Tax Amnesty
Tax Amnesty
Secara umum Pengertian Tax Amnesty adalah kebijakan pemerintah yang diberikan kepada
pembayar pajak tentang forgiveness / pengampunan pajak, dan sebagai ganti atas pengampunan
tersebut pembayar pajak diharuskan untuk membayar uang tebusan. Mendapatkan pengampunan
pajak artinya data laporan yang ada selama ini dianggap telah diputihkan dan atas beberapa utang
pajak juga dihapuskan.
Menurut "UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak" Tax Amnesty adalah
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan
sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang
Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Menurut "PMK No. 118/PMK.03/2016" Tax Amnesty adalah adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang
perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak.
Latar belakang Tax Amnesty atau mengapa Indonesia perlu memberikan tax amnesty kepada
para pembayar pajak (wajib pajak) diantaranya adalah sebagai berikut :
Penyebab Pertama Indonesia memberlakukan Tax Amnesty adalah karena terdapat Harta
milik warga negara baik di dalam maupun di luar negeri yang belum atau belum
seluruhnya dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan;
Tax Amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan
perekonomian serta kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban
perpajakan, perlu menerbitkan kebijakan Pengampunan Pajak;
Kasus Panama Pappers.
Dari ketiga latar belakang tax amnesty tersebut maka presiden republik Indonesia pada tanggal 1
Juli 2016 mengesahkan Undang Undang Tax Amnesty Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan Pajak.
Subjek Tax Amnesty adalah warga negara Indonesia baik yang ber NPWP maupun tidak yang
memiliki harta lain selain yang telah dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak (warga negara yang
pembayaran pajaknya selama ini masih belum sesuai dengan kondisi nyata)
Objek Tax Amnesty adalah Harta yang dimiliki oleh Subjek Tax Amnesty, artinya yang menjadi
sasaran dari pembayaran uang tebusan adalah atas Harta baik itu yang berada di dalam negeri
maupun diluar negeri. Pengertian Tax Amnesty secara umum saya jabarkan dalam tanya jawab
tax amnesty dibawah ini.
Melakukan Pelaporan
Tax Amnesty diawali dengan melakukan pelaporan kepada KPP (Kantor Pelayanan Pajak) baik yang ada
di dalam maupun di luar negeri. Proses ini harus dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak, ini dikarenakan
pada proses tersebut ada data yang bersifat rahasia yang hanya bisa dibagi dengan pihak terkait saja.
Proses yang kedua dilakukan adalah penyetoran surat pernyataan aset kepada petugas pajak. Data yang
dilaporkan wajib data yang asli dan harus sesuai, lalu kemudian wajib pajak akan mendapatkan surat
keterangan dalam waktu kurang lebih 10 hari setelah proses tersebut berlangsung.
Proses terpenting berikutnya yaitu adanya proses pemberian fasilitas penghapusan pajak, termasuk
pembebasan dari sanksi pidana dan juga administrasi. Yang selanjutnya diikuti proses investasi harta
kepada bank persepsi .
Tanya Jawab Umum Terkait Pengertian Tax Amnesty
Berikut ini kumpulan FAQ (Frequently Asked Question) Terkait Pengertian Tax Amnesty,
Subjek Tax Amnesty dan Objek Tax Amnesty.
Jawaban:
Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang,
tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan
cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Dasar hukum : Pasal 1 angka 1 UU No 11 Tahun 2016
Jawaban:
Sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk mendapatkan Tax Amnesty / Pengampunan
Pajak. Dasar hukum : Pasal 1 angka 7 UU No 11 Tahun 2016
3. Sampai kapan periode penyampaian Surat Pernyataan Pengampunan Pajak ini berlangsung?
Jawaban:
4. Syarat apa saja yang harus dipenuhi Wajib Pajak untuk mengajukan Tax Amnesty /
Pengampunan Pajak?
Jawaban:
Syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak apabila hendak mengajukan pengampunan pajak
atau tax amnesty adalah sebagai berikut :
5. Dalam hal Wajib Pajak bermaksud mengalihkan Harta ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Wajib Pajak harus mengalihkan Harta ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menginvestasikan Harta dimaksud di dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia paling singkat selama jangka waktu 3 (tiga) tahun, jangka waktu 3 tahun ini
terhitung sejak kapan?
Jawaban:
Jangka waktu 3 (tiga) tahun dihitung sejak Harta dialihkan ke dalam wilayah NKRI. Dalam hal
Wajib Pajak melakukan pengalihan melalui cabang Bank Persepsi yang berada di luar negeri,
jangka waktu 3 tahun dihitung sejak WP mengalihkan Harta melalui Cabang Bank Persepsi
dimaksud. Dasar hukum: Penjelasan Pasal 8 ayat (6)UU No 11 Tahun 2016
6. Kemana Wajib Pajak dapat menyampaikan surat pernyataan untuk memperoleh Tax Amnesty
/ Pengampunan Pajak?
Jawaban:
Untuk memperoleh Tax Amnesty / Pengampunan Pajak, Wajib Pajak harus menyampaikan
Surat Pernyataan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat
lain yang ditentukan oleh Menteri. Dasar hukum : Pasal 10 ayat (1) UU No 11 Tahun 2016
7. Berapa kali surat pernyataan untuk memperoleh Tax Amnesty / pengampunan pajak dapat
diajukan?
Jawaban:
Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka
waktu terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.
Dasar hukum : Pasal 10 ayat (7) UU No 11 Tahun 2016
8. Apakah boleh mengajukan Tax Amnesty / Pengampunan Pajak kembali dalam periode
pengenaan tarif yang sama?
Jawaban:
Boleh, Pengajuan Tax Amnesty / Pengampunan Pajak dapat dilakukan dalam periode pengenaan
tarif yang sama asalkan tidak melebihi 3 (kali) dalam periode Pengampunan Pajak (sejak
Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017). Dasar hukum : Pasal
10 ayat (7) UU No 11 Tahun 2016
9. Apakah surat pernyataan kedua atau ketiga harus diajukan setelah terbit Surat Keterangan
Pengampunan Pajak atas pengajuan pengampunan sebelumnya?
Jawaban:
Tidak, Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan kedua atau ketiga sebelum atau
setelah Surat Keterangan atas Surat Pernyataan yang pertama atau kedua diterbitkan. Dasar
hukum : Pasal 10 ayat (8) UU No 11 Tahun 2016
10. Apakah SPT Tahunan Tahun Pajak 2015 wajib disampaikan sebelum mengajukan
permohonan Tax Amnesty / pengampunan pajak?
Jawaban:
Ya, Wajib Pajak harus terlebih dahulu menyampaikan SPT Tahunan untuk tahun pajak 2015,
kecuali: a. Wajib Pajak yang baru memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak pada tahun 2016 dan
2017; atau b. Wajib Pajak yang akhir tahun bukunya berakhir pada periode 1 Januari 2015
sampai dengan 30 Juni 2015, karena yang wajib disampaikan adalah SPT Tahunan Tahun Pajak
2014 Dasar hukum : Pasal 8 ayat (3) dan Pasal 1 angka 12 UU No 11 Tahun 2016
11. Apakah penyampaian surat pernyataan untuk memperoleh Tax Amnesty / pengampunan
pajak boleh disampaikan melalui pos?
Jawaban:
Tidak, surat pernyataan harus disampaikan langsung ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Dasar
hukum: Pasal 10 ayat (1) UU No 11 Tahun 2016
12. Apakah penandatanganan surat pernyataan untuk memperoleh pengampunan pajak boleh
diwakilkan?
Jawaban:
Tidak boleh Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tetapi boleh bagi Wajib Pajak badan dalam hal
pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau dokumen lain yang dipersamakan
berhalangan Dasar hukum Pasal 8 ayat (2) UU No 11 Tahun 2016
13. Apakah penyampaian Surat Pernyataan untuk memperoleh pengampunan pajak boleh
diwakilkan?
Jawaban:
14. Dalam hal penandatangan surat pernyataan dilakukan oleh kuasa Wajib Pajak Badan,
haruskah dengan surat kuasa khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan
perpajakan?
Jawaban:
Tidak perlu surat kuasa khusus. Dasar hukum: Pasal 8 ayat (2) huruf c UU No 11 Tahun 2016