Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Konsentrasi Larutan Gula terhadap Potensial Osmotik Jaringan

Tumbuhan Rhoeo discolor dan Pengaruh Konsentrasi Larutan Gula


terhadap Potensial Air Jaringan Tumbuhan Solanum tuberosum

Amalia Nurul Arfianti1, Deiva Ayu Puspitaningrum2, Dhita Wulansari3, Lingga


Mova Diah Lorentin4, Merinda Oktaviana5, Syahida Widiyaningsih6
Amalia Nurul Arfianti 160341606078 Universitas Negeri Malang
Deiva Ayu Puspitaningrum 160341606085 Universitas Negeri Malang
Dhita Wulansari 160341606017 Universitas Negeri Malang
Lingga Mova Diah Lorentin 160341606034 Universitas Negeri Malang
Merinda Oktaviana 160341606002 Universitas Negeri Malang
Syahida Widiyaningsih 160341606025 Universitas Negeri Malang
Kelompok 2, Offering B

Abstrak :

PENDAHULUAN

Status air dalam sel tumbuhan terus berubah sebagai sel menyesuaikan diri
dengan fluktuasi dalam kadar air dari lingkungan atau perubahan keadaan
metabolik. Plasmolisis adalah kondisi di mana protoplas diisi oleh volume sel.
(Hopkins, 2009). Pada plasmolisis, protoplas yang diberikannya tidak ada tekanan
terhadap dinding tapi juga bukan ditarik dari dinding. Akibatnya, tekanan turgor
adalah nol dan potensi air sel ( sel) sama dengan potensial osmotik nya. Ketika sel
dimandikan oleh hipotonik solusi seperti air murni , air akan masuk ke dalam sel
ketika bergerak ke bawah air gradien potensial. (Hopkins, 2009). Plasmolisis
adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam
larutan hipertonik. Plasmosis dapat memberikan gambaran untuk menentukan
besarnya nilai osmosis sebuah sel. Jika sel tumbuhan ditempatkan dalam larutan
yang hipertonik terhadap cairan selnya , maka air akan keluar dari sel tersebut
sehingga plasma akan menyusut. Bila hal ini berlangsung terus menerus, maka
plasma akan terlepas dari dinding sel disebut plasmolisis. Jika sel tumbuhan,
misalnya sel spirogyra diletakkan dalam larutan yang dipertonik terhadap sitosol
sel tersebut, maka air yang berada dalam vakuola menembus ke luar sel.
Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Terlepasnya
protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis. (Tim Pembina Fisiologi
Tumbuhan, 2009)
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipertonik, sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis.

Menurut teori, Air akan mengalir dari sel atau jaringan yang memiliki
potensial air tinggi ke sel atau jaringan (atau ke lingkungan di sekitar sel) dengan
potensial air yang lebih rendah. Pada penelitian kali ini menurut dasar teori yang
ada, peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan gula
terhadap potensial osmotik dan potensial air terhadap jaringan tumbuhan. Selain
itu melalui penelitian ini peneliti juga bertujuan untuk mengetahui fakta mengenai
plasmolisis, menunjukkan faktor penyebab peristiwa plasmolisis dan
mendeskripsikan peristiwa plasmolisis.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris yang meneliti


tentang pengaruh konsentrasi larutan gula terhadap potensial osmotik dan
potensial air pada jaringan tumbuhan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 8
September 2017 di laboratorium biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.
Metode pengukuran potensial osmotik dan potensial air dalam praktikum ini
adalah menggunakan metode volume konstan. Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah botol vial, botol selai, mikroskop cahaya, pengebor
silinder, silet tajam, beaker glass, labu takar, gelas ukur, batang pengaduk, mistar,
jangka sorong, aluminium foil, pipet dan baskom, kaca benda dan kaca penutup,
larutan gula atau sukrosa, daun Rhoeo discolor, umbi kentang. Variabel dalam
penelitian pengukuran potensial osmotik terdiri dari konsentrasi gula (variabel
bebas), banyaknya sel epidermis bagian bawah pada Rhoeo discolor yang
mengalami plasmolisis (variabel terikat) dan tumbuhan Rhoeo discolor (variabel
kontrol), sedangkan variabel penelitian pengukuran potensial air terdiri dari
konsentrasi larutan gula (variabel bebas), panjang akhir silinder Solanum
tuberosum (variabel terikat), dan panjang silinder Solanum tuberosum (variabel
kontrol).
Prosedur penelitian pengukuran potensial osmotik dilakukan dengan cara,
pertama menyediakan 5 botol vial dan isi masing-masing botol dengan 5 ml
larutan gula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%, lalu membuat
sayatan dari epidermis bagian bawah daun Rhoeo discolor. Tiap sayatan paling
sedikit mengandung 25 sel epidermis. Setelah itu memasukkan 3 sayatan dalam
setiap botol vial yang telah berisi larutan gula dalam berbagai konsentrasi.
Berikutnya yaitu menutup botol vial dan diamkan selama 30 menit. Selanjutnya
periksa setiap sayatan yang telah direndam dalam air gula dengan berbagai
konsentrasi di bawah mikroskop cahaya, yaitu dengan meletakkan sayatan pada
kaca benda yang telah ditetesi dengan larutan asal sayatan tersebut direndam dan
tutup dengan kaca penutup. Yang terakhir yaitu menghitung jumlah sel yang
mengalami plasmolisis dan memastikan sel yang dihitung tidak terulang terhitung
kembali. Data lalu dimasukkan ke dalam tabel data.

Prosedur penelitian pengukuran potensial air dilakukan dengan cara,


pertama menyiapkan larutan gula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan
20% masing-masing sebanyak 50 ml dan masukkan ke dalam 5 botol selai.
Kedua, memilih umbi kentang yang cukup besar dan membuat silinder umbi
dengan alat pengebor gabus berdiameter 5 mm. Selanjutnya memotong silinder
umbi kentang tersebut sepanjang 2,5. Dalam tahap ini dilakukan dengan cepat
untuk memperkecil terjadinya penguapan air dari silinder kentang. Berikutnya
yaitu memasukkan potongan silinder umbi kentang tersebut ke dalam botol selai
yang berisi larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda. Masing-masing botol
diisi 4 buah silinder kentang. Lalu menutup botol selai menggunakan aluminium
foil atau plastik dan diamkan selama 1 jam. Prosedur terakhir yaitu mengukur
panjang silinder kentang yang sudah direndam di dalam larutan gula tersebut
menggunakan jangka sorong. Lalu mencatat hasil perhitungan anda dan masukkan
dalam tabel data.

Teknik pengumpulan data pada penelitian pengukuran potensial osmotik


dengan menghitung jumlah sel tumbuhan Rhoeo discolor yang mengalami
plasmolisis dan sel yang tidak mengalami plasmolisis dalam berbagai konsentrasi
gula. Sedangkan Teknik pengumpulan data pada penelitian pengukuran potensial
air dengan mengukur panjang silinder kentang dalam berbagai konsentrasi gula.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengukuran potensial


osmotik adalah membandingkan prosentase sel yang mengalami plasmolisis dari
konsentrasi larutan gula yang berbeda. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian pengukuran potensial air adalah membandingkan
panjang akhir silinder kentang dari konsentrasi larutan gula yang berbeda.

HASIL

Hasil penelitian pada pengukuran potensial osmotik pada sel tumbuhan


Rhoeo discolor adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Pengukuran Potensial Osmotik Sel Epidermis Rhoeo


Discolor

Konsentrasi % Plasmolisis Kelompok Rata-rata


Larutan
0% 4 0%
0% 0% 5
0% 6
16% 4 24,3 %
5% 25% 5
32% 6
88% 4 79,3%
10% 78% 5
72% 6
100% 1 100%
15% 100% 2
100% 3
100% 1 100%
20% 100% 2
100% 3
Grafik Hasil Pengukuran Potensial Osmotik Pada Sel Epidermis Rhoeo Discolor
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
0% 5% 10% 15% 20%

Grafik 1. Hasil Pengukuran Potensial Osmotik Pada Sel Epidermis Rhoeo Discolor.

Hasil penelitian pada pengukuran potensial air pada panjang akhir silinder
umbi kentang (Solanum tuberosum) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Pengukuran Potensial Air Umbi Kentang (Solanum


tuberosum)

Larutan Panjang Kelompok Rata-rata


Konsentras Kentang (cm)
i (cm)
2,57 1 2,62
2,56 2
0%
2,73 3
2,43 1 2,54
5% 2,68 2
2,53 3
2,36 1 2,55
10% 2,6 2
2,71 3
2,55 4 2,39
15% 2,36 5
2,27 6
2,4 4 2,32
20% 2,26 5
2,32 6
Grafik Pengukuran Potensial Air Pada Umbi Kentang
2.65
2.6
2.55
2.5
2.45
2.4
2.35
2.3
2.25
2.2
2.15
0% 5% 10% 15% 20%

Grafik 2. Hasil Pengukuran Potensial Air Pada Umbi Kentang (Solanum tuberosum)

PEMBAHASAN

Menurut Loveless (1991) Mekanisme mengembang dan mengkerut sel saat


sel didedah dalam larutan diakibatkan karena aliran air keluar dari vakuola tengah.
Gejala pengerutan tersebut disebut plasmolisis. Dari hasil pengukuran penelitian
potensial osmotik pada sel epidermis bawah tumbuhan Rhoeo Discolor
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan gula maka semakin besar
prosentase sel epidermis yang mengalami plasmolisis. Hasil penelitian ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel
dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh
perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial
larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan
lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air.
Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel
akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan
yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari
dinding sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor yang
dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi
konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.

Berdasarkan pada pengukuran potensial air pada umbi kentang yaitu melalui
pengukuran panjang akhir setelah dilakukan perendaman pada beberapa
konsentrasi larutan gula menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi laruta
gula maka ukuran panjang akhir silinder kentang akan semakin pendek. Hal ini
sesuai yang dikemukakan Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan
gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air
larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan
bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang
terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu
cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun.
Memendeknya ukuran silinder kentang disebabkan oleh volume sel yang
menurun.

SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR RUJUKAN

Hopkins, G. William and Huner, A P Norman. 2009. Introduction to Plant


Physiology. USA : Jhon Wiley & Sons, Inc
Tjitrosomo, S.S., dkk. 1987. Botani Umum 2. Bandung : Angkasa.
Tim Pembina Fisiologi Tumbuhan. 2009. Praktikum III Plasmolisis.
Banjarmasin : FKIP UHLAM.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik. Jilid
1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai