3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo
3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo
Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar
dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta
keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-
rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode.
perusahaan.
Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang
signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal (vertical analisys) adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan perbandingan semacam itu. Dalam analisis vertikal terhadap
neraca, masing-masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing
pos kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas
pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan
sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan. Analisis vertikal juga bisa diterapkan
untuk beberapa periode guna menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu. Berikut
adalah contoh analisis vertikal untuk dua tahun periode pada PT. Jasa Akuntansi.
2011 2010
Beban Operasi:
Beban Upah 60.000 32,0% 45.000 30,0%
Beban Sewa 15.000 8,0% 12.000 8,0%
Beban Utilitas 12.500 6,7% 9.000 6,0%
Beban Perlengkapan 2.700 1,4% 3.000 2,0%
Beban Rupa-rupa 2.300 1,2% 1.800 1,2%
Tabel di atas menunjukkan tren yang baik maupun tren yang kurang baik yang
mempengaruhi laporan laba-rugi PT. Jasa Akuntansi. Peningkatan beban upah sebesar 2%
(32% 30%) adalah tren yang kurang baik, seperti halnya kenaikan beban utilitas sebesar
0,7% (6,7% 6,0%). Tren yang baik adalah menurunnya beban perlengkapan sebesar 0,6%
(2,0% 1,4%. Beban sewa dan beban rupa-rupa sebagai persen dari pendapatan jasa
akuntansi adalah konstan. Hasil bersih dari tren ini adalah bahwa laba bersih sebagai persen
dari pendapatan jasa akuntansi turun dari 52,8% menjadi 50,7%.Analisis terhadap berbagai
persentase yang diperlihatkan untuk PT. Jasa Akuntansi, dapat diperkuat dengan
membandingkannya terhadap rata-rata industri yang diterbitkan oleh asosiasi dagang dan jasa
informasi keuangan.Setiap perbedaan besar dengan rata-rata industri harus ditelusuri untuk
kemajuan perusahaan kedepan.
2. Analisis Horizontaladalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan
untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Dalam
melakukan analisis horisontal, sutau akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan
dengan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan jumlah pos
tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan. Dalam membandingkan
laporan dari dua periode yang berbeda, laporan keuangan yang lebih awal selalu dijadikan
dasar perhitungan untuk analisis horisontal.Sebagai contoh, berikut ini ditunjukkan analisis
horisontal atas laporan keuangan PT. Angin Ribut yang memperlihatkan trend yang baik
maupun yang buruk yang mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan.
Kenaikan (Penurunan)
2011 2010 Jumlah Persen
Pendapatan Penjualan 187.500 150.000 37.500 25,0%
Beban Opersi :
Beban Upah 60.000 45.000 15.000 33,3%
Beban Sewa 15.000 12.000 3.000 25,0%
Beban Utilitas 12.500 9.000 3.500 38,9%
Beban Perlengkapan 2.700 3.000 (300) (10,0)%
Beban Lain-lain 2.300 1.800 500 27,8%
Total Beban Operasi 92.500 70.800 21.700 30,6%
Laba Bersih 95.000 79.200 15.800 19,9%
Pada analisis horisontal di atas, kenaikan pendapatan penjualan adalah trend yang baik,
demikian pula penurunan beban perlengkapan. Trend yang buruk adalah peningkatan beban
upah, beban utilitas, dan beban rupa-rupa. Beban ini meningkat lebih cepat dibanding
pendapatan penjualan, dengan total beban operasi yang meningkat sebesar 30,6%.
Secara keseluruhan, laba bersih meningkat sebesar Rp 15.800.000,- atau 19,9%, yaitu
kecenderungan atau trend yang menunujukkan peningkatan dari trend sebelumnya. Besarnya
peningkatan (penurunan) dari berbagai akun laporan keuangan dan penyebabnya harus
ditelusuri (tracing) lebih jauh untuk mengetahui apakah operasi perusahaan masih dapat
ditingkatkan efisiensinya.Contoh, salah satunya pada peningkatan beban utilitas adalah akibat
dari penambahan kapasitas produksi dari sebelumnya sehingga membutuhkan beban listrik
yang lebih besar. Hal ini menjelaskan peningkatan beban utilitas sebesar 38,9% dan
peningkatan beban upah sebesar 33,3% akibat adanya penambahan karyawan.Demikian pula
dengan meningkatnya pendapatan, peningkatan pendapatan ini berasal dari hasil penambahan
penjualan yang terjadi pada periode berjalan.Jadi, keputusan untuk menambah karyawan
merupakan keputusan yang sangat tepat.Contoh di atas memberikan gambaran mengenai
kegunaan analisis horisontal (horizontal analysis) dalam menginterpretasikan dan
menganalisis laporan keuangan. Analisis horisontal yang diperlihatkan di atas juga dapat
digunakan untuk analisis pada laporan neraca, laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas.
2007 2008
Assets
Current Assets
Cash 503.000 520.000
Account Receivable (net) 190.000 160.000
Inventories 120.000 150.000
Prepaid Expenses 48.000 40.000
Income Statement
Star Hotel
For Years Ended December 31, 2007 and 2008
Description 2007 2008
Total Revenue 1.430.500 2.062.000
Rooms:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi
atau menjamin hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio = Current Assets
Current Liabilities
= 870.000
444.000
= 1,96
Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1, hutang lancar dijamin dengan Rp.1,96
aktiva lancar. Untuk menilai apakah rasio tersebut baik atau tidak, perlu dibandingkan
dengan standar rata-rata industri hotel. Misal standar rata-rata industri current ratio untuk
hotel sebesar 2:1, maka rasio 1,96 : 1 lebih kecil dari 2:1. Dapat disimpulkan bahwa Star
Hotel kemungkinan akan kesulitan untuk melunasi hutang hutang jangka pendeknya.
Akan tetapi, rasio tersebut tidak mutlak karena banyak hotel yang beroperasi tanpa
kesulitan meskipun mempunyai current rasio di bawah 2:1 .Hal tersebut dikarenakan pada
umumnya aktiva lancar hotel dalam bentuk persediaan jumlahnya relatif kecil.
Pada perusahaan hotel, meskipun memiliki current ratio yang relatif lebih besar akan
tetapi komposisi persediaannya cukup besar, justru akan menyebabkan ketidak efisienan
operasional. Jenis persediaan di hotel ( bahan makanan, minuman dan supplies) , tidak
mudah di jual/dicairkan untuk membayar hutang.
=520.000 + 0 +160.000
444.000
=1,53
Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan
Rp.1,53 aset lancar yang dapat dengan cepat dicairkan. Rasio tersebut dapat dinyatakan
dalam angka 1,53:1 atau 153%. Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini , perlu
dibandingkan dengan standar rata rata industri. Misal, rata rata industri acid test rasio
sebesar 1:1 , maka 1,53:1 lebih besar dari 1:1. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
tidak kesulitan untuk melunasi hutang hutang jangka pendeknya.Acid test rasio
merupakan metode yang paling sesuai untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan hotel.
2. Rasio Solvabilitas (Solvability)
Rasio Solvabilitas mengukur tingkat keuangan hotel yang dibiayai dengan hutang dan
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh hutangnya baik jangka
pendek maupun jangka panjang.Secara umum, perusahaan dapat membayar atau menjamin
seluruh hutangnya apabila hartanya lebih besar dibandingkan dengan seluruh hutangnya
Assets To Liabilities Ratio
Assets to total liabilities ratio merupakan rasio perbandingan antara total harta
dengan total hutang. Rasio ini bermanfaat untuk melihat seberapa besar harta yang
dimiliki untuk menjamin seluruh hutangnya.
= 8.410.000
4.444.000
= 1,89
= 1,12
Bagi kreditor, makin tinggi angka rasio ini berarti makin tinggi risiko yang
dihadapi oleh para kreditor (pihak pemberi pinjaman), karena makin tinggi hutang
yang ditanggung sebuah hotel.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber
daya perusahaan.Efektifitas manajemen dalam penggunaan sumber daya tersebut
misalnya mempercepat pengumpulan piutang yang dapat segera digunakan untuk
membiayai operasional dan pemakaian persediaan untuk menghasilkan pendapatan dari
penjualan.
= 11,78 kali
= 190.000+160.000
2
= 175.000
Semakin besar angka ini atau semakin cepat perputaran, maka akan semakin
baik, karena ada kemungkinan semakin cepat piutang dicairkan menjadi kas.
Sebaliknya semakin kecil angka ini semakin lambat piutang dicairkan menjadi kas.
Jika rata rata industri sebesar 20 kali, maka 11,78 kali lebih kecil dari 20 kali. Hal
ini menandakan bahwa manajemen belum cukup efektif dalam memanfaatkan piutang
untuk membiaya operasional.
Food Beverage
Sales 665.000 152.000
Cost of Sales :
Beginning Inventory 10.000 4.000
Purchase 275.000 66.000
Less : Ending Inventory (30.000) (10.000)
Cost Of Goods Used 255.000 60.000
Less : Employee Meals (5.000) (0)
= 255.000
20.000
=12,75 kali
= 10.000+30.000
2
= 20.000
Perputaran persediaan makanan sebesar 12,75 kali selama satu tahun dapat
diartikan bahwa terjadi perputaran pesediaan 1 kali sebulan. Angka tersebut berarti
bahwa secara keseluruhan pembelian (pengisian ) persediaan dilakukan selama
sebulan. Jika standar yang ditetapkan manajemen sebesar 24 kali , maka 12,75 kali <
24 kali, yang berarti tingkat perputaran makanan sangat lambat. Perputaran makanan
yang lambat mengindikasikan bahwa banyak persediaan yang menumpuk di gudang.
=8,57 kali
= 4.000 +10.000
2
= 7.000
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio menggambarkan prestasi dan
pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola hotel.
Margin Laba (Profit Margin)
Manajemen sering mengevaluasi kemampuan mereka dalam menghasilkan
laba ( keuntungan) dari seluruh pendapatan dari penjualan yang dilakukan. Margin
laba dihitung dengan cara laba bersih ( net income) dibagi dengan total pendapatan
( Total revenue).
= 188.000 x100%
2.062.000
= 9,12%
= 603.000 x100%
2.062.000
=29,24 %
= 2,23 %
= 8.394.000 +8.410.000
2
= 8.402.000
ROA sebesar 2,23 % menunjukkan bahwa setiap Rp.1 dari assets akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp.0,021 atau dari 100% assets akan menghasikan
keuntungan sebersar 2,23% nya. ROA yang rendah merupakan indikasi bahwa
keuntungan yang diperoleh terlalu rendah atau assets yang digunakan tidak
dimanfaatkan secara efisien, untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan.
Chart of Account
Bagan akun (chart of account) digunakan dalam sistem akuntansi untuk pencatatan
transaksi usaha.Bagan akun disusun berdasarkan pada standar pelaporan yang diinginkan oleh
manajemen. Adapun penyusunan bagan akun biasanya memperhatikan beberapa spesifikasi atas
akun itu sendiri, seperti :
XXX - XXX - XXX XXX
Sub akun dengan kegunakan untuk analisa dan pengendalian
Akun utama pada neraca atau laba rugi
Departemen pendapatan atau biaya
Nomor property
.2013. Analisis Keuangan Analisis Vertikal Analisis Horisontal. Dapat diakses pada URL:
http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-vertikal-analisis-horisontal//
(Diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 16.00)
2013. Uniform System of Accounts for Lodging Industries. Dapat diakses pada URL:
http://www.scribd.com/doc/174012609/Uniform-System-of-Accounts-for-Lodging-
Industries(diakses pada 24 November 2013 pukul 18.00)