Kata Pengantar
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga proposal Pengaruh Pemberian Ekstrak Kecambah Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill) dapat terselesaikan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Seminar Proposal di
Semester 7 ini dengan sebaik-baiknya, walaupun masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu dengan rendah hati saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra Triana Kartika Santi., M.H., M.Pd. selaku pembimbing Mata Kuliah
Pengetahuan Lingkungan.
2. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya dengan
kerendahan hati, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya dan saya ucapkan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
alelopati ini terdiri dari tiga senyawa utama yaitu vitexin, isovitexin dan Cglucosylflavonoid.
Ketiganya termasuk dalam kelompok flavonoid yang merupakan golongan senyawa fenol.
4
Diharapkan menjadi alternatif baru untuk memanfaatkan sekaligus memotivasi untuk
meningkatkan produktivitas dalam usaha budidaya tanaman tomat.
c. Bagi pengembang pendidikan
Dapat memberikan informasi kepada siswa dan guru SMA dan SMP, serta pemanfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sumber belajar dapat memberikan referensi dan
informasi mengenai budidaya tanaman tomat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
meningkat. Anonim (2009) juga menambahkan bahwa perkecambahan biji ditentukan oleh
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang dikontrol oleh genetik tanaman menentukan
mudah tidaknya atau cepat lambatnya perkecambahan. Faktor luar yang berpengaruh terhadap
perkecambahan antara lain temperatur, kelembapan dan sinar matahari. Sedangkan yang
termasuk faktor dalam adalah persediaan cadangan makanan dan kandungan hormon dalam
biji.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai
prekursor. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang
dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis
terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan Hormon tumbuhan
(phytohormones)secara fisiologi adalah penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk
mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran,
pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan
sebagai respon terhadap berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan,
cahaya, suhu dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon
sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan.
Menurut Rachmatullah (2009) fungsi hormon bagi tanaman yaitu mengatur
pertumbuhan. Tanaman dapat tumbuh dengan cepat karena ketersediaan hara dan air yang
cukup serta asupan hormon dari luar yang optimum. Anonim (2009) juga menjelaskan bahwa
fungsi utama hormon adalah memberikan kemampuan dinding sel untuk mengembang
sehingga sifatnya menjadi elastis. Elastisi-tas dinding sel memungkinkan dinding tersebut
bersifat permeabel. Hal ini akan mempermudah imbibisi air dari luar ke dalam biji. Daerah sel
yang mengalami pengembangan ada di pusat-pusat titik tumbuh atau dikatakan daerah
meristematik. Tempat diproduk-sinya hormon tumbuh sel di dalam endosperma atau kotiledon.
Secara alamiah hormon dibentuk dalam tubuh tanaman. Kerja hormon tidak pada tempat
dimana hormon itu diproduksi. Sebagai contoh auksin, hormon ini di bentuk di pucuk batang
dan bekerja di akar sebagai zat pengatur perakaran. Hormon-hormon dari tanaman berada pada
bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada kecambah (toge), hormon
sitokinin banyak tersedia pada hati ikan dan air kelapa dan hormon giberelin banyak tersedia di
biji jagung. Banyak hormon-hormon kimiawi yang berkembang di pasaran. Tentu sudah bukan
rahasia lagi kalau yang kimiawi menyimpan ketidaktenangan akan bahayanya. Oleh karena itu
cukup bijak bila penggunaan hormon tanaman organik mulai menggantinya
(Rachmatullah,2009).
7
Menurut Soeprapto (1992) pada kecambah kacang hijau (Touge) komponen air
merupakan bagian yang terbesar dibandingkan dengan komponen lainnya. Gula kacang hijau
didapatkan dalam bentuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam amino esensial yang terkandung
dalam protein kacang hijau antara lain triptofan 1,35 %, treonin 4,50 %, fenilalanin 7,07 %,
metionin 0,84 %, lisin 7,94 %, leusin 12,90 %, isoleusin 6,95 %, valin 6,25 %. Menurut
Thimann (1935) dalam Rismunandar (1992), triptofan merupakan bahan baku sintesis IAA.
