Sistem Televisi Digital

By : Suthami09@gmail.com
 Obyektif Perkuliahan
2

Memahami Sistem TV Digital

Memahami Sistem Transmisi TV Digital
Memahami Perbedaan TV Digital dan Analog

Referensi :
MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik
Elektro FT, Unram,
SM Sasongko, Buku Ajar Dasistel. Jurusan Teknik Elektro FT,
Unram.
Depkominfo

Dasar Telkom
 Format Televisi Digital

TV digital menggunakan data digital (1 dan 0) untuk

pengiriman informasi gambar dan suara
Karakteristik TV digital ditandai oleh parameter resolusi
horisontal dan vertikal, aspek ratio, interlaced atau
progressive scanning, dan refresh rate.
Resolusi gambar memuat informasi jumlah pixel elemen
penyusun gambar
Aspek rasio adalah perbandingan lebar : tinggi dari
bidang gambar, misalnya 4:3 atau 1,33:1 yang berarti
1,33 kali lebih lebar dibanding tinggi gambar (standar
layar TV analog), standar yang lain 16:9 atau 1,78:1.
3 Dasar Telkom
 Format Televisi Digital

Interlaced scanning adalah pemayaran gambar dengan

cara membagi frame menjadi dua medan (ganjil dan
genap) sehingga garis pemayaran bersisipan.
Progressive scanning adalah pemayaran gambar
dengan cara berurutan sehingga garis pemayaran tidak
bersisipan.
Refresh Rate adalah kecepatan pengulangan frame /
gambar, dengan satuan frame per detik atau gambar per
detik (umumnya Hz).
Refresh Rate TV digital untuk interlaced scanning adalah
30 Hz dan untuk progressive scanning adalah 24, 30,
dan 60 Hz.
4 Dasar Telkom
 Ringkasan Format TV Digital
Format Vertical Horizontal Aspect Scan Refresh
Type
Index Resolution Resolution Ratio Type Rate [Hz]

1 interlaced 30 SDTV

2 24
640 4:3
3 progressive 30

4 60

5 interlaced 30

6 24
480 704 4:3
7 progressive 30 EDTV

8 60

9 interlaced 30

10 24
704 16:9
11 progressive 30

12 60

13 24

14 720 1280 16:9 progressive 30

15 60
HDTV
16 interlaced 30

17 1080 1920 16:9 24

progressive
18 30

5 Dasar Telkom
 Format Televisi Digital

Standard Definition Television (SDTV) menggunakan

kecepatan data 4 7 Mbps.
Enhanced Definition Television (EDTV) mempunyai
mempunyai kualitas gambar yang lebih baik dari SDTV
tetapi lebar frek tidak sebesar HDTV
High Definition Television (HDTV) mendukung
kecepatan data 25 - 27 Mbps, dan memiliki kualitas
gambar paling baik diantara standar TV digital. HDTV
cocok untuk kondisi dimana prioritas utama adalah
kualitas gambar dengan mengorbankan faktor lebar
frekuensi yang digunakan.

6 Dasar Telkom
 Kondisi Global implementasi TV Digital

TV digital menggunakan data digital (1 dan 0) untuk

pengiriman informasi gambar dan suara
Karakteristik TV digital ditandai oleh parameter resolusi
horisontal dan vertikal, aspek ratio, interlaced atau
progressive scanning, dan refresh rate.
Resolusi gambar memuat informasi jumlah pixel elemen
penyusun gambar
Aspek rasio adalah perbandingan lebar : tinggi dari
bidang gambar, misalnya 4:3 atau 1,33:1 yang berarti
1,33 kali lebih lebar dibanding tinggi gambar (standar
layar TV analog), standar yang lain 16:9 atau 1,78:1.
7 Dasar Telkom
 Standar Penyiaran Televisi Analog
8

Abbrev Name Main Geographic Use

PAL Phase Alternating Line Most of Europe, Australia, Parts of Asia
(including India & China), Most of Africa,
Eastern South America

NTSC National Television System North & Central America, Western South
Committee America, Japan, Philippines, Thailand,
Taiwan, South Korea

SECAM Sequential Color with Memory France, Russia & former Soviet republics,
portions of Africa, Madagascar
 Standar TV Analog di Dunia
9
 Digital Television Worldwide
10

Worldwide, terrestrial TV broadcasts are switching from analog to digital

modulation
Different countries have different schedules for switching over (most by
2015)
Some satellite TV broadcasting has been digital for more than 15 years
Japan is deploying ISDB-T technology, replacing NTSC and analog HDTV
MUSE standards
ISDB-T also being widely deployed in South America
North America is deploying ATSC digital TV to replace NTSC analog
standard
U.S. digital transition is completed for full-service broadcasts; legacy
NTSC remains for low-power stations
Australia and Europe are deploying DVB-T
China is rolling its own (DMB-T)
 Standar Siaran TV Digital
11

Over-the-Air Modulation Main Geographic

Abbrev Name Type Use
DVB-T Digital Video Coded Orthogonal Frequency Europe, Russia,
Broadcasting Terrestrial Division Multiplexing (COFDM) Australia, Parts of
(QPSK, 16QAM, and 64QAM) Asia

ISDB-T Integrated Services Coded Orthogonal Frequency Japan, South

Digital Broadcasting - Division Multiplexing (COFDM) America (ISDB-T
Terrestrial (DQPSK, QPSK, 16QAM, and International)
64QAM)

ATSC Advanced Television 8-level Vestigial Sideband (8VSB) North America, South
Systems Committee Korea

DMB-T/H Digital Multimedia Time Domain Synchronous China only

Broadcast Terrestrial/ Orthogonal Frequency Division
Handheld Multiplexing (TDS-OFDM)
 Digital TV Standards Worldwide
12
Digital Transition Worldwide

Completed, no analog / Completed for full-service stations / In transition /

Planned / No transition planned / No Information

13
 TV Spectra
Analog
Digital

14

DVB-T (OFDM)

ISDB-T (Yellow)
PAL / SECAM / NTSC Generic (OFDM)
(All have video, chrominance, and audio carriers.
Some differences in total bandwidth and
frequency offset between carriers.)

PAL

ATSC
(8-VSB)
 Maximum Transmit Power (U.S.)
15

Maximum Analog Maximum Digital

Chan Freq (MHz) EIRP (kW) EIRP (kW)

26 54 72 & 76 88 164 74

7 13 174 216 518 262

14 51 470 698 8222 1640

 DTV Unwanted Emissions Limits (U.S.)
(Assumes full-power 1640 kW EIRP)
16

Fig. 1.14.5: Unwanted Emissions Limits for a Full-Power (1640 kW EIRP)

Digital TV Signal

-40

-50
EIRP Limit for Unwanted Emissions

-60
[dB(W/Hz)]

-70

-80

-90

-100

-110
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Frequency Offset from Channel Edge (MHz)

 Comparison of Analog (NTSC) and Digital
(ATSC) TV Signal Spectra
17

Direct comparison of digital (8-VSB modulation, left) and analog (AM-VSB, PM, and FM, right) TV signals,
of the same station from the same tower at the same time. The analog signal has more power because of
the large video carrier, but the digital signal fills in the spectrum completely.
 Comparison of Digital (ATSC) and Analog
(NTSC) Signals
18
 Ratio of Power Spectral Density of Digital
(ATSC) to Analog (NTSC)
19
 PROGRESS REPORT
IMPLEMENTASI PENYIARAN
DIGITAL DI INDONESIA

20
 DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN
UNDANG-UNDANG 36 TAHUN 1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI
PERATURAN PEMERINTAH NO. 50/2005
TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA
Pasal 2
(1) Lembaga Penyiaran Swasta diselenggarakan melalui sistem terestrial dan/atau melalui sistem satelit
dengan klasifikasi sebagai berikut. a. Penyelenggaraan penyiaran melalui sistem terestrial meliputi:
1. penyiaran radio AM/MW secara analog atau digital;
2. penyiaran radio FM secara analog atau digital;
3. penyiaran televisi secara analog atau digital;
4. penyiaran multipleksing.

PERATURAN MENKOMINFO NO. 22/2011

TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN TELEVISI DIGITAL TERESTRIAL PENERIMAAN TETAP TIDAK
BERBAYAR (FREE TO AIR)
PERATURAN MENKOMINFO NO. 23/2011
TENTANG RENCANA INDUK (MASTERPLAN) FREKUENSI RADIO UNTUK KEPERLUAN TELEVISI SIARAN
DIGITAL TERESTRIAL PADA PITA FREKUENSI RADIO 478 694 MHz
21
 Kondisi Global implementasi TV Digital
Hampir lebih dari 85% wilayah dunia sudah mulai mengimplementasikan tv digital
Analog Switch Off:
USA : 6/2009
Japan : 7/2011

Korea : 12/2012
China : 2012
UK : 10/2012
Brunei : 6/2014
Malaysia : 12/2015
Singapore : 2015
Thailand : 2015
Philliphine : 2015
Vietnam : 2020

Standar TV Digital Dunia :

Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T)
Advanced Television Systems Committee (ATSC)
Integrated Services Digital Broadcasting (ISDB-T)
Digital Terrestrial Multimedia
22 Broadcasting (DTMB)
 KENAPA HARUS MIGRASI KE
DIGITAL?
International Telecommunication Union (ITU) melalui the Geneva 2006
Frequency Plan (GE06) Agreement telah menetapkan bahwa tanggal
17 Juni 2015 merupakan batas waktu untuk negara-negara di seluruh
dunia untuk melakukan migrasi dari penyiaran tv analog ke penyiaran
tv digital.
Teknologi analog akan semakin mahal pengoperasiannya dan secara
bertahap menjadi usang.
Spektrum frekuensi merupakan sumber daya terbatas, sehingga
efisiensi menjadi kritikal. Penggunaan teknologi digital berarti menjadi
penghematan spektrum frekuensi.
Indonesia sudah memulai program migrasi ke tv digital sejak tahun
2003, sehingga sudah memiliki hampir sepuluh tahun waktu persiapan.
Besarnya potensi keuntungan yang hilang dan potensi kerugian yang
timbul bagi masyarakat dan negara jika tidak dilaksanakan.

23
KEUNTUNGAN PENYIARAN DIGITAL

Kualitas gambar dan suara lebih baik

Konsumen Pilihan program siaran lebih banyak

Lembaga Efisiensi infrastruktur (75%) dan biaya

operasional serta mendukung teknologi ramah
Penyiaran lingkungan

Menumbuhkan industri konten nasional dan

Industri Kreatif lokal

Kesempatan industri nasional untuk

Industri Perangkat memproduksi Set Top Box

Efisiensi spektrum frekuensi radio dan potensi

Pemerintah PNBP dari digital deviden serta peningkatan
pertumbuhan ekonomi dari broadband
24
 PRINSIP DASAR MIGRASI ANALOG-
DIGITAL
Jaminan penyaluran informasi melalui media penyiaran TV
ke pemirsa tidak terputus
Jaminan kepada LPP dan LPS tentang tidak terganggunya
kegiatan penyiaran, walau dalam masa transisi (simulcast)
Pada masa transisi, LPP dan LPS yang sudah beroperasi
memiliki prioritas awal untuk bersiaran di digital
Pemerintah sedang mengkaji kebijakan subsidi set-top-box ke
masyarakat agar tepat sasaran.

25
 Tahapan Digitalisasi sampai saat ini
Steering Committee &
Working Group
IMPLEMENTATION

Steering Committee Trial TV Sosialisasi:

& Working Group digital PSA, Mall to
Preparation Bandung mall, seminar
dll
Grand Kerangka
Launching Implementasi
Ujicoba TV Survey
TV Penyiaran
digital Lapangan Digital Seleksi
TV digital
Penyeleng
Audience
Master Plan gara dan
Survey Peresmian
Frekuensi Digital on
Penetapan Pemancar TV
Soft Launching Digital air
Standar digital (Jkt,
Ujicoba TV
DVB-T Btm, Sby)
digital

2007 2008 2009 2010 2011 2012

2003
PERMEN PERMEN
39/2009 22/2011
26
 Perubahan penting yang terjadi karena
teknologi digital

Transisi bisnis model dari analog ke digital

Organisasi struktur penyelenggara TV digital
Adanya area layanan baru yang disebut zona layanan

27
 TRANSISI MODEL BISNIS PENYIARAN

ANALOG DIGITAL
LEMBAGA
Penyelenggara LEMBAGA PENYIARAN
Program Siaran PENYIARAN PENYELENGGARA
PENYIARAN
PENYIARAN
LEMBAGA

Pemegang Hak MULTIPLEKSING

Penggunaan Frekuensi Penyelenggara (MUX)
Penyedia Menara
Program
Penyelenggara Siaran
Infrastruktur/Mux Pemegang Hak
Penggunaan Frekuensi

Penyedia Menara Penyelenggara

Infrastruktur/Mux

VERTIKAL HORIZONTAL

28
ORGANISASI STRUKTUR
PENYELENGGARAAN TV DIGITAL

LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
MUX-1 LPS-1 sd 12

MUX-2
LEMBAGA LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12 LEMBAGA
PENYIARAN MUX-3 LPS-1 sd 12 PENYIARAN
PENYELENGGARA LPS-1 sd 12 PENYELENGGARA
PENYIARAN MUX-4 dst LPS-1 sd 12 PROGRAM
LPS-1 sd 12 SIARAN
MULTIPLEKSING
MUX-5

TVRI TVRI
LPS-1 sd 12 LPP LOKAL
LPS-1 sd 12 LP KOMUNITAS
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPP-1 sd 12

29
ZONA LAYANAN PENYIARAN
MULTIPLEKSING (MUX)

1 15
1
2
4 12
13 10
3 9
11
4
6
5 8
7

30
ZONA LAYANAN MUX Zona Wilayah Layanan
Zona 8 Bali
Zona Wilayah Layanan NTB
Zona 1 Aceh NTT
Sumatera Utara Zona 9 Papua
Zona 2 Sumatera Barat Papua Barat
Riau Zona 10 Maluku
Jambi Maluku Utara
Zona 3 Bengkulu Zona 11 Sulawesi Barat
Sumatera Selatan Sulawesi Selatan
Lampung Sulawesi Tenggara
Bangka Belitung Zona 12 Sulawesi Tengah
Zona 4 DKI Jakarta Gorontalo
Banten Sulawesi Utara
Zona 5 Jawa Barat Zona 13 Kalimantan Barat
Zona 6 Jawa Tengah Kalimantan Tengah
DIY Zona 14 Kalimantan Timur
Zona 7 Jawa Timur Kalimantan Selatan
31
Zona 15 Kepulauan Riau
ROADMAP INFRASTRUKTUR TV DIGITAL
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No Kegiatan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
1 Uji Coba Lapangan TV Digital di Jabodetabek Q1 Q4
2 Uji Coba Lapangan TV Digital di lokasi lain
a. Bandung 2a Q1 Q1
b. Batam 2b Q1 Q4
c. Surabaya 2c Q1 Q4
d. Makasar 2d Q4 Q3
e. Medan 2e Q4 Q3
3 Penyusunan Regulasi TV Digital 3 Q3 Q1
4 Penetapan Regulasi Penyelenggaraan TV Digital 4 Q1
5 Penetapan Master Plan Frekuensi TV Digital 5 Q1
6 Penyusunan Regulasi Perizinan TV Digital 6 Q2
7 Seleksi Perizinan TV Digital 7 Q3
8 Penetapan Perizinan Penyelenggara TV Digital 8 Q3
9 TKDN Set Top Box 9 Q3: >20% Q3: >30% Q3: >40% Q3: >50%
10 Penggelaran jaringan TV digital di DKI & DEM Zona 1 10 Q1 Q2
11 Periode simulcast di DKI & DEM Zona 1 11 Q1 Q2
12 Penggelaran jaringan TV digital di DEM Zona 2 12 Q4 Q1
13 Periode simulcast di DEM Zona 2 13 Q4 Q1
14 Penggelaran jaringan TV digital di DEM Zona 3 14 Q3 Q4
15 Periode simulcast di DEM Zona 3 15 Q3 Q4
16 Penggelaran jaringan TV digital di DEKM Zona 4 16 Q1 Q2
17 Periode simulcast di DEKM Zona 4 17 Q1 Q2
18 Penggelaran jaringan TV digital di DEKM Zona 5 18 Q3 Q4
19 Periode simulcast di DEKM Zona 5 19 Q3 Q4
20 Total Analogue Switch-Off 20 Q1

Jangkauan Layanan TV Digital (populasi) 0%-10% 10%-20% 20%-35% 35%-50% 50%-75% 75%-100%

DEM : Daerah Ekonomi Maju

DEKM : Daerah Ekonomi Kurang Maju
DKI tidak termasuk DEM dan DEKM
DEM Zona 1 : (3 propinsi)
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
DEM Zona 2 : (5 propinsi)
Sumatera Utara, Banten, Riau Kepulauan, DI
Yogyakarta, Kalimantan Timur
DEM Zona 3 : (14 propinsi)
NAD, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bali, Kalimantan
TARGET RPJM 2014
Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Maluku
DEKM Zona 4 : (9 propinsi)
Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tenggara, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat

DEKM Zona 5 : (1 Propinsi)

Papua
 Rencana Jangkauan TV Digital 2012-2017

2012 2013 2014

Jawa + Kepri +Sumut + Kaltim

+Sumatera+Kaltim
2015 2016 2017 2018

NATION-WIDE
ANALOG SWITCH-OFF

+Sulsel+Sulut+Kalima
ntan (kec Kalsel) +Kalsel +Sulawesi +Maluku
+Papua
: DIGITAL TV COVERAGE AREA
TERIMA
KASIH