a. Teori Behaviorisme
1) Ivan P.Pavlov (1849-1936)
Ivan Pavlov mengungkapkan teori classical conditioning, Teori ini
menyatakan bahwa perilaku indivIdu dapat dikondisikan. Belajar merupakan
suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon
terhadap sesuatu, seperti kebiasaan mandi pada jam tertentu, kebiasan berpakaian,
kebiasaan belajar dan bekerja. Pavlov juga mengatakan bahwa perilaku yang telah
terbentuk dapat hilang atau dihilangkan dengan cara diskriminasi dan extiviction
b. Teori Konstruktivisme
1) Jean Peaget (1977)
Menurut Peaget belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan
teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan
lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Peaget mengemukakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi
perkembangan intelektual. Kelima faktor itu ialah; (1) kedewasaan (maturation),
pengalaman fisik (physical experience), transmisi sosial (social transmission), dan
proses keseimbangan (equilibration) atau proses pengaturan sendiri (self-
regulation)
2) Lev Vygotsky
Menurut Vygotsky, anak-anak hanya dapat belajar dengan cara terlibat
langsung dalam aktivitas-aktivitas bermakna dengan orang-orang yang lebih
pandai. Dengan berinteraksi dengan orang lain, anak memperbaiki pemahaman
dan pengetahuan mereka dan membantu membentuk pemahaman tentang orang
lain.
Teori Vygotsky memiliki empat implikasi pendidikan yang utama yaitu :
a) Guru harus bertindak sebagai scaffold yang memberikan bimbingan yang
cukup untuk membantu anak-anak mencapai kemajuan.
b) Pembelajaran harus selalu berupaya mempercepat level penguasaan terkini
anak.
c) Untuk menginternalisasi keterampilan pada anak-anak, pembelajaran harus
berkembang dalam empat fase. Pada fase pertama, guru harus menjadi model
dan memberikan komentar verbal mengenai apa yang mereka lakukan dan
alasannya. Pada fase kedua, siswa harus berupaya mengimitasi apa yang
dilakukan guru. Pada fase ketiga, guru harus mengurangi intervensinya secara
progresif begitu siswa telah menguasai keterampilan tersebut. Keempat, guru
dan siswa secara berulang-ulang mengambil peran secara bergiliran.
d) Anak-anak perlu berulang-ulang dihadapkan dengan konsep-konsep ilmiah
agar konsep spontan mereka menjadi lebih akurat dan umum.