Taoge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang hijau, yang
memiliki bagian putih dengan panjang hingga tiga sentimeter. Kacang hijau termasuk dalam
famili Leguminoceae, sub famili Papilonaceae. Bentuk kecambah diperolah setelah biji
diproses selama beberapa hari. taoge mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang
sangat berkhasiat. Salah satunya adalah kanavanin (canavanine), jenis asam amino bahan
penyusun arginin yang paling banyak tersimpan dalam taoge alfafa.
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-
kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kecambahnya dikenal sebagai tauge.
Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium,
minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Kecambah kacang hijau
(tauge) merupakan sayuran tradisional yang terkenal diseluruh dunia. Nama itu jadi bersih
sejak pelarangan pestisida dalam proses produksinya. Untuk itu, sumber vitamin yang baik
perlu dipikirkan, khususnya kaya akan vitamin C. Enam puluh jam proses perkecambahan
meningkatkan kadar vitamin C hingga 132 mg/100 g, sebuah pertimbangan keuntungan yang
nyata. Perkecambahan itu juga meningkatkan kadar niasin dan riboflavin secara signifikan. Jika
tauge diproduksi berbasis komersial, diperlukan suatu varietas baik yang memiliki sifat
diinginkan seperti hasil yang tinggi, dapat beradaptasi pada kondisi iklim yang berbeda dan
toleran terhadap hama-penyakit selain untuk produksi tauge yang baik.
8
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman ada dua (Rahmat,2005),
yaitu:
1. Faktor Luar
- Air dan mineral
Air adalah unsur yang paling dibutuhkan agar tanaman dapat melakukan proses
fotosintesis. Air juga berfungsi untuk menjaga kelembaban tanaman, membentuk
perkecambahan pada biji, dan mengaktifkan reaksi enzim enzimatik.
- Kelembapan
Kelembaban memiliki pengaruh terhadap berbagai tumbuhan. Apabila udara dan
tanah lembab maka akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi baik.
- Suhu
Suhu mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang dperlukan untuk pertumbuhan
paling baik adalah suhu optimum.
- Cahaya
Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan penghambat.
2. Faktor Dalam
- Faktor Hereditas (gen)
- Hormon
Hormon berfungsi untuk membawa pesan kimiawi antar sel maupun antar
kelompok sel. Hormon sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Contoh yang
termasuk hormon yang membantu pertumbuhan pada tanaman yaitu: gas etilen,
giberelin, kalin, asam absisat, asam traumalin dan lain-lain.
9
Deskripsi dan Morfologi
Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dahulu. Tanaman
tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah tumbuhan setahun, berbentuk perdu atau
semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (angiospermai). Dalam
klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonnae (berkeping dua).
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna
keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu menyebar ke semua
arah hingga kedalaman 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman hingga 60-70 cm.
Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air
dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah di bagian atas
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat
yang dihasilkan (Pitojo, 2005).
Secara khusus morfologi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) ini dapat
dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Akar
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) memiliki akar tunggang yang tumbuh
menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi
dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat (Lycopersicum esculentum
Mill ) akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous.
b. Batang
Batang tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berbentuk persegi empat
hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan
diantara bulu bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat . berwarna
hijau, pada ruas ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah
tumbuh akar akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat . dapat bercabang dan
apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara
merata.
c. Daun
Daun tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berbentuk oval, bagian tepinya
bergerigi dan mambentuk celah celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun
berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 7. Ukuran
daun sekitar (15 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 6 cm.
diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 2 daun yang berukuran kecil.
Daun majemuk pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) tumbuh berselang
seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.
10
d. Bunga Bunga tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berukuran kecil,
berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5
buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain
pada bunga tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah mahkota bunga, yaitu bagian
terindah dari bunga tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Mahkota bunga tomat
berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. Bunga
tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala
benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6
buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni
kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.
e. Buah
Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) memiliki bentuk bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat
telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga sangat bervariasi, yang
berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat
sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah
matang warnanya menjadi merah
Syarat Tumbuh
Syarat ketinggian tumbuh tanaman tomat, biasanya tanaman tomat dapat
dibudidayakan pada dataran rendah hingga tinggi, akan tetapi tergantung jenis
varietasnya yaitu antara 0-1000 m dpl. Namun, ketinggian yang paling cocok untuk
menanam tomat adalah 200-700 m dpl.
Syarat iklim tumbuh tanaman tomat, suhu tempat akan berpengaruh pada tomat
yang dihasilkan, karena pada suhu 320C buah tomat akan berwarna kekuningan dan
pada suhu dbawah 320C buah tomat akan berwarna kemerahan. Keadaan suhu dan
kelembapan yang tinggi, akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
tomat. Kelembapan yang ideal adalah 70%, sedangkan intensitas cahaya yang
diperlukan adalah 10-12 jam setiap harinya.
Syarat media tumbuh tanaman tomat, tomat adalah tanaman yang dapat tumbuh di
berbagai tempat, dari dataran rendah sampa dataran tinggi. Agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, memiliki
keasaman atau pH antara 5-6, memiliki sedikit kandungan air, dan banyak mengandung
humus serta memiliki pengairan yang baik. Selain itu, tempat yang akan digunakan
sebagai media tanam wajib memiliki curah hujan antara 100-220 mm per tahun.
11
2.3 Hipotesis
1. Adakah pengaruh pada tanaman tomat setelah diberi perlakuan dengan pemberian
ekstrak kacang hijau
2. Adakah perbedaan pertumbuhan yang tidak diberi perlakuan dan diberi pelakuan
dengan pemberiaan ekstrak kacang hijau.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
Bagan Tatak Letak Penelitian
Keterangan:
A = tanpa perlakuan
B= diberi ekstrak kecambah kacang hijau 15 ml
C= diberi ekstrak kecambah kacang hijau 20 ml
Bibit yang digunakan Adlah bibit tomat uang audah berumur 15 hari
Kecambah yang digunakan adalah kecambah yang dibeli dari pasar yang akan diambil
ekstraknya yang digunakan untuk perlakuan
Media tanam terdiri dari tanah gembur dan tanah bercambur pupuk organik
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polybag, bambu dan kayu,
timba, gayung, alat alat tulis penggaris, sendok dan gelas ukur.
14
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adlah observasi dan dokumentasi.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Sedangkan dokumentasi diartikan sebagai pengpulan, pemelihan,
pengolahan, dan penyimpanan ininformasi di bidang pengetahuan (Margono, 2004).
UJI F
Sumber ragam DB JK KT
F Tabel
F hitung
1.Perlakuan 5% 1%
2.Galat
Total
c. Tentukan Derajat Bebas (DB) untuk perlakuan, galat acak dan total , sebagai berikut
- DB total : jumlah seluruh observasi - 1
- DB perlakuan : jumlah perlakuan -1
- DB : DB Total - DB perlakuan
d. Hitung jumlah Kuadrat (JK)
(Total umum)2
- Faktor Korelasi (FK) =
Jumlah seluruh observasi
- JK Total = dat a2 FK
Jumlah hasil perlakuan FK
- JK perlakuan =
r
- JK galat = JK Total - JK Perlakuan
15
e. Hitung kuadrat tengah (KT)
JK perlakuan
- KT perlakuan =
DB perlakuan
JK galat
- KT galat acak =
DB galat
f. Mencari F hitung
KT perlakuan
F hitung = KT galat
16
dari persemaian hingga panen, jika terpaksa menggunakan pestisida yang aman dan
mudah terurai seperti pestisida biologi.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19