Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK He USIA 20 BULAN
DENGAN DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN
DI PUSKESMAS CAMPLONG
TANGGAL 10 DESEMBER 2009

DISUSUN OLEH :

ELVYNE SULALA
NIM. P27824308012

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANGKALAN
2009 -2010
BAB I
LANDASAN TEORI

I. PENGERTIAN ( IKA FKUI Jilid I. 1985 : 283 )


Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada
anak. Konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja.

II. ETIOLOGI ( IKA FKUI Jilid I. 1985 : 283 )


Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor.
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak
- Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoli, Salmonella, Sbigella, Loxsuckre, Campylobacter,
Yersinia, Acromonas, dsb.
- Infeksi Virus : Enterovirus ( Virus Echo, Coxackie, Poliomyelitis ) Adeno Virus,
Rotavirus, Astrovirus, dll.
- Infeksi parasit : cacing ( Ascaus, Trichuris, Oxyuris, Stengyloides ) protozoa
( Entamoeba histolytica, Glardia lamblia, Trichomonas hominis )
Jamur ( Candida albicans ).
b. Infeksi Parenteral : infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(Oma), tonsitis/tonsilofavingitis, broncopheumonia, ensefalitis, dsb.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah
2 tahun.
2. Faktor mal absorbsi
Mal absorbsi karbohidrat : disakarida ( Intoleransi lactose, maltosa, dan sukvosa )
monosakarida ( Intoleransi glukosa, pruktosa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering adalah Intoleransi laktosa.
Mal absorbsi lemak
Mal absorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor Psikologi
Rasa takut dan cemas ( Jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar )
III. PATOGENESIS ( IKA FKUI Jilid I. 1985 : 284 )
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserapakan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya,
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaiknya bila peristaltik usus menurun mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

VI. PATOFISIOLOGI ( IKA FKUI. Jilid I. 1985 : 285 )


Akibat diare akut ataupun kronik dapat terjadi
1. kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

V. GAMBARAN KLINIK ( IKA FKUI. Jilid I. 1985 : 286 )


Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang
dan tidak ada. Kemudian, timbul diare tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan
sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama
diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam amino basa dan elektrolit.
VI. KOMPLIKASI ( IKA FKUI. Jilid I. 1985 : 286 )
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dan dapat terjadi berbagai
komplikasi, sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik )
2. Renjatan hipovotenik

Tingkatan Derajat Dehidrasi


Derajat dehidrasi ditunjukan oleh tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan
cairan tubuh. Pada tahap awal, tidak ada tanda dan gejala yang ada hanya berupa mulut kering
dan rasa haus. Sering meningkatnya dehidrasi muncul tanda-tanda seperti : rasa haus, gelisah,
elastisitas (tvugor) kulit berkurang, membrane mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun
melengkung ( pada bayi ) dan tidak adanya mata sekalipun menangis keras.
1. Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan <3% cairan tubuh )
Satus mental : baik, waspada
Rasa haus : minum baik, mungkin menolak cairan
Denyut nadi: normal
Kualitas kecukupan isi nadi : normal
Pernapasa : normal
Mata : normal
Air mata : ada
Mulut dan lidah : lembab ( basah )
Elastisitas kulit : cepat, kembali seperti dicubit
Produksi urine : normal sampai berkurang
2. Dehidrasi ringan sampai sedang ( kehilangan 3-9% cairan tubuh )
Status mental : normal, lesu atau revuel
Rasa haus : haus dan ingin minum terus
Denyut nadi : noemal sampai meningkat
Kualitas kecukupan nadi : normal sampai berkurang
Pernapasan : normal , cepat
Mata : agak cekung
Air mata : berkurang
Mulut dan lidah : kering
Elastisitas kulit : kembali sebelum 3 detik
Pengisian kapiler darah : memanjang (lama)
suhu lengan dan tungkai : dingin
produksi urine : berkurang
3. Dehidrasi berat ( kehilangan >9% cairan tubuh )
Status normal : lesu, sampai tidak sadar
Rasa haus : minum sangat sedikit sampai tidak bisa minum
Denyut nadi : meningkat, sampai melemah pada kesadaran berat
Kualitas kecukupan isi nadi : lemah sampai tidak teraba
Pernapasan dalam : dalam
Mata : sangat cekung
Air mata : tidak ada
Mulut dan lidah : pecah-pecah
Elastisitas kulit : kembali setelah 2 detik
Pengisian kapiler darah : memanjang (lama), minimal
Suhu lengan dan tungkai : dingin, biru
Produksi urine : minimal, sangat sedikit
3. Hipokalemia (dengan gejala mateorismus, hipotoni otot, lemah, bvadikavdia, perubahan
elektrokar diogvam)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa dan difesiensi enzim lactase
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)

VII. PENATALAKSANAAN (IKA FKUI. Jilid I. 1985 : 283 )


Medik :
1. Pemberian cairan
a. Cairan pevoval
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan NaHCo3, KCl, dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak di
atas umur 6 bulan kadar natrium. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan
atau sedang kadar natrium 50-60 me g/l. formula lengkap sering disebut ovalit. Cairan
sederhana yang dapat dibuat sendiri hanya mengandung garam dan gula atau air tjih yang
diberi garam atau gula. Untuk pengobatan sementara di rumah sebelum dibawa berobat ke
RS atau pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b. Cairan Paventeral
Cara pemberian cairan
Belum ada dehidrasi
Peroral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defikan
Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB normal
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hr
Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100 ml/kg BB peroral/sonde
Selanjutnya : 125 ml/kg BB
Dehidrasi berat
Untuk umur 1 bulan 2 tahun BB 3-10 kg
I jam pertama : 40 ml/kg BB/jam: 10 tetes/kg BB/menit
7 jam berikutnya : 12 ml/kg BB/jam : 3 tetes/kg BB.menit
16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau Intragastrik

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kg BB/jam atau 3 tetes/kg BB/menit
7 jam berikutnya : 10 ml/kg BB/jam atau 3 tetes/kg BB/menit
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan BB 15-25 Kg
1 jam pertama 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/ka BB/menit
7 jam berikutnya 10 ml/kg atau 2,5 tetes/kg BB/menit
16 jam berikutnya 105 mg/kg BB oralit peroral
Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg BB/24 jam jenis cairan 4 : 1
( 4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCo3 1,5% ) kecepatan 4 jam pertama : 25
ml/kg BB/jam atau 6 tetes/kg BB/menit
Untuk bayi berat badan lahir rendah, dengan berat badan kurang dari 2 kg kebuttuhan
cairan 250 ml.kg BB/24jam
2. Pengobatan Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg, jenis
makanan,
Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak
jenuh misalnya LLM, Alimivon atau sejenis lainnya )
Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim ), bila tidak mau
minum susu karena dirumah tidak biasa
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandung laktosa asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh
3. Obat-obatan
Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/tahun dengan dosis minimu 30 mg klorpomosin, dosis 0.5 -1
mg/kg BB/hari
Obat spasmolitik (papavern, ekstrak beladona, opium loperamid tidak digunakan
untuk mengatasai diare akut lagi )
Antibiotic : tetrasiktin bila disebabkan oleh kolera
BAB II
KONSEP ASKEB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Biodata anak
Ditanyakan tentang nama anak, tanggal lahir, jenis kelamin, jumlah saudara, status
anak, dan pendidikan
b. Biodata orang tua
Ditanyakan tentang nama, umur, pekerjaan, agama dan alamat
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan anak mencret lebih dari 4 kali
3. Riwayat persalinan
Ditanyakan tentang unur kehamilan, tempat kelahiran, penolong persalinan, jenis persalinan,
komplikasi waktu lahir, Apgas score, BB/TB, jenis kelamin
4. Riwayat imunisasi
Sesuai dengan imunisasi yang diberikan pada anak
5. Riwayat penyakit sekarang
Anak mencret lebih dari 4kali sehari, selama sakit anak sering menangis dan sulit tidur serta
tidak mau makan
6. Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama
Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu, terutama penyakit menular seperti
TBC,Hepatitis,AIDS, dll
Penyakit keluarga yang dapat diturunkan seperti DM,asma, penyakit Vangenital/hercohtas
7. Riwayat tumbuh berkembang
a. Pertumbuhan
BB sekarang =
TB sekarang =
b. Perkembangan
1. motorik kasar
2. motorik halus
3. bahasa
4. personal social
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Nafsu makan berkurang
b. Personal Hygiene
Anak belum dimandikan, hanya diseko
c. Eliminasi
BAB = mencret lebih dari 4 kali sehari konsistensi encer
BAK = kencing jarang
d. Aktifitas
Anak lemah dan rewel
e. Istirahat / tidur
Anak rewel dan waktu tidur berkurang
9. Riwayat Psikososial
a. Hubungan anak dengan keluarga baik
b. Hubungan anak dengan teman sebayanya baik
c. Orang terdekat anak adalah orang tua

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lemah, tergantung tingkat dehidrasi
b. Kesadaran : waspada terjadinya penurunan kesadaran
c. TTV : Nadi : 70-120 X/Menit
Suhu : 36.5 C 37.5 C
RR : 20-30 X / menit
d. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Ubun-ubun : cekung
Mata : cowong
Hidung : waspadai terjadinya pernapasan cuping hidung
2. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
3. dada
thovaks : bentuk normal, tidak ada tarikan intercosta
jantung : bunyi jantung normal
paru-paru : Ronchi -/-, wheezing -/-
4. Perut : kembung, ada bising usu, eliminasi alvi +
5. Genetalia : Bersih, eliminasi ani +
6. Ekstremitas : pergerakan lemah, tidak oedem, tidak cacat
7. kulit : turgov baik/jelek
e. Antropometri
BB : menurun/tidak, umntuk mengetahui tingkat dehidrasi anak
TB : tetap/tidak, untuk mengetahui tingkat pertumbuhan anak

II. IDENTIFIKASI DATA DASAR


Dx : Gastroentritis
Ds : BAB encer dengan ampas, tidak lebih dari 5 kali sehari, mual, muntah, nafsu
makan menurun
Do : BAB encer sampai dengan cair dengan ampas, ubun-ubun cekung, mata cekung,
kulit kering
Masalah : Dehidrasi
Kebutuhan : Rehidrasi

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Dehidrasi sedang/berat

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Rehidrasi RL

V. INTERVENSI
1. Berikan cairan (rehidrasi) dengan prinsip :
a. Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25-50 ml/kg bb peroral atau intragastrik
Selanjutnya : 125 ml/kg BB /hari atau ad libitum
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100 ml/kg BB peroral atau intragestik
Selanjutnya : 125 ml /kg BB / hari atau ad Lilitum
c. Dehidrasi berat
1 jam pertama : 40 ml/kg BB/jam
7 jam kemudian : 12 ml/kg BB/jam
16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragestik
2. Berikan terapi farmekolog
a. Obat anti sekresi
Asetosal
Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg
Klorpromazin
Dosis : 0.5-1 mg/kg BB/hari
b. Obat anti spasmolitik
c. Obat pengeras tinja
d. Obat antibiotika

3. Berikan nutrisi yang sesuai


a. Pemberian makanan sesuai dengan usia anak
b. ASI tetap diberikan
c. Makanan padat atau cair atau makan cair/susu dengan kebiasaan makanan dirumah dan
susu rendah lemak

4. Berikan HE tentang
a. Minum obat secara teratur
b. Memberikan ASI dan MPASI yang bergizi
c. Cara pencegahan kekambuhan dan komplikasi
d. Personal hygine

VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan tindakan

VII. EVALUASI
Evaluasi pada anak dengan diare dilakukan dengan :
S = mencret berkurang
O = mencret berkurang, nadi normal, pernafasan normal, tekanan darah normal
A = masalah teratasi
P = rencana sesuai dengan hasil interpretasi
BAB III
STUDI KASUS

I. PENGKAJIAN
Tempat : Puskesmas Camplong
Tanggal : 10 Desember 2009
Pukul : 10.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Nama anak : An He
Tanggal lahir : 25 Maret 2008
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke :I
Jumlah Saudara :-
Status anak : anak kandung
Pendidikan :-
b. Nama Orang tua : Ny Mm Nama Ayah : Tn Ms
Umur : 23 tahun Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Status : Ibu anak status : ayah anak
Alamat : Banjar Talelah Alamat : Banjar Talelah
2. Keluhan utama
Ibu datang ke Puskesmas mengatakan bahwa anak BAB terus menerus selama 1 hari 4-5 kali
dengan konsistensi encer
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit sekarang
Anak sering BAB selama 1 hari, selama sakit anak sering menangis dan sulit tidur
serta tidak mau makan
b. Riwayat penyakit terdahulu
Anak tidak pernah menderita penyakit apapun
Anak tidak pernah alergi obat atau makanan
c. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang sedang menderita diare
d. Riwayat antenatal
Kesehatan selama dalam kandungan : baik
Penyakit yang diderita selama hamil : tidak ada
Obat atau jamu yang pernah diminum : Fe, yodium, kalk tablet, vitamin B
ANC : 6X di posyandu
Imunisasi : TT 2X
e. Riwayat natal
Usia kehamilan : 40 minggu
Tempat persalinan : BPS
Cara persalinan : Spontan
Penolong persalinan : Bidan
Komplikasi ketika lahir :-
Obat-obatan yang digunakan : -
f. Riwayat Neonatal
AS : 7-8
Pernah kejang : tidak pernah
Pernah mengalami kelumpuhan: tidak pernah
Pendarahan : tidak pernah
BB/PB lahir : 2900 gram/28 cm
Gangguan/keluhan saat lahir : tidak ada
g. Riwayat Post natal
Lahirnya perawatan di RS/PKM :-
Penyakit setelah lahir :-
h. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah menerima imunisasi lengkap sampai umur 9 bulan
i. Riwayat tumbuh kembang
a) Pertumbuhan
BB = 9.1 kg TB = 78 cm
b) Perkembangan
1. motorik dasar : dapat minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
2. motorik halus : anak dapat memegang mainan, mengikuti objek dengan gerakan
bola mata
3. bahasa : anak sudah bisa berbicara
4. interaksi social : kemampuan anak untuk bermain dengan orang tua
j. Riwayat Psikososial
Hubungan dengan keluarga : baik
Hubungan dengan teman : baik
Siapa pengasuh/orang terdekat : orang tua
Jumlah anggota keluarga : 3, terdiri dari ayah,ibu, dan anak
4. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum sakit : makan 3x/hari, minum 5-6 gelas/hari
Selama sakit : nafsu makan berkurang, makanan tidak habis
b. Istirahat/tidur
Sebelum sakit : tidur siang 3 jam, tidur malam 9 jam
Selama sakit : tidur siang 2 jam, malam 6-7 jam, anaksering terbangun (rewel)
c. Eliminasi
BAB : mencret sering dan bayi rewel serta tinjanya encer
BAK : kencingnya sedikit dan tidak terlalu sering
d. Personal Hygiene
Sebelum sakit : anak mandi 2x/hari
Selama sakit : anak hanya diseka pagi dan sore hari
e. Aktifitas
Sebelum sakit : anak senang bermain dengan teman seusianya
Selama sakit : anak lemah dan rewel, minta digendong terus

