www.jurnal.unswagati.ac.id
Hesti Fitri
Nurul Senja WF
(Universitas Swadaya Gunung Djati)
Abstrak
Pelajaran ekonomi merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pelajaran Ekonomi mempunyai peranan besar
dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, dan teknologi, serta diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang berarti terutama untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Namun, sebagian siswa menganggap bahwa pelajaran
Ekonomi itu membosankan dan sulit dipahami. Sehingga hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi mengalami penurunan. Untuk mengatasi berbagai
problematika dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut diperlukan adanya model
pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru dalam
melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model
pembelajaran tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar siswa. Sampel
dalam penelitian ini adalah kelas X IIS 1 dan X IIS 2 di SMA Negeri 1 Palimanan
Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 70 siswa. Penelitian yang dilaksanakan ini
menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi.
Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan
data hasil angket, hasil pretes dan postest. Data penelitian yang di dapat kemudian
dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS Versi 21.0.Berdasarkan
rumusan masalah yaitu Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi?.Koefisien regresi X nilai thitung sebesar 5,679 dengan tingkat
signifikansi = 0,05 dan dk (n-2) = 34 2 = 32 dilakukan uji satu pihak, sehingga
diperoleh nilai ttabel adalah 2,037. Karena nilai thitung ttabel atau 5,679 2,037
maka Ha diterima, artinya koefisien regresi signifikan atau dengan kata lain
penggunaan model pembelajaran tuntas (mastery learning) berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar.
Melalui pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka hipotesis yang
diajukan yaitu Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Kabupaten Cirebon.
67
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
Abstract
Economic subjects is one of the subjects taught in high school (SMA). Economic
lessons have a major role in the development of science, social, and technology,
and is expected to make a significant contribution, especially to the intellectual
life of the nation. However, some students assume that the Economic lessons
boring and difficult to understand. So that student learning outcomes on economic
subjects decreased. To overcome the various problems in the implementation of
the learning necessary for learning model that is deemed capable of overcoming
the difficulties in implementing the tasks of teachers teaching and students
learning difficulties as well.
The purpose of this study was to determine how the influence of the
mastery learningmodel to student learning outcomes. The sample in this research
is class X X IIS IIS 1 and 2 in SMA Negeri 1 Palimanan lesson year 2014/2015 as
many as 70 students. This research was conducted using a quasi-experimental
research methods.
How to capture the data in this study is to collect data from the
questionnaire, the results of the pretest and posttest. The research data can then be
analyzed using SPSS version 21.0.Based on formulation of the problem, namely
"How to effect of mastery learning model to student learning outcomes on
economic subjects?". The regression coefficient of 5.679 X thitunglevel
significance of = 0.05 and dk (n-2) = 34-2 = 32 to test the one hand, in order to
obtain the value ttabel is 2.037. Because thitungttabelor 5.679 2.037 then Ha
accepted, meaning that a significant regression coefficient or otherwise use
mastery learning models significantly affects the improvement of learning
outcomes.
Through hypothesis testing that has been done, then the hypothesis is "There is a
significant effect of mastery learningmodel to student learning outcomes on
economic subjects in SMA Negeri 1 Cirebon.
68
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
69
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
70
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
71
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
72
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
3. Pengaruh ketuntasan belajar terhadap terhadap hasil belajar siswa pada mata
hasil belajar siswa secara individual. pelajaran ekonomi?
73
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
74
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
75
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
76
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
77
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
78
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
79
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
belajar siswa dapat diketahui setelah kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpreatif.
diadakan evaluasi.
Nana Sudjana (2011:39) Taksonomi Bloom
mengemukakan dua faktor yang dapat mengklasifikasikan Ranah Kognitif
mempengaruhi hasil belajar yang yang telah direvisi Anderson dan
dicapai siswa yaitu faktor dari dalam Krathwohl (2001:66-68) yaitu:
diri siswa (faktor intern) dan faktor mengingat (remember),
yang datang dari luar diri siswa (faktor memahami/mengerti (understand),
ekstern). menerapkan (apply), menganalisis
Tujuan pembelajaran dapat (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
dirumuskan pada tiga tingkatan, yaitu menciptakan (create).
tujuan umum pendidikan, taksonomi, Pemahaman atau dapat dijuga
dan tujuan yang operasional. Bloom, disebut dengan istilah mengerti
dkk dalam (Nana Sudjana, 2014:22), merupakan kegiatan mental intelektual
membagi hasil belajar dalam tiga ranah yang mengorganisasikan materi yang
atau domain, yang terletak pada telah diketahui. Temuan-temuan yang
tingkatan ke dua yang selanjutnya didapat dari mengetahui seperti definisi,
disebut Taksonomi, yaitu: informasi, peristiwa, fakta disusun
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil kembali dalam struktur kognitif yang
belajar intelektual yang terdiri dari
ada. Temuan-temuan ini
enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, diakomodasikan dan kemudian
sintesis, dan evaluasi.
berasimilasi dengan struktur kognitif
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek, yakni yang ada, sehingga membentuk struktur
penerimaan (receiving/attending),
kognitif baru. Tingkatan dalam
jawaban (responding), penilaian
(valuing), organisasi (organization), dan pemahaman ini meliputi:Translasi,yaitu
internalisasi.
mengubah simbol tertentu menjadi
3. Ranah psikomotor, berkenaan dengan
hasil belajar keterampilan dan simbol lain tanpa perubahan makna.
kemampuan bertindak. Ada enam ranah
Interpretasi, yaitu menjelaskan makna
aspek psikomotor, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, yang terdapat dalam simbol, baik dalam
kemampuan perseptual, keharmonisan
bentuk simbol verbal maupun non
atau ketetapan, gerakan keterampilan
verbal. Ekstrapolasi, yaitu melihat
80
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
81
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
82
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
83
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
stimulasi jawaban mereka yang dapat Respon siswa pada mata pelajaran
ditunjukan dalam angka. Tes sebagai ekonomi yang menggunakan model
instrumen pengumpulan data umumnya pembelajaran tuntas (mastery learning)
bersifat mengukur. dapat diketahui melalui perhitungan
2) Angket (Questionnaire) hasil angket.
Nana Syaodih (2013:219) Berdasarkan rata-rata masing-
menjelaskan bahwa Angket atau masing peserta yang menjawab Sangat
kuesioner merupakan suatu teknik atau Setuju (SS) sebanyak 11,35 dengan
cara pengumpulan data secara tidak persentase 33,4%, Setuju (S)sebanyak
langsung (peneliti tidak langsung 18,2 dengan persentase 53,5%, Netral
bertanya jawab dengan responden). (N) sebanyak 4 dengan persentase
Instrumen atau alat pengumpulan 11,8%, Tidak Setuju (TS) sebanyak
datanya juga disebut angket berisi 0,35 dengan persentase 1,0%, dan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)sebanyak 0,1
yang harus dijawab atau direspon oleh dengan persentase 0,3%. Maka dapat
responden. Angket yang penulis disimpulkan bahwa respon belajar siswa
gunakan sebagai instrumen dalam pada mata pelajaran ekonomi
penelitian ini adalah angket tertutup. (konsep/materi manajemen) yang
Angket tertutup adalah angket yang menggunakan model pembelajaran
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa tuntas (mastery learning) rata-rata
sehingga responden diminta untuk mayoritas menjawab Setuju. Hal ini
memilih satu jawaban yang sesuai terlihat dari hasil tabelalternatif jawaban
dengan karakteristik dirinya dengan dengan rata-rata prosentase 53,5%.
cara memberikan tanda silang (x) atau Total angket dihitung berdasarkan
tanda checklist () pada kolom yang perhitungan perbandingan skor yang
telah disediakan. dicapai dengan skor ideal, skor ideal
untuk variabel tersebut, yaitu 15 item
PEMBAHASAN HASIL
34 responden 5 (skor tertinggi untuk
PENELITIAN
setiap item) = 3400. Jumlah skor
A. Respon Siswa Setelah Penerapan
capaian adalah 2847. Berdasarkan data
Model Pembelajaran Tuntas (Mastery
Learning) yang diperoleh dari 34 responden,
84
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
persentase capaian skor respon siswa demikian hasil belajar siswa kelas
terhadap penerapan model pembelajaran eksperimen lebih baik dari kelas
tuntas adalah 2847/3400 x 100% = kontrol.
83,74%. Persentase kelompok
Pengaruh Penerapan Model
responden untuk variabel ini apabila
Pembelajaran tuntas (mastery
dilihat dari gambar di bawah yaitu learning) Terhadap Hasil Belajar
dalam kategori sangat baik. Signifikanatautidaknyapengaruhp
enerapan model pembelajarantuntas
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang
(mastery learning)
Menggunakan Model Pembelajaran
Tuntas (Mastery Learning) Dengan terhadaphasilbelajarsiswaadalah
Model Pembelajaran yang denganmenggunakanuji-t
Konvensional pada Mata Pelajaran
padaujiregresidenganhipotesis sebagai
Ekonomi
berikut:
Perbedaan hasil belajar siswa
Hipotesis
yang menggunakan model
Ha = Penerapan model
pembelajarantuntas (Mastery Learning)
pembelajarantuntas (mastery learning)
dengan yang menggunakan model
berpengaruh signifikan terhadap
pembelajaran konvensional diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa.
nilai thitung = 5,361 dengan derajat
Ho= Penerapan model pembelajaran
kebebasan (n1+n2)-2 = 70-2 = 68,
tuntas (mastery learning) tidak
diperoleh ttabel= 2,00 dengan = 0,05
berpengaruh signifikan terhadap
dan diperoleh nilai Sig. (2-tailed) =
peningkatan hasil belajar siswa.
0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
Dengan kriteria pengambilan keputusan
disimpulkan bahwa thitung > ttabel sehingga
sebagai berikut:
Ha diterima dan Ho ditolak, artinya
Jika nilai thitung ttabel, maka Ho ditolak
terdapat perbedaan skor N-gain antara
artinya koefisien regresi signifikan
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Jika nilai thitung ttabel, maka Ho diterima
Dapat di lihat pada table di atas, rata-
artinya koefisien regresi tidak
rata N-gain kelas Eksperimen 0,60
signifikan.
(kategori sedang), sementara kelas
Mengacu
kontrol 0,34 (kategori sedang). Dengan
padaperhitungan sebelumnya telah
85
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
diperoleh koefisien regresi X nilai thitung dan apabila diinterpretasi nilai 83,74%
sebesar 5,679. Dengan tingkat termasuk kriteria sangat baik.
signifikansi = 0,05 dan dk (n-2) = 34 2. Berdasarkan rumusan masalah yaitu
2 = 32 dilakukan uji satu pihak, Bagaimana perbedaan hasil belajar
sehingga diperoleh nilai ttabel adalah siswa setelah penerapan model
2,037. Karena nilai thitung ttabel atau pembelajaran tuntas (mastery learning)
5,679 2,037 maka Ha diterima, artinya dengan pembelajaran konvensional pada
koefisien regresi signifikan atau dengan mata pelajaran ekonomi? Melalui
kata lain penggunaan model pengujian hipotesis yang telah
pembelajaran tuntas (mastery learning) dilakukan, maka hipotesis yang
berpengaruh signifikan terhadap diajukan penulis yaitu Terdapat
peningkatan hasil belajar. perbedaan hasil belajar siswa antara
penerapanmodel pembelajaran tuntas
SIMPULAN
(mastery learning) dengan pembelajaran
1. Berdasarkan rumusan masalahyaitu
konvensionalpada mata pelajaran
bagaimana respon siswa setelah
Ekonomi di SMA Negeri 1 Kabupaten
penerapan model pembelajaran tuntas
Cirebon, dimana hasil belajar siswa
(mastery learning)? Melalui pengujian
pada mata pelajaran ekonomi dengan
hipotesis yang telah dilakukan, hasil
penerapan model pembelajaran tuntas
analisis angket menunjukkan bahwa
(mastery learning) lebih baik daripada
jumlah seluruh siswa yang menjawab
pembelajaran konvensional.
angket model pembelajaran tuntas
3. Berdasarkan rumusan masalah yaitu
(mastery learning) dengan skor 2847
Bagaimana pengaruh penerapan model
termasuk dalam kategori interval setuju,
pembelajaran tuntas (mastery learning)
dan memperoleh persentase sebesar
terhadap hasil belajar siswa pada mata
83,74%.Hal ini membuktikan bahwa
pelajaran ekonomi? Melalui pengujian
respon siswa mengenai penerapan
hipotesis yang telah dilakukan, maka
model pembelajaran tuntas (mastery
hipotesis yang diajukan penulis yaitu
learning) (konsep/materi
Terdapat pengaruh yang signifikan
manajemen)mempunyai kategori setuju,
penerapan model pembelajaran tuntas
(mastery learning) terhadap hasil
86
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
belajar siswa pada mata pelajaranMudjiono dan Dimyati. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
ekonomi di SMA Negeri 1 Kabupaten
Cipta.
Cirebon.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Puataka Pelajar.
Riduwan (2013). Belajar Mudah Penelitian
DAFTAR PUSTAKA untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: CV. ALFABETA.
Abu Ahmadi dan Joko Tri. (2005). SBMSagala, S. (2010). Konsep dan Makna
(Strategi Belajar Mengajar). Bandung: Pembelajaran. Bandung:
Pustaka Setia. CV.ALFABETA.
Anderson L.W. dan Krathwohl D.R. (2001). ASlameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
Taxonomy for Learning, Teaching, and yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka
Assessing: A Revision of Blooms Cipta.
Taxonomy of EducationalObjectives.
New york: Longman. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaSudjana, N. (2011). Dasar-dasar Proses
Cipta. Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Aunurrahman. (2011). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. -------- (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Rosdakarya.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian
Indonesia, R. (2003). Undang-Undang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem PemndidikanSuryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan.
Nasional. Jakarta. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa Rajawali.
87
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016 ISSN: 1978-2560
www.jurnal.unswagati.ac.id
88