Abstrak :
PENDAHULUAN
Status air dalam sel tumbuhan terus berubah sebagai sel menyesuaikan diri
dengan fluktuasi dalam kadar air dari lingkungan atau perubahan keadaan
metabolik. Plasmolisis adalah kondisi di mana protoplas diisi oleh volume sel.
(Hopkins, 2009). Pada plasmolisis, protoplas yang diberikannya tidak ada tekanan
terhadap dinding tapi juga bukan ditarik dari dinding. Akibatnya, tekanan turgor
adalah nol dan potensi air sel ( sel) sama dengan potensial osmotik nya. Ketika sel
dimandikan oleh hipotonik solusi seperti air murni , air akan masuk ke dalam sel
ketika bergerak ke bawah air gradien potensial. (Hopkins, 2009). Plasmolisis
adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam
larutan hipertonik. Plasmosis dapat memberikan gambaran untuk menentukan
besarnya nilai osmosis sebuah sel. Jika sel tumbuhan ditempatkan dalam larutan
yang hipertonik terhadap cairan selnya , maka air akan keluar dari sel tersebut
sehingga plasma akan menyusut. Bila hal ini berlangsung terus menerus, maka
plasma akan terlepas dari dinding sel disebut plasmolisis. Jika sel tumbuhan,
misalnya sel spirogyra diletakkan dalam larutan yang dipertonik terhadap sitosol
sel tersebut, maka air yang berada dalam vakuola menembus ke luar sel.
Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Terlepasnya
protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis. (Tim Pembina Fisiologi
Tumbuhan, 2009)
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipertonik, sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis.
Menurut teori, Air akan mengalir dari sel atau jaringan yang memiliki
potensial air tinggi ke sel atau jaringan (atau ke lingkungan di sekitar sel) dengan
potensial air yang lebih rendah. Pada penelitian kali ini menurut dasar teori yang
ada, peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan gula
terhadap potensial osmotik dan potensial air terhadap jaringan tumbuhan. Selain
itu melalui penelitian ini peneliti juga bertujuan untuk mengetahui fakta mengenai
plasmolisis, menunjukkan faktor penyebab peristiwa plasmolisis dan
mendeskripsikan peristiwa plasmolisis.
METODE
HASIL
100%
80%
60%
40%
20%
0%
0% 5% 10% 15% 20%
Grafik 1. Hasil Pengukuran Potensial Osmotik Pada Sel Epidermis Rhoeo Discolor.
Hasil penelitian pada pengukuran potensial air pada panjang akhir silinder
umbi kentang (Solanum tuberosum) adalah sebagai berikut :
Grafik 2. Hasil Pengukuran Potensial Air Pada Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada pengukuran potensial air pada umbi kentang yaitu melalui
pengukuran panjang akhir setelah dilakukan perendaman pada beberapa
konsentrasi larutan gula menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi laruta
gula maka ukuran panjang akhir silinder kentang akan semakin pendek. Hal ini
sesuai yang dikemukakan Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan
gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air
larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan
bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang
terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu
cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun.
Memendeknya ukuran silinder kentang disebabkan oleh volume sel yang
menurun.
DAFTAR RUJUKAN