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadan umum : lemah
Kesadaran : saminder
TTV : Nadi : 124 X /menit
Suhu : 36,7 0 C
RR : tidak terkaji
Antropometri
BB = 5.1 kg
TB = 78 cm
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Mata : agak cekung
Mulut : bibir kering, tidak stomatitis
Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugulasis
Dada : nafas teratur
Perut : bising usus cepat
Genetalia : bersih
Ekstremitas : pergerakan bebas, tidak oedem, tidak cacat
Elastisitas kulit perut : kembali sebelum 2 detik

II. INTERPRETASI DATA DASAR


DX : diare dengan dehidrasi ringan
DS : ibu mengatakan anaknya BAB terus menerus sebanyak 4-5 kali dengan konsistensi
encer
DO :
Pemeriksaan umu
Keadaan umum : lemas
Kesadaran : saminder
TTV : Nadi : 124 X/menit
Suhu : 36.70 C
RR : tidak terkaji
Antropometri
BB = 9,1 kg
TB = 78 cm
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Mata : agak cekung
Mulut : bibir kering, tidak stomatitis
Telinga : bersih, simetris tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjat tyroid
Dada : nafas teratur
Perut : bisibg usus cepat, kembung
Genetalia : bersih
Ekstremitas : pergerakan bebas, tidak oedem, tidak cacat
Elastisitas kulit perut : kembali sebelum 2 detik
Masalah : kekurangan cairan, dan amat rewel
Kebutuhan : pemeriksaan kebutuhan cairan

III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Masalah : kekurangan cairan
Masalah potensial : dehidrasi sedang

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Pemenuhan kebutuhan cairan (rehidrasi) dengan cara pemberian oralit

V. INTERVENSI
1. Lakukan rehidrasi dengan segera
2. Tunjukan cara pemberian larutan oralit
3. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tablet zinc 20 mg
4. berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak
5. anjurkan pada ibu untuk control ulang 5 hari lagi jika tidak ada perbaikan
6. anjurkan pada ibu untuk menerapkan PHBS

VI. IMPLEMENTASI
1. melakukan rehidrasi dengan segera dengan cara memberikan cairan oralit sesuai dengan umur
dan BB yaitu 700-900 ml air matang
2. menunjukan cara memberikan larutan oralit, yaitu :
minum sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk gelas
jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat
3. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian tablet zinc selama 10 hari
4. menganjurkan ibu untuk memberikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan
anak
5. menganjurkan pada ibu untuk menerapkan PHBS misalnya membiasakan diri untuk
menimbang BB anak tiap bulan, BAB/BAK di kamar mandi
6. menganjurkan ibu untuk control ulang 5 hari lagi jika tidak ada perbaikan

VII. EVALUASI
1. ibu mengerti dengan penjelasan bidan ditandai dengan ibu mampu menjawab pertanyaan
bidan singkat dan benar
2. ibu bersedia membawa anaknya control ulang 5 hari lagi jika tidak ada perbaikan
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta :
Media Aesculapius
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Cetakan
Keempat. Jakarta : Infomedika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai