PROLOG:
Begitupun Mama.
Mama tidak akan senang aku juara menulis,
Jika matematikaku hanya 8.
Mama hanya akan memarahiku sepanjang hari.
Menyuruhku mengerti hal-hal yang tidak bisa kumengerti.
Memaksaku memahami hal-hal yang tak pernah bisa kupahami.
Scene 2: (DIRUMAH)
(Ketika sedang makan, mama ngoceh terus.)
(Anaknya melongo)
Mama: APA SALAHNYA MENJADI LEBIH RAJIN BELAJAR?
KAMU GAK LIHAT KAKAK KAMU SECERDAS APA, NILAI-NILAIMU HANYA
MEMBUAT MALU KELUARGA
Kakakku memang orang paling pintar di sekolah
Nilainya nyaris sempurna.
Kerjaannya hanya belajar, dan menurut kalian apakah itu benar-benar bermanfaat?
HEBAT?
idak juga.
Scene 3: (DIRUMAH)
Kakak belajar terus, sampai dia kurang tidur.
Ibu selalu dukung, kasih makanan.
Josua menulis, ibu marah-marah.
Mama: KENAPA KAMU MELOTOT KE LAPTOP TERUS?
KAMU MAU MAMA BANTING LAPTOPNYA?
Scene 4: di sekolah
Josua dimarahi guru karena dapet nilai merah
Gurunya marah-marah
Guru Nadya: Sampai kapan kamu kayak gini? Kamu mau tidak naik kelas?
Josua: Tidak bu
Guru Nadya: Kamu masih menulis ya? Apa perlu ibu suruh mama kamu buat berhentiin kamu
dari blog itu?
Josua: Jangan bu. Saya memang masih menulis, tapi setiap hari saya belajar bu..
Guru Nadya: Kalo gitu Ibu akan membantu kamu buat keluar dari masalah kamu ini
Scene 5: ruang BK
Guru Nadya menemui Guru Virdha untuk membicarakan masalah
Nadya: