan klon unggul BP 409. Pada coklat
dikembangkan hibrida ICS 60 x SCA 6, SCA 12 x ISC 60 dan DR 2 x
SCA 12. Pada teh dikembangkan klon TR 2024, TRI 2025, Kura 8,
Cin 143 dan SA 40. Pada tebu ditemukan 19 klon seri Ps yang
tahan penyakit mozaik, sedang dalam bidang kelapa dikembangkan
hibrida genjah X Nias. Pada komoditi tembakau telah dihasilkan
varitas unggul yang resisten terhadap penyakit lanas. Pada ka-
pas dikembangkan BTK 12 dan IA Compincs yang cocok untuk Sula
wesi Selatan. Pada tanaman obat-obatan diketemukan suatu vari-
tas yang cocok bagi sumber bahan baku kontrasepsi oral yaitu
Costus speciocus dan Solanum khasianum.

Penelitian kehutanan telah menghasilkan pedoman pengenalan

XVII/9
jenis pohon ekspor, metode penerapan sistem silvikultur di
dalam kegiatan pengusahaan berbagai tipe hutan, metode in
ventarisasi pohon hutan alam, tanaman yang cocok untuk rebo-
isasi/penghijauan belukar dan padang alang-alang, pengenalan
sifat-sifat dasar 267 jenis kayu perdagangan, kayu yang cocok
untuk patung dan bantalan poros baling-baling kapal, klasifika
si keawetan 9 1 jenis kayu terhadap rayap kayu kering, bahan pe-
ngeringan 5 0 jenis kayu, pengenalan sifat venir dan kayu lapis
dari 141 jenis kayu, 136 jenis kayu untuk papan wol kayu, tek-
nologi baru untuk pembuatan briket arang dan cara transportasi
kayu di daerah pegunungan.

Di bidang agroekonomi telah dikaji program pembangunan per-


tanian seperti Intensikasi Khusus (INSUS) dan Perkebunan Inti
Rakyat (PIR) serta penyusunan suatu sistem komoditi dan nilai
tukar komoditi pertanian.

Di bidang sumber daya tanah telah dinilai potensi + 167


juta ha sumber daya tanah, dari 56 lokasi calon lahan transmi
grasi seluas 846.000 ha.

Penelitian peternakan menghasilkan pemantapan sistem-sistem


persilangan antara sapi lokal dengan sapi potong unggul, model
pengembangan peternakan domba dan kambing, cara pemanfaatan
produk peternakan secara efisien dan mudah. Di bidang makanan
ternak, dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan efisiensinya.

Penelitian penyakit hewan menghasilkan penyempurnaan cara-


cara penanggulangan hama dan penyakit hewan, metode produksi
bahan hayati obat-obatan hewan, cara-cara mendiagnosa beberapa
penyakit hewan, produksi vaksin dan antiserum, pengujian macam-
macam obat hewan di pasaran.

Penelitian peternakan telah menghasilkan vaksin pencegah


dan pemberantas penyakit ngorok pada sapi dengan suatu keke
balan yang lebih lama pada sapi, walaupun dengan dosis yang
lebih rendah. Juga teknik pemakaiannya lebih mudah. Melalui
kawin suntik pada sapi potong dan sapi perah telah pula di
peroleh genetik lebih baik. Demikian pula telah dapat dikem
bangkan efisiensi pemanfaatan bahan makanan ternak dari limbah
hasil pertanian dan telah ditemukan bibit unggul petelur pada
unggas.

Dalam bidang penelitian perikanan telah ditemukan sumber-


sumber potensi baru seperti ikan cakalang, ikan tuna, dan
udang. Di samping itu telah ditingkatkan pemberantasan penyakit
ikan dan perbaikan teknologi penanganan ikan di kapal-kapal.
XVII/10
Demikian pula telah ditingkatkan budidaya rumput jenis Enchena
spinasun.

Penelitian pendayaan sumber daya hewani meliputi inventari


sasi sifat morfologi pada beberapa jenis unggas dan keanekara
gaman domba dan ayam. Di samping ini diteliti pula pertumbuhan
remis (corbicula Javanica), perilaku kehidupan udang, dan di
adakan pula penelitian terhadap jumlah jenis serangga.

Beberapa penelitian dengan teknik nuklir dilakukan terutama


untuk peningkatan produksi pangan, antara lain :

a) Pemuliaan tanaman

Kegiatan pemuliaan tanaman padi dimulai secara intensif


pada tahun 1972 dengan menggunakan radiasi gamma dan mutagen
kimia Ethylmethane Sulfonat. Varitas unggul No. A 13/PsJ/72K,
A23/PsJ/72K dan A33/PsJ/72K, ternyata perlu diganti dengan va
ritas Pelita I dan galur mutan No.A23/PsJ/72K yang setelah di-
radiasi oleh sinar gamma tahan hama wereng coklat. Dari kegiat-
an ini telah diperoleh sepuluh galur mutan sesuai yang diingin
kan, dan yang kini sedang mengalami pengujian daya hasil, eva
luasi mutu, rasa dan sifat-sifat agronomi, dan daya adaptasinya
di beberapa lokasi.

Selain itu usaha pemuliaan padi yang bertujuan meningkatkan


kandungan protein varitas Pelita I/1 dan PB5 telah menghasilkan
sekitar 12 galur mutan dengan kadar protein yang lebih tinggi,
dan pada waktu ini sedang diuji daya produksi dan adaptasinya.
Dari varitas yang sama telah diperoleh pula 5 galur mutan yang
tahan penyakit bakteri busuk daun dan 5 galur mutan yang tole-
ran terhadap penyakit busuk pelepah. Juga galur-galur ini kini
sedang mengalami evaluasi daya hasil sifat agronomi dan adapta
sinya terhadap lingkungan.

Suatu kegiatan pemuliaan tanaman kacang-kacangan kedelai


dimulai pada tahun 1976 dengan tujuan utama meningkatkan poten-
si daya hasil setelah diradiasi oleh sinar gamma, neutron cepat
dan beberapa mutagen kimia lainnya. Kira-kira 15 galur mutan
yang diperoleh kini sedang diuji kemantapan daya hasil dan
adaptasinya. Demikian pula 10 galur mutan yang genjah dan
pendek sedang diuji daya hasil dan kesesuaiannya untuk pola
tanaman tumpang sari. Kegiatan selanjutnya dilaksanakan dengan
memasukkan aspek fiksasi nitrogen secara simbiotik dalam kri
teria seleksi. Selain itu penelitian juga ditujukan untuk
memperoleh varitas kedelai yang tahan terhadap penyakit karat
dan varitas yang dapat beradaptasi di dataran tinggi.

XVII/11
Sejak tahun 1979 dalam pemuliaan tanaman kacang hijau diu
sahakan untuk memperoleh varitas yang genjah. Demikian pula
usaha pemuliaan jagung bertujuan memperoleh varitas yang tahan
terhadap penyakit bulai.Kedua kegiatan ini masih dalam tahap
pemurnian hasil seleksi.

b) Pemberantasan hama.

Penelitian dengan pendekatan pemandulan serangga demi pe -


ngendalian hama kubis Plutella dan Crocidolomia dilanjutkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik serangga mandul
dapat digunakan untuk menekan populasi kedua jenis hama terse-
but. Pada hama Plutella pelepasan serangga yang telah diradiasi
dengan dosis 30 krad sebanyak 9 kali jumlah serangga normal te-
lah dapat menekan populasi FL-nya dengan sekitar 61% untuk ska-
la laboratorium, 55% untuk skala semi lapangan dan 45% untuk
skala lapangan. Pada penelitian hama Crocidolomia, pelepasan
serangga radiasi dengan dosis 40 krad sebanyak 9 kali jumlah
serangga normal telah dapat menekan populasi FL-nya dengan se-
kitar 65% untuk skala laboratorium, 60% untuk skala semi lapa-
ngan dan 50% untuk skala lapangan.

Pengembangan metode penandaan kedua jenis hama tersebut


dengan isotop P-32 melalui makanan buatan telah berhasil dengan
baik. Penggunaan serangga bertanda untuk mempelajari fluktuasi
populasi telah dilaksanakan secara longitudinal terhadap hama
Crocidolomia di Cipanas.

Pada tahun 1981/82 telah dirintis penelitian dengan tekno


logi "insect sex pheromone" dalam rangka pemberantasan hama se
cara terpadu. Penelitian pendahuluan telah dilaksanakan terha-
dap hama jenis penggerak batang padi tipe Chilo suppressalis,
Tryporiza incertulas dan hama kubis Crocidolomia binotalis.

c) Pemupukan tanah dan nutrisi tanaman.

Hasil penelitian dengan isotop N-15 pada pemupukan nitrogen


di persawahan pasang surut di Delta Upang (Palembang) menunjuk
kan bahwa efisiensi serapan teknologi ini mencapai sekitar 25%
dari pupuk yang diberikan. Efisiensi ini sangat rendah bila di -
bandingkan dengan efisiensi serapan di tanah mineral sebesar
50%. Penelitian untuk meningkatkan efisiensi tersebut diterus-
kan baik dengan penambahan unsur-unsur mikro Zn, Cu dan Mo,
maupun dengan berbagai cara pemupukan.

Penelitian status kesuburan Zn pada lahan sawah menghasil-


XVII/12
kan suatu sistem pengelompokan lahan sawah intensif di Jawa
Barat bagian utara dan selatan menjadi empat kategori yaitu ke
lompok : (1) sangat kekurangan Zn, (2) kekurangan Zn, (3) me-
miliki potensi kekurangan Zn, dan (4) tidak kekurangan Zn.

Sejak tahun 1980 kegiatan penelitian tanah dan nutrisi ta-


naman ditingkatkan melalui percobaan pemupukan nitrogen dan
fosfat pada sistem/pola tanaman tumpang sari di daerah Lampung
dengan menggunakan pupuk urea N-15 dan pupuk TSP P-32.

d) Nutrisi ternak

Demi peningkatan produksi ternak, komposisi makanan ternak


merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan. Sehubungan
dengan itu telah dilakukan pengamatan pengaruh unsur mineral
kalsium, fosfor dan selenium pada ternak ayam dan produksinya.
Ternyata bahwa kekurangan mineral ini sangat mempengaruhi per-
tumbuhan maupun hasil produksinya. Kegiatan ini dilanjutkan de
ngan pengamatan pengaruh penambahan selenium pada proses per -
tumbuhan ayam dan produksi telur.

Di samping itu telah diteliti pula kadar mineral dalam rum-


put yang ditanam, yang dikonsumsi serta yang terdapat dalam
tubuh ternak potong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kan
dungan fosfor, tembaga dan seng dalam rumput yang menjadi ma-
kanan ternak potong lebih rendah daripada jumlah yang diper
lukan oleh ternak tersebut. Kemudian diadakan pula penelitian
tentang kandungan mineral pada sapi potong yang dihubungkan
dengan produksi ternak potong. Di samping itu juga diteliti
penggunaan sisa-sisa pertanian/industri dan rumput berkadar
protein rendah sebagai bahan makanan ternak ruminansia .

Penelitian kegiatan radioimmunoassay dimulai dalam rangka


pemeriksaan kadar insulin dalam kasus hepatitus pada manusia.
Pemeriksaan kadar hormon reproduksi pada kambing, kerbau, dan
manusia merupakan tahap berikutnya dalam rangkaian kegiatan ini .

e) Pemberantasan penyakit hewan

Dalam usaha pencegahan penyakit hewan telah dilakukan pene-


litian pemanfaatan radiasi untuk melemahkan virus Coccidia, pe-
nyebab penyakit pada ayam kecil. Melalui vakainasi minyak aju -
van dan imunisasi melalui radiovaksinasi pada anak ayam diha-
rapkan penyakit ini dapat berkurang. Kecuali itu juga diusa-
hakan untuk mengurangi penyakit sura yang disebabkan oleh virus
/baksil Trypanosoma dengan penggunaan isotop Cr-51 dan 1-131 .

XVII/13
f) Ransum makanan ternak.

Penelitian dilakukan untuk mencari susunan yang baik untuk


hara renik dalam ransum makanan ayam serta ransum yang mengan-
dung nitrogen non-protein dan limbah pertanian bagi ternak
kerbau.

g) Penelitian jasad renik.


Penelitian mikrobiologi meliputi aspek pengawetan pangan,
sterilisasi melalui radiasi, dan peningkatan kesehatan dan
lingkungan. Di samping itu dalam fase penelitian dasar, antara
lain dikembangkan metode pemeriksaan toksin Clostridium botuli
num, efek radiasi pada struktur makromolekul dari sel bakteri,
dan penelitian bakteri pencuci hara mineral sulfida yang me -
ngandung uranium. Penelitian ini meliputi penyusunan peta se
baran Clostridium botulinum dan Vibrio parahaemoliticus di per
airan Indonesia, isolasi dan identifikasi jenis bakteri dan
bahan makanan yang bersifat tahan radiasi, alat kedokteran dan
hasil farmasi, ekologi jenis bakteri yang berhubungan dengan
pengawetan ikan, termasuk bakteri yang bersifat halofilik,
termofilik, psikrofilik dan tanah radiasi, uji pembentukan
toksin C1. botulinum pada ikan yang telah mendapat dosis radia-
si, radiasi Salmonella pada makanan ternak, fermentasi mikrobi ologi
dan penelitian pengolahan biji uranium secara bakteri ologik.

3. Penelitian dalam bidang pengolahan dan pengawetan


bahan pangan

Selanjutnya penelitian dimanfaatkan untuk memperbaiki dan


mengembangkan cara-cara pengolahan dan pengawetan bahan pangan
bergizi tinggi, aman, dan murah, yaitu dengan menggunakan sum-
ber-sumber bahan nabati berprotein tinggi secara efisien .

Hal ini dilakukan melalui penelitian proses fermentasi mau-


pun non-fermentasi, evaluasi bahan mentah dan produk secara
organoleptik, kimia, dan biologik pengawetan. Hasil-hasil yang
dicapai oleh penelitian adalah sebagai berikut .

a) Pengaruh substrat terhadap daya tahan simpan inokulum tempe

Tempe sebagai salah satu makanan khas Indonesia dibuat se-


cara fermentasi. Dalam proses fermentasi ini inokulum memegang
peranan yang sangat penting. Berbagai macam inokulum seperti
usar, inokulum daun pisang dan inokulum bubuk dapat digunakan
dalam proses fermentasi tempe. Tiap daerah mempunyai kebiasaan

XVII/14
nya sendiri dalam hal penggunaan inokulum ini. Pengusaha tempe
di daerah Jawa Barat menggunakan inokulum bubuk sedang di dae
rah Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan usar sebagai inoku-
lum.

Dalam penelitian ini perhatian dicurahkan pada pembuatan


inokulum bubuk. Tiga macam substrat yaitu beras,gabeng, dan
campuran gabeng dan kedelai (9 : 1) telah digunakan untuk pem-
buatan inokulum bubuk. Sebagai mikroorganisme telah digunakan
biakan murni Rhizopus oligosporus L 36 dan biakan campuran yang
berupa inokulum pasar. Inokulum tersebut disimpan pada suhu
kamar dalam kantong plastik tertutup. Hasil pengamatan menun-
jukkan bahwa selama penyimpanan, daya germinasi dari inokulum
tersebut menurun. Kecepatan penurunan daya germinasi itu ber-
beda untuk masing-masing substrat dan mikroorganisme.

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa daya sporulasi


Rhizopus oligosporus L 36 maupun biakan campuran (inokulum
pasar) selama proses pembuatan inokulum ialah paling tinggi
pada substrat beras, disusul oleh substrat campuran gabeng dan
kedele (9 : 1), dan yang paling rendah pada substrat gabeng.
Ternyata bahwa inokulum substrat beras dapat disimpan lebih
lama daripada substrat gabeng; inokulum bubuk dapat diperguna
kan sebagai awal proses pembuatan inokulum bubuk.

Hasil fermentasi menunjukkan bahwa tempe dapat dibuat dari


berbagai kacang-kacangan seperti kecipir, kacang gaji, lamtoro
sabrang, koro wedus, orok-orok dan koro benguk, dalam campuran
5 - 10% tepung kedelai. Evaluasi secara organileptik, kimia dan
biologik dari jenis-jenis tempe ini maupun terhadap bahan baku
nya sedang dilakukan.

b) Pembakuan inokulum untuk oncom.

Penelitian inokulum oncom bertujuan memperoleh inokulum


bentuk bubuk untuk pembuatan oncom agar dapat disimpan lama.
Dalam penelitian ini telah dapat dihasilkan inokulum bentuk
bubuk yang dibuat dari substrat beras dan bekatul, dan diinoku
lasi dengan Neurospora sp. sebagai hasil isolasi dari jamur
oncom pasar. Ternyata bahwa warna, aroma dan rasa oncom buatan
ini mirip oncom pasar.

Penelitian terhadap daya tahan simpan inokulum oncom dari


bungkil kacang tanah, maupun penelitian terhadap spora hidup-
nya, membuktikan adanya variasi daya tahan simpan dari 1 -23
bulan. Selain itu jumlah spora hidup berkurang selama penyim -
panan, yaitu dari jumlah semula per gram inokulum adalah

XVII/15


1.010.000 - 76.000.000 unit menurun menjadi 1.900 - 11.200.000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulum dengan jumlah spora
hidup tinggi pada awal proses penyimpanan tidak selalu mempu
nyai daya tahan simpan yang lama. Hal ini ternyata ditentukan
oleh kecepatan menurunnya jumlah spora hidup selama penyimpan an.
Rata-rata dari jumlah spora yang hidup, jumlah unit spora per
gram inokulum pada akhir penyimpanan menentukan substrat yang
masih dapat menghasilkan oncom yang diperoleh. Hal ini
bergantung pada substrat yang digunakan pada waktu pembuatan
inokulum (yaitu 2,9 x 10 untuk inokulum dari beras dan 3,8 x
5

10 6 untuk inokulum dari bekatul).

Pada penelitian ditemukan pula bahwa penambahan ampas tahu


pada pembuatan oncom dari bungkil kacang tanah dalam batas ter
tentu dapat meningkatkan keaktifan inokulum. Terbukti pula
bahwa penggunaan aubstrat campuran onggok ampas tahu dan bulgur
dengan berbagai komposisi akan menghasilkan oncom dengan nilai
gizi yang berbeda-beda.

Dalam penelitian perbandingan telah dicoba produksi 21


jenis oncom dari bungkil kacang tanah, bulgur, ampas tahu dan
campuran bungkil, kacang tanah, bulgur dan ampas tahu dengan
berbagai komposisi. Tujuan penelitian ialah mengetahui pengaruh
substrat campuran terhadap penguraian oleh jamur selama fermen-
tasi, dibandingkan dengan produksi oncom dengan substrat
tunggal komposisi kimia.

Hasil-hasil analisa meliputi penentuan kadar air, abu,


lemak total N, soluble N, Amino-N, Reducing sugar. NH3, (N
bebas) dan kelarutan padatan dari oncom.

Hasil interpretasi sementara menunjukkan adanya relasi


antara penyimpangan dari sifat aditif campuran terhadap sifat
komponennya. Pendekatan penelitian lain mencoba meneliti hubu
ngan-hubungan fungsi kenaikan kadar protein dengan jenis bahan
dasar campuran.

c) P e n g a r u h p e n i n g k a t a n s k a l a p e r c o b a a n p a d a p e n g u r a i a n p r o
tein selama fermentasi kecap.

Dalam tahun anggaran 1981/82 telah diteliti perbaikan


teknik produksi kecap pada skala laboratorium (50 gram kedelai)
dan skala yang lebih besar (25 Kg kedelai). Kecuali itu telah
diteliti proses penguraian aseptik dan protein kecap dalam ska-
la 50 gram dengan kondisi sterilisasi 1 jam pada tekanan 0,8 kg
per cm (116C). Juga telah diuji proses fermentasi kacang
selama 3 hari pada 30C dan kelembaban nisbi (RH) setinggi

XVII/16
52% dengan menggunakan biakan murni Aspergillus Cryzae. Di sam
ping itu juga diadakan percobaan fermentasi air garam dengan
larutan 20% NaCl dalam perbandingan 1:3 (b/v atau berat kede -
lai/volume larutan NaCl).

Pada fermentasi kecap skala 25 kg, kedelai dikukus selama 2


jam. Inokulasi pada tahap fermentasi kapang dengan inokulum
bubuk (0m3%/b) dibuat dari A.Cryzae dan beras. Ruang inokulasi
(3,2 x 2,8 x 3,1 m) diatur hingga suhu ruangan sampai mencapai
28-30 0 C dan RH 55-65%. Fermentasi air garam dilakukan dengan
cara yang sama seperti pada skala kecil. Pada skala besar sela-
ma 3 hari proses fermentasi kapang, pelarutan nitrogen dan pe -
larutan amino nitrogen terhadap N total dari kedelai masing -
masing mencapai harga 20% dan 6%. Hasil ini juga lebih kecil
daripada yang dicapai pada skala kecil. Sedang pada skala besar
untuk fermentasi air garam selama 4 bulan, pelarutan nitrogen
dan pelarutan amino nitrogen terhadap N total dari kedelai,
masing-masing mencapai harga 28% dan 3% lebih kecil daripada
yang dipakai pada skala kecil. Pelarutan zat padat pada skala
besar 2% lebih besar daripada yang dicapai pada skala kecil.

d) Pengawetan tahu dengan kemasan kaleng

Tahu merupakan bahan makanan yang mempunyai daya tahan ren


dah yaitu tidak lebih dari dua hari. Suatu keberhasilan penga
wetan akan memungkinkan perluasan daerah pemasaran .

Suatu penelitian tahu berusaha mengawetkan tahu melalui pe-


ngalengan dengan proses penguapan ("Steaming") sekitar 15 me
nit, dan penambahan cairan bahan pengawet Na-benzoat atau air
garam. Percobaan ini juga dilakukan terhadap tahu yang telah
dimasak dengan bumbu. Melalui pengalengan, penguapan tekanan
(vakum) dan proses sterilisasi autoklaf pada kondisi suhu
1150C, tekanan 1 kg/cm2 selama 15 menit, dicapai tahan tahu
kaleng sampai 8 bulan.

Penelitian yang sama dilakukan terhadap tahu dalam kaleng


datar, cembung, berkarat, dan lain-lain. Di samping itu juga
dilakukan uji organoleptik penelitian terhadap rupa, konsisten-
si, tekstur, rasa, dan dari bahan dasar yang dipakai bau; uji
kimia penelitian terhadap pH, jumlah asam dan kadar protein;
dan uji mikrobiologik.

e) Pengawetan tempe dengan kemasan kaleng.

Seperti halnya pada pengalengan tahu, maka pengawetan tem -

XVII/17
pe/tempe olahan secara pengalengan telah selesai diteliti. Pada
penelitian tempe yang diteliti ialah penetrasi panas sebelum,
selama, dan sesudah sterilisasi pada proses dalam retort. De-
ngan menggunakan teori Gillespi dapat ditentukan secara mate
matik temperatur dan waktu pemanasan yang paling tepat untuk
memperoleh mutu optimal produk makanan tempe yang dikalengkan.
Hal yang sama sedang dilakukan dengan pengalengan masakan tahu .

4. Penelitian Biologi Biota Laut yang berpotensi ekonomi .

Dalam bidang Biologi Biota Laut telah dilakukan berbagai


penelitian sebagai berikut.

a) Ikan Kuro yang diperoleh dari perairan muara Sungai


Musi, Palembang. Berdasarkan pertimbangan tehnis ekonomis hanya
satu jenis ikan kuro yang diteliti, ialah Eleutheronema tetra-
daetylum. Data yang dikumpulkan meliputi ukuran panjang, rasio
kelamin, makanan, parasit dan lain-lain. Dalam pengumpulan ikan
kuro diperoleh pula informasi mengenai beberapa suku yang pen
ting, yaitu Cluperdae, Clurocendidae, Tricheuridae, dan Ariedae .

b) Ikan Lencam disampel di Pulau Pari setiap bulan dari


bulan Juni 1981 sampai Maret 1982. Dari lima jenis ikan lencam
di perairan sekitar Pulau Pari, yang biasa tertangkap adalah
Letherinus obsoletus dan L. harak. Untuk kedua jenis lencam ini
dipelajari hubungan panjang berat dan perkembangan gonad (organ
kelamin reproduksi).

c) Kepiting (Scylla Serrata) yang diteliti ialah jenis


Scylla Serrata di perairan Cilacap. Contoh kepiting diperoleh
untuk musim barat, musim timur dan dua musim peralihan. Para-
meter yang diamati ialah ukuran kerapas, berat binatang, ke
lamin dan tingkat tingkat kematangan seluruhnya.

d) Udang Karang diteliti di perairan Pelabuhan Ratu dan


Pangandaran. Parameter yang diamati meliputi panjang kerapas,
panjang obdomen, kelamin reproduksi. Dari lima jenis udang
karang, yang paling banyak ditemukan ialah Panulirus penici-
latus.

e) Kerang Enak (Fragum unedo.L) banyak digunakan penduduk


sebagai sumber protein. Oleh karena itu diteliti kadar protein-
nya sepanjang tahun. Untuk itu dilakukan analisa kandungan pro
tein berkala setiap bulan, yang memperlihatkan besaran kandung-
an protein antara 18,65-19,50%. Ini berarti bahwa kadar prote
innya sama, atau lebih tinggi dari daging sapi (18,00%). Kadar
lemak Kerang Enak berkisar antara 1,02-1,65% yang berarti lebih

XVII/18
rendah dari kadar lemak pada daging sapi.

f) Kerang Hati diteliti aspek biologiknya (Aerostererig -


marugosa) khusuanya mengenai siklus reproduksinya. Dengan mene
liti perkembangan gonadnya secara berkala tiap bulan diketahui
bahwa kerang ini memijah sepanjang tahun.

g) Acanthastes planci, yang tergolong jenis binatang laut


pemangsa koral (coral polyt), terdapat dalam jumlah besar dan
dapat merusak terumbu karang yang ada. Oleh sebab itu populasi
binatang ini perlu terus diamati demi tindakan pengamanan.

h) Budidaya Rumput Laut terhadap alga Encheuma spenoi


des, E.Serra dan Gracilaria lichenoides dilakukan di Pulau Pari-
dan di pantai Terosa, Bali, terutama waktu musim timur. Pertum
buhan alga Pulau Pari umumnya mencapai 3 - 4% berat per hari
sampai umur 60 hari. Di perairan pantai Terosa hasilnya kurang
lebih sama. Berat maksimum yang dicapai pada umur dua bulan untuk
E.Spenosum 500 - 600 gram dari bibit 25 - 50 gram.

i) Budidaya Rajungan dipusatkan pada usaha penekanan mor -


talitas burajak (benih). Usaha ini belum berhasil karena pera-
latan pembiakan sedang dikembangkan.

j) Budidaya Ikan Beronang diadakan sebagai tahap persiap


an. Tahap ini dipusatkan pada pengungkapan musim pemijahan in
duk beronang. Pengetahuan ini diperlukan dalam kaitannya dengan
pengumpulan bibit ikan. Cara yang digunakan ialah menginventa
risasi dan mengikuti perkembangan gonad jenis-jenis ikan bero
nang. Hasil sementara mencatat tiga jenis dominan ikan beronang
yaitu Siganus guttatus , S. verniculatus dan S. vergatus

b. P r o g r a m U t a m a R i s e t d a n T e k n o l o g i d i b i d a n g S u m b e r D a y a
Alam dan Energi.

Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang Sumber


Daya Alam dan Energi diarahkan untuk meneliti usaha pemanfaat
an, pemeliharaan dan pengamatan sumber daya alam dan energi
untuk pembangunan nasional. Kegiatan ini meliputi penelitian
dan pengembangan teknologi sumber alam hayati, nonhayati, ener-
gi konvensional dan non-konvensional, serta masalah bencana
alam. Dalam hubungan ini diadakan pula kegiatan eksplorasi,
konservasi, diversifikasi dan indeksasi masalah energi.

Inventarisasi dan evaluasi kekayaan alam melalui pemotretan


udara Program Pemetaan, Inventarisasi dan Evaluasi Sumber dalam

XVII/19
daya Matra Darat mempunyai dua tujuan, yaitu : produksi peta
dasar dan inventarisasi sumberdaya. Dalam pemotretan udara
wilayah nasional dicapai hasil sebagai berikut :

1) Untuk Sumatera, Irian Jaya dan Maluku pemotretan udara di -


selenggarakan pada skala 1 : 100.000 dengan pankromatik
superwide angle photography. Pemotretan udara skala kecil
ini selanjutnya dilengkapi dengan pemotretan infra-merah
pada skala sekitar 1 : 50.000 secara selektif.
2) Untuk Kalimantan dan Sulawesi dipergunakan sistem kamera
ganda untuk secara simultan memperoleh potret udara in-
fra-merah berwarna (falsc - colour) pada skala 1 ; 60.000.
Potret pankromatik diperoleh dengan superwide angle, se-
dangkan yang infra-merah dengan lensa wide-angle.
3) Untuk daerah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan dipergunakan
sistem serupa, akan tetapi dengan skala 1 : 50.000 untuk
potret pankromatik dan 1 : 30.000 untuk potret infra-merah
berwarna (false colour).

Pemetaan topografi dasar menyediakan peta dasar yang disin -


kronkan dengan hasil inventarisasi sumberdaya menurut ilmu pe -
ngetahuan dan teknologi mutakhir.

Pengadaan jaring kontrol geodesi dan jaring kontrol pemeta


an dilakukan dengan sistem penentuan posisi satelit dan survai
A.P.R. Pemadatan kontrol dilakukan dengan triangulasi udara dan
program P.A.T.M untuk proses perhitungan dan peralatannya, se -
dangkan proses fotogrametri menggunakan sistem ortho - photo
dalam pembuatan petanya.

Sistem teknologi pemotretan tersebut di atas meningkatkan


efisiensi dan kecepatan pembuatan peta. Selain itu peta dasar
berdasarkan teknik ortho-photo, di samping lebih cepat dari
pada teknik peta topografi garis konvensional, juga memberi in
formasi yang lebih banyak kepada lembaga-lembaga pemetaan sum -
berdaya.

Inventarisasi dan kompilasi data sumberdaya pulau Sumatera


pada skala 1 : 250.000 telah selesai dilaksanakan.

Kegiatan pemetaan dasar nasional matra darat telah menyele


saikan survai geodesi di 44 stasiun; jaring sifat dasar teliti
140 km; survai penegasan perbatasan sepanjang 11,7 km; penceta-
kan peta topografi skala 1 : 50.000 sebanyak 39 lembar; foto-
grafi dan kartografi 23 lembar; pengukuran stasiun Laplace di 2
stasiun, dan toponymy 39 copy gazetteer.

XVII/20
Hasil-hasil yang telah dicapai kegiatan inventarisasi dan
evaluasi sumberdaya darat nasional adalah : pemetaan areal ka
ret, sagu dan lingkungan pantai seluas 520.000 ha; sistem in
formasi sumberdaya Sulawesi dengan skala 1 : 250.000 sebanyak
10 sheet; 60%, dari pembuatan peta geografi dari 6 propinsi;
atlas sumberdaya Jawa dan Madura sebanyak 10 tema ; dan 50%
pengembangan sistem informasi citra penginderaan jauh untuk
survai regional.

Hasil-hasil yang telah dicapai oleh kegiatan survai hidro-


grafi di selat Makasar adalah : survai lapangan rekonesan 3.650
mil2, pengukuran hidrografi 5.110 mil2, pengukuran magnetik
6.600 mil2, pembuatan peta 1.400 lembar.

Penelitian meteorologi dengan citra satelit cuaca, telah


menghasilkan peta medan angin untuk wilayah Indonesia untuk me-
nunjang keperluan pemotretan udara dalam menentukan daerah dan
waktu pemotretan yang tepat dan mengetahui daerah-daerah yang
mempunyai intensitas jala optimal. Pembuatan peta liputan awan
wilayah Indonesia memberi informasi tentang daerah hujan di
kepulauan Nusantara dan memungkinkan adanya informasi tentang
kemungkinan daerah yang mendapat gangguan cuaca. Dalam menun
jang peningkatan peramalan cuaca di samping roket cuaca juga
digunakan balon stratosfir dan balon sonda. Dengan wahana ter-
sebut berhasil diperoleh data meteorologi sampai ketinggian 75 km.

Dalam bidang pemotretan pangkalan udara telah selesai in-


terpretasi foto udara dari 5 pangkalan udara serta masing-
masing foto mozaiknya.

Penelitian dan pengembangan energi angin telah menghasilkan


beberapa prototip kincir angin jenis Savonius bagi keperluan
pemompaan yang memperoleh debit air 4 liter/menit pada kecepat-
an angin 4 m/detik. Kinci r angin sudut majemuk untuk keperluan
yang sama telah menghasilkan 6 liter air/detik pada kecepatan
angin 5 m/detik. Penelitian teknoekonomi lebih lanjut menunjuk-
kan bahwa sistem kincir energi angin jenis Darrius bagi keper
luan pembangkitan listrik lebih murah untuk skala besar.

Dalam rangka penelitian matahari, LAPAN telah meneliti sun


spot, flare, dan noise-storm. Secara ilmiah pengaruh kejadian
fisika di matahari terhadap cuaca, iklim, radio komunikasi ser-
ta kehidupan di bumi belum dapat dibuktikan karena hal ini me
rupakan penelitian empirik yang memerlukan waktu penelitian se
suai siklus matahari (11 atau 12 tahun). Namun dari hasil ana-

XVII/21
lisa sementara ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh itu memang
ada. Penelitian intensitas matahari dan lamanya penyinaran ma
tahari akan menunjang pemanfaatan energi surya sebagai energi
alternatif. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengguna-
kan peralatan solarimeter di 8 lokasi di Pulau Jawa. Dari pene-
litian tersebut diperoleh gambaran intensitas radiasi di bebe
rapa tempat di Pulau Jawa, yaitu rata-rata antara 900 - 1900
joule/cm2/hari.

Penelitian mineral, air dan tanah merupakan penelitian ter


hadap sumberdaya alam yang vital bagi kehidupan bangsa. Ruang
lingkup kegiatan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Inventa-
risasi Sumberdaya Mineral, Inventarisasi Sumberdaya Air dan
Tanah serta Pertambangan skala kecil.

Kegiatan inventarisasi sumberdaya mineral dalam tahun ang


garan 1981/82 dipusatkan pada : a) mineral. logam dasar; b) ce
bakan khromit; c) mineral bahan pupuk; d) endapan betumen, dan
e) studi konsep dasar geologi.

a) Mineral Logam Dasar

Termasuk dalam logam dasar disini ialah Cu, Pb, Zn yang


umumnya terdapat dalam cebakan sulfida. Inventarisasi di Jam
pang Kulon (Jawa Barat) dan Muara Soma (Sumatera Utara). Di
Jampang Kulon (Cigarut) cebakan terdapat dalam urat-urat kuarsa
dengan penampang beberapa puluh sentimeter sampai dua meter.
Rakyat telah memanfaatkan cebakan tersebut dengan hasil 6-10
gram emas per ton bijih. Hasil studi memperlihatkan bahwa di
beberapa tempat prospek eksploitasi emas cukup menguntungkan.
Mineral aulfida Cu, Pb, dan Zn di Muara Soma terdapat pada ba
tuan tersier. Kandungan Cu sulfida cukup tinggi yaitu 1.060
ppm. Cebakan emas terdapat pada dua bentuk yaitu cebakan primer
dan "placer".Sebagian-cebakan emas placer yang terdapat di se-
panjang sungai Batang Gadis telah dikerjakan oleh rakyat dengan
cara pengayakan.

b) Cebakan Khromit

Mineral khromit erat hubungannya dengan batuan ultrabasa


yang cukup tersebar di Indonesia, bahkan terluas di dunia. Da
lam tahun 1981/82 penelitian dilakukan di daerah Riam Kanan di
Kalimantan Selatan dan di sekitar Malili, (Sulaweai Selatan).
Di Sulawesi Selatan cebakan khromit ditemukan pada lintasan
Malili/Soroako, sedang penelitian sementara di Riam Kanan belum
menemukan cebakan khromit.

XVII/22
c) Mineral Bahan Pupuk

Fosfat dan kalium merupakan bahan pupuk utama. Dalam tahun


1981/82 kegiatan penelitian dilakukan di Tonasa-Maros di Su
lawesi Selatan, Gunung Muria di Jawa Tengah, dan Kepala Burung
di Irian Jaya.

Di daerah Gunung Muria batuan yang mengandung K20 terse -


bar di daerah Ternadi dan di desa-desa Colo, Jolong, Tempur,
Ratawu dan Kali Bajang. Kandungan K20 di Kali Kembang (desa
Colo) mencapai rata-rata 7% berat dan jumlah cadangan batuan
diperkirakan sebesar 500 - 600 ribu ton.

Di Tonasa/Maros diteliti kadar fosfat pada endapan batu


gamping di daerah konsesi pabrik Semen Tonasa II dengan rasio
potensi rendah sebab kadar P205 rendah.

Penelitian di Kepala Burung baru merupakan tahap penjajagan .

d) Endapan Serpih Betumen

Serpih Betumen dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi


alternatif. Dalam tahun 1981/82 kegiatan penelitian dipusatkan
di daerah Ombilin. Hasilnya memperlihatkan bahwa potensi penye -
baran serpih betumen terdapat pada formasi Sangkarewang yang
berumur Eo-Ohgasin. Kadar minyak berkisar antara 0,20 3,91%
berat.

e) Konsep Dasar Geologi

Pengembangan konsep geologi mencakup sandi stratigrafi In -


donesia, model sedimentologi karbonat, konsep pembentukan kerak
bumi Indonesia serta pengembangan penggunaan data LANDSAT .

Penelitian sedimentasi karbonat pada formasi Rajamandala


(Jawa Barat) ditujukan untuk memperoleh model dari proses pem -
bentukan batu gamping. Hasil sementara menyimpulkan adanya dua
macam fosil pengendapan yaitu "coral reef" dan batu gamping.
Berdasarkan fosil foraminifera yang terkandung di dalamnya,
batu gamping tersebut berumur antara Oligasin Atas dan Miosin
Bawah.

Penerapan sandi stratigrafi pra-tersier Pulau Sumba dilak


sanakan untuk mengetahui posisi Pulau Sumba secara geologik.
Hasil sementara analisa memperlihatkan bahwa berdasarkan fosil
fosil amonit, polecypod, belemit dan crinoid, kemungkinan besar
batuan Pulau Sumba berumur semen kapur .

XVII/23
Penelitian di daerah Toba dan sekitarnya dimaksudkan untuk
mengetahui sejarah geologi Kuarter dari "Tuja Toba". Pengamatan
lapangan menunjukkan urutan batuan terdiri dari batuan pra ter
sier, formasi Pangururan, formasi Haranggaol, formasi Samosir,
dan formasi Sigura-gura. Empat formasi yang disebut terakhir
berturut-turut berumur 1,9; 1,3; 0,35; dan 0,2 - 0,1 juta tahun .

Daerah Pulogadung (Jakarta) mempunyai air tanah dangkal


dengan kualitas baik pada beberapa pematang pantai purba yang
melalui daerah tersebut. Dua pematang pantai menghasilkan air
tanah lebih baik daripada lainnya, yaitu yang berasal dari Ca -
kung ke arah Kampung Baru, dan dari Rawagelam ke Pedurenan. Di
luar daerah ini air tanah dangkal, pada umumnya mengandung ion
khlor lebih tinggi dari 1.000.

Ujung Pandang merupakan contoh sub-model pertama di luar


Pulau Jawa. Litologi daerah sebelah barat daerah ini lebih ber
pasir sedangkan ke arah timur lebih berlanau dan berlempung.
Batuan dasarnya adalah tufa, breksi tufa, konglomerat dan batu
lempung yang berumur Miosin. Air artesis tidak diketemukan, te -
tapi air tanah dangkal terdapat di bagian barat kota.

Tegal/Pekalongan merupakan wakil sub-model wilayah pesisir


kedua, yaitu yang lebarnya kurang dari 10 km. Pengamatan dan
pengukuran geolistrik menyimpulkan bahwa daerah ini terbentuk
dari tiga satuan batuan yaitu : a. batuan berbutir sedang di
lapisan permukaan; b. pasir yang mengandung air, dan c. batuan
tersier yang mengalasinya.

Jepara, Rembang, dan Pati mewakili sub-model wilayah pesi


sir ketiga, yaitu yang diapit oleh dataran tinggi. Di daerah
Jepara dijumpai dua macam litologi menonjol yaitu sedimen
vulkanik dan aluvium. Solum (lapisan) endapan vulkanik cukup
tebal namun tanah belum cukup berkembang.

Untuk pengembangan model wilayah pesisir ion-vulkanik dipi-


lih daerah Kalimantan Selatan. Daerah ini diapit oleh dua su -
ngai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas Kecil dan
sejak beberapa tahun mulai dimanfaatkan oleh para transmigran
dengan sistem pengairan pasang surut.

Penelitian di kepulauan Krakatau lebih ditujukan untuk mem-


pelajari genesis tanah. Di pulau Sertung ternyata terdapat ba -
tuan tuff yang peka terhadap erosi dan cenderung berkembang ke
arah andosal. Pelapukan mekanik tampak lebih berperan dari pada
pelapukan biologik atau kimiawi. Di Pulau Panjang dicatat tiga

XVII/24
perkembangan jenis tanah yaitu jenis andosal, aluvial dan re-
gosal.

Kegiatan Inventarisasi Sumberdaya Air dan Tanah dilakukan


di beberapa lokasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tujuannya ialah untuk perluasan areal pertanian, pelestarian
sumberdaya, pencegahan banjir maupun kekeringan, serta pemanfa
atan sumberdaya yang optimal. Wilayah kerja dipusatkan pada wi
layah pesisir dan produk gunung api. Beberapa daerah dipilih
untuk dijadikan model studi. Dua model utama ialah wilayah pe
sisir vulkanik dan nonvulkanik.Untuk wilayah pesisir vulkanik
ditentukan tiga sub model, yaitu dataran pantai dengan lebar
lebih dari 30 km, dataran pantai kurang dari 10 km, dan dataran
pantai yang diapit oleh dataran tinggi.

Studi model wilayah pesisir vulkanik dilaksanakan di pantai


utara Jawa, Krakatau dan Sulawesi Selatan. Untuk studi model
wilayah pesisir nonvulkanik dipilih pantai Kalimantan Selatan.
Dalam sub model pantai utara pulau Jawa lebar lebih 30 km ter
cakup daerah Arjawinangun, Jatibarang, Indramayu, Pamanukan dan
Jakarta. Sub-model kedua (kurang dari 10 km) diwakili oleh da
erah Anyer dan Tegal, sedangkan sub-model ketiga diwakili oleh
Jepara, Rembang dan Pati. Gunung Krakatau dipilih sebagai loka
si studi vulkanik.

Penelitian delta baru Cimanuk/Indramayu berhasil mengiden-


tifikasi empat lingkungan pengendapan yaitu : jenis pasir ong-
gokan muara, jenis pasir inter delta, jenis pasir Pematang Si
antar dan jenis lanau lempung pro-delta. Pemboran dan penguku
ran geolistrik di daratan yang baru terbentuk mengungkapkan
adanya pergerakan lateral dari pasir onggokan muara yang aktif.
Sumber air tawar di delta baru tidak ada, tetapi dapat dikete
mukan di pematang sungai purba meskipun pada musim kemarau yang
panjang air sungai menjadi payau.

Jumlah air tanah dangkal yang bisa diperoleh di daerah


Arjawinangun sangat terbatas. Namun tidak terbuktikan adanya
penyusupan air laut ke daerah ini.

Di Cikarang penelitian ditekankan pada penelaahan kualitas air


tanah. Hasilnya memperlihatkan bahwa air tanah dangkal mem pungai
kualitas yang baik dengan potensi cukup besar pada pema tang
sungai purba.

Analisa air tanah dangkal di Jatibarang menyimpulkan bahwa


daerah tersebut terletak pada batas pengaruh penyusupan air la -
ut. Juga di sini dijumpai potensi dan kualitas air tanah yang

XVII/25
relatif baik pada pematang sungai purba dan sekitar aliran
sungai aktif.

Penelitian pertambangan skala kecil bertujuan menginventa -


risasi kegiatan serta teknologi pertambangan skala kecil yang
dilakukan oleh swasta nasional dan rakyat. Aspek yang diteliti
di sini meliputi jenis bahan memerah yang sedang dikerjakan,
teknologi penambangan, pengolahan serta pemasarannya. Dalam ta-
hun anggaran 1981/82 kegiatan dipusatkan pada penelitian ceba
kan emas dan cebakan logam dasar (Pb, Cu, Zn). Penelitian ceba
kan emas dilaksanakan di dua lokasi yaitu Jambi (Sumatera) dan
Cigaru (Jawa Barat). Di Jambi cebakan emas urai diketemukan di
daerah aliran sungai Batang Tembesi dan anak-anak sungainya.
Pendulangan telah dilakukan oleh rakyat. Di beberapa tempat di
dasar sungai dijumpai cebakan emas urai yang berbentuk kasar.
Pada kesempatan ini diperkenalkan peralatan pencuci emas urai
yang telah digunakan di Jampang Kulon dan Sungai Ayak (Kaliman
tan Barat).

Di Cigaru logam ini terdapat dalam cebakan emas primer


dalam urat-urat kuarsa bercampur dengan bijih sulfida (Cu, Pb,
Zn). Selain di Cigaru cebakan emas primer ini terdapat juga di
daerah Cimanggu dan Ciawitali. Usaha penambangan telah dimulai
oleh rakyat dan suatu perusahaan swasta. Pengolahan bijih meng -
hasilkan 6 - 10 gram/ton.

Selanjutnya cebakan logam dasar (Cu, Pb, Zn) juga diteliti


di daerah Tirtomoyo, Jawa Timur. Cebakan tersebut terdapat pada
urat-urat kuarsa serta tersebar dalam batuan formasi andesit
tua mulai dari daerah Tirtomoyo sampai Pacitan. Cebakan sulfida
ini sekarang tidak beroperasi lagi.Tujuan penelitian ini ialah
mengevaluasi kembali kondisi cebakan tersebut untuk melihat ke-
mungkinan dihidupkannya eksploitasi logam dasar oleh rakyat.

Inventarisasi sumberdaya hayati laut bertujuan mendapatkan


data dan informasi mengenai kekayaan jenis, sebaran, dan poten
si pemanfaatannya. Kelompok sumberdaya yang diteliti ialah
Echenodermata (binatang berkulit duri), Crustacea (udang dan
kepiting), Mollusca (kerang dan keong) Pisces (ikan), Koral
(binatang karang), alga (rumput laut) dan bakau (mangrove).Ob
servasi dipusatkan di perairan Selat Sunda dan pantai Selatan
Jawa Barat. Hasil-hasilnya secara singkat adalah sebagai ber-
ikut :

Binatang yang termasuk dalam kelompok Echenodermata adalah


teripang, binatang laut dan bulu babi. Dari perairan Selat Sun
da tercatat 46 jenis Echenodermata, dan jenis yang merajai ada-

XVII/26
lah Ophiocoma scalopendrina, sejenis bulu seribu. Kepadatannya
mencapai 5 - 9 6 ekor/m2. Beberapa jenis teripang dan bulu babi
yang dapat dimakan hidup diperairan ini, namun populasinya
rendah.

Di Selat Sunda tercatat tidak kurang dari 100 jenis udang


dan kepiting (Crustacea). Keanekaragaman jenis di perairan ini
terbatas. Populasi terbesar terdapat pada marga Uca yang meng-
huni hutan bakau. Jenis yang komersial antara lain ialah kepi-
ting (Seylla serrata), rajungan (Portunus pelagicus, P. sangu-
enolentus), udang karang (Panulirus, Versicolor, P. Ornatus).
Dari pantai Selatan Jawa Barat ditemukan tiga jenis udang ka
rang komersial, yaitu Panulirus penicullatus, P. homatus, dan
P. arnatus.

Kurang lebih 120 jenis Mollusca tercatat di perairan Selat


Sunda dan pantai Selatan Jawa Barat. Tiga di antaranya merupa
kan komoditi ekspor yaitu loklok (Tectus neloticus), dan dua
jenis kerang mutiara (Pentada margarifera dan P. Maxina) yang
sayangnya berpopulasi rendah.

Dari perairan Selat Sunda terkumpul 132 jenis ikan (Pis


ces). Sebagian besar ikan termasuk ikan yang diperdagangkan.
Beberapa suku yang menonjol ialah antara lain Leiognathidae,
Lutjanidae dan Clupeidae. Komposisi jenis Leiognathidae di Se
lat Sunda cukup besar dan separuh dari jenis-jenis ikan Leiog-
nathidae yang tercatat di Indonesia ditemukan di sini .

Selain itu di perairan Selat Sunda ditemukan 182 jenis


koral (karang batu) yang termasuk dalam 43 marga dan 15 suku.
Di pantai Selatan Jawa Barat tercatat 46 jenis dari 21 marga
dan 5 suku.

Jumlah jenis algae yang ditemukan di Selat Sunda mencapai


186 jenis dan di pantai selatan Jawa Barat mencapai 46 jenis.
Encheuma spenosum merupakan komoditi ekspor dan 6 marga lainnya
merupakan bahan pembuat agar-agar. Pulau Panaitan mempunyai ke -
anekaragaman jenis algae yang paling besar dibandingkan dengan
tempat-tempat lain. Penelitian di pantai Sanur terbatas pada
penelitian geomorfologi. Berdasarkan kajian foto udara dan pe-
ngamatan lapangan, disimpulkan bahwa bukit Ungasan yang seka-
rang merupakan bagian Pulau Bali, dahulu merupakan pulau ter -
sendiri. Demikian pula halnya dengan dua pulau kecil dekat Nusa
Dua di sebelah timur Ungasan.

Erosi terjadi terutama di Tuban, di sebelah utara Nusa


Dua/Benoa sampai Sanur. Penyebab utamanya diperkirakan ialah

XVII/27
pengambilan batu karang oleh manusia yang masih terus berlang-
sung hingga kini.

Penelitian Laut di Sulawesi dan Laut Maluku dilaksanakan


dalam rangka ekspedisi Snellius II yang dilakukan pada bulan
September tahun 1981. Tujuannya ialah mengetahui perubahan si-
fat-sifat oseanologik yang mungkin terjadi sejak ekspedisi
Snellius I (1929-1930). Namun demikian kesempatan ini juga di-
manfaatkan untuk mengumpulkan informasi tambahan tentang pro-
duktivitas primer plankton dan mikrobiologi, dan bakau (mangro-
ve). Pengamatan komunitas bakau dilakukan di Teluk Lampung (di
Kalianda, pantai selatan Lampung, dan Pulau Legundi) dan di
Ujung Kulon (Pulau Panaitan, P. Pencang dan pantai Ujung Ku-
lon). Jenis bakau yang dominan di Kalianda adalah Avecennia
alba dan A. Marina, di pantai selatan Lampung jenis Rhyzophora
apiculata dan R. Stylosa, di Pulau Legundi jenis Sonnerasi dan
Aviceumia alba, di Pulau Panaitan jenis Rhyzophora mucronata
dan R. apiculata, di Pulau Pencang jenis Lumitzera racemosa.

Penelitian sifat-sifat oseanologik perairan Indonesia dipu-


satkan di enam lokasi, yaitu di perairan Teluk Jakarta, Cila-
cap, Selat Sunda, Sanur, Sulawesi dan Laut Maluku.

Dengan limakali ulangan eksperimen dan pengamatan terhadap


airkulasi air Teluk Jakarta dekat Pulau Onrus, dengan tehnik
"Parachute drogue", diketahui bahwa pasang surut mempunyai pe
ngaruh besar terhadap sirkulasi air. Di musim barat kecepatan
arus lebih besar daripada di musim timur.

Penelitian di perairan Cilacap dilakukan sebanyak 4 kali


dan mewakili 4 musim. Tujuan mempelajari sifat-sifat oseanologi
perairan tersebut sehubungan dengan makin meningkatnya pem-
bangunan perairan di Cilacap. Parameter yang diamati adalah:
suhu, kadar silikat, derajat keasaman (FTT), populasi plankton,
produktivitas primer, kadar oksigen, kadar fosfat, nitrat dan
nitrit, arus laut, kandungan makraler dan kondisi lingkungan.
Sejalan dengan penelitian di Cilacap dilakukan penelitian di
Selat Sunda. Selain itu di Selat Sunda diteliti pula geomorfo
logi. Penelitian geomorfologi dilakukan di tiga tempat, yaitu
di pesisir Lampung, gugus Pulau Krakatau dan pesisir Jawa Barat
bagian barat Aspek yang dipelajari ialah morfologi, tata guna
pantai, sedimentasi dan dinamika pantai.

Dalam bidang nuklir eksplorasi bahan galian nuklir BATAN


telah melakukan kegiatan prospeksi/eksplorasi mineral radioak
tif yang meliputi daerah eksplorasi di Sumatera Utara, di Da-
erah. Istimewa Aceh, di Sumatera Selatan, di Kalimantan Barat

XVII/28
dan di Sulawesi Selatan. Di kawasan Daerah Istimewa Aceh,
prospeksi pendahuluan dan prospeksi umum telah menemukan
anomali geokimia mineral berat.

Dengan metode "track etch" di bukit daerah penelitian di


Sibolga telah ditemukan anomali pada granit dan batuan sedimen
dan juga pada singkapan batu lanau. Pemboran eksplorasi diarah-
kan untuk menentukan lapisan pengandung uranium dan dengan ka
jian radioaktif telah ditemukan beberapa anomali kecil pada la-
pisan batu pasir pada kedalaman 64 - 66 meter. Di samping itu
terus dilakukan prospeksi sistematik untuk melokalisasi tempat
anomali di mana telah ditemukan anomali 10 kali harga dasar ra-
diometri.

Di daerah eksplorasi Sumatera Selatan penyelidikan diterus


kan pada tahap lanjutan (prospeksi detail) dengan ditemukannya
beberapa anomali geokimia sebesar 3 - 7 kali harga dasar .

Prospeksi umum di daerah Muara Aman tidak memperoleh hasil


yang cukup untuk melaksanakan penyelidikan tahap lanjutan. Se-
baliknya di daerah Lampung, beberapa cara penyelidikan sistema
tik yang ditunjang dengan metode "track etch" telah menemukan
juga beberapa anomali.

Di Kalimantan Barat, di daerah aliran sungai Kalan, studi


struktur/mikrostruktur geologi dan studi mineralisasi dilan-
jutkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai bentuk,
tehnik pengeboran yang tepat, zona mineralisasi yang diperlu
kan untuk menentukan tahapan kerja lebih lanjut.

Sehubungan dengan ditemukannya bongkah mineral yang besar


dengan kadar uranium sangat tinggi di sungai Rirang, maka telah
dipergunakan tehnik "track etch". Studi tehnik penambangan dan
eksplorasi juga telah mengganti terowongan eksplorasi yang men
capai 20 meter dari rencana 100 meter. Untuk memenuhi kebutuhan
"pilot plant" sudah mulai diangkut puluhan ton bijih uranium
dari sektor Efka dan Remaja ke pusat pengolahan uranium di
Jakarta.

Di Luwu Utara Sulawesi Selatan, telah dilakukan prospeksi


pendahuluan dan di Sektor Masambo berhasil ditemukan anomali
geokimia.

Penyelidikan cadangan dan mineralisasi monasit terus dila


kukan dan diarahkan pada penyelidikan mineralisasi monasit di luar
daerah timah. Selain itu penelitian pengolahan dilakukan terhadap
bijih monasit skala laboratorium dengan harapan meng-

XVII/29
hasilkan konsentrat berupa nitrat thorium.

Pilot plant bijih uranium yang baru didirikan kini sudah


menghasilkan yellow cake. Suatu unit laboratorium kontrol kua-
litas, memeriksa kualitas konsentrat hasil pilot plant, dan
hasil laboratorium lainnya. Proses pemurnian uranium dari
yellow cake menjadi larutan uranium murni dilakukan melalui
ekstraksi dengan cairan pelarut TBP. Untuk proses pembuatan
bahan induk untuk U0 2 dipilih proses ADU dengan larutan amo
nia atau proses AUC dengan amonium karbonat sebagai alternatif
nya.

Selanjutnya dalam studi teknologi pembuatan elemen bakar


nuklir dalam skala laboratorium yang memenuhi persyaratan dan
spesifikasi nuklir, telah dilakukan studi metalografi terhadap
hasil pengelasan pipa stainles-steel dalam rangka studi penda -
huluan teknik pengelasan dan pengujian elemen bakar nuklir yang
dihasilkan. Di samping itu dewasa ini sedang dipelajari berba-
gai parameter dalam proses pembuatan pelet U0 2 dari serbuk
U02 .

Teknologi pembuatan prototip instrumen elektronika nuklir


yang telah berhasil dikuasai antara lain alat ukur digital
dengan pengatur otomatik dan alat kontrol fluks otomatik untuk
reaktor atom Kartini.

Selain itu diadakan pula peralatan analisa dan proteksi


yang antara lain terdiri dari penganalisa saluran tunggal dan
pengatur jendela otomatik, serta alat ukur elektronik yang an -
tara lain terdiri dari generator fungsi dan pengukur waktu ber -
program serta alat ukur tegangan listrik .

Penelitian dan pengembangan pembuatan prototip detektor


nuklir dengan isian gas terus dilanjutkan guna perbaikan dan
penyempurnaan hasil yang telah dicapai dalam tahun sebelumnya. Yang
telah berhasil dibuat di antaranya adalah detektor Geiger Muller
dan detektor sinar-X.

Teknologi pembuatan peralatan khusus instrumen mekanik nuk


lir guna menunjang penelitian sedang dipelajari, baik sistem,
analisa konstruksi dan mekanisme serta bahan konstruksinya .

Dalam rangka menyelesaikan program Studi Kelayakan Pemba -


ngunan PLTN telah selesai studi lokasi di daerah Muria dan
Lasem, yang terdiri dari pemetaan geologi, pengumpulan cuplikan
batuan serta analisa fotografi, geokimia, paleomagnetik dan pe -
ngeluaran umum absolutnya.
XVII/30
Tujuan pekerjaan ini adalah :

a) Untuk menentukan periode tenang dari pegunungan di daerah


Muria dan Lasem. Dari sejarah tertulis di Indonesia dila -
porkan bahwa gunung-gunung itu belum pernah menunjukkan pe -
letusan. Namun demikian sesuai dengan kriteria keselamatan
yang dianjurkan oleh IAEA, secara geologik harus dibuktikan
bahwa gunung-gunung tersebut tidak aktif lagi dan berada
dalam periode tenang, sehingga tidak akan membahayakan lo-
kasi PLTN.

b) Untuk mencatat patahan tanah (lanjutan) dengan studi mikro-


seismik yang bertujuan untuk memeriksa apakah patahan-pata -
han tersebut masih aktif atau tidak. Hal ini diperlukan un -
tuk menghitung nilai percepatan tanah pada calon lokasi,
yang akan menentukan kekuatan fondasi gedung PLTN yang
harus dipakai dan diterapkan dalam pembangunan.

Dalam usaha memperoleh suatu jenis bahan-bahan alternatif


telah diselesaikan "detailed design engineering" untuk pilot
plant Ethanol dan Perkebunan Energi di Tulang Bawang Lampung.
Pilot plant tersebut diharapkan mampu mengolah ubi jalar yang
merupakan hasil utama desa-desa transmigrasi untuk dijadikan
ethanol, dengan kapasitas produksi 15.000 liter sehari.

c. Program Utama Riset dan Teknologi di bidang industrialisasi


dan Jasa.

Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang indus-


trialisasi dan jasa diarahkan untuk meneliti usaha pengembangan
nilai tambah produk, peningkatan kemampuan tenaga manusia, alih
teknologi, kerjasama antar industri bahan baku dan bahan jadi,
mesin-mesin produksi, industri jasa dan iklim industri yang
sehat di Indonesia. Orientasi lebih mengarah kepada industri
padat karya, menggunakan bahan-bahan dalam negeri dan mengem -
bangkan neraca pembayaran.

Hingga kini riset dan teknologi di bidang industrialisasi


telah menghasilkan antara lain peningkatan kemampuan dalam pe-
nerapan teknologi elektronika, khususnya yang berkaitan dengan
pengembangan telekomunikasi, seperti pembangunan stasiun bumi,
alat penerima audio visual, pengembangan dioda silikon, instru-
mentasi telemetering. Demikian pula telah dicapai kemajuan dalam
bidang teknologi pengolahan dan pengawetan untuk pangan, bahan
bahan kimia, mineral korosi, penelitian dan pengembangan tek

XVII/31
nologi yang mendukung industri penerbangan, industri maritim
dan industri otomotif.

Kegiatan penelitian elektronika diarahkan kepada pembangun -


an Stasiun Bumi Kecil (SBK) untuk meningkatkan komunikasi te
lepon dan jangkauan penerima televisi.

Berdasarkan kerjasama Lembaga Elektroteknika Nasional


(LEN)/LIPI dan Departemen Perhubungan, LEN/LIPI melaksanakan
pembangunan dan pengadaan 35 Stasiun Bumi Kecil beserta keleng -
kapannya, terutama untuk daerah Indonesia bagian Timur yaitu
di Irian Jaya, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sula
wesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, dan juga di Kepulauan Riau. Dengan dibangunnya Stasiun
Bumi Kecil tersebut maka kini komunikasi telepon dapat dise -
lenggarakan antara daerah-daerah dan antara lokasi-lokasi yang
sebelumnya terpencil dan terisolasi.

Stasiun Bumi Kecil tersebut juga dilengkapi dengan fasili


tas penerima siaran televisi, sehingga siaran-siaran televisi
sudah mulai diikuti oleh masyarakat setempat.

Dalam bidang Ilmu Konstruksi maka melalui proyek pengkajian


teknik terapan dikembangkan suatu Metode Elemen Hingga (MEH)
yang pada waktu ini masih dalam taraf permulaan. Usaha-usaha
yang telah dilakukan adalah menyebarluaskan penggunaan metode
mutakhir dalam ilmu konstruksi untuk kapal, konstruksi pesawat
terbang, konstruksi gedung bertingkat, dan konstruksi jembatan.

Pengembangan dan peningkatan penelitian pembuatan instrumen


berdasarkan kebutuhan nyata dalam masyarakat dituangkan dalam
bentuk pembuatan prototipe instrumen tersebut. Telah berhasil
dibuat antara lain : periskope malam untuk Banpur (AMX 13), te-
ropong medan malam (Binocular), unit buangan sampah radio aktif
II, alat reduksi foto, peralatan laboratorium reaktor hydro-
fluorinasi, modifikasi automatic regulator dan alat uji pelun-
cur roket.

Penelitian logam seng (Zn) yang banyak digunakan oleh ber


bagai industri di dalam negeri, antara lain untuk galvanisasi
dan pembuatan baterai kering. Logam ini hingga kini masih diim-
por. Walaupun endapan bijih seng terdapat di beberapa tempat di
Indonesia, namun hingga saat ini belum ada industri yang mengo
lah bijih tersebut menjadi logamnya. Tujuan dari pada peneliti
an ini adalah mengumpulkan data tentang teknologi pengolahan,
cadangan bijih, pola pemasaran, pola kebutuhan, pola penyediaan

XVII/32
dan lain-lain. Selanjutnya data tersebut diolah dan dievaluasi
menjadi suatu konsep untuk pembangunan pabrik ekstraksi seng di
Indonesia.

Penelitian laboratorium logam tembaga (Cu) bertujuan untuk


mencoba beberapa tahap proses dan pengolahan konsentrat tembaga
menjadi logam, antara lain melalui percobaan pemanggangan kon
sentrat tembaga, pelarutan kalsium percobaan elektrolisa laru
tan tembaga sulfat.

Sebagian bijih nikel (Ni) diekspor berupa bahan mentah, se-


bagian lagi diolah menjadi ferronikel (bahan baku untuk pembu-
atan baja khusus) dan nikel matte (bahan baku untuk pembuatan
logam nikel). Sampai saat ini baik bijih untuk ekspor maupun
untuk diolah terbatas pada bijih kadar tinggi, dengan kandungan
nikel di atas 2%. Bijih kadar tinggi ini jumlah cadangannya
terbatas. Di samping bijih nikel kadar tinggi, Indonesia juga
memiliki bijih nikel kadar rendah yang disebut nikel laterit,
yang cadangannya sangat besar, bahkan menduduki tempat kedua di
dunia. Sehubungan dengan potensinya yang sangat besar tersebut,
perlu dipikirkan cara-cara pemanfaatan nikel laterit ini. Tuju
an penelitian ini adalah untuk mencari cara pengolahan bijih
nikel laterit yang kadarnya dibawah 2% Ni. Pada saat ini telah
diteliti cara-cara pengendapan logam nikel dari larutan nikel
sulfat.

Penelitian cat anti korosi antara lain bertujuan untuk me-


nentukan teknologi perlindungan terhadap serangan korosi di
da lam berbagai lingkungan dan kondisi dengan cat yang tepat
pada logam, khususnya baja. Sebagai tahap pertama penelitian ini
diarahkan untuk menginventarisasi sifat beberapa cat anti korosi
yang beredar di pasaran Indonesia dan membuat pedoman mengenai
cara pengecatan struktur baja di berbagai lingkungan dan kondi-
si atmosfir.

Penelitian pengembangan proteksi katodik, yaitu salah satu


metode melindungi logam terhadap serangan korosi diadakan de-
ngan cara membuat logam yang akan dilindungi menjadi bersifat
katodik secara elektrokimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari dan mengembangkan teknik-teknik proteksi katodik.
Dalam lingkup kegiatannya antara lain tercakup pembuatan disain
peralatan (rectifier, current interrupter dan lain-lain), pene
litian pembuatan/pemakaian bahan anoda, serta percobaan di
lapangan.

Dalam proses peleburan bijih besi menjadi pig iron diperlu-

XVII/33
kan bahan bakar berupa kokas atau arang kayu. Kokas merupakan
bahan yang mahal dan diimpor, sehingga bagi Indonesia pengguna-
an arang kayu akan lebih ekonomik. Dalam rangka persiapan pen-
dirian tanur tiup di Lampung, dilakukan penelitian mengenai
cara-cara pembuatan arang kayu tersebut. Tujuan dari pada pene-
litian ini adalah mencari teknologi pembuatan arang kayu untuk
tanur tiup peleburan bijih besi. Dalam percobaan-percobaannya
digunakan bermacam-macam kayu sebagai bahan bakunya, antara
lain kayu lamtoro gung yang ternyata sangat cocok untuk keper-
luan tersebut di atas.

Pewter adalah paduan logam non-ferro yang terdiri dari


timah (Sn), antimon (Sh) dan tembaga (Cu). Paduan ini digunakan
bukan saja untuk membuat barang-barang kerajinan tangan, mela
inkan juga untuk barang-barang perlengkapan rumah tangga. Di
Indonesia penggunaan pewter masih sangat terbatas, padahal
dengan sifat-sifatnya yang menyerupai perak, bahan ini dapat
digunakan sebagai bahan substitusi perak. Perak yang selain
mahal, juga agak sulit diperoleh. Hal ini dialami oleh para
pengusaha kerajinan perak di Kota Gede, Yogyakarta. Tujuan
daripada penelitian ini adalah untuk memperkenalkan pewter
sebagai bahan substitusi perak dalam industri kerajinan.

Kawat merupakan salah satu produk dari logam dasar yang


pada saat ini telah mulai berkembang. Kawat baja mempunyai
potensi pemasaran yang luas, baik sebagai kawat maupun sebagai
bahan-bahan industri lainnya seperti paku, kawat bronjong, sa-
ringan dan lain-lain. Potensi industri yang dapat dikembangkan
dan industri-industri yang sudah ada perlu diteliti, sehingga
diperoleh gambaran tentang industri kawat yang masih ingin di-
kembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisa-
si, sebagai dasar analisa mengenai kebutuhan produkproduk dari
kawat, dan pola pengembangan industri, yang berhubungan dengan
kawat di masa datang, untuk mengetahui potensi industri kawat
di Indonesia.

Tahun 1981/82 telah dibuat prototip sel surya dengan cara


evaporasi lapisan tipis cadmium sulfida/cuprous (Cds/Cu2S).
Kegiatan yang telah dilakukan adalah menentukan eifat dari sel
surya Cds/Cu2S yang dihasilkan dengan mengukur arus dan te
gangan sebagai fungsi dari panjang gelombang untuk ketebalan
lapisan-lapisan tertentu. Penelitian ini dapat memberikan nilai
tambah berupa informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang material.

Kegiatan penggunaan teknik nuklir untuk bidang industri,


khususnya studi teknik ekonomi telah mencapai hasil :

XVII/34
a) Sterilisasi radiasi.

Daya tembus yang kuat sinar gamma menyebabkan sinar ini


dapat digunakan untuk mensucihamakan peralatan kedokteran dalam
kemasan terakhir. Dosis terserap sekitar 2,5 Mrad digunakan
sebagai dosis eterilisasi. Dosis ini dapat melumpuhkan kemam -
puan mikroba yang mengkontaminasi alat kedokteran dengan faktor
keselamatan yang luas. Penelitian telah dilakukan untuk mene
rapkan cara sterilisasi dengan radiasi gamma pada beberapa je-
nis alat kedokteran misalnya alat suntik, kateter, alat kon -
trasepsi dan berbagai macam sediaan farmasi misalnya salep
mata, antibiotika dan bedak bayi. Pada jamu tradisional juga
sedang dilakukan penelitian sterilisasi radiasi.

b) Pengawetan pangan.

Sinar gamma pada dosis tertentu dapat mematikan organisme


perusak bahan makanan. Hal ini dimanfaatkan untuk pengawetan
bahan makanan. Penelitian dalam bidang ini ialah dalam pembe -
rantasan kutu beras, bubuk tepung terigu, ikan kering, dan rem
pah-rempah, dan dalam memperpanjang daya simpan ikan. Sinar
gamma dapat juga menunda pertunasan umbi-umbian seperti ken
tang, sehingga dapat memperpanjang daya simpannya .

c) Polimerisasi radiasi.

Penelitian teknik radiasi dalam bidang perkaretan untuk


vulkanisasi dengan menggunakan teknik radiasi dilanjutkan.
Lateks yang diperlakukan demikian adalah penting sebagai bahan
bagi industri rumah, karena penggunaannya yang relatif mudah,
sehingga dapat digunakan oleh siapapun tanpa memerlukan tekno -
logi yang tinggi. Di samping itu lateks yang diradiasikan lebih
awet. Juga penelitian serat tekstil sintetik diusahakan pening-
katan mutunya dengan menggunakan teknik radiasi. Hal ini mem -
buka kemungkinan baru untuk serat poliester sebagai bahan dasar
batik. Selain itu proses polimerisasi radiasi digunakan juga
untuk meningkatkan mutu kayu sehingga kekuatan mekaniknya
meningkat dan tidak mudah dimakan serangga.

d) Pemeriksaan tak merusak

Dalam kegiatan ini telah dikembangkan metoda terapan menge -


nai penggunaan teknik nuklir dalam industri. Di antaranya telah
ba ny ak y an g da pa t di ma nf aa tk an d an s ud ah m er up ak an p el ay an an

XVII/35
kepada instansi yang memerlukan, terutama pemeriksaan dengan
radiografi, ultrasonik, uji dengan penetrasi zat warna atau
partikel magnetik.

e) Hidrologi

Teknik nuklir telah terbukti banyak membantu memecahkan


problema hidrologi dengan menggunakan suatu metode yang seder
hana, yaitu metode perunut. Keunggulan radioisotop untuk peru-
nut ialah kepekaannya yang sangat tinggi dan sangat mudah dide-
teksi. Beberapa aplikasi yang sudah sering diterapkan di lapa
ngan ialah pengukuran debit sungai, kebocoran waduk, rembesan
air dalam tanah, pembersihan pipa, penelitian arah gerakan lum-
pur di pelabuhan, pengukuran kepadatan tanah dan kadar air ta-
nah.

f) Pencemaran lingkungan

Teknik radioisotop dalam pencemaran lingkungan mulai dikem-


bangkan guna menunjang studi masalah pencemaran lingkungan. Pe-
runut radioaktif dapat membantu deteksi penyebaran, penumpukan
dan kelakuan berbagai bahan pencemar dalam lingkungan. Di sam
ping itu juga dilakukan penelitian dan monitor kandungan radi-
onuklida, logam berat dan residu pestisida dalam bahan makanan
/wilayah pemukiman dan wilayah sumber daya alam dengan menggu -
nakan teknik nuklir dalam analisa kimia untuk mengikuti kelaku-
an bahan pencemar dalam lingkungan. Sampai saat ini telah di-
laksanakan pengamatan kandungan radionuklida, logam berat dan
residu pestisida dalam berbagai jenis bahan makanan hasil per-
tanian, bahan makanan hasil laut dan bahan makanan dalam ka
leng. Wilayah yang diteliti ialah Teluk Jakarta, Selat Bang-
ka, daerah aliran sungai-sungai Citarum, Bengawan Solo dan
Brantas.

g) Standarisasi, Kalibrasi dai Dosimetri

Penggunaan radiasi untuk teknologi dalam industri secara


aman dan ekonomis memerlukan suatu sistem dosimeter yang prak-
tis dan tepat. Sistem dosimeter yang digunakan ialah dosimeter
Fricke untuk mengkalibrasi iradiator Gamma Cell-220 dan PANBIT
serta dosimeter plastik untuk mengukur distribusi dalam berma-
cam-macam bahan yang disinari dan untuk mengontrol besarnya do
sis pada masing-masing proses.

d. Program Utama Riset dan Teknologi di bidang Pertahanan dan


Keamanan (Hankamnas).

XVII/36
Keberhasilan tugas pertahanan keamanan nasional banyak ter-
gantung pada dukungan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, supaya pertahanan-keamanan nasional
dapat memanfaatkan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan tek-
nologi, pembangunan pertahanan-keamanan nasional secara keselu
ruhan harus dikaitkan dengan pembangunan dalam bidang kesejah-
teraan, sedemikian rupa sehingga merupakan bagian yang integral
daripada pembangunan nasional.

Selain itu prinsip ekonomi perlu diterapkan sebaik mungkin


dalam usaha pertahanan-keamanan nasional. Dalam rangka moderni
sasi penyelenggaraan pertahanan-keamanan nasional seyogyanya
digunakan perlengkapan yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan
teknologi bangsa Indonesia. Hasil produksi dalam negeri harus
diutamakan, keharusan untuk mengurangi ketergantungan kepada
luar negeri menuntut dibangunnya industri pertahanan-keamanan
nasional, atau industri umum yang dapat digunakan untuk itu,
setidak-tidaknya untuk memproduksi perlengkapan dan bekal yang
paling vital.

Penelitian nasional perlu dilaksanakan untuk membuat inven


tarisasi kemampuan industri dalam negeri, guna mendukung penye-
lenggaraan pertahanan-keamanan nasional dan perencanaan cara-
cara pemanfaatannya dalam keadaan darurat.

Dalam hubungan ini Program Utama Nasional Riset dan Tekno-


logi di bidang pertahanan dan keamanan nasional telah mengada-
kan peningkatan penelitian dan pengembangan teknologi dalam bi -
dang produksi materi kebutuhan HANKAM, seperti senjata ringan
dan sedang, roket, alat-alat pengangkutan, alat-alat komunika
si, alat-alat pemeliharaan dan sebagainya.

Dalam pengembangan teknologi roket sonda telah dilaksanakan


penelitian bahan roket padat untuk jenis polisulfida dan poli-
butadien, yang menghasilkan propelan dengan garis tengah 15 cm,
kecepatan pembakaran 0,6/cm/detik, pada tekanan 70 kg/cm2. Da
lam kegiatan ini beberapa prototip telah dirancang dan menga-
lami uji terbang antara lain roket padat atau roket bertingkat
dua. Dengan keberhasilan rancangan roket tersebut diharapkan
pada waktunya akan dapat digunakan roket meteorologi buatan
dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dari negara lain.

Didalam kegiatan pengkajian aspek kemajuan dirgantara seba-


gai hasil kerjasama dengan berbagai instansi nasional yang ter-
himpun dalam Panitia Sementara Nasional Keantariksaan telah

XVII/37
dirumuskan suatu pandangan Indonesia terhadap usaha internasio-
nal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa
demi peningkatan taraf hidup umat manusia, dan sebagai landasan
bagi pengembangan usaha keantariksaan di negara-negara berkem
bang.

Di samping itu telah dikaji rumusan pengaturan penggunaan


Geostationary Satellite Orbit (GSO) yang secara alamiah berada
di atas wilayah khatulistiwa. Indonesia sebagai negara yang
terpanjang terbentang di daerah khatulistiwa dapat memperoleh
manfaat yang cukup besar GSO tersebut, sehingga Indonesia mem
punyai kepentingan khusus terhadap GSO. Hasil-hasil pengkajian
tersebut disampaikan dan dinyatakan sebagai sikap Indonesia da
lam forum Internasional mengenai keantariksaan.

e. Program Utama Riset dan Teknologi di bidang Sosial, Ekono


mi, Budaya dan Falsafah.

Program Utama Nasional Ristek di bidang sosial, ekonomi,


budaya dan falsafah, hukum dan perundang-undangan diarahkan un-
tuk meneliti pertumbuhan sosial, ekonomi, budaya dalam pemba-
ngunan nasional demi tercapainya landasan kuat untuk berkembang
berdasarkan kekuatan sendiri.

Dalam tahun 1981/82, kegiatan riset dan teknologi di bidang


sosial, ekonomi, budaya dan falsafah makin ditingkatkan dengan
melibatkan berbagai lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lit
Bang) Pemerintah, perguruan tinggi, maupun kalangan swasta. An-
tara lain dapat disebut penelitian perspektif arah perkembangan
jangka panjang, penelitian wilayah, penelitian masalah pendu-
duk, penelitian tentang penerangan, pers dan komunikasi, pene
litian perubahan sosial-budaya sebagai akibat penggunaan TV,
penelitian tentang transmigrasi, orientasi nilai-nilai masyara-
kat dan sebagainya.

Studi strategi kebudayaan bertujuan mempelajari langkah-


langkah yang perlu diambil dalam rangka mengikutsertakan secara
aktif unit keluarga dalam masyarakat Indonesia dalam penyebaran
nilai-nilai Pancasila.

Dalam tahun 1981/82 penelitian lapangan dilakukan di bebe


rapa komunitas di Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Ternate, Su
lawesi Selatan dan Kalimantan Selatan, sebagai lanjutan Studi
tahun 1980/81 yang meliputi wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur. Penelitian ini masih berjalan beberapa
tahun (sifat longitudinal) untuk dapat mencapai tahap kesim-
pulan yang mantap. Kesimpulan yang dicapai ialah tentang : a.
XVII/38
pandangan tentang hakekat hidup, b . pandangan tentang perilaku
ekonomi, c. pandangan tentang integrasi nasional dan d . Panda
ngan tentang remaja masa kini.

Dalam usaha penyediaan air minum, penelitian situasi air


minum di DKI Jakarta mencakup keadaan air minum di berbagai
daerah pemukiman DKI Jakarta, pengelolaan pertumbuhan kota DKI
Jakarta, dan studi singkat komposisi dan karakteristik sampah
di Jakarta Pusat.

Dalam bidang transportasi telah diadakan suatu penelitian,


ialah studi Sistem Transportasi di DKI Jakarta dan suatu survai
lapangan tentang karakteristik angkutan umum bis kota pada ko
ridor timur (Cililitan-Lapangan Banteng). Salah satu alternatif
rekomendasinya adalah perbaikan sistem pelayanan angkutan umum
bis kota pada koridor tersebut. Dua penelitian lain ialah Studi
Perspektif Sistem Angkutan Kota Jakarta sampai dengan tahun
2000, dan Studi Perbandingan tiga kota: Surabaya, Medan dan
Ujung Pandang.

Di luar pulau Jawa juga telah diadakan Studi Air Minum


ialah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Penelitian
itu meliputi analisa air baku di kedua daerah tersebut. Hasil
analisa laboratorium ini akan membantu menemukan jalan keluar
untuk masalah air bersih dan sehat di kedua daerah yang ber -
sangkutan.

Studi Potensi Manusiawi telah meneliti beberapa masalah


perburuhan di sektor industri yang merupakan faktor penghambat
bagi usaha peningkatan produksi di Indonesia. Penelitian ini
meliputi beberapa propinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan
Selatan dan Sulawesi Selatan.

Untuk mencapai suatu sistem pendidikan nasional yang mantap


telah diadakan suatu konsep pendidikan semesta, menyeluruh dan
terpadu. Di samping itu, demi penyempurnaan lebih lanjut sistem
pendidikan nasional, secara terus menerus dilakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan pendidikan. Kegiatan-kegiatan utama
dalam tahun 1981/82 adalah sebagai berikut:

(1) Pengembangan sistem pendidikan yang antara lain meliputi,


pengembangan kebudayaan dan olah raga, pengembangan peren-
canaan pendidikan, pengembangan pola ketenagaan dan metode
kerja, pengembangan pelaksanaan sistem karier dan prestasi
k er ja , pa mo ng , pe ng em ba ng an p en di di ka n ke di na sa n, p en ge m

XVII/39
bangan sekolah kecil, dan pengembangan sistem diklat .

(2) Pengembangan kurikulum dan pembinaan eksperimentasi seko -


lah-sekolah perintis yang antara lain meliputi pengembangan
dan pembinaan kurikulum SD, STK, dan SLB, penelitian dan
pengembangan program pendidikan keterampilan, terminal, pe-
ngembangan sarana pendidikan, pengembangan dan pembinaan
kurikulum pendidikan guru dan pendidikan tinggi, pengem -
bangan metodologi pengajaran serta monitoring dan evaluasi.

(3) Pengembangan teknologi komunikasi pendidikan dan kebudayaan


yang antara lain meliputi kegiatan penataran tenaga ahli di
bidang teknologi komunikasi pendidikan, penelitian, peni-
laian dan pengembangan konsepsi dan sarana, penelitian dan
pengembangan sistem pengajaran, pengembangan dan perintisan
SMP Terbuka, dan pembinaan sanggar TKPK.

(4) Pengembangan sistem informasi pengelolaan pendidikan dan


kebudayaan yang antara lain meliputi kegiatan pengembangan
sistem pengorganisasian data; analisa dan sintesa data;
serta penyusunan konsepsi dan pengembangan sistem penyim
panan dan penggunaan data. Penelitian pendidikan diarahkan
untuk memperoleh bahan pertimbangan untuk perencanaan pen-
didikan pada tingkat pusat maupun daerah dalam pengembangan
sistem pendidikan nasional.
(5) Tindak lanjut kegiatan-kegiatan Komisi Pembaharuan Pendidi -
kan Nasional.

(6) Penyusunan dan pengelolaan 8 naskah inventarisasi dan doku -


mentasi penghayatan kepercayaan terhadap Tahun Yang Maha
Esa, naskah penyusunan dan pengolahan data kepustakaan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan agama bertujuan untuk


menunjang pematangan perencanaan dan kebijaksanaan di bidang
agama, di samping peningkatan keahlian para peneliti di bidang
keagamaan. Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan penelitian
terhadap 20 judul masalah kemasyarakatan dan keagamaan, dengan
dibantu sejumlah tenaga peneliti dari 14 IAIN Induk serta se -
jumlah tenaga dari perguruan tinggi umum .

Penelitian di bidang hukum dalam tahun 1981/82 antara lain


meliputi: 1). Aspek-aspek hukum yang mempengaruhi perkembangan
koperasi, 2). Maritime Kringen Ordonantie, 3). Hukum Adat dan
Lembaga-lembaga Hukum Adat di Jawa Barat, 4). Perkembangan
Hukum Militer, 5). Adopsi dan peningkatan anak, 6). Masalah

XVII/40
anak yang bekerja di bawah usia kerja, suatu studi tentang sta -
tus fisik, mental dan soaial, 7). Penerapan bantuan hukum dan
Organisasi, dan 8). Badan Pelayanan Hukum.

B. STATISTIK

1. Pendahuluan

Data statistik yang baik dan dapat diandalkan sangat diper -


lukan sebagai dasar bagi penyusunan rencana pembangunan, penyu -
sunan kebijaksanaan di berbagai bidang, maupun untuk berbagai
penelitian ilmiah. Di samping itu pada taraf pelaksanaan pro -
gram, data statistik digunakan untuk mengukur kemajuan yang di -
capai dari waktu ke waktu. Penilaian kemajuan yang dicapai da lam
pelaksanaan program-program secara statistik sangat memban tu
dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil yang di -
harapkan. Bila perbandingan menunjukkan bahwa apa yang dicapai
adalah kurang daripada sasaran, maka dapat dicari sebab-sebab -
nya, sehingga dapat diadakan tindakan korektif, bahkan tidak
mustahil bahwa atas dasar penilaian tersebut rencana semula
terpaksa dirombak atau diadakan kebijaksanaan yang baru sama
sekali.

Dalam penyusunan rencana, kita perlu mengukur secara obyek -


tif pengaruh atau akibat daripada pelaksanaan program. Pening
katan produksi dapat dicapai dengan penggunaan yang lebih efi -
sien dan efektif sumber-sumber yang tersedia untuk produksi,
atau dengan penambahan sumber-sumber untuk produksi. Sehubungan
dengan itu diperlukan keterangan statistik untuk menentukan bi -
dang-bidang yang peningkatan produksinya dapat diusahakan de ngan
cara yang pertama, dan bidang-bidang yang memerlukan cara
pemecahan yang kedua.

Keterangan tentang tingkat produksi menurut jenis kegiatan


ekonomi yang diperinci menurut daerah geografis berguna untuk
menentukan bukan hanya sektor-sektor yang perlu diperkembang -
kan, melainkan juga daerahnya.

2. S e b i j a k s a n a a n P e m b a n g u n a n d i B i d a n g S t a t i s t i k D a l a m
Repelita III

Pembangunan statistik merupakan bagian yang tidak terpisah -


kan dari pembangunan nasional. Untuk menyesuaikan perkembangan
statistik dengan keperluan pembangunan, maka selama Repelita
III ditelaah (i) jenis-jenis statistik yang perlu diprioritas -
kan, (ii) statistik yang diperlukan dalam mencari pemecahan ma -
salah nasional yang mendesak, (iii) sampai berapa jauh statis -

XVII/41
tik yang ada dapat memberikan keterangan tentang keadaan di
sektor informal dan keadaan bagian masyarakat yang ada di bawah
garis kemiskinan di daerah-daerah, (iv) indikator-indikator dan
metode pengumpulan data yang sekiranya dapat dipakai secara
efektif untuk mengungkapkan apa yang terjadi di daerah-daerah
dalam hubungannya dengan pembangunan, (v) metode pengumpulan
data yang biayanya terendah.

Di samping pengembangan jenis statistik baru, statistik -


statistik yang telah lama ada tetap diteruskan, dan diting -
katkan mutunya, ketepatan waktunya, dan kegunaannya. Dalam hal
informasi untuk keperluan operasional, masalah ketepatan waktu
sangat penting, meskipun data yang disajikan kurang lengkap
atau tidak tepat betul. Data statistik yang dianggap tetap
perlu adalah yang dapat memberikan gambaran yang terpadu ten-
tang tingkat dan laju penkembangan ekonomi, perubahan struktu
ral, tingkat efisiensi pelaksanaan berbagai kegiatan, dan
tingkat pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.

Yang dirasakan masih perlu dikembangkan ialah beberapa


jenis statistik yang lebih disagregatif, distribusional, struk-
tural, dan data terperinci lainnya yang erat hubungannya dengan
corak dan sasaran rencana pembangunan nasional yang lebih me-
mentingkan pemerataan dan keterpaduan.

Ada beberapa kegiatan baru yang sedang dikembangkan dan


dalam Repelita III diperbaiki lebih lanjut metode pengumpulan
nya dan diperluas ruang lingkupnya, ialah antara lain, i) pe-
ngembangan sistem dan organisasi Survai Rumah Tangga Nasional,
dan ii) statistik pembangunan daerah pedesaan yang terpadu.

3. Pelaksanaan Kegiatan di Bidang Perstatistikan Dalam


Tahun Ketiga Repelita III.

Kegiatan pembangunan statistik pada dasarnya dapat dibagi


dalam tiga kelompok, ialah (a) kegiatan yang harus dilakukan
secara terus-menerus, (b) kegiatan pengembangan metode pengum-
pulan data yang praktis dan efisien, baik dilihat dari segi te
naga, biaya, maupun kecermatan, dan (c) kegiatan khusus seperti
sensus atau studi/analisa tentang sesuatu yang sangat diperlu-
kan pada suatu waktu.

Pada umumnya kegiatan pengembangan statistik dalam tahun


anggaran 1981/82 merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan pada tahun anggaran 1980/81, kecuali persiapan
Sensus Pertanian 1983. Kegiatan dalam kelompok a. hampir selu-
ruhnya merupakan kegiatan lanjutan, hanya ada beberapa penam

XVII/42
bahan atau perubahan. Kegiatan dalam kelompok b. khususnya yang
terpadu dalam proyek Survai Sosial Ekonomi Nasional, dititikbe -
ratkan pada pengumpulan data pengeluaran konsumsi penduduk dan
distribusinya.

a. Peningkatan Data Statistik dan Perbaikan Statistik Pertani -


an.

1) Statistik Penduduk dan Tenaga Kerja

Kegiatan ini terdiri dari i) peningkatan kegiatan registra -


si penduduk, ii) Survai Upah, dan iii) Statistik Sosial Pendu -
duk.

(i) Peningkatan Kegiatan Registrasi Penduduk.

Pengumpulan data statistik vital dilakukan setiap tahun se -


cara teratur dan berkesinambungan untuk mengisi kekosongan data
dalam kurun waktu antara dua sensus, dan digunakan untuk menge -
valuasi hasil sensus dan survai penduduk. Pengumpulan data se -
cara terus-menerus ini lebih murah biayanya dibandingkan dengan
sensus atau survai. Hasil registrasi penduduk dapat memenuhi
keperluan administrasi kependudukan, identifikasi dan legalisa -
si; di samping itu, yang lebih penting lagi adalah kegunaannya
dalam memberikan gambaran tentang tingkat, variasi antar dae -
rah, dan perkembangan komponen-komponen perubahan penduduk,
ialah kematian, kelahiran, dan perpindahan dari waktu ke waktu.

Registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan


baik. Penelitian selama tiga tahun dari 1974 sampai 1977 menun-
jukkan bahwa hanya sekitar 50 sampai 60 persen dari kelahiran
dan kematian tercatat dalam registrasi. Keadaan tersebut telah
menyebabkan dikeluarkannya KEPPRES nomor 52 tahun 1977 tentang
pendaftaran penduduk, yang segera diikuti dengan peraturan-per -
aturan pelaksanaannya oleh Menteri Dalam Negeri dan Kepala Dae -
rah Tingkat I dan Tingkat II untuk masing-masing daerahnya. Pe -
raturan-peraturan itu pada pokoknya menunjuk Menteri Dalam Ne -
geri sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendaftaran penduduk.
Dalam hal ini semua Gubernur/Kepala Daerah/Kepala Daerah Ting -
kat I dan Bupati/Walikotamadya di seluruh Indonesia bertanggung
jawab atas pelaksanaan pendaftaran penduduk di daerahnya masing
masing.

Meskipun telah dikeluarkan berbagai peraturan pelaksanaan,


namun dirasakan bahwa kegiatan pendaftaran penduduk masih belum
mencakup seluruh daerah dan kejadian yang seharusnya dicatat.
Ada daerah yang telah mengeluarkan peraturan daerah (PERDA) un-

XVII/43
tuk mengatur pendaftaran tersebut dan telah melaksanakan, namun
ada pula daerah yang sama sekali belum memulainya. Sehubungan
dengan itu maka pada tahun 1981 diadakan latihan untuk mening -
katkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas lapangan regis-
trasi, terutama para Kepala Desa dan Carik. Untuk keperluan
tersebut telah diadakan kerjasama antara Biro Pusat Statistik,
Departemen Dalam Negeri, dan UNFPA (United Nations Funds for
Population Activities). Dalam latihan itu diberikan penjelasan
tentang KEPPRES Nomor 52 tahun 1977 beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya, dan pedoman tatacara pelaksanaan administrasi
kependudukan yang mencakup sistem pelaporan dan cara pengisian
daftar. Pada tahap pertama latihan diadakan di enam propinsi,
ialah seluruh Jawa dan Bali, sedang pada tahap berikutnya, da -
lam tahun 1982, daerah diperluas hingga mencakup seluruh Indo -
nesia.

(ii) Survai Upah

Dalam rangka peningkatan statistik upah telah diadakan hu -


bungan kerja antara Biro Pusat Statistik dan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi untuk mengadakan Survai Upah. Tujuan
daripada survai tersebut adalah untuk memperoleh data upah
maksimum dan minimum dalam jabatan pekerjaan tertentu, dan kom-
posisi tenaga kerja dalam perusahaan-perusahaan di berbagai
sektor kegiatan. Survai yang pertama diadakan dalam tahun 1980
dan mencakup hanya 4 sektor, ialah sektor industri, konstruksi
/bangunan, angkutan, dan kehutanan/perkayuan di sepuluh propin-
si , ialah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Sulawesi
Selatan, dan Kalimantan Timur. Pengolahan survai ini telah se -
lesai dan hasil-hasilnya sudah tersedia bagi para pemakai.

Dalam tahun 1981 survai ini diperluas daerahnya sampai ke


seluruh tanah air, dan sektor yang dicakup adalah industri,
jasa/hotel, angkutan, dan pertambangan. Berbeda dengan tahun
1980, Survai Upah tahun 1981 diadakan dalam empat tahap yang
masing-masing mencatat keadaan upah bulan Pebruari, Mei, Agus-
tus, dan Nopember 1981. Tujuannya ialah untuk mendapatkan arah
perkembangan upah. Survai pertama tahun 1981 disebut survai -
tolok ukur (benchmark) yang menggunakan daftar yang terperinci
dengan maksud mengumpulkan data tentang keadaan karyawan dan
besarnya upah yang dibayarkan kepada karyawan oleh perusahaan,
sedang dalam survai triwulanan dikumpulkan tingkat upah karya -
wan produksi, yang diperlukan bagi penyusunan indeks upah.

Hasil yang telah diterbitkan dalam tahun 1981 adalah: Buruh


yang bekerja di sektor perhotelan, angkutan darat, industri dan

XVII/44
pertambangan, Pebruari 1981. Data tersebut memuat persentase
distribusi buruh menurut lapangan usaha dan penggolongan upah,
serta rata-rata banyaknya hari kerja, jam kerja dan upah buruh
produksi. Pada saat ini sedang dipersiapkan publikasi arah per-
kembangan upah dalam tahun 1981.

(iii) Statistik Sosial Penduduk

Kalau dalam tahun-tahun yang lalu untuk memperoleh kete


rangan tentang keadaan sosial penduduk diadakan survai-survai
khusus, maka sekarang banyak keterangan diperoleh dari hasil
pengolahan Sensus Penduduk 1980, Survai Sosial Ekonomi Nasional
tahun 1980, dan Survai Pertanian tahun 1980.

Dari pengolahan pendahuluan Sensus Penduduk 1980 diperoleh .


gambaran tentang perubahan sosial secara umum sebagai hasil pe-
ningkatan kegiatan pembangunan. Yang sangat menonjol adalah
cepatnya peningkatan pendidikan penduduk di semua daerah antara
tahun 1971 dan 1980, baik bagi anak laki-laki maupun anak pe-
rempuan, dan menurunnya persentase penduduk berumur 10 tahun ke
atas yang buta huruf. Dalam periode yang sama terlihat adanya
perubahan yang cukup besar dalam susunan angkatan kerja; di an-
taranya yang menarik adalah turunnya persentase penduduk yang
bekerja di sektor pertanian dari 64,2 persen pada tahun 1971
menjadi 54,8 persen pada tahun 1980.

Di samping itu dapat dilihat adanya peningkatan usia kawin


wanita Indonesia, yang erat kaitannya dengan makin meningkatnya
pendidikan dan makin meluasnya kesempatan bekerja di luar rumah
tangga, di sektor non pertanian, antara lain di perusahaan-pe-
rusahaan industri dan jasa. Peningkatan usia kawin wanita dan
kemajuan yang dicapai dalam program keluarga berencana mempu
nyai pengaruh yang sangat besar terhadap penurunan tingkat ke-
lahiran dalam beberapa tahun terakhir ini.

Penyebaran penduduk yang tidak merata dan laju pertumbuhan


Yang tinggi mempengaruhi secara langsung sifat-sifat penduduk
lainnya. Untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul
pada waktu yang akan datang karena ketidakseimbangan ini perlu
dicari cara pemecahannya.

Dari hasil pengolahan Survai Sosial Ekonomi Nasional tahun


1978 dan 1980 dapat dilihat adanya perkembangan dalam pemerata
an kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan dalam besarnya persentase pengeluaran golongan -

XVII/45
golongan masyarakat, baik secara umum, maupun yang diperinci
dalam pengeluaran untuk pangan, untuk perumahan, dan untuk
sandang. Perkembangan ke arah pemerataan dalam pengeluaran
konsumsi itu dapat juga dilihat dari penurunan dalam Gini
ratio. Antara tahun 1978 dan 1980 ratio itu menurun dari 0,3071
menjadi 0,2884 untuk pangan, dari 0,4635 menjadi 0,4225 untuk
perumahan, dan dari 0,4269 menjadi 0,3894 untuk sandang. Untuk
pengeluaran sebagai keseluruhan Gini ratio itu turun dari
0,3782 pada tahun 1978 menjadi 0,3453 pada tahun 1980.

Pengolahan Survai Pertanian tahun 1980 memberikan gambaran


tentang pengaruh intensifikasi terhadap pendapatan petani padi
sawah sebagai berikut; Pertama, bahwa dalam tahuri 1979 hasil
yang diterima petani dengan intensifikasi adalah 3,7 persen le
bih rendah daripada hasil non-intensifikasi; Kedua, bahwa hasil
non-intensifikasi yang diterima petani dalam tahun 1980 turun
sebesar 4,9 persen dibandingkan dengan yang diterima petani
dalam tahun 1979; Ketiga, bahwa pada tahun 1980 penerimaan
petani dengan intensifikasi adalah 8,6 persen lebih tinggi di-
bandingkan dengan tanpa intensifikasi; dan Keempat, bahwa pene
rimaan petani dengan intensifikasi pada tahun 1980 adalah 7,2
persen lebih tinggi daripada dengan intensifikasi pada tahun
1979.

Hasil survai tersebut juga menunjukkan bahwa program inten -


sifikasi khusus menyebabkan penerimaan petani 15,1 persen lebih
tinggi dari intensifikasi umum, dan 21,6 persen lebih tinggi
dibandingkan dengan usaha tanpa intensifikasi. Di samping itu
juga dapat dilihat bahwa pemberian kredit masal kepada petani
melalui program Bimas masih mempunyai pengaruh yang positif pa
da penerimaan petani, ialah sebesar 5,2 persen lebih tinggi di-
bandingkan dengan penerimaan petani pengikut Inmas, dan 12,9
persen lebih tinggi dibandingkan usaha penanaman tanpa intensi -
fikasi.

Di samping menaikkan penerimaan petani, usaha intensifikasi


padi sawah juga menaikkan kegiatan ekonomi lainnya, terutama di
daerah pedesaan. Bagian terbesar dari biaya produksi berupa upah
buruh. Tenaga buruh dipakai untuk pengolahan tanah, peme
liharaan tanaman, penanaman, dan pekerjaan lainnya yang berhu-
bungan dengan usaha penanaman padi sawah. Kecuali itu pengguna -
an pupuk yang lebih banyak secara tidak langsung juga mening -
katkan kegiatan ekonomi. Jelas bahwa usaha intensifikasi padi
sawah, kecuali meningkatkan produksi nasional, juga meningkat-
kan pendapatan petani, kesempatan kerja yang lebih baik, dan
kegiatan ekonomi lainnya, terutama di daerah pedesaan.

XVII/46
2) Statistik Sosial

Untuk memperoleh gambaran tentang kondisi sosial yang me-


nyangkut masalah pendidikan, tingkat hidup, kesehatan, peradi -
lan, kebudayaan dan sebagainya, maka kegiatan pengumpulan data
statistik sosial terus ditingkatkan, baik melalui survai
sampel, maupun melalui penelitian secara lengkap. Adapun data
yang dikumpulkan ada yang berupa data primer, ada pula yang
dikutip dari sumber lain sebagai data sekunder. Untuk memper -
oleh data yang makin sempurna diusahakan pengembangannya, baik
dalam ruang lingkup kelengkapan data yang dikumpulkan, maupun
sistem dan metode pengumpulannya.Dengan demikian diharapkan
hasilnya dapat memenuhi keperluan penyusunan indikator kesejah -
teraan rakyat yang sangat diperlukan dalam penyusunan rencana
pembangunan di bidang sosial dan budaya.

Selama tiga tahun dalam pelaksanaan Repelita III ini telah


dilakukan pengumpulan data tentang keadaan kesehatan anak dan
ibu, sosial budaya penduduk, fasilitas desa, penyandang cacat
di Indonesia, yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan pelak
sanaan Survai Ganda Sasaran, Sensus Penduduk, dan Survai Sosial
Ekonomi Nasional.

Publikasi Statistik Sosial yang diterbitkan secara tahunan


maupun secara insidental telah dibuat secara terpisah menurut
bidangnya, seperti Statistik Kriminil; Statistik Sekolah di
luar Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Statistik
Bioskop; Penyandang Cacat di Indonesia; Profil Statistik Anak
dan Ibu; Statistik Keadaan Sosial Budaya Penduduk; Keadaan Ke -
sehatan Anak dan Ibu; dan Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dari
tahun 1971 sampai dengan tahun 1978 semua statistik tersebut di
atas dirangkum dalam satu publikasi, ialah Indikator Sosial.
Penerbitan secara terpisah ini dibuat untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang distribusi fasilitas pelayanan sosial
dan penyebarannya secara geografis, serta tingkat penggunaan
dan manfaat yang diperoleh berbagai golongan masyarakat dari
berbagai fasilitas yang sudah ada.

3) Statistik Pertanian.

Untuk menjamin terlaksananya program perbaikan statistik


pertanian diadakan kerjasama antara Biro Pusat Statistik dan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Setiap tahun diadakan ramalan produksi padi sebanyak tiga


kali. Dalam tahun 1981 Ramalan I diadakan pada pertengahan

XVII/47
bulan Pebruari 1981, Ramalan I I pada pertengahan bulan Juni
1981, dan Ramalan III pada pertengahan bulan Oktober 1981. Yang
masih termasuk dalam tahun anggaran 1981/82 adalah Ramalan I
tahun 1982 yang diadakan pada bulan Pebruari 1982. Ramalan -
ramalan itu diadakan untuk memenuhi keperluan penyusunan
kebijaksanaan di bidang pangan, di antaranya untuk menentukan
jumlah yang masih harus diimpor.

Di samping pembuatan ramalan padi juga dilanjutkan penghi-


tungan produksi dan hasil per hektar palawija di Indonesia,
ialah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang
kedele. Kegiatan ini telah menghasilkan angka sementara tahun
1981.

4) Statistik Perkebunan.

Perkebunan merupakan sumber kekayaan yang selalu dapat di-


perbaharui kecuali menghasilkan barang-barang ekspor yang sam -
pai saat ini masih menempati urutan ketiga setelah minyak bumi
dan hasil-hasil hutan, khususnya kayu, usaha perkebunan dapat
menyerap banyak tenaga kerja, mencegah erosi, mempertahankan
kesuburan tanah, dan ikut mengatur tata air, dan dengan demiki-
an erat hubungannya dengan usaha-usaha pelestarian alam. Sehu -
bungan dengan itu, maka peranan perkebunan tidak hanya perlu
dipertahankan, melainkan harus ditingkatkan .

Berdasarkan data yang ada, potensi perkebunan rakyat lebih


besar dibandingkan dengan perkebunan besar, baik areal maupun
produksinya, kecuali dalam beberapa jenis tanaman, ialah kina,
kelapa sawit, kapas dan teh. Sehubungan dengan itu maka pem -
bangunan sektor perkebunan dititikberatkan pada perkebunan
rakyat, tanpa mengabaikan pembangunan perkebunan besar .

Penyusunan program-program pembangunan sektor perkebunan


harus berlandaskan data statistik perkebunan yang cermat, dapat
diandalkan, dan tersedia pada waktu diperlukan. Untuk memper -
oleh data statistik perkebunan yang baik, diperlukan bukan ha -
nya metode pengumpulan, pengolahan, dan penyajian yang baik,
melainkan juga pengertian, kejujuran dan partisipasi aktif para
responden, ialah usaha-usaha perkebunan. Responden ini dikelom-
pokkan ke dalam dua kategori, ialah perkebunan besar dan perke-
bunan rakyat. Perbedaannya tidak terletak pada jenis budidaya
yang diusahakan, melainkan pada pola pengusahaannya. Perkebunan
besar diusahakan oleh suatu badan usaha berbentuk badan hukum
yang telah memenuhi penilaian persyaratan formal, sedang per -
kebunan rakyat diusahakan oleh perorangan, tidak berbentuk
badan hukum, dan tidak ada persyaratan formal. Dalam usaha pe

XVII/48
ngumpulan bahan keterangan dari dua sumber yang sangat berbeda
dalam unit, kondisi, dan aspek-aspek lainnya ini diperlukan cara
pendekatan yang berbeda pula.

Sejak Repelita II secara terus-menerus diadakan usaha per -


baikan data statistik perkebunan, baik dalam segi kualitas mau -
pun dalam segi kuantitasnya. Namun hingga saat ini statistik
perkebunan, khususnya perkebunan rakyat, masih dirasakan kurang
memuaskan, baik metode pengumpulan, pengolahan, mutu data, mau -
pun penyajiannya. Untuk memperbaiki dan meningkatkannya, di -
tempuh berbagai usaha serta langkah-langkah, antara lain seba -
gai berikut.

Dengan memperhatikan kesulitan-kesulitan dalam pengumpulan


data statistik perkebunan rakyat, maka dicoba pengembangan me -
tode pengumpulan data melalui survai sampel atas dasar wawan -
cara langsung dengan para petani/pekebun. Dengan cara ini diha -
rapkan akan diperoleh keterangan yang lebih baik berupa data
pokok maupun keadaan sosial ekonomi petani/pekebun. Metode sur -
vai sampel tersebut baru diterapkan sebagai uji coba (pilot
survey) untuk beberapa jenis budi daya terpenting, antara lain
kelapa, karet, kopi, cengkeh, teh, dan tebu di beberapa propin-
si potensial. Kemudian, berdasarkan pengalaman pada uji coba di
atas diadakan survai sampel perkebunan rakyat di berbagai pro -
pinsi di seluruh Indonesia.

Untuk Sensus Pertanian 1983 direncanakan pula pengumpulan


data perkebunan rakyat melalui metode Sensus Sampel. Pelaksana -
an Sensus Sampel Perkebunan Rakyat ini direncanakan akan diada -
kan pada tahun 1984, dan meliputi 7 (tujuh) budidaya tanaman,
ialah kelapa, karet, kopi, teh, cengkeh, tebu, dan tembakau.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan data statistik perkebunan
akan dapat tersedia secara terus-menerus dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik.

Dari hasil Sensus Perkebunan Besar yang dilaksanakan pada


awal tahun 1974 telah dapat diperoleh data statistik yang lebih
lengkap, baik jenis data maupun ruang lingkupnya. Berpangkal
tolak pada bahan-bahan tersebut, pada tahun-tahun berikutnya
diadakan pengumpulan data statistik perkebunan besar secara
rutin dengan sistem surat-menyurat dan pengiriman daftar perta -
nyaan secara bulanan, semesteran, maupun tahunan. Dengan cara
ini telah diperoleh tanggapan yang makin baik dari tahun ke
tahun, terutama dalam laporan bulanan dan semesteran.

Mengingat adanya mobilitas usaha dan perubahan-perubahan,


maka perlu diadakan penyusunan kembali (updating) data tentang

XVII/49
perusahaan-perusahaan perkebunan besar yang ada dari waktu ke
waktu. Sehubungan dengan itu maka dalam Sensus Pertanian 1983
akan diadakan pula Sensus Perkebunan Besar yang pelaksanaannya
direncanakan pada akhir tahun 1983 atau awal tahun 1984.

5) Statistik Peternakan

Sejak tahun 1968 secara terus-menerus telah dilakukan ber -


bagai survai peternakan yang pelaksanaannya diintegrasikan
dengan sensus atau survai-survai lainnya, antara lain dengan
Sensus Pertanian 1973, Survai Sosial Ekonomi Nasional, Survai
Pertanian sejak tahun 1974, dan Survai Ganda Sasaran 1979. Pe -
ngumpulan data peternakan melalui survai Ganda Sasaran, pelak -
sanaan lapangannya dilakukan pada awal tahun 1980 dan mencakup
ternak sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. Ternak
unggas untuk sementara tidak dicakup. Di samping data tentang
populasi, dikumpulkan pula data tentang perkembangan populasi
ternak, antara lain tentang kematian, kelahiran, dan pemoto
ngan. Untuk lebih meningkatkan tersedianya data ternak, maka
dalam Sensus Pertanian 1983 akan dikumpulkan pula data tentang
populasi ternak dan unggas, usaha-usaha peternakan dan berbagai
karateristik lain.

6) Statistik Perikanan

Kegiatan registrasi tempat-tempat pendaratan perikanan laut


dimulai sejak tahun pertama Repelita III, dan diadakan terutama
di kecamatan-kecamatan pantai. Hasil registrasi tersebut telah
digunakan sebagai kerangka sampel dalam pelaksanaan Survai Pe -
rikanan Laut tahun 1980/81 dan tahun 1981/82. Survai ini dija -
lankan dalam empat tahap, dan tiap tahap dibagi dalam tujuh
hari pencacahan. Data yang dikumpulkan mencakup kegiatan di
tempat pendaratan ikan, antara lain tentang banyaknya perahu
yang mendarat, alat penangkap yang digunakan, produksi menurut
jenis ikan, dan distribusi hasil penangkapan. Survai diadakan
di perairan di semua propinsi, kecuali propinsi Irian Jaya dan
Timor Timur. Pengolahan hasil Survai Perikanan Laut ini selu -
ruhnya sudah selesai dan dapat memberikan gambaran tentang
keadaan perikanan laut tahun 1981. Dalam rangka peningkatan
mutu dan kualitas data statistik perikanan, serta usaha penye -
diaan data statistik tersebut secara berkesinambungan, maka
dalam Senaua Pertanian 1983 akan dikumpulkan pula data statis-
tik perikanan, baik perikanan laut, perikanan darat, maupun
perikanan tambak.

XVII/50
7) Statistik Industri

Survai industri besar dan sedang diadakan untuk mengumpul -


kan data statistik industri secara lengkap tentang karakteris -
tik tenaga kerja, upah dan gaji, produksi, pemakaian bahan
baku, baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun dari
impor, penggunaan bahan bakar, dan pembentukan modal. Dalam
survai yang mencakup data tahun kalendar 1981 juga dikumpulkan
keterangan tentang sumber dana investasi dan fasilitas penana -
man modal yang diperoleh perusahaan.

Di samping survai yang diadakan setahun sekali itu, tetap


dilaksanakan survai industri triwulanan untuk mengukur laju
pertumbuhan dan gerak musim sektor industri. Karena sampel
perusahaan untuk survai triwulanan ini pada umumnya berasal
dari industri besar dan sedang, maka gambaran yang diperoleh
diperkirakan lebih cenderung mewakili laju pertumbuhan industri
besar dan sedang. Untuk memperoleh gambaran yang lebih baik
tentang laju pertumbuhan sektor industri, maka mulai tahun
anggaran 1982/83 enam bulan sekali secara terus menerus akan
diadakan survai industri kecil. Dengan demikian maka di samping
laju pertumbuhan industri besar dan sedang, juga diperoleh
gambaran tentang laju pertumbuhan industri kecil .

Hasil survai industri besar dan sedang sampai dengan tahun


1980 telah dapat diterbitkan pada akhir tahun anggaran 1981/82.
Data tahun 1980 juga sudah dipindahkan ke dalam komputer, se -
hingga dengan ini data perusahaan industri besar dan sedang
yang sudah dipindahkan ke dalam komputer adalah dari tahun 1975
sampai dengan tahun 1980.

Pada waktu ini sedang dilaksanakan survai industri untuk


memperoleh data tahun 1981. Melalui kerja sama antara Biro
Pusat Statistik dan Pusat Pengembangan Tehnologi Mineral (PPTM)
Departemen Pertambangan dan Energi sedang disiapkan penelitian
lebih mendalam tentang jenis bahan baku perusahaan industri
yang berasal dari bahan galian.

Kegiatan baru yang dimulai pada tahun 1981/82 adalah survai


investasi untuk perusahaan industri. Survai ini merupakan kegi -
atan pendahuluan dari suatu rangkaian survai investasi yang
akan dilaksanakan pada tahun 1982/83.

Survai industri triwulanan sudah dapat menghasilkan indeks


produksi sampai triwulan ke IV tahun 1981, sehingga laju per -
tumbuhan sektor industri untuk tahun 1981 sudah dapat diperki -
rakan.

XVII/51
8) Statistik Konstruksi

Dengan telah selesainya pengolahan Sensus Konstruksi 1977,


maka hasilnya telah digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki
dan menyusun statistik konstruksi yang lebih lengkap dan teliti.
Statistik konstruksi yang sedang dikembangkan meliputi statistik
bangunan, jembatan/jalan, sarana pengairan, waduk/ dam, lapangan
terbang, instalasi listrik, dan beberapa kon struksi lainnya.
Dalam tahap pertama pada tahun 1982/83 akan dikumpulkan
statistik bangunan melalui survai konstruksi ter hadap perusahaan
konstruksi yang ada di seluruh Indonesia.

Survai uji coba (pilot survey) dilakukan di DKI Jakarta,


mencakup 100 perusahaan konstruksi yang cukup besar potensinya,
dan telah dapat diselesaikan pada bulan Desember 1981. Dari
hasil survai tersebut sedang disusun angka indeks pemakaian
bahan. Dengan melihat arah perkembangan angka indeks tersebut
dapat diketahui perkembangan perusahaan konatruksi dan kegiatan
konstruksi.

Pada tahun 1982 survai konstruksi tersebut dilanjutkan di


enam propinsi potensial, ialah Sumatera Utara, DKI Jakarta,Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Survai ini
akan mencakup kurang lebih 65 persen dari potensi perusaha an
konstruksi yang ada di seluruh Indonesia. Pada kesempatan lain
survai ini akan dilanjutkan di propinsi potensial lainnya.

Di samping mengadakan survai-survai ini akan dikumpulkan


data sekunder sektor konstruksi yang merupakan hasil sampingan
administrasi. Beberapa data dapat dikumpulkan dari laporan pro -
yek B.1 (Kepres 14 A), izin mendirikan bangunan (IMB) dari PU,
Perumnas/Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

9) Statistik Pertambangan

Data statistik pertambangan dikumpulkan a. sebagai data se -


kunder dari Departemen Pertambangan dan Energi, b. melalui Sur -
vai Bahan Galian Untuk Industri, dan c. melalui Survai Pertam -
bangan Besar.

Data sekunder setiap bulan secara teratur dikumpulkan dan


diterbitkan dalam Indikator Ekonomi. Dari Survai Bahan Galian
Untuk Industri telah diperoleh data tentang jumlah perusahaan
tambang, tenaga kerja, upah dan gaji, produksi, penggunaan
bahan bakar, struktur biaya, dan pembentukan modal dalam bahan

XVII/52
galian golongan C. Survai ini telah dilakukan di lima belas
propinsi di Indonesia, dan hasilnya telah diterbitkan dalam
bentuk publikasi. Pada saat ini sedang dilanjutkan survai di
daerah Tingkat I Riau, Jambi, dan Bengkulu, dan dalam waktu
dekat akan dilakukan survai yang sama di beberapa propinsi
lainnya. Survai ini merupakan kerjasama antara Pusat Pengem -
bangan Tehnologi Mineral (PPTM) Departemen Pertambangan dan
Energi dengan Biro Pusat Statistik, dan telah dimulai pada
tahun 1978. Dalam program pembaharuan daftar alamat perusahaan
tambang kecil telah dilakukan pendaftaran ulang di daerah-dae-
rah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumate
ra Utara, dan Sumatera Barat.

Survai Pertambangan Besar akan dilakukan pada tahun 1982


untuk keperluan penyusunan pendapatan nasional dan tabel input-
output, dan akan meliputi 100 buah perusahaan pertambangan
besar. Data yang dikumpulkan dalam survai ini ialah tentang
jumlah perusahaan, tenaga kerja, upah dan gaji, produksi,
struktur biaya, peralatan yang dipakai, pembentukan modal, dan
biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan lingkungan.

10) Statistik Listrik, Gas, dan Air Minum

Dalam Repelita III, di samping melanjutkan apa yang telah


dikerjakan selama Repelita II, juga ditempuh beberapa cara lain
untuk mendapatkan data yang lengkap dan cepat dalam bidang lis -
trik, gas, dan air minum, di antaranya ialah dengan diadakan
kerjasama antara kantor pusat perusahaan listrik, gas, dan air
minum, khususnya Perusahaan Listrik Negara, Perusahaan Gas, Pe -
rusahaan Air Minum Daerah, dan Biro Pusat Statistik, dengan me -
libatkan Kantor-kantor Statistik di propinsi-propinsi. Data
yang dikumpulkan meliputi jumlah perusahaan, tenaga kerja, upah
dan gaji, produksi, pemakaian bahan bakar dan bahan baku, pem -
bentukan modal, dan struktur biaya.

Pada bulan Oktober 1981 telah dilakukan survai di dua kabu -


paten di Sumatera Selatan dan dua kabupaten di Jawa Timur untuk
mengetahui pengaruh daripada listrik masuk desa terhadap keada
an sosial ekonomi penduduk di pedesaan. Survai ini baru merupa -
kan tahap penjajagan, dan akan dilakukan pula di Jawa Tengah
pada tahun 1982.

Untuk dapat membuat ramalan tentang konsumsi dan produksi


tenaga listrik pada masa mendatang, dikembangkan sistem infor -
masi kelistrikan nasional yang terdiri dari berbagai instansi.
Pada saat ini sedang dilakukan survai untuk mendapatkan gambar-

XVII/53
an tentang pemakaian bahan bakar sebagai energi pemanas di 9
kota terpenting, yang merupakan kerjasama antara Biro Pusat
Statistik dan PN Gas Pusat.

11) Statistik Keuangan dan Harga-harga

Yang tercakup dalam kegiatan Statistik Keuangan dan Harga -


harga adalah i) Statistik Harga Konsumen, ii) Statistik Harga
Perdagangan Besar, iii) Statistik Harga Produsen, dan iv) Sta -
tistik Keuangan. Data statistik ini dikumpulkan, diolah, dan
disajikan secara berkala, ialah secara mingguan, bulanan, dan
tahunan, dan merupakan bahan dasar bagi penyusunan indikator
ekonomi. Indikator ini diperlukan sebagai landasan bagi penyu -
sunan dan penilaian kebijaksanaan pemerintah dalam usaha peme -
rataan pembangunan dan hasil-hasilnya, khususnya yang menyang -
kut perkembangan daya beli masyarakat di daerah kota dan daerah
pedesaan, perkembangan pendapatan dana pengeluaran Pemerintah,
dan penyusunan dan penilaian kebijaksaan dibidang moneter.

(i) Statistik Harga Konsumen

Kegiatan ini menghasilkan statistik harga dan Indeks Harga


Konsumen (IHK) yang disajikan secara bulanan. Hasilnya dapat
dipakai untuk berbagai tujuan, antara lain sebagai indikator
laju inflasi, dan sebagai dasar untuk menyesuaikan upah buruh.
Karena Indeks Harga Konsumen disajikan hanya sebulan sekali,
ialah pada setiap akhir bulan, maka untuk mendapatkan indikator
secara garis besar dan cepat bagi perkembangan harga-harga, di -
susun pula statistik harga dan indeks harga 9 bahan pokok se-
cara mingguan.

Sebagai dasar penyusunan indeks harga konsumen dan indeks


harga 9 bahan pokok yang baik, dikumpulkan dua macam informasi
secara berkala, ialah informasi tentang pola konsumsi penduduk,
dan informasi tentang harga konsumen. Yang pertama dikumpulkan
lewat Survai Biaya Hidup 5 atau 10 tahun sekali, sedang yang
kedua datanya dikumpulkan secara mingguan, bulanan, atau triwu -
lanan. Pelaksanaan pekerjaan ini memerlukan tenaga-tenaga yang
dapat diandalkan, baik dalam pengiriman dokumen, maupun dalam
pengolahan di pusat.

Diagram timbangan untuk penghitungan kedua indeks tersebut


telah dikumpulkan lewat Survai Biaya Hidup yang dilaksanakan
pada tahun 1977/78 di 17 kota besar di Indonesia. Harga-harga
yang dikumpulkan dan indeks yang disusun mencakup 150 jenis ba -
rang. Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan tahun dasar 1977/78
ini telah dipakai secara resmi sejak tanggal 1 April 1979 , dan

XVII/54
meliputi IHK masing-masing 17 kota serta indeks gabungan dari
17 kota. Pada waktu itu IHK dapat disajikan tepat pada waktunya
berkat adanya kerjasama antara Biro Pusat Statistik dengan Kan -
wil Perdagangan dan Dolog dalam pengiriman dokumen ke Pusat,
dengan menggunakan telex yang sudah mereka miliki.

Sejak tahun 1979/80 dengan telah dipasangnya pesawat telex


pada Kantor-kantor Statistik di 16 kota, maka pengiriman doku-
men harga ke Pusat berjalan lebih lancar. Dalam rangka pengem -
bangan IHK, sejak tahun 1980, atas kerjasama antara Biro Pusat
Statistik dan Bank Indonesia diadakan pengumpulan data dan
penghitungan IHK di 22 kota lainnya dengan tahun dasar 1978/79.
Dengan demikian, maka telah ada IHK dari 39 kota, ialah 26 ibu
kota propinsi dan 13 kota lainnya.

Penyempurnaan-penyempurnaan terus dilakukan, baik dalam hal


kemampuan tenaga di lapangan, maupun dalam tata cara penghitu -
ngan indeksnya. Untuk itu pada tahun 1979/80 diadakan latihan
petugas lapangan dan berbagai survai tambahan, antara lain,
Survai Tarip Sewa Rumah, Tarip Pembantu Rumah Tangga, dan Uang
Sekolah di 26 ibu kota propinsi, dan Survai Pembelanjaan di DKI
Jakarta.

Hasil kegiatan statistik harga konsumen ini secara teratur


diterbitkan dalam bentuk publikasi berupa: 1) Indeks Harga Kon -
sumen dan Analisa Indeks Harga Konsumen, yang disajikan secara
bulanan, 2) Harga dan Indeks 9 bahan pokok, yang disajikan se-
cara mingguan, 3) Hasil lengkap Survai Biaya Hidup, 4) Data bu -
lanan yang disajikan lewat Indikator Ekonomi dan Buletin Ring -
kas.

(ii) Statistik Harga Perdagangan Besar

Pencatatan Statistik harga perdagangan besar dilakukan an -


tara tanggal 15 dan 20 setiap bulan. Statistik ini mencakup
harga perdagangan besar di sektor pertanian, industri, pertam -
bangan/penggalian, ekspor dan impor di semua ibu kota propinsi
dan beberapa kotamadya dan kota kabupaten lainnya. Gunanya an -
tara lain ialah: 1) sebagai dasar untuk merumuskan kebijak -
sanaan dalam bidang harga-harga, 2) sebagai deflator dalam
penghitungan pendapatan nasional dan pendapatan regional, dan 3)
sebagai indikator dalam analisa pasar dan analisa moneter.

Sejak tahun terakhir Repelita II diadakan peningkatan dalam


sistem pengumpulan data harga perdagangan besar berupa penyem-
purnaan daftar isian yang digunakan dan penelitian kembali
kemantapan sumber data (responden) di masing-masing kota yang

XVII/55
bersangkutan. Yang menjadi sumber data ialah pedagang besar
pertama yang pada umumnya berbentuk badan hukum seperti PT,CV,
NV, FIRMA, PNP/PTP, asosiasi dagang, termasuk instansi pemerin -
tah, perusahaan negara, maupun koperasi. Pada tahun 1981/82 di -
adakan penghitungan diagram timbangan bagi Indeks Harga Perda -
gangan Besar untuk merubah tahun dasar dari tahun 1971 ke tahun
1975. Dalam penggantian tahun dasar ini sejumlah batang yang
tercakup dalam indeks bertambah dari 220 menjadi 241 macam.
Indeks harga yang disusun berdasarkan diagram timbangan baru
ini telah selesai dihitung dan pada tahun 1981/82 angkanya
sudah diterbitkan.

Hasil pengolahan data yang dikumpulkan setiap bulan telah


disajikan dalam bentuk data harga dan Indeks harga Perdagangan
Besar dalam publikasi-publikasi 1)Harga Perdagangan Besar bebe -
rapa Propinsi di Indonesia, 1971-1980, 2) Harga Perdagangan
Besar beberapa Propinsi di Indonesia, 1976-1981, 3) Angka
Indeks Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan, 1971-1978, 4)
Angka Indeks Perdagangan Bahan Konstruksi di Indonesia, 1975 -
1981, 5) Angka Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia, 1971 -
1978, 6) Angka Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (1975 =
100), 7) Data harga dan indeks harga yang disajikan secara
bulanan lewat Indikator Ekonomi dan Buletin Ringkas.

(iii) Statistik Harga Produsen

Statistik Harga Produsen mencakup harga yang diterima peta -


ni, ialah harga produk pertanian,dan harga yang dibayar petani
untuk barang dan jasa keperluan produksi pertanian maupun ba -
rang dan jasa keperluan konsumsi rumah tangga. Statistik ini
digunakan antara lain, 1) untuk menilai perkembangan harga yang
terjadi di daerah pedesaan, 2) untuk menghitung pendapatan na -
sional dan pendapatan regional, khususnya dari sektor pertani
an, 3) untuk menghitung nilai tukar petani yang dipakai sebagai
indikator bagi perkembangan daya beli petani. Nilai tukar peta
ni diperoleh dengan membandingkan indeks harga yang diterima
petani dengan indeks harga yang dibayar petani.

Harga-harga untuk penyusunan statistik ini dikumpulkan di


daerah pedesaan di semua propinsi di Indonesia kecuali DKI Ja-
karta, Irian Jaya dan Timor Timur, dan pencatatannya dilakukan
pada tanggal 15 setiap bulan. Daftar isian yang dipakai untuk
mencatat data harga dan pengambilan sampel terhadap desa terpi -
lih yang tersebar di seluruh Indonesia telah mengalami penyem -
purnaan pada tahun 1979/80. Pengetrapan daftar isian dan sampel
baru ini dimulai pada bulan Januari 1980 setelah terlebih da -
hulu diadakan latihan yang intensif bagi petugas lapangan. Ber

XVII/56
samaan dengan itu telah pula dilakukan penelitian dan penyu -
sunan diagram timbangan yang akan dipakai untuk menyusun indeks
harga yang diterima petani, indeks harga yang dibayar petani,
maupun indeks nilai tukar.

Untuk dapat menyajikan data dengan lebih cepat dan dengan


ruang lingkup yang lebih luas, maka pada tahun 1980/81 disusun
sistem pengolahan dengan komputer. Kegiatan ini menghasilkan
data harga di daerah pedesaan beserta ketiga indeks harga ter -
sebut di atas, dan indeks harga 9 bahan pokok di daerah pedesa -
an yang disajikan secara berkala dalam bentuk publikasi sebagai
berikut: 1) Secara semesteran diterbitkan Statistik Harga yang
diterima petani dan Harga yang dibayar petani untuk biaya pro -
duksi pertanian dan kebutuhan rumah tangga tani, 2) secara bu -
lanan diterbitkan dalam Indikator Ekonomi statistik: Rata-rata
harga produsen padi di setiap propinsi di seluruh Indonesia;
Rata-rata harga eceran di pasar pedesaan Jawa-Madura; Harga 9
bahan pokok di pasar pedesaan Jawa dan Madura, 3) lima indeks
diterbitkan secara bulanan dalam Indikator Ekonomi maupun dalam
Buletin Ringkas, ialah: Indeks Harga Produsen di Jawa dan Madu -
ra, Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Jawa dan Madura, Indeks
Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal di Jawa dan Madura,
Indeks Nilai Tukar Petani di Jawa dan Madura: Indeks Harga 9
bahan pokok di Pedesaan Jawa dan Madura, dan 4) satu indeks
lagi, ialah Indeks Harga 9 bahan pokok di Pedesaan Luar Jawa
diterbitkan secara bulanan dalam Buletin Ringkas.

(iv)Statistik Keuangan

Pengumpulan data statistik keuangan telah dirintis dalam


Repelita I dan sejak itu secara terus-menerus mengalami per -
baikan dan penyempurnaan baik dalam daftar pertanyaan yang di -
gunakan, metode, serta jumlah sampel yang dipakai. Statistik
ini meliputi statistik keuangan negara, perbankan dan lembaga -
lembaga keuangan lainnya. Data keuangan negara mencakup keua -
ngan Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Tingkat II,
dan Pemerintah Tingkat Desa, dan berisi realisasi penerimaan
rutin dan pembangunan, serta realisasi pengeluaran rutin dan
pembangunan setiap tahun anggaran. Data ini diperlukan dalam
penghitungan pendapatan regional, dan setelah digabung dengan
data keuangan Pemerintah Pusat merupakan komponen besar dalam
penghitungan pendapatan nasional, dan penyusunan tabel input -
output. Untuk Keuangan Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II
pengumpulan datanya dilakukan secara lengkap, sedang untuk
merintah Tingkat Desa dengan cara sampel.

Metode sampel ini disempurnakan pada tahun 1978/79, dari

XVII/57
pengambilan sampel secara tetap dua desa tiap kecamatan, menjadi
secara proporsional, sebanding dengan jumlah desa yang ada
di kecamatan. Pada tahun 1979/80 jumlah sampel untuk desa
di
tingkatkan dari sekitar 4.000 desa menjadi 6.000 desa, dan
sejak tahun 1980/81 diambil sampel 10 persen dari desa yang ada
secara acak beraturan sebanyak 6.700 desa, sehinggga hasilnya
diharapkan akan dapat mewakili keadaan yang sebenarnya.

Hasil pengumpulan dan pengolahan data statistik keuangan


negara selama empat tahun terakhir ini telah disajikan dalam
bentuk publikasi ialah : 1) Statistik Keuangan 1977/78, 1978/
79, 1979/80, dan 1980/81; 2) Statistik Keuangan Pemerintah Dae -
rah Tingkat I 1976/77, 1977/78, 1978/79, dan 1979/80; 3) Sta -
tistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat 11 1976/77, 1977/78,
1978/79, dan 1979/80; 4) Statistik Keuangan Desa 1976/77, 1977/
1978, 1978/79 dan 1979/80; dan 5) Data bulanan yang disajikan
lewat Indikator Ekonomi.

12) Statiatik Perdagangan Luar Negeri

Statistik Perdagangan Luar Negeri meliputi Statistik Impor,


Statistik Ekspor, dan Statistik Perkapalan, dan disusun berda-
sarkan dokumen-dokumen dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Bank Devisa, dan Badan Penguasa Pelabuhan yang dikirim dari 250
buah pelabuhan terbesar di seluruh Indonesia. Masalah kelamba-
tan penerimaan dokumen telah dapat diatasi secara berangsur-
angsur dengan perbaikan prosedur pengiriman dokumen.

Untuk melayani kebutuhan akan data statistik perdagangan


luar negeri yang lebih cepat, tepat, dan terperinci, telah di -
tempuh berbagai kebijaksanaan. Ruang lingkup telah dapat diper -
luas, dan prosedur pengiriman dokumen dari pelabuhan-pelabuhan
di seluruh Indonesia telah dapat diperbaiki berkat kerja sama
yang erat antar instansi, sehingga tengggang waktu antara tahun
atau bulan laporan statistik dan terbitnya publikasi dapat
makin diperpendek. Dengan kerjasama antar instansi ini telah
dapat dihasilkan beberapa publikasi yang mencakup data perda -
gangan Indonesia - ASEAN, Indonesia - MEE, dan berbagai data
perdagangan komoditi pertanian, perkebunan, dan kehutanan, yang
memegang peranan yang cukup penting setelah minyak bumi.

Dengan dikeluarkannya buku Tarip Bea Masuk yang disusun


berdasarkan Customs Cooperation Council Nomenclature (CCCN)
pada tahun 1980/81 , maka sejak bulan Januari 1981 dalam pengo-
lahan data statistik perdagangan luar negeri telah diadakan pe-
nyesuaian jenis klasifikasi dari Brussel Tariff Nomenclature
(BTN) menjadi CCCN. CCCN menggunakan terminologi yang berlaku

XVII/58
secara international, sehingga dapat dipahami dan dimengerti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perdagangan interna -
sional, dan dengan demikian dapat dipastikan tarip pos yang pa -
ling sesuai bagi masing-masing barang, dan dapat dijamin kese -
ragaman klasifikasi secara internasional dalam tarip negara -
negara yang menggunakannya. Dengan berlakunya CCCN, maka di
Biro Pusat Statistik telah diadakan persesuaian satu lawan satu
(one to one correspondence) antara CCCN dan SITC Revisi ke-2
(Revised-2) yang merupakan klasifikasi yang lebih terperinci
dari SITC Revisi (SITC Reviced).

Di samping statistik ekspor dan impor, mulai tahun 1980/81


kompilasi data statistik perdagangan luar negeri telah diperlu -
as dengan kompilasi data perkapalan. Hasil kompilasi statistik
perkapalan ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar untuk pe -
ngambilan keputusan dalam kebijaksanaan nasional di bidang per -
kapalan, pengembangan angkutan laut dan dalam mengatasi masa
lah yang timbul di bidang pengadaan dan pemakaian jasa angkutan
laut.

Sampai dengan tahun ketiga Repelita III telah diterbitkan


berbagai publikasi, baik secara bulanan, semesteran, maupun ta -
hunan, berupa: 1) Statistik Ekspor tahun 1974 sampai dengan ta -
hun 1980, masing-masing menurut jenis barang, negeri tujuan,
dan pelabuhan ekspor; 2) Statistik Ekspor bulanan sampai dengan
tahun 1981; 3) Statistik Impor tahun 1974 sampai dengan tahun
1980, masing-masing menurut jenis barang, negeri asal, dan pe -
labuhan tujuan. Publikasi statistik ekspor dan statistik impor
tahun 1981 pada waktu ini sedang dalam persiapan percetakan,
dan statistik perkapalan 1980 dan 1981 masih dalam bentuk
"print out" komputer.

13) Statistik Niaga dan Jasa

Yang dimaksud dengan statistik niaga dan jasa adalah sta -


tistik perdagangan penyaluran. Statistik ini diperlukan dalam
perencanaan bidang perdagangan dalam negeri dan jasa-jasa per-
dagangan. Yang dikumpulkan adalah keterangan struktural dan ke -
giatan operasi perusahaan perdagangan dan jasa-jasa perdagangan.

Dalam tahun 1980/81 telah diadakan survai perdagangan pe-


nyaluran di 9 propinsi, ialah Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, dengan jumlah
sampel seluruhnya kurang lebih 2.000 unit.

Tujuan survai ini adalah untuk mendapatkan keterangan ten

XVII/59
tang struktur input-output dan rasio nilai tambah di sektor
perdagangan secara nasional, yang akan dipakai untuk menyusun
penghitungan pendapatan nasional dan Tabel Input-Output Indone -
sia. Pengolahan dan penyajian hasil survai ini telah dapat di -
laksanakan pada akhir triwulan pertama tahun 1982/83.

1 4 ) Statistik Perhubungan

Statistik Perhubungan meliputi statistik angkutan darat,


angkutan laut, angkutan udara, dan statistik komunikasi. Sehu -
bungan dengan usaha pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
maka kebutuhan akan statistik perhubungan makin meningkat dan
oleh karenanya diadakan pengembangan dan penyempurnaan, baik
dalam metodologi, sistem, pengumpulan, pengolahan maupun pe -
nyajian datanya. Untuk keperluan tersebut telah diadakan kerja -
sama antara Biro Pusat Statistik dan berbagai instansi di ling -
kungan Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat/Direktorat Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya, Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara dan inatansi-instansi di lingkungan Departemen Keuangan,
antara lain Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Dalam statistik angkutan darat, pada tahun 1976 telah dila -


kukan survai struktur biaya truk dan bus umum, dan hasilnya di -
gunakan antara lain untuk memperbaiki perkiraan/penghitungan
pendapatan nasional sektor angkutan darat. Dalam tahun 1982 ini
akan diadakan survai semacam itu dengan daerah survai yang
lebih luas. Hasil kompilasi statistik di bidang ini yang telah
diterbitkan sampai dengan keadaan tahun 1980 adalah Statistik
Kendaraan Bermotor dan Panjang Jalan tahun 1980, Direktorat
Perusaha- an Bus dan Truk dan beberapa publikasi lain.

Pengolahan statistik antar pulau hingga kini masih terus


menghadapi masalah keterlambatan datangnya dokumen-dokumen yang
dikirim oleh Inspektorat-inspektorat Bea dan Cukai yang
tersebar di seluruh Indonesia. Namun demikian telah berhasil
diterbitkan publikasi Statistik Antar Pulau tentang keadaan
tahun 1979 dan tahun 1980. Di samping itu telah diterbitkan
pula publikasi data angkutan laut lainnya sampai dengan keadaan
tahun 1980, dan secara teratur disajikan data bulanan keadaan
tahun 1981 dalam lembaran-lembaran Berita Ringkas maupun dalam
publikasi Indikator Ekonomi.

Dalam tahun 1981 telah berhasil disusun publikasi tahunan


di bidang angkutan udara sampai keadaan tahun 1980, yang memuat
data tentang jumlah pesawat terbang sipil menurut jenis dan
ukuran ; lalu lintas angkutan penumpang, barang, bagasi dan pos
XVII/60
di semua pelabuhan udara di Indonesia. Di samping itu secara
teratur disajikan pula publikasi data bulanan keadaan tahun
1981 dalam lembaran Berita Ringkas dan Indikator Ekonomi.

Dalam tahun yang sama telah dilakukan survai angkutan udara


terhadap perusahaan-perusahaan penerbangan nasional tentang ke -
adaan tahun 1980. Data yang dikumpulkan ialah keterangan umum
perusahaan, indikator produksi, berbagai pengeluaran dan pene -
rimaan perusahaan, dan pembentukan modal perusahaan. Sebagai
hasil survai tahun 1981 tersebut telah berhasil diterbitkan
publikasi Survai Angkutan Udara keadaan tahun 1980. Atas dasar
pengalaman survai tersebut diadakan penyempurnaan daftar isian,
perbaikan sistem pengumpulan dan pengolahan, sehingga survai
yang akan dilakukan dalam tahun 1982 dan tahun-tahun berikutnya
dapat menghasilkan data angkutan udara yang lebih mantap.

Sama halnya dengan berbagai jenis statistik angkutan, maka


sistem pengumpulan, pengolahan serta penyajian data statistik
komunikasi masih terus ditingkatkan. Publikasi tentang statis -
tik komunikasi tahun 1980 dan tahun-tahun sebelumnya memuat da -
ta pokok dalam lalu lintas pos, jumlah pesawat radio, televisi,
telepon, telegram, telex dan berbagai jenis data komunikasi
lainnya di tiap propinsi. Di samping publikasi tahunan disaji -
kan pula data bulanan dalam publikasi Indikator Ekonomi, antara
lain lalu lintas pos di beberapa kota besar menurut tujuan pe -
ngiriman.

15 ) Statistik Pariwisata

Pengumpulan data pokok tentang pariwisata dilakukan oleh


Biro Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Pariwisata. Dalam
tahun 1980 diadakan inventarisasi akomodasi yang mempunyai 10
kamar atau lebih di 26 propinsi di Indonesia, dan hasilnya
telah digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan survai tingkat
penghunian kamar hotel. Di samping itu, dalam rangka peningkat -
an promosi dan produk pariwisata, telah dilakukan kompilasi da -
ta tentang kedatangan wisatawan asing melalui pelabuhan-pelabu -
han utama berdasarkan hasil pengolahan kartu E/D (Enbarkasi/ -
Disembarkasi) dari Direktorat Jenderal Imigrasi selama tahun
1980 dan 1981. Sebagai hasil pengolahan survai di bidang pari -
wisata telah diterbitkan beberapa publikasi, antara lain: 1)
Tingkat Penghunian Kamar Hotel tahun 1976 sampai dengan tahun
1980; 2) Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia tahun 1978
sampai dengan tahun 1980; dan 3) publikasi-publikasi lain yang
disajikan dalam lembaran Berita Ringkas dan Indikator Ekonomi,
yang memuat data bulanan keadaan tahun 1980 dan 1981.

XVII/61
Pada tahun 1981/82 telah diadakan survai perjalanan melalui
pendekatan rumah tangga untuk memperoleh data tentang jumlah
penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan, baik ke tempat
wisata maupun bukan tempat wisata, dalam enam bulan terakhir
tahun 1981. Di samping itu pada tahun 1981 telah dilakukan
inventarisasi akomodasi dan survai tingkat penghunian kamar
hotel, yang akan dilanjutkan pada tahun 1982/83.

b . Survai Sosial Ekonomi Nasional

Tujuan utama pembangunan kita adalah meningkatkan taraf


hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata. Se -
hubungan dengan itu diperlukan data statistik yang berkaitan
dengan taraf hidup masyarakat untuk mengkaji hasil yang dica -
pai dan mengadakan penyempurnaan dalam pelaksanaannya. Salah
satu cara pengumpulan data untuk keperluan ini adalah dengan
mengadakan Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Survai ini
dilakukan setiap tahun dengan segi. penelitian (topik) yang ber-
beda dan disesuaikan dengan keperluan.

Kegiatan dalam tahun 1981/82 dititikberatkan pada pengum -


pulan data tentang angkatan kerja, kriminalitas, industri
kecil/kerajinan rumah tangga, dan konsumsi makanan jadi. Pelak-
sanaan dan persiapan survai, termasuk pengambilan sampel, pe -
nyusunan daftar isian, buku pedoman untuk pelaksanaan lapa
ngan latihan instruktur bagi instruktur diadakan di Pusat, se -
dang pada tingkat daerah dilaksanakan latihan petugas lapangan,
pencacahan yang mencakup sebanyak 60.000 rumah tangga. Pengo -
lahan hasil survai ini baru akan dilaksanakan tahun depan,
sedang dalam tahun ini dilakukan pengolahan hasil survai tahun
sebelumnya. Sebagian dari hasil pengolahan tersebut sudah di -
terbitkan dalam bentuk publikasi, sedang sebagian lain masih
dalam bentuk "print out" komputer. Data yang disajikan antara
lain mengenai konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, keadaan
sosial budaya dan kesehatan. Dari survai ini telah pula diana -
lisa konsumsi pangan, distribusi pendapatan dan sebagainya.

Publikasi yang telah dihasilkan dalam tahun 1981 adalah


antara lain : 1. Keadaan Sosial Budaya Penduduk 1978; 2. Keada
an Kesehatan Anak dan Ibu 1978; 3. Konsumsi Penduduk di Jawa,
Luar Jawa, Indonesia 1979; 4. Konsumsi Penduduk di Jawa, Luar
Jawa, Indonesia 1980.

c. Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik Pendapatan Nasio


nal, Pendapatan Regional, dan Tabel Input-Output

XVII/62
Penyempurnaan angka-angka pendapatan nasional meliputi per-
baikan angka dasar yang masih bersifat sementara, pelengkapan
data yang diperlukan, perbaikan dan penyempurnaan ruang ling -
kup, definisi dan metode estimasi. Statistik pendapatan regio -
nal yang dihitung dan disusun oleh masing-masing Daerah Tingkat
I masih diteliti, diperbandingkan dan dianalisa, terutama da
lam hal keseragaman penggunaan konsep dan metodologi.

Dalam rangka menuju kepada suatu sistem Neraca Nasional


yang lengkap dan terpadu, maka pada tahun 1981/82 telah dilaku -
kan tahap penyusunan Tabel Input-Output Indonesia 1980, Sistem
Neraca Sosial Ekonomi Indonesia (Social Accounting Matrix), Ne -
raca Produksi dan Studi Penyusunan Indikator Ekonomi Sektoral
Triwulanan. Hasil penyusunan ini akan berguna sebagai bahan
analisa lebih lanjut khususnya analisa antar sektor kegiatan
ekonomi, antar kelompok sosial ekonomi masyarakat dan analisa
lain.

Dalam penyusunan dan penyajian jenis statistik yang berhu-


bungan dengan Neraca Nasional diusahakan untuk mengikuti Sistem
Neraca Nasional (System of National Accounts) yang dikeluarkan
oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, dengan maksud agar terdapat
keseragaman dengan negara-negara lain. Dengan penggunaan sistem
tersebut keperluan akan statistik yang berhubungan dengan aspek
aspek pembangunan seperti pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan
sebagainya tetap dapat dipenuhi.

Dalam penyusunan statistik-statistik tersebut diadakan ker -


ja sama antara berbagai instansi pemerintah, ialah antara Biro
Pusat Statistik, Bappenas, Departemen-departemen tehnis, Lek -
nas-LIPI, Universitas Indonesia, Bank Indonesia dan instansi -
instansi lain sejauh mungkin, agar data yang dihasilkan dapat
berdaya guna dan berhasil guna. Khususnya untuk statistik pen -
dapatan regional diadakan kerjasama antara Biro Pusat Statis -
tik, Pemerintah Daerah, dalam hal ini Bappeda, Universitas-uni -
versitas dan Kelompok Pendapatan Regional Indonesia.

d. Sensus Penduduk 1980 dan Persiapan Sensus Pertanian 1983

Pengumpulan data Sensus Penduduk 1980 diadakan dalam dua


tahap. Tahap pertama berupa pencacahan secara lengkap dan tahap
kedua berupa pencacahan secara sampel yang meliputi kurang le -
bih lima persen dari seluruh penduduk. Dalam tahun anggaran
1981/82 kegiatan telah sampai kepada tahap pengolahan. Untuk
mempercepat pengajuan hasilnya telah dipilih 10 persen dari 5
persen sampel untuk diolah lebih dahulu. Data yang diha-

XVII/63
silkan dari pengolahan yang didasarkan pada 0,5 persen sampel
tersebut tidak selalu sama dengan hasil pencacahan lengkap, ka -
rena mungkin mengandung kesalahan sampling dan non-sampling.
Namun demikian perbedaannya masih dalam batas-batas toleransi
yang dapat diterima.

Hasil pengolahan ini telah diterbitkan dalam bentuk publi-


kasi yang terdiri dari seri L2, L3, L4, L5, L6 dan L7. Data
yang dicakup di dalamnya adalah tentang penyebaran dan kepadat -
an penduduk, laju pertumbuhan penduduk, susunan umur dan jenis
kelamin, tingkat pendidikan penduduk, kemampuan berbahasa Indo-
nesia, kesehatan penduduk, perpindahan penduduk, fertilitas dan
keluarga berencana, angkatan kerja dan data tentang rumah
tangga.

Di samping pengolahan Sensus Penduduk 1980, pada tahun ang -


garan 1981/82 juga sudah dimulai kegiatan persiapan Sensus Per -
tanian 1983. Kegiatan ini meliputi penelitian metodologi, per -
cobaan metode, perencanaan daftar isian, konsep definisi, orga-
nisasi lapangan, dan beberapa kegiatan lainnya yang memerlukan
waktu sekitar satu setengah tahun, dan oleh karenanya masih
akan diteruskan dalam tahun anggaran 1982/83.

e. Statistik Pembangunan Daerah Pedesaan Yang Terpadu

Pembangunan daerah pedesaan yang terpadu merupakan usaha


yang banyak seginya dan yang memerlukan pengintegrasian berba -
gai program, baik yang menyangkut peningkatan sektor pertanian
dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan itu maupun yang
menyangkut industri pedesaan dan kegiatan lainnya di luar per-
tanian, sektor pendidikan, kesempatan kerja, kesehatan dan
perbaikan gizi penduduk pedesaan.

Dalam perumusan program pembangunan desa tersebut ada bebe -


rapa langkah yang kait-mengkait. Pertama dikumpulkan data yang
terperinci tentang sumber daya yang tersedia dan dicari kemung -
kinan untuk melengkapinya di mana perlu. Kedua dipelajari ke -
butuhan penduduk, dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
perikehidupan dan usaha mereka. Langkah ketiga adalah penyusu -
nan rencana berbagai proyek yang satu sama lain saling menun -
jang dan yang diharapkan dapat mencapai sasaran menyeluruh.
Langkah terakhir adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai
dalam masing-masing tahapan waktu oleh masing-masing proyek dan
program. Statistik pembangunan daerah pedesaan yang terpadu
diharapkan dapat menyediakan data selengkap-lengkapnya guna
menunjang keempat tahap perumusan program tersebut.

XVII/64
f. Peningkatan Ketrampilan Tenaga Perstatistikan

Dengan, makin meningkatnya pelaksanaan pembangunan statistik


dan metode pengumpulannya, makin besar pula kebutuhan akan
tenaga-tenaga statistik yang trampil dan teliti. Sehubungan de -
ngan itu diadakan pendidikan dan latihan yang berorientasikan
pada penyediaan tenaga yang betul-betul berdaya guna dan berha-
sil guna.

Kecuali berbagai kursus statistik dasar, statistik praktis,


dan kursus non-statistik yang dilaksanakan di Pusat maka di
daerah-daerah juga diselengggarakan latihan-latihan bagi para
petugas lapangan. Di samping itu juga dikirim pegawai-pegawai
Biro Pusat Statistik untuk mengikuti program sarjana di Univer-
sitas Pajajaran Bandung dan Institut Pertanian Bogor.

Untuk menanggulangi kebutuhan akan tenaga pengajar bagi


berbagai kursus statistik, terutama di daerah, telah diseleng-
garakan Kuraus bagi Pengajar (Training for Trainers) sebagai
realisasi kerjasama antara Biro Pusat Statistik dan Statistical
Institute for Asia and the Pacific Tokyo. Dari penyelenggaraan
kursus tersebut diharapkan akan diperoleh tenaga pengajar yang
trampil untuk menangani latihan-latihan yang diselengggarakan
setiap tahun.

Tujuan daripada kursus-kursus dan latihan-latihan itu ada-


lah untuk meningkatkan ketrampilan pegawai dalam bidang tehnik
statistik, khususnya bagi para petugas pengumpul, pe-
ngolah, penyaji, serta penganalisa data statistik dan juga untuk mening-
katkan ketrampilan pegawai di bidang non-statistik.

XVII/65

Anda mungkin juga menyukai