Anda di halaman 1dari 5

1.

Perbedaan antara teori behavorisme dan konstruktivisme dalam beberapa hal:

No Aspek Teori Behaviorisme Teori Konstruktivisme


1. Sifat pengetahuan Pengetahuan bersifat Non-Objektif, temporer, selalu
objektif, pasti, tetap, berubah
terstruktur, rapi

2. Ciri Prosesnya meliputi Prosesnya meliputi


stimulus dan respon skemata, asimilasi,
2. Mementingkan faktor akomodasi, dan
lingkungan; equilibrasi;
3. Menekankan pada 2. Pengetahuan sebagai
faktor bagian; konstruksi aktif yang
4. Menekankan pada dibuat siswa;
tingkah laku yang 3. Mementingkan faktor
nampak dengan proses;
mempergunakan metode4. Faktor motivasi;
obyektif; 5. Pentingya membuat kaitan
5. Sifatnya mekanis antara gagasan dalam
6. Mementingkan masa pengkonstruksian secara
lalu. bermakna ;
6. Mengaitkan antara
gagasan dengan informasi
baru yang diterima

3. Asumsi Dasar Setiap orang masih ilmu pengetahuan bersifat


belum memiliki sementara terkait dengan
pengalaman dan perkembangan yang
pengetahuan diibaratkan dimediasi baik secara
seperti kertas putih. sosial maupun kultural,
sehingga cenderung
bersifat subyektif.

4. Belajar Belajar adalah Belajar adalah penyusunan


perubahan tingkah laku pengetahuan yang
dalam cara seseorang merupakan proses regulasi
berbuat pada situasi diri dalam menyelesikan
tertentu, dalam hal ini konflik kognitif yang
tingkahlaku yang sering muncul dari
dimaksud adalah pengalaman konkrit,
tingkah laku yang dapat aktivitas kolaboratif, dan
diamati akibat adanya refleksi serta interpretasi.
interaksi antara stimulus
dan respon yang terjadi
secara instingtif.

5. Mengajar Mengajar adalah Menggali makna


memindahkan pengetahuan
kepada orang yang belajar

6. Fungsi Mind Fungsi mind adalah Menginterprestasi sehingga


penjiplak pengetahuan muncul makna yang unik
7. Pembelajaran Pembelajaran diharapkan Pembelajaran bisa memiliki
memiliki pemahaman yang pemahaman berbeda dengan
sama dengan pengajar pengetahuan yang dipelajari
terhadap pengetahuan yang
dipelajari

8. Pengetahuan Belajar Pemindahan Pengetahuan tidak dapat


pengetahuan dilakukan dipindahkan begitu saja
dengan pengkondisian dari pikiran guru ke
atau pengulangan pikiran siswa. Artinya,
bahwa siswa harus aktif
secara mental membangun
struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan
kognitif yang dimilikinya.

9. Pengelolahan Pembelajaran dihadapkan Pembelajaran dihadapkan pada


pembelajaran pada aturan-aturan yang jelas lingkungan belajar yang bebas
yang ditetapkan lebih dulu Kebebasan merupakan system
secara ketat. yang sangat esensial
Pembiasaan displin secara
esensial
10. Kegagalan dan Kegagalan atau Kegagalan dan
keberhasilan ketidakmampuan dalam keberhasilan,kemampuan atau
pembelajaran menambah ilmu ketidak mampuan dilihat sebgai
pengetahuan dikategorikan interprestasi yang berbeda yang
sebagai kesalahan, harus perlu dihargai
dihukum.
Keberhasilan atau
kemampuan dikategoikan
sebgai bentuk prilaku yang
pantas dipuji atau diberi
hadiah
Ketaatan pada aturan Kebebasan dipandang sebagai
dipandang sebagai penentuan keberhasilan.
penentuan keberhasilan. Control belajar dipegang oleh
Control belajar dipegang pembelajar
oleh system diluar diri
pembelajaran
11. Tujuan Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran
pembelajaran menekakankan pada menekankan pada penciptaan
penambahan pengetahuan. pemahaman (belajar
dan perubahan tingkah laku. bagaimana belajar), yang
Seorang telah dikatakan telah menuntut aktivitas kreatif-
belajar apabila mampu produktif dalam konteks nyata.
mengungkapkan kembali
apa yang telah dipelajari
12. Strategi Ketrampilan terisolasi Penggunaan pengetahuan
pembelajaran mengikuti urutan secara bermakna,
kurikulumyang ketat. Mengikuti pandangan
Aktivitas belajar mengikuti pembelajaran,
buku teks. Aktivitas belajar dalam konteks
Menekankan pada hasil nyata,
Menekankan pada proses.
13. Fokus Pengajaran Berfokuskan Berfokuskan pembinaan
pembentukan tingkah laku mental realitas pelajar
pelajar (Caracter building).
14. Evaluasi Respons pasif menuntut Penyusunan makna secara
satu jawaban benar; aktif.;
Evaluasi merupakan bagian Menuntut pemecahan ganda;
terpisah dari belajar Evaluasi merupakan bagian
utuh dari belajar

2. Tokoh-tokoh yang mengungkapkan teori behaviorisme dan konstruktivisme


serta ide masing-masing tokoh

a. Teori Behaviorisme
1) Ivan P.Pavlov (1849-1936)
Ivan Pavlov mengungkapkan teori classical conditioning, Teori ini
menyatakan bahwa perilaku indivIdu dapat dikondisikan. Belajar merupakan
suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon
terhadap sesuatu, seperti kebiasaan mandi pada jam tertentu, kebiasan berpakaian,
kebiasaan belajar dan bekerja. Pavlov juga mengatakan bahwa perilaku yang telah
terbentuk dapat hilang atau dihilangkan dengan cara diskriminasi dan extiviction

2) Edwin R. Guthrie (1886-1959).


Guthrie mengungkapkan teori contiguity, ia berpendapat bahwa tingkah
laku manusia dapat diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk
begitupula sebaliknya. Teori Guthrie berdasarkan model penggambaran stimulus
ke stimulus yang lain. Respons cenderung diulang bilamana individu menghadapi
situasi yang sama.

3) J.B. Watson (1878-1958)


Mengungkapkan teori conditioning reflect, menurut teori ini tingkah laku
dapat dilakukan melalui latihan atau membiasakan mereaksi terhadap stimulus-
stimulus yang diterima. Menurut Watson, stimulus dan respons tersebut harus
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable).

4) Edward L. Thorndike (1874-1949)


Mengungkapkan teori Connecstionism, Teori ini menyatakan bahwa
tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan antaran jawaban dan
pertanyaan atau stimulus dengan respon. Belajar adalah pembentukan hubungan
stimulus dan respon sebanyak-banyaknya.
Thorndike mengemukann ada tiga prinsip dalam belajar, pertama low of
readiness bahwa belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk
melakukan perbuatan tersebut. Kedua, low of exercise bahwa belajar akan berhasil
apabila banyak latihan berulang dan ketiga, low of effect bahwa belajar akan
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik

b. Teori Konstruktivisme
1) Jean Peaget (1977)
Menurut Peaget belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan
teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan
lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Peaget mengemukakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi
perkembangan intelektual. Kelima faktor itu ialah; (1) kedewasaan (maturation),
pengalaman fisik (physical experience), transmisi sosial (social transmission), dan
proses keseimbangan (equilibration) atau proses pengaturan sendiri (self-
regulation)

2) Lev Vygotsky
Menurut Vygotsky, anak-anak hanya dapat belajar dengan cara terlibat
langsung dalam aktivitas-aktivitas bermakna dengan orang-orang yang lebih
pandai. Dengan berinteraksi dengan orang lain, anak memperbaiki pemahaman
dan pengetahuan mereka dan membantu membentuk pemahaman tentang orang
lain.
Teori Vygotsky memiliki empat implikasi pendidikan yang utama yaitu :
a) Guru harus bertindak sebagai scaffold yang memberikan bimbingan yang
cukup untuk membantu anak-anak mencapai kemajuan.
b) Pembelajaran harus selalu berupaya mempercepat level penguasaan terkini
anak.
c) Untuk menginternalisasi keterampilan pada anak-anak, pembelajaran harus
berkembang dalam empat fase. Pada fase pertama, guru harus menjadi model
dan memberikan komentar verbal mengenai apa yang mereka lakukan dan
alasannya. Pada fase kedua, siswa harus berupaya mengimitasi apa yang
dilakukan guru. Pada fase ketiga, guru harus mengurangi intervensinya secara
progresif begitu siswa telah menguasai keterampilan tersebut. Keempat, guru
dan siswa secara berulang-ulang mengambil peran secara bergiliran.
d) Anak-anak perlu berulang-ulang dihadapkan dengan konsep-konsep ilmiah
agar konsep spontan mereka menjadi lebih akurat dan umum.

Anda mungkin juga menyukai