Anda di halaman 1dari 2

Cutaneus Larva Migrans

No. ICPC-2 : D96 Worms/other parasites


No. ICD-10 : B76.9 Hookworm disease, unspecified

Tingkat Kemampuan : 4A

Masalah Kesehatan
Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan kulit
berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan
progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari
anjing dan kucing. Penularan melalui kontak langsung dengan larva.
Prevalensi Cutaneus Larva Migran di Indonesia yang dilaporkan oleh sebuah
penelitian pada tahun 2012 di Kulon Progo adalah sekitar 15%..

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal infeksi, lesi
berbentuk papul yang kemudian diikuti dengan lesi berbentuk linear atau
berkelok-kelok yang terus menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul
sekitar empat hari setelah terpajan.
Faktor Risiko
Orang yang berjalan tanpa alas kaki, atau sering berkontak dengan tanah atau
pasir.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik Patognomonis
- Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear atau
berkelok-kelok meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per hari.
- Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong,
genital dan tangan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang khusus tidak ada.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
- Dermatofitosis, Dermatitis, Dermatosis
Komplikasi
- Dapat terjadi infeksi sekunder.
Gambar Cutaneous Larva Migrans

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
- Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan sarung tangan pada saat
melakukan aktifitas yang berkontak dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
- Terapi farmakologi dengan: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari, 2x sehari, selama 2 hari; atau
Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari.
- Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan penyemprotan Etil Klorida pada
lokasi lesi, namun hal ini tidak membunuh larva.
- Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana pioderma.
Konseling dan Edukasi
- Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri.
Kriteria Rujukan
- Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan terapi.

Peralatan
- Lup

Prognosis
Prognosis umumnya bonam. Penyakit ini bersifat self-limited, karena sebagian besar larva
mati dan lesi membaik dalam 2-8 minggu, jarang hingga 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai