Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Pendidikan di Indonesia

Judul : Perjalanan Pendidikan di Tanah


Penulis : Drs.H.Najamudin
Penerbit : RINEKA CIPTA
Tahun : 2005
Jumlah halaman : 106 halaman

Buku ini menceritakan tentang perjalanan pendidikan di tanah air. Buku


membahas sejarah pendidikan di tanah air dan menceritakan asal mula pendidikan
Indonesia dari awal tahun 1800 sampai dengan 1945. Yang berawal dari kongsi
dagang belanda yang dikenal dengan sebutan VOC(verenigde onst indiche
compagny) yang didirikan pada tahum 1602, telah beropersi selama 200 tahun.
Awal tahun 1799 terjadi korupsi besar besaran. Hal ini terjadi karena keserakaan
pegawainya untuk memperkaya diri sendiri. Pemerintahah belanda kemudian
menggantikan kedudukan VOC yang di mulai tahun 1800.Sejak tanggal 1800
sistem dan kendali di pegang oleh pemerintah belanda secara langsung di
Nederland. Pemerintah belanda mengutus jenderal Deandels ke indonesia untuk
menjalankan roda pemerintahan (1808-1811).

Deandels menaruh banyak perhatian terhadap pendidikan. Deandels


memberikan ide baru dalam lapangan pendidikan. Yakni, perlunya pengajaran
rakyat sehingga pengajaran tidak terbatas pada golongan bangsa eropa dan
pemeluk agama kristen saja seperti yang telah dijalankan sebelumya. Deandels
memberikan perintah kepada bupati di pulau jawa agar tiap-tiap kabupaten
mendirikan sekolah rendah. Namun sebelum berjalan sepenuhnnya, Deandels di
paNggil pulang ke Belanda.

Untuk menggantikan Deandels, Gubernur raflles ditugaskan menjalankan


pemerintahan indonesia pada tahun 1811. Dalam lapangan pendidikan Gubernur
Raffles, kurang berminat. Perhatiannya banyak ditunjukan kepada ilmu
pengetahuan dan ke budayaan. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan (botani). Pada

1
masa pemerintah Raflles pendidikan di tanah air mengalami kemunduran.
Kemudian pada tahun 1816 Inggris pun meninggalkan Indonesia.

Pada waktu Belanda menerima kembali penyerahan kekuasaan dari


inggris, pemerintah Belanda menaruh perhatian besar pada bidang pendidikan.
Untuk mengurus itu C.G.C Rein wart di tunjuk sebagai direktur pengajaran. Pada
tahun 1818, keluar peraturan pemerintah tentang peraturan persekolahan yang
berisi ketentuanketentuan dan penyelengaraan pengajaraan. Dalam peraturan
tersebut hanya sedikit yang menyingung masalah pengajaran untuk anak pribumi,
pemerintah Belanda lebih memfokuskan untuk pengajaran anak-anak Belanda dan
bangsa eropa lainnya.

Akhirnya memasuki tahun 1848 pemerintahan Belanda mulai menaruh


perhatian terhadap pendidikan Indonesia. Pada tahun itu dikeluarkan keputusan
raja Belanda tertanggal 30 september 1848, yang berisi perintah untuk
mengeluarkan anggaran belanja guna pendidikan sebesar 25.000 gulden setiap
tahun untuk pendidikan rakyat indonesia. Surat keputusan rajatersebut merupakan
titik awal di mulainya pelaksanaan pengajaran rakyat bumi putera dengan
membangun sekolah sekolahan untuk bumi putera sebanyak 20 buah dan sekolah
untuk belanda 30 buah. Perbandingan jumlah sekolah tidak wajar pada waktu itu,
hanya beberapa orang anak bumi putera yang berhasil mengenyam pendidikan.

Pada tahun 1863 atas desakan fransen van der putte akhirnya raja belanda
memberikan kesempatan luas pada rakyat indonesia untuk mendapatkan
pendidikan. Dana pendidikan yang 25.000 gulden di tingkatkan lagi menjadi
350.000 gulden setiap tahun. Jumlah sekolah dasar bertambah pada tahun 1864,
dari 186 buah menjadi 512 buah. Disamping itu, sudah ada keleluasaan bagi
penduduk bumi putera untuk memasuki sekolah belanda. Namun pembayaran
uang sekolah masih sangat tinggi sehingga sekolah belanda masih merupakan
impian semata. Hal semacam itu sesuai dengan keinginan adat waktu itu, yang
prinsip bahwa orang rendahan harus duduk di tanah bila berhadapan dengan
atasan.

2
Murid-murid yang bersekolah hanyalah golongan bangasawan, anak
pegawai, anak bupati dan anak camat. Diluar itu, seperti anak petani biasa, tidak
mendapat tempat untuk mendapat pendidikan. Hanya kaum bangsawan yang
mendapat pendidikan karena mereka disiapkan sebagai pemimpin yang di taati
oleh rakyat biasa, apalagi pengaruhnya sangat besar. Keadaan semacam ini
umumnya berlaku di pulau jawa. Diluar pulau jawa, keadaannya agak
berbeda.Sekolah-sekolah bumi putera dapat dimasuki oleh anak-anak pedangang
dan petani.

Bagi kaum wanita belum mendapat kesempatan luas untuk memasuki


sekolah. Hal ini disebabkan rakyat masih kolot dan menggap wanita tidak boleh
bekerja seperti laki-laki. Pejuangan ke arah perbaikan dan kemajuan wanita belum
ada, sampai munculnya Raden Ajeng Kartini dengan ide-idenya yang merupakan
obor penerang bagi nasib kaum wanitabumi putera.

Menyangkut waktu atau lamanya belajar di sekolah tidak ditentukan.


Penjenjangan kelas tidak diadakan, sehingga murid-murid dapat bersekolah
sehendak hati mereka. Murid-murid yang dianggap oleh guru sudah cukup
memadai pengetahuanya baru dapat di lepaskan atau tamat. Ada murid yang
dalam waktu 2 tahun sudah dapat menyelesaikan pelajaran tetapi, ada pula yang
sampai 6 tahun baru tamat.

Setelah keluar nya peraturan tentang Defferensiasi atau penggolongan


pengajaran bumi putera, yaitu pada tahun 1893, baru diadakan pembagian kelas.
Sekolah kelas I berlangsung selama 5 tahun dan sekolah kelas II berlangsung 3
tahun.Timbul pertanyaan, apa itu sekolah kelas satu dan kelas dua? Sekolah kelas
satu adalah yang di peruntukan bagi anak-anak bangsawan dan anak-anak orang
kaya atau berada. Sekolah kelas dua di peruntukan bagi anak pribumi, kelas II
diberikan pengajaran secara sederhana, yang penting dapat membaca, menulis,
dan berhitung, atau istilah lain 3M. Begitulah belanda membeda-bedakan
golongan dalam pendidikan, sehingga memunculkan pengkotak-kotakan
masyarakat dan tidak menutup kemungkinan terjadi kecemburuan sosial.

3
Dalam hal tenaga pengajar sebelum adanya tamatan sekolah guru, yang
diangkat menjadi guru adalah orang yan mau mengajar dan tahu membaca,
menulis, dan berhitung. Banyak guru bekas mantri gudang, juru tulis, dan
sebagainya. Keadaan guru pada umumnya diluar pulau Jawa adalah seorang guru
yang menghadapi lebih dari seratus murid. Satu perbadingan yang tidak wajar.
Idealnya, seorang guru mengahadapi 35 sampai 40 anak murid. Keadaan
pendidikan yang berdemikian berlanjut sampai menjelang awal abad ke- 20.

Dalam hal pengawasan pendidikan sekolah-sekolah bumi putera,


dilakukan oleh pembesar-pembesar tempat seperti bupati dan camat. Pengawasan
sentral tidak ada. Setelah tahun 1864 barulah sistem pengawasan sentral bagi
sekolah-sekolah bumi putera, yang bertanggung jawab mengawasi langsung
penyelenggaran pendidikan dan mengajukan usul-usul kepada Gubernur Jenderal.
Disamping ada pengawasan sekolah bumi putera, ada pula pengawasan sekolah
belanda yang disebut Hoofd comissie.Pada tahun 1867 Hoofd comissie dihapuskan
dan di ganti dengan Departemen pengajaran yang dipusatkan di batavia (jakarta).

Berbarengan dengan keluarnya undang-undang agraris yang memberikan


kebebesan kepada pengusaha partikelir, maka perekonomian makin maju dan
semakin banyak pula membutuhkan pegawai. Untuk mencetak pegawai,
didirikanlah sekolah Hoofden school. Mereka yang diterima di sekolah ini hanya
lapisan anak bangsawan. Sekolah ini dibuka di Probolinggo, Magelang, Todano,
dan Bandung. Kelak Hoofden school diubah pada tahun 1900 dengan nama Osvia.

Dari gambaran yang diuraikan tersebut dapat dikatakan, bahwa


kesempatan bangsa Indonesia memperoleh pendidikan sangat dibatasi oleh
penjajah Belanda. Pendidikan tidak berpihak kepada kepentingan rakyat
Indonesia, akan tetapi hanya untuk kepentingan bangsa Belanda sendiri. Periode
tahun 1800-1900, bisa dikatakan dunia pendidikan di tanah air sangat
menyedihkan. Setiap ada upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
selalu mendapat hambatan dan halangan dari penjajah.

Menjelang akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan Belanda mengalami


kemajuan yang pesat. Keuntungan yang besar mengalir terus ke Belanda

4
meskipun rakyat Indonesia menjadi miskin dan menderita. Kesengsaraan yang
sangat hebat ini menggerakan hati sebagian orang Belanda. Mr. PeeterBrooshooft,
seorang warga Belanda mendesak pemerintah agar mengambil langkah dalam
usaha meringankan nasib rakyat jajahan. Untuk membalas budi, pemerintah perlu
mengadakan politik asosiasi dengan membuka sekolah-sekolah atau memperbaiki
pendidikan (edukasi), memperbaiki pengairan (irigasi), dan penyebaran penduduk.
Politik ini dikenal dengan sebutan politik etis.

Realisasi dari politik etis dalam bidang pendidikan, pemerintah membuka


sekolah-sekolah sebanyak-banyaknya untuk rakyat. Pada tahun 1907 semasa
pemerintahan Gubernur Jenddral Van Hents, sekolah rendah mulai di perluas
untuk memberi kesempatan bagi rakyat. Sekolah itu disebut sekolah desa.Sekolah
ini tidak diselengarakanoleh pemerintah, tetapi pelaksanaannya diserahkan kepada
desa-desa. Semua peralatan sekolahan, mulai dari bangunan, bangku, meja, dan
biaya-biaya lainya adalah tanggung jawab desa. Guru yang mengajar dirangakap
oleh pegawai desa dan mata pelajaran masih tetap sama seperti kelas II, yaitu
membaca,menulis,dan berhitung.Pada tahun 1915, pemerintah membuka sekolah
Vervalog school (VVS), sebagai lanjutan dari sekolah desa.Sekolah sambungan
juga masih berjalan jika sekolah desa(volk school) dimulai dari kelas 1 sampai
kelas 3, sedangkan VVS dimulai dari kelas 4 sampai kelas 6.

Masih ada sekolah rendah lain yang didirikan pemerintah belanda untuk
anak bumi putera. Yaitu HIS(Hollands Inlands School) pada tahun 1914. Sekolah
HIS ini tadinya adalah sekolah kelas I yang didirikan pada tahun 1893. Bahasa
pengantar yang dipakai bahasa belanda. Murid-muridnya adalah anak-anak dari
golongan bangsawan dan lama belajarnya 7 tahun. Jumlah murid tamatanya
sangat terbatas setiap tahun. Oleh sebab itu tamatan HIS diterima menjadi
pegawai pemerintahan. Bagi anak-anak tamatan sekolah desa (VS) yang ingin
memiliki ijazah HIS, disediakan sekolah khusus, yaitu Schakel school yang lama
pendidikannya 5 tahun. Sekolah semacam ini dibangun pada tahun 1921.

Lembaga pendidikan selanjutnya yaitu sekolah menengah pertama atau


MULO (Middelbar Oetgetbreit Lagere Onderwijs) yang didirikan pada tahun
1914. Pada mulanya sekolah ini berupa kursus lanjutan dari sekolah rendah

5
belanda, tetapi setelah sekolah ini berdiri sendiri anak-anak bumi putera tamatan
HIS dapat diterima masuk sekolah ini. Disamping itu, sekolah menengah
kejuruan juga dibuka yang setingkat dengan MULO, yaitu sekolah menengah
pertanian yang lama belajarnya 3 tahun sekolah ini dibuka pada tahun 1911.
Muridnya yang diterima adalah tamatan HIS. Sekolah kejuruan tersebut di buka di
Sukabumi dan selanjutnya dibangun pula sekolah di Bogor.

Untuk memberi peluang bagi pemuda bumi putera untuk melanjutkan


pelajaranya ke sekolah yang lebih tinggi sesudah sekolah menengah pertama,
didirikan sekolah menengah atas yang namanya AMS (Algemene Middelbre
School).Lama belajarnya 3 tahun dan terbagi menjadi dalam 2 jurusan : bagian A
(ilmu pengetahuan budaya) dan bagian B (ilmu pengetahuan alam). Sekolah
pertama dibuka pada tahun 1919di yogjakarta karta kemudian menyusul pada
tahun 1920 dibandung, dan pada tahun 1926 di solo. Tamatan AMS sederajat
dengan HBS (Hogere Burger School), yang lama pelajarannya 5 tahun dan di
peruntukan bagi anak belanda.

Untuk kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pada


tahun 1920 dibuka sekolah teknik tinggi atau THS (Techniche Hoge School)
dibandung yang pada mulanya mahasiswa berasal dari HBS. Setelah AMS
mengeluarkan tamatanya barulah banyak orang bumi putera masuk sekolah ini.
Lama pendidikannya 5 tahun. Pada tahun 1924 dibuka sekolah Hukum tinggi atau
RHS (rechtnische Hoge school) di Jakarta. Sebelum RHS sudah ada sekolah
hakim menengah yang didirikan pada tahun 1909 di Jakarta. Namun sekolah ini
di tutup setelah berdirinya RHS (Rechtnische Hoge School).

Pada tahun 1927 menyusul sekolah kedokteran atau GHS


(GeneeskundigeHoge school) di jakarta. Lama belajar 7 tahun. Sebelum adanya
sekolah tinggi kedokteran, sudah ada sekolah dokter di Jawa. Tamatan sekolah di
peruntukan bagi program pemerintahan untuk mempersiapkan calon vaksinator,
yang lama pendidikannya 5 tahun. Mereka yang di terima di terima di sekolah ini
adalah tamatan HIS. sekolah ini adalah sekolah kejuruan yang pertama dibangun
di indonesia. Tahun 1902 sekolah ini berganti nama menjadi STOVIA(School Ter
Opleiding Van Indische Artsen) atau kedokteran bumi putera.

6
Berbicara tentang kapan dimulainya pendidikan Islam di Indonesia,
jawabannya adalah sejak masuknya agama Islam di Indonesia. Sebagian ahli
menyatakan bahwa, agama Islam masuk di Indonesia pada abad ke-12. Sejak
masuknya agama Islam, pendidikan mulai dilaksanakan. Pada mulanya cara
pelaksanaan sistem pendidikan Islam adalah sistem pengajian atau yang lebih
dikenal dengan sebutan pesantren. Pesantren sendiri merupakan lembaga
pendidikan islam yang di mana pelajar atau santri yang menggikuti pengajian Al-
kitab, pergi mengaji kerumah gurunya dan tinggal menetap di rumah gurunya.
Lama pendidikan pada pesantren tidak ada ketentuan. Ada santri yang dapat
selesai dalam 2 tahun, ada pula yang 3 tahun.

Nahdlatul Ulama (NU) yang menaungi madrasah merupakan salah satu


organisasi Islam dalam pendidikan di Indonesia. Organisasi lainnya yang muncul
pada saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yaitu Budi utomo, Indiche
Party, Serikat Islam, Perhimpunan indonesia, Muhammadiyah, dan sebagainya.
Oraganisasi tersebut ada yang bergerak di bidang pendidikan. Organisasi yang
bergerak dalam pendidikan, sadar bahwa untuk mencapai kesejahteraahan rakyat
dan kemajuan bangsa haruslah melalui pendidikan.

Oleh karena itu beberapa oraganisasi memasukan program pendidikan


dalam programnya. Lahirnya sekolah-sekolah yang dibuka baik oleh pihak swasta
dan organisasi lainya merupakan jawaban kepada pemerintah bahwa bangsa
indonesia sudah bertekat mencerdaskan kehidupan bangsa melalui wadah
pendidikan dan pengajaran. Munculah beberapa tokoh pendidikan, baik yang
bercorak nasional kebangsaan maupun bercorak keagamaan seperti Ki Hajar
Dewantoro, terkenal dengan pendidikan Taman Siswanya (Jawa Tengah). Moh.
Syafei, terkenal dengan perguruan INS Kayu Tanamnya(Sumatera). K.H. Ahmad
dahlan, membangun perguruan MuhammadiyaH (Jawa Tengah). K. H Hasyim asy
'ari, membangun pensanteren Tebu Ireng (Jawa Timur). K. H Abdul Rahman
Ambo Dalle, dan sebagianya.

Selain peranan Organisasi Islam di Indonesia dalam memajukan


pendidikan di tanah air. Sosok individu para pejuang pendidikan dalam

7
mencerdaskan kehidupan bangsa tak luput dari sorotan kita. Berikut merupakan
tokoh-tokoh pendidikan di Tanah Air:

Raden ajeng kartini dilahirkan pada tanggal 21 april 1879 di mayong, jepara,
jawa tengah. Ayahnya adalah bupati Jepara yang bernama Raden Mas Adi Pati
Sosroningrat, dan ibunya bernama Ngasirah. Jadi Raden Ajeng Kartini keturunan
bangsawan. Kartini merupakan anak yang suka belajar. Waktunya dirumah ia isi
dengan banyak membaca buku bahasa belanda dan melayu. Kartini berpendapat
dengan banyak belajar berarti pengetahuan yang di peroleh bertamabah pula.
Kartini ingin membebaskan keterikatan adat yang sangat menghambat
keinginannya untuk maju. Ia ingin mendrobraknya. Kebebasan untuk memperoleh
pendidikan harus seimbang."Kaum wanita harus diberi kebebasan untuk menuntut
ilmu sehingga dapat menduduki jabatan pulaUntuk mendrobrak semua hambatan
tersebut maka jalan satu satunya adalah pendidikan.R.A. Kartini adalah pelopor
perintis jalan ke arah penjuangan emansipasi wanita indonesia.

Kemudian Dewi sartika, Dewi Sartika dilahirkan di Bandung pada tanggal 4


desember 1884. Ayahnya adalah raden somanagara, seorang bupati bandung dan
ibunya adalah Raden Raja Permas. Cita-cita Dewi Sartika tidak lah berbeda
dengan cita-cita R.A Kartini. Keadan masyarat pada waktu itu kaum wanitanya
kurang mendapat kesempatan untuk maju.

Selanjutnya yaitu bapak pendidikan Indonesia Ki hajar dewantoro. Di lahirkan


pada tanggal 2 mei 1899 di yogjakarta. Ayahnya bernama kanjeng pangeran
Haryo suryoningrat, keturunan paku alam III pada tanggal 3 juli 1922 Ki Hajar
Dewantoro mendirikan perguran Taman siswa, yang merupakan salah satu sarana
untuk rakya Indonesia dalam mengemban pendidikan.

Selanjutnya K.H Ahmad Dahlan. Dilahirkan pada tahun 1868 di Yogjakarta.


Ayahnya adalah Kiai Abu Bakar. Pada tanggal 18 november 1912 K.H Ahmad
Dahlan mendirikan perkumpulan Muhammadiyah yang berpusat di Yogjakarta.
Untuk mecapai penyebaran agama digalakan melalui dakwah serta perluasan dan
pengajaran melalui sekolah-sekolah.

8
Dan yang terakhir K.H Hasyim Asy'ari. Dilahirkan di Jombang pada tahun
1875. K.H Hasyim membuka sekolah atau pesanteren pertama yaitu Tebung
Ireng. Sistem pembelajaran masih mengunakan sistem lama dengan mata
pelajaran meliputi tafsir, fikih, tauhid, dan bahasa arab.

Demikianlah uraian singkat tentang beberapa tokoh pendidikan, yang


perannya sangat bermanfaat dalam memajukan kecerdasan bangsa ini.Para tokoh
ini menyadari bahwa upaya untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah, modal
utamanya adalah pendidikan.

Kelebihan dari buku ini adalah dalam buku ini Drs.H.Najamudin


menjelaskan secara detail bagaimana perjalanan pendidikan di Indonesia,
sehingga dapat menambah wawasan pembaca. Selain itu Drs.H.Najamudin juga
menggunakan penyajian berupa ilustrasi gambar yang menarik, sehingga
menambah ketertarikan dan pemahaman para pembaca.

Kekurangan buku ini adalah pada buku inigaya bahasa yang digunakan
tida baku seperti penggunaan kata kalau sehingga membuat pembaca kurang
bisa memahami isi buku ini. Selain itu, gambar pada cover buku yang kurang
melambangkan isi dari buku ini, sehingga sedikit mengurangi kualitas buku.

Kesimpulan dari buku ini, buku ini menjelaskan sejarah pendidikan


indonesia serta menjelaskan tentang peran dan tokoh-tokoh pendidikan indonesia,
dari awal abad ke 19 masa penjajahan belanda sampai masa penjajahan jepang.
Buku ini memberitahu tentang susah nya untuk mendapat kan pendidikan masa
itu, dan dapat kita dapat bandingkan dengan pendidikan yang sekaramg.

Saran buku ini sangat cocok dibaca untuk segala kalangan baik remaja
maupun dewasa yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai perjalanan
pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai