PIROGEN
OLEH :
KELOMPOK III
RADIAH ZAINUDDIN
JURUSAN FARMASI
SAMATA GOWA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam merupakan regulasi panas pada suatu tingkat suhu yang lebih tinggi
dan berhubungan dengan peningkatan tolak ukur hipotalamus (Ernst Mutschler,
1991). Demam paling sering dijumpai di Indonesia, diperkirakan angka
kejadian jauh lebih tinggi, mengingat banyaknya kejadian infeksi (Soeroso,
1989). Demam berhubungan dengan banyak penyebab baik patologis maupun
nonpatologis namun menyertai hampir semua infeksi, terjadi dalam waktu
singkat, meskipun dalam beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama. Bahan-
bahan bakteri dan virus dapat menyebabkan demam yang disebut demam
pirogen eksogen (Ernst Mutschler, 1991); (Braunwald, et al., 2005). Suhu tubuh
normal berkisar antara 35,9-37,3C dengan variasi berbeda (Houssay, 1955).
Sejak zaman purbakala, demam telah dikenal sebagai tanda utama
penyakit,tetapi pengertian tentang patofisiologi demam tergolong relatif masih
baru. Substansiyang dapat menimbulkan demam disebut pirogen. Ada dua
macam pirogen, yaitu pirogen endogen yang dibentuk oleh sel-sel tubuh sebagai
respons terhadap stimulusdari luar (misal: toksin), dan pirogen eksogen yang
berasal dari luar tubuh.
Pada1948, dr. Paul Beeson menemukan bahwa demam timbul karena
adanya produk sel peradangan hospes yang merupakan pirogen endogen.
Belakangan ini, terbukti bahwa fagosit mononuklear merupakan sumber utama
pirogen endogen dan bahwa bermacam-macam produk sel mononuklear dapat
menjadi mediator timbulnyademam.Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah
suatu protein yang identik denganinterleukin-1. Di dalam hipotalamus zat ini
merangsang penglepasan asam arakidonatserta mengakibatkan peningkatan
sintesis Prostaglandin E2 yang langsung dapatmenyebabkan suatu pireks.
Dalam tekhnologi sediaan steril, keberadaan pirogen di dalam sediaan
sangatlah diharamkan karena akan membahayakan kesehatan pasien. Untuk itu
perlu dipelajari hal-hal yang berkaitan dengan pirogen agar kita memahami
berbahanya pirogen bagi kesehatan.
Pada makalah ini akan di bahas mengenai pirogen dan hal-hal penting untuk
mengetahui keberadaannya serta cara-cara menghindari dan cara-cara
menghilangkan pirogen.
B. Rumusan masalah
pathogen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Pirogen
Pirogen berasal dari kata pyro yang artinya keadaan yang berhubungan
dengan panas, dan kata gen yang artinya membentuk atau menghasilkan
.Pirogen adalah suatu produk mikroorganisme, terutama dari bakteri gram
negatif (Teztee,2009)
Pirogen adalah senyawa dengan berat molekul tinggi yang dinyatakan
sebagai senyawa lipopolisakarida yang diproduksi oleh kira-kira 5-10% massa
total bakteri. Pirogen ini merupakan senyawa yang jika masuk ke aliran darah
akan mempengaruhi suhu tubuh dan biasanya menghasilkan demam.
Pengobatan demam yang disebabkan oleh pirogen sangat sulit dan pada
beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Pirogen berasal dari kelompok
senyawa yang luas, meliputi endotoksin (LPS). Endotoksin adalah suatu
molekul yang berasal dari membran luar bakteri gram negatif.Organisme gram
negatif membawa 3-4 juta LPS pada permukaannya yang meliputi 75%
permukaan membran luar (Sudjadi,2008)
Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam dan sering
mencemari sediaan farmasi.Sampai saat ini, substansi pirogenik yang diketahui
paling aktif dan paling sering mencemari sediaan farmasi adalah endoktoksin,
selain itu masih banyak substansi pirogenik lainnya seperti bakteri, fungi, DNA-
RNA virus, protein, polipeptida dan lain (Usman,1988).
Endotoksin merupakan suatu produk miroorganisme terutama dari gram
negatif yang terdiri atas suatu senyawa kompleks lipopolysakarida yang
pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang inert.Pada saat ini endoktoksin
diketahui merupakan pirogen yang paling kuat, namun kehadiran pirogen lain
dalam suatu sediaan perlu diperhitungkan karena manusia tidak hanya
dipengaruhi endoktoksin saja tetapi juga pirogen yang lain (Gennaro et al.,
1990).
Pada tahun 1923 seibert membuktikan bahwa pirogen adalah substansi yang
tidak tersaring, termostabil, dan non volatile. Pada tahun 1937 Co Tui
membuktikan bahwa kontaminasi pirogen ini juga terjadi pada alat-alat seperti
wadah-wadah untuk melarutkan obat suntik, juga pada zat kimia yang
digunakan sebaga zat berkhasiat (Gennaro et al., 1990).
B. Teori Tentang Pirogen
Pirogen adalah senyawa dengan berat molekul tinggi yang dinyatakan
sebagai senyawa lipopolisakarida yang diproduksi oleh kira-kira 5-10% massa
total bakteri. Pirogen ini merupakan senyawa yang jika masuk ke aliran darah
akan mempengaruhi suhu tubuh dan biasanya menghasilkan demam.
Pengobatan demam yang disebabkan oleh pirogen sangat sulit dan pada
beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Pirogen berasal dari kelompok
senyawa yang luas, meliputi endotoksin (LPS). Endotoksin adalah suatu
molekul yang berasal dari membran luar bakteri gram negatif.Organisme gram
negatif membawa 3-4 juta LPS pada permukaannya yang meliputi 75%
permukaan membran luar (Sudjadi,2008)
Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam terutama
dari bakteri gram negatif yang terdiri atas suatu senyawa kompleks
lipopilisakarida. Pada saat ini endotoksin diketahui merupakan pirogen yang
paling kuat, namun kehadiran pirogen lain dalam suatu sediaan perlu
diperhitungkan; karena manusia tidak hanya respon terhadap endotoksin tetapi
juga pirogen yang lain (Suwandi. 1988)
Sifat-sifat pirogen:
1. Termostabil, sehingga hanya dapat dihilangkan dengan pemanasan pada
suhu 650 derajat C selama 1 menit
2. Larut dalam air
3. Tidak dipengaruhi oleh bakterisida biasa
4. Tidak menguap
5. Berat Molekul (BM) antara 15.000-4.000000 dan
6. Ukuran umumnya 1-50 millimikron
Mekanisme Demam
Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag,
dan sel-sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen IL-1(interleukin 1), TNF (Tumor Necrosis Factor ), IL-6
(interleukin 6), dan INF (interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi
hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus
mempertahankan suhu di titik patokan yang baru dan bukan di suhu normal.
Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 38,9 C,
hipotalamus merasa bahwa suhu normal prademam sebesar 37 C terlalu dingin,
dan organ ini memicu mekanisme-mekanisme respon dingin untuk
meningkatkan suhu tubuh (Ganong, 2002).
Berbagai laporan penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan suhu tubuh
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk
mengatasi berbagai rangsang. Ransangan endogen seperti eksotoksin dan
endotoksin menginduksi leukosit untuk mengeluarkan pirogen endogen, dan
yang poten diantaranya adalah IL-1 dan TNF, selain IL-6 dan IFN. Pirogen
endogen ini akan bekerja pada sistem saraf pusat tingkat OVLT (Organum
Vasculosum Laminae Terminalis) yang dikelilingi oleh bagian medial dan
lateral nukleus preoptik, hipotalamus anterior, dan septum palusolum. Sebagai
respon terhadap sitokin tersebut maka pada OVLT terjadi sintesis
prostaglandin, terutama prostaglandin E2 melalui metabolisme asam arakidonat
jalur COX-2 (cyclooxygenase 2), dan menimbulkan peningkatan suhu tubuh
terutama demam (Nelwan dan Sudoyo, 2006).
C. Sumber-sumber Pirogen
pirogen yang terkandung utamanya pada sediaan steril. Berikut adalah cara
pencegahan pirogen :
a. Scovilles : 196-197
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah pemasukan dan
dikumpulkan dalam wadah yang telah dibilas dengan air destilat segar.
bakteri tahan udara harus dilatih. Air destilasi harus terlindung selama
mungkin.
b. Scovilles : 194
serum seitz no 3 pirogen diabsorbsi pada permukaan dari asbes dan oleh
karena itu pirogen dihilangkan dari larutan. Juga telah disebutkan bahwa
pirogen dapat dihilangkan dengan filtrasi melewati alat penyaring yang lain.
Larutan dikocok dengan 0,1 % arang aktif serbuk halus selama 5-10 menit.
kertas saring dan penyaring gelas sinter. Arang yang tergranulasi tidak
E. Uji-uji Pirogen
1. PTM : 139
Pirogen dapat dipindahkan dari suatu larutan melalui destilasi dan ini
merupakan metode paling tua untuk memperoleh air bebas progen, dasar
pirogen dalam skala besar. Ultrafiltrasi sampai 100 KD adalah alat yang
tetapi pada kenyataannya ukuran agregat paling kurang 1000 KD. Osmosa
balik juga efektif memindahkan partikel samapai 1 nm, meliputi endotoksin.
Disisi lain, norit aktif, serat asbes dan polipropilen atau politeffiber atau
pada segel dan penutup tidak dapat dipanaskan. Pirogen disini disyaratkan
permukaan logam atau gelas dapat diolah secara kimia, kebanyakan bahan
panas kering tidak efektif, tekanan pada 20 psig disyaratkan selama paling
depirogenisasi ini di pilih untuk permukaan adalah panas kering pada suhu
sekitar 160-250oC paling kurang 30 menit kondisi yang baik yang telah
permukaan dapat dipanaskan, dan tentu saja sangat sedikit produk yang
dapat diolah dengan cara ini. Wdah gelas, setelah pencucian dengan air
pada oven berkesinambungan suhu 250oC atau lebih tinggi. Kondisi ini
2. SDF : 46-47
Destilasi bebas pirogen dikumpulkan dalam wadah steril dan bebas pirogen.
Air untuk injeksi, ketika dikumpulkan dalam wadah bebas pirogen dan
steril, harus digunakan kurang dari 24 jam untuk sediaan produk parenteral
yang disterilkan pada periode ini. Jika air untuk injeksi disimpan untuk
waktu lebih panjang, air untuk injeksi dapat disimpan dalam wadah bebas
pirogen dan steril pada suhu 5-80oC suhu dimana mikroorganisme tidak
dihilangkan dari wadah logam dan gelas melalui panas kering. Ketika
metode tidak praktis untuk ukutan wadah atau bukan metode pilihan untuk
wadah dengan baik dengan air untuk injeksi bebas pirogen, pirogen larut air,
dengan deterjen akan menjadikan wadah gelas bebas pirogen jika dilindungi
Putaran autoklaf biasa tidak bisa melakukan hal ini. Pemanasan dengan
alkali kuat dan atau larutan oksidasi akan menghancurkan pirogen. Suatu
adsobsi dalam bahan adsortif. Namun, karena fenomena adsorbsi juga dapat
menyebabkan pemindahan selektif dari bahan kimia dari larutan dan filtrat
Kesimpulan :
pengopersaian penyulingan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pirogen adalah merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam
dan sering mencemari sediaan farmasi.
2. Jenis-jenis pirogen :
a. Pirogen endogen
b. Pirogen eksogen
3. Sumber-sumber pirogen :
a. Air
b. Wadah dan alat
c. Zat kimia terlarut
4. Uji-uji pirogen :
a. Rabbit test ( dengan menggunakan kelinci sebagai hewan coba)
b. LAL (Limulus amebocyte lysate) : pengujian dengan menggunakan
reagen.
c. Pengujian dengan kuantitatif dan kualitatif
5. Cara-cara menghilangkan pirogen :
a. Pembilasan
b. Destilasi
c. Ultrafiltrasi
d. Osmosa bolak balik
e. Karbon aktif
B. Saran
Disarankan pada farmasis untuk berhati-hati dalam memformulasi dan
membuat sediaan steril sehingga dapat meminimalisir keberadaan pirogen yang
dapat membahayakan kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Suwandi. 1988. Uji Pirogenitas dengan Kelinci dan Limulus Amebocyt Lysate.
Cermin Dunia Kedokteran no.52.
Turco, Salvatore dan Robert E. 1974. Sterile Dosage Forms. London : Published
in Great Britain by Henry Kimpton Publishers.
Walter F., PhD. Boron. 2003. Medical Physiology: A Cellular And Molecular
Approaoch. Elsevier/Saunders. p. 1300. ISBN 1-4160-2328-3.
Teztee.2009.http://widanindri.blogspot.com/2009/05/pyrogen-pyrogen 200c.html
(diakses tanggal 1 maret 2014)