Bab-17-1982 Cek
Bab-17-1982 Cek
DAN STATISTIK
BAB XVII
I. Pendahuluan
Garis-Garis Besar Haluan Negara menetapkan antara lain
bahwa pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diarahkan
pada pengembangan kemampuan nasional dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, agar sesuai dengan kebutuhan kemajuan pembangunan.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diperlukan untuk
mendorong kegiatan pembangunan dan diusahakan pemanfaatannya
agar tetap membuka lapangan kerja.
XVII/3
II.KEBIJAKSANAAN POKOK
XVII/4
e. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi di bidang So-
sial, Ekonomi, Falsafah, Budaya, Hukum dan Perundang-un -
dangan berusaha menunjang pembangunan nasional di bidang-
bidang tersebut. Berbagai penelitian dicurahkan pada studi
dan dampak teknologi yang diaplikasikan dalam proses pem-
bangunan.
XVII/5
TABEL XVII - 1
Ahli Peneliti 45 81 61 62
TABEL XVII - 2
1 . Pro gr am d ok to r 27 13 - - -
2. Magister 4 - - - -
3 . Pa sc a Sar ja na 20 2
- - -
4. Kursus berbagai
bidang disiplin 537 270 58 - 25
5. Pendidikan Pemetaan 68
- - - -
6 . P e n d id ik a n S a r ja n a 12 20 20
392 -
392
TABEL XVII - 3
LIPI 53 orang
BATAN 55 orang
LAPAN 25 orang
XVII/6
Penambahan fasilitas LAPAN mencakup laboratorium pengolah
data teledeteksi, laboratorium bahan bakar roket, gudang pe
nyimpanan bahan bakar roket, laboratorium pengontrol uji statik
roket, balai makmal riset dirgantara dan ruang tracking mata
hari. Dalam tahun anggaran 1981/82 mulai dibangun terowongan
angin ukuran kecepatan rendah beserta berbagai sarana penunjang
di Rumpin, sedang pembangunan stasiun bumi untuk satelit sumber
alam landsat di Pekayon Jakarta sudah mencapai tahap penyele
saian.
XVII/7
litian tentang lingkungan hidup; dan 5 penelitian tentang
farmasi.
XVII/9
jenis pohon ekspor, metode penerapan sistem silvikultur di
dalam kegiatan pengusahaan berbagai tipe hutan, metode in
ventarisasi pohon hutan alam, tanaman yang cocok untuk rebo-
isasi/penghijauan belukar dan padang alang-alang, pengenalan
sifat-sifat dasar 267 jenis kayu perdagangan, kayu yang cocok
untuk patung dan bantalan poros baling-baling kapal, klasifika
si keawetan 9 1 jenis kayu terhadap rayap kayu kering, bahan pe-
ngeringan 5 0 jenis kayu, pengenalan sifat venir dan kayu lapis
dari 141 jenis kayu, 136 jenis kayu untuk papan wol kayu, tek-
nologi baru untuk pembuatan briket arang dan cara transportasi
kayu di daerah pegunungan.
a) Pemuliaan tanaman
XVII/11
Sejak tahun 1979 dalam pemuliaan tanaman kacang hijau diu
sahakan untuk memperoleh varitas yang genjah. Demikian pula
usaha pemuliaan jagung bertujuan memperoleh varitas yang tahan
terhadap penyakit bulai.Kedua kegiatan ini masih dalam tahap
pemurnian hasil seleksi.
b) Pemberantasan hama.
d) Nutrisi ternak
XVII/13
f) Ransum makanan ternak.
XVII/14
nya sendiri dalam hal penggunaan inokulum ini. Pengusaha tempe
di daerah Jawa Barat menggunakan inokulum bubuk sedang di dae
rah Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan usar sebagai inoku-
lum.
XVII/15
1.010.000 - 76.000.000 unit menurun menjadi 1.900 - 11.200.000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulum dengan jumlah spora
hidup tinggi pada awal proses penyimpanan tidak selalu mempu
nyai daya tahan simpan yang lama. Hal ini ternyata ditentukan
oleh kecepatan menurunnya jumlah spora hidup selama penyimpan an.
Rata-rata dari jumlah spora yang hidup, jumlah unit spora per
gram inokulum pada akhir penyimpanan menentukan substrat yang
masih dapat menghasilkan oncom yang diperoleh. Hal ini
bergantung pada substrat yang digunakan pada waktu pembuatan
inokulum (yaitu 2,9 x 10 untuk inokulum dari beras dan 3,8 x
5
c) P e n g a r u h p e n i n g k a t a n s k a l a p e r c o b a a n p a d a p e n g u r a i a n p r o
tein selama fermentasi kecap.
XVII/16
52% dengan menggunakan biakan murni Aspergillus Cryzae. Di sam
ping itu juga diadakan percobaan fermentasi air garam dengan
larutan 20% NaCl dalam perbandingan 1:3 (b/v atau berat kede -
lai/volume larutan NaCl).
XVII/17
pe/tempe olahan secara pengalengan telah selesai diteliti. Pada
penelitian tempe yang diteliti ialah penetrasi panas sebelum,
selama, dan sesudah sterilisasi pada proses dalam retort. De-
ngan menggunakan teori Gillespi dapat ditentukan secara mate
matik temperatur dan waktu pemanasan yang paling tepat untuk
memperoleh mutu optimal produk makanan tempe yang dikalengkan.
Hal yang sama sedang dilakukan dengan pengalengan masakan tahu .
XVII/18
rendah dari kadar lemak pada daging sapi.
b. P r o g r a m U t a m a R i s e t d a n T e k n o l o g i d i b i d a n g S u m b e r D a y a
Alam dan Energi.
XVII/19
daya Matra Darat mempunyai dua tujuan, yaitu : produksi peta
dasar dan inventarisasi sumberdaya. Dalam pemotretan udara
wilayah nasional dicapai hasil sebagai berikut :
XVII/20
Hasil-hasil yang telah dicapai kegiatan inventarisasi dan
evaluasi sumberdaya darat nasional adalah : pemetaan areal ka
ret, sagu dan lingkungan pantai seluas 520.000 ha; sistem in
formasi sumberdaya Sulawesi dengan skala 1 : 250.000 sebanyak
10 sheet; 60%, dari pembuatan peta geografi dari 6 propinsi;
atlas sumberdaya Jawa dan Madura sebanyak 10 tema ; dan 50%
pengembangan sistem informasi citra penginderaan jauh untuk
survai regional.
XVII/21
lisa sementara ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh itu memang
ada. Penelitian intensitas matahari dan lamanya penyinaran ma
tahari akan menunjang pemanfaatan energi surya sebagai energi
alternatif. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengguna-
kan peralatan solarimeter di 8 lokasi di Pulau Jawa. Dari pene-
litian tersebut diperoleh gambaran intensitas radiasi di bebe
rapa tempat di Pulau Jawa, yaitu rata-rata antara 900 - 1900
joule/cm2/hari.
b) Cebakan Khromit
XVII/22
c) Mineral Bahan Pupuk
XVII/23
Penelitian di daerah Toba dan sekitarnya dimaksudkan untuk
mengetahui sejarah geologi Kuarter dari "Tuja Toba". Pengamatan
lapangan menunjukkan urutan batuan terdiri dari batuan pra ter
sier, formasi Pangururan, formasi Haranggaol, formasi Samosir,
dan formasi Sigura-gura. Empat formasi yang disebut terakhir
berturut-turut berumur 1,9; 1,3; 0,35; dan 0,2 - 0,1 juta tahun .
XVII/24
perkembangan jenis tanah yaitu jenis andosal, aluvial dan re-
gosal.
XVII/25
relatif baik pada pematang sungai purba dan sekitar aliran
sungai aktif.
XVII/26
lah Ophiocoma scalopendrina, sejenis bulu seribu. Kepadatannya
mencapai 5 - 9 6 ekor/m2. Beberapa jenis teripang dan bulu babi
yang dapat dimakan hidup diperairan ini, namun populasinya
rendah.
XVII/27
pengambilan batu karang oleh manusia yang masih terus berlang-
sung hingga kini.
XVII/28
dan di Sulawesi Selatan. Di kawasan Daerah Istimewa Aceh,
prospeksi pendahuluan dan prospeksi umum telah menemukan
anomali geokimia mineral berat.
XVII/29
hasilkan konsentrat berupa nitrat thorium.
XVII/31
nologi yang mendukung industri penerbangan, industri maritim
dan industri otomotif.
XVII/32
dan lain-lain. Selanjutnya data tersebut diolah dan dievaluasi
menjadi suatu konsep untuk pembangunan pabrik ekstraksi seng di
Indonesia.
XVII/33
kan bahan bakar berupa kokas atau arang kayu. Kokas merupakan
bahan yang mahal dan diimpor, sehingga bagi Indonesia pengguna-
an arang kayu akan lebih ekonomik. Dalam rangka persiapan pen-
dirian tanur tiup di Lampung, dilakukan penelitian mengenai
cara-cara pembuatan arang kayu tersebut. Tujuan dari pada pene-
litian ini adalah mencari teknologi pembuatan arang kayu untuk
tanur tiup peleburan bijih besi. Dalam percobaan-percobaannya
digunakan bermacam-macam kayu sebagai bahan bakunya, antara
lain kayu lamtoro gung yang ternyata sangat cocok untuk keper-
luan tersebut di atas.
XVII/34
a) Sterilisasi radiasi.
b) Pengawetan pangan.
c) Polimerisasi radiasi.
XVII/35
kepada instansi yang memerlukan, terutama pemeriksaan dengan
radiografi, ultrasonik, uji dengan penetrasi zat warna atau
partikel magnetik.
e) Hidrologi
f) Pencemaran lingkungan
XVII/36
Keberhasilan tugas pertahanan keamanan nasional banyak ter-
gantung pada dukungan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, supaya pertahanan-keamanan nasional
dapat memanfaatkan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan tek-
nologi, pembangunan pertahanan-keamanan nasional secara keselu
ruhan harus dikaitkan dengan pembangunan dalam bidang kesejah-
teraan, sedemikian rupa sehingga merupakan bagian yang integral
daripada pembangunan nasional.
XVII/37
dirumuskan suatu pandangan Indonesia terhadap usaha internasio-
nal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa
demi peningkatan taraf hidup umat manusia, dan sebagai landasan
bagi pengembangan usaha keantariksaan di negara-negara berkem
bang.
XVII/39
bangan sekolah kecil, dan pengembangan sistem diklat .
XVII/40
anak yang bekerja di bawah usia kerja, suatu studi tentang sta -
tus fisik, mental dan soaial, 7). Penerapan bantuan hukum dan
Organisasi, dan 8). Badan Pelayanan Hukum.
B. STATISTIK
1. Pendahuluan
2. S e b i j a k s a n a a n P e m b a n g u n a n d i B i d a n g S t a t i s t i k D a l a m
Repelita III
XVII/41
tik yang ada dapat memberikan keterangan tentang keadaan di
sektor informal dan keadaan bagian masyarakat yang ada di bawah
garis kemiskinan di daerah-daerah, (iv) indikator-indikator dan
metode pengumpulan data yang sekiranya dapat dipakai secara
efektif untuk mengungkapkan apa yang terjadi di daerah-daerah
dalam hubungannya dengan pembangunan, (v) metode pengumpulan
data yang biayanya terendah.
XVII/42
bahan atau perubahan. Kegiatan dalam kelompok b. khususnya yang
terpadu dalam proyek Survai Sosial Ekonomi Nasional, dititikbe -
ratkan pada pengumpulan data pengeluaran konsumsi penduduk dan
distribusinya.
XVII/43
tuk mengatur pendaftaran tersebut dan telah melaksanakan, namun
ada pula daerah yang sama sekali belum memulainya. Sehubungan
dengan itu maka pada tahun 1981 diadakan latihan untuk mening -
katkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas lapangan regis-
trasi, terutama para Kepala Desa dan Carik. Untuk keperluan
tersebut telah diadakan kerjasama antara Biro Pusat Statistik,
Departemen Dalam Negeri, dan UNFPA (United Nations Funds for
Population Activities). Dalam latihan itu diberikan penjelasan
tentang KEPPRES Nomor 52 tahun 1977 beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya, dan pedoman tatacara pelaksanaan administrasi
kependudukan yang mencakup sistem pelaporan dan cara pengisian
daftar. Pada tahap pertama latihan diadakan di enam propinsi,
ialah seluruh Jawa dan Bali, sedang pada tahap berikutnya, da -
lam tahun 1982, daerah diperluas hingga mencakup seluruh Indo -
nesia.
XVII/44
pertambangan, Pebruari 1981. Data tersebut memuat persentase
distribusi buruh menurut lapangan usaha dan penggolongan upah,
serta rata-rata banyaknya hari kerja, jam kerja dan upah buruh
produksi. Pada saat ini sedang dipersiapkan publikasi arah per-
kembangan upah dalam tahun 1981.
XVII/45
golongan masyarakat, baik secara umum, maupun yang diperinci
dalam pengeluaran untuk pangan, untuk perumahan, dan untuk
sandang. Perkembangan ke arah pemerataan dalam pengeluaran
konsumsi itu dapat juga dilihat dari penurunan dalam Gini
ratio. Antara tahun 1978 dan 1980 ratio itu menurun dari 0,3071
menjadi 0,2884 untuk pangan, dari 0,4635 menjadi 0,4225 untuk
perumahan, dan dari 0,4269 menjadi 0,3894 untuk sandang. Untuk
pengeluaran sebagai keseluruhan Gini ratio itu turun dari
0,3782 pada tahun 1978 menjadi 0,3453 pada tahun 1980.
XVII/46
2) Statistik Sosial
3) Statistik Pertanian.
XVII/47
bulan Pebruari 1981, Ramalan I I pada pertengahan bulan Juni
1981, dan Ramalan III pada pertengahan bulan Oktober 1981. Yang
masih termasuk dalam tahun anggaran 1981/82 adalah Ramalan I
tahun 1982 yang diadakan pada bulan Pebruari 1982. Ramalan -
ramalan itu diadakan untuk memenuhi keperluan penyusunan
kebijaksanaan di bidang pangan, di antaranya untuk menentukan
jumlah yang masih harus diimpor.
4) Statistik Perkebunan.
XVII/48
ngumpulan bahan keterangan dari dua sumber yang sangat berbeda
dalam unit, kondisi, dan aspek-aspek lainnya ini diperlukan cara
pendekatan yang berbeda pula.
XVII/49
perusahaan-perusahaan perkebunan besar yang ada dari waktu ke
waktu. Sehubungan dengan itu maka dalam Sensus Pertanian 1983
akan diadakan pula Sensus Perkebunan Besar yang pelaksanaannya
direncanakan pada akhir tahun 1983 atau awal tahun 1984.
5) Statistik Peternakan
6) Statistik Perikanan
XVII/50
7) Statistik Industri
XVII/51
8) Statistik Konstruksi
9) Statistik Pertambangan
XVII/52
galian golongan C. Survai ini telah dilakukan di lima belas
propinsi di Indonesia, dan hasilnya telah diterbitkan dalam
bentuk publikasi. Pada saat ini sedang dilanjutkan survai di
daerah Tingkat I Riau, Jambi, dan Bengkulu, dan dalam waktu
dekat akan dilakukan survai yang sama di beberapa propinsi
lainnya. Survai ini merupakan kerjasama antara Pusat Pengem -
bangan Tehnologi Mineral (PPTM) Departemen Pertambangan dan
Energi dengan Biro Pusat Statistik, dan telah dimulai pada
tahun 1978. Dalam program pembaharuan daftar alamat perusahaan
tambang kecil telah dilakukan pendaftaran ulang di daerah-dae-
rah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumate
ra Utara, dan Sumatera Barat.
XVII/53
an tentang pemakaian bahan bakar sebagai energi pemanas di 9
kota terpenting, yang merupakan kerjasama antara Biro Pusat
Statistik dan PN Gas Pusat.
XVII/54
meliputi IHK masing-masing 17 kota serta indeks gabungan dari
17 kota. Pada waktu itu IHK dapat disajikan tepat pada waktunya
berkat adanya kerjasama antara Biro Pusat Statistik dengan Kan -
wil Perdagangan dan Dolog dalam pengiriman dokumen ke Pusat,
dengan menggunakan telex yang sudah mereka miliki.
XVII/55
bersangkutan. Yang menjadi sumber data ialah pedagang besar
pertama yang pada umumnya berbentuk badan hukum seperti PT,CV,
NV, FIRMA, PNP/PTP, asosiasi dagang, termasuk instansi pemerin -
tah, perusahaan negara, maupun koperasi. Pada tahun 1981/82 di -
adakan penghitungan diagram timbangan bagi Indeks Harga Perda -
gangan Besar untuk merubah tahun dasar dari tahun 1971 ke tahun
1975. Dalam penggantian tahun dasar ini sejumlah batang yang
tercakup dalam indeks bertambah dari 220 menjadi 241 macam.
Indeks harga yang disusun berdasarkan diagram timbangan baru
ini telah selesai dihitung dan pada tahun 1981/82 angkanya
sudah diterbitkan.
XVII/56
samaan dengan itu telah pula dilakukan penelitian dan penyu -
sunan diagram timbangan yang akan dipakai untuk menyusun indeks
harga yang diterima petani, indeks harga yang dibayar petani,
maupun indeks nilai tukar.
(iv)Statistik Keuangan
XVII/57
pengambilan sampel secara tetap dua desa tiap kecamatan, menjadi
secara proporsional, sebanding dengan jumlah desa yang ada
di kecamatan. Pada tahun 1979/80 jumlah sampel untuk desa
di
tingkatkan dari sekitar 4.000 desa menjadi 6.000 desa, dan
sejak tahun 1980/81 diambil sampel 10 persen dari desa yang ada
secara acak beraturan sebanyak 6.700 desa, sehinggga hasilnya
diharapkan akan dapat mewakili keadaan yang sebenarnya.
XVII/58
secara international, sehingga dapat dipahami dan dimengerti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perdagangan interna -
sional, dan dengan demikian dapat dipastikan tarip pos yang pa -
ling sesuai bagi masing-masing barang, dan dapat dijamin kese -
ragaman klasifikasi secara internasional dalam tarip negara -
negara yang menggunakannya. Dengan berlakunya CCCN, maka di
Biro Pusat Statistik telah diadakan persesuaian satu lawan satu
(one to one correspondence) antara CCCN dan SITC Revisi ke-2
(Revised-2) yang merupakan klasifikasi yang lebih terperinci
dari SITC Revisi (SITC Reviced).
XVII/59
tang struktur input-output dan rasio nilai tambah di sektor
perdagangan secara nasional, yang akan dipakai untuk menyusun
penghitungan pendapatan nasional dan Tabel Input-Output Indone -
sia. Pengolahan dan penyajian hasil survai ini telah dapat di -
laksanakan pada akhir triwulan pertama tahun 1982/83.
1 4 ) Statistik Perhubungan
15 ) Statistik Pariwisata
XVII/61
Pada tahun 1981/82 telah diadakan survai perjalanan melalui
pendekatan rumah tangga untuk memperoleh data tentang jumlah
penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan, baik ke tempat
wisata maupun bukan tempat wisata, dalam enam bulan terakhir
tahun 1981. Di samping itu pada tahun 1981 telah dilakukan
inventarisasi akomodasi dan survai tingkat penghunian kamar
hotel, yang akan dilanjutkan pada tahun 1982/83.
XVII/62
Penyempurnaan angka-angka pendapatan nasional meliputi per-
baikan angka dasar yang masih bersifat sementara, pelengkapan
data yang diperlukan, perbaikan dan penyempurnaan ruang ling -
kup, definisi dan metode estimasi. Statistik pendapatan regio -
nal yang dihitung dan disusun oleh masing-masing Daerah Tingkat
I masih diteliti, diperbandingkan dan dianalisa, terutama da
lam hal keseragaman penggunaan konsep dan metodologi.
XVII/63
silkan dari pengolahan yang didasarkan pada 0,5 persen sampel
tersebut tidak selalu sama dengan hasil pencacahan lengkap, ka -
rena mungkin mengandung kesalahan sampling dan non-sampling.
Namun demikian perbedaannya masih dalam batas-batas toleransi
yang dapat diterima.
XVII/64
f. Peningkatan Ketrampilan Tenaga Perstatistikan
XVII/65