Proses Go Publik
Proses Go Publik
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif
pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang,
pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan
yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme
penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada
masyarakat atau sering dikenal dengan go publik.
Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan
dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-LK.
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go
public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh
Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk
Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai
dengan jumlah Efek yang tersedia;
Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di
Bursa.
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal
perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam
rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten
melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar
yaitu:
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan
saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui
agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari
kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam
tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham
sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor
tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli
di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
Belakangan ini pencarian dana melalui pasar modal terus menjadi prioritas.
Tahun 2008 baru berjalan satu bulan namun emiten yang telah mencatatkan dan
memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sudah bertambah tiga
perusahaan lagi. Demikian mudahkan menjadi perusahaan publik?
Terus terang pertanyaan ini memang paling banyak dilontarkan orang. Bahkan ada
yang melontarkan kalau untuk menjadi perusahaan publik sangat mudah, bisa-bisa
saham yang diperdagangkan di BEI adalah perusahaan yang kinerjanya tidak sehat.
Karenanya tidak sedikit dari pendapat itu yang kemudian berharap agar seleksi bagi
emiten yang masuk bursa diperketat, dan jangan gampangan. Pendapat yang banyak
beredar di tengah masyarakat itu tentunya menjadi harapan kita semua, segenap
industri pasar modal, terlebih lagi pasar modal yang kini terus menjadi tumpuan bagi
para pengembang modal (investor) serta para pencari modal. Sebagaimana yang kita
ketahui, perusahaan yang tengah berkembang dan dalam tahap ekspansi
membutuhkan banyak modal bagi usahanya itu. Di samping ke dunia perbankan,
perusahaan-perusahaan yang tengah berkembang tersebut dapat menggunakan media
pasar modal sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan modalnya itu. Belakangan
ini, pencarian dana melalui pasar modal terus menjadi prioritas. Logikanya sangat
sederhana, kalau meminjam ke pihak lain atau pihak bank tentunya bentuk dana yang
diperoleh adalah pinjaman, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi,
yakni membayar bunga pinjaman. Sedangkan bila mencari dana melalui pasar modal,
praktis dana yang diperoleh adalah berupa modal, jadi tidak perlu ada bunga, sehingga
dana yang diperoleh jauh lebih murah, dengan konsekwensi, pemegang saham lama
harus kehilangan sebagian modal sahamnya, karena harus berbagi dengan publik
(masyarakat) lain yang menyetorkan modal, dan sebagai buktinya adalah bukti
kepemilikan yang berupa saham tersebut.
Pendanaan melalui mekanisme penawaran umum perusahaan terlebih dulu perusahaan
harus menjual sahamnya kepada masyarakat (go public). Untuk go public, perusahaan
perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumen sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Bapepam-LK.
Proses Go Public
BEI pada tahun 2008 ini menargetkan sekitar 30 emiten saham yang akan
mencatatkan saham di BEI. Kendati target yang dipatok jumlahnya cukup banyak,
bukan berarti untuk tercatat di BEI menjadi gampangan. Proses go public tetap
menggunakan prosedur yang berlaku, sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku,
tanpa sedikit pun manajemen BEI terlibat di dalamnya. Karena memang dalam proses
go public ini, pintu pertama yang harus dilakukan adalah Badan Pengawas Pasar
Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Karena berdasarkan struktur dan UU
Pasar Modal, lembaga pemerintah ini yang diberikan tanggung jawab terhadap proses
go public hingga pasar perdana (pasar primer). Proses go public, secara sederhana
dikatakan sebagai kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Oleh karena penawaran
umum sebuah aktivitas dari sebuah perusahaan maka setidaknya ada tahapan-tahapan
yang mesti dikerjakan oleh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum ini.
Terlebih lagi penawaran umum tersebut mencakup penjualan saham di pasar perdana,
penjatahan saham, pencatatan di bursa efek. Dari tahapan-tahapan tersebut BEI
membagi beberapa tahapan kerja dari sebuah proses go public.
Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap persiapan ini yang paling utama
yang harus dilakukan sebuah perusahaan yang akan go public adalah melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham terlebih dulu (RUPS). RUPS bagi sebuah perusahaan
merupakan hak penting dan merupakan kaidah yang diatur dari UU Perseroan
Terbatas. Go public harus disetujui terlebih dulu oleh pemegang saham. Karena go
public akan melibatkan modal baru di luar pemegang saham yang ada maka perlu
diputuskan apakah kehadiran modal baru itu nantinya akan mengubah masing-masing
kepemilikan para pemegang saham lama. Berapa modal yang dibutuhkan, dan berapa
modal yang mesti disetor masing-masing pemegang saham harus terjawab dan
memperoleh persetujuan oleh pemegang saham lama. Mekanisme RUPS yang
dilakukan perusahaan yang akan go public ini merupakan mekanisme RUPS
sebagaimana yang ditetapkan leh UU PT.
Setelah memperoleh persetujuan go public ini maka perusahaan mulai
mempersiapkan penjamin emisi (underwriter) dari perusahaan itu. Underwriter adalah
perusahaan efek yang nantinya akan menjembatani perusahaan efek tersebut ke pasar
modal. Sebagai penjamin maka perusahaan efek itu akan menyiapkan dokumen dan
bersama dengan perusahaan menunjuk pihak-pihak seperti akuntan publik, konsultan
hukum, notaris, perusahaan penilai (appraisal), dan faktor-faktor lain yang sifatnya
adminsitrasi.
Praktis dalam tahap persiapan ini yang melakukan pengolahan data-data perusahaan,
tidak lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang saham pendiri yang banyak
terlibat, tapi sudah orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat. Pihak-pihak luar
seperti underwriter, konsultan hukum, akuntan, appraisal dan notaris. Mereka itu
merupakan pihak-pihak yang sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan.
Karena itu guna kelancaran proses go public sebuah perusahaan disarankan
menggunakan profesi penunjang pasar modal yang memperoleh izin dari Bapepam-
LK.
Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa dinyatakan sebagai perusahaan publik.
Gelar di belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari Terbuka). Sebagaimana
diungkap sebelumnya, perusahaan bisa langsung mencatatkan sahamnya di BEI
setelah IPO bisa juga tidak. Jadi setelah menjadi perusahaan public sama sekali tidak
ada keharusan bagi saham sebuah perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Ingat
ketika PT Abdi Bangsa Tbk perusahaan penerbit harian Republika pertama kali go
public tidak langsung tercatat di BEI, melainkan beberapa tahun kemudian. Kendati
tidak langsung listing namun perusahaan yang telah IPO tersebut tetap mengikuti
aturan mengenai keterbukaan di pasar modal. Itu berarti laporan keuangan, corporate
action dan ketebukaan informasi lainnya harus disampaikan ke publik.
Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten itu
akan langsung mencatatkan sahamnya maka yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
adalah apakah perusahaan yang melakukan IPO tersebut memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang berlaku di BEI (listing requirement). Kalau memenuhi persyaratan,
maka perlu ditentukan papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten itu.
Dewasa ini papan pencatatan BEI terdiri dari dua papan: Papan Utama (Main Board)
dan Papan Pengembangan (Development Board). Sebagaimana namanya, papan
utama merupakan papan perdagangan bagi emiten yang volume sahamnya cukup
besar dengan kapitalisasi pasar yang besar, sedangkan papan pengembangan adalah
khusus bagi pencatatan saham-saham yang tengah berkembang. Kendati terdapat dua
papan pencatatan namun perdagangan sahamnya antara papan utama dan papan
pengembangan sama sekali tidak berbeda, sama-sama dalam satu pasar.
Jadi perbedaaan papan perdagangan ini hanya membedakan ukuran perusahaan saja.
Papan Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size)
besar dan lamanya menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-
turut. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan
yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk
perusahaan yang prospektif namun belum menghasilkan keuntungan.
(tim bei )