Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan proses yang terpenting karena dari sinilah terjadi
interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Di sini pula campur tangan langsung
antara pendidik dan peserta didik berlangsung sehingga dapat dipastikan bahwa hasil
pendidikan sangat tergantung dari perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Dengan
demikian dapat diyakini bahwa perubahan hanya akan terjadi jika terjadi perubahan perilaku
pendidik dan peserta didik. Dengan demikian posisi pengajar dan peserta didik memiliki posisi
strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Proses pembelajaran di kelas banyak menemui permasalahan baik yang bersumber dari
guru maupun dari siswa. Permasalahan yang datang dari guru antara lain adalah suara guru
yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang kurang tepat,
atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang tidak menarik
perhatian. Sementara itu, cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran. Guru yang suka marah, mengejek, jarang tersenyum, atau kurang
adil dapat membuat siswa menjadi takut dan tidak senang, sehingga dapat bermuara pada
menurunnya konsentrasi belajar. Permasalahan yang datang dari siswa antara lain adalah
kurangnya minat belajar, kurangnya motivasi belajar, masalah keaktifan dan kurangnnya
konsentrasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Seorang guru yang profesional harus mampu menemukan masalah yang dihadapi oleh
siswanya dan memberikan solusi atau jalan keluar baik berupa dorongan, motivasi atau
nasehat-nasehat yang dapat membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar
tidak berlarut-larut mengganggu proses belajarnya. Oleh karena itu perlu diketahui masalah-
masalah pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri 3 Boyolali dan dicari solusi alternatif untuk
mengatasi masalah tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa permasalahan dalam pembelajaran di SMA Negeri 3 Boyolali?
b. Bagaimana upaya pemecahan alternatif untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran di
SMA Negeri 3 Boyolali?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui masalah dalam pembelajaran di SMA Negeri 3 Boyolali
b. Mengetahui upaya pemecahan alternatif untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran di
SMA Negeri 3 Boyolali

2
BAB II

PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Permasalahan
Pada Kegiatan belajar mengajar dapat ditemukan adanya proses belajar yang
dilakukan oleh siswa, proses belajar inilah yang merupakan kunci keberhasilan belajar.
Kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu siswa dan guru, dan
siswalah yang memegang perang penting.
Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswa yang menentukan terjadi atau
tidak terjadi belajar. Untuk melakukan proses belajar siswa menghadapi masalah-masalah
secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik.
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa, disamping itu proses belajar juga dapat
terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa (seperti guru,
model/metode pembelajaran, sarana prasarana, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial).
Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan
baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru disekolah merupakan faktor
ekstern belajar.
Penulis telah melakukan praktik latihan mengajar sebanyak 17 kali di kelas X MIPA
1 sampai XI MIPA 6 SMA Negeri 3 Boyolali, selama 4 minggu. Materi yang diajarkan ketika
praktik mengajar terbimbing adalah Gerak Lurus dan Gerak Melingkar, yaitu KD 3.4 dan KD
3.6 dari kurikulum 2013. KD 3.4 adalah Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus
dengan kecepatan konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut
makna fisisnya dan KD 3.6 adalah Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan
laju konstan (tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Praktek latihan mengajar dalam rangkaian kegiatan Magang Kependidikan III yang
dilaksanakan penulis di kelas X MIPA 1 sampai X MIPA 6 SMA Negeri 3 Boyolali juga
menemui beberapa permasalahan pembelajaran yang dijabarkan masing-masing kelasnya
dalam tabel berikut ini :

3
Tabel 1. Permasalahan Pembelajaran Kelas X MIPA 1 sampai X MIPA 6 SMA
Negeri 3 Boyolali.
No Hari/Tanggal Kelas Permasalahan
Senin, X MIPA 4 - Terdapat siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
25 September 2017 (Jam ke 1-3) diskusi
28 September 2017 X MIPA 6 - Terdapat siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
1 11 Oktober 2017 (Jam ke 4-6) diskusi.
- Ada siswa yang diam-diam bermain HP

Selasa, X MIPA 5 - Ada siswa yang diam-diam bermain HP selama


5 Oktober 2017 (Jam ke 1-3) proses pembelajaran
12 Oktober 2017 - Terdapat siswa yang terlihat lesu dan bosan
2 - Ada siswa yang selalu menyandarkan kepala di
atas meja selama pembelajaran berlangsung

Kamis, X MIPA 3 - Terdapat siswa yang asik mengobrol dengan


28 September 2017 (Jam ke 1-3) teman sebangku
7 Oktober 2017 - Terdapat siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
14 Oktober 2017 diskusi
X MIPA 2 - Ada siswa yang diam-diam bermain HP

3 (Jam ke 4-6) - Terdapat siswa yang asik mengobrol dengan


teman sebangku
- Terdapat siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
diskusi
- Terdapat siswa yang tidak memperhatikan ketika
materi disampaikan
Jumat, XII MIPA 1 - Terdapat siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
29 September 2017 (Jam ke 1-3) diskusi
4 8 oktober 2017
15 Oktober

4
Berdasarkan permasalahan-permasalahan pembelajaran di atas dapat disimpulkan
bahwa secara umum permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas X MIPA SMA Negeri 3
Boyolali adalah terdapat beberapa siswa yang minat belajar terhadap pelajaran Fisika rendah.

B. Upaya Pemecahan
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat juga merupakan
rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa
ada dorongan. Sehingga minat belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan individu untuk
memiliki rasa senang tanpa ada paksaan untuk memperoleh perubahan pengetahuan,
ketrampilan dan tingkah laku.
Seorang siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memiliki perasaan
senang terhadap pelajaran tertentu, contohnya senang mengikuti pelajaran dan tidak ada
perasaan bosan. Siswa tersebut juga akan ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
misalnya aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru. Dalam
pembelajaran pun juga memperlihatkan ketertarikannya terhadap pelajaran itu, contohya
antusias dalam mengikuti pelajaran. Dan selama proses pembelajaran selalu memperhatikan
materi yang disampaikan.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala - gejala alam, sehingga banyak peristiwa
alam yang bisa dipahami dengan menerapkan ilmu Fisika. Tapi sering kali siswa menjumpai
banyak persamaan matematik sehingga Fisika diidentikkan dengan angka dan rumus. Sehingga
terkadang konsep dan prinsip fisika menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh siswa yang sering
berdampak pada rendahnya minat belajar terhadap pelajaran Fisika. Kurangnya minat terhadap
mata pelajaran Fisika menimbulkan kurangnya gairah belajar sehingga mengakibatkan
kurangnya aktivitas belajar Fisika.
Untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Fisika dapat dilakukan cara-
cara alternatif seperti berikut,
1. Melakukan Demonstrasi
Penerapan dari ilmu fisika sangat mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga untuk menyajikan peristiwa yang berkaitan dengan Fisika cukup mudah.
Demonstrasi dapat berupa demonstrasi secara nyata dengan alat dan bahan sederhana,

5
maupun virtual seperti menyajikan sebuah video. Jika dilakukan demonstrasi di depan kelas,
siswa akan tertarik untuk melihat apa yang disajikan di depan kelas sehingga minat belajar
siswa akan bertambah.
2. Menggunakan Metode Eksperimen
Dengan pembelajaran melalui metode eksperimen atau percobaan siswa dapat melihat atau
mengamati secara langsung sehingga lebih mudah untuk dimengerti. Dalam kegiatan
eksperimen jumlah anggota dalam satu kelompok hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga
mau tidak mau siswa dituntut untuk aktif berperan dalam kegiatan tersebut. Selain itu
pemilihan eksperimen yang menarik juga akan meningkatkan minat siswa.
3. Menggunakan Simulasi
Guru bisa memanfaatkan program pembelajaran berupa simulasi (animasi/macromedia
flash) yang sudah banyak tersedia online. Jadi disamping mendapatkan materi dari guru
siswa juga dapat mempelajari materi dengan menjalankan sendiri simulasi tersebut. Dengan
simulasi tersebut siswa bebas untuk bereksperimen menggunakan berbagai variabel yang
dapat dimanipulasi. Hal tersebut akan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran
Fisika karena pada umumnya anak menyukai teknologi. Simulasi yang disediakan secara
gratis misalnya di https://phet.colorado.edu maupun di https://interactivesites.weebly.com
4. Memanfaatkan Teknologi
Guru dapat memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang cukup pesat ini sebagai media
pembelajaran. Misalnya menggunakan media pembelajaran power point dan Kahoot! .
Media pembelajaran power point sangat membantu dalam proses penyampaian materi.
Sedangkan media pembelajaran kahoot! adalah media pembelajaran yang dapat digunakan
dengan mudah apabila adanya penunjang seperti handphone, Laptop, LCD, dan koneksi
internet terutama jika ada router Wi-Fi. Media kahoot! berisi kuis yang dilakukan secara
online dan dikendalikan oleh guru. Kuis di dalam kahoot! memiliki tipe seperti pilihan ganda,
jumble, diskusi, dan survey. Sehingga bisa menambah ketertarikan siswa terhadap pelajaran
Fisika.
5. Pemberian tugas berupa projek
Pemberian tugas hendaknya tidak selalu berupa soal-soal. Pemberian tugas bisa berupa
projek fisika, misalnya membuat model alat-alat di lingkungan sekitar yang bekerja dengan
mengunakan prinsip Fisika secara berkelompok.

6
6. Guru selalu bereksperimen
Guru hendaknya selalu berkesperimen untuk mendapatkan metode dan model pembelajaran
yang sesuai / efektif dengan materi pembelajaran.

7
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan observasi, praktikan magang III menemukan permasalahan pembelajaran
di SMA Negeri 3 Boyolali yaitu terdapat siswa yang minat belajar terhadap pelajaran
Fisika rendah
Minat belajar siswa dapat dilihat dari perasaan senang siswa, keterlibatan siswa,
ketertarikan siswa, dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran
Upaya alternatif untuk meningkatkan minat belajar siswa dapat melalui Demonstrasi,
Metode Eksperimen, Simulasi, Pemanfaatan Teknologi, Tugas berupa projek, dan
Tindakan guru untuk selalu bereksperimen menemukan model dan metode
pembelajaran yang sesuai.

B. Saran
Dengan adanya laporan ini, diharapkan dapat bermanfaat hususnya terhadap diri
penulis pribadi. Namun laporan ini bukan merupakan penyelesaian / solusi akhir dari
permasalahan, sehingga masih diharapkan adanya tindak lanjut / penerapan maupun solusi
pemecahan yang baru.

Anda mungkin juga menyukai