Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kami berterima kasih
kepada Ibu Asri selaku guru mata pelajaran pancasila yang telah memberikan tugas
ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
dalam tugas ini banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu
kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi kebaikan masa yang akan datang.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila ada kesalahan-keasalan kata yang kurang
berkenan di hati dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi kebaikan di
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
UUD tidak dapat dijadikan pegangan dalam sistem pilitik maupun penegakan hukum.
Demokrasi Terpimpin (1959-1966), masa Orde Baru (1966-1998) dan era Reformasi
(1998-Sekarang). Pada saat kemerdekaan dulu berlaku tiga macam UUD(1945, RIS
dan 1950) namun dalam prosesnya sitem demokrasi dan hukum dapat ditegakan.
Dekrit presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 kembali berlaku dan dinyatakan penggunaan
Demokrasi Kita, 1960). Kemudian beralih pada masa Demokrasi Orde Baru 1966.
menegakan hukum dengan semboyan kembali ke UUD 1945 dengan murni dan
dari sistem politik otoriter ke sistem demokrasi. Pada saat pergantian kepemimpinan
pembaca mengerti dan memahami proses dan gejala yang ada dalam didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Diharapkan hal ini bisa mewujudkan demokrasi berbau indonesia meski konsep dasar
mengadopsi teori demokrasi luar. Berikut ini adalah salah satu analisis dialektik-
parlementer yang Liberal dengan mencontoh sistem parlementer barat, dan masa ini
mempunyai otonomi dan berdasarkan Undang undang Dasar Sementara tahun 1950
RI dijalankan oleh suatu dewan menteri (kabinet) yang dipimpin oleh seorang
perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Sistem politik pada
masa demokrasi liberal telah mendorong untuk lahirnya partai partai politik, karena
rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sisten Demoktasi Liberal tidak
cocok dan tidak sesuai dengan. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno
UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950 karena dianggap tidak cocok dengan
1. Bidang Politik
Tahun 1950 sampai dengan tahun 1959 merupakan masa berjayanya partai-
partai politik pada pemerintahan Indonesia. Pada masa ini terjadi pergantian kabinet,
partai-partai politik terkuat mengambil alih kekuasaan. PNI dan Masyumi merupakan
partai yang terkuat dalam DPR, dan dalam waktu lima tahun (1950 -1955) PNI dan
Masyumi silih berganti memegang kekuasaan dalam empat kabinet. Adapun susunan
Kabiet ini dilantik pada tanggal 7 September 1950 dengan Mohammad Natsir
(Masyumi) sebagai perdana menteri. Merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh
partai Masyumi. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi di mana PNI sebagai partai
kedua terbesar dalam parlemen tidak turut serta, karena tidak diberi kedudukan yang
sesuai. Kabinet ini kuat formasinya di mana tokoh tokoh terkenal duduk di
membentuk kabinet koalisi dari Masyumi dan PNI. Kabinet ini terkenal dengan nama
d. Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian
pertikaian buruh.
namun gagal.Kemudian menunjuk Wilopo dari PNI sebagai formatur. Setelah bekerja
selama dua minggu berhasil dibentuk kabinet baru di bawah pimpinan Perdana
Mentari Wilopo, sehingga bernama kabinet Wilopo. Kabinet ini mendapat dukungan
tanggal 31 juli 1953. Kabinet Ali ini mendapat dukungan yang cukup banyak dari
berbagai partai yang diikutsertakan dalam kabinet, termasuk partai baru NU. Kabinet
Ali ini dengan Wakil perdana Menteri Mr. Wongsonegoro (partai Indonesia Raya
PIR).
Pemilu.
Hasil atau prestasi yang berhasil dicapai oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo I
yaitu; Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan
tahun 1955 dan memiliki pengaruh dan arti penting dagi solidaritas dan perjuangan
kemerdekaan bangsa bangsa Asia Afrika dan juga membawa akibat yang lain,
seperti :
di negaranya.
3. Belanda mulai repot menghadapi blok afro- asia di PBB, karena belanda
pada tanggal 20 Maret 1956. Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI,
Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah Program kabinet ini
disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang,
sebagai berikut.
anggota-anggota DPRD.
c. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
Pembatalan KMB
Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri dari para
pakar yang ahli dalam bidangnya. Dipimpin oleh Ir.Juanda. Program pokok dari
Normalisasi keadaan RI
Hasil atau prestasi yang berhasil dicapai oleh Kabinet Djuanda yaitu.
berbagai daerah.
2. Bidang Ekonomi
telah ditetapkan dalam KMB. Beban tersebut berupa hutang luar negeri
sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam negeri sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
2) Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1
miliar
3) Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi yaitu
pertanian dan perkebunan sehingga apabila permintaan ekspor dari sektor itu
wilayah Indonesia.
dirancang.
Deklarasi Djuanda
Bank Indonesia
6) Masa ini bisa dikatakan sebagai masa paling demokratis selama republik ini
berdiri.
Kegagalan dari pelaksanaan Demokrasi Liberal yaitu;
Instabilitas Negara karena terlalu sering terjadi pergantian kabinet. Hal ini
Sering terjadi konflik dengan pihak militer seperti pada peristwa 17 Oktober
1952.
pemerintahan.
mendapatkan kekuasaan.
darurat. Hal ini diperparah dengan Dewan Konstituante yang mengalami kebuntuan
dalam menyusun konstitusi baru, sehingga Negara Indinesia tidak memiliki pijakan
Pemungutan suara dilakukan 3 kali dan hasilnya yaitu suara yang setuju selalu lebih
banyak dari suara yang menolak kembali ke UUD 1945, tetapi anggota yang hadir
Dalam situasi dan kondisi seperti itu, beberapa partai politik mengajukan usul
kepada Presiden Soekarno agar mendekritkan berlakunya kembali UUD 1945 dan
pembubaran Konstituante. Oleh karena itu pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden
Pembubaran Konstituante.
Setelah keluarnya dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan tidak diberlakukannya lagi
UUDS 1950, maka secara otomatis sistem pemerintahan Demokrasi Liberal tidak
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
beberapa kali pergantian sistem politik dan pemimpin. Namun dengan sejalannya
demokrasi itu Indonesia sampai saat ini masih saja belum menemukan sistem
Demokrasi yang tepat. Banyak permasalahan yang datang dalam pencarian sistem
3.2.Saran
Entah mengapa sampai saat ini Indonesia masih tertinnggal oleh negara lain,
tapi patut kita ketahui bahwa perubahan itu tidak ada dengan sendirinya. Kita sebagai
rakyat Indonesia lah yang harus memulai perubahan itu. Dimulai dari penetapan
sistem politik yang benar-benar tepat dan juga para anak bangsa yang harus