Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga proposal Pengaruh Pemberian Ekstrak Kecambah Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill) dapat terselesaikan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Seminar Proposal di
Semester 7 ini dengan sebaik-baiknya, walaupun masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu dengan rendah hati saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra Triana Kartika Santi., M.H., M.Pd. selaku pembimbing Mata Kuliah
Pengetahuan Lingkungan.
2. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya dengan
kerendahan hati, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya dan saya ucapkan terima kasih.

Banyuwangi,14 September 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. 1

Daftar Isi ........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 4
1.2 Ruang Lingkup............................................................................................................ 4
1.2 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu.. ................................................................................................. 6


2.2 Landasan Teori .......................................................................................................... 6
2.2.1 Pengaruh pebemberian ekstrak kecambah kacang hijau ......................................... 6
2.2.2 Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).......... ................. 8
2.3 Hipotesis .................................................................................................................. 12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................... 13


3.2 Rancangan Penelitian ............................................................................................... 13
3.3 Bahan dan Alat......................................................................................................... 14
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 15
3.5 Metode Analisis Data........................................................................................ .......15
3.6 Metode Penelitian .................................................................................................... 16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 18


4.2 Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tomat adalah tanaman yang sudah umum dibudidayakan di Indonesia, buah dari
tanaman ini termasuk sayuran yang digemari oleh setiap orang, ini disebabkan karena
rasanya yang enak, segar, dan merupakan sumber vitamin. Hendra (1984) mengatakan,
kandungan vitamin pada buah tomat antara lain A, C dan sedikit vitamin B terutama pada
buah yang sudah tua atau buah yang sudah berwarna merah.
Di Indonesia tomat merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang banyak
dibudidayakan oleh para petani karena tanaman ini dianggap memili prospek yang baik
dalam pemasarannya. Akhir-akhir ini minat masyarakat Indonesia akan budidaya tomat
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pasar domestik ataupun internasional. , ini
dibuktikan dari peningkatan luasan area tanam dan jumlah petani produsen diberbagai
daerah. Semakin meningkatnya petani produsen, maka ketersediaan dan jaminan benih
bermutu sangat dibutuhkan oleh petani pengguna atau petani produsen. Jaminan mutu
tersebut menyangkut kebenaran varietas, mutu fisik, mutu fisiologis, dan status kesehatan
benih
Permasalahan benih unggul tanaman sayur, termasuk tomat sampai saat ini belum
sepenuhnya dapat terselesaikan. Permasalahannya tersebut meliputi penyediaan benih secara
tepat jumlah, jenis, mutu, kualitas, harga, serta mudah didapat. Ketersediaan benih bermutu
untuk pengembangan usaha agribisnis juga masih dipenuhi dari produksi dalam negeri dan
pemasukan benih dari luar negeri.
Kacang hijau, Vigna radiata (L.), merupakan tanaman pangan yang sudah lama
dibudidayakan. Kacang ini memiliki kemampuan alelopati terhadap beberapa jenis gulma,
selada, tomat dan kacang hijau itu sendiri. Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah
satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia.
Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain:
amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin
(B1, A, dan E).
Ekstrak daun, batang dan akar kacang hijau memiliki kemampuan alelopati, serta dapat
menghambat perkecambahan beberapa jenis gulma dan tanaman budidaya lain seperti selada,
tomat dan kacang hijau itu sendiri. Aktifitas alelopati kacang hijau terutama ditemukan di
batang, daun dan bagian aerial, sedang aktifitas alelopati pada akar paling kecil. Senyawa

3
alelopati ini terdiri dari tiga senyawa utama yaitu vitexin, isovitexin dan Cglucosylflavonoid.
Ketiganya termasuk dalam kelompok flavonoid yang merupakan golongan senyawa fenol.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ada Pengaruh Pemberian Ekstrak Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata l.)
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) ?
2. Apakah ada perbedaan dari tanaman tomat yang diberi ekstrak kecambah kacang hijau
dan tidak diberi ekstrak kecambah kacang hijau ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
Pengaruh Pemberian Ekstrak Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata l.) Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).

1.4 Ruang lingkup


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menentukan
ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
- Penelitian ini menggunakan metode pengujian aktivitas (bioassay) ekstrak/senyawa
alelopati terhadap perkecambahan tanaman tomat.
- Tanaman tomat ada yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan
- Penelitian ini dilaksanakan dengan dilaksanakan di Lingkungan rumah peneliti
Dusun Kalirejo Rt 02 Rw 07 Des. Kaliploso Kec. Cluring Banyuwangi pada bulan
Mei-Juli 2017.

1.5 Manfaat Penelitian


Tercapainya tujuan penelitian akan memperoleh manfaat. Diharapkan manfaat itu akan
berguna terhadap dunia pendidikan. Kemudian manfaat penelitian ini diharapkan sebagai
berikut :
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti, tentang manfaat
kecambah kacang hijau bagi tanaman lain dan kandungan apa saja yang terdapat pada
kecambah kacang hijau
b. Bagi Masyarakat

4
Diharapkan menjadi alternatif baru untuk memanfaatkan sekaligus memotivasi untuk
meningkatkan produktivitas dalam usaha budidaya tanaman tomat.
c. Bagi pengembang pendidikan
Dapat memberikan informasi kepada siswa dan guru SMA dan SMP, serta pemanfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sumber belajar dapat memberikan referensi dan
informasi mengenai budidaya tanaman tomat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu


Dalam penelitian Yuni Astuti yang berjudul Pengaruh Kosentrasi Ekstrak Taoge dan
Kacang Hijau pada Media Vacin and Went ( VW) Terhadap Pertumbuhan Kemcabah Anggrek
Bulan (phalaenopsis amabilis, L) menyatakan bahwa kosentrasi ekstrak taoge yang berbeda
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan anggrek bulan (phalaenopsis
amabilis, L), kecuali pada parameter jumlah akar dan jumlah daun tertentu. Dan kosentrasi
ekstrak taoge 150 g/l memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan anggrek bulan
dengan menunjukkan hasil yang tertinggi.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pengaruh Pemberian Ekstrak Kecambah Kacang Hijau

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang


mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Komponen biji
adalah struktur lain di dalam biji yang merupakan bagian kecambah, seperti calon akar
(radicle), colon daun/batang (plumule) dan sebagainya. Sebelum embrio memulai aktivitasnya,
selalu didahului dengan proses fisiologis hormon dan enzim. Dengan demikian, ada dua jenis
aktivitas di sini, yaitu aktivitas morfologi dan aktivitas kimiawi. Aktivitas morfologi ditandai
dengan pemunculan organ-organ tanaman seperti akar, daun dan batang. Sedangkan aktivitas
kimiawi diawali dengan aktivitas hormon dan enzim yang menyebabkan terjadinya
perombakan zat cadangan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak dan sebagainya. Proses
kimiawi berperanan sebagai penyedia energi yang akan digu-nakan dalam proses morfologi,
dengan demikian kandungan bahan kimia yang terdapat dalam biji merupakan faktor yang
sangat me-nentukan dalam perkecambahan biji (Anonim, 2009).
Menurut Anonim (2008) perkecambahan (germination) merupakan tahap awal
perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji.. Perkecambahan diawali dengan
penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya.
Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti
"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara
(dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena
sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah
enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin

6
meningkat. Anonim (2009) juga menambahkan bahwa perkecambahan biji ditentukan oleh
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang dikontrol oleh genetik tanaman menentukan
mudah tidaknya atau cepat lambatnya perkecambahan. Faktor luar yang berpengaruh terhadap
perkecambahan antara lain temperatur, kelembapan dan sinar matahari. Sedangkan yang
termasuk faktor dalam adalah persediaan cadangan makanan dan kandungan hormon dalam
biji.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai
prekursor. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang
dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis
terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan Hormon tumbuhan
(phytohormones)secara fisiologi adalah penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk
mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran,
pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan
sebagai respon terhadap berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan,
cahaya, suhu dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon
sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan.
Menurut Rachmatullah (2009) fungsi hormon bagi tanaman yaitu mengatur
pertumbuhan. Tanaman dapat tumbuh dengan cepat karena ketersediaan hara dan air yang
cukup serta asupan hormon dari luar yang optimum. Anonim (2009) juga menjelaskan bahwa
fungsi utama hormon adalah memberikan kemampuan dinding sel untuk mengembang
sehingga sifatnya menjadi elastis. Elastisi-tas dinding sel memungkinkan dinding tersebut
bersifat permeabel. Hal ini akan mempermudah imbibisi air dari luar ke dalam biji. Daerah sel
yang mengalami pengembangan ada di pusat-pusat titik tumbuh atau dikatakan daerah
meristematik. Tempat diproduk-sinya hormon tumbuh sel di dalam endosperma atau kotiledon.
Secara alamiah hormon dibentuk dalam tubuh tanaman. Kerja hormon tidak pada tempat
dimana hormon itu diproduksi. Sebagai contoh auksin, hormon ini di bentuk di pucuk batang
dan bekerja di akar sebagai zat pengatur perakaran. Hormon-hormon dari tanaman berada pada
bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada kecambah (toge), hormon
sitokinin banyak tersedia pada hati ikan dan air kelapa dan hormon giberelin banyak tersedia di
biji jagung. Banyak hormon-hormon kimiawi yang berkembang di pasaran. Tentu sudah bukan
rahasia lagi kalau yang kimiawi menyimpan ketidaktenangan akan bahayanya. Oleh karena itu
cukup bijak bila penggunaan hormon tanaman organik mulai menggantinya
(Rachmatullah,2009).

7
Menurut Soeprapto (1992) pada kecambah kacang hijau (Touge) komponen air
merupakan bagian yang terbesar dibandingkan dengan komponen lainnya. Gula kacang hijau
didapatkan dalam bentuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam amino esensial yang terkandung
dalam protein kacang hijau antara lain triptofan 1,35 %, treonin 4,50 %, fenilalanin 7,07 %,
metionin 0,84 %, lisin 7,94 %, leusin 12,90 %, isoleusin 6,95 %, valin 6,25 %. Menurut
Thimann (1935) dalam Rismunandar (1992), triptofan merupakan bahan baku sintesis IAA.
Taoge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang hijau, yang
memiliki bagian putih dengan panjang hingga tiga sentimeter. Kacang hijau termasuk dalam
famili Leguminoceae, sub famili Papilonaceae. Bentuk kecambah diperolah setelah biji
diproses selama beberapa hari. taoge mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang
sangat berkhasiat. Salah satunya adalah kanavanin (canavanine), jenis asam amino bahan
penyusun arginin yang paling banyak tersimpan dalam taoge alfafa.
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-
kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kecambahnya dikenal sebagai tauge.
Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium,
minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Kecambah kacang hijau
(tauge) merupakan sayuran tradisional yang terkenal diseluruh dunia. Nama itu jadi bersih
sejak pelarangan pestisida dalam proses produksinya. Untuk itu, sumber vitamin yang baik
perlu dipikirkan, khususnya kaya akan vitamin C. Enam puluh jam proses perkecambahan
meningkatkan kadar vitamin C hingga 132 mg/100 g, sebuah pertimbangan keuntungan yang
nyata. Perkecambahan itu juga meningkatkan kadar niasin dan riboflavin secara signifikan. Jika
tauge diproduksi berbasis komersial, diperlukan suatu varietas baik yang memiliki sifat
diinginkan seperti hasil yang tinggi, dapat beradaptasi pada kondisi iklim yang berbeda dan
toleran terhadap hama-penyakit selain untuk produksi tauge yang baik.

2.2.2 Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)


a. Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat balik)
karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel atau pembelahan sel
(pembelahan mitosis) atau keduanya. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dinyatakan secara
kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur besar dan tinggi batang,
menimbang massa sel baik berupa berat kering maupun berat basahnya, menghitung jumlah
daun, jumlah bunga, maupun jumlah buahnya.

8
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman ada dua (Rahmat,2005),
yaitu:
1. Faktor Luar
- Air dan mineral
Air adalah unsur yang paling dibutuhkan agar tanaman dapat melakukan proses
fotosintesis. Air juga berfungsi untuk menjaga kelembaban tanaman, membentuk
perkecambahan pada biji, dan mengaktifkan reaksi enzim enzimatik.
- Kelembapan
Kelembaban memiliki pengaruh terhadap berbagai tumbuhan. Apabila udara dan
tanah lembab maka akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi baik.
- Suhu
Suhu mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang dperlukan untuk pertumbuhan
paling baik adalah suhu optimum.
- Cahaya
Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan penghambat.
2. Faktor Dalam
- Faktor Hereditas (gen)
- Hormon
Hormon berfungsi untuk membawa pesan kimiawi antar sel maupun antar
kelompok sel. Hormon sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Contoh yang
termasuk hormon yang membantu pertumbuhan pada tanaman yaitu: gas etilen,
giberelin, kalin, asam absisat, asam traumalin dan lain-lain.

b. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)


Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill

9
Deskripsi dan Morfologi
Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dahulu. Tanaman
tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah tumbuhan setahun, berbentuk perdu atau
semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (angiospermai). Dalam
klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonnae (berkeping dua).
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna
keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu menyebar ke semua
arah hingga kedalaman 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman hingga 60-70 cm.
Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air
dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah di bagian atas
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat
yang dihasilkan (Pitojo, 2005).
Secara khusus morfologi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) ini dapat
dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Akar
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) memiliki akar tunggang yang tumbuh
menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi
dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat (Lycopersicum esculentum
Mill ) akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous.
b. Batang
Batang tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berbentuk persegi empat
hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan
diantara bulu bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat . berwarna
hijau, pada ruas ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah
tumbuh akar akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat . dapat bercabang dan
apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara
merata.
c. Daun
Daun tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berbentuk oval, bagian tepinya
bergerigi dan mambentuk celah celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun
berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 7. Ukuran
daun sekitar (15 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 6 cm.
diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 2 daun yang berukuran kecil.
Daun majemuk pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) tumbuh berselang
seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.
10
d. Bunga Bunga tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berukuran kecil,
berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5
buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain
pada bunga tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah mahkota bunga, yaitu bagian
terindah dari bunga tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Mahkota bunga tomat
berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. Bunga
tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala
benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6
buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni
kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.
e. Buah
Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) memiliki bentuk bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat
telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga sangat bervariasi, yang
berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat
sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah
matang warnanya menjadi merah
Syarat Tumbuh
Syarat ketinggian tumbuh tanaman tomat, biasanya tanaman tomat dapat
dibudidayakan pada dataran rendah hingga tinggi, akan tetapi tergantung jenis
varietasnya yaitu antara 0-1000 m dpl. Namun, ketinggian yang paling cocok untuk
menanam tomat adalah 200-700 m dpl.
Syarat iklim tumbuh tanaman tomat, suhu tempat akan berpengaruh pada tomat
yang dihasilkan, karena pada suhu 320C buah tomat akan berwarna kekuningan dan
pada suhu dbawah 320C buah tomat akan berwarna kemerahan. Keadaan suhu dan
kelembapan yang tinggi, akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
tomat. Kelembapan yang ideal adalah 70%, sedangkan intensitas cahaya yang
diperlukan adalah 10-12 jam setiap harinya.
Syarat media tumbuh tanaman tomat, tomat adalah tanaman yang dapat tumbuh di
berbagai tempat, dari dataran rendah sampa dataran tinggi. Agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, memiliki
keasaman atau pH antara 5-6, memiliki sedikit kandungan air, dan banyak mengandung
humus serta memiliki pengairan yang baik. Selain itu, tempat yang akan digunakan
sebagai media tanam wajib memiliki curah hujan antara 100-220 mm per tahun.

11
2.3 Hipotesis
1. Adakah pengaruh pada tanaman tomat setelah diberi perlakuan dengan pemberian
ekstrak kacang hijau
2. Adakah perbedaan pertumbuhan yang tidak diberi perlakuan dan diberi pelakuan
dengan pemberiaan ekstrak kacang hijau.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilasanakan di Lingkungan rumah peneliti Dusun Kalirejo Rt 02 Rw 07
Des. Kaliploso Kec. Cluring Banyuwangi pada bulan Mei-Juli 2017.

3.2 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian, agar
memperoleh data yang tepat sesuai dengan karakteristik variabel penelitian. Langkah langkah
yang dilakukan adalah mendefinisikan, penelaahan kepustakaan, merancang penelitian,
menyimpulkan data, menganalisis data yang telah terkumpul, dan menuliskannya.
Ada tiga prinsip penting yang harus dipunyai oleh semua rancangan percobaan agar hasil
percobaan menjadi obyektif, yaitu:
a. Ulangan
Ulangan berarti suatu perlakuan dalam suatu percobaan terdapat lebih dari satu kali.
Banyaknya ulangan yang diperlukan Bagi suatu percobaan tergantung dari besarnya
perbedaan yang ingin dideteksi dan variabilitas data.
b. Pengacakan (randominasi)
Menempatkan perlakuan ke dalam unit percobaan (experimental unit ) secara acak
atau random, sehingga semua unit percobaan mendapatkan kesempatan yang sama untuk
menerima suatu perlakuan.
c. Pengawasan setempat
Pengawasan setempat bertujuan untuk memperkecil galat percobaan. Untuk
percobaan lapangan perlu diadakan pengelompokkan blok (ulangan), sehingga dalam satu
blok atau satu ulangan mempunyai kesuburan yang sama. Blok atau ulangan dibagi ke
dalam unit percobaan atau peta.

Adapun rancangan lingkungan yang dipakai peneliti adalah dengan menggunakan


Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dengan masing masing
perlakuan terdapat 3 kali ulangan. Rancangan Perlakuan Lengkap (RAL) perlakuan diatur
dengan pengacakan secara lengkap sehingga setiap percobaan memiliki peluang yang sama
untuk mendapat setiap perlakuan. Adapun pengacakannya dilakukan dengan pengundian
symbol A, B, C.

13
Bagan Tatak Letak Penelitian

Keterangan:
A = tanpa perlakuan
B= diberi ekstrak kecambah kacang hijau 15 ml
C= diberi ekstrak kecambah kacang hijau 20 ml

3.3 Bahan dan Alat


Bahan -baham yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

Bibit tanaman tomat

Bibit yang digunakan Adlah bibit tomat uang audah berumur 15 hari

Kecambah kacang hijau

Kecambah yang digunakan adalah kecambah yang dibeli dari pasar yang akan diambil
ekstraknya yang digunakan untuk perlakuan

Media tanam terdiri dari tanah gembur dan tanah bercambur pupuk organik

Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polybag, bambu dan kayu,
timba, gayung, alat alat tulis penggaris, sendok dan gelas ukur.

14
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adlah observasi dan dokumentasi.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Sedangkan dokumentasi diartikan sebagai pengpulan, pemelihan,
pengolahan, dan penyimpanan ininformasi di bidang pengetahuan (Margono, 2004).

3.5 Metode Analisis Data


Dalam menganalisis data Penelitian, harus menggunakan analisis yang valid. Dalam
penelitian ini mengggunakan metode statistik RAL (Rancangan Acak Lengkap) terdapat
langkah-langkah dalam menganalisanya sebagai berikut :

a. Buat tabel pengamatan Data


b. Buat Daftar sidik ragam, seperti berikut

UJI F
Sumber ragam DB JK KT
F Tabel
F hitung
1.Perlakuan 5% 1%

2.Galat

Total

c. Tentukan Derajat Bebas (DB) untuk perlakuan, galat acak dan total , sebagai berikut
- DB total : jumlah seluruh observasi - 1
- DB perlakuan : jumlah perlakuan -1
- DB : DB Total - DB perlakuan
d. Hitung jumlah Kuadrat (JK)

(t=jumlah perlakuan: r= jumlah ulangan )

(Total umum)2
- Faktor Korelasi (FK) =
Jumlah seluruh observasi
- JK Total = dat a2 FK
Jumlah hasil perlakuan FK
- JK perlakuan =
r
- JK galat = JK Total - JK Perlakuan

15
e. Hitung kuadrat tengah (KT)
JK perlakuan
- KT perlakuan =
DB perlakuan
JK galat
- KT galat acak =
DB galat
f. Mencari F hitung
KT perlakuan
F hitung = KT galat

g. Lihat tabel F untuk 5% dan 1% pada DB perlakuan dan DB galat

3.6 Metode Penelitian


Yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini antara lain yaitu :
3.6.1 Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian misalnya
persiapan bibit tanaman tomat, kecambah kacang hijau, polybag, dan lain lain. Untuk
mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang baik, diperlukan bibit tanaman tomat yang
digunakan baik pula. Bibit yang digunakan adalah bibit yang sudah berumur 15 hari.

3.6.2 Tahap pelaksanan


1. Penanaman
Bibit yang sudah berumur 15 hari dipindahkan atau ditanam di dalam polibag, satu
bibit per polybag. Kemudian siram polybag sampai lembab.
2. Pemeliharan tanaman
Jika ada tanaman yang mati lakukan penyulaman 7-15 hari setelah tanam. Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari. Tanaman tidak boleh kekeringan atau tergenang air (becek).
3. Pengenceran Ekstrak kecambah Kacang hijau
Ekstrak Kecambah kacang hijau yang digunakan berupa larutan yang harus dilarutkan
atau diencerkan dengan air sesuai dengan takaran untuk penelitian yang dibutuhkan .
Pemberian ekstrak kecambah kacang hijau dilakukan mulai berjarak 10 hari setelah
penanaman, kemudian pemberian selanjutnya berjarak 10 hari setelah pemberian ekstrak
pertama, begitupun selanjutnya.
4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang ditemui seperti ulat daun dan ulat tanah, dihilangkan secara mekanik yaitu
dipungut dengan tanga.. Pembasmian secara alami Dapat dilakukan penyemprotan
menggunakan Bahan-bahan organik sperti umbi gadung racun. Pengendalian dilakukan

16
dari persemaian hingga panen, jika terpaksa menggunakan pestisida yang aman dan
mudah terurai seperti pestisida biologi.

3.6.3 Parameter pengamatan


a. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi pengukuran dengan cara mengukur mulai pangkal Batang sampai
dengan ujung Batang tanaman tomat Menggunakan penggaris, kemudian menghitung tinggi
rata-ratanya dan masukan dalam tabel data.
b. Jumlah daun
Pengukuran jumlah daun dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi daun dan
jumlah daun. Banyaknya daun dihitung disetiap batang tanaman tomat.
c. Panjang daun
Pengukuran panjang daun pada setiap polybag, dimana satu polybag atau satu perlakuan
dan satu ulangan pengukuran panjang daun ini dilakulan dengan cara menghitung satu
persatu polibag yang diambil 3 daun yang paling panjang.
d. Lebar daun
Sama dengan pengkuran panjang. Pengukuran lebar daun dilakukan dengan mengambil
3 daun yang paling lebar disetiap polybag.

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

Annonymous, 2012. (online) http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-


komoditas hortikultura.html Diakses pada tgl (Diakses pada tanggal 23 September
2017).
Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Jakarta: Agromedia
Rismunandar. 2001. Tanaman Tomat. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Tugiyono, H. 2001. Bertanam Tomat. Jakarta : Penebar Swadaya
http://agroteknologi.web.id/syarat-tumbuh-tanaman-tomat/

19

Anda mungkin juga menyukai