Disertasi
Oleh
Nim : 08 S3 007
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara filosofis,1 memang setiap orang tua dan guru berhak, memberikan
hukuman terhadap anak-anak mereka dengan tujuan mendidik, tapi hal ini
merupakan suatu yang dilematis. Akhir-akhir ini terjadi banyak kasus yang
hukum Islam, misalnya kasus hukuman fisik terhadap anak-anak , yang paling
mengejutkan di Riau, yaitu kasus oknum guru yang memaksa muridnya, minum
Air liur yang sengaja dikumpulkan gurunya di dalam gelas bekas air
mineral itu, berasal dari air liur teman sekelasnya dan air liur ibu guru. Akibat
pemberian hukuman itu, oknum guru dipindahkan ke sekolah lain yang lebih
jauh letaknya. Kemudian ada pula kasus pemukulan murid. Jika murid nakal,
1
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa
Arab , yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata
ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta.) dan
(sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang pencinta
kebijaksanaan.Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk
terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang
falsafah disebut "filsuf".
2
Sijori, Batam, Selasa, 03 November 2009 . Gara-gara Tidak Bisa Membaca ,seorang murid SD di
Ranai-Natuna dihukum dengan dipaksa meminum air liur di depan kelas. -Tindakan JS, guru SD Negeri 04
Desa Seluan, Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna tidak pantas dilakukan seorang pendidik. Hanya
gara-gara tidak bisa membaca, dia tega memaksa salah seorang muridnya, AI (9 tahun), meminum air ludah
13 teman sekelasnya. Akibat perbuatan tidak mendidik tersebut, JS yang lulusan SMK itu diberi sanksi
berupa pemotongan gaji sebesar Rp200 ribu dan skors tidak boleh mengajar selama tiga bulan. Guru honor
tersebut juga diturunkan pangkatnya menjadi penjaga sekolah. Peristiwa memalukan ini terungkap saat ayah
korban, Aspediyansah, melapor ke Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Natuna, Senin (2/11). Aspediyansah
menuturkan, kejadian ini bermula saat JS sedang mengajar di kelas 4 SDN 04 Desa Seluan, Senin
(12/10/2009) .
2
tidak dipukul, tingkahnya semakin nakal. Jika dipukul, gurunya bisa masuk
pendidikan dan hak azasi anak. Saat ini , para pembela hak asasi , berkoar
dengan teori psikologi hukum Barat dan membuat konsep baru tentang
pelajar.
Menarik untuk diteliti, apakah masih ada dendam bagi anak, jika teringat
saat jarinya diketuk dengan penggaris, karena kuku panjang. Apakah sakit hati
saat dipelintir telinganya,karena gondrong dan apakah hanya karena itu berkurang
hormat kepada ayah dan ibu, serta guru-gurunya. Di Francis ada juga kasus
kekerasan di sekolah, guru dikenakan denda 500 Eurou sekitar tujuh juta rupiah,
karena memukul muridnya. Hal itu dianggap melanggar hak asasi manusia.
Informasi sementara, yang penulis terima: Pertama, secara tidak sadar memberi
pukulan mengajar anak untuk memukul kembali. Kedua, bila orang tua kehabisan
akal, lalu dengan emosi dan kekerasan, ia memukul. Jadi disimpulkan bahwa
3
Batas-batas kekerasan menurut Undang-undang perlindungan anak nomor 23 tahun 2002
ini, tindakan yang bisa melukai secara fisik maupun psikis yang berakibat lama, di mana akan
menyebabkan trauma pada anak atau kecacatan fisik akibat dari perlakuan itu. Dengan mengacu
pada defenisi, segala tindakan apapun yang seakan-akan harus dibatasi, dan anak-anak harus
dibiarkan berkembang sesuai dengan hak-hak yang dimilikinya (Hak Asasi Anak), hak anak untuk
menentukan nasib sendiri tanpa intervensi dari orang lain. Lihat pasal 64 ayat (2),Sinar Grafika
Jakarta, 2008, 23
3
hukuman tidak mendatangkan hasil. Keempat, memukul dapat melukai harga diri
Kalau hukuman fisik tidak dapat dihindari, lakukan dengan kepala dingin
dan jangan dalam keadaan marah. Kepada anak usia 15-18 tahun, masih boleh
dikenakan hukuman fisik yang ringan. Pilahlah alat yang digunakan dengan
cermat, yang penting bukan dalam suasana marah sehingga memukul dengan
dengan tangan, karena tangan adalah perantara kasih. Ia juga berpendapat bahwa
hukuman fisik hanya sampai batas anak merasa sakit dan berteriak, baru ada
hasilnya dan bukan memukulnya dengan kejam. Jangan menunggu bila ingin
menggunakan hukuman fisik, apakah perlu atau tidak dan bukan dengan
untuk anak. Anak diasingkan dari anak lain, tidak diizinkan bermain supaya
dengan tenang, anak dapat mengintrospeksi dirinya sendiri tetapi dalam jangka
bantuan dan menguraikan dengan jelas harapan orang tua atas perilaku mereka.
hukumannya, karena setiap anak itu berbeda berbeda sifat, maka penerapan
hukuman ini sebaiknya dilakukan dengan fleksibel. Waktunya jangan lebih dari
4
10-15 menit, tempat harus aman, dan jangan ada barang yang membuat anak
Ada anak yang sangat peka, yang tidak perlu menggunakan hukuman
fisik atau bentuk lainnya, hanya dengan perkataan saja, ia sudah berubah.
Hukuman dengan cara mendamprat itu termasuk kritikan, ajaran, teguran yang
keras, agar anak merasa bersalah dan malu. Bagi anak yang nakal, hukuman itu
tidak berguna. Menggunakan hukuman ini juga harus hati-hati karena omelan
yang berlebihan akan melukai harga diri anak itu, membuat jurang antara anak
dan orang tua. Akhirnya seperti kata pepatah, bagaikan memakan buah
semalakama.4
Beberapa buku literatur yang dapat penulis lacak bahwa, cara apapun yang
digunakan harus masuk akal, baru mendapat hasil yang baik. Berikut ini beberapa
usulan dari orang tua, yaitu, penggunaan nasehat yang bijak, sebelum
kesalahan, tidak langsung diberi hukuman, lebih baik mencari waktu yang baik
untuk menjelaskan peraturan yang ada terlebih dahulu. Tidak menghukum anak
dalam keadaan tidak tahu, tetapi setelah diingatkan dan diperingatkan masih
berbuat salah, barulah dihukum. Tentu saja dengan kasih sayang sebagai motivasi.
4
Bagai makan buah simalakama: gambaran suatu keadaan yang serba salah. Biasanya
digunakan untuk orang yang sedang menghadapi dua pilihan, dan kedua-duanya akan
menyebabkan orang tersebut mengalami hal yang buruk. Pengambil keputusan akan berada di
antara dua sisi mata uang yang sangat mustahil untuk di pilih tetapi ketika kita menyadarinya
bahwa keduanya perlahan - lahan membunuh kita secara menyakitkan. Buah Simalakama ikhtisar
dari kejadian Baginda Nabi Adam Alaihissalam beserta istri beliau Siti Hawa tatkala beliau
memakan buah kuldi terlena dengan kalam - kalam syaitan buah ini terlalu indah untuk dilihat,
terlalu nikmat untuk dimakan, terlalu sempurna untuk dimiliki, ketika manusia telah menguasai
buah tersebut sesungguhnya secara perlahan-lahan buah ini telah menyiksanya hingga tanpa sadar
akan terasa menyedihkan di akhirnya.
5
dilakukan atas dasar kasih dan perhatian, hukuman harus digunakan dalam
keadaan yang sadar dan bukan dalam keadaan emosional dan marah. Pertahankan
hubungan yang baik. Hukuman hanya bisa dilaksanakan saat adanya hubungan
yang baik antara anak dan yang menghu kum; jika tidak, hasilnya tidak mungkin
yang tepat, jangan terlalu keras atau terlalu ringan. Hukuman fisik yang terlalu
ringan tidak ada faedahnya, tetapi bila terlalu keras akan meninggalkan bekas di
dalam hati anak, akibatnya semuanya tidak akan mencapai hasil yang diinginkan.
Penjelasan yang gamblang tentang hukuman yang diberikan, menurut para ahli,
sebaiknya orang tua atau guru memberikan penjelasan mengapa mereka dihukum
dan dilarang melakukan sesuatu, sehingga hasilnya akan lebih baik, selain
Umumnya, setelah dihukum, seorang anak ingin kembali menjalin hubungan yang
baik dengan orang tua atau guru. Jangan mundur, dan sebaiknya manfaatkan
kesempatan itu untuk menyatakan kasih sayang bahwa anak itu sangat berharga di
dalam hati anda, hukuman itu diberikan semata-mata karena kasih.5 Menghadapi
siswa, kian hari kian bertambah panjang. Salah seorang guru olahraga SMPN 1
sembilan orang siswanya yang kedapatan terlambat datang dalam kegiatan senam
diekspos di media massa, disangkal oleh pihak sekolah yang menyatakan bahwa
hal tersebut hanya tindakan spontan semata, tanpa ada maksud melakukan
penganiayaan. Pada dasarnya, berbagai tindak kekerasan yang terjadi, baik yang
kekerasan yang banyak dilakukan oleh oknum guru di lingkungan sekolah, tentu
steril dari tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap para siswanya?
Sulit untuk mengatakan sudah, karena proses pembelajaran yang selama ini
Pendidikan dan pengajaran tentu saja tidak identik dengan kekerasan, baik
di masa yang lalu apalagi masa sekarang. Namun, kekerasan sering kali
maka cara kekerasan juga ikut diambil alih. Berbagai tindakan kekerasan oleh
guru seakan menjadi cara-cara biasa dalam membina kedisiplinan anak didik,
khususnya di bidang pelajaran yang melatih fisik, seperti olahraga. Tidak ada
maksud untuk mengatakan bahwa semua guru olahraga suka main pukul, tetapi
sejarahnya sering kali mengidentikkan guru olahraga dengan guru yang suka
menghukum push up atau lari keliling lapangan dan suka menampar, memukul
Freud tentang kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswanya, akan terekam
dalam alam bawah sadarnya yang sesekali bisa muncul dengan tindakan destruktif
membuat sebagian orang tua siswa merasa ngeri dan khawatir, karena tindakan
yang tidak baik, yang dapat berujung pada traumatik siswa. Dampak yang lebih
luas dari kekerasan guru akan melahirkan pesimisme dan apatisme dalam sebuah
generasi. Selain itu, terjadi proses ketakutan dalam diri siswa untuk menciptakan
ide-ide yang inovatif dan infentif. Kepincangan psikologis ini dapat dilihat pada
gambaran siswa-siswa sekolah saat ini yang cenderung pasif dan takut berbicara
dimuka kelas.
6
Hakekatnya, siswa di sekolah akan membentuk pertahanan diri apabila diserang, di mana
pertahanan itu berupa ,balas membentak apabila dimarahi, melawan dengan fisik kalau disakiti,
lari bila dia merasa tidak mempunyai kemampuan membalas, atau melaporkan kepada
orangtuanya di rumah atas peristiwa yang dialaminya. Cara pendidikan dengan kekerasan,
ibaratnya digambarkan sebagai sebuah pilihan bagi seorang guru pendidik yang melihat kesalahan
seorang siswa, apakah dia akan menyalahkannya, menggunakan kekerasan untuk memaksa siswa
memperbaiki kesalahan itu atau sekedar menasehati siswa tanpa kekerasan.
8
mengajar, hanya akan merusak masa depan peserta didik secara psikologis.
Sayangnya, banyak guru sering berpikir keliru soal masa depan anak. Para guru
menganggap tindak kekerasan terhadap anak lazim dilakukan sebagai bentuk agak
anak didiknya.
meraih kesuksesan. Padahal yang terjadi bisa kebalikan dari itu semua, sehingga
dan juga dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) guru, dengan
menghilangkan unsur kekerasan dalam dunia pendidikan. Hanya saja, SDM yang
baik dan mumpuni tidak cukup menunjang jika tidak didukung sistem pendidikan
kepada segenap warga sekolah, termasuk di dalamnya guru, karyawan, dan siswa
kreativitas dan membuat inovasi baru, sementara mereka belajar dalam tekanan
Sebab bila terbukti melanggar, guru harus siap menerima sanksi dari tindakannya
menggunakan cara yang keras. Tak jarang dipakai hukuman fisik. Di Eropa kasus
ini sempat heboh karena jarang terjadi di dunia pendidikan . Dalam suatu kasus
pembelaan guru Jose mengatakan bahwa dirinya merasa seperti layaknya seorang
ayah Saya bertindak seperti ayah. Saya melihat dia sebagai anak yang menghina
bapaknya. Katanya guru senior yang sudah 29 tahun aktif di dunia pendidikan.
Ini baru pertama kalinya ia menggunakan tangan, karena baru pertama ini saya
1.2.2 Di Amerika
Amerika sudah bukan hal aneh lagi guru memukul murid. Pada tahun ajaran
2006-2007, saja sudah lebih 200.000 siswa sekolah Amerika kena straf atau
hukuman fisik. Itu laporan organisasi HAM, Human Rights Watch dan American
7
Fenomena, atau masalah, atau gejala adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, atau
alami, atau rasakan. Suatu kejadian adalah suatu fenomena. Suatu benda merupakan suatu
fenomena, karena merupakan sesuatu yang dapat kita lihat. Adanya suatu benda juga menciptakan
keadaan ataupun perasaan, yang tercipta karena keberadaannya.Istilah masalah yang dijadikan
padanan dari istilah fenomena harus dibedakan dari persoalan. Masalah mempunyai pengertian
netral, sedangkan persoalan mengandung pengertian memihak. Suatu persoalan juga merupakan
suatu masalah atau gejala, dan karenanya juga merupakan suatu fenomena. Persoalan merupakan
suatu fenomena yang kehadirannya tak dikehendaki. Penyelesaian terhadap suatu persoalan pada
hakekatnya adalah suatu usaha dan tindakan untuk meniadakan persoalan tersebut.
8
Para peneliti menyimpulkan bahwa penerapan kekerasan yang berlebihan bisa
menumbuhkan kesan buruk. Si bocah bisa berasumsi bahwa sekolah sebagai tempat yang tidak
bersahabat dan menakutkan. Akibatnya proses pembelajaran di sekolah tidak berjalan dengan baik,
demikian para peneliti. Selain itu disimpulkan pula bahwa Hukuman fisik tidak akan merubah
10
temuan di US itu, murid kulit hitam lebih sering dipukul dari pada siswa bule.
Tidak disebutkan alasannya mengapa murid kulit hitam lebih sering dihukum.
antara teks wahyu dengan perubahan sosial tidak hanya disusun dan difahami
yang dikandung oleh teks wahyu.9 Walaupun tawaran metodologi hukum Islam
tersebut memiliki model yang berbeda-beda antara satu tokoh dengan yang
filosofis atau dengan kata lain menggunakan paradigma nalar burhani sebagai
Disiplin ilmu hukum Islam baik ushul fikih maupun fikih bersama-sama
dengan ilmu Bahasa Arab dan ilmu Kalam, pada dasarnya berpijak pada nalar
bayani karena berlandaskan pada otoritas teks. Mayoritas ahli hukum Islam
kebiasaan buruk anak, tapi malah memicu kekerasan. Lihat kata pengantar UU RI No.23
Th.2002, h v
9
Wael B. Hallaq, A. History of Islamic Legal Theories: An Introduction to Sunni Ushul
Fiqh (Cambridge: Cambridge University Press, 1997), 231.
11
landasan berfikirnya. Al-Quran dan Sunnah yang menjadi sumber hukum Islam
merupakan teks yang berbahasa Arab, sehingga pada dasarnya pemikiran hukum
Islam seliberal apapun tidak akan bisa mengelak atau lepas sama sekali dari teks.
Oleh karena itu pemikiran hukum Islam yang memiliki kecendrungan rasional-
sebagai dasar pijakan untuk menganalisa maksud teks Al-Quran dan Sunnah
sis al-bayan ala al-burhan, yaitu membangun disiplin ilmu bayani (dalam hal ini
paradigma yang telah ada dalam pemikiran hukum Islam.12 Baik paradigma klasik
maupun paradigma alternatif yang bisa digunakan saat ini. Hal ini menjadi
signifikan karena ushul fiqih sebagai basis epistemologi hukum Islam diklaim
diusung dalam ilmu ini, minimal klaim-klaim seperti diatas dapat dijernihkan.
10
Agus Moh. Najib, Nalar Burhani dalam Hukum Islam (Sebuah Penelusuran Awal),
dalam Jurnal Hermenia, Vol.2 No.2 Juli-Desember 2003, 217-218.
11
Muhammad Abid al-Jabiri, Bunyah al- Aql al-Arabi: Dirasah Tahliliyyah Naqdiyyah li
Nuzum al-Ma rifah fi as-Sagafah al-Arabiyyah (Beirut: Markaz Dirasat al-Wahdah al-
Arabiyyah, 1990), him. 514. Lihat juga al-Jabiri, Post Tradisionalisme Islam, terj. Ahmad Baso
(Yogyakarta:LKiS, 2000), 118-132 dan 162-171.
12
Berbicara tentang hukum Islam tentu tidak bisa dilepaskan dari ushul fiqih karena ilmu
inilah yang menjadi kerangka dasar dalam penetapan hukum Islam selama ini. Ilmu ushul fiqih
merupakan metodologi terpenting yang ditemukan oleh dunia pemikiran Islam dan tidak dimiliki
oleh umat lain. Al-Alwani mengungkapkan bahwa ushul fiqih merupakan the most important
method of research ever devised by Muslim thought Thaha Jabir al-Alwani, Ushul al-Fiqh al-
Islami (Virginia; International Institute of Islamic thought, 1990), xi
12
1.3 Justifikasi
anak dalam kerangka fiqih, yang menggunakan kaedah ushul fiqih, dengan
berbeda. Hal ini disebabkan karena pendapat Kuhn yang bersifat linier tersebut
(paradigma shift) hanya tepat digunakan dalam ilmu-ilmu alam dan fisika,
Perkembangan ushul fikih tentu tidak bisa dimaknai secara revolutive, tetapi
satupun yang mencapai status hegemoni baik sebagai teori maupun paradigma
universal. Walaupun Kuhn sendiri tidak mendefenisikan istilah itu secara konkrit,
namun para penelaah karya Kuhn menyimpulkan bahwa paradigma adalah teori-
disepakati bersama dan menjadi pegangan bagi aktivitas ilmiah para ilmuwan.
hukum Islam klasik15 adalah paradigma literalistik dengan arti begitu dominannya
pembahasan tentang teks (dalam hal ini teks berbahasa Arab) baik dari segi
maksud dasar dari wahyu yang ada di balik teks literal tersebut. Secara sederhana
paradigma yang dianut bertumpu pada teks baik secara langsung maupun tidak
14
Secara umum al-Jabiri sebagaimana dikutip oleh Muhyar Fanani, membagi epistemologi
Islam pada tiga ranah pemikiran yaitu bayani, irfani, dan burhani. Epistemologi bayani adalah
epistemologi yang beranggapan bahwa sumber ilmu adalah teks (nas) atau penalaran dari teks.
Epistemologi irfani adalah epistemologi yang beranggapan bahwa sumber ilmu pengetahuan
adalah ilham. Epistemologi ini memiliki metode yang khas dalam mendapatkan pengetahuan yakni
metode kasf, sebuah metode yang unique karena selamanya tidak bisa dirasionalkan, diverifikasi
atau diperdebatkan. Epistemologi burhani adalah epistemologi yang berpandangan bahwa sumber
pengetahuan adalah akal. Biasanya epistemologi ini disebut epistemologi falsafah karena merujuk
pada tradisi intelektual Yunani. Muhyar Fanani, Menelusuri Epistemologi Ilmu Ushul Fiqh,
dalam Jurnal Mukaddimah, No. 9 Th.VI/2000, 27-28.
15
Istilah klasik sendiri penulis batasi setelah tahun 300-an Hijrah. Hal ini disebabkan karena
beberapa alasan yaitu, pertama, pada masa Nabi dan sahabat, hukum Islam cendrung empiris dan
tidak literalis, bahkan Joseph Schacht mengungkapkan bahwa hukum Islam pada masa awal tidak
menggunakan al-Qur'an sebagai sumber pengetahuan. Sekalipun ushul fikih baru muncul pada
awal abad ke III H, namun sebagai teori istinbat sudah muncul sejak era kenabian karena banyak
sekali peristiwa pada masa kenabian yang menunjukkan adanya aktifitas ijtihad baik oleh Nabi
sendiri maupun sahabatnya. Jika kemudian ijtihad Nabi salah, maka akan mendapat teguran dari
Allah-melalui wahyu. Rasulullah juga mengizinkan para sahabatnya untuk berijtihad bila solusi
hukum belum ditetapkan dalam al-Qur'an dan Sunnah. Eksplorasi ini memperlihatkan, betapa
hukum Islam pada masa awal begitu dinamis dan tidak terpaku pada teks. Kedua, pada era 300-an
Hijriah, telah terjadi pergolakan politik yang merembet ke dalam wilayah hukum dan teologi.
16
Adapun karakteristik dari epistemologi bayani antara lain, pertama, epistemologi ini selalu
berpijak pada asal (pokok) yang berupa nass (teks), baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam ilmu ushul fikih yang dimaksud dengan nas adalah al-Quran, Hadis dan Ijma. Sedangkan
dalam bahasa Arab yang dimaksud dengan nas adalah perkataan orang Arab. Kedua, epistemologi
ini selalu menaruh perhatian secermat-cermatnya pada proses transmisi naql (teks) dari generasi ke
generasi. Menurut epistemologi ini, apabila proses transmisi teks itu benar, maka isi nas itu pasti
benar, karena nas itu masih murni dari Allah atau nabi. Tetapi jika teks tersebut proses
14
internet, belum ditemukan judul disertasi yang benar-benar sama dengan judul
pukulan dengan rotan,17 bagi anak-anak. Sebahagian bangsa Barat mengutip dari
kitab Taurat dan Injil, tantang prinsip hukuman fisik sebagai berikut:
merusak hubungan dengan mereka. Apabila mereka gagal dalam belajar, harus
dibantu , bukan menganggap mereka anak yang bodoh. Allah menciptakan satu
bagian tubuh yang banyak dagingnya yang terhindar dari luka-luka karena
pukulan yaitu pantat.dan betis .Padanya terdapat hikmat, tetapi pentung tersedia
bagi punggung orang yang tidak berakal budi (Amsal 10:13). Hukuman bagi
transmisinya sudah tidak bisa dipertanggung jawabkan, maka nas itupun tidak bisa dipertanggung
jawabkan isinya. Dengan kata lain epistemologi ini sesungguhnya senantiasa berpijak pada
riwayah (nagl). Sebagai bukti dari ciri kedua ini adalah begitu banyaknya pembahasan yang
dilakukan oleh para ulama tentang riwayah yang ingin menjaga orisinalitas khabar (dalam hal ini
berupa nas atau teks). Ibid, hlm. 31.
17
e-Bina Anak 215-Mendisiplinkan dengan pemberian hukuman, sebaiknya cara terakhir
yang digunakan dalam mendisiplinkan anak. Dewasa ini, hampir semua pendidik barat menentang
pemberian hukuman secara fisik sebab tindakan itu hanya menyelesaikan masalah sementara
waktu saja dan member akibat sampingan yang tidak baik. Tidak semua penggunaan hukuman
atau hukuman fisik itu tidak berfaedah. Alkitab mengajarkan, Siapa tidak menggunakan tonngkat,
benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya menghajar dia pada waktunya (Amsal
13:24), dan juga, Jangan menolak didikan dari anakmu, ia tidak akan mati kalau engkau
memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan
nyawanya dari dunia orang mati (Amsal 23:13). Tetapi bukan berarti bahwa orang tua atau guru
boleh dengan semena-mena menggunakan haknya untuk memukul anak.
15
sipencemooh tersedia '' pukulan'' bagi punggung orang bebal (Amsal 19:29).
Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung
punggung
Kasus kekerasan pada anak adalah kasus yang sangat pelik. Di mana jenis
digunakan sebagai hak otonominya, dan bersifat pribadi, dan orang lain tidak
boleh mengetahuinya karena termasuk aib yang harus ditutupi. Dengan alasan ini,
pada anak juga dipengaruhi oleh tayangan televisi yang marak akhir-akhir ini,
namun semua itu harus disikapi bijaksana oleh para orangtua, seperti
kekerasan yang ditayangkan televisi, namun semua itu adalah nafas dan siaran
televisi. Jadi, kita tidak bisa berkutik. Karena itu, orang tua harus mengalah
jangan menonton televisi sepanjang hari. Jika tidak begitu, maka anak akan ikut-
ikutan menonton televisi sampai larut dan mengabaikan tugas utamanya, yaitu
18
Defenisi anak menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 tahun 2002; Anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak dalam kandungan. Defenisi undang-
undang ini mencakup janin, bayi, anak-anak sampai berumur 18 tahun. Undang-undang ini juga
mengatur tanggung jawab sosial anak dan tanggung jawab anak dimuka hukum.
19
Kekerasan (Bullying) menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI) adalah kekerasan fisik
dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang
yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau
menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma/depresi dan tidak berdaya.
16
belajar, kata Seto. Ditambahkannya, orang tua harus mampu menjadi contoh
Kekerasan fisik adalah apabila anak-anak disiksa secara fisik dan terdapat cedera
yang terlihat pada badan anak akibat adanya kekerasan itu. Kekerasan ini
dilakukan dengan sengaja terhadap badan anak. Kekerasan seksual adalah apabila
anak disiksa diperlakukan secara seksual dan juga terlibat atau ambil bagian atau
melihat aktivitas yang bersifat seks dengan tujuan pornografi, gerakan badan,
Biasanya bila menegur dengan keras anak yang berbuat salah, dia akan berhenti
berbuat kesalahan dan duduk kembali dengan penuh adab. Metode ini diterapkan
pula oleh Rasulullah SAW saat melihat seseorang yang menggiring unta hadyu
20
Isteri yang nusyuz menurut at-Qur'an boleh diberikan sanksi. Sanksi yang dikenakan
terhadap isteri yang nusyuz, menurut makna tekstual ayat di atas adalah dinasehati, dibiarkan
sendirian di tempat tidurnya dan dipukul. Tiga cara ini dilakukan secara bertahap sesuai urutannya.
Berdasarkan ayat al-Quran di atas, para ahli tafsir kemudian mengemukakan pandangan yang
beragam. Pernyataan paling menggelisahkan perempuan tentang soal ini dikemukakan oleh ahli
tafsir terkemuka; Abu Hayyan at Andalusi dalam tafsirnya Al Bahr at Muhith. Ia mengatakan:
(Dalam menghadapi isteri yang nusyuz) suami pertama kali menasehatinya dengan lembut, jika
tidak efektif boleh dengan kata-kata yang kasar, dan (jika tidak efektif) membiarkannya sendirian
tanpa digauli, kemudian (jika tidak juga efektif) memukulnya dengan ringan atau dengan cara lain
yang membuatnya merasa tidak berharga, bisa juga dengan cambuk atau sejenisnya yang
membuatnya jera akibat sakit, asal tidak mematahkan tulang dan berdarah. Dan jika cara-cara
tersebut masih juga tidak efektif menghentikan ketidaktaatannya, maka suami boleh mengikat
tangan isteri dan memaksanya berhubungan seksual, karena itu hak suami.(Abu Hayyan al
Andalusi, Tafsir at Bahr at Muhith. Dar al Kutub al Ilmiyyah, Beirut, Juz III, h. 252).
17
(hewan kurban bagi jamaah haji) dalam perjalanannya berhaji dan tidak mau
menjawab, Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini hewan hadyu! Setelah dua atau
yang tak layak, atau berbuat kesalahan yang lain, boleh kita palingkan wajah
Mendiamkan , boleh pula tidak berbicara dengan anak yang melakukan kesalahan
beradab lain. Paling lama waktunya tiga hari, karena Rasulullah bersabda:
Tidak halal bagi seorang muslim jika ia mendiamkan saudaranya lebih dari tiga
hari.23
21
Hadits Riwayat Bukhari no. 6160 dan Muslim no.1322
22
Hadits Riwayat al-Tirmizi no.2478
18
Cercaan, jika anak melakukan dosa besar, boleh mencercanya bila nasihat
dan bimbingan tidak lagi berpengaruh., atau hukuman berupa duduk Qurfusha,
yaitu duduk dengan menekuk kedua kaki, telapak kaki menempel di tanah dan
paha menempel ke perut. Anak yang malas atau bandel bisa dihukum dengan
Posisi seperti ini akan membuatnya capai dan menjadi hukuman baginya. Ini jauh
kesalahannya setelah diberi nasihat, kita bisa menulis surat untuk walinya dan
sempurna kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam mendidik anak. Ada
pula orang tua yang menggantungkan cambuk, di dinding, sehingga anak mudah
23
Hadits Riwayat Bukhari no.6064 dan Hadits Muslim no.2559, dalam Ensiklopedi
Anak,(Darussunnah, Jakarta 2007) hlm 790
24
Definisi 'sabda' 1. kata; perkataan (bagi Tuhan, nabi, raja.): renungkan -- Rasulullah
mengenai kasih sayang sesama umat manusia;
bersabda v berkata; bertitah: raja telah - agar para menterinya selalu berbuat adil;
menyabdakan v mengatakan; mengucapkan; menitahkan: raja yang adil tidak akan - sesuatu
yang merugikan rakyatnya
25
Ibid hlm 701
19
tidak membuahkan hasil, boleh memukul dengan pukulan ringan, terutama ketika
Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka bila enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan
Diiringi doa dan permohonan kepada pencipta semesta alam, semoga terwujud
keinginan , agar anak-anak menjadi penyejuk mata. Secara filosofis, orang tua
kebaikan si anak kelak. Bahkan, secara tradisional pun, hukuman badan telah
diterima sebagai salah satu metode yang sangat efektif untuk mengendalikan dan
mendisiplinkan anak.
Hal ini didukung oleh masyarakat yang percaya bahwa hukuman badan
penting untuk mencegah degradasi moral, baik dalam kalangan rumah tangga
guru atau para pendidik berpendapat, ketakutan murid pada hukuman fisik akan
menambah kekuatan atau kewibawaan guru. Dengan demikian sang murid akan
mengendalikan murid atau anak. Ada banyak metode yang bisa dipilih untuk
sudah tidak mempan, hukuman badan bisa dijadikan jalan terakhir untuk
menumbuhkan
kepatuhan.
memberikan reaksi aktif atau pasif. Reaksi aktif dapat dilihat saat hukuman
reaksi pasif pada umumnya tidak ditunjukkan di depan orang tuanya. Contohnya,
27
Akh. Minhaji membagi model pendekatan ushul fikih menjadi 2, pertama, teologis
normative deduktif dan kedua, empiris historis induktif Lihat Akh. Minhaji, Reorientasi Kajian
Ushul Fiqih, dalam Jurnal al-Jami ah No. 63/VI/1999, h1m. 16. lihat juga tulisannya Hukum
Islam Antara Sakralitas dan Profanitas (Perspektif Sejarah Sosial), Pidato Pengukuhan Guru Besar
Sejarah Sosial Pemikiran Hukum Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2004, h. 40-46.
21
bersifat pasti (nilai, norma dan aturan), dan begitu pula hukum agama (Islam) di
mana salah satu ciri pokok berfikir hukum adalah menuntut adanya kepastian dan
bukan ketidakpastian.28
Pengertian seperti ini jelas tidak tepat. Selain terdiri atas kategori penilaian
seperti halal atau haram, hukum Islam juga terdiri atas kategori-kategori
relasional. Lebih penting lagi adalah bahwa hukum Islam sesungguhnya terdiri
syariah.29
28
Ibid., 40-41. Begitu rigidnya paradigma literalistik, sehingga menurut Fazlur Rahman ada
tiga kelemahan dari metode studi Islam klasik dan pertengahan yaitu, pertama, pemahaman yang
terpotong-potong. Kedua, kurang memperhatikan unsur sejarah, dan ketiga, terlalu tekstual.
Rahman menyebut kajian Islam klasik dan pertengahan dengan studi yang atomistis, ahistoris, dan
literalistis. Senada dengan Rahman, Arkoun juga melancarkan kritik terhadap para pemikir hukum
Islam yang masih menyandarkan pendapatnya kepada sistem pemikiran epsitemik Zaman Tengah
dengan ciri, pertama, mencampurkan antara mitos dan sejarah, kedua, menekankan keunggulan
teologis orang Muslim atas non-Muslim, ketiga, pensucian bahasa, keempat, univokalisasi makna
yang diwahyukan Tuhan, kelima, anggapan tentang nalar pribadi yang transhistoris, dan keenam,
diktum hukum diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Fazlur Rahman, Islam: Challenges and
Opportunities, dalam Islam: Past Influence and Present Challenge, diedit oleh Alford T. Welch
dan Pierre Cachia (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1979), h. 319-327. Taufik Adnan
Amal, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman (Bandung:
Mizan, 1993), h. 186. Arkoun, Ke Arah Islamologi Terapan, alih bahasa Syamsul Anwar, Al-
Jamiah, No. 53 (1993), 72.
29
Syamsul Anwar, Membangun Good Governance dalam Penyelenggaraan Birokrasi Publik
di Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Syari'ah dengan Pendekatan Ushul Fiqih, Pidato
Pengukuhan Guru Besar Ilmu Usul Fikih, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2005, hlm. 4-5.
Mengenai teori pertingkatan norma, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa teori pertingkatan
norma adalah teori yang mencoba menemukan hukum lewat tiga penjenjangan norma, yaitu,
pertama, norma-norma dasar atau nilai-nilai filosofis (al-giyam al-asasiyyah) seperti
kemaslahatan, keadilan, kesetaraan. Norma-norma tersebut sebahagian sudah ada berdasarkan
fakta-fakta dan sudah diakui.
Kedua, norma-norma tengah berupa doktrin-doktrin umum hukum Islam yaitu al-nazariyyah al
fiqhiyyah dan al-qawa id al-fiqhiyyah.
Ketiga, peraturan-peraturan hukum kongkret (al-ahkam al far iyyah). Ketiga lapisan norma ini
tersusun secara hierarkis dimana norma yang paling abstrak dikongkritisasi menjadi norma yang
22
Paradigma ini berlangsung selama kurang lebih lima abad (dari abad ke-2 H
1.4 Permasalahan
yang berkaitan dengan hukuman fisik terhadap anak-anak ,maka penulis batasi
berlaku di Indonesia. Hal yang harus ditemukan ialah hal yang melanggar hak
1.4.2.1 Apa sebab terjadi dilema hukuman fisik bagi anak-anak di Indonesia?
lebih kongkret. Contoh; nilai dasar kemaslahatan dikonkretisasi dalam norma tengah (doktrin
umum) berupa kaidah fighiyyah yaitu kesukaran memberi kemudahan. Norma tengah ini
dikonkretisasi lagi dalam bentuk peraturan hukum konkret misalnya hukum boleh berbuka puasa
bagi musafir. Teori ini mungkin bisa dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam
pengembangan paradigma hukum Islam yaitu paradigma historis ilmiah yang nanti akan penulis
jadikan sebagai paradigma alternatif dengan mengkombinasikannya dengan metode holistik ( teori
induktif/integratit) Fazlur Rahman sebagai salah satujalan dalam mengoperasionalkan paradigma
tersebut. Mengenai teori pertingkatan norma lihat Syamsul Anwar, Pengembangan Metode
Penelitian Hukum Islam, dalam Ainurrafiq (ed.), Mazhab Jogja;Menggagas Paradigma Ushul
Fiqih Kontemporer (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2002), hlm. 147-162.
30
Al- Syatibi sendiri mengungkapkan bahwa ia memang berupaya menjadikan ushul fiqih
sebagai ilmu burhani yang qati sehingga dapat mendatangkan dan menghasilkan pengetahuan
hukum Islam yang valid secara ilmiah. Abu Ishaq asy-Syatibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam,
edisi Abdullah Darraz (Mesir: tnp., t.t), I, hlm. 29-34.
23
1.4.2.3 Apa saja nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalam ketentuan hukuman
melacak nilai-nilai sosiologis dan psikologis yang berada di balik setiap masalah
yang diungkapkan, supaya hal-hal yang tersebunyi di balik fakta hukum, dapat
1.5.1.1 Untuk melacak informasi tentang hukuman fisik oleh orang tua
yang berkaitan dengan sanksi hukuman fisik yang dilacak di dalam berbagai kitab
1.5.1.3 Untuk memahami filosofis ketentuan hukuman fisik yang berkaitan erat
dengan Hukum Islam, Hak Asasi Manusia dan hukum pelindungan anak pada
Manfaat penelitian ini, secara teoretis dan praktis dapat dijadikan dasar pijakan
dalam menetukan kebijakan yang berkaitan dengan hukum, moral, dan ketertiban
yang bersumber dari undang-undang perlindungan anak dan hukum Islam .Lebih
1.6.3 Bagi orang tua dan guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menghadapi
dilemma hukuman fisik, agar tidak dituduh melakukan perbuatan kriminal dan
1.6.4. Bagi para hakim di pengadilan, sebagai bahan informasi tentang hukuman
fisik dapat dikategorikan sebagai alat pendidikan bias pula perbuatan kriminal,
kegunaan yang lain yang tidak langsung dan tidak formal , misalnya untuk
mengisi kebutuhan jurnal dan surat kabar, atau penerbit buku-buku hukum yang
BAB 2
Hukuman fisik yang diakui secara universal, disebut bullying, hazing dan
mobbning. Ada pengertian yang baku saat ini. Bullying berasal dari bahasa
Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng setelah dipukul baru berjalan,
senang menyeruduk kesana kemari menurut Sejiwa, 2008: 2. Istilah ini akhirnya
berasal dari Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob adalah
kelompok orang yang anonim dan berjumlah banyak dan terlibat kekerasan.
31
Suatu tinjauan pustaka mempunyai kegunaan untuk : 1) Mengungkapkan penelitian-
penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan
pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode
penelitiannya;2) Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam
penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang dihadapi; 3)
Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul -judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin
belum kita ketahui sebelumnya; 4) Mengenal peneliti -peneliti yang karyanya penting dalam
permasalahan yang dihadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri
karya-karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait; 5) Memperlihatkan kedudukan penelitian
yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori
tempat penelitian ini berada; 6) Mengungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang
mungkin belum kita kenal sebelumya; 7) Membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang
kita lakukan berbeda dengan penelitian -penelitian sebelumnya);
26
Pepler and Rigby, 2007: 5 memandang bahwa bullying adalah keinginan untuk
orang atau kelompok yang menjadi korban adalah yang tidak memiliki kekuatan
dan perlakuan ini terjadi berulang-ulang dan diserang secara tidak adil.
dilakukan hanya dalam satu kali kesempatan dan dalam waktu pendek, bullying
biasanya terjadi secara berkelanjutan dalam jangka waktu cukup lama, sehingga
korbannya terus-menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi. Hal ini
kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya, dan
menyatakan bahwa bullying adalah situasi dimana seseorang yang kuat (bisa
kekuasaannya. Dalam hal ini sang korban tidak mampu membela atau
Hal yang penting di sini bukan sekedar tindakan yang dilakukan, tetapi
perilaku bullying telah terjadi. Bila siswa yang didorong tak merasa takut atau
Sejiwa, 2008: 2.
32
Akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan dengan maraknya pemberitaan kekerasan terhadap anak-anak di media. Dalam
berbagai berita kekerasan terhadap anak dalam segala bentuk dan kualitasnya telah lama terjadi di komunitas kita. Berita-berita
tersebut makin marak karena semakin baiknya kinerja wartawan. Kalau dulu ada Arie Hanggara, sekarang muncul kasus-kasus
yang sama. Bukan lagi dilakukan oleh bapak/ibu tiri saja tetapi justru dilakukan oleh orang tua kandung. Bentuk kekerasan bisa
berupa korban kekerasan, penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi, dan perlakuan tidak manusiawi. Semua tindakan
kekerasan kepada anak-anak direkam dalam bawah sadar mereka dan dibawa sampai kepada masa dewasa, dan terus sepanjang
hidupnya. Tindakan-tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai child abuse atau perlakuan kejam terhadap anak-anak. Child
abuse itu sendiri berkisar sejak pengabaian anak sampai kepada perkosaan dan pembunuhan. Ada 4 macam child abuse,
yaituemotional abuse, terjadi ketika orang tua setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, mengabaikan anak itu. Si ibu
membiarkan anak basah atau lapar karena ibu terlalu sibuk atau tidak ingin diganggu pada waktu itu. Si ibu boleh jadi mengabaikan
kebutuhan anak untuk dipeluk atau dilindungi. Anak akan mengingat semua kekerasan emosional jika kekerasan emosional itu
berlangsung konsisten. Verbal abuse, terjadi ketika si ibu, setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, menyuruh anak itu untuk
diam atau jangan menangis. Jika si anak mulai berbicara, ibu terus-menerus menggunakan kekerasan verbal seperti, kamu
bodoh, kamu cerewet, kamu kurang ajar, dan seterusnya. Physical abuse, terjadi ketika si ibu memukul anak (ketika anak
sebenarnya membutuhkan perhatian). Memukul anak dengan tangan atau kayu, kulit atau logam akan diingat anak itu. Sexual
abuse, biasanya tidak terjadi selama delapan belas bulan pertama dalam kehidupan anak. Walaupun ada beberapa kasus ketika
anak perempuan menderita kekerasan seksual dalam usia enam bulan. Center for Tourism Research & Development Universitas
Gadjah Mada, mengekspos penelitiam tentang child abuseyang terjadi dari tahun 19922002 di 7 kota besar yaitu, Medan,
Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, UjungPandang dan Kupang, ditemukan bahwa ada 3969 kasus, dengan rincian sexual
abuse 65.8%, physical abuse 19.6%, emotional abuse 6.3%, dan child neglect 8.3%. Berdasarkan kategori usia korban: 1. Kasus
sexual abuse: persentase tertinggi usia 6-12 tahun (33%) dan terendah usia 0-5 tahun (7,7%). 2. Kasus physical abuse: persentase
tertinggi usia 0-5 tahun (32.3%) dan terendah usia 13-15 tahun (16.2%). 3. Kasus emotional abuse: persentase tertinggi usia 6-12
tahun (28.8%) dan terendah usia 16-18 tahun (0.9%). Tindakan Kekerasan pada Anak dalam Keluarga 4. Kasus child neglect:
persentase teringgi usia 0-5 tahun (74.7%) dan terendah usia 16-18 tahun (6.0%). Berdasarkan tempat terjadinya kekerasan : 1.
Kasus sexual abuse: rumah (48.7%), sekolah (4.6%), tempat umum (6.1%), tempat kerja (3.0%), dan tempat lainnya-di antaranya
motel, hotel dll (37.6%). 2. Kasus physical abuse: rumah (25.5%), sekolah (10.0%), tempat umum (22.0%), tempat kerja (5.8%),
dan tempat lainnya (36.6%). 3. Kasus emotional abuse: rumah (30.1%), sekolah (13.0%), tempat umum (16.1%), tempat kerja
(2.1%), dan tempat lainnya (38.9%). 4. Kasus child neglect: rumah (18.8%), sekolah (1.9%), tempat umum (33.8%), tempat kerja
(1.9%), dan tempat lainnya (43.5%). Data tersebut menunjukkan bahwa tiada tempat yang "aman" bagi anak. Orang-orang yang
mengasihi maka dia akan di-Kasihi oleh Allah swt Dzat Maha Pengasih. Anak-anak termasuk juga hamba Allah, mereka memiliki
hak untuk dikasihi dan dicintai. Kyai Fuad menerangkan, pernah terjadi, pada saat Nabi saw mendirikan shalat dan sedang sujud
datanglah Sayyidina Hasan ra dan Sayyidina Husein ra. Keduanya naik ke atas punggung beliau laksana mengendarai tunggangan.
Nabi saw lalu memperlama sujudnya. Seusai shalat Nabi saw bersabda, Sesungguhnya cucu-cucuku tadi jadikanku sebagai
tunggangan. Dan aku tidak hendak bangkit dari sujud sampai mereka selesai melampiaskan keinginannya. Aduhai, betapa lembut
dan kasihnya Nabi saw kepada anak-anak kecil. Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra di atas
terdapat dalil bahwa manusia mesti menggunakan kasih sayang dalam menggauli anak-anaknya. Hadis maupun Qur'an
menunjukkan bahwa kekerasan bisa diatasi melalui peran keluarga, terutama pasangan suami dan istri.
28
Menurut Sullivan ,2000: 14, bullying juga harus dibedakan dari tindakan
atau perilaku agresif lainnya. Pembedaannya adalah tidak bisa dikatakan bullying
jika seseorang menggoda orang lain secara bercanda, perkelahian yang terjadi
hanya sekali, dan perbuatan kasar atau perkelahian yang tidak bertujuan untuk
Selain itu tidak bisa dikatakan bullying jika termasuk perbuatan kriminal seperti
Definisi yang diterima secara luas adalah yang dibuat Olweus, 2004: 9,
yang menyatakan bahwa siswa yang melakukan bullying adalah ketika siswa
secara berulang-ulang dan setiap saat berperilaku negatif terhadap seorang atau
lebih. Tindakan negatif di sini adalah ketika seseorang secara sengaja melukai
atau mencoba melukai, atau membuat seseorang tidak nyaman. Intinya secara
tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan membuat
sebagai tindakan menyakiti secara fisik dan psikis secara terencana oleh pihak
yang merasa lebih berkuasa terhadap yang lemah ,Kompas, 2007. Istilah lain
29
untuk bullying adalah peer victimization dan hazing. Bullying secara sederhana
seseorang atau kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak
yang sama namun dilakukan oleh anggota yang lebih senior kepada yuniornya.
Djuwita juga menjelaskan kasus lain dari bullying yang berkenaan dengan
kegiatan orientasi sekolah untuk siswa baru, di mana siswa senior sering
Perilaku bullying tidak hanya dalam bentuk fisik yang bisa terlihat jelas,
tetapi bentuk bullying yang tidak terlihat langsung dan berdampak serius.
Misalnya, ketika ada siswa yang dikucilkan, difitnah, dipalak, dan masih banyak
lagi kekerasan lain yang termasuk dalam perilaku bullying ini , Djuwita, 2006: 2.
yang menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan kurang
korban bullying akan mengalami kesulitan dalam bergaul. Merasa takut datang ke
maupun fisik jangka pendek maupun panjang akan terpengaruh, Rigby, 1999
30
dikutip Djuwita, 2006. Sedangkan menurut Bangu, 2007: 2, anak korban bullying
sering menampakkan sikap : mengurung diri atau menjadi school phobia, minta
menyendiri, menjadi kasar dan dendam, mudah cemas, mimpi buruk, melakukan
maupun korban berkaitan dengan drop out dari sekolah, kurangnya penyesuaian
psikososial dan perlakuan negatif dari orang lain. Swearer dikutip Bauman dan
Rio, 2006: 219, menemukan bahwa baik pelaku maupun korban bullying memiliki
Hal ini berkaitan dengan penilaian diri pada pelaku bullying yang terlalu
satu penyebab seseorang menjadi pelaku bullying adalah adanya harga diri yang
rendah. Coopersmith dalam Harre dan Lamb, 1996: 273 menyatakan bahwa
harga diri adalah penilaian yang dibuat seseorang dan biasanya tetap tentang
dirinya. Hal itu menyatakan sikap menyetujui atau tidak menyetujui, dan
menunjukkan sejauh mana orang menganggap dirinya mampu, berarti, sukses dan
berharga.
nilai diri yang positif. Sikap saling menghargai, menolong, berempati, jujur,
31
lemah lembut dan sebagainya tidak jarang hilang dari pribadi anak. Sebaliknya,
mereka justru akrab dengan hal-hal yang negatif seperti kekerasan, kebohongan,
Bukan berarti anak tidak tahu bahwa apa yang dilakukan salah tetapi
pemahaman baik buruk anak masih mengacu pada suatu tingkah laku benar bila
tidak dihukum dan salah bila dihukum dalam Monks, 2004: 200. Pemahaman
anak yang berdasar perilaku baik bila tidak dihukum dan buruk dihukum
perkembangan pemahaman moral anak terdiri dari 6 fase dan tingkatan itu tidak
rendah. Hal ini berkaitan dengan pemahaman moral bahwa hal-hal tersebut
merupakan tindakan yang tidak baik dan melanggar moral. Pendapat ini dikuatkan
oleh Hains ,1984: 72, bahwa semakin seorang individu memiliki tingkat
dilakukan, dari pada sekedar arti suatu tindakan, sehingga dapat dinilai apakah
pemahaman moral bukanlah tentang apa yang baik atau yang buruk, tetapi tentang
bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik
32
atau buruk. Pemahaman moral ini yang menjadi indikator dari tahapan
Harga diri yang rendah dan pemahaman moral anak yang rendah
karena anak ingin mendapatkan perhargaan dari temannya dan anak belum
memahami suatu perbuatan benar atau salah berdasarkan norma moral. Sisi lain
moral terhadap perilaku menyimpang dan harga diri rendah tidak selalu
memunculkan perilaku bullying. Hal ini berarti harga diri dan pemahaman moral
satu faktor penyebab seorang anak melakukan tindakan bullying adalah adanya
harga diri yang rendah dan juga bertentangan dengan pendapat Hains,1984: 72,
bahwa semakin seorang individu memiliki tingkat pemahaman moral yang tinggi
pendapat berkaitan apakah harga diri dan pemahaman moral anak memberikan
pengaruh pada perilaku bullying. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti lebih
lanjut mengenai pengaruh harga diri dan pemahaman moral anak terhadap
sekolah, mulai dari murid, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah hingga
orangtua. Sosialisasi tentang program anti bullying perlu dilakukan dalam tahap
ini sehingga semua stakeholder memahami dan pengerti apa itu bullying dan
dampaknya.
menangani kasus bullying di sekolah. Dalam tahap ini perlu dikembangkan aturan
sekolah atau kode etik sekolah yang mendukung lingkungan sekolah yang aman
dan nyaman bagi semua anak dan mengurangi terjadinya bullying serta sistem
bagaimana seorang anak yang menjadi korban bullying bisa melaporkan kejadian
yang dialaminya tanpa rasa takut atau malu, lalu penanganan bagi korban
pola pendidikan yang ramah anak dengan penerapan positive discipline di rumah
dan di sekolah.
Langkah ini membutuhkan komitmen yang kuat dari guru dan orangtua
tentang metode positif disiplin perlu dilakukan kepada guru dan orangtua dalam
melindungi dirinya dari pelaku bullying dan tidak menjadi pelaku. Untuk itu anak-
anak bisa diikutkan dalam pelatihan anti Bullying serta berpartisipasi aktif dalam
kampanye anti bullying di sekolah. Dalam tahap ini metode dari anak untuk anak
Lalu bagaimana peran pemerintah? Sudah saatnya pemerintah dalam hal ini
strategis yang perlu diambil adalah memasukkan isu ini ke dalam materi pelatihan
guru serta mengembangkan program anti bullying di tiap sekolah. Dalam kasus
tertentu bullying bisa bersentuhan dengan aspek hukum, maka melibatkan aparat
seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman dan bermartabat bagi anak-anak
kita sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan
demikian maka kita telah mempersiapkan generasi mendatang yang unggul dan
Penelitian tentang anak yang dihukum fisik, akan lebih sukses menurut
Marjorie Gannoe pada 1 Jan 2010. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak
boleh dipukul sekedarnya, sampai usia enam tahun yang mendapat hukuman fisik
akan prestasi di sekolah lebih baik dan lebih optimistis dibanding rekan mereka
yang tidak pernah dipukul (kekerasan fisik) oleh orang-tua mereka. Penelitian
yang dilakukan di AS ini tentu saja memicu pro-kontra dan membuat marah
aktivis anti kekerasan pada anak-anak. Mereka selama ini gagal untuk mencegah
hukuman fisik pada anak-anak di Inggris. Saat ini di bawah Children Act 2004,
orang-tua dibenarkan melakukan kekerasan pada anak dengan alasan rasional dan
mereka mereka dihukum secara fisik saat mereka anak-anak dan berapa usia
akibat dipukul. Informasi itu termasuk kelakuan antisosial, aktivitas seksual dini,
kekerasan dan depresi, juga aspek positif tentang sukses sacara akademik dan
ambisi.
lebih baik pada hampir semua aspek kategori positif dan tidak lebih buruk pada
aspek negatif dibanding mereka yang tidak pernah dipukul. Remaja yang masih
mendapat hukuman fisik dari usia tujuh sampai 11 tahun juga lebih sukses
sekolahnya dibanding yang tidak mendapat hukuman fisik, tetapi pada aspek
ini mengatakan tidak ada perbedaan antara pria dan wanita serta ras.
Namun penelitian ini ditolak oleh organisasi National Society for the
jurubicara NSPCC. Namun kelompok lain yakni Parents Outloud, menerima baik
hasil penelitian ini, dan mengatakan bahwa orangtua seharusnya tidak dihukum
melakukan hukuman fisik ringan. Sangat sulit menerangkan secara verbal pada
36
anak mengapa sesuatu yang mereka telah lakukan salah," kata Margaret
Morrissey.
Pengertian seperti ini jelas tidak tepat. Selain terdiri atas kategori penilaian
seperti halal atau haram, hukum Islam juga terdiri atas kategori-kategori
relasional. Lebih penting lagi adalah bahwa hukum Islam sesungguhnya terdiri
syariah.33
Paradigma ini berlangsung selama kurang lebih lima abad (dari abad ke-2
33
Syamsul Anwar, Membangun Good Governance dalam Penyelenggaraan Birokrasi Publik
di Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Syari'ah dengan Pendekatan Ushul Fiqih, Pidato
Pengukuhan Guru Besar Ilmu Usul Fikih, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2005, hlm. 4-5.
Mengenai teori pertingkatan norma, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa teori pertingkatan
norma adalah teori yang mencoba menemukan hukum lewat tiga penjenjangan norma, yaitu,
pertama, norma-norma dasar atau nilai-nilai filosofis (al-qiyam al-asasiyyah) seperti
kemaslahatan, keadilan, kesetaraan. Norma-norma tersebut sebahagian sudah ada berdasarkan
fakta-fakta dan sudah diakui.
Kedua, norma-norma tengah berupa doktrin-doktrin umum hukum Islam yaitu al-nazariyyah al
fiqhiyyah dan al-qawa id al-fiqhiyyah.
Ketiga, peraturan-peraturan hukum kongkret (al-ahkam al far iyyah). Ketiga lapisan norma ini
tersusun secara hierarkis dimana norma yang paling abstrak dikongkritisasi menjadi norma yang
lebih kongkret. Contoh; nilai dasar kemaslahatan dikonkretisasi dalam norma tengah (doktrin
umum) berupa kaidah fighiyyah yaitu kesukaran memberi kemudahan. Norma tengah ini
dikonkretisasi lagi dalam bentuk peraturan hukum konkret misalnya hukum boleh berbuka puasa
bagi musafir. Teori ini mungkin bisa dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam
pengembangan paradigma hukum Islam yaitu paradigma historis ilmiah yang nanti akan penulis
jadikan sebagai paradigma alternatif dengan mengkombinasikannya dengan metode holistik ( teori
induktif/integratit) Fazlur Rahman sebagai salah satujalan dalam mengoperasionalkan paradigma
tersebut. Mengenai teori pertingkatan norma lihat Syamsul Anwar, Pengembangan Metode
Penelitian Hukum Islam, dalam Ainurrafiq (ed.), Mazhab Jogja;Menggagas Paradigma Ushul
Fiqih Kontemporer (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2002), 147-162.
37
Biasanya bila menegur dengan keras tergadap anak yang berbuat salah, dia akan
berhenti berbuat kesalahan dan duduk kembali dengan penuh adab. Metode ini
diterapkan pula oleh Rasulullah SAW saat melihat seseorang yang menggiring
unta hadyu (hewan kurban bagi jamaah haji) dalam perjalanannya berhaji dan
itu menyangka bahwa hewan hadyu tidak boleh ditunggangi, hingga ia pun
menjawab, Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini hewan hadyu! Setelah dua atau
34
Al- Syatibi sendiri mengungkapkan bahwa ia memang berupaya menjadikan ushul fiqih
sebagai ilmu burhani yang qati sehingga dapat mendatangkan dan menghasilkan pengetahuan
hukum Islam yang valid secara ilmiah. Abu Ishaq asy-Syatibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam,
edisi Abdullah Darraz (Mesir: tnp., t.t), I,29-34.
35
Hadits Riwayat Bukhari no. 6160 dan Muslim no.1322
36
Hadits Riwayat al-Tirmizi no.2478
38
yang tak layak, atau berbuat kesalahan yang lain, boleh kita palingkan wajah
Mendiamkan , boleh pula tidak berbicara dengan anak yang melakukan kesalahan
beradab lain. Paling lama waktunya tiga hari, karena Rasulullah bersabda:
Tidak halal bagi seorang muslim jika ia mendiamkan saudaranya lebih dari tiga
hari.37
Cercaan, jika anak melakukan dosa besar, boleh mencercanya bila nasihat
dan bimbingan tidak lagi berpengaruh., atau hukuman berupa duduk Qurfusha,
yaitu duduk dengan menekuk kedua kaki, telapak kaki menempel di tanah dan
paha menempel ke perut. Anak yang malas atau bandel bisa dihukum dengan
Posisi seperti ini akan membuatnya capai dan menjadi hukuman baginya. Ini jauh
kesalahannya setelah diberi nasihat, kita bisa menulis surat untuk walinya dan
37
Hadits Riwayat Bukhari no.6064 dan Hadits Muslim no.2559, dalam Ensiklopedi
Anak,(Darussunnah, Jakarta 2007) hlm 790
39
No. 1447.38
Namun bukanlah yang diinginkan di sini untuk memukul, karena beliau tidak
memerintahkan demikian.
Pukulan ringan, bila metode lain tidak membuahkan hasil, boleh memukul
Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka bila enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan
Diiringi doa dan permohonan kepada pencipta semesta alam, semoga terwujud
keinginan , agar anak-anak menjadi penyejuk mata. Secara filosofis, orang tua
38
Ibid hlm 701
39
Hadits Riwayat Ahmad ini, menurut Al-Bani adalah shahih al-jami'I al-Shaghir,
no.5744, dikatakan lagi bahwa hadits ini hasan.
40
kebaikan si anak kelak. Bahkan, secara tradisional pun, hukuman badan telah
diterima sebagai salah satu metode yang sangat efektif untuk mengendalikan dan
mendisiplinkan anak.
Hal ini didukung oleh masyarakat yang percaya bahwa hukuman badan penting
untuk mencegah degradasi moral, baik dalam kalangan rumah tangga maupun
masyarakat.
para pendidik berpendapat, ketakutan murid pada hukuman fisik akan menambah
kekuatan atau kewibawaan guru. Dengan demikian sang murid akan lebih mudah
atau anak. Ada banyak metode yang bisa dipilih untuk menumbuhkan kepatuhan
atau kedisiplinan. Namun, jika semua metode tersebut sudah tidak mempan,
memberikan reaksi aktif atau pasif. Reaksi aktif dapat dilihat saat hukuman
reaksi pasif pada umumnya tidak ditunjukkan di depan orang tuanya. Contohnya,
40
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian. Teori adalah seperangkat
konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan sistimatis suatu
fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat yang terjadi. Erwan dan Dyah (2007)
41
Dalam perspektif teori ini, penulis membahas tentang hukuman fisik bagi
yang menyorot teori hukuman kekerasan dan teori hukuman fisik berdasarkan
HAM internasional, ditinjau dari aspek Hukum Islam yang berdasarkan Al-Quran
dan hadits. Kemudian digunakan analisis dan pendekatan psikologi hukum dan
sosilogi hukum, yang terkait dengan kaedah ushul fiqih , tarikh al-tasyri dan
maqashid al-syariyah.
Blask (1951) kekerasan, violence, adalah pemakaian kekuatan, force, yang tidak
adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
hukum.
tahun 2004, pasal 1 ayat (1), bahwa kekerasan adalah perbuatan terhadap
teori menurut adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk menjelaskan
suatu fenomena sosial tertentu. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa teori merupakan salah satu
hal yang paling fundamental yang harus dipahami seorang peneliti ketika ia melakukan penelitian
karena dari teori-teori yang ada peneliti dapat menemukan dan merumuskan permasalahan sosial
yang diamatinya secara sistematis untuk selanjutnya dikembangkan dalam bentuk hipotesis-
hipotesis penelitian.
42
tenaga atau kekuatan jasmani yang tidak kecil atau sekuat mungkin, secara tidak
sah, misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata,
menyepak, menendang, dan sebagainya, sehingga orang yang terkena tindakan itu
pilihan pendidik yang sudah tidak memiliki cara lain yang lebih baik lagi, yang
kehabisan akal, atau yang biasa berlaku kasar. Hukuman fisik tidak dikuliahkan,
cukup dengan wewenang yang ada padanya. Kekerasan di sekolah merujuk pada
kekerasan, violence, dan kejahatan, crime, oleh pendidik, peserta didik, kepala
adalah:
1. Penyalahgunaan hak, abuse, yaitu pemakaian hak secara salah atau tidak
patut.
percobaan
atau
7. melukai atau dengan menyentuh orang lain secara ofensif dan melawan
11. Pembunuhan.
pembakaran.
fisik, ress,
Kekerasan dalam hukuman fisik adalah aplikasi rasa sakit secara fisik yang
benda atau aliran listrik, mengurung di ruang sempit, gerakan fisik yang
berlebihan, drill, melarang membuang air kencing, dan lain-lain. Hukuman fisik
yang berbahaya atau melindungi komuniti sekolah dari ancaman bahaya menurut
Greydanus, 2003.
tindakan kriminal. Kekerasan sering disebut sebagai penangkal rasa malu atau
rasa terhina. Kekeliruan ungkapan ini yaitu bahwa kekerasan menjadi sumber
selalu, merupakan perilaku menyimpang. Ada juga paham bahwa kekerasan itu
sudah melekat pada kemanusiaan, dan dipegang sebagai pengekang diri, self
represi seksual.
didik bisa terjadi karena guru tidak paham akan makna kekerasan dan akibat
negatifnya. Guru mengira bahwa peserta didik akan jera karena hukuman fisik.
Sebaliknya, mereka membenci dan tidak respek lagi padanya. Kekerasan dalam
bentuk hukuman fisik, karena sekolah bukan gedung pengadilan. Komite Sekolah
tujuan pendidikan di sekolah, agar tidak muncul kelak guru yang kasar, tidak
41
Murid yang mengalami hukuman fisik akan memakai kekerasan di keluarganya nanti,
sehingga siklus kekerasan makin kuat. Gershoff, yang meneliti kasus ini selama 60 tahun sejak
1938, menemukan sejumlah perilaku negatif akibat dari kekerasan, seperti perilaku bermasalah
dalam agresi, anti-sosial, dan gangguan kesehatan mental. Kekerasan tidak mengajar murid untuk
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dan tidak menghentikan perilaku keliru
jika mereka ada di luar pantauan orangtua dan guru Ad hoc Corporal Punishment Committee
(2003)
45
kondisi tekanan emosional yang dipicu oleh perilaku murid. Akibat langsung pada
kehendaknya sendiri, self reinforced. Si guru akan berkata Sekarang aku sudah
merasa baik lagi. Situasi ini menuntut kendali diri pendidik demi kepentingan
haknya untuk bebas dari segala bentuk kekerasan fiisik dan mental yang tidak
mereka dihambat.
yang keliru itu (a) mendorong pendidik memakai kekerasan mengikuti teladan
para tokoh otoritas atau pengganti orangtua mereka yang memakai kekerasan itu;
pasal 1365 KUHPdt, Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kelalaian, atau kurang hati-hatinya. Pasal 1367 menetapkan bahwa guru sekolah
di Sekolah. Pengalaman masa lalu adalah salah satu tipologi psikologis dari
seorang anak, jadi pengalaman masa lalu yang pernah didapatkan seorang anak
baik kekerasan fisik, kekerasan mental, dan beberapa pengalaman pahit dialami
semasa kecil akan terus berdampak pada saat dewasa. Seperti dalam buku A Child
kanak-kanak.
selalu melahirkan kekerasan. Disadari atau tidak apa yang dilakukan dalam
yang saat ini masih banyak dengan tindakan kekerasan dalam komunitas sekolah
47
seperti perilaku guru terhadap murid ataupun kakak kelas terhadap adik kelas
dan apatisme dalam sebuah generasi. Selain itu terjadi proses ketakutan dalam diri
psikologis ini dapat dilihat pada gambaran anak-anak sekolah saat ini yang
cenderung pasif dan takut berbicara dimuka kelas. Sedangkan dalam keluarga,
anak yang sering diberi hukuman fisik akan mengalami gangguan psikologis dan
akan berperilaku lebih banyak diam dan selalu menyendiri selain itu terkadang
melakukan kekerasan yang sama terhadap teman main atau ke orang lain.
dengan cara apapun akan menjauhkan anak didik dari cara-cara damai dan
kekerasan dan tidak melihat solusi alternatif. Kedua, tindak kekerasan dapat
Ketika anak didik yang kelak menjadi pemimpin bangsa dihinggapi budaya
kekerasan kelak akan melakukan hal yang sama kepada rakyat untuk menutupi
mengemukakan kritik yang membangun. Hal ini termasuk kategori teror karena
Ada peran orang tua dan guru dalam pendidikan. Kurikulum apapun yang
mencoba membangun generasi yang proaktif dan optimis tidak akan pernah
diimplementasikan dalam dunia pendidikan sekolah. Untuk itu ada solusi yang
akan ditawarkan. Yakni adanya reposisi orang tua dalam mendidik anak dalam
keluarga dan guru dalam mendidik murid di sekolah. Reposisi ini berupa
Selain itu juga perubahan untuk mulai menempatkan guru ataupun orang
tua dalan posisi setara dengan pribadi seorang anak. Dengan membiarkan anak
membentuk mental yang bagus dan tidak apatis, keunikan anak di sini tidak harus
sendiri.
suatu negeri ada ditangan anak-anak. Dan oleh karena itu peran orang tua dan
oknum guru tersebut. Sebagai pendidik, seorang guru seharusnya dapat menjadi
49
contoh dan teladan yang baik bagi muridnya. Namun jika seorang guru
terjadi dilingkungan sekolah dan disaksikan oleh para murid yang lain maka hal
ini sangat mencoreng citra pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi pihak sekolah
sekolah berdalih bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru
seharusnya memberi sanksi terhadap kelakuan guru yang arogan namun ternyata
seakan tidak perduli maka pihak yang berwajib harus menindak tegas hal ini,
dendam, atau mungkin phobia sekolah pada siswa. Seorang guru harus memberi
contoh yang baik bagi siswanya. Guru adalah orang tua siswa disekolah, maka
seharusnya selain mengajar, seorang guru juga dapat memberi rasa aman,
23, Bab 54 secara tegas menyatakan bahwa guru dan siapapun lainnya di sekolah
Indonesia merupakan salah satu penanda tanganan dari konvensi PBB untuk Hak-
hukuman.
50
oleh kebanyakan pelaku pendidikan, hal ini sebagaimana laporan penelitian Nur
Riau ditemukan bahwa hukuman jasmani lumrah terjadi di semua madrasah yang
dituju, dengan kisaran antara 50% - 80%, anak-anak melaporkan bahwa mereka
Orang tua dan guru merasa mendapat wewenang dari agama dan budaya
Menurut tradisi Indonesia adalah suatu yang sangat wajar dan masih banyak para
orang tua atau para pendidik yang memberikan hukuman fisik. Suatu data
yang sama tahun lalu yang berjumlah 196. Ketua Umum Komisi Nasional
2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap anak. Rinciannya, kekerasan fisik 89
kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan kekerasan psikis 210 kasus. Dari jumlah
itu 226 kasus terjadi di sekolah, ujar Seto Mulyadi dalam diskusi di Jakarta, Rabu
(3/5/2010).42
42
Jumlah kasus kekerasan pada anak di Indonesia terus meningkat. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak
mencatat, pada 2007 jumlah pelanggaran hak anak yang terpantau sebanyak 40.398.625 kasus. Jumlah itu melonjak drastis jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 13.447.921 kasus. Data tersebut berdasarkan laporan yang masuk
kelembaga tersebut, yang tersebar di 30 provinsi.Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi menjelaskan,
kasus pelanggaran hak anak meliputi kekerasan, penelantaran, eksploitasi, perdagangan anak, dan penculikan.
51
tenteram. Sebagai pendukung norma itu, ditetapkan juga sanksi. Kalau aksi
pelaku aksi melanggar norma. Jika hukuman itu lebih besar, lebih berat daripada
kekerasan.
dan menghukum anak demi kebaikan si anak sekarang dan kelak. Itulah sebabnya,
tradisional pun, hukuman badan telah diterima sebagai salah satu metode sangat
efektif untuk mengendalikan dan mendisiplinkan anak. Hal ini didukung oleh
para
52
kekuatan atau kewibawaan guru. Dengan demikian sang murid akan lebih mudah
murid atau anak. Ada banyak metode yang bisa dipilih untuk menumbuhkan
kepatuhan atau kedisiplinan. Namun, jika semua metode tersebut sudah tidak
kepatuhan.
anak dihukum atas kesalahan dan kelalaiannya atau tidak perlu dihukum telah
43
Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan S.Wojowasito, hukuman berarti siksaan
atau pembalasan kejahatan (kesalahan dosa). Dalam bahasa Arab hukuman disebut dengan iqab
dan uqubah, yang pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Abdul Qadir Audah
memberikan definisi hukuman sebagai berikut: Hukuman adalah pembalasan atas pelanggaran
perintah syara yang ditetapkan untuk kemaslahatan masyarakat. Dari definisi tersebut, dapat
kita kemukakan bahwa hukuman merupakan balasan yang setimpal atas perbuatan pelaku
kejahatan yang mengakibatkan orang lain menjadi korban akibat perbuatannya. Dalam ungkapan
lain, hukuman merupakan penimpaan derita dan kesengsaraan bagi pelaku kejahatan sebagai
balasan dari apa yang telah diperbuatnya kepada orang lain atau balasan yang diterima si pelaku
akibat pelanggaran (maksiat) perintah syara.
Uqubah atau sanksi hukuman dalam sistem hukum pidana Islam terbagi kepada tiga kategori
utama yaitu uqubah hudud, uqubah qisas dan diat dan uqubah tazir.
Uqubah hudud dan uqubah qisas serta diat adalah untuk menjaga tujuan-tujuan utama dari syara
(maqasid syariah). Uqubah al-riddah (orang-orang murtad) adalah untuk menjaga agama. Uqubah
qisas, diat dan sebagaian dari uqubah perompakan (uqubat had al-hirabah) adalah untuk menjaga
diri dan lainnya. Uqubah zina dan qazaf adalah untuk menjaga keturunan. Uqubah mencuri
(Uqubah al-sariqah) dan sebagian dari uqubah perompakan adalah untuk menjaga harta manakala
uqubah mabuk (uqubah al-Shurb) adalah untuk menjaga akal.
53
hukuman itu, memandang tidak layak disebut-sebut bahkan dikaitkan pula dengan
Karena itu, menurut Ahmad Tafsir, mengapa orang tidak mengambil teori
yang lebih positif? Bukankah Allah selalu mengampuni orang yang bersalah
apabila dia bertaubat pada-Nya? Allah juga lebih mendahlukan kasih-Nya dan
membelakangi murka-Nya. Dalam Qs. Ali Imran: 134 Allah memuji orang yang
sanggup menahan marah dan suka memberi maaf. Dan dalam satu hadist, Nabi
semua persoalan menurut HR. Bukhari. Namun dalam tataran kenyataan, kita
dengan lembut tetapi masih juga membandel dan tetap melakukan pelanggaran-
pelanggaran?
diciptakan secara unik, berbeda satu sama lain, setiap individu pasti memiliki
pada nilai, moral dan sikap. Misalnya, ada anak yang bersikap taat pada norma,
tetapi ada yang begitu mudah dan enak saja melanggar norma; ada anak yang
perilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang perilakunya tak bermoral dan tak
senonoh; dan ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun
tutur bahasanya seenaknya sendiri saja.44 Dalam hal ini Muhammad Quthub
mengemukakan : bila teladan tidak mampu, dan begitun juga nasihat, maka
44
Lihat Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung, 2008), 37-38
54
waktu itu harus diadakan tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan di
tempat yang benar. Tindakan tegas itu adalah hukuman.45 Meskipun bermacam-
dampaknya. Sebagian menerima dengan hanya dikritik, atau ditegur keras, atau
merasakan ketidak ridhaan dari gurunya, tetapi sebagian mereka tidak dapat
murid terkadang pantas mendapat hukuman. Namun jenis hukuman itulah yang
45
Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun (Bandung, 1993), 341
46
Khalid, Ushul Al Tarbiyah Al Islamiyah, 400
55
1. penderitaan atau siksaan rasa sakit, atau rasa tidak senang pada seorang subjek,
2. satu perangsang dengan valensi negatif, atau satu perangsang yang mampu
Dalam buku-buku teori pendidikan Islam, kata untuk istilah hukuman adalah
Hukuman diartikan sebagai salah satu tehnik yang diberikan bagi mereka yang
Pemberi rasa nestapa pada diri anak akibat dari kelalaian perbuatan atau tingkah
laku yang tak sesuai dengan tata nilai yang diberlakukan dalam lingkungan
hidupnya. 50
47
JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono (Jakarta, 2006), hal. 410
48
Lisan Al Arab, I:619
49
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2006), h. 206
56
bahwa hukuman dalam pendidikan Islam adalah salah satu cara atau tindakan
menimbulkan dampak yang tidak baik (penderitaan atau perasaan tidak enak)
terhadap anak didiknya berupa denda atau sanksi yang ditimbulkan oleh tindakan
yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan agar anak didik
menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya dan tidak mengulanginya lagi serta
menjadikan anak itu baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Tarhib terjadi sebelum atau setelah kejadian perkara dengan tujuan menakut-
kesalahannya, dan ini merupakan dari segi maknawi, sedangkan iqab terjadi
setelah menyalahi apa yang diingatkan, maka iqab terjadi sebenarnya pada orang
Ayat al-Quran yang menunjukkan perintah menghukum, terdapat pada surat An-
50
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis (Bumi Aksara:
Bandung, 2006), 175-176
51
Ushul Al Tarbiyyah Al Islamiyyah, hal. 401
57
pisahkanlah dari tempat tidur mereka dan pukullah mereka, kemudian jika
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
dalam hal hukuman termasuk dalam hal pendidikan sebagaimana dikatakan oleh
hukuman.
52
Depag, Al-Quran dan Terjemahannya
53
QS An Nur: 2
54
Ahmad Fuad, hal 143
58
Hukuman merupakan salah satu media dari pendidikan yang tidak mungkin
terpenuhi dengan satu metode saja, hal itu dikarenakan tabiat manusia berbeda
Sebagian ada yang dapat menerima dengan satu nasihat, atau dengan sekali
motivasi atau satu kali ancaman, atau dengan kejadian-kejadian dan pelajaran-
pelajaran yang subjek didik saksikan atau dengar. Dan sebagian tidak merespon
Al Qabisy tidak membedakan antara hukuman untuk anak kecil dan orang
dewasa atau antara laki-laki dan perempuan karena mereka adalah pribadi-pribadi
walaupun berbeda dalam sifat dan umur. Seorang anak kecil, dikenakan padanya
hukuman kalau memang ia berhak untuk dihukum, bahkan pendidik dapat saja
55
ibid
56
Al Qabisy dalam Ahmad Fuad Ahwany, At Tarbiyah fi Al Islam, hal 141.
59
2.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari hukuman
dalam pendidikan Islam adalah untuk memperbaiki tabiat dan tingkah laku anak
didik untuk mendidik anak ke arah kebaikan sehingga tidak akan mengulangi
yang sesuai dengan karakter peserta didik dan bertahap dalam penerapannya.
2. peringatan keras
3. diasingkan
4. skor
5. hukuman pukulan
1. Menunjukkan Ketidaksukaan
prioritas,
Hukuman ini akan berdampak efektif terhadap peserta didik apalagi kalau
pendidik adalah orang yang disukai. Oleh sebab itu, didapati sebagian anak atau
peserta didik cepat merasa bersalah kepada kedua orang tuanya atau gurunya
2. Peringatan Keras
Pendidik harus mengingatkan muridnya dengan kritikan dan teguran keras dengan
tanpa mencela. Hukuman dengan jalan ini akan mengakibatkan hukuman moral
masyarakat. 57
sangsi moral ini sehingga menjadi ledekan dan celaan dengan lafal-lafal yang
kotor dan kalimat-kalimat yang tajam sehingga menyakiti perasaan peserta didik
dan membuat ia jadi benci gurunya, dan kadang-kadang diketahui darinya kata-
kata yang tidak layak diucapkan. Menurut Khalid bin Khalid, hukuman seperti
57
Ahmad Fuad Al Ahwany, Al Tarbiyah fi al Islam, hal. 131.
61
merupakan salah satu hukuman pendidikan yang efektif, apabila pendidik pandai-
pandai menggunakannya.58
3. diasingkan
Pengasingan maksudnya adalah melarang peserta didik dari apa yang ia sukai
tetapi tidak menimpakan madharat baginya. Ini termasuk tahapan yang seorang
berhasil.
dilarang pergi ke tempat yang ia sukai, atau melarang dia untuk membeli barang
akhlak dari segi peredaman apa yang dilarang darinya. Sebagaimana cara yang
lain, cara ini pula tidak dilaksanakan kecuali cara sebelumnya telah ditempuh dan
58
Khalid, Ushul Al Tarbiyah Al Islamiyah, hal. 403
62
Al Hijr adalah kebalikan dari al wasl (berhubung) 59, yaitu memisahkan seseorang
berbicara dengan yang lainnya apabila mereka bertemu. 60 Tujuan dari cara ini
adalah membawa seseorang yang diasingkan (skor) untuk meninggalkan hal yang
sebagaimana terjadi pada suami terhadap istrinya, bapak terhadap anaknya, dan
5. Hukuman pukulan
Memukul adalah kata yang dikenal untuk merasakan sakit atas jasad orang
yang dipukul baik dengan tongkat, atau dijewer. Hukuman dengan memukul
menunjukkan bahwa pendidik tidak boleh menggunakan yang lebih keras jika
yang lebih ringan sudah bermanfaat. Sebab, pukulan adalah hukuman yang paling
berat, karena itu tidak boleh menggunakannya kecuali jika dengan jalan lain
yang berbeda-beda, seperti kasus istri yang nusuz, menyuruh membiasakan anak
untuk shalat, dan dalam sebagian hukum pidana (hudud) dan taziiraat. Contoh
59
Ibnu Mandzur, Lisan Al Arab, juz 5: 250
60
Ibnu Hajar, Fath al Baary, 10: 492
63
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika
Dalam mendidik anak untuk shalat, Rasulullah saw. telah memberikan petunjuk :
mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun
maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam
tempat tidurnya. 62
masalah akhlak.64
1) Memukul tidak boleh dalam keadaan marah, karena dengan keadaan seperti
61
An Nisa: 34
62
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, (CD kitab Sembilan Imam), no. 418
63
Bukhori, Al Adab Al Mufrod, no. 883, hal. 295
64
Ibnu Muflih, Al Adab Al Syariyyah, no. 1451
64
2) Pukulan tidak boleh melukai, tidak boleh sampai mematahkan tulang, dan
tidak boleh di tempat yang berbahaya seperti dada. Imam Ahmad ditanya
3) Alat memukul tidak boleh yang keras sehingga dapat mematahkan tulang
dan tidak boleh juga yang tajam sehingga akan melukai tubuh, tetapi antara
keduanya.
boleh menjilid( memukul) melebihi sepuluh kali selain dalam hukuman had
Berdasarkan hadits di atas, hukuman tidak boleh lebih dari sepuluh kali
bagi pelanggaran yang tidak berkaitan dengan maksiat, seperti dalam hal
mendidik anak.67
65
ibid. no. 451
66
Bukhori, Shahih Bukhori, no. 6342
65
c) Menghindari anggota badan yang peka seperti kepala, muka, dada dan perut.
kesempatan untuk bertobat, minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi
kesalahannya itu.
h) Jika anak sudah menginjak usia dewasa dan dengan 10 kali pukulan tidak
juga jera maka boleh ia menambah dan mengulanginya sehingga anak menjadi
baik kembali.
67
Ibnu Hajar, Fath al Bary, (Beirut, 1994), juz 12, hal 178
68
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Jamaludin Miri (Jakarta,
1994), hal. 325-327
69
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang yakin ?. (QS. Al Maidah: 50)
66
Dari beberapa pendapat di atas, kita dapat melihat bahwa para tokoh
pendidikan Islam sehingga yang penting dalam memberikan hukuman pada anak
didik adalah bertahap dan dapat menimbulkan perasaan menyesali atas kesalahan
2. apabila belum berubah, maka boleh ditegur dengan bahasa halus di hadapan
banyak orang
3. apabila masih belum berubah, maka boleh ditegur dengan bahasa yang keras
(supaya tidak menulari orang lain). jadi dalam perspektif Ibn Jamaah hukuman
dilakukan secara bertahap dari yang halus sampai diusir, tetapi tanpa hukuman
fisik (pukulan).
akan tetapi Ibn Jamaah juga menekankan harus adanya keadilan dari sang
pendidik. maksudnya jika suatu saat pendidik harus memberikan hukuman (al-
iqob) kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran, maka sang pendidik
bakal memberikan reaksi aktif atau pasif. Rekasi aktif dapat dilihat saat hukuman
reaksi pasif pada umumnya tidak ditunjukkan di depan orang tuanya. Contohnya,
kemampuan
untuk berbuat baik atau buruk. Hukuman badan mungkin akan mendukung
perbaikan perilaku buruk mereka. Jika digunakan secara tepat, hukuman badan
akan menjadi cara paling tepat untuk menurunkan atau mengurangi kelakuan
Contohnya, acap kali orang tua memberikan hukuman badan bila anak tidak mau
lain. Dalam kasus ini, hukuman badan dapat merusak keinginan atau motivasi
dilakukan karena paksaan atau rasa takut, bukan karena keinginannya sendiri, dan
Selanjutnya, anak hanya merespons pada tujuan hukuman itu sendiri. Banyak
68
melakukannya. James Dobson asal Illinois, AS, dalam bukunya Dare to Dicipline
melakukan tindakan yang salah. Ganjaran fisik ini justru bisa berakibat buruk.
lakunya yang salah. Riset ahli lain, Leonard D. Eron, menunjukkan hukuman
Celakanya, orang tua sering kali malah bereaksi terhadap agresivitas ini dengan
meningkatkan intensitas serta frekuensi hukuman badan. Tidak heran kalau anak
kemudian malah meniru tingkah laku agresif orang tua atau orang dewasa yang
menghukumnya. Di sini secara tidak sadar orang tua telah mengajarkan anak
variatif. Hukuman badan secara fisiologis dan psikologis memiliki dampak jangka
pendek dan panjang. Efek fisik jangka pendek misalnya luka memar, bengkak.
Sedangkan dampak fisik jangka panjang misalnya cacat seumur hidup. Efek
psikologis jangka pendek, misalnya merasa marah, sakit hati, jengkel untuk
sementara waktu. Dampak ini tentu lebih ringan dibandingkan dengan efek
bertahun-tahun. Bahkan, Philip Greven dalam bukunya Spare the Child: The
69
perasaan.
bukan upaya untuk menunjukkan kasih sayang atau melatih anak agar disiplin
pada aturan, akan menimbulkan reaksi negatif. Menurut Neil, anak akan merasa
hukuman sebagai lambang kebencian orang tua kepada mereka. "Tidak heran
mengingatkan, bila hukuman diberikan terlalu sering dan anak merasakan hal
(sense of helplesness). Anak tidak belajar apa pun dari hukuman tersebut,
menurut ahli dari Kanada ini, hukuman tidak mempunyai arti apa-apa bagi
mereka. Rasa tidak berdaya ini dapat dikurangi dengan menggunakan hukuman
terhadap dirinya sendiri sehingga anak tidak dapat memisahkan antara perilaku
memang bukan anak yang baik, tidak lagi memandang bahwa kelakuan
70
merekayang salah. Akibatnya, anak akan merasa rendah diri. Bila rasa tidak
berdaya terhadap rasa rendah diri ini terbentuk, maka anak akan terus memandang
diri mereka sebagai anak yang tidak baik. Akibatnya, mereka akan terus
Campbell, seorang pendidik asal Ottawa, Kanada, dalam bukunya About Dicipline
ketimbang frekuensinya. Setiap kali menerima hukuman, memang anak akan jera
untuk melakukan kesalahan yang sama. Namun setelah menerima hukuman, pada
emosional berakhir, sering kali anak ingin berada dalam pelukan orang tuanya.
"Saat ini orang tua harus menyambut dengan pelukan hangat, penuh kasih sayang.
Di sini pembicaraan dari hati ke hati antara anak dan orang tua perlu dilakukan,"
Sebenarnya ada berbagai cara untuk mendidik anak agar mereka menaati
suatu aturan atau melaksanakan suatu aktivitas. Tidak perlu harus dengan
hukuman badan. Sekali lagi, hukuman badan harus dipandang sebagai jalan
terakhir.
Jalan terbaik antara lain dengan memberikan teladan yang baik. Dengan
71
demikian si anak akan mempelajari tentang apa yang boleh dan tidak boleh
mereka perbuat. Metode non-hukuman badan bentuk lain adalah metode time
out dengan mengisolasi si anak dalam ruangan kurang nyaman baginya selama
sekolahnya. The incident took place on 21Ist August 2010 at 'Kharagpur' in 'west
Midnapur' (India). Insiden itu terjadi pada Agustus 2010 21Ist di 'Kharagpur' di
1. Hijli High school was beaten up badly by his teacher because he disobeyed
his teacher who asked him to stand on the playground holding his ears. Akash
Banerjee kelas VIII th siswa "sekolah tinggi Hijli" dipukuli buruk oleh gurunya
karena ia tidak taat gurunya yang memintanya untuk berdiri di taman bermain
memegang telinganya.
2.The incident occurred during the second period when science teacher 'Amitava
Midhya' asked 3 questions to Akash , but Akash failed to answer one of the three
questions and that's why the teacher asked him to stand on the playground holding
his ears. Insiden ini terjadi selama periode kedua ketika ilmu pengetahuan guru
menjawab salah satu dari tiga pertanyaan dan itulah sebabnya guru memintanya
3.According to one of his classmates, Akash requested his teacher not to send him
to field and instead of that he was ready to stand inside the classroom. Menurut
mengirimnya ke lapangan dan bukan bahwa ia siap untuk berdiri di dalam kelas.
4.But the teacher was not ready to listen Akash and out of anger started beating
him. Tetapi guru tidak siap untuk mendengarkan Akash dan keluar dari
sekitar 10 menit.
6. Akash found his eyes red and swollen when he reached home and was unable
to bear the pain. Akash menemukan matanya merah dan bengkak ketika ia sampai
7. He then told his parents about the incident. Dia kemudian mengatakan kepada
orang tuanya tentang insiden tersebut. His father Tapas took him to a hospital
where it was revealed that he had sustained serious injuries in both of his eyes.
8. Tapas informed the incident to the school headmaster and lodged a complaint
'pada 30 Agustus 2010. The school headmaster has set up a five member committee
to enquire into the matter. Para kepala sekolah telah mendirikan lima anggota
9. The supreme court of India in 2001 has banned corporal punishment in schools
but the practice is still rampant. Pengadilan tertinggi di India pada tahun 2001
telah melarang hukuman fisik di sekolah tapi praktek ini masih merajalela.
10 . Many painful stories of corporal punishment have been reported from various
schools in India in the recent years. Banyak cerita menyakitkan hukuman fisik
telah dilaporkan dari berbagai sekolah di India dalam beberapa tahun terakhir. A
similar incident took place recently in the 'La Martiniere school for boys' in
Kolkata , where a class VIII student 'Rouvanjit' committed suicide after he was
caned by the principal and hauled up again after an incident involving bursting of
crackers. Kejadian serupa terjadi baru-baru ini di 'sekolah untuk anak laki-laki La
setelah ia dicambuk oleh kepala sekolah dan mengangkat lagi setelah insiden
punishments of school students for misbehavior that involve striking the student a
siswa sekolah untuk perilaku yang melibatkan mencolok siswa sejumlah tertentu
hands, with an implement specially kept for the purpose such as a rattan cane ,
atau di tangan, dengan menerapkan khusus disimpan untuk tujuan seperti rotan-
deliberate manner on a specific part of the body with the open hand, especially at
the elementary school level. Kurang umum, bisa juga termasuk memukul atau
memukul siswa dengan cara yang disengaja pada bagian tertentu dari tubuh
Thus in short corporal punishment means any form of physical punishments. Jadi
dalam hukuman fisik yang pendek berarti setiap bentuk hukuman fisik.
merusak di alam. Such kind of punishment can physically impair a student for his
whole life. Semacam hukuman fisik dapat mengganggu siswa selama seluruh
hidupnya. It may also affect psychologically and disturb the mental balance of
back to the medieval periods. Praktek hukuman fisik dapat ditelusuri kembali ke
75
physical violence and does not deserve a place in this modern and civilized
society. Hukuman fisik sebenarnya bentuk lain dari kekerasan fisik dan tidak
In India there is still no national law which deals with corporal punishment. Di
India masih belum ada hokum nasional yang berkaitan dengan hukuman fisik.
The National policy on education just mentions that corporal punishment is not
anak akan dikenakan hukuman fisik dan pelecehan mental". However the
pada 16 Juni 2010 telah memutuskan untuk bingkai pedoman baru tentang apa
The guidelines will examine the means to take penal action against such
schools and will also provide for compensation to affected students. Pedoman
Presently the incidents of corporal punishment can also be charged under sections
of 'hurt' and 'grievous hurt' of Indian penal code. Saat insiden hukuman fisik juga
dapat diisi di bawah bagian 'terluka' dan 'luka berat' kode pidana India.
76
the European countries and also in Canada, Japan, South Africa, New Zealand
and many other countries. Praktek hukuman fisik baru-baru ini telah dilarang di
sebagian besar negara-negara Eropa dan juga di Kanada, Jepang, Afrika Selatan,
Selandia Baru dan banyak negara lain. However in some Asian and African
countries corporal punishment has been theoretically banned but is still used in
practice. Namun di beberapa negara Asia dan Afrika hukuman badan telah secara
punishment, there are still supporters of corporal punishment. Terlepas dari semua
hukuman fisik. They argue that the alternative disciplinary punishments are time
consuming and also sometimes debar the student from attending classes which is
kelas yang merupakan kerugian akademis. But the current public opinion seems to
be against the practice corporal punishment. Tapi opini publik saat ini tampaknya
menjadi terhadap hukuman fisik praktek. A fear free and dignified environment
will certainly ensure the students to learn perfectly and this is possible if corporal
bermartabat tentu akan menjamin siswa untuk belajar dengan sempurna dan hal
70 http://www.indokado.com/ http://www.balita-anda.com
77
disiplin, hukuman fisik dianggap suatu yang sangat wajar dan masih banyak para
orang tua atau para pendidik yang memberikan hukuman fisik. Suatu data
yang sama tahun lalu yang berjumlah 196. Ketua Umum Komisi Nasional
2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap anak. Rinciannya, kekerasan fisik 89
kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan kekerasan psikis 210 kasus. Dari jumlah
itu 226 kasus terjadi di sekolah, ujar Seto Mulyadi dalam diskusi di Jakarta, Rabu
(3/5 2011).
dan tenteram. Sebagai pendukung norma itu, ditetapkan juga sanksi. Kalau aksi
pelaku aksi melanggar norma. Jika hukuman itu lebih besar, lebih berat daripada
menjadi beo atau bebek; anak harus dipimpin supaya berdiri sendiri."71 Seorang
menjadi bagian tak terlupakan dalam sejarah hidupnya. Dia anak seorang guru
Dipukuli dan dibentak adalah makanan kami sehari-hari sejak umur lima
tahun, bahkan sampai remaja lima belas tahun." Begitu ceritanya. Matanya yang
marah seketika berubah menjadi berair mata saat dia mencoba menceritakan satu
per satu kisah hidupnya. Sekali lagi, yang terungkap dari ceritanya ialah mengenai
kekerasan terhadap anak dan remaja yang masih terekam sempurna dalam memori
mujarab dalam mengarahkan tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan etika
kolonial ikut pula terlibat dalam membangun pola pendidikan tradisional yang
melegitimasikan aksi hukuman fisik, berupa suatu tindakan yang menyakiti secara
fisik, dengan tujuan untuk menekan perilaku negatif seorang anak. Melalui itu
71
"Karya Lengkap" Driyarkara, 2006 : 422
79
ini bahkan masih aktif digunakan secara terbuka di tengah masyarakat. Di Papua
guru (baca: pendidik) diartikan sebagai sosok yang wajib digugu (dipatuhi).
dengan golongan masyarakat lainnya. Mirip dengan guru, posisi orangtua atau
yang dituakan, seperti golongan ningrat dan pejabat pemerintahan, juga memiliki
penghakiman dan distribusi sanksi sepihak tanpa proses yang demokratis. Sangat
tertentu (guru, orangtua, atau yang dituakan) dalam proses pendidikan seorang
dilakukan anak hanya akan menjadi benar bilamana sesuai dengan yang
diharapkan orang yang lebih dewasa. Anak belum memiliki cukup hak untuk
sebagai akar dari "kekerasan", bolehlah dikatakan bahwa akar kekerasan dalam
80
pendidikan ialah ketakutan yang muncul dari dalam diri seorang pendidik ketika
secara eksistensial berhadapan dengan anak didiknya. Ada sebuah ketakutan akan
perubahan sistem nilai yang telah terlestarikan. Ada pula ketakutan akan
sosial masyarakat Indonesia yang saat ini sarat dengan kekerasan. Masyarakat
Indonesia saat ini tentu sangat terbiasa dengan pola kekerasan bersampul
apatisme dalam sebuah generasi. Tindakan dan inisiatif yang tidak sesuai
dalam diri anak untuk menciptakan ide-ide yang inovatif dan inventif.
Kepincangan psikologis ini dapat dilihat pada gambaran anak-anak sekolah saat
Kemungkinan perlu reposisi orangtua dan guru, sebab kurikulum apa pun
yang mencoba membangun generasi yang proaktif dan optimis tidak akan pernah
menawarkan solusi berupa reposisi orangtua dan guru dalam dunia pendidikan
anak. Reposisi ini berupa perubahan signifikan pada paradigma masyarakat untuk
mulai menempatkan guru ataupun orang tua dalam posisi yang setara dengan
sebagai sebuah kesalahan, melainkan aset bagi perkembangan anak itu sendiri.
melalui perintah-perintah dan larangan. Bukan sikap dan perilaku anak yang harus
diubah, tetapi bagaimana sikap dan perilaku tersebut akan lahir berdasarkan
kesadaran anak itu sendiri. Dalam hal ini, anak diberi kesempatan untuk terus
bertanya dan mengevaluasi secara kritis segala macam kebenaran etika atau
82
bentuk masa depan nantinya akan sangat bergantung pada bagaimana kita
memperlakukan anak- anak kita saat ini. Sudah saatnya kekerasan harus
adalah suatu yang sangat wajar dan masih banyak para orang tua atau para
suatu hari saat guru mengajarkan suatu pelajaran tertentu, sang murid disuruh
maju kedepan untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Setelah
mengerjakan soal dan diperiksa oleh guru ternyata jawabannya salah semua,
72
Kompas, 27 Oktober 2007 - kolom Humaniora
83
hukuman fisik yang adalah warisan budaya kolonial, sejarah pendidikan kolonial
tindakan yang menyakiti secara fisik dengan tujuan untuk menekan perilaku
akan terbentuk. Warisan ini dapat di identifikasi pada saat penjajahan belanda
yang banyak sekali menggunakan hukuman fisik sebagai bentuk hukuman yang
Hal ini dapat kita ketahui juga lebih lanjut dengan melihat bahwa pada
bercampur atau bersilangan. Dengan melihat ungkapan dari Frantz Fanon seorang
kepada benda. Jelasalah bahwa ternyata begitu besar pengaruh dari kolonialisme.
Colonial jaman belanda kental dengan perbudakan yakni dengan melihat adanya
nilai superior dan inferior dalam pengambilan keputusan seorang majikan tidak
yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Kalau melihat realiatas sekarang akar
kekerasan tersebut masih ada, seperti dengan halnya guru menghukum muridnya,
posisi orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga, golongan ningrat yang
tersebut.
Hasil penelitian ini ditekankan pada gambaran secara obyektif tentang keadaan
73
Skripsi/Undergraduate Theses from digilib-uinsuka / 2009-11-24 11:50:17
Oleh : Siti Toyibah NIM. 04471187, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta .Dibuat :
2009-11-24, dengan 1 file, dengan judul: Efektifitas, Hukuman, disiplin, Santri, Pondok Pesantren.
85
sebenarnya dari obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
Pimpinan Pondok: (1) (satu), Ustadz: (2), pengurus: 7 (tujuh), dan santri: 51 (lima
dan wawancara.
Pimpinan Pondok Pesantren kepada para pengurus bagian yang terdapat dalam
Cilacap, antara lain: hukuman fisik, psikis dan materiil. Ketiga macam jenis
hukuman di atas disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan usia santri. Berat
santri, dimulai dari tingkat hukuman yang ringan mengarah kepada tingkat yang
lebih berat.
dahulu ia diberi peringatan (2-3 kali) dari pihak pengurus. Namun apabila ia
dipandang tidak merasa jera, maka akhirnya hukuman diterapkan. (3) Jenis
hukuman psikis, dapat memberikan pengaruh besar dalam diri santri terhukum,
materiil. Sementara jenis hukuman materiil dan fisik, tidak terlalu efektif dalam
86
jumlah pelanggaran yang dilakukan santri dan dilihat secara nyata dari perilaku
satu tugas yang sangat mulia di sisi Allah Taala yang diemban oleh para praktisi
Harapan yang selalu terbersit dalam lubuk hati para asatidz adalah;
bagaimana para santrinya kelak menjadi generasi muslim yang kuat, memiliki
ilmu Dien yang shahih, berakhlak mulia, menjadi anak yang selalu berbakti
kepada orang tuanya, menjadi pejuang-pejuang agama Allah, dan harapan baik
lainnya.
sangat berat untuk mencapainya. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi
kebiasaan yang buruk yang mereka bawa semenjak dari rumah tentulah
1. Kebiasaan mencuri/cleptomania
87
9. Pacaran
dilakukan santri, mungkin apabila dilihat dari sudut kacamata pada umumnya anak
sekolah beberapa hal tersebut di atas mungkin bukanlah sebuah kenakalan. Akan tetapi
lain halnya dengan standar pendidikan di pesantren khususnya yang bermanhaj salaf
menekankan kepada nilai-nilai ajaran Islam yang dibawa oleh Rasululah SAW dan para
shahabatnya, banyak hal-hal yang dimata umum sebagai hal yang biasa dan lumrah
adanya akan tetapi apabila dilihat secara syari merupakan suatu maksiat. Yang menjadi
pernyataan dan di beri hukuman, tetapi tidak berubah sama sekali, bahkan
Pertanyaannya, dengan cara terbaik apakah untuk mengatasi kenakalan anak yang
dikeluarkan dari pesantren? ataukah cara yang lainnya? Ataukah ada sisi lain yang
perlu diperbaiki.
Oleh karena itu kami mengajak para praktisi pendidikan, para asatidz baik
filosofis dan maqasid al-syariah yang terdapat pada hukuman fisik kepada anak-
anak.
89
BAB 3
penulis akan menggali berbagai informasi dari kitab suci dan berbagai buku yang
hakikatnya juga suatu upaya untuk mencari dan menemukan pengetahuan yang
benar mengenai hukum, yaitu pengetahuan yang dapat dipakai untuk menjawab
atau memecahkan secara benar suatu masalah tentang hukum. Mencari dan
menemukan itu, tentu saja ada caranya. Cara itu disebut metode, sedangkan
Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk
dituju atau diarahkan secara tepat. Dalam pengertian metode yang demikian setiap
istilah umum dikenal dengan sebutan cara atau teknik. Jadi di dalam metode
74
Konsep adalah generaliasasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai
untuk menggambarkan berbagai fenomena dengan ciri atau kekhasan yang sama. Jadi konsep
harus merupakan atribut dari berbagai kesamaan fenomena yang diamati. Jika orang berbeda
pendapat mengenai rubrik- rubrik yang dibaca di koran, ada yang suka berita politik, olaharaga
atau rubrik hiburan, pada dasarnya semua perbedaan kebiasaan membaca tersebut dapat
dikonsepkan sebagai kegemaran membaca koran. Karena terdapat perbedaan- perbedaan dalam
skala abtraksinya maka konsep memiliki tingkat generalisasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh
konsep kepuasan pegawai akan lebih mudah diukur dibanding dengan konsep kesejahteraan
pegawai. Konsep tingkat intensitas menonton televisi akan lebih mudah diukur dibanding dengan
konsep kepuasaan menonton televisi. Konsep yang bersifat sangat abstrak disebut
denganconstruct, sementara konsep yang empiris (yang dapat diamati, diukur) disebut dengan
konsep.
90
tersimpan secara menyeluruh dalam suatu kesatuan logis segala macam cara yang
dalam kerangka metode yang bersangkutan, guna sampai kepada yang diinginkan
untuk dicapai.
menyangkut dua hal, yaitu kegiatan itu sendiri yang harus teratur dan dalam
prosedur tertentu dan hasil atau produk yang diharapkan dari kegitan itu, yaitu
sebuah kebenaran keilmuan hukum. Hubungan antara prosedur dan out put ini
hadits dan UU.RI No. 23 Tahun 2002 ,tentang hukum pelarangan kekerasan.
Apakah larangan ini berupa larangan berat, sangat keras, atau larangan ringan,
Analisis hasil penelitian ini akan menguji konsep dan teori-teori yang relevan,
berupa analisis
75
Psikologi Hukum mencakupi sub-sub bidang: (a) Psychology of Law, (b)
Psychology in Law, (c) Psychology and Law, (d) Legal Forensik dan (e) Neuro Science.
Oleh karena itu, dalam Pengantar bukunya yang berjudul "Applying Psychology to
Criminal Justice", editor buku itu, David Carson, et.al, memulai dengan kalimat: "Few
things should go together better than psychology and law. Both are concerned with
human behaviour: analyzing it, predicting it, understanding it and, sometimes,
controlling it. Lawyers may, in the absence of empirical research, have made
assumptions about human behaviour; for example that people who know they are dying
will tell the truth (an exception to the rule against hearsay evidence). Judges had to
make decisions to settle the dispute before them. But now there is research which can
inform the law".
91
3.3.4 Hermeneuitik.76
3.2.6 Theologis, dalam artian adagium hukum dan ilmu ushul fiqih.
Di antara kajian analisis itu yang paling banyak dilakukan adalah analisis
teks ayat Al-Quran dan hadits. Penekanannya pada bahasa yang digunakan oleh
ayat tersebut, apakah dapat dijadikan sebagai dasar pelarangan kekerasan, serta
Ada kemiripan objek antara ilmu hukum dan psikologi. Baik hukum maupun
psikologi, keduanya menaruh minat terhadap perilaku manusia; menganalisis perilaku
itu, memprediksinya, memahaminya dan, kadang-kadang mengendalikan perilaku
tersebut. Pakar Psikologi Hukum yang paling terkenal adalah Lawrence S Wrightsman, dari
University of Kansas. Di antara buku-buku paling populer karya Wrightsman: Psychology and the
Legal-System (1988) yang saking larisnya sekarang sudah terbit edisi keenam; Judicial Decision
Making, Is Psychology Relevant? (1999).
76
Her meneutika dapat didefinisikan secara longgar seb agai suatu
t e o r i a t a u f i l s a f a t interpretasi makna. Kesadaran bahwa ekspresi-ekspresi manusia berisi
sebuah komponen penuh makna, yang harus disadari sedemikian rupa oleh subjek dan
yangdiubah menjadi system nilai dan maknanya sendiri, telah memunculkan
persoalan-persoalan hermeneutika. Dalam pandangan klasik, hermeneutik
mengingatkan kepada apa yang ditulis Aristoteles dalam Peri Hermeneias atau De
Interpretatione.Yaitu bahwa kata-kata yang di ucapkan adalah simbol dari pengalaman mental
pribadi sendiri, d a n k a t a - k a t a y a n g d i t u l i s a d a l a h s i m b o l d a r i k a t a - k a t a y a n g
diucapkan itu.Bahasa tidak boleh dipikirkan sebagai yang mengalami
perubahan. Menurut Gadamer bahasa harus dipahami sebagai sesuatu yang
m e m i l i k i k e t e r t u j u a n (teleologi di dalam dirinya. Karena kata -kata ataupun ungkapan
mempunyai tujuantelos tersendiri atau penuh dengan maksud, demikian dikatakan
Wilhelm Dilthey.Setiap kata tidak pernah tidak bermakna.
92
Juga harus mengakui bahwa ada hukum rakyat tidak tertulis yang dinamakan
hukum adat. Itulah awal mula mereka mulai mencoba mengonsepsikan hukum
sebagai sesuatu yang eksis pula di luar buku, baik sebagai gedragsregels in de
dikonsepsikan oleh Ter Haar). Hal yang disebut terakhir ini sebenarnya dekat
berkembang kajian-kajian dan metode untuk mengkaji hukum yang bermula dari
adat kebiasaan (dengan sifatnya yang normologik) atau hukum yang bermula dari
1. Obyek Penelitian
banyak konsep atau definisi. Sesungguhnya tidak ada konsep tunggal tentang
93
perspektif yang lain. Seseorang yang meninjau hukum dari perspektif filsafat atau
moral, misalnya tentu akan melihat hukum dalam manifestasinya yang lain
daripada kalau melihatnya dari perspektif politik atau sosial. Adanya pluralitas
hukum itu sendiri sesungguhnya merupakan suatu konsep yang sangat abstrak,
sementara itu dalam realitanya, apa yang disebut hukum itu amat beragam.
melalui penelitian itu tidak laku lagi (tidak sahih) untuk menjawab masalah yang
diajukan. Peringatan tentang hal ini perlu untuk diperhatikan, khususnya dalam
mengingat kenyataan bahwa dalam ilmu dan kajian kedua bidang ini orang lebih
banyak membicarakan objek-objek yang tidak berujud materi yang empiris dan
Bahan hukum primer, pada penelitian ini adalah dua kitab suci yaitu Al-
77
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat PT.GrafindoPersada,(Jakarta,2006) hlm 29, ditambahkan bahwa, bahan / sumber primer
juga, laporan penelitian,majalah, disertasi atau tesis, paten dan buku-buku.
94
manusia kepada kekerasan khususnya memukul. Adapun bahan hukum primer ini
yang sudah penulis miliki ialah Al-Quran cetakan Arab saudi dan Beirut, lengkap
Data lainnya yang terkait dengan hukum primer ini adalah buku-buku
perbandingan agama yang sudah popular antara lain, buku dari timur tengah
terutama fiqih dan usul fiqih merupakan sumber utama untuk mengolah tulisan
ini. Misalnya Al-Mustafa, oleh Al-Gazali. Al-Muwaqad, oleh Al- Syathiby. Al-
dalam bahasa Indonesia, tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi penulis
Bahan hukum sekunder penelitian ini ialah jurnal-jurnal hasil penelitian lainnya
yang searah dan relevan dengan kajian yang sedang penulis tekuni. Pelacakan
data awal, sudah penulis lakukan, misalnya buku-buku tentang analisis kekerasan
Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, 2008, yaitu 1.736 pengaduan. 62,7%
78
Ibid, berisikan informsi tentang bahan primer, menakup : Abstrak, Index, Bibliografi,
Penerbitan Pemerintah dan bahan acuan lainnya.Lihat Amiruddin dan Zainal Hakim, Pengantar
Metode Penelitian Hukum, (Jakarta,Raja Grafindo,2004) 97
95
pencabulan, serta incest, selebihnya adalah kasus kekerasan fisik dan psikis.
patologi sosial, oleh Kartini Kartono yang memberikan informasi tentang agama
dan adat istiadat yang sebenarnya mempunyai nilai pengontrol dan nilai sansional
sebuah kegiatan yang terbuka dan dapat diulangi juga menemukan kebenaran
dirahasiakan, agar yang lain tidak dapat mendapatkan kebenaran tertentu, namun
jika prosedur yang dirahasiakan itu dapat diterima oleh dunia ilmu (hukum) pada
umumnya dan dapat diulangi serta menghasilkan kebenaran yang sama, sifat
Di sisi lain, dapat terjadi bahwa sebuah kebenaran telah ditemukan, namun
dapat diulang kembali cara penemuannya. Maka, kegiatan yang demikian tidaklah
dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan penelitian dan mungkin hanya kegiatan
coba-coba saja atau kebetulan tanpa adanya rencana atau maksud guna
79
Ibid, h. 71
96
Bahan hukum tertier pada penelitian ini adalah kamus hukum, kamus agama dan
hukum yang terkait, atau istilah-istilah lain yang selama ini kurang dikenal.
Kemudian artikel-artikel yang terpilih dari surat kabar dan majalah Tempo,
Forum Keadilan, Gatra dan Sabili. Di samping media cetak itu, penulis juga
6 Fokus penelitian
Sesuai dengan disiplin ilmu hukum yang berkaitan dengan dasar-dasar hukum di
informasi tentang hukuman fisik penulis terlebih dahulu merancang beberapa hal,
antara lain :
Karena penelitian ini berupa studi teks atau normatif. Tentulah tidak
buku teks berupa tafsir ayat-ayat Al-Quran yang benar-benar dapat dikaitkan
(pokok) yakni teks (naql-nash) baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara tidak langsung berarti melakukan penalaran dengan berpijak pada teks itu.
Dalam paradigma ini, akal dipandang tidak akan dapat memberikan pengetahuan
pengetahuan dari teks yaitu pertama, berpegang pada teks zahir. Kecenderungan
ini berakar pada tradisi sebelum Ibn Rusyd (Andalusia) dan memuncak pada masa
peletak dasar paradigma literalisme. Sarana yang dipakai adalah kaedah bahasa
Arab sedangkan yang menjadi sasarannya adalah teks al-Quran, Hadits dan
Ijma. Kedua, berpegang pada maksud teks bukan teks zahir. Kecendrungan ini
berlaku pada tradisi setelah Ibn Rusyd terutama pada prakarsa al-Syatibi.
Berpegang pada maksud teks ini baru digunakan bila teks zahir ternyata tidak
Bukti lain digunakannya paradigma literalisme dalam kajian hukum Islam klasik
kata (al. fazh) dan makna terkait dengan kata-kata haruslah disadari bahwa syariat
80
Muhammad Abed al-Jabiri, Bun-yah al-Aql al-Arabi, 20.
81
Muhammad Abed al-Jabiri, Takwin al Aql al- Arabi (Beirut al-Markaz as-Saqafi al-
Arabi, 1993), hlm. 96-98. Lihat juga kutipan Muhyar Fanani terhadap pemikiran al-Jabiri ini
dalam Muhyar Fanani, Menelusuri Epistemologi, h 29.
98
itu berbahasa Arab. Seseorang tidak akan sempurna (dalam menguak) kandungan
bahwa al-Quran turun dengan bahasa Arab, bukan yang lain. Oleh karena itu
semua pengetahuan dalam alkitab itu.83 Rasionalitas yang dibangun oleh ulama
ushul fiqih tradisional sebenarnya ingin melakukan penalaran yang sesuai dengan
umumnya di dunia dan akhirat dan ini pada akhirnya terwadahi dalam metode
berfikir yang baku yakni qiyas, istihsan, istislah, istishab, sadd al-zariah dan urf.
(ushul fiqih) klasik memaknai hukum itu berasal dan titah ilahi sehingga hanya
itu dapat diketahui.84 Dalam hal ini, mayoritas ahli hukum Islam menganut faham
optimisme bahasa yang dipengaruhi oleh teologi kekuasaan Ilahi, suatu faham
komunikasi, suatu sunnah yang baku dan karena itu menjadi milik publik.85
82
Al-Juwayni, al-Burhan fi Ushul al-Fiqh, cet. 4, Editor, Abdul Adzim Mahmud ad-Dib
(Manshurah, Mesir: al-Wafa, 1418),I, hlm. 130.
83
Muhyar Fanani, Pemikiran Muhammad Syahrur dalam Ilmu Ushul Fikih: Teori Hudud
sebagai Alternatif Pengembangan Ilmu Ushul Fikih, Disertasi, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
him. 438.
84
Syamsul Anwar, Epistemologi Hukum Islam dalam al-Musytasyfa min `Ilm al-Ushul
Karya al-Ghazali (450-505/1058-1111), Disertasi, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm. 163.
85
Khaled Abou el-Fadl sendiri mengungkapkan bahwa Islam mendefenisikan dirinya
dengan merujuk kepada sebuah kitab, dengan demikian, mendefenisikan diri dengan merujuk
kepada suatu teks... karena itu, kerangka rujukan paling dasar dalam Islam adalah teks. Teks itu
dengan sendirinya memiliki tingkat otoritas dan reabilitas yang jelas. Oleh karena itu peradaban
99
itu adalah mengajarkan tentang aturan-aturan hidup yang bersifat pasti (nilai,
norma dan aturan), dan begitu pula hukum agama (Islam) di mana salah satu ciri
pokok berfikir hukum adalah menuntut adanya kepastian dan bukan ketidak
pastian.87
Islam ditandai dengan produksi literer yang bersifat massif terutama dibidang al-Shariah (hukum
Islam). Ada banyak faktor yang turut mendukung proses produksi ini, tetapi sudah pasti bahwa
teks memainkan peran penting dalam penyusunan kerangka dasar referensi keagamaan dan otoritas
hukum dalam Islam. Khaled M. Abou el-Fadl, Melawan Tentara Tuhan; yang berwenang dan
sewenang-wenang dalam wacana Islam, terj. Kurniawan Abdullah (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2003), hlm. 54.
86
Akh. Minhaji membagi model pendekatan ushul fikih menjadi 2, pertama, teologis
normative deduktif dan kedua, empiris historis induktif Lihat Akh. Minhaji, Reorientasi Kajian
Ushul Fiqih, dalam Jurnal al-Jami ah No. 63/VI/1999, h1m. 16. lihat juga tulisannya Hukum
Islam Antara Sakralitas dan Profanitas (Perspektif Sejarah Sosial), Pidato Pengukuhan Guru Besar
Sejarah Sosial Pemikiran Hukum Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2004, hlm. 40-46.
87
Ibid., 40-41. Begitu rigidnya paradigma literalistik, sehingga menurut Fazlur Rahman ada
tiga kelemahan dari metode studi Islam klasik dan pertengahan yaitu, pertama, pemahaman yang
terpotong-potong. Kedua, kurang memperhatikan unsur sejarah, dan ketiga, terlalu tekstual.
Rahman menyebut kajian Islam klasik dan pertengahan dengan studi yang atomistis, ahistoris, dan
literalistis. Senada dengan Rahman, Arkoun juga melancarkan kritik terhadap para pemikir hukum
Islam yang masih menyandarkan pendapatnya kepada sistem pemikiran epsitemik Zaman Tengah
dengan ciri, pertama, mencampurkan antara mitos dan sejarah, kedua, menekankan keunggulan
teologis orang Muslim atas non-Muslim, ketiga, pensucian bahasa, keempat, univokalisasi makna
yang diwahyukan Tuhan, kelima, anggapan tentang nalar pribadi yang transhistoris, dan keenam,
diktum hukum diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Fazlur Rahman, Islam: Challenges and
Opportunities, dalam Islam: Past Influence and Present Challenge, diedit oleh Alford T. Welch
dan Pierre Cachia (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1979), h 319-327. Taufik Adnan
100
Pengertian seperti ini jelas tidak tepat. Selain terdiri atas kategori penilaian
seperti halal atau haram, hukum Islam juga terdiri atas kategori-kategori
relasional. Lebih penting lagi adalah bahwa hukum Islam sesungguhnya terdiri
syariah.88
Paradigma ini berlangsung selama kurang lebih lima abad (dari abad ke-2
Amal, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman (Bandung:
Mizan, 1993), h1m. 186. Arkoun, Ke Arah Islamologi Terapan, alih bahasa Syamsul Anwar, Al-
Jamiah, No. 53 (1993), hlm. 72.
88
Syamsul Anwar, Membangun Good Governance dalam Penyelenggaraan Birokrasi Publik
di Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Syari'ah dengan Pendekatan Ushul Fiqih, Pidato
Pengukuhan Guru Besar Ilmu Usul Fikih, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2005, hlm. 4-5.
Mengenai teori pertingkatan norma, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa teori pertingkatan
norma adalah teori yang mencoba menemukan hukum lewat tiga penjenjangan norma, yaitu,
pertama, norma-norma dasar atau nilai-nilai filosofis (al-giyam al-asasiyyah) seperti
kemaslahatan, keadilan, kesetaraan. Norma-norma tersebut sebahagian sudah ada berdasarkan
fakta-fakta dan sudah diakui.
Kedua, norma-norma tengah berupa doktrin-doktrin umum hukum Islam yaitu an-nazariyyah al
fiqhiyyah dan al-qawa id al-fiqhiyyah.
Ketiga, peraturan-peraturan hukum kongkret (al-ahkam al far iyyah). Ketiga lapisan norma ini
tersusun secara hierarkis dimana norma yang paling abstrak dikongkritisasi menjadi norma yang
lebih kongkret. Contoh; nilai dasar kemaslahatan dikonkretisasi dalam norma tengah (doktrin
umum) berupa kaidah fighiyyah yaitu kesukaran memberi kemudahan. Norma tengah ini
dikonkretisasi lagi dalam bentuk peraturan hukum konkret misalnya hukum boleh berbuka puasa
bagi musafir. Teori ini mungkin bisa dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam
pengembangan paradigma hukum Islam yaitu paradigma historis ilmiah yang nanti akan penulis
jadikan sebagai paradigma alternatif dengan mengkombinasikannya dengan metode holistik ( teori
induktif/integratit) Fazlur Rahman sebagai salah satujalan dalam mengoperasionalkan paradigma
tersebut. Mengenai teori pertingkatan norma lihat Syamsul Anwar, Pengembangan Metode
Penelitian Hukum Islam, dalam Ainurrafiq (ed.), Mazhab Jogja;Menggagas Paradigma Ushul
Fiqih Kontemporer (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2002), h. 147-162.
89
Asy Syatibi sendiri mengungkapkan bahwa ia memang berupaya menjadikan ushul fiqih
sebagai ilmu burhani yang qati sehingga dapat mendatangkan dan menghasilkan pengetahuan
101
data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap
penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,
hukum Islam yang valid secara ilmiah. Abu Ishaq asy-Syatibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam,
edisi Abdullah Darraz (Mesir: tnp., t.t), I, h. 29-34.
90
Pada Penelitian Kuantitatif: Strategi Pendekatannya Deduktif-Verifikatif. Peneliti bertolak
dari konsep-konsep tertentu dan landasan-landasan teori tertentu. Konsep-konsep tersebut diberi
batasan-batasan operasional, termasuk memecahnya kedalam variabel-variabel, juga dirumuskan
hipotesis-hipotesis. Atas dasar hipotesis (kesimpulan logis-deduktif) dan batasan konsep/ variabel
yang telah dirumuskan, kemudian dikembangkan alat-alat ukur untuk mendapatkan ukuran dalam
kenyataan empiris sekiranya hipotesis itu benar atau sekiranya hipotesis itu salah.
102
BAB 4
HASIL PEMBAHASAN
Pada bab ini, dibahas tentang hasil penelitian yang meliputi dilema hukuman
fisik terhadap anak-anak, yang sudah dilarang oleh UU RI No.23 tahun 2002.
Undang Perlindungan Anak No. 23, Bab 54 secara tegas menyatakan bahwa guru
tanganan dari konvensi PBB untuk Hak-hak Anak, disebutkan dalam artikel 37
92
English to English,dictionary noun: 1. state of uncertainty or perplexity especially as
requiring a choice between equally unfavorable options 2. An argument which presents an
antagonist with two or more alternatives, but is equally conclusive against him, whichever
alternative he chooses.
103
ialah dalam satu kelompok anak-anak. Kekerasan yang dilakukan oleh orang tua
dalam bentuk hukuman di rumah atau di sekolah sudah saatnya ditiadakan, karena
menumbuhkan kebencian dan rasa sakit hati murid.Itu membuktikan kepada kita
bahwa anak tidak hanya memiliki guru yang tunggal di kelas, tapi guru bagi anak-
anak kita sekarang banyak dan beragam, mulai dari mall, play station, televisi,
di sekolah sudah tidak relevan lagi, karena hanya akan memunculkan kebencian
emosi, di mana guru harus bisa mengendalikan emosi saat berada di dalam kelas.
Emosi itu sebetulnya tidak ada yang negatif dan positif, tapi yang harus
emosi itulah, katanya, akan tercipta emosi positif, dan akan menghasilkan hati
Belajar itu memang perlu kerja keras, tapi jika kerja keras itu dilakukan
dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan, maka hasilnya pasti juga akan
Menurut dari data data yang saya lihat yakni bangkitnya minat siswa terhadap
104
Sebuah rekaman video singkat yang berdurasi 1 menit 7 detik yang terjadi di
salah satu SMK Negeri Gorontalo merupakan salah satu contoh tindak kekerasan
guru terhadap siswa yang semestinya tidak perlu terjadi jika masing-masing pihak
dapat mengendalikan diri. Video ini direkam oleh salah seorang siswa tanpa
baik dan sopan bukan karena takut akan hukuman. Guru yang melakukan
mendisiplinkan siswanya. Hanya saja, cara yang dilakukan guru dan penerapan
tersebut perlu dikoreksi kembali. Demikian pula dengan pihak sekolah. Dalam
menyikapi kasus tersebut pihak sekolah perlu mengambil langkah yang tepat
Akibatnya dapat menyebabkan anak cacat bahkan kematian, di samping itu akan
93
http://www.samarindacity.com/node/749
105
sekolah-sekolah yang tata tertibnya tidak konsisten biasanya akan terjadi berbagai
macam masalah yang sangat menghambat proses belajar mengajar. Selain itu,
tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah
satu penyebab utama terjadinya berbagai bentuk kenakalan yang dilakukan siswa,
parasiswa.94
bermula, sebelum disiplin diterapkan perlu dibuat peraturan atau tata tertib yang
benar-benar realistik menuju suatu titik, yaitu kualitas tadi. Lalu mengapa banyak
sekolah yang mutunya rendah baik ditinjau dari nilai-nilai siswa, kinerja personal
peraturan itu. Dalam hal ini kekurangkonsistenan semua pihak. Bahkan kadang
gurupun tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kelas, sehingga ia hanya
Banyak hal yang harus ditangani dalam ranah pendidikan di sekolah, tapi
jika itu terlalu berat mungkin bisa saja sedikit dikurangi hanya untuk hal belajar
dan mengajar saja. Selama ini yang terjadi di beberapa sekolah adalah seringnya
kelas kosong saat jam belajar. Ini dikarenakan guru tidak masuk kelas dan tanpa
94
http://1lmu.blogspot.com/2009/01/antara-hukuman-dan-disiplin-sekolah.html
106
ada tugas yang harus dikerjakan siswa. Ketidakmasukan guru itu bisa saja karena
Komitmen guru dalam hal ini kadang sering menjadi penyebabnya. Dalam
dengan baik, lebih-lebih jika komitmen guru dan siswa rendah maka sekolah-pun
mendongkrak-mutu-sekolah)
Tapi ternyata peraturan sekolah itu ada gunanya juga diantaranya ialah :
2.agar kita dapat mengikuti proses KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan
bila hukuman dan disiplin sekolah mungkin tidak sesuai untuk diterapkan,
1.Seorang anak yang mempunyai citra diri yang sangat buruk dan sangat
2.Seorang anak yang takut mencoba hal-hal yang baru, takut menerima
tantanngan dan sulit melakukan kegiatan yang melelahkan mungkin akan lebih
3.Seorang anak yang sangat manja dan takut melakukan tugasnya sendirian perlu
saudaranya yang lebih pintar, lebih rajin, lebih mandiri, dan lebih aktif, perlu
5.Seorang anak yang sering meperlihatkan citra diri yang negatif atau perasaan
takut yang berlebihan dengan mengatakan hal-hal seperti Saya tidak dapat
melakukannya, dan Saya selalu gagal, Saya tidak akan mampu melakukannya
6.Seorang anak yang mengalami gangguan fisik, motorik, atau organik, dan
lainnya yang sebaya dengannya, perlu diberikan tugas yang sesuai dengan
mengajar. Selain itu, tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara
108
konsisten akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai bentuk
ini diuraikan tiga teknik penerapan disiplin sekolah yang tertuang dalam bentuk
demokratis.
1. Peraturan Otoritarian
Dalam peraturan otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang
berada dalam lingkungn disiplin sekolah ini diminta mematuhi dan menaati
peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal menaati dan
mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau hukuman berat.
atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat
tingkah laku berdasrkan dorongan, tekanan, pemaksaan dari luar diri seseorang.
2. Peraturan Permisif
dengan keputusan yang diambilnya itu. Seseorang yang berbuat seseuatu, dan
ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak diberi
kebimbangan. Penyebabnya karena tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mena
109
yang dilarang atau bahkan menjadi takut, cemas, dan dapat juga menjadi agresif
3. Peraturan Demokratis
dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif bukan
aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yanng menolak
atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya
demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan
taat karena didasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada bukan
karena terpaksa, melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolah
lainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh
bersifat hukuman fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis. Sanksi dapat
diberikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya.
1.Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap
3.Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang
dilakukan putera-puterinya.
tetapi, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengubah tingkah laku
seseorang. Adapun respons positif bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik
akan lebih bertambah frekuensinya sehingga akan lebih baik lagi di masa
memiliki tingkah laku yang tidak baik itu dapat berubah dan lambat laun akan
utama yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar yang baik. Baik
tata tertib yang dilaksanakan secara konsisten. Hanya di sekolah dengan peraturan
yang konsistenlah proses belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan
111
tersebut, sekolah dapat berfungsi sebagai arena persaingan yang sehat bagi para
siswa untuk meraih prestasi yang semaksimal mungkin. Selain itu, yang paling
penting, dengan adanya peraturan yang dijalankan secara konsisten, sekolah dapat
anak anak yang tidak setuju dengan masalah tersebut. Dan hanya segelintir
orang yang merasa menyukai tata tertib. Tentu peraturan dibuat bukan untuk
dilanggar. Tetapi, sebagian siswa merasa harus mengubah aturan yang dianggap
kurang bermutu itu. Tak semua siswa berambut gondrong itu, nakal, karena
rambut tak mempengaruhi akal pikiran. Meskipun ia botak kalau memang nakal
tetap nakal, meskipun rambutnya panjang tapi kalau asalnya pintar akan pintar
juga.
Mereka yang kurang percaaya diri, akan rambutnya akan malas turun ke
sekolah karena malu dengan rambutnya yang tak cocok apabila dicukur pendek,
atau mereka akan belajar bolos. Bolos itu tak hanya disebabkan oleh faktor malas
tetapi juga malu. Itu semua akibat aturan. Begitupun dengan seragam yang hanya
Mengapa orang barat dan jepang yang tak memakai seragam dan berambut
gondrong, tapi bisa menguasai dunia dengan kepintarannya. Banyak orang yang
97
http://1lmu.blogspot.com/2009/01/antara-hukuman-dan-disiplin-sekolah.html
112
Seakan-akan niat tulus itu tak berarti apa-apa dibandingkan BP3 dan
mereka sekolah tidak didasari niat itu tadi. Banyak salah persepsi dari orangtua
terhadap hukuman yang didapat sang anak dari guru mereka. Bahkan sebagian
menganggap ini merupakan bentuk kekerasan fisik ataupun mental dan sangat
orangtua seperti ini sebenarnya wajar saja, sebab setiap orangtua pasti tidak mau
secara tepat dan edukatif. Namun semua itu dikembalikan kepada guru yang
kekerasan baik kekerasan fisik maupun psikologis jika guru yang membuat
kepada murid atau tidak bisa menggunakan hukuman tersebut secara tepat.
Bahkan bisa saja pemberian hukuman tersebut dapat menimbulkan rasa dendam
ataupun trauma dari murid akibat tidak bisa menerima hukuman yang diberikan
oleh gurunya, selain itu dapat juga menurunkan rasa percaya diri murid bahkan
sekolah, namun tentunya guru harus bisa menjelaskan penyebab murid tersebut
mendapat hukuman agar orangtua juga bisa menerima konsekuensi atau resiko
113
yang diterima oleh anaknya, dengan demikian tidak akan terjadi salah paham
antara orangtua dengan guru. Akan lebih baik jika sebelumnya ada kesepakatan
yang sudah dibuat secara tertulis antara guru dengan murid. Bahkan juga dengan
orangtua tentang bentuk konsekuensi positif dan negatif yang akan diberikan
sehingga jika terjadi suatu pelanggaran yang membuat seorang murid harus
suatu pembelajaran.
dan tepat dalam bentuk hukumannya serta ada follow up atau pembahasan dari
hukuman yang diberikan, maka akan memberikan efek sadar dan jera bagi murid
hukuman diberikan dalam porsi yang tidak sesuai dengan kesalahan yang
dilakukan, waktu pemberiannya tidak segera serta bentuk hukumannya tidak ada
nilai edukasinya dan tidak ada tindak lanjutnya, maka hukuman tersebut tidak
akan efektif dan tentunya tidak bisa memberikan efek jera dan tidak membuat
penguat bagi perilaku buruk murid, terlebih jika guru mengabaikan perilaku
lagi. Dalam hal edukasi yang tepat dan tindak lanjutnya kepada siswa setelah
hukuman itu diberikan kepada siswa tersebut. Tetapi Jadi kalau hukuman dalam
konteksnya membunuh siswa sebaiknya itu dihilangkan saja. Para orang tua
juga sebaiknya memberikan andil yang besar untuk perkembangan anaknya pula.
Dengan pengawasan dan perhatian dari para orang tua, para siswa pun / anak
anak akan terhindar pula dari hukuman. Ditulis dalam PIKA | Bertanda:
lanjut hukuman |
memukul anak yang tidak salat atau karena berulang kali melanggar aturan
tidak dirumuskan secara sistematis, baik dalam Alquran maupun Sunnah. Upaya
para ulama tersebut berkaitan erat dengan tuntutan realita sosial yang semakin
adalah sadd al-dzariah dan fath al-dzariah. Metode sadd al-dzariah merupakan
upaya preventif agar tidak terjadi sesuatu yang menimbulkan dampak negatif.
115
Metode hukum ini merupakan salah satu bentuk kekayaan khazanah intelektual
lain. Selain Islam, tidak ada agama yang memiliki sistem hukum yang
Tentang analisis kata memukul dalam Islam, penulis temukan ada tiga macam:
1.Memukul anak
Menurut penulis, memukul anak, bagian dari saddu al-zariah. Hukum Islam
tidak hanya mengatur tentang perilaku manusia yang sudah dewasa, tetapi juga
yang belum dewasa. Hal ini bukan berarti bahwa hukum Islam cenderung
mengekang kebebasan manusia. Tetapi karena memang salah satu tujuan hukum
(mafsadah). Jika suatu perbuatan yang belum dilakukan diduga keras akan
kepada perbuatan tersebut. Metode hukum inilah yang kemudian dikenal dengan
sadd al-dzariah. Sebaliknya, jika suatu perbuatan diduga kuat akan menjadi
sarana terjadinya perbuatan lain yang baik, maka diperintahkanlah perbuatan yang
menjadi sarana tersebut. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah fath
1. Secara Etimologis
tersebut berarti menutup sesuatu yang cacat atau rusak dan menimbun lobang.
berarti jalan, sarana (wasilah) dan sebab terjadinya sesuatu. Bentuk jamak dari al-
usul fikih, seperti Tanqih al-Fushul fi Ulum al-Ushul karya al-Qarafi, istilah yang
dipergunakan orang Arab dalam berburu. Si unta dilepaskan oleh sang pemburu
agar bisa mendekati binatang liar yang sedang diburu. Sang pemburu berlindung
di samping unta agar tak terlihat oleh binatang yang diburu. Ketika unta sudah
dekat dengan binatang yang diburu, sang pemburu pun melepaskan panahnya.
sebagai metafora terhadap segala sesuatu yang mendekatkan kepada sesuatu yang
lain.
2. Secara Terminologi
perbuatan bebas dari unsur kerusakan (mafsadah), namun jika perbuatan itu
merupakan jalan atau sarana terjadi suatu kerusakan (mafsadah), maka kita harus
mahzhur).
117
dzariah adalah menolak sesuatu yang boleh (jaiz) agar tidak mengantarkan
menuju kepada perbuatan yang terlarang. Sedangkan menurut Ibnu al-Qayyim al-
Jauziyyah, jalan atau perantara tersebut bisa berbentuk sesuatu yang dilarang
Dari beberapa contoh pengertian di atas, tampak bahwa sebagian ulama seperti
dzariah secara umum dan tidak mempersempitnya hanya sebagai sesuatu yang
dzariah yang pada awalnya memang dilarang. Klasifikasi al-dzariah oleh Ibnu
adalah menetapkan hukum larangan atas suatu perbuatan tertentu yang pada
qiyas, dilihat dari aspek aplikasinya, sadd al-dzariah merupakan salah satu
dilihat dari di sisi produk hukumnya, sadd al-dzariah adalah salah satu sumber
hukum.
118
Tidak semua ulama sepakat dengan sadd al-dzariah sebagai metode dalam
menetapkan hukum, adalah mazhab Maliki dan mazhab Hambali. Para ulama di
pembahasan fikih dan ushul fikih mereka sehingga bisa diterapkan lebih luas.
Imam al-Qarafi (w. 684 H), misalnya, mengembangkan metode ini dalam
menetapkan hukum, adalah mazhab Hanafi dan mazhab Syafii. Dengan kata lain,
kelompok ini menolak sadd al-dzariah sebagai metode istinbath pada kasus
seseorang mencegah mengalirnya air ke perkebunan atau sawah. Hal ini menurut
sesuatu yang dihalalkan oleh Allah dan juga dzariah kepada tindakan
mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah. Padahal air adalah rahmat
tentang wanita yang masih dalam iddah karena ditinggal mati suami. Si wanita
119
dilarang untuk berhias, menggunakan wewangian, celak mata, pacar, dan pakaian
yang mencolok. Dengan berhias, wanita itu akan menarik lelaki. Padahal ia dalam
keadaan tidak boleh dinikahi. Karena itulah, pelarangan itu merupakan sadd al-
kelompok ini terhadap metode sadd al-dzariah adalah transaksi-transaksi jual beli
berjangka atau kredit (buyu al-ajal). Dalam kasus jual beli transaksi berjangka,
misalnya sebuah showroom menjual mobil secara kredit selama 3 tahun dengan
harga Rp. 150 juta kepada seorang konsumen. Setelah selesai transaksi, keesokan
mendesak. Ia pun menjual beli mobil itu kepada pihak showroom. Oleh pihak
showroom, mobil itu dibeli secara tunai dengan harga Rp. 100 juta.
Transaksi seperti inilah yang oleh mazhab Maliki dan Hambali dilarang
karena terdapat unsur riba yang sangat kentara. Pada kenyataannya, transaksi jual
beli tersebut adalah penjualan mobil secara kredit seharga Rp. 150 juta dan secara
tunai seharga Rp. 100 juta. Barang yang diperjualbelikan seolah sia-sia dan tidak
bermakna apa-apa.
tersebut belum jelas, karena terdapat dua harga. Di samping itu, si konsumen yang
tersebut karena masih dalam masa kredit. Dengan demikian, transaksi kedua yang
dilakukan si konsumen dengan pihak showroom adalah transaksi yang tidak sah
Bagi mazhab Syafii, transaksi jual beli kredit seperti adalah sah secara
formal. Adapun aspek batin dari niat buruk si penjual untuk melakukan riba,
misalnya, adalah urusan dosanya sendiri dengan Allah. Yang menjadi patokan
adalah bagaimana lafaz dalam akad, bukan niat dan maksud si penjual yang tidak
tampak. Tidak boleh melarang sesuatu akad hanya berdasarkan dugaan terhadap
menetapkan hukum, adalah mazhab Zahiri. Hal ini sesuai dengan prinsip mereka
Sementara sadd al-dzariah adalah hasil penalaran terhadap sesuatu perbuatan yang
masih dalam tingkatan dugaan, meskipun sudah sampai tingkatan dugaan yang
kuat. Dengan demikian, bagi mereka konsep sadd al-dzariah adalah semata-mata
atau tidak boleh sesuatu. Pelarangan atau pembolehan hanya bisa ditetapkan
berdasarkan nash dan ijma (qathi). Sesuatu yang telah jelas diharamkan oleh
nash tidak bisa berubah menjadi dihalalkan kecuali dengan nash lain yang jelas
98
Ibnu Hazm (994-1064 M), salah satu tokoh ulama dari mazhab Zahiri, bahkan menulis
satu pembahasan khusus untuk menolak metode sadd adz-dzariah dalam kitabnya al-Ahkam fi
Ushul al-Ihkam. Ia menempatkan sub pembahasan tentang penolakannya terhadap sadd adz-
dzariah dalam pembahasan tentang al-ihtiyath (kehati-hatian dalam beragama). Sadd adz-dzariah
lebih merupakan anjuran untuk bersikap warga dan menjaga kehormatan agama dan jiwa agar
tidak tergelincir pada hal-hal yang dilarang.
121
atau ijma. Hukum harus ditetapkan berdasarkan keyakinan yang kuat dari nash
yang jelas atau ijma. Hukum tidak bisa didasarkan oleh dugaan semata.
dzariah adalah ketika Ibnu Hazm begitu keras menentang ulama Hanafi dan
Maliki yang mengharamkan perkawinan bagi lelaki yang sedang dalam keadaan
sakit keras hingga dikhawatirkan meninggal. Bagi kalangan Hanafi dan Maliki,
perkawinan itu akan bisa menjadi jalan (dzariah) bagi wanita untuk sekedar
mendapatkan warisan dan menghalangi ahli waris lain yang lebih berhak. Namun
bagi Ibnu Hazm, pelarangan menikah itu jelas-jelas mengharamkan sesuatu yang
empat mazhab: Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali, hanya berpusat pada satu
kasus, yaitu jual beli kredit. Selain kasus itu, para ulama empat mazhab banyak
dzariah, hal itu karena mereka memang sangat berpegang teguh pada prinsip
berpegang kepada Kitabullah dan Sunah. Dengan kata lain, semua perbuatan
harus diputuskan berdasarkan zhahir nash dan zhahir perbuatan. Namun tentu
terlalu berpegang secara tekstual kepada tekstual nash juga bisa berbahaya. Hal
itu karena sikap demikian justru bisa mengabaikan tujuan syariah untuk
122
bisa terjadi, apalagi jika telah melewati penelitian ilmiah yang akurat, maka sadd
jelas-jelas dihalalkan seperti yang dituding oleh mazhab al-Zahiri. Namun agar
tetap dihalalkan. Hanya karena faktor eksternal (li ghairih) tertentu, perbuatan itu
menjadi haram. Jika faktor eksternal yang merupakan dampak negatif tersebut
sudah tidak ada, tentu perbuatan tersebut kembali kepada hukum asal, yaitu
halal.99
untuk berkiprah lebih luas di masyarakat, seperti larangan wanita ke luar rumah
Elliwarti Maliki itu mungkin memang ada benarnya. Tapi sebenarnya yang perlu
Suatu putusan hukum yang berdasarkan sadd al-dzariah tentu masih bisa dicek
dikhawatirkan terjadi tersebut, ternyata tidak terbukti, maka tentu saja keputusan
99
Terkait dengan kedudukan sadd al-dzariah, Elliwarti Maliki, seorang doktor wanita
pertama asal Indonesia lulusan al-Azhar, Kairo, menganggap bahwa sadd al-dzariah merupakan
metode istinbath hukum yang mengakibatkan kecenderungan sikap defensif (mempertahankan
diri) di kalangan umat Islam. Pada gilirannya, hal ini bisa menimbulkan ketidakberanian umat
untuk berbuat sesuatu karena takut terjerumus dalam mafsadah. Di samping itu, produk-produk
fikih dengan berdasarkan sadd al-dzariah cenderung menjadi bias gender.
123
1. Alquran
Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa
memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS.6: 108)
Pada ayat di atas, mencaci maki tuhan atau sembahan agama lain adalah
yaitu mencaci maki Tuhan. Sesuai dengan teori psikologi mechanism defense,
orang yang Tuhannya dicaci kemungkinan akan membalas mencaci Tuhan yang
diyakini oleh orang sebelumnya mencaci. Karena itulah, sebelum balasan caci
maki itu terjadi, maka larangan mencaci maki tuhan agama lain merupakan
bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih. (QS. al-Baqarah: 104).
Pada surah al-Baqarah ayat 104 di atas, bisa dipahami adanya suatu
kiranya kamu memperhatikan kami. Saat para sahabat menggunakan kata ini
terhadap Rasulullah, orang Yahudi pun memakai kata ini dengan nada mengejek
raainan ()
sebagai bentuk isim fail dari masdar kata ruunah ()
yang
berarti bodoh atau tolol. Karena itulah, Tuhan pun menyuruh para sahabat Nabi
SAW mengganti kata raaina yang biasa mereka pergunakan dengan unzhurna
yang juga berarti sama dengan raaina. Dari latar belakang dan pemahaman
demikian, ayat ini menurut al-Qurthubi dijadikan dasar dari sadd al-dzariah.
2. Sunah
Dari Abdullah bin Amr RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Termasuk di
antara dosa besar seorang lelaki melaknat kedua orang tuanya. Beliau kemudian
Beliau menjawab, Seorang lelaki mencaci maki ayah orang lain, kemudian orang
yang dicaci itu pun membalas mencaci maki ayah dan ibu tua lelaki tersebut.
Ini dijadikan oleh Imam Syathibi sebagai salah satu dasar hukum bagi
konsep sadd al-dzariah. Berdasarkan hadits tersebut, menurut tokoh ahli fikih
dari Hadis Spanyol itu, dugaan (zhann) bisa digunakan sebagai dasar untuk
3. Kaidah Fikih
Di antara kaidah fikih yang bisa dijadikan dasar penggunaan sadd al-dzariah
adalah:
(maslahah)
Kaidah ini merupakan kaidah asasi yang bisa mencakup masalah-masalah turunan
di bawahnya. Berbagai kaidah lain juga bersandar pada kaidah ini. Karena itulah,
sadd al-dzariah pun bisa disandarkan kepadanya. Hal ini juga bisa dipahami,
karena dalam sadd al-dzariah terdapat unsur mafsadah yang harus dihindari.
4. Logika
mestinya ia juga membolehkan segala hal yang akan mengantarkan kepada hal
mestinya ia pun melarang segala hal yang bisa mengantarkan kepada perbuatan
tersebut. Hal ini senada dengan ungkapan Ibnu Qayyim dalam kitab Alm al-
Mqin: Ketika Allah melarang suatu hal, maka Allah pun akan melarang dan
mencegah segala jalan dan perantara yang bisa mengantarkan kepadanya. Hal itu
membolehkan segala jalan dan perantara tersebut, tentu hal ini bertolak belakang
usul keturunan.
tiga agar sang perempuan boleh dikawini (at-tahlil). Contoh lain adalah
melakukan jual beli dengan cara tertentu yang mengakibatkan muncul unsur riba.
yang diraih. Contohnya adalah mencaci maki berhala yang disembah oleh orang-
orang musyrik.
1. Sesuatu yang telah disepakati untuk tidak dilarang meskipun bisa menjadi jalan
2. Sesuatu yang disepakati untuk dilarang, seperti mencaci maki berhala bagi
orang yang mengetahui atau menduga keras bahwa penyembah berhala tersebut
akan membalas mencaci maki Allah seketika itu pula. Contoh lain adalah
larangan menggali sumur di tengah jalan bagi orang yang mengetahui bahwa jalan
memandang perempuan karena bisa menjadi jalan terjadinya zina; dan jual beli
dinding.
sarana dan jalan untuk mengantarkan kepada perbuatan tertentu yang menjadi
perbuatan hukum yang memang bagian dari rangkaian perbuatan hukum tertentu.
perbuatan pendahuluan yang diwajibkan dalam rangkaian haji. Sementara itu, haji
Fathu zariah
Kebalikan dari sadd al-dzariah adalah fath al-dzariah. Hal ini karena
titik tolak yang digunakan adalah al-dzariah. Dalam mazhab Maliki dan
Hambali, adz-dzariah memang ada yang dilarang dan ada yang dianjurkan. Hal
ini diungkapkan oleh al-Qarafi yang notabene dari mazhab Malik dan Ibnu al-
atau diperintahkan sehingga anjuran atau perintah itu disebut fath al-dzariah.
diperintahkan.
Jumat adalah wajib, maka wajib pula berusaha untuk sampai ke masjid dan
129
meninggalkan perbuatan lain. Contoh lain adalah jika menuntut ilmu adalah
sesuatu yang diwajibkan, maka wajib pula segala hal yang menjadi sarana untuk
kalangan ahli ushul fiqih. Hal itu karena fath al-dzariah hanyalah hasil
tidak disepakati oleh seluruh ulama sebagai metode istinbath hukum. Hal itu
sadd al-dzariah dan fath al-dzariah masuk dalam bab penerapan kaidah:
tertentu, maka hal tertentu itu pun wajib pula untuk dilaksanakan .
(pendahuluan) dari suatu pekerjaan yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini pula
yang menjadi salah satu faktor yang membuat perbedaan pendapat ulama terhadap
kedudukan sadd al-dzariah dan fath al-dzariah. Apa yang dimaksudkan al-
130
dzariah oleh ulama Maliki dan Hambali, ternyata bagi ulama Syafii adalah
sekedar muqaddimah.
dilarang atau tidak, karena ia bisa menjadi sarana (adz-dzariah) terjadinya suatu
perbuatan lain yang dilarang, maka secara umum hal itu bisa dilihat dari dua hal,
yaitu:
perbuatan, apakah perbuatan itu akan berdampak kepada sesuatu yang dihalalkan
atau diharamkan. Misalnya, jika terdapat indikasi yang kuat bahwa seseorang
yang hendak menikahi seorang janda perempuan talak tiga adalah karena sekedar
2. Akibat yang terjadi dari perbuatan, tanpa harus melihat kepada motif dan niat si
pelaku. Jika akibat atau dampak yang sering kali terjadi dari suatu perbuatan
adalah sesuatu yang dilarang atau mafsadah, maka perbuatan itu harus dicegah.
itulah, setiap pemberian hadiah (gratifikasi) dalam batasan jumlah tertentu harus
Sadd al-dzariah dan fath al-dzariah adalah suatu perangkat hukum dalam
Islam yang sangat bagus jika diterapkan dengan baik, sesuai dengan rambu-rambu
syara, Keduanya bisa menjadi perangkat yang betul-betul bisa digunakan untuk
sosial secara luas di tengah masyarakat, bukan demi kepentingan kelompok dan
pribadinya.
yang dituju itu baik atau buruk, mendatangkan manfaat atau menimbulkan
mudharat. Sebelum sampai pada pelaksanaan perbuatan yang dituju itu ada
Untuk sampai dapat belajar, ia mesti melalui beberapa fase kegiatan seperti
mencari guru, menyiapkan tempat dan alat-alat belajarnya. Kegiatan pokok dalam
hal ini adalah belajar atau menuntut ilmu, sedangkan kegiatan lain itu disebut
Bila seseorang berbuat zina, ada hal-hal yang mendahuluinya, seperti rangsangan
yang mendorong berbuat zina dan penyediaan kesempatan untuk melakukan zina
itu. Dalam hal ini zina disebut perbuatan pokok yang dituju, sedangkan hal-hal
Saddudz Dzariah terdiri atas dua perkataan, yaitu saddu dan dzariah. Kata
132
sedang adz-dzariah berarti wasilah atau jalan ke suatu tujuan. Dengan demikian,
saddudz-dzariah secara bahasa berarti menutup jalan kepada suatu tujuan atau
menghambat atau menghalangi atau menyumbat semua jalan yang menuju kepada
kejahatan..
yang dilarang saja tidak tepat, karena ada juga dzariah yang ditujukan kepada
dua pengertian, yaitu: yang dilarang disebut Saddudz-dzariah dan yang dituntut
tujuan yang akan ia capai berakhir pada suatu kemafsadatan. Contohnya dalam
masalah zakat. Sebelum waktu haul (batas waktu perhitungan zakat sehingga
wajib mengeluarkan zakat) datang seseorang yang memiliki sejumlah harta yang
dianjurkan oleh syara, karena perbuatan ini merupakan salah satu akad tolong
133
menolong. Akan tetapi, karena tujuan hibah dilakaukan itu adalah untuk
kerusakan, atau terhindarnya diri dari kemungkinan berbuat maksiat. Hal ini
sesuai dengan tujuan ditetapkan hukum atas para mukalaf, yaitu untuk mencapai
kemaslahatan dan menjauhkan diri dari kerusakan. Untuk mencapai tujuan ini
perintah dan menghentikan larangan itu, ada yang dapat dikerjakan secara
langsung dan ada pula yang tidak dapat dilaksanakan secara langsung. Perlu ada
hal yang harus dikerjakan sebelumnya. Inilah yang dimaksud dengan kaidah:
Sebagai contoh ialah kewajiban mengerjakan shalat yang lima waktu. Seseorang
baru dapat mengerjakan shalat itu bila telah belajar shalat terlebih dahulu, tanpa
belajar ia tidak akan dapat mengerjakannya. Dalam hal ini tampak bahwa belajar
shalat itu sendiri tidak wajib. Tetapi karena ia menentukan apakah kewajiban itu
dapat dikerjakan atau tidak, sangat tergantung kepadanya. Berdasarkan hal ini
Demikian pula halnya dengan larangan. Ada perbuatan itu yang dilarang secara
langsaung dan ada yang dilarang secara tidak langsung. Yang dilarang secara
134
langsung, ialah seperti minum khamer, berzina dan sebagainya. Yang dilarang
secara tidak langsung seperti membuka warung yang menjual minuman khamer,
berkhalwat antara laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan mahram.
Menjual khamer pada hakekatnya tidak dilarang, tetapi perbuatan itu membuka
pintu yang menuju kepada minum khamer, maka perbuatan itupun dilarang.
Demikian pula halnya dengan berkhalwat yang dapat membuka jalan kepada
dengan perbuatan yang sebenarnaya, maka tertutuplah pintu atau jalan yang
Dasar hukum dari saddudz-dzariah adalah Al-Quran dan Hadits, Dalam Alquran
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui
Mencaci berhala tidak dilarang oleh Allah, tetapi ayat ini melarang kaum
muslimin mencaci dan menghina berhala, karena larangan ini dapat menutup
pintu kearah tindakan orang-orang musyrik mencaci dan memakai Allah secara
melampaui batas
Firman Allah SWT yang artinya : .Dan janganlah mereka memukulkan kaki
ayat 31)
tidaklah dilarang, tetapi perbuatan itu akan menarik hati laki-laki untuk
mengajaknya berbuat zina, maka perbuatan itu dilarang pula sebagai usaha untuk
135
kemaksiatan itu daripada kemungkinan dapat memelihara diri dari perbuatan itu.
Tindakan yang paling selamat ialah melarang perbuatan yang mengarah kepada
Macam yang pertama tidak ada persoalan dan perbuatan ini jelas dilarang
inilah yang merupakan obyek sadduz dzariah, karena perbuatan tersebut sering
mengarah kepada perbuatan dosa. Dalam hal ini para ulama harus meneliti
terlarang.
terlarang.
terlarang.
Pada nomor 1 disebut dzariiah qawiyah (jalan yang kuat), sedang nomor
2 dan 3 disebut dzariah dhaifah (jalan yang lemah) .Tidak ada dalil yang jelas
dan pasti baik dalam bentuk nash maupun ijma ulama tentang boleh atau
kerusakan. Kemudian yang dijadikan pedoman dalam tindakan hati-hati itu adalah
factor manfaat dan mudharat, baik dan buruk. Dasar pegangan ulama untuk
dominan, maka boleh dilakukan. Bila sama kuat diantara keduanya, maka untuk
2. Memukul istri
memukul anak tidak terdapat di dalam ayat, sedangkan kata memukul istri, ada
kepada sang istri sehingga menjadikannya takut adalah metode yang terbaik untuk
mendidik sang istri. Oleh karenanya, ada sebagian orang tatkala malam pertama
langsung memukul istrinya agar istrinya tahu kekuatannya dan takut kepadanya di
kemudian hari. Sebagian lagi ada yang di malam pertama mendatangkan ayam
137
jantan dan dinampakkan di hadapan istrinya lalu dengan sekali genggaman maka
iapun mematahkan leher ayam jantan tersebut. Hal ini tidak lain adalah untuk
[Sebagaimana yang beliau sampaikan dalam syarah kitab "Al-Kabaair" karya Al-
Dzhabi di masjid Al-Qiblatain di kota Nabi pada pagi hari tanggal 7 Juni 2006]
jauhilah mereka di tempat tidur dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
Dan sebagian suami yang suka memukuli istrinya selalu mengulang-ngulang ayat
janganlah dipahami dari ayat ini bahwasanya memukul wanita itu adalah wajib,
100
Departemen Agama RI QS. 4:34
138
bahkan yang terbaik adalah tidak memukul mereka.101 Rasulullah shallallahu 'alihi
wa sallam bersabda:
!!
Janganlah kalian memukul para wanita (istri-istri kalian!. Lalu Umar pun
datang menemui Nabi shallallahu 'alihi wa sallam dan berkata, Para istri berani
sallam pun memberi keringanan untuk memukul mereka, maka para istripun
suami mereka. Nabi shallallahu 'alihi wa sallam pun berkata, Sungguh para istri
Ibnul Arobi berkata, Atho berkata, Janganlah sang suami memukul istrinya,
101
meskipun jika ia memerintah istrinya dan melarangnya ia tidak taat, akan tetapi hendaknya ia
marah kepada istrinya [Ahkamul Quran I/536]
Berkata Al-Qodhi, Ini di antara fakihnya Athoia mengetahui bahwasanya perintah untuk
memukul dalam ayat ini adalah untuk menjelaskan bahwa hukumnya adalah dibolehkan (bukan
diwajibkan) [Ahkamul Quran I/536
102
HR Abi Dawud II/245 no 2146, Ibnu Majah no 1985 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani, dari hadits sahabat Abdullah bin Abi Dzubab]
Jika seandainya sang suami tidak memukul maka hal ini lebih aku sukai karena
sabda Nabi SAW Orang-orang terbaik di antara kalian tidak akan memukul103
Jika seorang suami memilih untuk memberikan hukuman fisik.104 istrinya dalam
membolehkan hal ini bukan berarti membolehkannya tanpa kaidah dan syarat.
Oleh karena itu pemukulan tidak boleh dilakukan kecuali mengikuti kaidah-
diharamkan oleh Allah, tatkala sang istri menolak untuk mentaatinya maka iapun
seperti ini berarti sang suami telah mengumpulkan dua kesalahan, yang pertama ia
telah memerintahkan istrinya untuk berbuat perkara yang haram, dan yang kedua
Imam Asy-SyafiI berkata, Sabda Nabi shallallahu 'alihi wa sallam Orang-orang terbaik diantara
kalian tidak akan memukul merupakan dalil bahwa memukul wanita hukumnya adalah mubah
(dibolehkan) dan tidak wajib mereka dipukul. Dan kami memilih apa yang telah dipilih oleh
Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam, maka kami suka jika seorang suami tidak memukul istrinya
tatkala mulut istrinya lancang kepadanya atau yang semisalnya Al-Umm V/194
103
Aunul Mabud VI/129
104
Berkata Ibnu Hajar, Jika sang suami mencukupkan dengan ancaman (tanpa memukul)
maka lebih afdhol. Dan jika masih memungkinkan untuk mencapai tujuan dengan isyarat
(perkataan keras) maka janganlah ia berpindah pada tindakan (pemukulan) karena hal itu
menyebabkan rasa saling menjauh yang bertentangan dengan sikap mempergauli istri dengan
baik Fathul Bari IX/304
140
Berkata Ibnul Arobi, Termasuk yang paling bagus yang pernah aku
dengar tentang tafsiran ayat ini adalah perkataan Said bin Jubair, ia berkata, Ia
(sang suami) menasehati sang istri maka jika ia menerima nasehat (maka
tercapailah maksud). Namun jika ia tidak menerima nasehat maka sang suami
berubah maka sang suami memukulnya Berkata Ibnu Hajar, Jika sang suami
mencukupkan dengan ancaman (tanpa memukul) maka lebih afdhol. Dan jika
banyak dilakukan oleh para istri biasanya merupakan kesalahan yang ringan dan
tidak terus-terusan. Kesalahan seperti ini tidaklah menjadikan sang istri berhak
untuk dipukul.
sang istri apalagi untuk melepaskan dendam yang telah terpendam. Apalagi yang
105
Berkata Ibnu Hajar, Jika sang suami mencukupkan dengan ancaman (tanpa memukul)
maka lebih afdhol. Dan jika masih memungkinkan untuk mencapai tujuan dengan isyarat
(perkataan keras) maka janganlah ia berpindah pada tindakan (pemukulan) karena hal itu
menyebabkan rasa saling menjauh yang bertentangan dengan sikap mempergauli istri dengan
baik [Fathul Bari IX/304
106
Ibid
107
Lihat Al-Mughni VII/242
141
sehingga anak-anakpun belajar jadi berani terhadap ibunya atau timbul hal-hal
yang lain yang merupakan penyakit psikologi pada anak-anak. Dan bayangkanlah
antara ayah dan ibunya maka mereka akan merasa sakit dan terganggu, dan jika
mereka melihat kasih sayang antara ayah dan ibunya maka mereka akan riang
Betapa banyak anak-anak yang akhirnya tidak terawat dan menjadi anak-anak
jalanan dikarenakan cekcok yang terjadi antara kedua orang tua mereka.
kepala, dada, dan wajah.108 Kebanyakan suami yang tukang memukul istri jika
marah maka mereka akan mengambil apa saja yang ada di dekat mereka untuk
piring, atau gelas, dan terkadang sesuatu dari besi. Dan terkadang benda-benda
melarang memukul wajah secara mutlak, bahkan Nabi shallallahu 'alihi wa sallam
108
Loc Cit, Al-Mughni VII/243
142
pada seluruhnya, pada manusia, keledai, kuda, unta, begol, kambing, dan yang
lainnya. Akan tetapi pada manusia lebih terlarang lagi karena wajah manusia
tempat terkumpulnya keindahan padahal wajah itu lembut (halus) yang mudah
jelek atau bahkan terkadang mengganggu panca indra yang lain.110 Jika
memukul wajah manusia..??, bagaimana lagi jika wajah seorang wanita??. Oleh
karena itu Rasulullah melarang secara khusus untuk memukul wajah istri
Seseorang bertanya kepada Nabi SAW, Apa hak seorang wanita terhadap
109
HR Muslim III/1673 no 2116
110
Al-Minhaj syarh Shahih Muslim XIV/97
143
tidur) kecuali di dalam rumah 112. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
Bagaimana dengan suami yang memukul wajah istri dengan apa saja yang
ada ditangannya???. Ini menunjukan lemahnya agama dan pendeknya akal sang
terhadap istri adalah obat maka harus diperhatikan jenis pemukulannya, kapan
pemukulan tersebut
Dan merupakan hak kalian agar mereka (istri-istri kalian) untuk tidak
membiarkan seorangpun yang kalian benci untuk masuk ke dalam rumah kalian,
111
Ada yang mengatakan maksudnya adalah tidak mengatakan Wajahmu jelek atau
mengatakan, Semoga Allah menjelekkan wajahmu. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan,
Maksudnya adalah janganlah sang suami mensifati sang istri dengan keburukan. Dan
zhohir hadits menunjukan bahwa sang suami tidak mensifati istrinya dengan keburukan
baik yang berkaitan dengan tubuhnya ataupun dengan akhlaknya. Yang berkaitan dengan
tubuhnya misalnya ia mensifati kejelekan di matanya atau hidungnya atau telinganya atau
tingginya atau pendeknya. Yang berkaitan dengan akhlaknya misalnya ia mengatakan
kepada istrinya, Kamu goblok, Kamu gila dan yang semisalnya. Karena jika sang
suami mensifatai istrinya dengan keburukan maka hal ini akan menjadikan sang istri terus
mengingat celaannya tersebut hingga waktu yang lama (Syarah Bulughul Maram kaset no
12)
HR Abu Dawud no 2142 dan Ibnu Majah no 1850 dari hadits Muawiyah bin
112
Haidah.Ibnu Hajar menyatakan hadits ini bisa dijadikan hujjah, Al-Fath IX/301
144
dan jika mereka melakukan maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak
membekas113
Syaikh Utsaimin mengomentari hadits ini, Jika perkara yang besar ini
(yaitu sang istri memasukan seorang lelaki ke dalam rumahnya tanpa izin suami-
pen) dan sang wanita hanya dipukul dengan pukulan yang tidak keras maka
bagaimana lagi dengan bentuk-bentuk ketidaktaatan istri yang lain (yang lebih
ringan)??, maka (tentunya) lebih utama tidak dipukul hingga membekas... 114
badan berupa darah maupun patah115 Yang sangat menyedihkan sebagian suami
113
HR Muslim II/890 no 1218
Asy-Syarhul Mumti XII/444
114
115
Ahkamul Quran I/535
116
Berkata Ibnu Hajar, (yaitu) kemungkinan jauhnya terjadi hal ini (digabungkannya) dua
perkara dari seorang yang memiliki akal, yaitu memukul istri dengan keras kemudian
menjimaknya di akhir harinya atau akhir malam. Padahal jimak hanyalah baik jika disertai
kecondongan hati dan keinginan untuk berhubungan, dan biasanya orang yang dicambuk lari dari
orang yang mencambuknyadan jika harus memukul maka hendaknya dengan pukulan yang
ringan dimana tidak menimbulkan pada sang istri rasa yang amat sangat untuk lari (menjauh),
maka janganlah ia berlebih-lebihan dalam memukul dan jangan juga kurang dalam memberi
pelajaran bagi sang istri [Fathul Bari IX/303, lihat juga HR Al-Bukhari V/2009] Barangsiapa
yang berbuat aniaya dengan memukul istrinya padahal istrinya telah taat kepadanya, atau dia
memukul istrinya karena merasa tinggi dan ingin merendahkan istrinya maka sesungguhnya Allah
lebih tinggi darinya dan akan membalasnya. Allah berfirman
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 4:34)
145
Ibnu Katsir berkata, Ini merupakan ancaman bagi para lelaki jika mereka berbuat
Maha Tinggi lagi Maha Besar yang merupakan wali para wanita dan Allah akan
membalas siapa saja yang menzholimi mereka dan menganiaya mereka menurut
Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka).
pukullah mereka.
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS.
4:34
Ayat diatas memerintahkan kita untuk memukul istri yang tidak patuh pada
perintah suami, dimana perintah suami tidak untuk kejelekan istri tetapi untuk
kebaikan istri dan keluarga. Dalam pergaulan hidup tentu suami yang baik
menghendaki istri bergaul dalam komunitas yang baik pula. Terkadang banyak
istri yang bergaul secara salah tanpa sepengetahuan suami. Dalam hal ini jika ada
kecenderungan istri ke arah sana (pergaulan yang tidak baik) maka suami harus
117
HR Al-Bukhari V/1997 no 4908 dan Muslim IV/2191 no 2855 dari hadits Abdullah bin
Zamah
146
menasehati dan jangan memukul, karena dalam kalimat diatas kata menasehati
lebih dulu daripada memukul. Dan tahap dalam menasehati ini tentu tidak hanya
sekali, tetapi harus berulang kali sampai istri sadar. Nah, jika istri sudah
dinasehati tetapi masih bergaul secara salah, maka suami boleh memukul.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana arti dari memukul tersebut. Banyak
kalangan yang salah mengartikan arti memukul sebagai sesuatu yang menakutkan.
Arti memukul :
Dari dua arti diatas tentu masih bernuansa umum, karena benda yang dipakai juga
tidak jelas, apakah besar, sedang atau kecil. Apakah bendanya panjang atau
pendek. Dalam membenturkan tangan juga tidak jelas apakah dengan kekuatan
penuh, sedang atau lemah. Ayat di atas tidak ada keterangan bagaimana harus
memukul.
Dalam pemahaman Islam mengenai konteks ayat diatas tentu arti memukul
adalah membenturkan sesuatu benda atau tangan ke pihak istri dimana pukulan itu
bisa menyadarkan pihak istri. Dan tentu masing2 pukulan akan berbeda tentunya,
karena ada istri yang dicubit saja langsung sadar, ada yang dipukul pelan saja
sudah sadar, dan ada yang dipukul keras sampai memar baru sadar dan yang
147
terakhir tadi tentu sejelek-jelek pukulan. Bagaimana jika sudah dipukul dengan
segala tingkatan pukulan tidak mau sadar?. Islam melarang untuk menyakiti
manusia apalagi istri dengan keras (lebih jauh), untuk itu jika memang demikian
daripada takut nanti melukai istri lebih lanjut maka diperbolehkah bercerai meski
Memang bahwa dalam hukum hudud, seorang muslim yang kedapatan dan
adalah dipukul. Bentuk hukuman ini bersifat mahdhah, artinya bentuknya sudah
menjadi ketentuan dari Allah SWT. Sehingga tidak boleh diganti dengan bentuk
Dalam istilah fiqih disebut hukum hudud, yaitu hukum yang bentuk, syarat,
Hadits ini termasuk jajaran hadits mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar perawi pada tiap thabawatnya (jenjang) dan mustahil ada terjadi
Di tingkat shahabat, hadits ini diriwayatkan oleh 12 orang shahabat yang berbeda.
Mereka adalah Abu Hurairah, Muawiyah, Ibnu Umar, Qubaishah bin Zuaib, Jabir,
148
As-Syarid bin suwaid, Abu Said Al-Khudhri, Abdullah bin Amru, Jarir bin
Abdillah, Ibnu Mas`ud, Syarhabil bin Aus dan Ghatif ibn Harits.
bahwa agar hukuman pukul atau cambuk itu dapat terlanksana, syarat dan
ketentuannya harus terpenuhi terlebih dahulu. Tidak asal ada orang minum
khamar lantas segera dicambuk. Di antara syarat dan ketentuannya antara lain :
1. Berakal
Peminumnya adalah seorang yang waras atau berakal. Sehingga orang gila bila
2. Baligh
Peminum itu orang yang sudah baligh, sehingga bila seorang anak kecil di bawah
3. Muslim
Hanya orang yang beragama Islam saja yang bila minum minuman keras yang
bisa dihukum hudud. Sedangkan non muslim tidak bisa dihukum bahkan tidak
4. Bisa memilih
Peminum itu dalam kondisi bebas bisa memilih dan bukan dalam keadaan yang
dipaksa.
149
Maksudnya bila dalam suatu kondisi darurat dimana seseorang bisa mati bila
tidak meminumnya, maka pada saat itu berlaku hukum darurat. Sehingga
Bila seorang minum minuman yang dia tidak tahu bahwa itu adalah khamar, maka
Jumlah Pukulan
1. Jumhur fuqoha
Jumhur ulama sepakat bahwa peminum khamar yang memenuhi syarat untuk
"Bila seseroang minum khamar maka akan mabuk. Bila mabuk maka meracau.
Bila meracau maka tidak ingat. Dan hukumannya adalah 80 kali cambuk. (HR.
Ad-Daruquthuni, Malik).
juga 40 kali. Sedangkan Utsman 80 kali. Kesemuanya adalah sunnah. Tapi yang
2. Imam Asy-Syafi`i.
sebanyak 40 kali.
Dari Anas ra. berkata bahwa Rasulullah SAW mencambuk kasus minum khamar
dengan pelepah dan sandal sebanyak 40 kali". HR. Bukhari, Muslim, Tirmizy,
Abu Daud.
Para ulama mengatakan bahwa untuk memukul peminum khamar, bisa digunakan
beberapa alat antara lain : tangan kosong, sandal, ujung pakaian atau cambuk.
Sang anak tidak mau menunaikan shalat kecuali dengan pukulan, maka sang ayah
boleh memukulnya dengan pukulan yang membuat jera, namun tidak melukai.
Utsaimin, 2/123-124.
Hukuman secara fisik dan emosional dari guru terhadap murid merupakan
hal yang lumrah terjadi di dalam sistem pendidikan di Indonesia. Banyak guru
sekolah negeri maupun sekolah yang berbasis keagamaan. Kadang guru tidak
menyadari bahwa hal ini sebetulnya terlarang dalam hukum Indonesia. Undang-
undang Perlindungan Anak No. 23, bab 54 secara tegas menyatakan bahwa guru
tanganan dari konversi PBB untuk Hak-hak Anak, disebutkan dalam artikel 37
ini sebagaimana laporan penelitian Ibu Nur Hidayati, dkk, dari penelitian
hukuman jasmani lumrah terjadi di semua madrasah yang dituju, dengan kisaran
152
antara 50% - 80%, anak-anak melaporkan bahwa mereka pernah mengalami hal
Ibarat gunung es, kasus di atas baru di permukaan. Masih banyak tindak
pendidikan kita, hingga aksi kekerasan dan pelanggaran HAM para pelajar, para
pada tingkat dasar. Di samping itu, pendidikan dasar haruslah bersifat wajib;
pendidikan keahlian dan teknik hendaknya dibuat secara umum dapat diikuti oleh
peminatnya; dan pendidikan tinggi hendaknya dapat diakses secara sama bagi
118
Nur Hidayati, dkk. 2007. Memperkecil Kekerasan Terhadap anak-anak di Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Agama. 24.
153
antar berbagai bangsa tanpa memandang perbedaan ras dan agama, dan
Sedangkan pada Pasal 3 disebutkan bahwa orang tua memiliki hak utama
memelihara perdamaian dunia. Dengan kata lain, pendidikan damai adalah upaya
menyeluruh PBB melalui proses belajar mengajar yang humanis, dan para
119
Lihat Office of the High Commisioner for Human Rights, Convention on the
Eliminationof all Forms of Discrmination againts Women, (Geneva: OHCHR, 1979), h. 1-12.
Hasil konvensi ini ditandatangani dan diratifikasi oleh resolusi Sidang Umum PBB No. 34 /180
tertanggal 18 Desember 1979, dan diberlakukan sejak 3 September 1981. Hasil konvensi ini
memuat 30 pasal yang sebagian besar berisikan perlindungan bagi hak-hak kaum perempuan.
120
Lihat Office of The High Commissioner for Human Rights. Declaration on the
Elimination or All Form of Intolerance and of Discrmination Based on Religion or Belief,
(Geneva: OHCHR)
154
(Convention on the Rights of the Child, CRC), dan Deklarasi Sedunia tentang
terbaik bagi anak), the right to life, survival and development (hak hidup,
kelangsungan hidup dan perkembangan), dan respect for the views of the child
apapun, tanpa memandang etnis, agama, jenis kelamin, ekonomi, keluarga, bahasa
Kedua, The Best Interests of The Child. Yang dimaksud dengan prinsip
Kepentingan Terbaik bagi Anak adalah dalam semua tindakan yang menyangkut
yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan
utama.
121
KHA pasal 2 ayat (1).
155
dengan prinsip hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan adalah hak
asasi yang paling mendasar bagi anak yang harus dilindungi oleh negara,
hidup dan perkembangan anak, seperti dinyatakan dalam pasal 6 ayat 1, bahwa
negara-negara peserta mengakui bahwa setiap anak memilki hak yang melekat
atas kehidupan (inherent right to life), serta ayat 2 negara-negara peserta secara
Keempat, Respect for The Views of The Child. Yang dimaksud dengan
anak. Oleh karenanya, suasana yang kondusif perlu terus dijaga ketika proses
122
UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 2
156
nilai dan sikap menjadi efektif. Bila dijumpai perusak suasana hendaklah segera
akan mencapai hasil lebih tinggi jika mereka mampu menyingkirkan segala
humanistik.
dirinya amat berpengaruh pada kemampuan itu sendiri. Dalam proses belajar-
mengajar, baik guru maupun siswa hendaknya dapat membangkitkan niat tersebut
dari dalam dirinya sendiri. Bila dijumpai siswa yang kurang bersemangat, maka
mentalitas guru terhadap iklim belajar akan menjadi teladan dan berpengaruh bagi
percepatan pembelajaran mereka. Bila niat tidak mudah tumbuh dari dalam diri
sendiri, dorongan orang lan, dalam hal ini terutama guru, amat diperlukan, agar
kepedulian sosial, sikap toleransi dan saling menghargai di antara siswa. Ada
Mengetahui apa yang disukai siswa, cara pikir mereka, dan perasaan mereka
Mengetahui hal yang menghambat para siswa dalam memperoleh hal yang benar-
benar mereka inginkan. Jika guru memang tidak mengetahui hal yang diinginkan
siswa, maka sebaiknya ditanyakan kepada siswa. Hindari sejauh mungkin sikap
sok tahu.
Berbicara dengan jujur kepada para siswa dengan cara yang membuat mereka
mudah untuk belajar dan bahkan dapat mengubah sikap negatif. Belajar dalam
jari, menulis poter, membuat catatan pribadi, membuat kejutan, pengakuan atas
prestasi siswa, pujian maupun penguatan. Hal terpenting dar langkah ini adalah
sepeda di masa kecil? Pada mulanya susah,namun terus dicoba. Kadang kala
jatuh, tapi masih tetap mau bangun. Tidak jarang terluka karena kurang hati-hati.
158
diwujudkan dalam suasana belajar di ruang kelas: tidak mudah menyerah, terus
berarti daripada seribu kata. Hal-hal yang diperbuat oleh guru akan menjadi
cermin bagi para murid. Untuk itu, sebaiknya mendahulukan bukti-bukti berupa
sikap, sikap damai, kasih sayang, empati, disiplin dna lain sebagainya, sebelum
mengajarkan dengan kata kepada orang lain tentang damai, kasih sayang dan
seterusnya.
Murah senyum
159
dalamnya.
menghargai, empati terhadap sesama, rasa percaya diri, sabar, dan sebagainya.
Emosi positif ini umumnya dimiliki oleh siswa atau remaja dari interaksi
Pendidikan keluarga yang baik akan mendukung keberhasilan anak atau remaja di
kejujuran, rasa tolerasi, saling menghargai, percaya diri sabar dan lain-lain.
Menyebabkan anak atau remaja akan terpola dengan kualitas emosional tersebut.
formal di sekolah.
atau menjelaskan apa itu empati. Sama sekali bukan pengetahuan tentangnya.
Watak tidak dapat diajarkan, melainkan diperoleh melalui pengalaman anak yang
dialogis, dengan jalan mendiskusikan kasus nyata. Menurut Paulo Freire, untuk
transformatif menghasilkan sumber daya dengan kinerja yang mandiri, tidak perlu
menyelesaikan pekerjaan).
imbangnya. Tatkala seseorang tidak memiliki emosi positif tersebut maka yang
Pertama, jujur dan hukuman. Apabalia seorang anak mau mengakui secara
jujur atas perbuatannya yang salah, sebaiknya ia diperlakukan secara arif, bukan
dibalas dengan kemarahan. Misalnya, santi, seorang siswi kelas IV SD, tidak
161
PR. Jika santi dengan jujur mengatakan bahwa ia lupa, maka sang guru
fisik. Sifat lupa adalah alamiah, dan karenanya tidak sepatutnya seseorang
adalah sebuah amanat yang harus dikerjakan. Santi bisa dibimbing untuk
mengerjakan PR, maka suatu saat apabila santi terlupa lagi mengerjakan PR, ia
bisa berbohong, mencari alasan lain sehingga sang guru tidak memberi hukuman.
Jika alasan berbuat sesuatu disampaikan secara jujur oleh seorang anak dan ia
harus mendapatkan kecaman dan hukuman, maka anak tersebut akan mencari
jalan untuk menutupi kesalahannya agar tidak dikecam atau dihukum. Bila santi
pamit kepada orang tuanya bahwa ia keluar rumah untuk bermain kerumah
temannya akan dimarahi, maka bisa saja santi berbohong dengan mengatakan
keluar rumah untuk belajar bersama dengan temannya. Akibatnya, watak bohong
akan melekat dalam dirinya karena orang tuanya sudah tidak menghormati
bagaimana jadinya jika santi di kemudian hari menjadi guru, dan muridnya
Apakah ini berarti bahwa hukuman itu tidak perlu diberikan? Tentu tidak
setelah proses bimbingan, sindiran, teguran, peringatan lisan dan tertulis, dan
skorsing sudah tidak efektif lagi, sementara kesalahan yang dilakukan tergolong
berat dan bila dibiarkan dapat menular kepada yang lain. Jika demikian halnya,
maka sekolah dalam hal ini guru, bisa menempuh cara hukuman untuk
Hukuman yang diberikan pun harus bersifat edukatif, bukan semata-mata bersifat
fisik, apalagi dilakukan dengan rasa dendam dan kebencian. Lagi pula tidak
bentrokan. Sikap toleran amat mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan.
pendapat orang lain yang berbeda dengan perbuatan, sikap atau pendapat diri
sendiri, meski ada perbedaan secara diametral sekalipun. Dalam bahasa Jawa
toleransi disebut sebagai tepa selira, yakni menjaga perasaan orang lain agar ia
tidak tersinggung.
orang lain sebagai hal yang berbeda dengan perbuatan, sikap dan pendapat orang
tersebut. Dengan kesadaran toleransi atau tepa selira tadi, bila suatu saat nanti
163
terjadi suatu konflik antar sesama, maka win-win solution akan lebih mudah
pendapat orang lain. Inti dari toleransi adalah menghargai perbedaan, dan
membiarkan kondisi berbeda tersebut seperti apa adanya. Jadi, toleransi adalah
toleransi ini. Sebaliknya, bila orang sudah tidak lagi menyadari arti perbedaan,
kekerasan.
lain di tengah kehidupan kita secara kolektif, learning to live together. Sekedar
contoh, salah satu SMU di Virginia, Amerika Serikat, menghimpun para siswa
yang berasal dari 85 negara di dunia yang berbeda agama, bangsa, bahasa,
malaysia yang berdiri sejak 1983 setelah gagasan Islamisasi Ilmu diterima dan
memberi waktu luang untuk tukar pendapat, diskusi, atau tanya jawab untuk
mengenai suatu masalah, dan itu dliakukan secara rasional dengan menghargai
perbedaan pendapat di antara peserta didik, maka dengan demikian Pak Fuad
telah berupaya menanamkan sikap toleransi di antara para muridnya. Lebih dari
164
sekedar pengetahuan tentang apa itu toleransi, untuk apa toleransi dan bagaimana
cara bertoleransi, Pak Fuad telah memberi teladan melalui metode mengajarnya
tadi, memberi contoh konkrit bersikap toleransi. Bila setiap kali mengajar Pak
Fuad bersikap demikian, bila semua guru bersikap demikian, bila semua
lebih dari 7000 orang di Amerika Serikat dan 18 negara lain menunjukkan bahwa
manfaat empati antara lain adalah orang menjadi lebih stabil secara emosional,
lebih populer, lebih ramah dan lebih berhasil dalam percintaan.123 Menurut
Thomas Hatch dan Howard Gardner, empati adalah bagian penting untuk pesona,
merasakan perasaan orang lain tanpa merasakan yang sebenarnya. Seorang yang
berada dalam situasi yang dialami oleh orang lain tersebut. Melalui empati, orang
123
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (New York Bantam, 1995), h 97. lihat juga
Jeanne. Seagai, Raising Your Emotional Intelligence dalam Ary Nilandari (terj.), Melejitkan
Kepekaan Emosional, (Bandung: Kaifa, 1997), h. 138
165
Untuk lebih jelasnya, berikut sebuah contoh tentang empati. Bila anda
penggemar sepak bola, anda akan bersedia bangun pukul 1 malam, saat orang lain
lagi tidur nyenyak, untuk menyaksikan kompetisi sepak bola. Seolah tidak ingin
ketinggalan, tiap langkah pemain dan gerakan bolanya anda ikuti dengan
seksama. Terlebih bila anda menjagokan salah satu regu atau klub bintang anda,
pastilah anda amat berharap terjadi tendangan gol ke kubu lawan. Setelah lama
antusias, penasaran dan berharap-cemas agar idola anda menang. Jika pada detik-
detik terakhir klub pilihan anda mencetak gol, dengan penuh semangat anda
beranjak dari tempat duduk seraya melompat dan bersorak gembira. Saat
pertandingan usai, dan keadaan pun tenang kembali, ketahuilah bahwa gerakan
kegembiraan yang sama sebagaimana dirasakan oleh pencekatk gol, bahkan bisa
lebih, padahal anda bukan pencetak gol. Anda sekedar penggemar sepak bola, dan
bisa jadi anda berada ribuan mil dan stadion sepak bola tersebut.
berubah menjadi welas asih yang membangun. Dengan empati, anda menjadi
seorang warga dunia. Apakah Anda memiliki rasa empati? Untuk membantu
kemudian jawablah pertanyaan berikut dengan cepat, jujur, dan tanpa membuat
penilaian.
1. Apakah pada umumnya Anda merasa nyaman di rumah dan aman bersama
orang lain?
2. Apakah Anda senang memelihara binatang (atau Anda ingin memelihara jika
belum punya)?
3. Apakah Anda merasa segar dan damai dengan berjalan-jalan di hutan, pantai
5. Apakah Anda selalu langsung tahu ketika perbuatan yang Anda lakukan tanpa
6. Dapatkah anda membiarkan diri mengalami perasaan orang lain yang terluka,
akibat perbuatan yang Anda sengaja dan mungkin akan anda lakukan lagi?
7. Dapatkah Anda terus mendengarkan meskipun orang lain meminta lebih dahulu
9. Dapatkah Anda mendengarkan tanpa haraus setuju atau tidak setuju dengan
seseorang?
10. Apakah anda berhenti mendengarkan orang ketika anda menjadi takut?
11. Ingatkah Anda keluhan pihak lawan saat terakhir kali Anda berselisih
dengannya?
167
12. Ketika anak Anda mengalami kekecewaan besar, haruskah Anda segera
13. Apakah Anda meyakini bahwa berkata tidak, berarti menolak kebutuhan orang
lain?
11, dan jawaban tidak yang diberikan pada pertanyaan 9, 10, 12, dan 13, akan
jawaban seperti itu, maka Anda dapat memahami perasaan, kebutuhan, keinginan,
dan harapan orang lain sambil tetap sepenuhnya sadar akan pengalaman
emosional Anda yang terpisah. Anda dapat merasakan sakit orang lain tanpa
inid ari sumber-sumber daya fisik, emosional, dan mental yang sama dengan yang
sekalipun, misalnya, Anda tahu pasti kapan harus bertahan dan kapan harus
menyerah karena Anda sangat menyadari perasaan Anda dan perasaan orang lain
ikut merasakan segala sesuatu yang dirasakan orang lain karena kesamaan cita-
cita, penderitaan, daerah atau lainnya. Simpati adalah feeling with another person,
sedangkan empati lebih dalam dari itu. Empati tidak harus terjadi akibat
124
Ibid., h. 140-141.
168
persamaan kondisi antara satu dengan yang lain, atau didahului dengan saling
kenal. Saya di sini dengan Anda di sana mungkin saja tidak saling kenal atau
tidak memiliki kesamaan, akan tetapi kalau saya mmapu merasakan apa yang
Anda rasakan ketika Anda berbuat atau mengalami peristiwa tertentu, itu artinya
terhadap orang lain yang dapat berujud kebencian. Padahal kebencian memicu
Keempat, optimis dan apatis. Hidup ini penuh tantangan, dan tidak semua
orang mampu bertahan dengan tantangan tersebut. Ada orang yang menyerah
sebelum berjuang. Orang seperti ini diliputi dengan sikap pesimis dan apatis
dalam memandang sesuatu. Sebaliknya, ada pula orang yang over-estimate dalam
menghadapi suatu masalah. Orang ini selalu merasa yakin dapat mengatasi
masalah, meskipun tanpa bantuan orang lain. Orang seperti ini dikatakan
salah satu desa, misalnya merasa ragu apakah ia akan lulus ujian atau tidak, meski
ia sudah mengikuti les privat, rajin belajar di rumah serta tidak pernah absen
prestasinya dalam ujian nanti. Langsung atau tidak, sikap Mala tersebut akan
mempengaruhi prestasinya.
169
Ibtidaiyah yang sama. Tanpa les atau rajin belajar di rumah dan sekolah, ia
merasa yakin akan naik kelas. Dalam hal ini, Jakfar dihinggapi rasa over-
dapat diatasi dengan bimbingan dan pembiasan. Orang tua di rumah atau guru di
sekolah perlu memberi motivasi kepada anak yang over-pessimistic, agar anak itu
bisa berpandangan bahwa upaya yang telah dilakukannya bukanlah hal yang sia-
sia. Begitu pula halnya dengan orang yang over-optimistic bisa dibimbing untuk
orang yang over-optimistic, bila berhasil terhadap sesuatu, akan bersikap biasa-
biasa saja. Tatkala orang yang sama-sama berhasil tadi berkumpul di satu tempat
dibendung. Ini misalnya dapat dilihat pada segerombolan pelajar SMU yang
Peristiwa kelulusan adalah hal lumrah dalam sebuah ujian. Akan tetapi bila orang
yang overjoy tersebut berkumpul dan menimbulkan gerakan massal, dan ada
faktor pemicu, maka perilaku ini dapat berpotensi menggerakkan massa tersebut
kasih dan cinta antar sesama, tidak peduli apakah ia berkulit hitam atau putih,
kaya atau miskin, penduduk atau pendatang, warga negara lokal atau asing.
Dengan sentuhan bahasa cinta antar sesama, semuanya bisa duduk bersebelahan
dalam satu ruang kelas. Dalam hal ini, guru tidak sekedar mengajar namun juga
sebagai orang tua kedua ketika anak-anak berada di sekolah. Begitu pula orang
tua di rumah, menjadi guru yang kedua bagi putra-putrinya. Yang berlangsung
cinta alam semesta. Cinta pada sesama menghindarkan konflik dan permusuhan,
melestarikan dan merawat lingkungan agar tetap bersih dan asri. Cinta pada alam
pribadi, toleransi, kepedulian dengan sesama dan cinta ini untuk memupuk
memutuskan perkara. Kebijakan tidak adil yang dirasakan oleh seorang korban
ketidakadilan dirasakan oleh banyak orang, hal ini akan memicu gerakan massa
untuk menuntut keadilan, seperti unjuk rasa, protes dan aksi demonstrasi. Unjuk
rasa buruh pabrik menuntut kenaikan gaju atau tunjangan, protes mahasiswa
menolak kenaikan biaya kuliah, atau akasi demonstrasi para aktivis penentang
perang, bermula dari kebijakan yang kurang transparan dan kurang adil ini. Aksi
menjadi overt violence atau kekerasan terbuka bila ada faktor pemicu yang
mendorong massa menjadi bringas dan anarki. Misalnya suara tembakan atau
pukulan yang mengenai salah satu peserta aksi. Hal ini dapat memanaskan situasi
bertikai belum tentu sepakat dengan tuntutan yang diajukan. Pengusaha yang
memiliki pabrik tidak serta merta menerima tuntutan pegawainya untuk kenaikan
gaji karena alasan yang masuk akal. Demikian pula pihak rektorat bisa bertahan
Begitu pula dengan kebijakan pemerintah untuk perang melawan para teroris atau
separatis, dilakukan demi rust and order atau mencegah kerusuhan dan menjaga
ketertiban. Dalm hal ini, yang perlu dilakukan adalah barganing position antara
kedua belah pihak, sehingga keputusan yang diambil merupakan kompromi kedua
mogok massal, bahkan tindakan anarkis lainnya. Kebijakan yang tidak adil
yang adil.
c. Demokratisasi pendidikan
Jadi demokrasi berarti kekuasaan rakyat, kedaulatan rakyat atau, dalam term
politik berarti pemerintahan yang dijalankan dari, oleh, dan untuk rakyat. Bentuk
Akan tetapi demokrasi tidak hanya berada pada wilayah politik, melainkan
memajukan pendidikan. Kalau dalam politik ada rakyat, maka dalam pendidikan
ada peserta didik. Pendidikan yang demokratis berarti melibatkan murid secara
learning). Bukan sebaliknya, berpola top-down, yakni berpusat pada guru teacher-
dikatakan oleh Paulo Freire dengan istilah banking system education atau
pendidikan gaya bank, dimana murid diibaratkan seperti celengan yang siap
diberi koin.
menuntut keaktifan siswa untuk berbuat (learning by doing). Di sini murid diberi
umpan dan kail, kemudian dibimbing untuk mencari ikan sendiri. Jadi bukan
pendekatan humanistik.
terhadap sesuatu masalah yang darinya dapat dihasilkan gagasan baru yang
antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang kreatif dapat terlihat dari
dari satu pola pikir ke pola pikir yang lain (idea flexibility). Orang yang kreatif
pun dapat dilihat dari kemampuannya untuk menciptakan ide yang asli (idea
persoalan yang merupakan ciri kreatif tersebut tak dapat terbentuk bilamana
kemudian oleh Ibu guru, ia diberi secarik kertas bergambar bunga tanpa warna.
Kemudian sang Ibu guru memberi tugas seraya membiarkan Ina dan teman-
temannya untuk mewarnai dan memberi motif pada gambar bunga tadi. Ibu guru
lebih senang dengan warna pink, berbeda dengan temannya, Icha yang menyukai
menjadi dirinya sendiri, learning to be. Bila dalam satu bunga, Ina memberi
bermacam warna, itu bukan salah Ina melainkan itulah wujud kreativitas,
Akan tetapi, harus dikatakan pula bahwa kebebasan itu bukan tanpa
aturan. Kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Biarkan Ina
diwarnainya adalah kertas dan gambar miliknya, bukan kertas dan gambar milik
orang lain. Kalau Ina mengambil kertas dan gambar anak lain itu berarti Ina telah
membatasi hak orang lain untuk bebas mewarnai gambar pada kertasnya sendiri.
Perilaku Ina tersebut tentulah tidak identik dengan kebebasan. Maka, dalam
kebebasan terdapat pengakuan atas hak diri sendiri dan hak orang lain, sama
demokrasi.
Dalam filosofi pendidikan Islam dikenal dua hal. Pertama adalah bashira
interaksi secara langsung tetapi juga harus dilihat secara batin, hal tersebut
mempunyai makna bahwa usaha untuk mendidik anak tidak hanya dapat
kebutuhannya, tetapi juga dilakukan secara bathin misalnya melalui doa bagi
mereka.
memiliki fitrah yang baik juga mempunyai fitrah yang buruk. Agar fitrah yang
buruk tersebut tidak berkembang, maka dibutuhkan proses pendidikan agar fitrah
yang baik berkembang dengan baik. Dengan demikian proses pendidikan tersebut
bahwa al rahma hiya iradatu isholu al-khair, artinya kasih sayang adalah segala
dalam mendidik anak, karena dengan pendekatan ini anak akan merasa
terlindungi dan tenang, dengan demikian anak akan berada pada sebuah
kehidupan yang nyaman tanpa ada intimadasi, kekerasan dan lain sebagainya.
masyarakatnya dengan karakter anak yang kreatif, dan mempunyai sikap self
sesuai dengan empat prinsip sebagaimana dalam CRC yang telah disebut di atas?.
mewarisi (QS. Al-Hijr:23). Ini berarti, bahwa hak hidup, keberlangsungan dan
hak perkembangan melekat pada setiap diri anak, dan mutlak adanya sebagai
lebih pada anak seperti sampai sekarang masih banyak terjadi diberbagai belahan
dunia dimana Islam telah menentangnya sejak zaman jahiliyyah. Allah berfirman:
Barang siapa yang membunuh jiwa seorang manusia bukan karena pembunuhan
dan bukan pula kerana membuat kerusakan di bumi, maka ia seakan membunuh
Maidah:32).
dijelaskan di muka. Anak merupakan kekayaan bagi keluarga dan bangsa, yang
memiliki fungsi strategis sebagai pemilik dan penerus generasi di masa yang akan
datang. Sebagai pengejawantahan rasa syukur pada Allah SWT, maka hak-hak
anak untuk kelangsungan dan perkembangan hidupnya baik secara fisik maupun
mental harus di penuhi. Hak kelangsungan hidup anak dapat diwujudkan dalam
bentuk memberikan kasih sayang pada anak, memenuhi kebutuhan hak dasar
anak.
dari orangtuanya sendiri khususnya ibu. Seorang ibu yang muslimah harus
anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak orang besar di antara kami
papan dan pangan. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran:
Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu (dan
keluarga kamu dan didiklah mereka (HR.Abdur Razzaq dan Said bin Mansur).
Non-Diskriminasi
pendidikan anak atas dasar perbedaan asal-usul, suku, agama, ras, jenis kelamin
dan status sosial lainnya. Prinsip ini didasarkan pada pandangan kefitrahan anak,
bahwa pada hakekatnya anak dilahirkan sama hak asasinya sebagai makhluk
hati oleh masyarakat secara umum. Al-Quran merekam pandangan dan praktek
jahiliyah mulai dari yang paling ringan yaitu bermuka masam jika disampaikan
berita kelahiran anak perempuan,2 sampai kepada yang paling parah yaitu
keistimewaan4 dan tidaklah yang satu lebih utama dari yang lain.
seruan untuk berlaku adil pada anak. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa(Qs. Al-Maidah:8).Di dalam
ayat yang lain Allah berfirman:..Dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu
Perintah untuk berlaku adil dan tidak membeda-bedakan anak atas jenis
diantara anak-anakmu (HR. Ashabus Sunan, Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).
Perintah Rasulullah SAW kepada para orangtua untuk berbuat adil terhadap anak-
anaknya dilakukan dalam semua pemberian, baik berupa pemberian harta (materi)
maupun kasih sayang (immateri). Berikut perintah Nabi Muhammad SAW agar
pemberian (HR.Thabrani).
Dalam hal pemberian kasih sayang (immateri), Nabi Muhammad SAW juga
diriwayatkan oleh Anas, bahwa seorang laki-laki berada disisi Rasulullah SAW
SAW. Atas peristiwa itu Rasulullah SAW bersabda: Mengapa engkau tidak
menyamakan keduanya?
ditunjukkan oleh orang tua terhadap anak adalah adil secara keseluruhan.
Perbuatan adil harus ditunjukkan dalam bentuk pemberian yang dapat dilihat oleh
mata atau pemberian yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti perwujudan kasih
memandang anak wanita lebih rendah daripada anak laki, maka hal ini tentu
disebabkan oleh lemahnya iman dan rapuhnya keyakinan. Disamping itu juga
disebabkan oleh lingkungan sosial yang rusak yang diserap dari kebiasaan
jahiliyah atau tradisi sosial tercela. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
Ketauhilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu (QS. AN-Nahl: 58-
59).
seperti rendah diri dan hasud. Jika perlakuan tersebut berlangsung terus menerus
181
itu. Dalam peristiwa ini disebutkan bahwa Bunyamin dan saudara-saudara yang
lainnya makar pada Yusuf, yaitu memasukkan Yusuf ke dalam sumur semata-
dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu
golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang
tua, wali atau siapa saja yang diberi mandat untuk memelihara dan mendidik anak
antara yang satu dengan lainnya, antara pria dan wanita. Oleh karena itu dalam
merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Tentu pasti, bahwa orang
pemerintah, dan negara, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi
pertimbangan utama. Dalam sejarah Islam, baik pada masa Rasulullah maupun
Islam terhadap kepentingan terbaik anak, baik dalam keadaan ibadah maupun
Prinsip kepentingan terbaik bagi anak dalam Islam dapat dilihat dalam
ibadah dan hukum. Prinsip tersebut dalam ibadadapat digambarkan ketika Nabi
membiarkan cucunya menunggangi dirinya saat menjadi imam shalat, dan ketika
diabdikan dh alam Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abdullah bin
dan langsung menunggangi pundak Rasulullah SAW ketika beliau sujud sehingga
sesuatu.
sujud, wahai Rasulullah, hingga kami mengira telah terjadi sesuatu. Rasululllah
Shahibain, dari Anas r.a. Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya, ketika aku
183
bacaannya, tiba-tiba aku mendengar tangisan anak kecil. Maka aku segera
dirinya hamil dari hasil zina. Nabi berkata pulanglah sampai engkau
membawa bayinya. Nabi berkata Pergilah, kemudian susuilah anakmu itu sampai
bersama bayi, maka Nabi menyerahkan bayi itu kepada laki-laki muslim. Setelah
kepentingan yang terbaik bagi anak. Pada contoh yang pertama dapat dipahami
bagi anak. Pada contoh kedua memberi gambaran penegakan hukum harus tetap
dilaksanakan dengan tidak menafikan kepentingan terbaik bagi anak dengan cara
memberi kesempatan pada si ibu memberikan hak yang layak bagi si anak, yaitu
hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara wajar didalam kandungan, hak
dilahirkan dan hak mendapatkan ASI (Air Susu Ibu). Meskipun si ibu melakukan
perbuatan yang melanggar hukum, anak yang sedang dikandungnya tidak boleh
dan puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil."
puasa terhadap ibu yang sedang hamil dan menyusui tidak lain dimaksudkan
setelah anaknya lahir. Kebijakan agama Islam ini menunjukkan bahwa betapa
terlihat dalam pemecahan kasus harta anak pada masa Khalifah Abu bakar. Dalam
riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah berkata: bahwa pada suatu ketika ada seorang
laki-laki menemui Abu Bakar dan berkata bahwa Ayahku mengambil seluruh
berkata, bahwa bahwa harta anakmu itu tidak boleh digunakan seluruhnya
hartamu adalah milik orang tuamu Abu bakar menjawab,ya betul, akan tetapi
pengabdian seorang anak adalah sentral dan kunci yang harus dipegang oleh
seorang Muslim, akan tetapi kewajiban pengabdian tersebut tidak boleh sampai
merugikan hak-hak anak itu sendiri. Hal ini membuktikan kalau Islam tetap
pemanfaatan harta anak oleh orang tua harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh si anak tersebut; dan harta dimaksud tidak
Penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the child),
perlindungan anak baik oleh orangtua, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Hal
ini tidak lain karena anak merupakan pelaksana dari keputusan yang akan diambil
dan orang pertama yang akan merasakan dampak dari setiap pengambilan
dirinya. Muncul pertanyaan, bagaimana dengan anak yang belum mampu untuk
mengambil keputusan sendiri?. Dalam hal ini orang tua mempunyai kewajiban
untuk memberikan pemahaman dan penjelasan kepada anak akan keputusan yang
diambilnya dengan bahasa yang dimengerti oleh anak, dengan semua dampaknya
baik negatif dan positif. Setelah itu keputusan terakhir berada di tangan anak.
Dalam Islam, sikap menghargai pendapat anak telah diajarkan dan bahkan
telah dipraktekkan pula oleh Rasulullah SAW sebagaimana terlihat dalam sebuah
125
Lihat KHA pasal 12 (1) dan penjelasan pasal 2 Undang Undang Nomor 23 Tahun
2002. tentang Perlindungan Anak.
186
yang diberikan oleh engkau tidak akan saya berikan kepada siapa pun. Maka
Rasulullah SAW meletakkan minuman ditangan anak itu. Dan dia adalah
ajaran Islam, pendapat anak sangat dihormati dan dihargai. Dan bahkan anak
sebagaimana dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dalam suatu majelis
pertemuan. Umar bertanya pada mereka: Apa yang saudara ketahui tentang
sebab turunnya surat Al-Baqarah ayat 266 Mereka menjawab Allah yang lebih
tahu, Lalu Umar marah dan terus mendorong agar diantara mereka ada yang
menjawabnya secara logis. Lalu, salah satu dari sekian anak-anak, yaitu Ibn
Abbas menjawab bahwa ayat itu menggambarkan seorang kaya yang beramal
namun tidak memperoleh pahala dari Allah karena setelah itu mereka berbuat
Dalam Hadist yang lain, Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.
bahwa: Umar r.a. pada masa kekhalifahannya mengundang aku -yang ketika itu
187
forum musyawarah. Dalam pertemuan itu terjadi diskusi mengenai makna firman
mereka berpendapat bahwa itu mengandung maksud perintah untuk memuji dan
meminta ampunan Allah. Sedangkan yang lain diam, kemudian Ibnu Abbas
Umar berkomentar bahwa pendapat Abbas adalah baru dan ia belum pernah
mendengar sebelumnya. Dalam diskusi yang lain, yaitu soal kurma, Abdullah bin
Umar yang ketika itu belum dewasa dan tidak menyampaikan pendapat padahal
pikirannya sama dengan pendapat Rasulullah. Untuk itu Umar berkata Abdullah:
... seandainya kamu berkata akan lebih aku sukai daripada aku mempunyai
Ini menunjukkan bagi kita bahwa Islam sangat menghargai pendapat anak,
walaupun dalam forum orang dewasa. Hadist dan beberapa riwayat diatas
kepada orang lain. Untuk itu perlu membiasakan anak untuk bersikap berani, ikut
penting artinya agar anak kelak tidak minder dan penakut. Seluruh sikap berani
pemahaman dan kesadaran yang sangat teruji di dalam jiwa anak-anak, serta
kematangan berpikir dan solidaritas sosial. Oleh karena itu, para orangtua sangat
dianjurkan untuk menerapkan prinsip ini, supaya anak tumbuh dan terdidik diatas
Konvensi Hak Anak (KHA) dan Undang Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
dalam Islam bukan hanya memberikan konsep belaka akan tetapi juga berupa
contoh konkrit dalam kehidupan Rasulullah, para Khalifah serta para penerusnya
pelanggaran Hak Anak dalam pendidikan sulit dihindari. Sekarang, seorang guru
tidak lagi patut mengajar sambil membawa rotan untuk menenangkan suasana
kelas. Atau menghukum murid dengan hukuman fisik di luar kapasitas fisik anak
189
hanya karena tidak mengerjakan PR.. Sebab hal itu berarti melanggengkan
bentuk-bentuk kekerasan, yang suatu saat bila si murid menjadi guru, akan meniru
perlakuan si guru tadi. Seimbang dengan itu, seorang murid dilarang melecehkan
martabat dan nama baik guru atau lembaga pendidikan, hanya karena alasan
kebijakan tertentu. Yang perlu dilakukan oleh kedua belah pihak, guru-murid,
adalah komunikasi dialogis dan interaksi humanistik. Maka, agar tidak terjadi
action, yang dimotori oleh para pelaku pendidikan, lembaga pendidikan, guru-
murid, komite pendidikan, dewan sekolah, pemerintah (policy makers) serta para
agar bangsa yang multi-etnis, multi agama, bahasa, ras, jenis kelamin, keturunan,
bersama.
126
Di sisi lain, landasan HAM adalah 4 kebebasan: kebebasan beraqidah, kebebasan
memiliki, kebebasan pribadi (berperilaku) dan kebebasan berpendapat. Melalui dalih kebebasan ini
190
umat Islam. Kondisi terakhir pemilihan presiden Turki, Kasus FIS yang
diberangus atas nama demokrasi, embargo ekonomi terhadap Irak, dan kasus
pula di dalam negeri, hal ini ditunjukkan dengan amat jelas dalam banyak
peristiwa Maluku. Jelas, dilihat dari segi penerapannya, sesuatu termasuk HAM
Dan secara umum, memang HAM bukan diperuntukkan bagi umat Islam,
Islam. Sebab, dalam HAM yang berhak menentukan mana yang menjadi hak bagi
manusia dan mana yang tidak adalah manusia itu sendiri. Jadi, di dalam konsep
Sebaliknya, agama dan hukum-hukum Allah SWT disingkirkan atas nama HAM.
setiap orang bebas berpindah-pindah dalam menganut agama, siapapun boleh memiliki apapun
dengan cara apapun tanpa lagi memandang apakah yang dimilikinya itu tergolong pemilikan
individu, umum, atau pemilikan negara. Melalui HAM itu pula legal bagi siapa saja untuk berbuat
apapun selama tidak mengganggu orang lain, dan boleh berpendapat apapun sekalipun menentang,
menghina, dan mengolok-olok hukum Allah SWT karena dijamin oleh kebebasan berpendapat.
Padahal, dalam ajaran Islam, seluruh perbuatan manusia tidaklah bebas, melainkan harus
senantiasa terikat dengan aturan dan hukum dari Allah SWT. Karenanya, dari bebagai dalil dalam
Al Quran maupun As Sunnah para ulama menegaskan satu kaidah ushul yang berbunyi:
Hukum pokok dari setiap perbuatan adalah terikat dengan hukum syara.
Ditinjau dari segi politis, slogan HAM merupakan upaya negara-negara imperialis pimpinan
Amerika untuk menutup-nutupi kebobrokan mereka sekaligus sebagai sarana untuk
mencampurbauri urusan dalam negeri negara lain. Seperti diketahui, persoalan lingkungan hidup,
HAM, dan demokrasi di dunia merupakan salah satu kebijakan politik luar negeri Amerika.
Dengan demikian, tidak mengherankan bila mereka hendak mengintervensi Indonesia lewat
permasalahan Maluku dengan dalih HAM.
Berdasar hal tersebut, berharap kepada Barat dengan konsep HAM-nya untuk menyelesaikan
masalah umat Islam hanyalah akan mendatangkan malapetaka dan murka Allah SWT saja.
191
Padahal, manusia merupakan hamba Allah SWT yang tugas utamanya adalah
beribadah, yaitu tunduk, patuh dan taat kepada seluruh aturan-aturan yang
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-
menjadi semakin rumit jika hubungan HAM dan agama tidak dipahami secara
tepat dan tidak segera diakhiri dengan membangun dialog terbuka antar budaya,
baik budaya HAM di satu sisi dan budaya agama pada sisi lain.
Cendekiawan Muslim dan Direktur pada Pusat Kajian Ibnu Khaldun, Kairo yang
menyebutkan ikatan pernikahan tidak perlu lagi terikat pada labelisasi agama
yang dianut oleh masing-masing mempelai. Suatu pandangan yang jelas sangat
ditentang oleh mayoritas penganut Islam. Hak-hak yang dimiliki manusia yang
dijamin oleh syara ada 3 jenis, yaitu hak dharuriyat, hak hajiyat, dan hak tahsinat.
192
yang menjadi landasan bagi kemuliaan hidup manusia, tegaknya dan stabilnya
masyarakat dengan benar. Bila hak ini tidak terlaksana maka sistem hidup akan
hancur, masyarakat akan kacau dan rusak, serta kenestapaan di dunia dan adzab di
Hak dipelihara agamanya. Islam tidak memaksa seseorang non muslim untuk
masuk Islam. Tidak ada paksaan dalam menganut agama, begitu makna firman
Allah SWT di dalam surat Al Baqarah [2] ayat 256. Ini tidak berarti sebagai
yang murtad dari agamanya harus diajak diskusi oleh pengadilan, disuruh taubat,
dan bila dalam jangka waktu tiga hari tidak kembali kepada Islam berhak
dibunuh. Kata Nabi seperti diriwayatkan Imam Muslim : Siapa saja yang
mengganti agamanya (Islam) maka bunuhlah ia. Jadi, dalam Islam tidak
perkara yang dapat merusak aqidah dan menjauhkan masyarakat dari Islam
tidak boleh ada. Jika tidak, berarti melanggar hak syarit bagi manusia dalam hal
Isra [17] ayat 70 : Dan sungguh Kami telah memuliakan anak-anak Adam
mengakibatkan rusaknya nyawa manusia. Untuk itu, ada hukum qishash bagi
pembunuh. Firman Allah SWT : Dan bagi kalian di dalam hukum qishash itu
terdapat kehidupan, wahai ulul albab (QS. Al Baqarah [2] : 179). Jelaslah setiap
193
sampai akal merupakan tolok ukur seseorang terkena beban (taklif) hukum. Islam
juga mengangkat derajat ilmu, serta mengharamkan segala perkara yang dapat
merusak akal seperti khamr, ganja, morphin, dan lainnya. Karenanya, keberadaan
manusia.
dan menjatuhkan hukuman berat bagi pelakunya. Bila belum menikah dicambuk
100 kali, dan jika sudah pernah menikah dirajam sampai meninggal. Perempuan
yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus kali dera (QS. An Nur [24] : 2). Hal ini jelas berbeda dengan kebebasan
lain Islam, Islam melarang siapapun mengambil barang milik orang lain dan
pemilikan individu, pemilikan umum, dan pemilikan negara. Semua ini adalah
dengan tuduhan dusta, tidak boleh difitnah, dan juga tidak boleh dicemarkan
nama baiknya. Semua ini dijamin di dalam Islam. Makanya, siapa saja yang
terhadap hal ini merupakan pengabaian terhadap hak syariy bagi manusia.
Berkaitan dengan hukum terhadap perusuh dan pengacau keamanan Islam dan
muka bumi hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki
mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri tempat kediamannya
(QS. Al Maidah [5] : 33). Merujuk hal tersebut, apa yang menimpa muslim di
Maluku dan daerah lain yang diusir dan diganggu keamanannya tidak akan terjadi
Bila datang seseorang, sedangkan urusan kalian berada pada seorang, hendak
memisahkan kalian atau memecah belah jamaah kalian, maka bunuhlah dia (HR.
Muslim).
lebih dari satu jamaah kaum muslimin, yakni khilafah. Inilah wahyu Allah SWT
yang disampaikan lewat mulut Rasulullah SAW. Jadi, adanya satu kepemimpinan
umat saja di dunia dan keutuhannya merupakan hak sekaligus kewajiban seluruh
kaum muslimin. Hanya sayang, tidak sedikit kaum muslimin masih tertipu oleh
Adapun hak hajiyat merupakan perkara yang diberikan oleh Allah SWT
sebagai keringanan. Misalnya, pada waktu tidak ada makanan apapun maka
pertentangan itu dipicu oleh perseteruan dan lebih-lebih oleh kepentingan politik
Barat. Apalagi, bila dilihat dari sisi historis-sosiologis, terminologi HAM yang
politik Barat. Padahal Islam telah mengenal dan mempraktikkan HAM selama
berabad-abad sebelumnya.127
memperkuat kriteria HAM secara menyeluruh. Dalam Islam prinsip HAM adalah
prinsip kemanusiaan yang tidak terikat ruang dan waktu. Ini membuktikan bahwa
di dalam ajaran Islam prinsip HAM adalah prinsip kemanusiaan universal dan
komprehensif. Hal ini diakui oleh ahli filsafat Prancis, Roger Geroudy dalam
tidak ada pertentangan antara Islam dan Barat tentang HAM sekalipun tafsir
terbatas.
127
Dengan diterapkannya hukum-hukum Islam. Bukan hanya umat Islam yang
menikmatinya, melainkan juga non muslim yang menjadi kafir dzimmi dalam pemerintahan Islam.
Sebab, hak-hak tadi bukan hanya diperuntukkan bagi kaum muslimin saja melainkan juga bagi non
muslim yang menjadi warga negara. Nampaklah, ketidakberdayaan, ketertindasan, dan
tercerabutnya hak-hak umat Islam di tengah belantara sekularisme ini hanya akan berhenti dengan
ditegakkannya hukum Islam. Inilah langkah strategis yang mutlak terus diperjuangkan. Namun,
tentu saja langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan masalah kekinian perlu diusahakan. Sebab
itu, muslim yang berharta meninfakkan hartanya untuk membantu saudaranya yang tengah terusir
dan haknya dirampas. Mereka yang punya kekuasaan gunakanlah kekuasaannya untuk
menghentikan kezhaliman atas kaum muslimin. Setiap muslim penting dan wajib mencurahkan
kemampuannya untuk menolong saudaranya. Dan doa kepada Allah SWT demi ketinggian
Islam dan kaum muslimin tidak layak terputus.
197
penyampaian masalah HAM yang terlalu umum, tidak fokus dan cenderung
Sejak abad 19
HAM, sesungguhnya telah berlangsung sejak abad 19. Dalam polemik itu, terlihat
dikampanyekan oleh para orientalis. Maka, ketika para pionir era kebangkitan
menjadi tekad mereka ialah membebaskan Islam dari tuduhan para orientalis yang
bukanlah Islam, tapi karena umat Islam sendiri yang telah meninggalkan nilai dan
spirit ajaran Islam. Maka syarat utama untuk meraih kembali kebangkitan
masyarakat Muslim ialah dengan kembali pada syariat dan ajaran Islam.
198
internal umat Islam sendiri. Kejumudan umat, katanya, adalah karena kajian fiqh
telah tercerabut dari realitas kehidupan manusia hingga pada gilirannya berubah
dari catatan pinggir (hasyiyah) menjadi matan. Lalu temanya diperbesar menjadi
mabsuth (buku kecil) dan akhirnya dibuat sekedar ulasan singkatnya yang
dinamakan mukhtashar (ringkasan). Kondisi ini terus berputar seperti itu sehingga
Begitu pula dalam hal kebebasan berpikir. Telah terjadi pengekangan terhadap
segala bentuk rasionalitas dan kebebasan berpikir. Dan pengekangan itu justru
dalam arti mengikuti jalan yang telah ada dan berkembang sedemikian rupa.
bidah dan dianggap hanya akan menjerumuskan umat dalam kesesatan serta
kekinian. Ada dua hal mendasar yang menjadi konsekuensi dari ajakan
Muhammad Abduh tersebut; Pertama, membebaskan diri dari budaya taklid buta;
ini dialog itu tidak berlangsung dalam situasi dan kondisi yang wajar dan
seimbang. Dialog Islam dan Barat terjadi justru ketika Barat sudah berada di
bahkan hampir dapat dirasakan pada setiap lini kehidupan umat Islamdan sudah
khususnya dan umat Islam di dunia pada umumya dari Israel, membuktikan
kesimpulan di atas.
tersebut telah membelah para pemikir dan ulama Islam dalam dua kubu yang
saling bertolakbelakang; yakni yang menerima secara mutlak dan yang menolak
secara mutlak tafsir dan terminologi HAM Barat. Keadaan ini, sekali lagi,
semakin menegaskan bahwa dunia Islam selalu berada pada posisi sebagaimana
Konsep dasar HAM adalah produk akal manusia yang terbatas dan relatif
kebenarannya dan tak perlu diganggu gugat. Lantas mengapa ada anggapan yang
kenapa pemberlakuan Qanun Syariat Islam di Aceh kerap menuai protes dari
dengan HAM. Sehingga banyaklah Syariat Islam itu ditentang oleh para pegiat
di satu sisi kawan-kawan Pegiat HAM tidak paham betul dengan Syariat Islam.
Misalnya isu hak asasi manusia dalam kebebasan beragama, muncullah kemudian
kawan yang tidak sepenuhnya memahami hak asasi manusia mengatakan semua
ajaran itu dibiarkan saja, karena itu adalah bahagian dari kebebasan. Sebenarnya
mempersoalkan HAM ini bertentangan dengan Syariat Islam juga tidak begitu
HAM tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Jika dilihat ada semacam
Hukum Allah dan itu final, Yaluu walaa Yulaa alaihi, tidak ada tawar-
menawar. Jika ada persoalan Hak Asasi Manusia yang seolah-olah bertentangan
201
dengan Islam, maka kalau betul-betul berbeda, yang harus kita revisi adalah
pakaian ketat, pakaian minim adalah ekspresi dan dianggap itu HAM. Apakah
kita tidak keliru? kalau ada sesuatu yang dianggap mengekang kebebasan, kita
harus sadar bahwa agama ini adalah perintah Allah. Dalam banyak hal mungkin
akal kita mengatakan ini tidak baik, tapi jangan lupa bahwa akal kita terbatas.
Bagi saya HAMM adalah salah satu bagian dari ajaran Islam.
Kita memahami bangunan agama Islam itu ada tiga; aqidah, syariah, dan akhlak.
Kalau tiga ini dilaksanakan dengan baik, maka ada lima hal yang terjaga; menjaga
agama sendiri, menjaga nyawa, menjaga aqal, menjaga harta, dan menjaga
Pertama, Qanun Syariat Islam di Aceh musti dilahirkan dari hasil kajian yang
dan ahli di bidangnya. Pemda Aceh, dalam hal ini Dinas Syariat Islam dan
aktivis HAM, akademisi pendidikan, mahasiswa dan siapa saja yang dianggap
Kedua, diperlukan persiapan dan kesiapan yang cukup dalam setiap tahapan
proses lahirnya qanun tersebut sejak menyusun rancangan draft qanun, review
qanun, pengesahan qanun, dan pemberlakuannya. Kita mesti tahu bahwa sebelum
saatnya masa pemberlakuan penuh qanun syariat Islam, ada masa transisi dan
pernyataan atau bersikap yang dapat menimbulkan reaksi keras dari masyarakat
Islam di Aceh. kawan-kawan aktivis HAM juga diharapkan mau belajar lebih
banyak lagi tentang HAM dan Syariat Islam, sehingga komentar dan argumentasi
yang muncul kemudian tidak saling melanggar. Janganlah komentar syariat Islam
bila belum memahami dengan baik dan benar tentang syariat Islam itu sendiri,
Semoga Pelaksanaan Syariat Islam bukan hanya formalitas tapi juga dapat
menjadi sebuah sistem hidup bermasyarakat. Lebih dari itu syariat Islam
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang
dimulai dari Magna Charta di Inggris pada tahun 1252 M yang kemudian
203
kemudian berlanjut pada bill of rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM
PBB. Dalam konteks keIndonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang kurang
(Kontras, 2004;160).
sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para
manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi manusia Islam pun
mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama rahmatan lil alamin
yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam ketidakadilan sosial
sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang harus
dibela.
dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam
Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat
tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang
lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak
memiliki konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari kenyataan ini akan
Apakah islam itu sebenarnya? Kata Islam berasal dari bahasa arab , dari
kata aslama, yuslimu islaman yang berarti menyerah patuh (DR Zainuddin
Nainggolan, 2000;9). Menurut Nurcholish Madjid yang dikutip dari buku Junaidi
Idrus (2004;87) Islam itu adalah sikap pasrah kehadirat Tuhan. Kepasrahan
merupakan karakteristik pokok semua agama yang benar. Inilah world view Al-
Quran, bahwa semua agama yang benar adalah Al-Islam, yakni sikap berserah
diri kehadirat Tuhan. Dan bagi orang yang pasrah kepada Tuhan adalah muslim.
pengertian Islam termaktub dalam tiga tataran. Pertama, Islam sebagai aqidah,
yaitu sebagai komitmen nurani untuk pasrah kepada Tuhan. Kedua, Islam sebagai
Islam sebagai akhlak, yakni suatu wujud perilaku manusia yang pasrah, baik
Berangkat dari pengertian diatas Islam adalah agama yang mengajarkan seseorang
untuk menyerah pasrah kepada aturan Allah (Sunnatullah) baik tertulis maupun
tidak tertulis. Dan orang yang menyerah pasrah kepada Tuhan dan hukum-Nya
Dalam Islam itu terdapat dua kelompok sumber ajaran Islam. Kelompok
pertama disebut ajaran dasar (qatI al-dalalah), yaitu Al-Quran dan Hadist
sebagai dua pilar utama ajaran Islam. Al-Quran mengandung 6236 ayat dan dari
ayat-ayat itu, menurut para ulama hanya 500 ayat yang mengandung ajaran
penjelasan tentang para nabi, rasul, kitab dan ajaran moral maupun sejarah ummat
terdahulu. Kelompok kedua disebut ajaran bukan dasar (zhanni al-dalalah), yaitu
ajaran yang merupakan produk ulama yang melakukan ijtihad dan muatan
ajarannya bersifat relative, nisbi, bisa berubah dan tidak harus dipandang suci,
Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 di Paris, Prancis. Disini
tonggak deklarasi universal mengenai hak asasi manusia yang mengakui hak
setiap orang diseluruh dunia. Deklarasi ini ditanda tangani oleh 48 negara dari 58
negara anggota PBB dan disetujui oleh majelis umum PBB. Perumusan
sangat panjang.
Sejarah awal hak asasi manusia di barat berkembang sejak tahun 1215
yaitu dalam Magna Charta yang berisi aturan mengenai tindakan dan kebijakan
negara supaya tidak berjalan sewenang-wenang. Isi dari Magna Charta ialah
Magna Charta ini dimulai dari perjuangan tuan tanah dan gereja untuk membatasi
kekuasaan raja dan para anggota keluarga. Pada periode awal ini hubungan antara
isi dasar HAM adalah mengenai (hubungan) antara anggota masyarakat yang
sungai Thames. Isi dari Magna Charta ini ada tiga. Pertama, raja dilarang menarik
dengan tanpa membayar. Dan yang ketiga, tidak seorang pun dapat dipenjara
tanpa saksi yang jelas. Pengesahan ini menjadi dokumen tertulis yang pertama
tentang hak-hak tuan tanah, gereja, ksatria dan orang merdeka atau orang sipil
dihormati dan dilindungi. Pada 1628, kaum bangsawan menuntut hak-hak mereka
bagi toleransi beragama. Selain itu, juga menyatakan bahwa semua orang
diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah yang tidak data dicabut seperti
hak untuk hidup, kemerdekaan hak milik dan hak untuk meraih kebahagiaan.
Salah satu karya Locke yang terkenal ialah second treaties on civil
government yang berisi mengenai negara atau pemerintah harus berfungsi untuk
207
harta benda dan kesejahteraan rakyat. Gagasan locke ini sesuai dengan
kekuasaan raja semakin dikukuhkan dengan lahirnya Habeas Corpus Act pada
Mei 1679. Lonceng kebebasan terus berdentang dan pada 16 desember 1689 Bill
wilayah Inggris.
Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi manusia,
keuniversalan ini dimaksudkan agar gagasan dan norma-norma HAM telah diakui
dan diharapkan dapat diberlakukan secara universal atau internasional. Prinsip ini
bagian dunia baik di pusat-pusat kota maupun di pelosok pelosok bumi yang
terpencil. Berdasar hal itu ham tidak bisa didasarkan secara partikular yang hanya
Prinsip ini bersumber dari pandangan bahwa semua manusia setara (all human
being are equal). Pandangan ini dipetik dari salah satu semboyan Revolusi
208
Seseorang tidak boleh dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Akan
tetapi latar belakang kebudayaan sosial dan tradisi setiap manusia diwilayahnya
berbeda-beda. Hal ini tidak bisa dipandang sebagai suatu hal yang negatif,
berasal dari keanekaragaman warna kulit seperti kulit putih,hitam, kuning dan
Kenekaragaman agama juga merupakan sesuatu hal yang mendapat tempat dalam
sengketa tidak memihak pada suatu pihak atau golongan tertentu dalam
masyarakat. Umat manusia mempunyai beragam latar belakang sosial aupun latar
belakang kultur yang berbeda antara satu dengan yang lain hal ini meupakan
memihak pada suatu golongan. Prinsip ini juga dimaksudkan agar pengadilan
sebuah kasus diselesaikan secara adil atau tidak meihak pada salah satu pihak.
Terdapat dua garis besar pembagian hak asasi manusia yaitu Hak Negatif
dan Hak Positif. Pembagian hak-hak ini berhubungan dengan dengan ukuran
keterlibatan negara dalam pemenuhan hak asasi manusia. Pembagian ini tidak
negara, maka semakin terpenuhi pula hak-hak sipil dan politik. Sebaliknya, bila
negara terlalu banyak melakukan campur tangan, maka semakin terhambat pula
pemenuhan hak-hak sipil dan politik karena hak-hak yang berkaitan dengan sipil
dan politik adalah hak yang berkaitan dengan kebebasan. Karena sebagian besar
kandungan hak-hak sipil politik adalah hak-hak atas kebebasan (rights to liberty).
Hak yang terkandung dalam hak sipil dan politik ada dua puluh dua
hak. Pertama hak atas kehidupan, karena hidup seseorang harus dilindungi. Kedua
hak untuk tidak disiksa dan diperlakukan secara keji. Karena setiap orang berhak
Ketiga, hak untuk tidak diperbudak dan dipekerjakan secara paksa. Keempat, hak
atas kebebasan dan keselamatan pribadi. Kelima, hak setiap orang yang ditahan
untuk diperlakukan secara manusiawi. Keenam, hak setiap orang untuk tidak
sesorang dalam memenuhi suatu perjanjian kontrak, tidak boleh dipenjara. Hanya
boleh melalui hukum perdata hanya melalui penyitaan. Ketujuh, hak atas
kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal. Kedelapan hak setiap warga
asing.
Kesebelas, hak atas perlakuan yang sama didepan hukum. Keduabelas, hak atas
hak untuk menikah dan membentuk keluarga. Kedelapanbelas, hak anak atas
dalam politik. Keduapuluh, hak atas kedudukan dan perlindungan yang sama
Selain hak hak sipil dan politik di atas hak asasi manusia juga
mencakup hak dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini termasuk dalam
pembagan hak positif yang mengusahakan peran negara secara maksimal dalam
pemenuhannya. Adanya hak ini dalam HAM universal adalah buah dari
perdebatan blok sosialis eropa timur dengan blok liberal. Karena blok sosialis
menekankan manusia sebagai individu yang bebas. Namun, akhirnya usulan dari
economic, social and culture rights). Ada sepuluh hak yang diakui dalam kovenan
Kedua, hak atas pekerjaan. Ketiga, hak atas upah yang layak, kondisi kerja yang
aman dan sehat, peluang karir dan liburan. Keempat, hak berserikat dan mogok
kerja bagi buruh. Kelima, hak atas jaminan sosial. Keenam, hak atas perlindungan
keluarga termasuk ibu dan anak. Ketujuh, hak atas standar hidup yang layak,
lingkungan yang sehat. Kesembilan, hak atas pendidikan. Kesepuluh, hak untuk
sejarah awal Magna Charta sampai ke isi dari HAM internasional yang dibagi atas
dua pokok garis besar yaitu hak positif dan hak negatif. Kedua hak itu didasarkan
Pertanyaan adakah ham dalam Islam harus dirunut secara sejarah dialektika HAM
dalam Islam. Menurut Anas Urbaningrum hak asasi manusia atau lebih dikenal
manusia modern sebagai HAM, telah lebih dahulu diwacanakan oleh Islam sejak
empat belas abad silam. Hal ini memberi kepastian bahwa pandangan Islam yang
khas tentang HAM sebenarnya telah hadir sebelum deklarasi universal HAM PBB
pada 18 Shafar 1369 Hijriyah atau bertepatan dengan 10 Desember 1948 Masehi
tentang HAM dari perspektif Islam. Deklarasi yang juga dikenal sebagai
212
syariah (Azra).
HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu
(mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota
Madinah. Dalam Dokumen Madinah atau Piagam Madinah itu berisi antara lain
pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat
yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa
(Idris, 2004;102). Dari pengakuan terhadap semua pihak untuk bekerja sama
sebagai satu bangsa, didalam piagam itu terdapat pengakuan mengenai HAM bagi
masing-masing pihak yang bersepakat dalam piagam itu. Secara langsung dapat
kita lihat bahwa dalam piagam madinah itu HAM sudah mendapatkan pengkuan
oleh Islam
adanya perspektif Islam universal tentang HAM (huqul al-insan), yang dalam
banyak hal kompatibel dengan Deklarasi Universal HAM (DUHAM). Tetapi juga
harus diakui, terdapat upaya-upaya di kalangan sarjana Muslim dan negara Islam
interpretasi tertentu dalam Islam dan bahkan dengan lingkungan sosial dan
muncul, terutama jika dikaitkan dengan sejarah panjang penegakan agama Islam.
213
Menurut Syekh Syaukat Hussain yang diambil dari bukunya Anas Urbaningrum,
HAM dikategotrikan dalam dua klasifikasi. Pertama, HAM yang didasarkan oleh
Islam bagi seseorang sebagai manusia. Dan kedua, HAM yang diserahkan kepada
kompatibilitas antara HAM yang terkandung dalam Islam. Akan kita coba
membagi hak asasi manusia secara klasifikasi hak negatif dan hak positif. Dalam
hal ini hak negatif yang dimaksud adalah hak yang memberian kebebasan kepada
kebebasan kepada menusia dalam pemenuhannya. Bebrapa yang dapat kita ambil
sebagai contoh yaitu hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam
seluruh umat manusia. Hak ini terkandung dalam al-Quran, beberapa surat:
Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil, bahwa:
barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barang siapa yang memlihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keternagan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantar
amereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan di muka bumi.128
128
Departemen Agama RI. QS 5:44..
214
Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan
jika sesorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk
memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit
pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.
Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-
orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak
melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan
barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia
mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada
Allah-lah kembali(mu).
4. QS Al-Hujurat : 6
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang yang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak
129
Departemen Agama RI QS 6;164
215
Yang bisa kita lihat secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256 dan surat Al
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada yang thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara
yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka, dan
kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan
Hak atas persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat dalam
menciotakan dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS 4;1)
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah
lebih tau kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui
suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS 49;13)
Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam surat Ali
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar ;
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah
zhalim, secara tersirat dapat diambil dari surat An-Nisa ayat 148, surat Al Maidah
78-79, surat Al Araf ayat 165, Surat Ali Imran ayat 110 yang masing masing
berbunyi:
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang
kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Telah dilanati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa
Putera Maryam. Yang demikian itu. Disebabkan mereka durhaka dan selalu
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan yang munkar yang
mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
(QS 5;79)
Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami
timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab Beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara
218
mereka yang ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif dalam hak
ekonomi sosial dan Islam pun mengandung secara tersirat mengenai hak ini.
dalam surat Al Baqarah ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat Al Jumuah ayat
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dimuka bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
secara tersirat dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat Al
berbunyi:
219
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
kamu, niscaya Allah akan meninggikan orang orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
(apakah kamu hai orang yang musyrik) ataukah orang-orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
keimpulan berdasarkan beberapa analisis. Dari analisis diatas antara HAM yang
empat belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan
bahwa Islam tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM. Ini dibuktikan oleh
220
adanya Piagam Madinah (Mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi
madinah itu berisi antara lain pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok
di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri,
adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dalam dokumen itu dapat
secara tersirat. Dapat kita bagi menjadi sembilan bagian hak asasi manusia dalam
Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. surah Al-Maidah ayat 63.
Hak untuk mendapat pelindungan dari hukuman yang sewenag wenang yaitu
dalam surat Al Anam : 164 dan surat Fathir 18. Hak atas keamanan dan
kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa ayat 58 dan surat Al-Hujurat
ayat 6. Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati nurani
secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256 dan surat Al Ankabut ayat 46.
Hak atas persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat dalam surat An-
Nisa ayat 1 dan 135 dan Al Hujurat ayat13. Dalam hal kebebasan berserikat Islam
juga memberikan dalam surat Ali Imran ayat 104-105. Dalam memberikan suatu
protes terhadap pemerintahan yang zhalim dan bersifat tirani secara tersirat dapat
dilihat pada surat an-nisa ayat 148, surat al maidah 78-79, surat Al Araf ayat 165,
hak ekonomi sosial dan budaya Islam pun mengandung secara tersirat mengenai
221
hak ini. Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia secara tersirat terdapat
dalam surat Al Baqarah ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat Al Jumuah ayat
10. Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki pengaturan secara
tersirat dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat Al Mujadilah
sensitif dan kontroversial. Selama beberapa dekade, isu-isu hak azasi manusia
politik maupun hukum. Hal ini berdasar kepada kecenderungan munculnya isu-isu
hak azasi manusia bukan hanya dipengaruhi oleh anasir-anasir politik dan hukum
Human Rights pada 10 Desember 1948 hanya dimotori oleh sekelompok negara
pemenang perang setelah berakhirnya Perang Dunia II yaitu AS, Perancis dan
Inggris. Hal ini memperkuat pandangan bahwa isu-isu hak azasi manusia tidak
universalitas hak azasi manusia, tetapi juga terkait dengan latar belakang
suatu hal baru. Syariat Islam yang bersifat universal banyak menjelaskan prinsip-
prinsip dasar tentang persamaan hak azasi manusia dan kebebasan. Bahkan ketika
222
dari sudut normativitas vertikal menjadi lebih horizontal. Hal ini disebabkan
Tuhan yang diwujudkan dalam kegiatan ritual semata, akan tetapi mengajarkan
pula pedoman hidup untuk saling menghormati dan menghargai antar sesama
disangkal telah memunculkan corak penerimaan Islam lebih dari sekedar sistem
keyakinan terhadap Tuhan, tetapi juga merupakan suatu sistem hukum yang
universal. Norma-norma ideal dalam ajaran Islam lebih banyak difahami sebagai
kumpulan norma hukum yang sebagian atau seluruhnya berasal dari kehendak
Tuhan.
223
tidak hanya mengarahkan manusia untuk tunduk dan patuh kepada Tuhan dalam
membeda-bedakan apapun.
Hubungan antara Islam dan hak azasi manusia, terletak pada universalitas
ajaran Islam. Universalitas hak azasi manusia telah digaransi di dalam prinsip-
prinsip dasar hukum Islam yang berasal dari teks-teks suci maupun konstruksi
prinsip dasar yang bersifat umum tersebut sangat terbuka dengan perbedaan pada
tingkat implementasinya. Sebab hal ini sangat dipengaruhi oleh corak politik
sejak periode kenabian hingga periode modern, diduga telah bersentuhan dengan
dasar untuk menempatkan hukum Islam lebih dari sekedar bercorak lokal dan
berdiri sendiri, tetapi juga telah dibentuk dari hasil rekonstruksi pemikiran
Namun ironisnya, hal itu diklaim sebagai syariah itu sendiri. Dalam konteks
historis.130
Menurutnya, syariah semacam ini sangat menjunjung tinggi hak azasi manusia,
karena tidak membatasi keberlakuan hukum Islam hanya bagi orang Islam, tetapi
beberapa persoalan krusial mencakup konflik antara hukum Islam dan hak azasi
dengan hak azasi manusia dan sistem hukum lainnya di berbagai negara dunia. Ini
bisa kita telaah lebih jauh dalam sejumlah tulisannya tentang hukum Islam dan
kurangnya dapat difahami sebagai hak yang paling fundamental dan harus
dimiliki oleh setiap manusia menyangkut hak untuk hidup dalam beragama,
130
Abdullahi Ahmed An-Naim, Towards an Islamic Reformation: Civil Liberties, Human
Rights, and International Law (Syracuse: Syracuse University Press, 1996) hal. 3-4
225
keadilan di depan hukum.131Hak tersebut merupakan hak yang harus dimiliki oleh
setiap orang tanpa membeda-bedakan apa pun termasuk di dalamnya suku bangsa,
dalam sistem hukum suatu negara yang harus dituangkan dalam konstitusi negara,
dan keadilan. Atas dasar itu, jaminan bagi perlindungan hak azasi manusia
tengah-tengah masyarakat.
Perlindungan hak azasi manusia juga tidak hanya menjadi tradisi kolektif
Human Rights (UDHR) tahun 1948 sebagai konsensus internasional. Hal ini juga
telah menjadi bagian dari tradisi modern masyarakat dan negara-negara muslim
tahun 1967 di Cairo Mesir. Hal ini merupakan realitas sosial dan politik di
131
Abdullahi Ahmed An-Naim, Islam and Human Rights: Beyond The Universality
Debate (Washington: The American Society of International Law, 2000) hal. 95. Bandingkan
dengan David Littman, Universal Human Rights and Human Rights in Islam (New York: Journal
Midstream, 1999) p. 1.
226
menunjukan peta konflik antara syariah historis dan hak azasi manusia dalam
Elizabeth Mayer juga telah menemukan fakta-fakta krusial peta konflik antara
hukum Islam dan HAM dalam proses Islamisasi di negara republik Islam Pakistan
dan Iran.132 Hal yang paling serius menurutnya adalah menyangkut masalah
antara hukum Islam dan hak azasi manusia, sekurang-kurangnya dapat kita telaah
dari tiga sudut. Pertama, HAM dan Hukum Islam bisa dilihat sebagai sistem
hukum yang memiliki dasar pijakan yang berbeda; Kedua, Ada aspek-aspek
tertentu di dalam HAM dan Hukum Islam yang saling berseberangan; dan Ketiga,
Ada titik taut persentuhan dan pertemuan antara prinsip-prinsip dasar yang
proses politik dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). HAM tidak lahir
132
Ann Elizabeth Mayer, Islam and Human Rights: Traditions and Politics (Colorado: West
View Press, 1999) hal. 35.
227
dengan sendirinya, melainkan lahir dari proses evolusi sejarah serta kesadaran
HAM norma fundamental yang harus dianut oleh semua konstitusi negara
modern.
termasuk hak azasi manusia yang ditundukan kepada kehendak hukum Tuhan.
Sistem hukum ini bersumber kepada teks-teks suci (nash) dan jurisprudensi
(ijtihad). Sifat hukum ini bersifat kekal, namun cenderung relatif dan terbuka
murni dalam kajian filsafat hukum yang bermuara pada ajaran positivisme.
Menurut teori ini, eksistensi suatu hukum akan diakui keberlakuannya apabila
berlaku secara positif apabila telah diakui dan dimuat ke dalam konstitusi.
133
Stufentheory diperkenalkan oleh Carl Schmith dan Adolph Merkel. Keduanya pengikut
ajaran hukum murni Hans Kelsen. Teori ini banyak menjelaskan teori hukum tentang konstitusi.
Lihat dalam Lili M. Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat Hukum (Bandung: Alumni, 1985) hal. 43-44.
228
Berdasar kepada pandangan tersebut, antara HAM dan Hukum Islam memiliki
pola hubungan yang sama yakni merupakan produk hukum yang mengikat.
disebut oleh An-Naim lebih banyak terdapat dalam bidang hukum perdata dan
muslim bisa menikahi perempuan non-muslim. Hal ini juga termasuk dalam
perkara perbedaan hak waris antara laki-laki dan perempuan yang cenderung
qishash, hudud dan tazir bagi pelanggaran tindak pidana berat, dianggap tidak
relevan lagi diterapkan dalam konteks kemodernan, karena hal itu akan
hukum Islam dan hak azasi manusia, sesungguhnya tidak ada yang bertentangan
di antara keduanya. Kendati pun keduanya memiliki dasar pijakan yang berbeda,
tetapi terdapat titik taut persentuhan antara hukum Islam dan hak azasi manusia.
Dalam konteks inilah muncul pertanyaan apakah hukum Islam saat ini sudah
relevan dengan hak azasi manusia, dan apakah hukum Islam harus diubah sesuai
dengan hak azasi manusia atau sebaliknya hak azasi manusia harus disesuaikan
134
Didalam banyak peristiwa, fakta menunjukkan bahwa ketika umat Islam tertindas, mulai
dari lembaga-lembaga lokal yang mengklaim sebagai pembela HAM sampai lembaga
229
resiprositas dalam HAM yakni adanya prinsip saling menghargai hak dan
hukum Islam yang universal. Ia beralasan bahwa beberapa bagian penting dalam
hukum Islam saat ini bertentangan dengan hak azasi manusia dan hukum
internasional. Oleh karena itu, hukum Islam saat ini hanya bisa berlaku dan ditaati
dalam wilayah komunitas umat Islam, sebab beberapa materi hukum Islam
cenderung diskriminatif terutama dalam masalah gender dan agama serta hak sipil
agar relevan dengan standar-standar hak azasi manusia dalam UDHR 1948.
bandingkan dengan pendapat lainnya seperti Louay M. Syafi, Rifaat Hassan dan
gurunya Mahmoud Mohammad Taha yang terkenal radikal dalam menggagas ide
internasional diam seribu bahasa. Sebaliknya, teriakan mereka demikian lantang bila hal yang
sekalipun jauh lebih kecil menimpa umat lain. Lantas, perlukah umat Islam berharap kepada
slogan HAM yang digembar-gemborkan Barat? Bagaimanakah Islam mensikapi hal ini? HAM
Memang Bukan Untuk Umat Islam
Banyak peristiwa meyakinkan bahwa HAM bukanlah diperuntukkan bagi umat Islam. Kondisi
terakhir pemilihan presiden Turki, Kasus FIS yang diberangus atas nama demokrasi, embargo
ekonomi terhadap Irak, dan kasus Bosnia Herzegovina merupakan secuil contoh standar ganda
HAM. Demikian pula di dalam negeri, hal ini ditunjukkan dengan amat jelas dalam banyak
peristiwa seperti peristiwa Doulos, penyelidikan kasus Tanjung Priok, dan peristiwa Maluku. Jelas,
dilihat dari segi penerapannya, sesuatu termasuk HAM atau tidak tergantung kepada lembaga yang
berwenang memberikan penilaian. Dan secara umum, memang HAM bukan diperuntukkan bagi
umat Islam, melainkan bagi Barat imperialis dan para pengikutnya.
230
Islam dalam term umum syariah, tetapi lebih dibatasi oleh perspektif sejarah
pembaharuan hukum Islam juga lebih banyak dipengaruhi oleh tafsir historis
konstitusi Islam.
gunakan lebih banyak memuat prinsip-prinsip dasar positivistik. Hal ini bisa kita
keniscayaan bagi pembaharuan hukum Islam saat ini. Argumen yang ia gunakan
135
Ann Elizabeth Mayer, Islam and Human Rights: Traditions and Politics (Colorado: West
View Press, 1999) hal. 35.
231
perbedaan latar belakang sosial-budaya, agama dan politik hukum yang ada di
kalangan masyarakat muslim dan penganut agama lainnya. Inilah pilihan yang
paling sulit dilakukan, sebab kenyataan entitas hukum Islam dan hak azasi
Sebagai bagian akhir dari tulisan ini, saya ingin mempertegas kembali
bahwa pola hubungan antara hukum Islam dan hak azasi manusia bukanlah
sesuatu yang keluar dari keyakinan agama. Menolak hukum Islam sebagian tidak
sebagai hukum Tuhan, hukum Islam yang terkandung dalam makna integral
diterapkan secara utuh dan berkesinambungan. Akan tetapi, kita tidak bisa
menolak, eksistensi hukum Islam yang lahir dari produk sejarah ternyata telah
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa di rumah tangga dan di
ialah:
a. Psikologi hukum
Relevant? (1999).
kajian Psikologi Hukum, kita dapat memahami banyak maksim hukum yang
Lawyer:
To be effective, a law must have the support of the majority of people it impacts.
To get that support, a law must be enforceable, fairly applied, understood, and
consistent with societys value. (Agar dapat efektif, suatu hukum harus
itu, maka suatu hukum harus dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan fair,
men, as bad men make many laws. (Banyak hukum yang secara pasti telah
menghasilkan orang jahat, sama pastinya bahwa orang-orang jahat telah membuat
b. Ushul fiqih136
136
Fungsi dan Kegunaan Ushul Fiqh a. Sebagai alat, sarana dan metode untuk
mendapatkan hukum-hukum syara dari Alquran dan hadits baik dalam masalahaqidah, ibadah,
muamalah, uqubah (hukuman-hukuman)ma upun akhlak b.Memelihara agama dari penyimpangan
dan penyalahgunaan dalil. Dengan berpedoman kepada Ushul Fiqih, hukum yang dihasilkan
melalui ijtihad tetap diakui syara. c.Memberikan pengertian dasar tentang kaedah-kaedah dan
metodologi ulamamujtahid dalam menggali hukum d.Dengan mempelajari ilmu ushul fiqh dapat
diketahui qaidah-qaidah, prinsip-prinsip umum syariat Islam, cara memahami suatu dalil dan
233
Ruang Lingkup Hukum yang berkaitan dengan hukuman fisik, terhadap anak-
menyebabkan mereka dihukum. Pembahasan hukum dalam ilmu ushul fiqh ada
empat, yaitu :
b. Hukum, yaitu sesuatu yang keluar dari hakim yang menunjukkan atas kehendaknya
d. Mahkum Alaih, yaitu mukallaf sebagai pelaku perbuatan yang berkaitan dengan
hukum
1. Definisi hukum
Hukum Syara menurut istilah para ahli ilmu ushul fiqh adalah khithab syari
2. Macam-macam hukum
Ulama ushul fiqh memberi nama istilah terhadap hukum yang berkaitan dengan
perbuatan mukallaf dari segi tuntutan dan pilihan sebagai hukum taklifi dan
menyebut hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf dari segi penetapan
penerapannya dalam kehidupan manusia e.Mengetahui keunggulan dan kelemahan para mujtahid,
sejalan dengan dalil yang mereka gunakan. Dengan demikian, para peminat hukum Islam (yang
belum mampu berijtihad) dapat memilih pendapat mereka yang terkuat disertai alas an-alasan yang
tepat f.Dengan mempelajri ushul fiqh dapat diketahui persyaratan yang harus dimiliki seorang
mujtahid, sehingga orang-orang yang tidak memenuhi syarat, tidak patut dirujuk fatwanya
/pendapatnya.
234
a. Hukum Taklifi
Adalah sesuatu yang menuntut suatu pengerjaan dari mukallaf, atau menuntut
meninggalkannya.
b. Hukum Wadhi
Adalah sesuatu yang menuntut penetapan sesuatu sebagai sebab bagi sesuatu yang
Dari pengertian tersebut, bahwa perbedaan antara hukum taklifi dan hukum
dimaksudkan untuk menjelaskan sesuatu ini adalah sebab bagi musabbab atau
mukallaf. Adapun sesuatu yang ditetapkan sebagai sebab atau syarat atau
dan kadang kala ia merupakan hal yang berada di luar kekuasaan si mukallaf, di
1. Ijab (mewajibkan)
2. Nadb
mandub.
3. Tahrim
Apabila hukum taklifi tersebut menuntut untuk meninggalkan perbuatan dan jika
muharram.
4. Karahah
5. Ibahah
236
ibahah dan perbuatan yang disuruh untuk memilih antara melakukan dan
Dengan demikian, sesuatu yang dituntut untuk dikerjakan ada dua macam :
Wajib
Mandub
Sedangkan sesuatu yang dituntut untuk ditinggalkan dari mengerjakannya ada dua
macam, yaitu:
Muharram
Makruh
137
Di antara hukum wadhi ialah Mani' dan penjelasannya. Kerapkali syara' menetapkan
suatu keadaan atau suatu pekerjaan menjadi mani' (penghalang) atas sesuatu hukum atau atas
sebab sesuatu hukum. Mani' (penghalang hukum) ialah: "Suatu keadaan yang menghalangi
terlaksananya suatu perintah atau tidak dilaksanakannya suatu hukum yang sudah ditetapkan".
Seperti sifat kebapakan dalam hal qishash. Ayah itu menjadi sebab adanya anaknya, maka tidak
patut si anak dijadikan sebab bagi binasanya ayah. Yakni bila ayah membunuh anaknya, tidak
boleh kita menuntut qishash bagi ayah yang membunuh anaknya itu, karena ayah itu menjadi
sebab adanya anak, maka tidak boleh kematian anak itu menjadi sebab dibunuhnya ayah.
Adapun contoh mani' yang menghalangi sebab hukum, ialah tentang hutang. Apabila seseorang
mempunyai harta dan mempunyai hutang sebanyak hartanya, maka tidaklah wajib dia membayar
zakat harta tersebut. Dalam hal ini hutang menjadi mani' bagi sebab wajib zakat. Para ulama ushul
Hanafiyah membagi mani' ini menjadi lima macam, yaitu:
1. Mani' yang menghalangi sahnya sebab, umpamanya (yang klasik) menjual orang
merdeka. Tidak sah menjual orang merdeka, karena orang merdeka itu bukan harta,
bukan sesuatu (barang) yang boleh diperjualbelikan. Menjual itu menjadi sebab berpindah
milik, dan membeli itu menjadi sebab boleh menguasai dan mengambil manfaatnya.
2. Mani' yang menghalangi sempurnanya sebab terhadap orang yang tidak melakukan akad
dan menghalangi sebab bagi yang melakukan akad. Umpamanya si A menjual barang si
237
1. Sebab
Ialah sesuatu yang dijadikan oleh syari sebagai tanda atas musababnya dan
Macam-macam sebab :
Sebab terkadang menjadi sebab bagi hukum taklifi, seperti waktu yang dijadikan
menghilangkan kedua-duanya.
2. Syarat
B tanpa setahu si B. Maka penjualan itu tidak sah jika tidak dibenarkan oleh si B karena
ada mani', yaitu menjual bukan haknya.
3. Mani' yang menghalangi berlakunya hukum, umpamanya khiyar syarat oleh si penjual.
Khiyar itu menghalangi si pembeli melakukan kekuasaannya atas barang pembelian
dimaksud, si A menjual barangnya kepada si B (pembeli): "Barang ini saya jual
kepadamu tetapi dengan syarat saya dibolehkan berfikir selama tiga hari, jika dalam tiga
hari ini saya berubah pendirian maka jual beli ini tidak jadi". Syarat yang dibuat oleh si
penjual ini disebut khiyar syarat, selama belum lewat tiga hari, syarat itu menghalangi si
pembeli melakukan kehendaknya terhadap barang yang dibelinya.
4. Mani' yang menghalangi sempurnanya hukum, umpamanya dalam khiyar ru'yah. Khiyar
ini tidak menghalangi memiliki barang, hanya saja milik itu belum sempurna sebelum
melihat barang itu oleh si pembeli walaupun sudah diterima. Apabila seseorang menjual
barang kepada seseorang, sedang barang tidak tersedia di tempat jual beli, maka
penjualan itu dibolehkan dengan mengadakan khiyar ru'yah. Dalam hal ini setelah
pembeli melihat barang yang dibelinya boleh merusakkan pembelian dengan
mengurungkannya, tanpa meminta persetujuan penjual.
5. Mani' yang menghalangi kelaziman (kepastian) hukum, seperti khiyar aib. Si pembeli
boleh melakukan kekuasaannya terhadap barang yang dibelinya, sebelum dia periksa
barang itu baik atau ada cacatnya. Jika ia mendapatkan cacat pada barang yang dibelinya
itu ia berhak membatalkan pembelian, ia kembalikan barang itu kepada penjual melalui
perantaraan hakim atau atas kerelaan penjual. Tempo masa khiyar aib ialah tiga hari
lamanya.
238
sesuatu itu, dan dari ketiadaan sesuatu itu diperoleh ketetapan ketiadaan hukum
efeknya.
3. Mani
sebab. Atau dengan kata lain dalam istilah para ahli ilmu ushul fiqh adalah
sesuatu hal yang ditemukan bersama keberadaan sebab dan terpenuhinya syarat-
Rukhshah ialah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dari berbagai hukum untuk
kondisi khusus yang menghendaki keringanan ini. Atau rukhshah ialah sesuatu
yang disyariatkan karna suatu alasan yang memberatkan dalam berbagai keadaan
khusus, atau ia adalah pembolehan sesuatu yang terlarang dengan suatu dalil,
Adapun 'arimah ialah : Hukum-hukum umum yang disyariatkan sejak semula oleh
Allah, yang tidak tertentu pada satu keadaan saja bukan keadaan lainnya, bukan
b. Macam-macam Rukhshah
Pensahan sebagian akad yang bersifat pengecualian, yang tidak memenuhi beberapa
penghapusan berhagai hukum yang telah diangkat Allah dari kita, dan termasuk
Bahwasanya rukhshah tarfih, hukum azimah masih tetap bersamanya dan dalilnya
juga masih tetap, akan tetapi diberikan rukhshah untuk meninggalkannya sebagai
Adapun Rukhsha Isqath (pengguguran), maka hukum azimah tidak lagi tetap
secara syar'iyyah atas perbuatan itu. Jika sesuatu yang dilakukan oleh mukallaf
merupakan perhuatan yang wajib, seperti shalat, puasa, zakat, dan hajji;
maka kewajiban telah gugur darinya, tanggungannya dari kewajiban itu telah
akhirat.
yang bersifat syara'. Jika sesuatu yang dikerjakannya adalah wajib, maka ia tidak
gugur darinya dan tanggungannya tidak terbebas darinya. Dan jika ia merupakan
240
sebab syari, maka hukumnya tidak timbul darinya, dan jika ia adalah syarat,
maka yang disyaratkan tidak terwujud. Hal itu disebabkan bahwasanya Syari'
atau akad atau tasharruf (pengelolaan) itu ada kalanya : shahih yang
konsekuensinya timbul padanya, dan ada kalanya tidak shahih, yang konsekuensi
syara'nya tidak timbul padanya. Dan ini adalah pendapat jumhu ulama.
tiga, karena akad yang tidak shahih terbagi kepada dua, yaitu :
a. bathil.
b.fasid.
Jika kerusakan pada esensi akad, maksudnya pada salah satu rukunnya,
sebagaimana kerusakan itu terjadi pada shighat akad, atau pada kedua belah pihak
yang mengadakan akad, atau pada barang yang diakadkan, maka akad tersebut
batil, yang konsekuensi syara'nya tidak timbul padanya. Dan jika kerusakan
tersebut terjadi pada salah satu sifat akad, sebagaimana kerusakan itu terjadi pada
syarat yang berada di luar esensi akad dan rukun-rukunnya, maka akad tersebut
adalah fasid, dan sebagian dari konsekuensinya timbul pada akad itu
C. Al-Hakim
mukallaf adalah Allah SWT, baik hukumnya mengenai perbuatan mukallaf itu
241
telah diwahyukan kepada Rasul-Nya ataupun Dia memberi petunjuk kepada para
Artinya : Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, Dia menerangkan sebenarnya dan
D. Mahkum Alaih
Untuk syahnya pentaklifan mukallaf menurut syara disyaratkan dua syarat pada
mukallaf, yaitu:
dalam al-quran dan sunah, baik dengan sendirinya atau atau dengan perantaraan.
2. Mukallaf haruslah layak untuk dikenai taklif Ahliyyah, maknanya dalam bahasa
arab adalah kelayakan. Adapun ahliyyah menurut istilah ulama ushul fiqh terbagi
a. Ahliyyatul Wujub
138
Quran Surat Al-Anam ayat 57
242
memperoleh hak, akan tetapi tidak layak untuk dibebani kewajiban, ataupun
sebaliknya.
Ada kalanya ia mempunyai ahliyyatul wujub yang sempurna, apabila ia layak untuk
b. Ahliyyatul Ada
keadaan, yaitu :
Terkadang ia sama sekali tidak mempunyai ahliyyatul ada, atau sama sekali sepi
daripadanya. Inilah anak kecil pada masa kanak-kanaknya dan orang gila dalam
usia berapapun.
Ada kalanya ia adalah kurang ahliyyah adanya, yaitu orang yang telah pintar tapi
belum baligh. Ini berkenaan dengan anak kecil pada perioda tamyiz sebelum
baligh, dan berkenaan pula pada orang yang kurang waras otaknya adalah orang
Ada kalanya ia mempunyai ahliyyatul ada yang sempurna, yaitu orang yang telah
mencapai akil baligh. Ahliyyah ada yang sempurna terwujud dengan kebalighan
Ahliyyatul ada pada manusia tidaklah tetap pada saat masih berupa janin
sebelum ia lahir, tidak pula ketika ia kanak-kanak yang belum sampai umur tujuh
tahun, dan bahwasanya semenjak usia mumayyiz maka ia telah ketetapan ahliyyah
ada yang kurang. Oleh karena inilah maka sebagian tasyarufnya sah dan
243
sebagian lainnya tidak sah, serta sebagian lagi tergantung pada izin dan
ia memperoleh ketetapan ahliyyah ada yang sempurna. Hanya saja ahliyyah ini
Penghalang samawi, yang tidak ada usaha manusia dan ikhtiarnya padanya,
Penghalang kasbi, yaitu yang terjadi karena usaha dan ikhtiar manusia, seperti
mabuk,
hukum syariyyah, sedangkan sesuatu yang wajib atas orang gila adalah dalam
harus dibayarkan walinya untuknya, sementara sesuatu yang wajib atas orang
tidur dan orang yang pingsan adalah dalam kaitannya dengan ahliyyah wujub-nya,
tambahan; tidak usah libur atau kunjungan rumah dan teman-teman murid itu
sekolah, atau mendorong Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan memantau dan
anak mereka.
g. Tahanlah murid yang bersalah di sekolah untuk beberapa waktu dan beri tugas
akademik khusus.
a. Susun rencana pembinaan disiplin setiap awal tahun. Buat kontrak belajar.
Minta kesepakatan murid. Jangan ada yang ingkar, sebab, sukar memulainya dari
awal.
Layani dia secara pribadi. Jangan jadikan dia sebagai isu disiplin.
d. Pakailah humor yang sehat yang tidak menyinggung hati murid, dan tidak
e. Jangan putus asa. Jangan pikir bahwa murid gemar mengacau kelas.
h. Layani murid yang datang setiap saat dengan kasih sayang sejati.
i. Konsitenlah selalu. Tapi bijaksana. Murid ingin bahwa guru selalu sama setiap
hari.
j. Buatlah aturan atau ketentuan yang mudah dimengerti dan dijalankan oleh
murid.
oknum guru tersebut. Sebagai pendidik, seorang guru seharusnya dapat menjadi
contoh dan teladan yang baik bagi muridnya. Namun jika seorang guru
terjadi dilingkungan sekolah dan disaksikan oleh para murid yang lain maka hal
Setelah Islam berkembang dan meluas, dan bangsa Arab sudah bergaul
Arab. Hal ini, selain untuk menjaga orisinilitas bahasa itu sendiri sebagai bahasa
Al-Qur'an , juga untuk memelihara dari pengaruh bahasa lain, serta untuk lebih
negeri baru itu ada yang cara berpikirnya dipengaruhi oleh lingkungan dan
fatwa, bukan hanya antara satu negri dengan negri yang lain, bahkan antara satu
hukum, yang pada gilirannya dapat diperoleh pendapat yang benar dan setidak-
Dan peraturan-peraturan tersebut dikenal sebagai ilmu Ushul Fiqih. Ilmu ini
diperkenalkan pada abad ke tiga Hijriah secara sistematis oleh imam Syafi'i
dalam Islam. Dan berdasar nash pula para mujtahid mengambil 'illat/sebab yang
Adapun definisi Ushul Fiqih dari segi ketatabahasaan Arab, kata Ushul
Fiqih adalah 'tarkib idhofi'/kata majemuk , terdiri daru dua suku kata, ushul dan
Ushul adalah jamak dari akar kata 'ashl' yang menurut bahasa berarti 'sesuatu
yang dijadikan dasar bagi yang lain', sedang menurut istilah berarti 'dalil'. Sedang
kata Fiqih menurut bahasa berarti 'pemahaman yang mendalam tentang tujuan
suatu ucapan dan perbuatan, seperti diisyaratkan Allah dalam firman-Nya dalam
Kata yafqohuna bermakna 'memahami'. Demikian juga dalam hadis Nabi SAW
yang menyatakan " man yuridallahu bihi khoiran yufaqqihu fiddin"/barang siapa
yang dikendaki Allah sebagai orang yang baik, Allah akan memberikan
terperinci. Dari pengertian ini maka dapat diketahui, bahwa pembahasan ilmu
Fiqih adalah tentang hukum-hukum yang rinci pada setiap perbuatan manusia,
baik halal, haram, wajib, sunnat, makruh dan mubah beserta dalilnya masing-
masing.
yang menjelaskan metode, seperti diungkapkan Prof. Abu Zahrah dalam kitab
Hubungan ilmu Ushul Fiqih dengan Fiqih adalah seperti hubungan ilmu
memelihara akal, agar tidak terjadi kekacauan dalam berpikir. Selain itu, fungsi
Ushul Fiqih adalah membedakan antara istinbath yang benar dengan yang salah.
yang benar dengan susunan bahasa yang salah. Demikian pula dengan ilmu Ushul
Fiqih, merupakan kaedah yang memelihara fuqoha/ahli fiqih agar tidak terjadi
Ilmu ushul fiqh memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memahami
kandungan Al- quran dan hadits. Orang yang ingin memahami dalil-dalil syarih
(Al-quran & Sunnah) dan menetapkan hukum suatu kasus, mestilah mengetahui
secara baik qaidah-qaidah ushul fiqh. Imam Asy-Syatibi (w.790 H), mengatakan,
mempelajari ilmu ushul fiqh merupakan sesuatu yang dharuri (sangat penting dan
mutlak diperlukan), karena melalui ilmu inilah dapat diketahui kandungan dan
Islam yang meliputiaqidah, syariah dan akhlak. Teks-teks Al-quran dan hadits
ilmu khusus, yakni ilmu ushul fiqh. Tanpa ilmu ushul fiqh, kandungan hukum dan
249
Artinya, tanpa ilmu ushul fiqh, maka ayat-ayat Al-quran dan teks-teks hadits tidak
pengertian ilmu Ushul Fiqih, maka yang menjadi obyek pembahasan ilmu Ushul
Fiqih meliputi:
atau syarat masing-masing dari ragam dalil itu, kekuatan dan tingkatan-
tingkatannya.
(2). Pembahasan tentang hukum, yaitu pembahasan secara umum, tidak dibahas
secara rinci bagi setiap perbuatan. Pembahasan tentang hukum ini meliputi
macam-macam hukum dan syarat-syaratnya. Dan dalam hal ini dibagi kepada:
a). Yang menetapkan hukum/al hakim ( yaitu Allah SWT). "Inna al hukmu
b). Obyek hukum atau perbuatan yang dihukumkan/mahkum fih, yaitu perbuatan-
bermacam isi dan maksud yang terkandung dalam firman Allah dan sabda Nabi
Muhammad SAW.
c). Subyek hukum atau yang menanggung hukumnya/mahkum 'alaih, yaitu orang
250
kepada orang mukallaf yang dapat mengerjakan shalat, bukan ditujukan kepada
(3). Pembahasan tentang kaedah (= teori yang diambil dari atau menghimpun
mujtahid), yaitu yang digunakan sebagai jalan untuk memperoleh hukum dari
dalam mengamalkannya.
(4). Pembahasan tentang ijtihad, yaitu pembicaraan tentang berbagai hal, syarat-
syarat bagi orang yang boleh melakukan ijtihad, tingkatan-tingkatan orang dilihat
Hukum Syara'
Salah satu Ushul Fiqih meninjau hukum syara' dari segi metodologi dan sumber-
sumbernya, sementara ilmu Fiqih meninjau dari segi hasil penggalian hukum
syara', yaitu ketetapan Allah SWT yang berhubungan dengan perbuatan orang-
mukallaf; seperti hukum haram, wajib, sunnat (sunnah), makruh, mubah, sah,
terhadap pemilikan harta pusaka dari orang yang mati. Bisa juga hubungan antara
dua hal, yang satu menjadi syarat bagi terwujudnya yang lain, mengambil wudhu'
misalnya adalah syarat untuk mengerjakan shalat atau syarat adanya saksi bagi
dibagi menjadi dua hal, yaitu 1) yang berupa iqtidha' dan takhyir disebut hukum
taklifi. 2). Hukum yang menghubungkan antara dua hal (sebab-akibat) disebut
hukum wadh'i.
sesuatu yang dapat menyampaikan dengan pandangan yang benar dan tepat
kepada hukum syara'i yang 'amali (al mursyidu ila al mathlub). Artinya, dalil
yang syar'i dengan cara yang tepat dan benar baik secara qoth'i/pasti maupun
'amali 'ala sabili al qath'i awi al dzhonni. Karenanya, sepakat para ulama bahwa
adalah: 1). Al-Qur'an, 2). as Sunnah, 3). Ijma', 4). Fatwa Sahabat 5). Qiyas. Dan
1. Al-Qur'an adalah kitab yang merupakan kumpulan firman Allah SWT yang
mutawatir dan dengan bahasa Arab. Ke Araban Quran merupakan bagian dari Al-
Qur'an. Karena itu terjemahannya tidak dinamakan Quran. Jika kita shalat dengan
la roiba fihi hudal lil muttaqiin. Q.S.2.A.2, maka Al-Qur'an merupakan sumber
utama dalam pembinaan Hukum Islam. Akan tetapi dalam kajian Ushul Fiqih,
untuk dapat memahami nash, apakah pengertian yang ditunjukkan oleh unsur-
unsur lafadznya itu jelas, pasti atau tidak. Para ulama ushul menggunakan
digagas oleh Abul Ala Al-Maududi (lahir 1903), ulama Pakistan yang
akomodasi ide theokrasi dengan ide demokrasi. Namun, ini tak berarti al-Maududi
menerima secara mutlak konsep theokrasi dan demokrasi ala Barat. Al-Maududi
dengan tegas menolak teori kedaulatan rakyat (inti demokrasi), berdasarkan dua
Tuhan sajalah yang berhak menjadi pembuat hukum (law giver). Manusia tidak
253
hanya dilakukan setiap empat atau lima tahun sekali saat Pemilu. Sedang kendali
yakni dalam arti, bahwa kekuasaan (Khilafah) ada di tangan setiap individu kaum
mukminin. Khilafah tidak dikhususkan bagi kelompok atau kelas tertentu. Inilah,
Maududi, 1988:67).
sebenarnya juga ditolak oleh Al-Maududi. Terutama theokrasi model Eropa pada
hukum sendiri atas nama Tuhan (Amien Rais, 1988:22). Meskipun demikian, ada
rakyat mengakui kedaulatan tertingggi ada di tangan Allah, dan kemudian, dengan
memberikan kekuasaan kepada rakyat, akan tetapi kekuasaan itu dibatasi oleh
suzerainty of God (Amien Rais, 1988:23-24). Dalam bukunya yang lain, yaitu
(Asshidiqie, 1995:17).
dengan Islam, seperti theokrasi dan demokrasi, lalu diberi makna baru atau
ala Barat yang sekuler. Benar pula bahwa dia pun lalu memberikan muatan makna
baru yang Islami seraya menolak muatan makna yang sekuler. Namun dia sendiri
suatu istilah asing seperti yang dia lakukan. Inilah kiranya satu celah kelemahan
konsep theo-demokrasi.
makna yang bertentangan dengan Islam, istilah itu tidak boleh digunakan.
255
tersebut boleh digunakan (An-Nabhani, 2001: 85-86). Dalam hal ini, Islam telah
bertolak belakang antara pengertian yang Islami dan yang tidak Islami. Allah
SWT berfirman :
kala para shahabat menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudi pun
yang mereka katakan adalah Ruuunah yang artinya kebodohan yang sangat.
Raaina dengan Unzhurna yang sama artinya dengan Raaina. Oleh Ihsan
Al-Muashir (1991), ayat ini dijadikan dalil untuk menolak penggunaan istilah
berupa makna Islami atau makna yang tidak Islami. Karena itu, penggunaan
1996:10-11).
256
karena kata theo mewakili konsep kedaulatan Tuhan (theokrasi), sedang kata
ini wajar terjadi, karena dalam pemikiran politik Barat yang dominan di seluruh
dunia, kedua hal tersebut memang berasal dari satu sumber yang sama, yaitu
rakyat. Sebab rakyat menurut Barat adalah sumber legislasi (source of legislation)
sulthan, power) berkaitan dengan siapa yang berwenang menerapkan hukum itu
syari), bukan di tangan rakyat. Rakyat tidak berhak membuat hukum, sebab yang
menjadi Pembuat Hukum (Al-Musyarri, Law Maker) hanyalah Allah SWT (lihat
umat (as-sulthan li al-ummah), sebab umatlah yang berhak membaiat siapa saja
ang tegas antara konsep kedaulatan dan kekuasaan ini, seperti dirumuskan oleh
An-Nabhani, kerancuan berpikir tidak akan terjadi. Ini tentu berbeda dengan
pemahaman.
Kedaulatan Tuhan
Dalam hal ini perlu kiranya dicermati, bahwa An-Nabhani mengusulkan konsep
mengenai maknanya, yakni bahwa yang berhak membuat hukum hanya Allah
semata dan manusia tidak berhak membuat hukum. Namun di sini terlihat dengan
kesalahpahaman.
kedaulatan Tuhan tak dapat dilepaskan dari konsep theokrasi yang berkembang
di Barat pada Abad Pertengahan (abad ke-5 s/d ke-15 M). Menurut The Concise
atau negara yang diperintah oleh Tuhan, baik secara langsung maupun melalui
258
kepada raja atau Paus (Amiruddin, 2000:103-104). Oleh karena mewakili Tuhan,
maka segala perilaku raja atau Paus selalu terjaga dari kesalahan atau suci
Tuhan-- merupakan negara yang dipimpin oleh gerejawan atau raja yang
menganggap segala perilaku mereka terjaga dari kesalahan dan suci. Maka dari
itu, apa yang mereka halalkan di bumi, tentu halal pula di langit. Apa yang
mereka haramkan di dunia, tentu diharamkan pula di langit (lihat Dr. Yusuf
Qardhawy, Fiqih Daulah, hal. 81). Bahkan menurut Imam Khomeini, tokoh kaum
Syiah yang sangat terpengaruh dengan konsep theokrasi Eropa, kesucian para
pemimpin/penguasa, berada pada martabat yang sangat tinggi yang bahkan tak
bisa dijangkau oleh para nabi maupun malaikat muqarrabin (lihat Al-Imam Al-
Dari uraian sekilas ini, nampak teori kedaulatan Tuhan sungguh tak
Setidaknya ada tiga poin krusial yang menunjukkan kontradiksi teori kedaulatan
penguasa adalah wakil Tuhan di muka bumi. Sedang dalam Islam, seorang
khalifah dalam negara Khilafah adalah wakil umat -bukan wakil Tuhan-- dalam
Sedang dalam Islam seorang khalifah bukan orang mashum. Bisa saja dia berbuat
259
dosa dan kesalahan. Karena itulah, amar maruf nahi munkar disyariatkan (An-
sendirinya, tanpa suatu acuan dan pedoman yang jelas dari wahyu Tuhan. Sedang
yang sahih dengan acuan dan pedoman yang jelas, yaitu Kitabullah dan Sunnah
antara kedaulatan Tuhan dengan Islam inilah yang kemungkinan membuat An-
Kerajaan. Tapi konsep ini tidak bisa membedakan secara jelas perbedaan sistem
republik atau republik Islam-- dengan sistem Khilafah. Ini tentunya wajar karena
dan ide demokrasi, sebagai dasar sistem republik. Jika ini yang terjadi, maka
waktu lebih lama, karena bisa jadi para aktivisnya terkecoh dengan jalan
perjuangan kooperatif melalui perbaikan sistem republik yang ada. Apalagi kalau
260
Islam Pakistan.
dikedepankan dalam upaya menuju kebangkitan umat. Sebab umat Islam tidak
atau kurang jelas sudah selayaknya dikesampingkan, untuk menuju konsep yang
lebih jernih dan cemerlang. Bukankah Nabi SAW telah bersabda : Tinggalkan
apa yang meragukanmu (untuk) menuju apa yang tidak meragukanmu. (HR.
lelaki harus waspada bila mengenakan kalung dan menguncir rambut mereka di Iran.
Pasalnya, pemerintah Iran mulai menerapkan peraturan yang ketat terhadap gaya
Dilansir dari laman The Guardian, Selasa, 14 Juni 2011, pemerintah Iran melarang segala
macam gaya berpakaian model Barat. Termasuk di antaranya adalah perhiasan dan gaya
rambut yang dinilai glamor. Gaya rambut pria yang tidak diperbolehkan adalah kuncir
poni, mullet dan mohawk. Pria diperbolehkan untuk mengenakan pakaian pendek, tapi
Bagi wanita peraturan lebih ketat lagi. Mereka dilarang mengenakan jilbab
pendek, gamis ketat, dan baju pendek yang dapat memperlihatkan kulit mereka. Pakaian
yang mereka kenakan harus menutup ujung rambut sampai ujung kaki, walaupun cuaca
Untuk menegakkan peraturan ini, pemerintah Iran telah menurunkan 70.000 polisi moral
untuk menindak para pemakai baju yang tidak pantas. Selain denda, para pembangkang
"Penegakan moral adalah berkat permintaan dari negara dan akan terus dilakukan sampai
rakyat paham betul dan sadar," ujar Ahmadreza Radan, juru bicara kepolisian Iran.
pencemaran moral pemuda oleh budaya Barat. Sebelumnya, pemerintah Iran telah
Binatang ini dianggap kotor dan melambangkan adat Barat. Bagi mereka yang
Hak keamanan dari penindasan keagamaan. Banyak sekali ayat al-Qur'an yang
Hak untuk tidak menerima tindakan apapun tanpa ada kejahatan yang
j) Hak memperoleh perlakuan yang sama dari negara dan tidak melebihkan
Implementasi HAM dalam Islam. Ajaran Islam tentang HAM di atas telah
"Dari Urwah, dari 'Aisyah yang mengatakan bahwa Usamah suatu saat
"
"
Dalam peristiwa perang badar, Nabi memilih suatu tempat khusus yang
dianggap pantas untuk menyerang musuh. Salah seorang sahabatnya, Hubab bin
khusus itukarena berasal dari wahyu Tuhan. Nabi menjawab tidak. Dengan
ucapan itu Hubab binMandhar lantas mengajukan suatu tempat alternatif untuk
263
"
"Dari Muhammad Sang Nabi kepada Abu Harist, uskup Najran, pendeta-
budak mereka;semunya akan berada dibawah lindungan Allah dan nabinya; tidak
ada uskup yangdiberhentikan dari keuskupannya, tidak ada rahib yang yang akan
diberhentikan dari biaranya dan tidak ada pendeta yang akan diberhentikan dari
posnya, dan tidak akanterjadi perubahan dalam hak-hak yang mereka telah
4.Pesan Khalifah Abu Bakar ketika mengirim ekspedisi pertama ke negri Syam:
"Hendaklah kamu bersikap adil. Jangan patahkan keyakinan yang telah kamu
dengan orang-
orang yang telah mengundurkan diri ke dalam biara-biara, maka biarkan mereka
"
264
Kitab an-Nabi)yang oleh beberapa ahli hukum tata Negara dianggap sebagai
muslimin, yang terdiri dari dua bagian,yakni Muhajirin dan Anshar, kelompok
hukum. Dalam arti kaum muslimin tunduk kepada hukum Islam,sementara kaum
Yahudi tunduk kepada hukum Taurat dan penganut paganisme tunduk kepada
dijamin dalam piagam, demikian pulahak untuk ikut serta dalam pembelaan
semua orang.
hak asasimanusia, sejak terjadinya peristiwa yang disebut sebagai serangan kaum
World Trade Center di New York pada tanggal 11 September 2001. Kita
pemeluk agama apa saja di muka bumi ini. Namun akses negatif terhadap perang
lain.Akibatnya, tidak jarang hak asasi manusia mereka abaikan, bahkan dilanggar
secara sewenang-
o phobia kini seakan-akan muncul lagi dalam percaturan politik antar bangsa.
Fenomena ini sangat ironis terjadi ditengah abad yang justru di awal kelahirannya
Bagi kita Muslimin Indonesia, adalah tugas dan kewajiban kita untuk
menunjukkankepada dunia, bahwa Islam adalah cinta damai dan agama yang
"
khairah ummah
) yang kami tonjolkan kepada semua umat manusia karena kalianselalu mengajak
Allah (Q.S Ali Imran : 110). Perjuangan kerah itu memang tidak mudah, panjang
dan berliku-liku. Namun kaum Muslimin tetap tidak boleh putus asa menghadapi
267
segala kenyataan.Di awal tahun baru ini, masih ada secerca harapan untuk
Hak-hak asasi manusia memperoleh landasan dalam Islam melalui ajarannya yang
Muslim awal, sehingga menempatkan dunia Islam beberapa abad di depan barat.
A p a i t u T a u j i h ?
Membimbing anggota dan menolongnya untuk mengerahkan jerih payah mereka dalam rangka merealisasikan tujuan-tujuan yang diharapkan. Dengan bahasa lain: nasihat yang berdiri atas qanaah, bimbingan dan motivasi kepada anggota untuk beramal secara wajar dan dengan hati lega pada arah tertentu, atau untuk meninggalkan suatu amal pada arah tertentu pula
U r g e n s i T a u j i h
2. M e n j a u h k a n a n g g o t a d a r i k e s a l a h a n t e r u s m e n e r u s d a n k e b i a s a a n s a l a h
3. Menjauhkan organisasi dari banyak problem yang membuang-buang waktu dan tenaga
4. Memberi andil dalam mentarbiyah para pemimpin dan orang-orang yang memiliki kafa-ah
5. Menjauhkan anggota dari berbagai problem psikis atau organisasi yang dapat menyebabkan penggembosan atau berhenti dari beramal
268
A d a b - A d a b T a u j i h
1. Hendaklah sang murabbi menjadi qudwah dalam taujih yang diberikannya kepada orang lain
2. Taujih hendaklah didahului oleh cinta timbal balik (antara murabbi dan mutarabbi)
3. L e m b u t k e p a d a y a n g d i b e r i t a u j i h
4. Nasihat hendaklah diberikan dengan bahasa tidak langsung, semisal Ada kasus , sedangkan keadaan-keadaan khusus di-ilaj secara tersendiri
5. Tawadhu dan bukannya dengan gaya: Eh, dengerin apa yang gue omongin nih
6. S a b a r
7. J e l a s
8. S i m p e l
9. B e r l a p a n g d a d a u n t u k m e m p e r d e n g a r k a n
10. M e m p e r g u n a k a n k o s a k a t a : k i t a s e b a g a i p e n g g a n t i k a m u
11. T i d a k t e r b u r u - b u r u m e n y u g u h k a n s o l u s i s a a t m e m b e r i n a s i h a t
13. R a b b a n i d a l a m a r t i t i d a k a d a j a t a h ( b a g i a n ) p r i b a d i d a l a m t a u j i h
14. M e m p e r h a t i k a n d a n m e n e k u n i m a t e r i t a u j i h
15. M e n c a r i k a n a l a s a n
Dari Umar bin Abi Salamah, ia berkata: Dahulu saya adalah anak kecil asuhan Rasulul ah SAW, dan jika makan, tanganku nggerayang ke mana saja dari piring makanan, maka beliau SAW bersabda kepadaku: Hai sayang! Bacalah bismil ah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah dari yang terdekat denganmu
P e l a j a r a n
1. Kemestian adanya kesatuan psikologis antara guru dan murid. Dalam hal ini Rasulullah SAW makan bersamanya
2. Memilih waktu yang tepat untuk meng-ilaj kesalahan. Dalam hal ini Rasulullah SAW memberikan taujih saat Umar mengulangi kesalahannya.
269
3. M e m a n g g i l d e n g a n n a m a ya n g p a l i n g d i c i n t a i . P a n g g i l a n : H a i s a ya n g !
4. Mempergunakan urutan tematik dalam meng-ilaj kesalahan. Dalam hal ini Rasulul ah SAW tidak hanya meng-ilaj tangan Umar bin Abi Salaman yang ng erayang ke mana-mana itu saja, akan tetapi, beliau SAW melakukan pelurusan secara mendasar, yaitu sa t Umar bin Abi Salamah duduk untuk makan: Hai sayang! Bacalah bismil ah, oleh karena itu, berbagai problem hendaklah di-ilaj dari dasarnya dan dengan berangsur-angsur
5. Mengaitkan seseorang dengan Allah SWT. Dalam hal ini Rasulullah SAW mengaitkan Umar dengan Penciptanya saat memulai makan dengan ucapan bismillah
K a i d a h - K a i d a h T a u j i h
1. Pada asalnya interaksi dengan orang yang salah itu menggunakan cara merangkul dan bukan membuang, sebab kita ingin membangun dan bukan menghancurkan
2. Pada asalnya interaksi dengan orang yang salah itu dengan memberikan ilat, bukan melukai
3. J a n g a n l u p a k a n k e b a i k a n m a s a l a l u d a n p e r j u a n g a n n y a
4. H u s n u z h a n t e r h a d a p k e m a m p u a n o r a n g y a n g k i t a b e r i t a u j i h
5. Jangan perlakukan siapa pun sebagai orang yang salah selamanya: kamu ini selalu salah, Jangan datang ke tempat acara lagi, Jangan datang tepat waktu sejak aku mengenalmu.
6. K r e a t i f d a l a m m e m p e r g u n a k a n s a r a n a
7. M u r a b b i m e n g a k u s a l a h s a a t t e r j a d i d a n j a n g a n m e n d e b a t
1. M e m p e r m a l u k a n y a n g d a t a n g t e r l a m b a t s a a t i a m e m a s u k i r u a n g a n
3. M e m b o m b a r d i r y a n g s a l a h t a n p a m e n d e n g a r k a n a l a s a n n y a
4. S e l a l u m e n g e d e p a n k a n c a r a p e m e c a t a n d a n k e t e g a s a n
5. M u r a b b i m e n d o m i n a s i p e r b i n c a n g a n
6. M e m p e r g u n a k a n c a r a - c a r a i n t e r r o g a t o r
1. I q a b t i d a k d i p e r g u n a k a n k e c u a l i s a a t k e s a l a h a n b e r u l a n g
2. Janganlah seseorang merasa bahwa murabbi membalas dendam kepadanya, namun, mutarabbi merasa dibimbing
270
3. T a z i r ( h u k u m a n ) h e n d a k l a h s e s u a i d e n g a n u k u r a n k e s a l a h a n
4. Tazir at as kesal ahan hendakl ah berupa sesuat u yang mungki n dilaks anaka n
5. W a j i b a d a u p a y a p e l u r u s a n t e r h a d a p k e s a l a h a n s e b e l u m t a z i r
6. Menghindari cara m engancam akan m em berikan t azir yang sulit terl aks an a
7. T i d a k a d a s y u r a d a l a m t a z i r
8. A n t a r a s a t u o r a n g d e n g a n y a n g l a i n n y a a d a p e r b e d a a n d a l a m t a z i r
9. T i d a k t e r b u ru - b u r u d a l am m e n u r u n k an h u k u m a n
10. M e l u p a k a n k e s a l a h a n - k e s a l a h a n t e r d a h u l u
11. S e t e l a h d i - i q a b , j a n g a n l a h s e s e o r a n g d i i n g a t k a n k e p a d a k e s a l a h a n n y a
12. T a z i r t i d a k m e n g i k u t i h a w a n a f s u , a k a n t e t a p i m e n g i k u t i m a s l a h a t
13. Menghindari tazir saat marah, dan jangan cemberut di hadapan seseorang yang di -tazir
14. Menjelaskan posisi secara utuh setelah penjatuhan iqab supaya rasa cinta tidak sirna
15. T i d a k m e n u n d a t a z i r
16. H e n d a k l a h t a z i r t i d a k t e r l a l u k e r a s
17. Janganlah seorang guru menghukum seseorang di hadapan orang-orang yang di bawah level terhukum, kecuali darurat
18. Jika hukuman dilakukan di depan publik, demikian pula dengan pemberi an ganjaran
B e n t u k T a z i r
1. P a n d a n g a n k e m a r a h a n
2. L u p a ( t i d a k p e r h a t i a n ) d e n g a n s e n g a j a
3. I s y a r a t
4. M e n i n g g a l k a n k e b i a s a a n m e s r a y a n g s u d a h d i k e n a l
5. M e n y i n d i r
6. B e r b i c a r a t e r u s t e r a n g
271
7. D e n d a ( m a t e r i )
8. B e r j a l a n d a l a m j a r a k t e r t e n t u
perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan
1.Hukuman remedial
untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan
prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan
Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar,
Menurut mereka, jika kita mengatakan Kamu salah pada siswa, maka hal
tersebut akan merasa dihukum membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka
dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Setiap siswa
Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu
sebagai landasan, sebagai tolok ukur, dalam melihat Islam, dalam memahami Al-
Quran dan Sunnah. Sebab, HAM itu sesuai dengan Islam. Bahkan, tulis buku ini:
manusia dari seluruh bentuk penistaan, penindasan, dan pelanggaran atas HAM.
dan seimbang.
dan Sunnah itulah, maka buku ini berupaya mengajak manusia agar mendukung
dan menerapkan isi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). Ditulis
Deklarasi ini berisi 30 pasal yang dirancang untuk mencapai standar bersama
tentang hak dan kebebasan bagi semua orang dan bangsa. Secara individu maupun
hak kebebasan tersebut. Tentu saja ini bisa disebarluaskan dan ditanamkan
273
Upaya untuk meletakkan HAM di atas Al-Quran139 dan Sunnah, akan selalu
ditolak oleh umat Islam. Umat Islam lazimnya melihat HAM, demokrasi,
kesetaraan gender, dan berbagai paham atau gagasan baru dengan kacamata Al-
Quran dan Sunnah. Kaum sekuler, akan berpikir sebaliknya. Mereka melihat Al-
Quran dan Sunnah dengan kacamata HAM. Padahal, jika dicermati, konsep
HAM itu sendiri masih merupakan konsep yang bermasalah. Ada yang bisa
The family is the foundation of society, and marriege is the basis of its
formation. Men and women have the right to marriege, and no restrictions
stemming from race, colour or nationality shall prevent them from enjoying this
139
Karena itulah, pada tahun 1990, negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi
Konferensi Islam (OKI) menghasilkan Deklarasi Kairo (The Cairo Declaration on Human
Rights in Islam), sebagai tandingan dari DUHAM yang dikeluarkan di San Francisco pada 24
Oktober 1948. Pasal 25 Deklarasi Kairo menegaskan: The Islamic Syariah is the only source of
reference for the explanation or clarification of any of the articles of this Declaration. (Syariat
Islam adalah satu-satunya penjelasan atau klarifikasi dari semua artikel dalam Deklarasi Kairo ini).
Jadi, dalam Deklarasi Kairo, negara-negara Islam telah sepakat untuk meletakkan syariat Islam di
atas HAM. Bukan sebaliknya: meletakkan Islam di bawah HAM. Karena itulah, ada sejumlah
pasal Deklarasi Kairo yang merupakan koreksi terhadap DUHAM. Sebagai contoh, dalam konsep
perkawinan. DUHAM pasal 16 menyatakan: Men and women of full age, without any limitation
due to race, nationality or religion, have the right to marry and to found a family. They are
entitled to equal rights as to marriage, during marriage and at its dissolution. (Laki-laki dan
wanita yang telah dewasa, tanpa dibatasi faktor ras, kebangsaan atau agama, memiliki hak untuk
menikah dan membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama terhadap pernikahan,
selama pernikahan, dan saat perceraian).
274
pembentukannya. Laki-laki dan wanita memiliki hak untuk menikah dan tidak
boleh ada pembatasan dalam soal ras, warna kulit, dan kebangsaan yang
Dari sini dapat dipahami bahwa negara-negara Islam telah sepakat untuk
memang ajaran Islam mengatur masalah perkawinan dengan jelas dan tegas.
kaum Muslim, faktor agama adalah soal mendasar dalam membangun tali ikatan
kasih sayang. Tidaklah mungkin dua manusia yang berbeda iman akan dapat
Kamu tidak akan jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
tinggi dari pada agama. Bagi mereka, agama disamakan dengan faktor ras dan
perkawinan. Jika dua insan sudah saling mencintai, maka faktor apa pun
termasuk agama dan jenis kelamin tidak boleh menghalangi mereka untuk
Tapi, tidak!, kata umat Islam. Deklarasi Kairo menolak rumusan hak
140
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya. QS al-Mujadilah:22
275
perkawinan ala DUHAM itu. Bagi kaum sekular, agama harus tunduk kepada
HAM. Bagi kaum Muslim, HAM harus tunduk kepada ajaran Islam. Karena
itulah, bagi seorang Muslim, tidak ada pilihan lain kecuali melihat segala sesuatu
Islam. Prinsip Islam itu akan berbeda dengan orang sekuler yang menjadikan
pasal 2 DUHAM bahwa setiap orang mempunyai hak dan kebebasan tanpa
perbedaan apa pun, seperti perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
termasuk agama.
Maka, dunia Islam tentu saja menolak prinsip seperti itu. Disamping soal
Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion; this right
includes freedom to change his religion or belief, and freedom, either alone or in
community with others and in public or private, to manifest his religion or belief
untuk bebas berpikir, berkeyakinan, dan beragama; hak ini mencakup hak untuk
berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan baik sendiri atau di tengah
masyarakat, baik di tempat umum atau tersendiri untuk menyatakan agama atau
mengamalkannya).
Jadi, DUHAM menjamin hak untuk pindah agama (hak untuk murtad). Sebagian
276
Komnas HAM dan menuntut pembubaran MUI, karena MUI telah mengeluarkan
fatwa sesat atas Ahmadiyah, agama Salamullah, dan sebagainya. Bagi mereka,
atau tercemar). Islam melarang adanya paksaan dalam bentuk apa pun untuk
memandang penting soal pergantian agama. Mau Islam, Kristen, atheis, atau apa
pun, tidak dianggap penting. Bagi kaum sekuler, yang penting iman kepada HAM
dan tidak melanggar kebebasan. Mereka juga tidak peduli, apakah suatu aliran
keagamaan menyimpang atau melecehkan suatu agama atau tidak. Yang penting
bebas beragama apa pun, aliran apa pun. Padahal, dalam Islam, soal murtad
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dan dia
dalam keadaan kafir, maka hapuslah amal perbutannya di dunia dan akhirat, dan
277
mereka itu penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya. (QS al-Baqarah:
217).
khusus tentang DUHAM, dalam satu makalah berjudul, Perbandingan antara Hak-
Hak Azasi Manusia Deklarasi PBB dan Islam. Terhadap pasal 18 DUHAM,
Hamka memberikan kritik yang sangat tajam. Mengutip QS al-Baqarah ayat 217,
Hamka menyatakan:
Kalau ada orang-orang yang mengaku Islam menerima hak pindah agama ini
demikian Islamnya sudah diragukan. Bagi umat Islam sendiri, kalau mereka
(kemasan) Hak-hak Azasi Manusia ini lolos, berhentilah jadi muslim dan
yang telah disinyalemen oleh ayat 217 Surat al-Baqarah itu; bahwa mereka akan
selalu memerangi kamu, kalau mereka sanggup, selama kamu belum juga murtad
pernikahan, Hamka juga menolak dengan keras. Dalam soal pernikahan, harus
Tegasnya di sini bahwa Muslim yang sejati, yang dikendalikan oleh imannya,
kalau hendak mendirikan rumah tangga hendaklah dijaga kesucian budi dan
278
kesucian kepercayaan. Orang pezina jodohnya hanya pezina pula, orang musyrik,
yaitu orang yang mempersekutukan yang lain dengan Tuhan Allah, jodohnya
tapi masih ditinjau kembali; dikaji dengan cermat oleh para ulama yang benar-
hal yang mendesak bagi umat Islam. Ini jelas agenda Barat. Padahal, negara-
negara Barat itulah yang perlu ditraining tentang HAM, agar mereka tidak
syariat agamanya. Katanya toleran dengan yang lain. Faktanya, mereka sangat
Seharusnya, sebagai umat Islam, kita memiliki izzah, memiliki kehormatan diri,
tidak mudah silau dengan konsep-konsep baru yang datang dari Barat. Bukan kita
yang harusnya menerima dana dari mereka untuk mengubah ajaran Islam agar
141
Mengapa pasal 16 dan 18 DUHAM ditolak oleh Hamka? Sebab saya orang Islam.
Yang menyebabkan saya tidak dapat menerimanya ialah karena saya jadi orang Islam, bukanlah
Islam statistic. Saya seorang Islam yang sadar, dan Islam saya pelajari dari sumbernya; al-Quran
dan al-Hadits. Dan saya berpendapat bahwa saya baru dapat menerimanya kalau Islam ini saya
tinggalkan, atau saya akui saja sebagai orang Islam, tetapi syariatnya tidak saya jalankan atau
saya bekukan, demikian Hamka.Demikianlah, memang ada yang sangat bermasalah dalam
konsep HAM yang tertera dalam DUHAM. Karena itu, konsep HAM justru perlu diletakkan dalam
kacamata Islam. Itulah yang dilakukan Prof. Hamka, dan juga OKI, sehingga sampai muncul
Deklrasi Kairo. Sayangnya, buku Al-Islam dan Kemuhammadiyahan produksi Maarif Institute ini
tidak mengklarifikasi soal HAM terlebih dulu, tetapi justru mencarikan legitimasinya dalam ajaran
Islam. Cara pandang semacam ini keliru.
279
sesuai dengan cara pandang Barat. Harusnya kita malu melakukan hal itu.
Memang, seperti dinyatakan oleh Muhammad Asad (Leopold Weiss) dalam buku
klasiknya, Islam at the Crossroads, imitasi terhadap pola pikir dan pola hidup
Barat inilah yang merupakan bahaya terbesar dari eksistensi umat Islam.
Ungkapan Asad:
Muslims is undoubtedly the greatest danger for the existence or rather , the
Kebanggaan akan nilai-nilai Islam itulah yang harusnya diajarkan kepada para
lainnya. Semangat itu pula bangga sebagai pengikut Nabi Muhammad saw
mempertahankan pendiriannya.
Bagus, saya minta agar Tuan memerintahkan kepada orang-orang Islam dan
adanya teladan pemimpin dari pemimpin yang tidak rela membungkukkan badan,
142
Lihat, Siswanto Masruri, Ki Bagus Hadikusumo, Yogya: Pilar Media, 2005). Tentang
meneladani pemimpin kita yang tidak rela membungkuk kepada penjajah. [Jakarta, 30 Oktober
2008/www.hidayatullah.com
281
BAB 5
5.1 Simpulan
tahun 2002, Bab 54 secara tegas menyatakan bahwa guru dan siapapun lainnya di
merupakan salah satu anggota penandatanganan dari konversi PBB untuk Hak-
1.Bagi lembaga pendidikan, hukuman fisik itu mengandung makna prefentif atau
3.Bagi murid hukuman fisik itu memiliki makna ketaatan dan kesetiaan serta
pemukulan terhadap anak atau murid sama sekali. Lebih-lebih lagi teori psikologi
hukum Barat sendiri, ada yang membolehkan memukul anak, dalam batas-batas
tertentu, misalnya teori Gannoe yang berasal dari penelitian Marjorie Gannoe,
yang menyatakan bahwa anak-anak yang pernah dipukul ringan, tidak akan
manja, lebih mandiri dan lebih berprestasi di sekolahnya. Dalam Islam sejak lama,
sudah dikenal hadits yang menyakan boleh memukul anak yang tidak shalat,
internal ialah ajaran agama dan nilai-nilai adat kebiasaan serta pandangan hidup,
Juga persepsi tentang Sayang anak dipukul-pukuli, dalam artian perlu dicegah
dan HAM Barat di satu pihak, dengan Hukum Islam secara diametra. Hanya saja
UU Perlidungan anak Indonesia dan HAM Barat, terlalu umum dan bersifat
menyeluruh, tidak khusus dan tidak detil. Sedangkan hukum Islam mengaturnya
secara khusus dan detil. Kemudian dasar pengambilan hukumya ialah Al-quran
dan haditsk, yang merupakan akar keyakinan umat Islam di seluruh dunia. Di
samping itu, adanya fiqih dan ushul fiqih, sebagai alat menggali hukum
283
tempat.
5.3. Rekumendasi
Agar implementasi hasil penelitian dalam bidang hukum ini, dapat dilaksanakan,
khusus yang tertulis antara para guru dan wali murid, tentang apa saja hukuman
2.Kepada para hakim yang akan memutuskan perkara antara guru dan murid
yang hidup di tengah masyarakat, dan ketentuan Hukum Islam, yang dianut secara
luas di Indonesia.
mengelola pendidikan, agar membuat aturan yang melindungi guru, karena belum
GLOSSARY
Amsal : Nama salah satu judul dari surat-surat yang terdapat dalam Taurat
(Perjanjian lama) khususnya pasal 26 ayat 3, yang menganjurkan hukuman rotan
terhadap anak-anak yang bebal.
Dengan demikian, frasa sekurang-kurangnya 8 tahun dalam Pasal 4 ayat (1) dan
frasa belum mencapai umur 8 tahun dalam Pasal 5 ayat (1) UU Pengadilan Anak
adalah inkonstitusional bersyarat. Artinya inkonstitusional, kecuali harus
dimaknai telah mencapai usia 12 tahun sebagai batas minimum
pertanggungjawaban pidana,
Bullyng : Apakah arti kata bullying ? Istilah ini di Indonesia masih terdengar
asing dan sulit mencari padanannya, untuk itu mari kita simak beberapa definisi
berikut:
Jenis Bullying
Olweus (1993), mengkategorikan dua jenis bullying terdiri dari Direct Bullying
yaitu intimidasi secara fisik dan verbal serta Indirect Bullying berupa kekerasan
mental melalui isolasi secara sosial.
285
* Bullying fisik yaitu perlakuan kasar secara fisik yang dapat dilihat secara
kasat mata seperti menjambak rambut, kerah baju, menampar, menendang.
* Bullying verbal yaitu perlakuan kasar yang dapat didengar seperti
memalak, mengancam, memaki, mencemooh, memfitnah dll.
* Bullying mental yaitu perlakuan kasar yang tidak dapat dilihat dan
didengar seperti mengucilkan, memandang sinis dll.
Pelaku Bullying
Terjerumusnya seorang anak menjadi pelaku bullying bisa dipicu oleh multi
faktor diantaranya ia mencontoh perilaku salah satu anggota keluarga yang juga
pelaku bullying. Selanjutnya ia mengaktualisasikan diri di lingkungan yang
mendukung seperti di sekolah yang melakukan pembiaran pada perilaku bullying.
Korban Bullying
Anak yang terlihat santun, lugu , miskin, lemah fisiknya dan nampak berbeda
seringkali menjadi korban bullying. Penderitaan ternyata tidak hanya dialami oleh
si korban saja, seringkali orangtua mengalami hal yang sama terutama mengalami
tekanan mental akibat perilaku bullying yang dilakukan pada buah hatinya.
Upaya untuk meletakkan HAM di atas Al-Quran dan Sunnah, akan selalu ditolak
oleh umat Islam. Umat Islam lazimnya melihat HAM, demokrasi, kesetaraan
gender, dan berbagai paham atau gagasan baru dengan kacamata Al-Quran dan
Sunnah. Kaum sekuler, akan berpikir sebaliknya. Mereka melihat Al-Quran dan
286
Sunnah dengan kacamata HAM. Padahal, jika dicermati, konsep HAM itu sendiri
masih merupakan konsep yang bermasalah. Ada yang bisa diterima dalam Islam,
dan ada yang tidak bisa diterima. Prinsip Islam itu akan berbeda dengan orang
sekuler yang menjadikan DUHAM sebagai kitab sucinya. Bagi mereka
sebagaimana ditegaskan dalam pasal 2 DUHAM bahwa setiap orang
mempunyai hak dan kebebasan tanpa perbedaan apa pun, seperti perbedaan ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, termasuk agama.
Maka, dunia Islam tentu saja menolak prinsip seperti itu. Disamping soal
pernikahan, Deklarasi Kairo juga menolak konsep kebebasan beragama ala
DUHAM, sebagaimana tercantum dalam pasal 18:
Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion; this right
includes freedom to change his religion or belief, and freedom, either alone or in
community with others and in public or private, to manifest his religion or belief
in teaching, practice, worship and observance. (Setiap orang mempunyai hak
untuk bebas berpikir, berkeyakinan, dan beragama; hak ini mencakup hak untuk
berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan baik sendiri atau di tengah
masyarakat, baik di tempat umum atau tersendiri untuk menyatakan agama atau
kepercayaannya, dengan mengajarkannya, mempraktikkannya, beribadah atau
mengamalkannya).Jadi, DUHAM menjamin hak untuk pindah agama (hak untuk
murtad).
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman bin Qasim, Majmu Fatwa Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah,Dar Alam al-
Kutub, 1412 H.
Abu Abdullah al-Hathtab, Mawahib al-Jalil li Syarh Mukhtashar Khalil, Dar al-Kutub
al-Ilmiyyah, 1416 H.
Ibnu Abidin, Radd al-Mukhtar ala ad-Dar al-Mukhtar, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
Mathabi, 1422 H.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung, 2001), hal. 187
Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun (Bandung, 199
JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, terj. Dr. Kartini Kartono (Jakarta, 2006
288
2006M. Arifin, Ilmu Pendidikan Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis (Bumi
Terjemahannya
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Jamaludin Miri
(Jakarta, 1994)
Suci, dalam al-Jamiah: Journal of Islamic Studies, Yogyakarta, Vol. 39, No.2,
Juli-Desember 2001.
289
dalam M.Amin Abdullah, Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multi Kultural
Hukum,PT.GrafindoPersada,Jakarta 2004
Abdullahi Ahmed An-Naim, Islam and Human Rights: Beyond The Universality
Debate (Washington: The American Society of International Law, 2000) hal. 95.
Bandingkan dengan David Littman, Universal Human Rights and Human Rights
Ann Elizabeth Mayer, Islam and Human Rights: Traditions and Politics
pengikut ajaran hukum murni Hans Kelsen. Teori ini banyak menjelaskan teori
Ampuni, S., Hubungan antara Ekspresi afek Ibu dengan Kompetensi Sosial Anak
Prestasi Putakaraya.2004
(Child Abuse) dengan Konsep Diri. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau: Jurnal
Anak)
Amal, Taufik Adnan, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas Pemikiran
Anwar, Syamsul, Epistemologi Hukum Islam dalam al-Musytasyfa min ilm al-
Yogyakarta.
Fiqih, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Usul Fiqih, UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2005.
diterbitkan oleh Lembaga Kajian. Hukum Islam (LKHI) Fakultas Syariah IAIN
Raden Intan, Palembang bekerja sama dengan Penerbit Gama Media, Yogyakarta,
2004.
Coulson, N.J, A. History of Islamic Law, ttp: Edinburgh University Press, 1991.
al-Ghazali, Abu Hamid, al-Mustasfa min Ilm al-Usul, Kairo: Syirkah al-Tibaah
al-Irsyad, 1971.
al-Jabiri, Muhammad Abid, Bunyah al- Aql al- Arabi: Dirasah Tahliliyah
1993.
2000.
Minhaji, Akh, Reorientasi Kajian Ushul Fikih, dalam Jurnal al-Jamiah No,
63/VI/1999.
Sejarah Sosial), Pidato Pengukuhan Guru Besar Sejarah Sosial Pemikiran Hukum
Ushul al-Fiqih dalam kata pengantar Amir Muallim dan Yusdani, Ijtihad dan
_____________, Mencari Rumusan ushul Fiqih untuk Masa Kini, al-Jamiah, No.
65/XII/2000.
Najib, Agus Moh, Nalar Burhani dalam Hukum Islam (Sebuah Penelusuran
Influence and Present Challenge, diedit oleh Alford T. Welch dan Pierre Cachia,
Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas Pemikiran
Islamika, 2003.
Jakarta.2007
Pearce, John.. Mengatasi Perilaku Buruk & Menanamkan Disiplin pada Anak.
Grafindo Persada.2006
Eja Insani.,2004
Rahman, Jamal Abdur. 2005. Tahapan Mendidik Anak. Bandung: Irsyad Baitus
Salam
Wilson. 2000. Pengujian Hipotesis dalam Gaya Pengasuhan Orang Tua (Tesis).
Riau,2008
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&dn=20080806151824.
http://www.indokado.com/
http://www.balita-anda.com
http://karodalnet.blogspot.com/2009/02/guru-hajar-4-muridnya-dengan-buas-
Karo Cyber Community. 2009. Oknum Guru Kimia Hajar 4 Muridnya Dengan
Buas. http://www.surya.co.id/2009/02/16/oknum-guru-kimia-hajar-4-muridnya-
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5414&Itemid
Sumatra Expres Online. 2009. Belum Ada Tersangka, Enam Saksi Diperiksa.
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5440&Itemid
http://kandangtips.blogspot.com/2009/12/mengapa-ada-peraturan -
sekolah.html#ixzz0lmQCmi18
Disertasi
Oleh
Nim : 08 S3 007
Motto
299
bahwa guru dan siapapun lainnya di sekolah dilarang untuk memberikan hukuman
fisik kepada anak-anak. Terlebih lagi Indonesia merupakan salah satu anggota
pendidikan, hal ini sebagaimana laporan penelitian Nur Hidayati, dari penelitian
hukuman jasmani lumrah terjadi di semua madrasah yang dituju, dengan kisaran
antara 50% - 80%, anak-anak melaporkan bahwa mereka pernah mengalami hal
Seandainya engkau bersikap kaku dan keras hati, tentu mereka akan menjauhkan
hendaknya menghindari wajah.(HR. Al-Bukhari no. 2559 dan Muslim no. 2612)
Anak, bagaimanapun juga tak terlepas dari berbagai macam tingkah dan
polahnya. Beragam perilaku dapat kita saksikan pada diri mereka. Masing-masing
antara mereka ada yang nampak amat patuh dan sangat mudah diatur. Sedangkan
Yang demikian ini tentu tak boleh dibiarkan. Mau tak mau, orang tua harus
dilakukannya,
Sesungguhnya wadah itu memiliki batas akhir (ajal) seperti halnya ajalmu.
Tapi ternyata peraturan sekolah itu ada gunanya juga di antaranya ialah :
6. agar murid dapat mengikuti proses KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan
ABSTRACT
ini ditekankan pada gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari
obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Pimpinan Pondok: (1)
(satu), Ustadz: (2), pengurus: 7 (tujuh), dan santri: 51 (lima puluh satu)
wawancara.
Pimpinan Pondok Pesantren kepada para pengurus bagian yang terdapat dalam
Cilacap, antara lain: hukuman fisik, psikis dan materiil. Ketiga macam jenis
hukuman di atas disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan usia santri. Berat
santri, dimulai dari tingkat hukuman yang ringan mengarah kepada tingkat yang
lebih berat. Tetapi, sebelum santri diberi hukuman atas pelanggaran yang
dilakukan, terlebih dahulu ia diberi peringatan (2-3 kali) dari pihak pengurus.
diterapkan. (3) Jenis hukuman psikis, dapat memberikan pengaruh besar dalam
diri santri terhukum, dan ia jauh lebih efektif dalam meningkatkan kedisiplinan
fisik dan materiil. Sementara jenis hukuman materiil dan fisik, tidak terlalu efektif
yang dilakukan santri dan dilihat secara nyata dari perilaku keseharian santri yang
KATA PENGANTAR
Syukur al-hamdu lillah, akhirnya disertasi ini selesai juga disusun, setelah
diperbaiki lagi. Aspek kebaruan atau hal yang baru pada penelitian ini ialah
adanya teori yang mengatakan bahwa anak yang dipukul waktu kecil, akan lebih
sukses dan lebih kuat daya juangnya di masa depan. Teori itu disebut teori
Gannoe, berasal dari ahli psikologi Inggris yang bernama Marjorie Gannoe.
Di samping itu, hal yang paling menarik dan sangat mendorong penulis
memilih penelitian ini ialah inti persamalahannya, yang mampu membuat penulis
meneteskan air mata. Terus terang saja, pada waktu penulis menyusunnya,
penulis masih meneteskan air mata, mengingat kekerasan yang masih berlangsung
terhadap anak-anak di sekolah dan di rumah tangga. Tapi mohon maaf, pada
padahal ini adalah kisah yang benar-benar nyata, misalnya yang tersiar di surat
kabar Sijori, Batam, Selasa, 03 November 2009 . Gara-gara Tidak Bisa Membaca
di depan kelas.
tidak bisa membaca, dia tega memaksa salah seorang muridnya, Ai (9 tahun),
tersebut, JS yang lulusan SMK itu diberi sanksi berupa pemotongan gaji sebesar
Rp.200 ribu dan skors tidak boleh mengajar selama tiga bulan. Guru honor
kejadian ini bermula saat JS sedang mengajar di kelas 4 SDN 04 Desa Seluan,
Senin (12/10/2009) .
Air mata penulis, lebih deras lagi mengalir, ketika mendapatkan berita
tentang dipotongnya tangan Dita, gadis kecil yang berumur tiga tahun. Ketika
kata pengantar ini diketik, air mata penulis menetes lagi. Berita itu berjudul,
Cobalah dibaca dengan sabar, pembaca pasti akan menangis. Simaklah kisah
sepasang suami istri (seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-
anak diasuh pembantu rumah tangga sewaktu bekerja). Anak tunggal pasangan
ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Ia sendirian di rumah dan kerap
bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga
Suatu hari dia melihat sebatang paku berkarat. Dan ia pun mencoret lantai
tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer
maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya.
Yakarena mobil itu berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi
anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu ayah dan
305
ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah
kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru
setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si Bapak
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga
terkejut. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih lagi melihat wajah bengis
tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan,
hardik si istri.
katanya sambil memeluk ayahnya, karena ingin bermanja seperti biasa. Si ayah
yang sudah kehilangan kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di
anak yang tak mengerti apa-apa menangis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan.
Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas
Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa Si ayah cukup
lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah.
Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air,
dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-
lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si
ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan
waktu di kamar pembantu. Si ayah mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga
hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga
begitu, meski setiap hari bertanya pada pembantu rumah. Dita demam,
dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu
tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. Sore nanti kita bawa ke
klinik..Pukul 5.00 sudah siap kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang
sudah serius. Setelah beberapa hari dirawat inap, dokter memanggil bapak dan ibu
kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong
karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut Ini sudah bernanah, demi
bawah kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar
kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan lagi
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata,
pembedahan dan pemotongan tangan anaknya. Keluar dari ruang bedah, selepas
obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan
melihat kedua tangannya berbalut kain kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan
ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah, yang semuanya pucat pasi, dengan
Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
308
Dita tidak mau lagi ayah pukul. Dita tidak mau jahat lagi
Dita memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung
histeris.
Meraung-raung dia sekuat hati namun apa yang sudah terjadi tiada manusia dapat
menahannya. Nasi sudah menjadi bubur. Pada akhirnya si anak yang cantik itu
meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa
tangannya tetap harus dipotong meski ia sudah meminta maaf. Tindakan bullying
yang berlebihan sepeti ini, layak dibaca oleh semua orang. Akhirnya penulis
Drs.Muhammad Rakib,S.H.,M.Ag.