Anda di halaman 1dari 6

Saatnya Muhasabah diri

Saudaraku
Letakkan kedua telapak tangan anda di dada anda. Tarik nafas anda, tahan, tahan,
tahan, hembuskan(ulangi tiga kali) rasakanlah detak jantung yang berdetak di dada
anda, rasakanlah dengan sepenuh hati, rasakanlah setiap detakannya ada ungkapan syukur
yang sering terlupa, rasakanlah Rasakanlah ternyata jantung itu berdetak sejak ditiupkan
ruh pada bulan keempat anda hadir di rahim ibu anda yang tercinta..

Sekarang, rasakanlah jantung yang berdetak membuat darah anda mengalir keseluruh tubuh
anda Rasakanlah darah anda mengalir di kepala anda, ia membawa oksigen murni,
memberikan nutrisi kepada otak anda, sehingga anda menjadi cerdas. Rasakanlah darah anda
mengalir di tangan anda, di jari-jari tangan anda, rasakanlah darah anda mengalir di kaki
anda, di jari-jari kaki anda.Rasakanlah bahwa tubuh anda mulai menghangat dengan rasa
takjub bahwa darah anda mengalir dengan tertib di setiap sela tubuh anda.Rasakanlah
kebesaran Allah. Allahu Akbar!!!

Saudaraku ...
Mari mengingat kembali atas nikmat-nikmat allah yang telah diberikan kepada kita..
Allah telah mencukupkan rezekinya untuk kita
Memberikan nikmatnya kepada kita.
Walau terkadang kita sering menyiakannya
Allah memberikan nafas kehidupan kepada kita tanpa harus kita minta..
Setiap pagi kita terbangun dari tidur kita, membuka mata dan melihat indahnya dunia
Namun adakah setiap pagi itu kita bersyukur kepada allah?
Astagfirullah, kita melupakannya.
Allah memberikan kita energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Namun adakah kita memanfaatkannya dengan baik?
Tidak, terkadang kita mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah...
Astagfirullah, kita kembali kepada kefuturan
Siang Hari, allah memberikan satu lagi nikmatnya kepada kita..
Asupan bagi tubuh kita, itulah yang allah berikan kepada kita..
Allah menitipkan asupan itu melalui bidadari cantik nan baik hati yang berada dirumahmu
lewat makanan penuh cinta yang ia buat untuk buah hatinya.
Namun apakah yang kita lakukan?
Kita membalas itu semua dengan tak menghabiskan makanan yang telah allah titipkan
melalui bidadari itu.
Astagfirullah, kita kembali menyia-nyiakan nikmat yang telah allah berikan.
Malam hari, allah memberikan kembali nikmatnya
Dengan malam sebagai waktu untuk kita beristirahat serta mendekatkan diri kepadanya..
Namun apa yang kita lakukan?
Kita menyia-nyiakan waktu itu dengan tidur sepanjang malam tanpa mengejar bonus pahala
dari tahajud dan mendekatkan diri kepada allah di sepertiga malam yang mulia.
Astagfirullah kita kembali menyia-nyiakan nikmat itu

Zikir 1 menit

Saudaraku....
Ingatkah kalian pada hari pertama kita memakai putih abu-abu?
Saat dimana awal kita bertemu
Bertatap muka
Pertemuan yang terjadi begitu saja.
Kita habiskan tingkat pertama dengan kesenangan.
Bermain bersama, bercanda bersama.
kita lupakan semua yang berbau akhirat
karena berpedoman bahwa waktu kita masih panjang dimasa SMA.
Di tingkat kedua.
Tingkatan bahwa planning awal kita untuk berubah akan dimulai.
Rencana yang telah tertata sedemikian rupa.
Tapi apa?
Apa yang terjadi?
Kita kembali kepedoman lama.
Waktu kita di SMA masih lama.
Bermalas-malasan.
Kefuturan mulai merasuki kita.
Merasa bahwa semua tak akan masalah jika dikerjakan.
Menghalal kan semua kefuturan itu.
Tapi kita lupa satu hal kawan.
Waktu berlalu semakin cepat.
Tingkat ketiga sudah kita masuki.
Hari demi hari kita lewati
Semua menjadi tergesa-gesa.
Semua menjadi serba salah.
Menjadi serba berantakan,
Dan yang lebih tragis adalah angan-angan yang hampir pupus.
Semua kini hanya tinggal penyesalan.
Harapan hanya tinggal angan-angan.
Mimpi yang tak terwujudkan.
Membuat diri terselimuti oleh keputus asaan.
Akankah diri ini bisa mengulang kembali masa lalu?
Tidak!
Semua hanya bisa terjadi sekali
Zikir 1 menit

Saudaraku
Sekarang hadirkanlah masa-masa bahagia yang pernah anda rasakan bersama orang-orang
yang anda cintai.Hadirkanlah masa-masa bahagia yang pernah anda rasakan bersama mereka,
orang-orang yang ingin anda bahagiakan sebab anda begitu menyayangi mereka.
Hadirkanlah saat-saat indah ketika anda kecil dulu bercengkrama akrab dengan ayah dan ibu
anda.
Hadirkanlah masa-masa bahagia ketika anda bertamasya ke tempat impian anda bersama
mereka.
Hadirkanlah masa-masa bahagia ketika anda bermain bersama adik, kakak, rekan-rekan kecil
anda, yang kini entah dimana mereka berada.Hadirkanlah masa-masa tak terlupakan ketika
anda bersilaturrahim berpetualang ke rumah kakek dan nenek anda, ke rumah saudara-
saudara ayah dan ibu yang tidak seberuntung anda.Hadirkanlah masa-masa bahagia ketika
anda bersyukur karena bertemu dengan seorang sahabat yang begitu peduli kepada anda,
dimana dunia tak lagi terasa gersang karena wasilahnya.
Kini, hadirkanlah mereka satu persatu dalam pikiran anda.Tatap wajah mereka, tataplah mata
mereka, tataplah senyuman mereka, tataplah harapan-harapan mereka. Sekarang Hadirkanlah
seorang laki-laki yang luar biasa, seorang laki-laki bertahtakan bernama ayah.Hadirkanlah
ayah anda yang luar biasa, seorang yang bercucuran keringat mencari nafkah buat anda dan
keluarga, seorang ayah yang sangat bahagia ketika mengetahui kelahiran anda yang selamat,
seorang ayah yang membanggakan anda kepada rekan-rekannya.Hadirkanlah seorang ayah
yang pergi pagi, pulang petang bahkan malam, bahkan menginap untuk bekerja dengan tetap
penuh semangat, untuk anda dan keluarga anda. Hadirkanlah dengan hati anda yang terdalam
saudaraku,,,,, tak perlu anda khawatirkan tetesan air mata anda.
Tataplah wajah ayah anda,,, tataplah senyumannya yang penuh wibawa,,, tatap pula
rambutnya yang sudah mulai memutih,,, tatap pula jalannya yang sudah mulai gontai
dimakan usia,,, tatap pula ayah anda yang kini mulai sering sakit-sakitan,,,. Hadirkanlah
beliau,,, bayangkanlah ayah anda mendekati anda perlahan dan mamegang pundak anda
seraya berkata: anakku,,, sungguh ayah bangga kepadamu,,, teruslah berjuang nak,,, memang
hidup ini tidak mudah,,, tetapi insya Allah selama engkau terus berjuang menghadapi
masalah,,, yakinlah justru karena masalah itulah yang membuat engkau mendapatkan peluang
untuk berprestasi,,, majulah nak,,,berjuanglah!

selain sosok ayah,ada pula sosok seorang wanita yang tak kalah hebatnya. Hadirkanlah
seorang wanita yang luar biasa, seorang wanita bermahkotakan bernama ibu.Hadirkan ibu
anda yang luar biasa, seorang ibu yang mengandung anda sembilan bulan lamanya dalam
kondisi letih tanpa mengeluh. Semua kasusahannya di telan oleh rasa yang begitu tinggi
sebab anda akan lahir. Seorang ibu yang bertaruh nyawa ketika melahirkan anda, dimana
sebelah kakinya sudah berada di akhirat, demi melahirkan anda.

Hadirkan seorang ibu yang terus menerus membimbing anda, memberikan anda asi, yang
tidak rela melihat anda kehausan, dan ibu anda pun segera menghentikan aktivitasnya karena
anaknya yang tercinta menangis ingin disusui. Hadirkan seorang ibu yang penuh kasih
tersebut,,,. Tataplah matanya dalam-dalam,,,. Tataplah kerutan di wajahnya,,,. Tataplah
rambutnya yang sudah mulai memutih,,,. Tidakkah anda melihat dirinya sudah mulai renta di
telan usia,,,,.

Itulah ibu anda,,,, ibu yang mengajari anda berjalan,,, ibu yang mengajari anda membaca,,,
ibu yang mengajari anda berempati,,, ibu yang mengajari anda mengaji,,, ibu yang dulu
memakaikan anda pakaian dari baju yang di belinya di pasar di mana ia rela berdesak-
desakkan agar anda tidak kedinginan dan berpakaian indah. Seorang ibu yang luar biasa,
seorang ibu yang selalu menunggu kapan anda pulang ke rumah dengan wajah ceria, ibu yang
menunggui anda dengan sabar dikala anda sakit, ibu yang memotivasi anda di kala anda
menghadapi ujian dalam hidup,,, seorang ibu yang tetap bergerak menyayangi anda walaupun
anda sering berpikir negatif tentang ibu anda sendiri,,,. Astaghfirullahal adzim!

Sekarang rasakanlah,ayah dan ibu anda bergerak pelan mendekati anda sambil tersenyum
penuh kasih sayang, rasakanlah tangan ayah dan ibu anda memegang pundak anda, dan anda
pun tak tahan ingin memeluk mereka, rasakanlah hangatnya pelukan ayah dan ibu anda,
rasakanlah pundak anda yang basah oleh air mata ayah dan ibu anda. Dengarkanlah,,, ayah
dan ibu anda berbisik dengan lirih,,, anakku,,, kami sungguh menyayangimu,,, terus terang
engkau adalah anak harapan kami,,, jadilah anak terbaik nak,,, jadilah anak yang shalih,,,
anak yang shalihah.
Dzikir.... (2 menit)

Sekarang hadirkanlah ketika anda bercengkrama bersama sahabat anda dan rekan-rekan
seperjuangan anda lainnya.Hadirkanlah ketika anda berkumpul dengan mereka dan hati anda
menjadi lebih tenang, karena anda pun merasa dekat dengan tuhan.Hadirkanlah rasa syukur
karena anda telah memiliki rekan-rekan yang luar biasa.

Bayangkanlah ,,, ketika tiba-tiba di saat anda sedang berkumpul bersama rekan-rekan
anda,,,anda mendapatkan sms dari salah satu rekan anda,,,sayang pulanglah ada berita duka
untukmu,,, segera sayang,,,kami tunggu!!

Selama perjalanan pulang hati anda pun gelisah, apakah gerangan yang terjadi. Sesampai di
depan rumah anda,,, anda melihat banyak orang mengerumuni rumah anda,,, anda pun
bertanya-tanya ada apa gerangan,,, anda perhatikan di sekitar rumah anda ada dua bendera
kuning terpancang,,,. Mereka semua menatap wajah anda dengan syahdu, mereka setu persatu
mulai menyalami anda,,, sabar ya, nak,,, anda pun gelisah coba memasuki lebih dalam,,,
ternyata anda melihat sosok tubuh terbujur kaku di ruang tengah rumah anda,,,
Itulah saat terakhir anda menatap wajah ayah dan ibu anda, itulah saat terakhir anda
bersungkur di hadapan ayah dan ibu anda. Itulah saat terakhir anda bisa luruh di pangkuan
ayah dan ibu anda.Sebuah kematian yang pasti terjadi.

Saudaraku, sesungguhnya bukan kematian ayah dan ibu anda yang menjadi tragedy, tetapi
sudahkah anda sempat membahagiakan ayah dan ibu anda sebelum ia kembali kepada Tuhan.
Sejauh mana anda sudah berusaha membahagiakan ayah dan ibu anda ketika mereka masih di
perkenankan hidup.Ingatlah saudaraku, ketika anda belum juga memenuhi harapan
kebahagiaannya, padahal anda mampu melakukannya, dan mereka pun pergi meninggalkan
anda secara tiba-tiba, dan anda belum sempat minta maaf kepadanya, dan mengucapkan
terima kasih untuknya.Itulah tragedy sesungguhnya.

Saudaraku kematian itu pasti, Dan inilah suratan illahi. Tapi, Kita lebih mempertahankan
bagaiman caranya agar kita tidak mati dari pada mempersiapkan bekal ketika kita mati.. Lalu
kita pulang dengan penuh kemiskinan yg amat sangat

Zikir 1 menit

Kita sering meminta surga tapi amalan kita amalan neraka, kita sering meminta selamat tetapi
perbuatan kita celaka
Kepada orang tua kita sering durhaka, berbulan bulan kita menghisap darahnya dalam
kandungan
Berdiri sulit, berbaring sulit, Kita terlahir bersimbah darah, dua tahun kita hisap air susunya
Belasan tahun kita hisap keringat dan tenaganya
Berapa banyak kata - kata kita mengirisnya, berapa banyak sorot mata kita menghujam
melukai perasaannya
berapa kali kita memalingkan wajah dengan ketus kepadanya
Berapa kali kita menghardik dan mendustakannya, padahal amalan yang dicintai Allah adalah
doa kita kepada orang tua
Saudaraku, durhaka kepada orang tua didahulukan sisanya di dunia
Mungkin orang tua kita berlumur keringat dan dosa karena ingin melihat kita berbahagia ,
agar kita bisa makan, agar kita punya sepatu, agar kita dihargai teman teman
Mereka membanting tulang memeras keringat, kadang mengabaikan sujud dan sholat mereka

Zikir 1 menit.
Saudaraku...
Sekoah ini terasa berat, yaa beraaat sekali..
Hari pertama ketika seragam putih abu kau kenakan
Awal mula yang mengubah kehidupannmu
Pagi, siang, sore, bahkan malam
Telah menyita hampir seluruh waktumu
Menguras seluruh tenagamu
Pasti kau sangat terkejut, bukan? dengan aktivitas barumu sekarang
Terlebih lagi kau semakin jauh dari rumahmu
Yaitu, ibu dan ayahmu.

Tugas-tugas yang menumpuk dan dikejar deadline


Ulangan harian yang selalu mengiringimu
Serta tugas liburan yang tengah menanti
Sangat memusingkan bukan?

Ingin rasanya berhenti


Menyudahi semua ini.
Tapi aku takuuutt, takuuutttt sekaliiiii
Pada guruku yang akan berakibat kepada nilaiku
Ingiiiin rasanya aku mengadu
Tapi kepada siapa?
Entahlah aku pun tak tahu.

Di tingkat kedua masa Sma ku


Ku pikir semua akan baik-baik saja dan terasa lebih indah
Namun doktrinku salah, karena itu semua jauh dari kata indah..
Aku kembali pada asumsi lamaku
Bahwa masa SMA masih lama
Sehingga aku menyiakan waktuku
Terlalu menikmati masa mudaku
Lalai akan tuhan
Lalai akan ibadah
Dan jauh dari akhirat
Ya, aku juga melupakan satu elemen penting dalam hidupku
Keluargaku.
Ayah yang bekerja keras membanting tulang dan bercucuran keringat
Ibu yang pontang-panting mengurus segala keperluan dirumah dan selalu mencemaskanku
Tapi disini diri ini,
Astaghfirullah.
Apa yang telah aku lakukan?
Apakah aku khilaf?
Aku acap kali membohongi ibu
Beralasan tidur malam karena tugas padahal mengerjakan sesuatu yang lain.
Bercerita dengan karib, berkoak disosial media dan terkadang berbalas pesan dengan lawan
jenis tanpa alasan yang tepat
Beralasan keluar asrama untuk membeli keperluanku, namun aku berbohong bu aku asyik
bertamasya liar bersama temanku..
Beralasan banyak kebutuhan namun aku kembali berbohong aku terlalu boros untuk jajanku,
sehingga uang yangkau beri msunah tak bersisah..
Di Tingkat ketiga
Aku merasa waktu semakin cepat berlalu,
Asumsiku yang beranggapan bahwa waktu SMA ku masih panjang ternyata salah besar..
Semuanya terasa begitu cepat berlalu..
Aku menjadi tergesa-gesa memikirkan akan kemana aku setelah ini?

Zikir 1 menit

Saudaraku
Ingatkah kau pada Seseorang 14 abad yang lalu
Sesorang yangs elalu merindukan kita dan selalu mendoakan kita agar kelak bersamanya
Seseorang yang melewati masa-masa sulitnya sedari kecil hingga akhir hayatnya
Hidupnya tak pernah merasakan belai kasih sayang seorang ayah
Dekapan hangat yang lama seorang ibu
Hanyalah seorang lelaki tua yang mengasuhnya..
Tak lain dan tak bukan adalah kakeknya..
Dia habiskan masa kecilnya dengan menggembala domba dan berdagang
Melewati masa-masa hidupnya dengan kesederhanaaan.
Dia tak pernah mengeluh dan senantiasa mengabdikan hidupnya demi sebuah lafadz
laillahaillah tidak ada tuhan melainkan allah
Ia berjuaang, di garis terdepan walau kadang pulang membawa lumuran darah
Sesetan luka nan perih tak dihiraukannya
Ingin ia berteriak, namun batinnya lebih terasa sakit bila melihat tetesan air mata dari
sahabat-sahabatnya
Dialah rasulullah.
Tapi, sadarkah kalian?
Kecewanya mulai tampak.
Tauhid yang mulai mengikis.
Keimanan yang mulai goyah.
Semua terkalahkan oleh nafsu semata.
Semua ajarannya mulai perlahan terabaikan.
Terganti semuanya dengan dengan sikap sekularisme yang berlebihan.
Kecewa memang! Sungguh dia kan kecewa!

Anda mungkin juga menyukai