Anda di halaman 1dari 9

Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS


DALAM MENDUKUNG PEMBIAYAAN PADA PT BANK DANAMON
INDONESIA, TBK.

Lia Dahlia Iryani*) dan Herlina**)

ABSTRAK
Penilaian kinerja pada aspek keuangan perusahaan lebih sering menggunakan teknik analisis rasio
keuangan. Analisis ini membutuhkan laporan keuangan sedikitnya dua tahun terakhir. Dengan analisis
rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan. Teknik
penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif (nonstatistik). Dari hasil penelitian dapat diperoleh
hasil bahwa rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas cenderung mengalami peningkatan dan
pembiayaan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. dalam keadaan sehat, berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan bahwa pembiayaan pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. pada tahun 2011 mengalami
kenaikan sebesar 777.962. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada tingkat solvabilitas. Peningkatan
pembiayaan terjadi disebabkan kondisi PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. dalam keadaan liquid jika
dilihat dari tingkat likuiditas.

Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Pembiayaan

ABSTRACT
The performance assessment of the financial aspects of the company more frequently using financial ratio
analysis techniques. This analysis requires the financial statements at least the last two years. With the
financial ratio analysis will be able to determine the level of liquidity, solvency, and profitability. A
research technique that used is quantitative analysis (nonstatistik). From the research result showed that
the ratio of liquidity, solvency, and profitability tends to increase and financing of PT Bank Danamon
Indonesia, Tbk was in a healthy state, based on the results of tests performed that financing in PT Bank
Danamon Indonesia, Tbk in 2011 increased by 777 962. This is due to an increase in the level of
solvency. Increased financing occurs due to the condition of PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. in a
liquid state when viewed from the level of liquidity.

Keywords: Liquidity Ratios, Solvency Ratios, Profitability Ratios, and Financing

*)
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
**)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
32
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

I. PENDAHULUAN Dari hal tersebut maka setiap bank perlu


Perkembangan di dunia perbankan menjaga kondisi kesehatannya. Dengan
yang sangat pesat serta tingkat memiliki kinerja yang baik, masyarakat
kompleksitas yang tinggi dapat pemodal akan menanamkan dananya
berpengaruh terhadap performa suatu pada saham bank tersebut. Hal ini
bank. Ada banyak yang menyebabkan menunjukkan adanya kepercayaan
penurunan performa bank, seperti masyarakat bahwa bank tersebut dapat
lemahnya kondisi internal bank yang memenuhi harapannya.
meliputi manajemen yang kurang Kondisi kesehatan atau kinerja
memadai, pemberian kredit kepada bank dapat kita analisis melalui laporan
kelompok atau grup usaha sendiri, serta keuangan. Informasi yang terdapat
modal yang tidak dapat mengkover dalam laporan keuangan akan membantu
terhadap resiko-resiko yang dihadapi berbagai pihak dalam merumuskan atau
oleh bank tersebut. Dengan adanya pertimbangan dalam mengambil
penurunan kinerja bank dapat keputusan dalam hal keuangan. Dengan
menurunkan pula kepercayaan menggunakan laporan keuangan yang
masyarakat. diperbandingkan termasuk data-data
Penurunan kinerja bank dapat tentang perubahan-perubahan yang
menurunkan pula kepercayaan terjadi dalam jumlah rupiah dan
masyarakat. Pengertian bank dalam persentase maka beberapa rasio
PSAK 31 salah satunya yaitu bank keuangan akan membantu dalam
merupakan industri yang dalam kegiatan menganalisa dan menginterpretasikan
usahanya mengandalkan kepercayaan posisi keuangan suatu perusahaan.
masyarakat sehingga tingkat kesehatan Dengan mengadakan analisa
bank perlu dipelihara. Pemeliharaan terhadap pos-pos neraca akan dapat
kesehatan bank antara lain dilakukan diketahui atau diperoleh gambaran
dengan tetap menjaga likuiditasnya tentang posisi keuangannya. Sedangkan
sehingga bank dapat memenuhi analisa terhadap laporan laba rugi akan
kewajiban kepada semua pihak yang memberikan gambaran tentang hasil atau
menarik atau mencairkan simpanannya perkembangan usaha perusahaan yang
sewaktu-waktu. Kesiapan memenuhi bersangkutan. Dengan menggunakan
kewajiban setiap saat ini menjadi sangat laporan yang diperbandingkan, termasuk
penting artinya mengingat peranan bank data tentang perubahan-perubahan yang
sebagai lembaga yang berfungsi terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase
memperlancar lalu lintas pembayaran. Di serta trennya, rasio keuangan suatu
samping faktor likuiditas, keberhasilan perusahaan dalam menentukan langkah-
usaha bank juga ditentukan oleh langkah yang akan diambil guna
kesanggupan para pengelola dalam keberlangsungan perusahaan itu sendiri.
menjaga rahasia keuangan nasabah yang Adapun tujuan penelitian ini
dipercayakan kepadanya serta keamanan adalah 1) Untuk mengetahui perhitungan
atas uang atau aset lainnya yang rasio likuiditas, solvabilitas, dan
dititipkan pada bank. profitabilitas yang dilakukan PT Bank
Pentingnya menjaga kepercayaan Danamon Indonesia, Tbk.; 2) Untuk
masyarakat terhadap bank karena mengetahui kebijakan perusahaan
kegiatan utama bank adalah mengenai pembiayaan yang ada dan
penghimpunan dana dari masyarakat prosedur yang diterapkan pada PT Bank
kemudian menyalurkannya dengan Danamon Indonesia, Tbk.; dan 3) Untuk
tujuan untuk memperoleh pendapatan. mengetahui pengaruh rasio likuiditas,

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
33
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

solvabilitas, dan profitabilitas dalam tepat pada waktunya berarti


mendukung pembiayaan pada PT Bank perusahaan tersebut dalam keadaan
Danamon Indonesia, Tbk. likuid. Selain itu, apabila
perusahaan mempunyai aset lancar
II. LANDASAN TEORI yang lebih besar daripada hutang
2.1. Analisis Laporan Keuangan lancarnya.
Menurut Harahap (2008) 2. Solvabilitas: menunjukkan
mengemukakan analisis laporan kemampuan perusahaan untuk
keuangan sebagai pengurai pos-pos memenuhi kewajiban keuangannya
laporan keuangan menjadi unit informasi apabila perusahaan tersebut
yang lebih kecil dan melihat dilikuidasi baik kewajiban
hubungannya yang bersifat signifikan keuangan jangka pendek maupun
atau mempunyai makna antara satu jangka panjang. Suatu perusahaan
dengan yang lain baik data kuantitatif dikatakan solvable apabila
maupun nonkuantitatif dengan tujuan perusahaan tersebut mempunyai
untuk mengetahui kondisi keuangan aset yang cukup untuk membayar
lebih dalam yang sangat penting dalam semua hutangnya.
proses menghasilkan keputusan yang Dalam hubungannya antara
tepat. Adapun tujuan laporan keuangan likuiditas dan solvabilitas ada
memberikan informasi yang: empat kemungkinan keadaan yang
1. Bermanfaat dalam pembuatan dapat dialami oleh perusahaan
keputusan pembiayaan dan (Fahmi 2011, 174)
investasi oleh pihak yang ingin a. Perusahaan yang likuid dan
memahami kegiatan ekonomi dan solvable
bisnis perusahaan. Likuid dan solvable
2. Membantu kreditor dan investor merupakan kondisi di mana
yang ada atau potensial, serta suatu perusahaan dinyatakan
pemakai lain dalam menentukan sehat dan dalam keadaan
jumlah, waktu, dan ketidakpastian baik karena mampu melunasi
aliran kas di masa mendatang. kewajiban-kewajiban yang
3. Mengenai sumber-sumber bersifat jangka pendek dan
ekonomi, tuntutan terhadap sumber mampu melunasi hutang-
ekonomi, dan perubahan di hutang yang jatuh tempo
dalamnya. secara tepat waktu. Pada
Dalam menganalisa dan menilai posisi ini saham perusahaan
posisi keuangan dan potensi perusahaan, dilihat dalam kondisi yang
faktor-faktor utama yang harus baik atau konstan
mendapat perhatian oleh penganalisa bertumbuh, artinya secara
menurut Munawir (2007, 31-34) adalah: finansial dan non finansial
1. Likuiditas: menunjukkan perusahaan dianggap tidak
kemampuan suatu perusahaan memiliki kendala atau
untuk memenuhi kewajiban permasalahan apa pun.
keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan b. Perusahaan yang likuid dan
perusahaan untuk memenuhi insovable
kewajiban keuangan pada saat Likuid dan insovable
ditagih. Perusahaan yang mampu merupakan kondisi di mana
memenuhi kewajiban keuangannya suatu perusahaan tidak lagi

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
34
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

memiliki keseimbangan finansialnya secara tepat


finansial secara baik karena waktu. Namun di sisi lain,
likuiditasnya dianggap sehat kemampuan perusahaan
namun solvabilitasnya untuk membayar utang-utang
dianggap berada dalam yang jatuh tempo masih
posisi bermasalah bahkan sangat baik.
cenderung tidak lagi tepat Ketidakseimbangan ini
waktu (insovable). Pada mungkin saja terjadi karena
posisi ini perusahaan sudah dana jangka pendeknya dari
mengalami kondisi financial likuiditas dipakai untuk
distress, di mana mungkin membayar utang yang telah
saja dana untuk membayar jatuh tempo, salah satu
utang yang sudah jatuh analisa pihak manajemen
tempo tersebut dipakai untuk adalah memindahkan
membayar kewajiban jangka sementara dana likuiditas
pendeknya. daripada nama baik
perusahaan diperbankan
c. Perusahaan yang ilikuid dan turun atau bahkan lebih jauh
insovable memungkinkan agunan
Di titik ini kondisi perusahaan diambil oleh
perusahaan berada dala bank karena faktor tidak lagi
kondisi menuju mampu membayar utang-
kebangkrutan. Kondisi utang tersebut.
bangkrut terjadi pada saat
sebuah perusahaan tidak 3. Profitabilitas: menunjukkan
mampu lagi melunasi kemampuan perusahaan untuk
kewajiban jangja pendek dan menghasilkan laba selama periode
utang-utang yang ada tertentu. Profitabilitas suatu
diberbagai tempat yang jatuh perusahaan diukur dengan
tempo. Jika tidak cepat kesuksesan dan kemampuan
diatasi maka perusahaan ini perusahaan menggunakan asetnya
kemungkinan akan secara produktif. Dengan demikian
mengalami kondisi untuk profitabilitas suatu perusahaan
diakuisisi oleh perusahaan dapat diketahui dengan
lain atau melakukan membandingkan antara laba yang
kebijakan merger. diperoleh dalam suatu periode
dengan jumlah aset atau jumlah
d. Perusahaan yang ilikuid dan modal perusahaan tersebut.
solvable 4. Stabilitas usaha: menunjukkan
Kondisi di mana perusahaan kemampuan perusahaan untuk
tidak lagi memiliki melakukan usahanya dengan stabil
keseimbangan finansial yang diukur dengan
secara baik. Hal ini terjadi mempertimbangkan kemampuan
karena likuiditasnya sudah perusahaan untuk membayar beban
tidak sehat lagi atau pihak bunga atas hutang-hutangnya
manajemen perusahaan tersebut tepat pada waktunya serta
sudah tidak mampu lagi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban membayar dividen secara teratur

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
35
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

kepada para pemegang saham finansial dan penekanan pada


tanpa mengalami hambatan atau komposisi modalnya.
krisis keuangan. 4. Collateral: jaminan yang dimiliki
oleh calon penerima pembiayaan.
a. Pembiayaan 5. Condition: lembaga keuangan
Menurut Antonio (2001, 160) harus melihat kondisi ekonomi
menjelaskan bahwa pembiayaan yang terjadi di dalam masyarakat
merupakan salah satu tugas pokok bank, secara spesifik melihat adanya
yaitu pemberian fasilitas dana untuk keterkaitan dengan jenis usaha
memenuhi kebetuhan pihak-pihak yang yang dilakukan oleh calon
merupakan defisit unit. Menurut UU No. penerima pembiayaan.
10 tahun 1998 tentang Perbankan (1998,
3) menyatakan bahwa pembiayaan III. METODE ANALISIS
adalah penyediaan uang atau tagihan Penelitian ini menggunakan teknik
yang dipersamakan dengan itu pengolahan dan analisis data secara
berdasarkan persetujuan atau kuantitatif terhadap data historis laporan
kesepakatan antara bank dengan pihak keuangan perusahaan. Data yang
lain yang mewajibkan pihak yang diperoleh dari perusahaan diidentifikasi
dibiayai untuk mengembalikan uang atau dan dianalisis menggunakan analisis
tagihan tersebut setelah jangka waktu rasio keuangan.
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Tujuan pembiayaan adalah untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan kesepakatan kerja dan 4.1. Rasio Likuiditas, Solvabilitas,
kesejahteraan ekonomi. dan Profitabilitas pada PT Bank
Dalam melakukan penilaian Danamon Indonesia, Tbk.
permohonan pembiayaan, bagian 4.1.1. Rasio Likuiditas pada PT Bank
merketing harus memperhatikan Danamon Indonesia, Tbk
beberapa prinsip utama yang berkaitan Rasio likuiditas mengukur
dengan kondisi calon nasabah, antara kemampuan perusahaan melunasi
lain: kemampuan jangka pendeknya. Berikut
1. Character: penilaian terhadap tabel-tabel yang menunjukkan
karakter atau kepribadian calon pertumbuhan rasio likuiditas diukur
penerima pembiayaan dengan dengan menggunakan lima indikator
tujuan untuk memperkirakan pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk,
kemungkinan bahwa penerima yaitu:
pembiayaan dapat memenuhi 1. Quick Ratio (QR): Rasio ini
kewajibannya. menunjukkan kemampuan bank
2. Capacity: penilaian secara dalam melunasi kewajibannya
subjektif tentang kemampuan dengan alat-alat yang dimiliki oleh
penerima pembiayaan untuk bank.
melakukan pembayaran. 2. Investing Policy Ratio (IPR): Rasio
3. Capital: penilaian terhadap ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal yang dimiliki kemampuan bank dalam melunasi
oleh calon penerima pembiayaan kewajiban kepada para nasabah
yang diukur dengan posisi yang telah menanamkan dananya
perusahaan secara keseluruhan dengan mencairkan surat-surat
yang ditunjukkan oleh rasio berharga yang dimiliki bank.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
36
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

3. Loan to Deposit Ratio (LDR): bank dalam memenuhi permintaan


Rasio ini digunakan untuk para debitor dengan aset bank yang
mengukur komposisi jumlah kredit tersedia. Semakin tinggi tingkat
dibandingkan dengan jumlah dana rasio maka semakin rendah tingkat
masyarakat dan modal sendiri yang likuiditasnya.
digunakan. Bank Indonesia 5. Cash Ratio (CR): Rasio ini untuk
menetapkan bahwa rasio ini secara mengetahui kemampuan bank
ideal berada di bawah 110%. dalam membayar kewajibannya
Pelampauan LDR lebih dari itu yang sudah jatuh tempo dengan
menyebabkan penilaian tingkat cash asset yang dimilikinya.
kesehatan bank akan berkurang. Semakin tinggi rasio ini semakin
4. Loan to Assets Ratio (LAR): Rasio tinggi tingkat likuiditasnya.
ini untuk mengukur kemampuan

Tabel 3.1.
Perkembangan Rasio Likuiditas PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
2010-2012
Keterangan 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%)
Likuiditas
a. QR 18 16,91 21,62
b. IPR 22 21,70 13,63
c. LDR 81,14 82 87,16
d. LAR 59,11 59,20 61,98
e. CR 18,62 17,50 22,28
Sumber: Data Diolah

Dari data-data di atas bahwa Berikut yang menunjukkan pertumbuhan


likuiditas pada Bank Danamon pada rasio solvabilitas dengan dua indikator:
tahun 2010-2012 meningkat. Hal ini 1. Primary Ratio (PR): Digunakan
dapat dilihat dari LDR yang terus untuk mengukur kemampuan
meningkat tetapi masih berada di bawah permodalan pada suatu bank untuk
batas maksimum 110% yang ditetapkan menutup penurunan aktivanya
Bank Indonesia. Hal ini menadakan akibat berbagai kerugian yang
bahwa likuiditas Bank Danamon sehat. tidak dihindarkan.
Jika dilihat dari IPR, angka yang 2. Capital Adequacy Ratio (CAR):
dihasilkan dari tahun ke tahun Rasio yang digunakan untuk
mengalami penurunan. Hipotesis mengukur kemampuan permodalan
pertama dapat diterima, yaitu yang ada guna menutup
perhitungan rasio likuiditas Bank kemungkinan kerugian di dalam
Danamon mengalami peningkatan dari perkreditan dan perdagangan surat-
tahun 2009-2012. surat berharga (efek). Semakin
besar rasio menandakan bank
4.1.2. Rasio Solvabilitas pada PT Bank tersebut semakin solvable karena
Danamon Indonesia, Tbk modal bank mampu menutupi
Rasio solvabilitas digunakan untuk kerugian atas kredit atau surat
mengukur kemampuan perusahaan berharga.
dalam membayar seluruh kewajiban.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
37
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

Tabel 3.2.
Perkembangan Rasio Solvabilitas PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
2010-2012
Keterangan 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%)
Solvabilitas
a. PR 7,62 8,95 7,61
b. CAR 12,51 14,44 11,25
Sumber: Data Diolah

Tingkat solvabilitas Bank 1. Gross Profit Margin (GPM):


Danamon dari tahun 2010-2012 Untuk mengukur kemampuan bank
berfluktuasi. Hipotesis yang ketiga dapat dalam menghasilkan laba dari
diterima, yaitu perhitungan rasio operasi usahanya yang murni.
solvabilitas Bank Danamon mengalami 2. Net Profit Margin (NPM): Untuk
fluktuasi dari tahun 2010-2012. mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan net income ditinjau
4.1.3. Rasio Profitabilitas pada PT dari sudut operating incomenya.
Bank Danamon Indonesia, Tbk 3. Return on Equity (ROE): Untuk
Rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba ditinjau dari
menghasilkan laba selama periode sudut ekuitas.
tertentu dan untuk mengukur tingkat 4. Return on Total Asset (ROA):
efektivitas manajemen dalam Untuk mengukur kemampuan
menjalankan operasional perusahaan. manajemen bank dalam mengelola
Berikut yang menunjukkan pertumbuhan aktiva yang dikuasainya untuk
rasio profitabilitas dengan empat menghasilkan income.
indikator:

Tabel 3.3.
Perkembangan Rasio Profitabilitas PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
2010-2012
Keterangan 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%)
Profitabilitas
a. GPM 74,36 74,82 98,16
b. NPM 20,09 18,76 33,69
c. ROE 32,69 31,53 51,45
d. ROA 2,49 2,82 3,92
Sumber: Data Diolah

Dilihat dari data di atas penurunan pada tahun 2011, tetapi pada
menunjukkan bahwa tingkat tahun 2012 mengalami peningkatan.
profitabilitas Bank Danamon meningkat Maka, hipotesis yang pertama dapat
dari tahun ke tahun terutama tahun 2012. diterima, yaitu perhitungan rasio
Hal ini disebabkan GPM dan ROA yang profitabilitas Bank Danamon mengalami
dihasilkan setiap tahunnya selalu peningkatan dari tahun 2010-2012.
mengalami peningkatan. Jika lihat NPM
dan ROE maka profitabilitas mengalami

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
38
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

4.2. Kebijakan Pembiayaan kenaikan sebesar Rp4.008.387.


Kebijakan Bank Danamon Peningkatan pembiayaan ini terjadi
mengenai pembiayaan, yaitu karena kondisi Bank Danamon
pembiayaan investasi, modal kerja, dalam keadaan liquid. Hal ini
kopkar, danamon syariah, dan terbukti dari QR yang mengalami
pembiayaan BPR Syariah untuk kenaikan sebesar 4,71%, LAR
pembiayaan investasi berupa gadai emas sebesar 2,78%, CR sebesar 4,78%,
di mana target dari produk pembiayaan dan LDR sebesar 5,16%.
masyarakat menengah ke bawah, seperti
pedagang kisaran pendapatan sebesar V. KESIMPULAN
tiga sampai lima juta rupiah per bulan. 1. Likuiditas pada Bank Danamon
Pembiayaan modal kerja diperuntukkan pada tahun 2010-2012 meningkat
khusus untuk UMKM. Pembiayaan dan masih berada di bawah 110%
kopkar Danamon Syariah dengan skema Kemudian, tingkat solvabilitas
mudharabah (bagi hasil) kepada koperasi Bank Danamon dari tahun 2010-
karyawan yang selanjutnya akan 2012 berfluktuasi. Sedangkan
disalurkan kepada anggota koperasi tingkat profitabilitas Bank
karyawan, pembiayaan BPR Syariah Danamon meningkat dari tahun ke
untuk modal kerja. tahun terutama tahun 2012.
Prosedur pembiayaan yang 2. Pembiayaan modal kerja
diterapkan Bank Danamon, yaitu 1) diperuntukkan khusus untuk
Persiapan pembiayaan, 2) Analisis UMKM. Pembiayaan kopkar
pembiayaan, dan 3) Pembinaan Debitur. Danamon Syariah dengan skema
Persiapan pembiayaan terdapat bentuk mudharabah (bagi hasil) kepada
laporan akuntansi, analisis pembiayaan koperasi karyawan yang
yang dilakukan oleh Accounting Officer, selanjutnya akan disalurkan
dan pembinaan debitur yang di dalamnya kepada anggota koperasi
terdapat instruksi persyaratan karyawan, pembiayaan BPR
pembiayaan. Syariah untuk modal kerja.
Prosedur pembiayaan yang
4.3. Pengaruh Rasio Likuiditas, diterapkan Bank Danamon, yaitu
Solvabilitas, dan Profitabilitas 1) Persiapan pembiayaan, 2)
dalam Mendukung Pembiayaan Analisis pembiayaan, dan 3)
pada PT Bank Danamon Pembinaan Debitur.
Indonesia, Tbk. 3. Pembiayaan pada Bank Danamon
Berdasarkan hasil pengujian pada tahun 2011 mengalami
bahwa: kenaikan sebesar Rp777.962. Dan,
1. Pembiayaan pada Bank Danamon Pada tahun 2012 pembiayaan pada
pada tahun 2011 mengalami Bank Danamon mengalami
kenaikan sebesar Rp777.962. Hal kenaikan sebesar Rp4.008.387.
ini disebabkan adanya kenaikan Peningkatan pembiayaan ini terjadi
pada tingkat solvabilitas di mana karena kondisi Bank Danamon
primary ratio (PR) mengalami dalam keadaan liquid.
kenaikan sebesar 1,3% dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) mengalami VI. DAFTAR PUSTAKA
kenaikan sebesar 1,93%. Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar
2. Pada tahun 2012 pembiayaan pada Pembelajaran Perusahaan.
Bank Danamon mengalami Yogyakarta: BPFE.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
39
Lia Dahlia Iryani dan Herlina E-ISSN 2502-4159

Irham Fahmi. 2012. Analisis Laporan


Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Kieso D.E., J.J. Wegyant, and T.D.
Warfield. 2009. Akuntansi
Menengah. Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1998
tentang Perbankan.
Veithzal Rivai. 2008. Islamic Financial
Management. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)


Volume 1 No. 2 Tahun 2015, Hal. 32-40
40

Anda mungkin juga menyukai