Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Merek dan
Desain Kemasan dalam Membentuk Citra Produk di Serambi Botani, Botani
Square, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Gerai Serambi Botani berada di bawah pengawasan Institut Pertanian Bogor yang
menghasilkan produk olahan pertanian dengan nama merek yang sama yaitu
Serambi Botani. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi persepsi
konsumen mengenai elemen merek dan desain kemasan produk Serambi Botani,
(2) mengidentifikasi persepsi konsumen mengenai citra produk Serambi Bortani,
dan (3) mengidentifikasi hubungan antara persepsi mengenai merek dan desain
kemasan dengan citra produk Serambi Botani. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif
menggunakan wawancara terstruktur berupa kuesioner dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek dan desain kemasan memiliki
hubungan nyata positif dengan citra produk. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
menarik merek dan desain kemasan pada suatu produk maka citra produk yang
terbentuk akan cenderung baik pula. Namun, merek dan desain kemasan belum
cukup efektif dalam membentuk citra produk Serambi Botani sebab merek dan
desain kemasan belum menimbulkan citra yang baik dimata masyarakat.
Kata kunci: citra produk, desain kemasan, efektivitas, merek, Serambi Botani
ABSTRACT
MUTIA KURNIA PERMATASARI. The Effectiveness of Brand and Packaging
Design in Forming the Image of the Product in Serambi Botani, Botani Square,
Bogor. Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Serambi Botani outlet is under the supervision of Bogor Agricultural University
that develops agricultural processed products with the same brand name called
Serambi Botani.The aims of this research were to (1) identify consumers
perception on brand elements and packaging design of Serambi Botani products;
(2) identify consumers perception on image of Serambi Botani products, and (3)
identify the relation between perception on the brand and packaging design, and
image of Serambi Botani products. The study was carried out by using
quantitative approach that supported by a qualitative approach using structured
interviews by utilizing a questionnaire and deep interview. The result showed that
brands and packaging positively influenced the image of the products. But, brand
and packaging design are not suficiently effective to form product image of
Serambi Botani because these factors were not exhibited good image in public.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Disetujui oleh
Diketahui oleh
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Efektivitas Merek dan Desain Kemasan dalam
Membentuk Citra Produk di Serambi Botani, Botani Square, Bogor ini
dengan baik. Skripsi ini mengupas tentang efektivitas merek dan kemasan sebagai
alat promosi yang dilakukan oleh Serambi Botani dan hubungannya dengan
pembentukan citra produk tersebut. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir. Yatri Indah
Kusumastuti, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan
masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga
menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orangtua tercinta Ibu Setiawati
dan Bapak Ir. Agus Muharam, MS yang selalu mendoakan dan senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis, serta Aditya Fatahillah Muharam,
Andika Farisi Muharam, dan Anne Suci Rezeki selaku kakak-kakak yang selalu
menyemangati dan mendoakan penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada teman seperjuangan Fifi Fergi Floria, Nurmia Raisya, Raissa
Almira Rifqie, Jihan, Maulidani Tresna Putri, Marsha Nurul Septiani, Debby
Oktavira, Qanita Windyanggiva, dan Jazaul Aufa yang telah member semangat
dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga
penulis ucapkan terimakasih kepada Angga Tamimi, Jabbar Saputra, teman-teman
SKPM 47, teman-teman akselarasi SKPM 47, dan senior-senior SKPM seluruh
angkatan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Kegunaan Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi 5
Komunikasi Pemasaran 6
Promosi 6
Kemasan 8
Merek 9
Perilaku Konsumen 11
Citra Produk 12
Persepsi 13
Produk Olahan Pertanian IPB 13
Kerangka Pemikiran 14
Hipotesis 15
Definisi Operasional 16
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian 19
Lokasi dan Waktu 19
Teknik Pemilihan Responden dan Informan 19
Teknik Pengumpulan Data 20
Teknik Pengolahan Data 20
GAMBARAN UMUM
Sejarah Singkat Serambi Botani 21
Visi dan Misi Serambi Botani 21
Struktur Organisasi 21
Produk yang Ditawarkan Serambi Botani 22
Pengemasan Produk Serambi Botani 23
Desain Kemasan Produk Serambi Botani 24
PERSEPSI TERHADAP ELEMEN DESAIN KEMASAN SERAMBI
BOTANI
Kesesuaian Warna 27
Kesesuaian Tipografi 29
Kelengkapan Aspek Legal 31
Kesesuaian Anatomi 33
PERSEPSI TERHADAP ELEMEN MEREK SERAMBI BOTANI
Ketepatan Nama Merek 37
Kesesuaian Logo 39
4
5
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Efektivitas alat promosi suatu produk 7
2 Jenis produk yang ditawarkan di SerambiBotani, BotaniSquare, 23
tahun 2013
3 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 27
elemen warna desain kemasan Serambi Botani
4 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 29
elemen tipografi desain kemasan Serambi Botani
5 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 31
kelengkapan aspek legal desain kemasan Serambi Botani
6 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 33
kesesuaian anatomi desain kemasan Serambi Botani
7 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 37
ketepatan nama merek Serambi Botani
8 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 39
kesesuaian logo Serambi Botani
9 Persentase responden berdasarkan jawaban pertanyaan terhadap 43
citra produk Serambi Botani
10 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi pada variable merek 45
terhadap citra produk Serambi Botani
11 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi pada variable desain 47
kemasan terhadap citra produk Serambi Botani
1
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Model Berlo : S/E-M-C-R/D 5
2 Model keputusan konsumen 12
3 Kerangka analisis 15
4 Persentase penilaian responden terhadap elemen warna 28
5 Persentase penilaian responden terhadap elemen tipografi 30
6 Persentase penilaian responden terhadap aspek legal 32
7 Persentase penilaian responden terhadap kesesuaian anatomi 35
8 Persentase penilaian responden terhadap ketepatan nama merek 38
9 Persentase penilaian responden terhadap kesesuaian logo 40
10 Persentase penilaian responden terhadap citra produk 44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kuesioner penelitian 51
2 Jadwal pelaksanaan penelitian 55
3 Struktur organisasi Serambi Botani 56
4 Desain kemasan dan logo produk Serambi Botani 57
5 Hasil uji statistik 64
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam dunia pemasaran saat ini, semakin banyak perusahaan yang bergerak di
bidang bisnis dan menghasilkan berbagai macam produk yang dapat bermanfaat bagi
konsumen. Namun, tidak sedikit produk yang dihasilkan menggunakan bahan kimia dan
memiliki efek samping yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk itu,
masyarakat membutuhkan produk yang alami, tanpa bahan kimia, dan tidak berbahaya
bagi kesehatan. Salah satunya adalah produk hasil olahan pertanian sebagai bahan dasar
untuk pengembangan agroindustri.
Berkembangnya sektor industri dan perdagangan memberikan keuntungan yang
cukup besar bagi peningkatan ekonomi negara. Saat ini, pembangunan ekonomi telah
bergeser dari sektor pertanian menjadi sektor industri. Namun, pergeseran ini bukan
berarti mengabaikan sektor pertanian dan terus mengembangkan sektor industri. Untuk
menyeimbangkan keduanya, maka dapat dilakukan dengan pengembangan sektor industri
yang mengolah hasil-hasil pertanian primer menjadi produk olahan, yaitu agroindustri.
Berkembangnya agroindustri di Indonesia, membuat berbagai perusahaan
berlomba untuk menghasilkan produk yang berkualitas sehingga banyak diminati
konsumen. Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri,
menimbulkan persaingan pasar yang ketat. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai
perguruan tinggi pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam produk hasil
olahan pertanian seperti produk makanan, minuman, produk kecantikan, serta produk
obat-obatan herbal. Produk hasil pertanian ini diolah tanpa bahan kimia sehingga lebih
bersifat alami dan sehat.
Dalam pemasarannya, produk olahan pertanian ini mengalami persaingan yang
tinggi. Persaingan yang ketat membuat setiap perusahaan perlu memiliki strategi
komunikasi pemasaran yang baik dalam memasarkan produknya. Kotler dan Keller
(2009) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai sarana di mana perusahaan
berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang produk yang dijual. Kotler juga menyebutkan komponen
bauran pemasaran yang disebut dengan 4P, yaitu price, place, product, dan promotion.
Tetapi, sejumlah pakar berpendapat bahwa selain 4P, elemen penting dalam prinsip
pemasaran masih terdapat packaging yang seharusnya menjadi elemen pemasaran
kelima (Alfia 2012).
Kemasan atau packaging dapat diartikan sebagai wadah atau bungkus yang
melindungi suatu produk yang disertai label yang terdapat di dalam kemasan tersebut
seperti merek. Dalam hal ini, kemasan dan merek dapat menjadi alat promosi karena
dalam suatu kemasan terdapat label yang memberikan berbagai macam informasi
mengenai suatu produk yang dikemasnya. Selain itu, merek juga dapat menjadi nilai jual
suatu produk karena akan menimbulkan citra produk itu sendiri. Promosi merupakan
bagian penting dalam komunikasi pemasaran karena dapat menunjang keberhasilan
perusahaan dalam memasarkan produknya.
Menurut penelitian sebelumnya, variabel kemasan, merek dan harga berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas konsumen (Dirgantara 2011). Hal ini menunjukkan
bahwa merek dan kemasan memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan
konsumen untuk membeli suatu produk. Untuk itu, kualitas dari merek dan kemasan perlu
dijaga dan dikembangkan agar dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk
tersebut.
2
Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, pada pasal 82 ayat (1)
menjelaskan bahwa kemasan pangan berfungsi untuk mencegah terjadinya pembusukan
dan kerusakan, melindungi produk dari kotoran, dan membebaskan pangan dari bakteri.
Disamping itu, Undang-undang No. 18 Tahun 2012 pasal 97 ayat (3) mengemukakan
bahwa pencantuman label pada kemasan pangan ditulis atau dicetak dengan
menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling sedikit keterangan mengenai: nama
produk; daftar bahan yang digunakan; berat bersih atau isi bersih; nama dan alamat pihak
yang memproduksi atau mengimpor; halal bagi yang dipersyaratkan; tanggal dan kode
produksi; tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa; nomor izin edar bagi pangan olahan;
dan asal usul bahan pangan tertentu.
Kemasan merupakan daya tarik suatu produk yang akan berhadapan langsung
dengan konsumen. Oleh karena itu, kemasan harus dapat memberikan respon positif pada
konsumen seperti tindakan membeli produk, sebab tujuan akhir dari pengemasan adalah
penjualan yang nantinya dapat berpengaruh terhadap volume penjualan produk tertentu.
Menurut hasil penelitian Hasibuan dan Juhdi (2005), strategi pengembangan kemasan
produk dapat mempengaruhi tingkat penjualan. Strategi pengembangan kemasan yang
dimaksud adalah dengan membuat inovasi baru pada kemasan sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan daya jual produk yang nantinya akan mempengaruhi penilaian
konsumen terhadap produk tersebut. Dengan kata lain, kemasan harus memiliki desain
yang menarik sehingga dapat memotivasi konsumen untuk membeli produk tersebut.
Gerai Serambi Botani berada di bawah pengawasan Institut Pertanian Bogor
dengan konsep outlet produk-produk IPB yang memenuhi standard life style dan
healthy cafe dengan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya dan produk yang
dihasilkan diberi nama Serambi Botani. Gerai Serambi Botani ini dibentuk sebagai
representasi hasil penelitian dan inovasi akademika civitas IPB untuk dipasarkan,
dipromosikan, dan dikomersilkan pada masyarakat umum sehingga dapat dirasakan
manfaatnya oleh semua pihak. Gerai Serambi Botani juga merupakan pelopor toko dan
cafe yang mengutamakan kualitas produk yang baik untuk kesehatan karena terjamin
lebih alami, higienis, dan bebas dari bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.
Dalam proses pembuatannya, produk-produk ini diawasi langsung oleh para ahli dan
peneliti yang merupakan dosen-dosen IPB yang ahli dibidangnya.
Serambi Botani memiliki produk yang beragam dan dihasilkan oleh produsen
yang berbeda. Produk yang masuk ke gerai Serambi Botani akan dikemas ulang dan di
seragamkan sesuai dengan jenis produknya serta diberi label merek Serambi Botani.
Dalam hal ini Serambi Botani mengemas produknya dengan sederhana tetapi tetap
bergaya modern. Kemasan merupakan daya tarik produk yang pertama kali akan dilihat
oleh konsumen. Selain itu, merek yang tertera pada kemasan akan menentukan citra
produk itu sendiri. Nama IPB yang menaungi perusahaan ini juga akan mempengaruhi
citra produk dimata konsumen, tetapi sejauh mana merek dan kemasan berperan sebagai
alat promosi perlu dilihat untuk
3
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi
Komunikasi Pemasaran
Promosi
Barang
Barang
Barang Konsumsi
Alat Promosi Konsumsi
No Industri Tidak Tahan
Tahan Lama
Lama
1. Penjualan Tatap Muka 69.2 47.6 38.1
2. Periklanan di Media 0.9 10.6 20.9
Elektronik
3. Periklanan di Media 12.5 16.1 14.8
Cetak
4. Promosi Penjualan 9.6 15.5 15.5
5. Promosi Merek dan 4.5 9.5 9.8
Kemasan
6. Lain-lain 3.3 0.6 0.9
Sumber : Kusumastuti (2009)
Kemasan
Tipografi dapat diartikan sebagai cara memilih dan mengelola huruf dalam
desain grafis. Tipografi mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari
spesifikasi dan karakteristik huruf yang lebih dikaitkan dengan gaya atau
model huruf cetak (Supriyono 2010). Pemilihan jenis dan karakter huruf akan
sangat menentukan daya tarik informasi yang akan disampaikan. Tipograafi
yang baik akan mampu menarik perhatian pembaca sehingga pesan yang
ingin disampaikan dapat tersalurkan. Dalam memilih huruf perlu
dipertimbangkan apakah jenis huruf tersebut mudah dibaca dan pada jarak
tertentu dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Sebab, tujuan dari
tipografi ini adalah untuk menyampaikan informasi atau pesan agar pembaca
tertarik pada produk, bukan hanya untuk membuat pembaca kagum dengan
huruf yang digunakan.
3. Aspek legal
Aspek legal merupakan aspek yang berhubungan dengan legalitas produk
seperti pencantuman nomor pendaftaran produk BPOM, pencantuman logo
halal, alamat produsen, dan tanggal kadaluwarsa. Pencantuman nomor
pendaftaran produk pada BPOM adalah peraturan yang cukup ketat yang
diberlakukan di Indonesia. Selain itu, pencantuman logo halal juga menjadi
peraturan yang mengikat untuk menyatakan bahwa makanan tersebut halal
menurut syariat Islam. Pencantuman alamat produsen betujuan untuk
melayani keluhan-keluhan konsumen mengenai produk tersebut. Namun,
pencantuman alamat ini seringkali tidak disertai dengan nomor telepon yang
dapat dihubungi, bahkan pencantuman alamat ini tidak selalu nampak pada
setiap kemasan. Tanggal kadaluwarsa ini wajib dan sangat penting untuk
dicantumkan pada kemasan terutama pada makanan karena pada umumnya
produk tersebut dipengaruhi oleh waktu. Selain itu, hal ini menjadi
pertimbangan konsumen saat akan membeli produk. Jika suatu produk tidak
memenuhi persyaratan pada aspek legalitas, makan dapat memberikan citra
buruk pada produk tersebut.
4. Anatomi
Anatomi desain adalah bagian-bagian yang ada pada kemasan yang tetap
dalam tata letaknya seperti bagian depan dan bagian belakang kemasan.
Anatomi ini berkaitan dengan tipografi, yaitu tata letak huruf dan font yang
digunakan pada kemasan. Pada umumnya, anatomi desain kemasan memiliki
beberapa bagian tetap dalam tata letaknya. Bagian utama yaitu nama merek
yang berada pada bagian depan kemasan. Bagian belakang kemasan, berisi
mengenai informasi pelengkap yang menjadi syarat suatu kemasan seperti
komposisi bahan, petunjuk pemakaian, petunjuk penyimpanan, manfaat dan
kegunaan produk, serta berat bersih produk. Informasi pada bagian ini
cenderung termasuk ke dalam informasi sekunder pada kemasan, tetapi
informasi ini menjadi syarat penting yang ditetapkan oleh departemen
perindustrian dan perdagangan.
Merek
Menurut Kotler dan Keller (2009) merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol rancangan, atau kombinasi yang dapat mengidentifikasikan barang atau
jasa dari seseorang atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk
10
tersebut dari produk pesaing. Merek juga dapat menciptakan nilai tersendiri bagi
suatu produk. Jika konsumen sudah merasa memiliki nilai lebih pada suatu merek,
maka konsumen akan cenderung membeli merek tersebut dibandingkan merek
yang lain, hal ini lah yang disebut dengan loyalitas merek.
Terdapat dua pendekatan loyalitas merek, yaitu pendekatan perilaku dan
pendekatan sikap. Pendekatan perilaku melihat loyalitas merek berdasarkan
pembelian merek. Pendekatan ini tidak mengungkapkan alasan konsumen loyal
terhadap suatu merek, tetapi hanya karena pembelian dilakukan secara berulang-
ulang terhadap suatu merek, sedangkan pendekatan sikap melihat loyalitas merek
berdasarkan sikap dan perilaku. Konsumen yang loyal terhadap suatu merek akan
menyatakan kesukaannya terhadap suatu merek dan membeli serta
menggunakannya. Loyalitas ini akan memunculkan kedekatan emosional
konsumen terhadap suatu produk.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004) dalam Fajrianthi dan Farrah (2005),
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas merek adalah:
penerimaan keunggulan produk, keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
merek, dan kepuasan yang diperoleh konsumen. Faktor-faktor yang
berpengaruhnya adalah: nilai (harga dan kualitas), citra, kenyamanan dan
kemudahan mendapatkan merek, kepuasan yang dirasakan konsumen, pelayanan,
serta garansi dan jaminan merek. Merek terdiri dari dua elemen penting, yaitu
nama dan logo.
1. Nama merupakan ciri khas yang dapat menunjukkan citra suatu produk.
Nama merek harus dapat menarik, unik, dan mudah diingat. Nama merek
yang efektif dipilih berdasarkan jenis produknya. Untuk itu, nama merek
harus dapat memberikan makna pada produk yang dikemasnya. Sebab,
sebuah kesan akan terbentuk pada nama merek yang kuat.
2. Logo harus mampu merepresentasikan korporasi dan memberikan
kepercayaan. Logo juga harus mudah diingat, memiliki ciri khas, tidak rumit,
dan mengesankan (Supriyono 2010). Logo harus dapat menggambarkan
produk yang dikemasnya, sebab logo akan mengekspresikan produk tersebut
ke publik melalui visualisasi yang ditampilkan. Semakin besar bisnis suatu
perusahaan, makan jangkauan abstraksi pada logo semakin luas, sehingga
visualisasi logo cenderung tidak langsung. Namun, semakin kecil bisnis,
maka jangkauannya juga akan semakin sempit, visualisasi logo semakin
langsung, jelas, dan abstraksinya rendah (Lakoro 2002).
Kotler dan Keller (2009) mengatakan bahwa terdapat enam kriteria utama
untuk memilih elemen merek, yaitu:
1. Dapat diingat
Seberapa mudah merek itu dapat diingat dan dikenali oleh konsumen serta
berlakunya merek itu untuk pembelian dan konsumsi.
2. Memiliki arti
Elemen merek menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe orang
yang mungkin menggunakan merek tersebut.
3. Dapat disukai
Seberapa menarik nilai estetika merek sehingga dapat disukai secara visual,
verbal, dll.
4. Dapat ditransfer
11
Sementara itu, merek juga memiliki fungsi bagi suatu perusahaan. Merek
dapat membantu perusahaan untuk lebih mudah mengatur catatan persediaan dan
catatan akutansi. Merek juga memberikan perlindungan hukum bagi perusahaan
melalui nama merek yang dapat dilindungi dengan nama dagang yang terdaftar.
Merek menandakan tingkat kualitas suatu produk tertentu sehingga pembeli dapat
dengan mudah membeli produk kembali dengan merek yang sama.
Perilaku Konsumen
Strategi Pemasaran
Perusahaan
Pemerintah
Organisasi Nirlaba
Partai Politik
Perbedaan Faktor
Individu Lingkungan
Proses Keputusan
1. Kebutuhan 1.Budaya
Pengenalan
dan 2.
Kebutuhan
Motivasi Karakteristi
1. 2. Kepribadian k
Pencarian Informasi
2. 3. Konsep Diri Demografi,
3. 4. Pengolahan Sosial, dan
Evaluasi Alternatif
Informasi Ekonomi
dan persepsi 3. Keluarga
4. 6. Proses Pembelian dan dan Rumah
Belajar Keputusan Tangga
5. 7. Pengetahuan 4. Kelompok
6. 8. Sikap Acuan
7. 9. Agama 5. Situasi
Konsumen
Implikasi 6. Teknologi
Strategi Pemasaran
Kebijakan Publik
Pendidikan Konsumen
Citra Produk
dan sekalinya sudah terbentuk maka citra tersebut akan melekat dan sulit untuk
mengubahnya. Pentingnya menimbulkan kesan pertama yang baik terhadap suatu
produk bertujuan untuk menciptakan citra yang baik dimata konsumen agar dapat
menilai produk tersebut secara positif. Untuk itu, citra yang terbentuk harus jelas
dan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan produk lainnya. Dalam hal
ini, Pradipta (2012) mendefinisikan citra produk sebagai sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang dan jasa. Citra produk
(product image) ini merupakan salah satu bagian dari komponen citra merek
(brand image).
Persepsi
Lidah buaya dan cingcau merupakan tanaman yang kaya akan serat, selain itu
tanaman ini juga dapat mengobati penyakit radang lambung, tekanan darah tinggi,
anti-kanker, dan menurunkan radikal bebas. Tanaman lainnya yang dimanfaatkan
oleh IPB adalah singkong. Tanaman ini diolah menjadi singkong panggang dan
brownies. Sedangkan produk olahan yang berasal dari hewani salah satunya
adalah susu sapi yang diperoleh dari peternakan binaan IPB. Susu ini diolah
menjadi susu segar, yoghurt, dan puding susu.
IPB juga memiliki produk-produk yang pemasarannya sudah cukup luas,
seperti minuman teh yang dipasarkan dengan sistem waralaba
menggunakan booth, olahan buah pala dan bunga rosella, telur puyuh omega 3,
boneka horta (boneka dari umbi-umbian), serta mie yang terbuat dari rumput laut.
Produk-produk ini dalam pemasarannya turut memberdayakan masyarakat
sehingga jangkauannya menjadi luas.
Kerangka Penelitian
Persepsi Mengenai
Elemen Desain Kemasan
Kesesuaian warna
Kesesuaian tipografi
Kelengkapan aspek
legal
Kesesuaian anatomi
Citra Produk
Persepsi Mengenai
Elemen Merek
Ketepatan nama
Kesesuaian logo
Hipotesis
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Keterangan :
N
n : ukuran sampel
n=
N : ukuran populasi
1+Ne2
e : nilai frekuensi galat 10%
diminta untuk mengisi kuesioner yang meliputi elemen desain kemasan, elemen
merek, dan citra produk. Dari kuesioner tersebut didapatkan data deskriptif
mengenai keefektifan desain kemasan dan merek dalam membentuk citra produk.
Sementara itu, untuk informan pada penelitian ini adalah manajer Serambi Botani
dan karyawan yang bekerja di Serambi Botani. Pemilihan manajer dan karyawan
Serambi Botani sebagai informan dikarenakan pihak-pihak tersebut mengetahui
perkembangan mengenai desain kemasan dan merek pada produk Serambi Botani.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digali berupa pengemasan produk Serambi Botani,
hubungan kemasan dengan citra produk, dan persepsi mengenai elemen-elemen
desain kemasan dan merek. Data ini didapatkan melalui informan yaitu
managemen dan karyawan Serambi Botani serta melalui responden yaitu
konsumen Serambi Botani. Data tersebut didapatkan melalui wawancara
mendalam dan wawancara terstruktur berupa kuesioner. Kuesioner ini berupa
daftar pertanyaan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi yang
relevan dari responden Serambi Botani. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
literatur-literatur pendukung seperti buku, jurnal, skripsi, dan internet yang
relevan dengan penelitian ini sebagai acuan untuk menentukan teori, variabel, dan
teknik pengumpulan data pada penelitian.
Keterangan:
6D 2 s : koefisien korelasi rank spearman
s = 1 - D : perbedaan skor antara dua kelompok
N(N2-1) N : jumlah kelompok
21
GAMBARAN UMUM
Struktur Organisasi
Tabel 2 Jenis produk yang ditawarkan di Serambi Botani, Botani Square, tahun
2013
cerah. Nama merek Serambi Botani sendiri dituliskan di atas dan bawah logo
dengan membagi dua bagian, yaitu tulisan Serambi di atas logo daun dan Botani
di bawah logo daun dengan menggunakan font italic.
Pada aspek legalitas, belum semua produk memiliki ijin P-IRT dan logo
halal, seperti pada kemasan masker belum terdapat ijin P-IRT dan pada kemasan
minuman lidah buaya belum terdapat logo halal. Informasi mengenai komposisi
bahan, cara penyimpanan, berat bersih, dan informasi kegunaan atau manfaat
produk juga belum lengkap pada beberapa kemasan, hanya sebagian produk yang
sudah menuliskan informasi-informasi tersebut secara lengkap. Penggunaan huruf
pada bagian informasi menggunakan huruf yang lebih kecil namun tetap terbaca
dengan tipe huruf yang biasa dipakai pada umumnya.
Nama merek Serambi Botani sendiri, diambil berdasarkan pertimbangan
bahwa nama Serambi Botani merupakan nama lokal yang mudah diingat. Serambi
berarti teras atau etalase, sedangkan botani berarti pertanian. Jadi, Serambi Botani
merupakan teras atau etalase yang berisi produk-produk pertanian dimana produk
tersebut merupakan hasil dari penelitian civitas akademik IPB. Nama Serambi
Botani ini juga mudah dibaca dan diucapkan karena tidak menggunakan bahasa
asing yang rumit.
26
27
Kesesuaian Warna
Warna merupakan daya tarik pertama yang akan dilihat oleh konsumen
saat memilih produk, sebab warna dapat mempengaruhi panca indera kita dalam
menilai suatu produk. Warna yang selaras dan enak dipandang dapat
menimbulkan ketertarikan pada konsumen saat melihat produk sehingga dapat
mempengaruhi keinginan membeli pada konsumen.
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Menurut saya warna pada kemasan 15 68 17 0
Serambi Botani menarik
2. Warna pada kemasan terlihat selaras 10 83 7 0
dan enak dilihat
3. Warna pada kemasan menggambarkan 19 75 6 0
produk olahan pertanian
4. Penggunaan warna pada huruf selaras 14 73 13 0
dengan warna dasar kemasan
5. Kombinasi warna grafisnya lebih 20 61 19 0
menarik dibandingkan dengan produk
olahan pertanian lainnya
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Persepsi baik
31%
Persepsi
sedang
69%
keselarasan paduan warna, kontras pada warna, dan ketepatan pemilihan warna.
Sebab, warna akan menjadi daya tarik visual yang pertama kali dilihat oleh
konsumen. Selain itu, warna dapat menggambarkan identitas suatu produk
sehingga menimbulkan persepsi konsumen mengenai isi dari produk yang
dikemasnya.
Kesesuaian Tipografi
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Menurut saya penggunaan huruf pada 8 76 16 0
kemasan Serambi Botani menarik
2. Penggunaan hurufdapat 15 68 17 0
mengkomunikasikan pesan yang
disampaikan
3. Saya dapat membaca dengan jelas huruf- 16 67 18 0
huruf yang tertera pada kemasan
4. Huruf yang digunakan lebih unik 12 67 23 1
dibandingkan dengan produk olahan
pertanian lainnya
5. Menurut saya huruf yang digunakan 13 79 8 0
mencerminkan produk Serambi Botani
sebagai produk olahan pertanian
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Sebagian besar huruf pada kemasan Serambi Botani menarik dan dapat
mengkomunikasikan pesan dengan baik. Huruf pada kata-kata dalam kemasan
dapat terbaca dengan jelas, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima
oleh responden. Selain itu, penyusunan huruf yang baik dan pemilihan jenis huruf
yang sederhana memudahkan responden untuk membaca informasi pada kemasan
terkait dengan produk yang dikemasnya. Sebanyak 76 persen responden setuju
30
bahwa huruf pada kemasan Serambi Botani sudah menarik dan 67 persen
reponden setuju dapat membaca huruf dengan jelas.
Namun, terdapat beberapa responden yang menilai bahwa pemilihan huruf
pada kemasan masih belum menarik dan tidak mudah dibaca dengan jelas.
Sebanyak 23 persen responden menilai bahwa huruf yang digunakan masih biasa
saja dan tidak lebih unik dibandingkan dengan produk pertanian lainnya. Hal ini
disampaikan oleh beberapa responden sebagai berikut:
Persepsi
sedang
73%
Dalam memilih huruf, nilai kejelasan sehingga huruf dapat terbaca dan
nilai kenyamanan jauh lebih penting dibandingkan dengan keindahan. Walaupun
huruf yang digunakan sangat indah, tetapi jika sulit dibaca maka bukanlah
termasuk ke dalam huruf yang baik. Maka dari itu, dalam memilih dan mengelola
huruf perlu diperhatikan terkait ukuran huruf, variasi huruf, jarak spasi dan bentuk
susunan huruf. Dalam desain kemasan Serambi Botani, huruf yang digunakan
31
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Kode produksi sudah diinfokan dalam 36 39 25 0
kemasan
2. Terdapat logo halal pada kemasan 27 59 13 1
makanan dan minuman
3. Tanggal kadaluwarsa sudah diinfokan 26 71 3 0
dalam kemasan
4. Sertifikasi produk BPOM atau sudah 17 63 20 0
diinfokan dalam kemasan produk
makanan dan produk kecantikan
5. Nama dan alamat perusahaan yang 20 72 7 1
memproduksi sudah diinfokan dalam
kemasan
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
bahwa produk yang berasal dari hasil olahan pertanian sudah terjamin
kehalalannya. Sebanyak 59 persen setuju bahwa produk Serambi Botani telah
memiliki logo halal, sedangkan 13 persen tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Selain itu, dalam hal legalitas mengenai pendaftaran BPOM, produk di
Serambi Botani sudah terpercaya karena berasal dari bahan-bahan alami. Hal ini
diperkuat oleh lambang IPB pada Serambi Botani yang menandakan bahwa
produk ini telah diuji dan bekerjasama dangan pihak IPB. Sertifikasi yang
tercantum pada produk Serambi Botani bukanlah kode dari BPOM, melainkan
kode P-IRT. Kode P-IRT sendiri merupakan legalitas Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga (P-IRT). Produk Serambi Botani merupakan produk yang berasal
dari industri rumahtangga sehingga sertifikasi kode P-IRT tersebut sudah ada
sebelum dimasukkan ke gerai Serambi Botani.
Sebagian besar tanggal kadaluwarsa dan produk yang memproduksi sudah
diinfokan pada kemasan. Responden menilai tanggal kadaluwarsa sangat penting
untuk dilihat sebelum membeli suatu produk, aspek inilah yang sangat
diperhatikan diantara aspek yang lain. Sebanyak 71 persen responden menyatakan
setuju dan 26 persen sangat setuju. Sementara itu, untuk alamat yang
memproduksi, sebagian besar sudah tertera pada kemasan karena setiap produk
diproduksi oleh produsen yang berbeda dan berasal dari usaha rumah tangga yang
berbeda pula.
Berdasarkan penilaian responden, sebagian besar responden memiliki
persepsi sedang terhadap aspek legal, yaitu sebesar 65 persen. Sebagian besar
responden menilai bahwa aspek legal pada kemasan sudah cukup baik karena
mereka percaya bahwa produk yang ada di Serambi Botani sudah teruji oleh IPB
sehingga responden tidak mengamati lebih detail mengenai aspek legal tersebut.
Sebanyak 35 persen responden memiliki persepsi baik dan tidak ada yang
memiliki persepsi buruk. Hal ini seperti yang dituturkan oleh responden:
Kalau produk IPB udah pasti halal. Soalnya pasti sudah teruji.
Selain itu, muslimnya kan terkenal banget. Jadi tidak mungkin
tidak halal (RN, 33 tahun)
Persepsi baik
35%
Persepsi
sedang
65%
Kesesuaian Anatomi
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya merasa puas dengan adanya 18 70 11 1
informasi komposisi bahan dan kandungan
gizi pada belakang kemasan
2. Saya merasa puas dengan adanya petunjuk 14 66 19 1
penyimpanan pada belakang kemasan
3. Saya merasa puas dengan adanya petunjuk 11 84 5 0
berat bersih pada kemasan
4. Saya merasa puas dengan adanya petunjuk 18 68 14 0
pemakaian pada belakang kemasan
5. Saya merasa puas dengan adanya 21 69 9 1
informasi kegunaan atau manfaat pada
belakang kemasan
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
penilaian responden menjadi lebih baik lagi dengan cara melengkapi informasi
mengenai produk-produk yang dikemasnya pada setiap kemasan.
Persepsi
sedang
78%
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Nama merek Serambi Botani 23 65 11 1
menunjukkan bahwa produk tersebut
adalah produk hasil olahan pertanian
2. Nama merek Serambi Botani pada 26 59 15 0
kemasan mudah dibaca
3. Nama merek Serambi Botani mudah 18 66 15 1
untuk diingat
4. Nama merek Serambi Botani lebih unik 15 75 10 0
dibandingkan dengan produk olahan
pertanian lainnya
5. Nama merek Serambi Botani 10 57 30 3
menimbulkan ketertarikan untuk
membeli produk
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
lainnya nama merek tersebut kurang menarik. Menurut responden yang tidak
setuju dengan nama merek Serambi Botani, mengutarakan bahwa kata Serambi
dirasa kurang selaras, sebab kata Serambi identik dengan keagamaan. Selain itu,
beberapa responden lebih melihat produk dikarenakan terdapat logo IPB bukan
karena merek Serambi Botaninya. Hal ini diutarakan oleh responden sebagai
berikut:
Persepsi
sedang
66%
karena sebagian responden berpendapat bahwa nama ini sudah cukup sesuai
dengan produk yang dikemasnya. Namun, kondisi ini masih belum bisa dikatakan
baik sebab masih di dominasi oleh persepsi sedang.
Kesesuaian Logo
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Logo Serambi Botani menunjukkan citra 20 65 15 0
perusahaan
2. Logo Serambi Botani membantu saya 16 80 4 0
mengenali produk-produk Serambi Botani
3. Logo Serambi Botani mudah diingat 19 71 10 0
4. Logo Serambi Botani menunjukkan produk 16 67 17 0
hasil olahan pertanian
5. Logo Serambi Botani terlihat menarik 15 66 19 0
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
menjawab bahwa logo Serambi Botani kurang membantu. Hal ini dikarenakan
responden tersebut lebih mengingat logo IPB yang menaungi Serambi Botani ini
dibandingkan dengan logo Serambi Botani sendiri. Selain itu, terdapat 71 persen
responden yang setuju bahwa logo Serambi Botani mudah diingat dan 66 persen
responden mengatakan bahwa logo Serambi Botani ini menarik. Hal ini
diutarakan oleh beberapa responden sebagai berikut:
Logo Serambi Botani yang bergambar sehelai daun berwarna hijau dan
berlatar oranye mendapatkan respon postif dari responden. Dari 100 responden
yang diteliti, 74 persen memiliki persepsi sedang, 26 persen memiliki persepsi
baik, dan tidak ada responden yang memiliki persepsi buruk. Responden menilai
bahwa logo daun yang melambangkan Serambi Botani ini dirasa sudah sesuai
dengan produk yang dikemasnya yaitu produk olahan pertanian. Gambar daun
hijau dengan latar oranye terlihat kontras tetapi tetap selaras. Menurut beberapa
responden, logo ini sederhana tetapi sangat mencerminkan pertanian.
Persepsi Baik
26%
Persepsi
sedang
74%
Logo merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu kemasan karena
dapat menjadi tanda pengenal suatu produk. Pada dasarnya logo sangat membantu
konsumen untuk mengenal suatu produk. Hanya dengan melihat logo, konsumen
dengan cepat dapat mengingat produk apa yang dikemasnya walaupun tanpa
melihat nama merek dari produk tersebut. Oleh karena itu, logo yang dibentuk
harus menarik dan dapat menggambarkan produk yang dikemasnya. Dalam hal ini
Serambi Botani menggunakan logo sehalai daun untuk menggambarkan produk
olahan pertanian yang dikemasnya. Walaupun sebagian responden menilai logo
ini sudah menunjukkan produk olahan pertanian, namun sebagian responden
lainnya menilai bahwa logo ini masih belum cukup sesuai untuk dijadikan
41
lambang Serambi Botani. Dengan kata lain, Serambi Botani memiliki potensi
untuk menjadikan logo Serambi Botani menjadi lebih menarik dan terpercaya
dimata masyarakat sehingga dapat mencapai persepsi yang lebih baik lagi.
42
43
Citra Produk
Persentase (%)
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Produk Serambi Botani merupakan 21 75 4 0
produk yang berkualitas tinggi
2. Produk Serambi Botani pantas untuk 21 77 2 0
dibeli dan dikonsumsi
3. Produk Serambi Botani sesuai dengan 8 56 35 1
status ekonomi dan status sosial saya
4. Produk Serambi Botani merupakan 20 79 1 0
produk yang sehat, alami dan memiliki
banyak manfaat
5. Produk Serambi Botani aman dan 20 80 0 0
terpercaya untuk dikonsumsi
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Persepsi
sedang
70%
Responden menilai bahwa produk Serambi Botani memiliki persepsi yang baik
yaitu berkualitas tinggi sehingga pantas untuk dibeli dan dikonsumsi, memiliki
banyak manfaat, serta bersifat alami, sehat, aman, dan terpercaya. Namun, harga
produk tersebut masih terbilang mahal dan diatas standar untuk sebagian
responden.
Citra produk terbentuk melalui persepsi konsumen mengenai produk yang
dilihat atau dikonsumsinya. Citra produk ini berkaitan dengan citra merek suatu
produk, sebab melalui merek yang di baca atau di dengar, maka konsumen akan
memiliki penilaian tersendiri untuk produk tersebut. Citra produk dapat terbentuk
melalui kesan pertama yang dinilai oleh konsumen. Untuk itu, kesan yang baik
dapat terbentuk salah satunya melalui kemasan dan merek suatu produk. Jika
persepsi yang dimiliki konsumen adalah persepsi baik, maka citra yang terbentuk
akan baik pula dan menimbulkan minat beli pada konsumen. Selain itu, agar dapat
menarik perhatian konsumen maka citra yang terbentuk haruslah memiliki
keunggulan dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan produk yang lain.
Dalam hal ini Serambi Botani memiliki ciri khas yaitu produk yang sehat,
alami, dan tidak menggunakan bahan kimia sehingga bersifat alami. Di samping
itu, Serambi Botani lebih terpercaya karena telah teruji dan berada dibawah
pengawasan IPB. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa citra yang
dibentuk oleh konsumen belum mencapai kategori baik, tetapi Serambi Botani
memiliki potensi untuk merubahnya menjadi lebih baik lagi sebab Serambi Botani
memiliki keunikan tersendiri dan dapat menjadi pelopor bagi perusahaan lain
untuk menghasilkan produk yang bersifat alami, bermanfaat, dan tidak
menggunakan bahan kimia sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.
Hubungan antara merek dengan citra produk Serambi Botani telah diuji
dengan menggunakan Rank Spearman pada software SPSS 20.0 for windows. Dua
elemen merek yang terdapat pada kemasan adalah nama merek dan logo.
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan nyata positif
antara merek dengan citra produk Serambi Botani. Pada tabel tersebut ditunjukkan
bahwa nama merek dan logo memiliki hubungan nyata dengan citra produk
Serambi Botani. Pada elemen nama merek nilai signifikansi yang diperoleh adalah
sebesar 0,001 dan nilai signifikansi pada elemen logo adalah 0,003.
Tabel 10 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi pada variabel merek terhadap
citra produk Serambi Botani
Citra Produk
Varaibel
Koefisien Korelasi Nilai sig.
Nama Merek 0.335* 0.001
Logo 0.293* 0.003
Merek 0.350* 0.000
Keterangan : * berhubungan signifikan pada <0.1
46
Nilai signifikansi yang diperoleh pada nama merek adalah 0.001 (0.001
kurang dari 0.1) nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.1 yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan nyata positif antara nama merek dengan citra produk.
Nama merek merupakan identitas produk yang akan memperkenalkan produk
kepada konsumen dan masyarakat luas. Nama merek ini merupakan hal terpenting
karena menyangkut dengan identitas produk yang dapat membentuk citra produk
dimata konsumen. Nama merek ini akan menjadi bagian yang pertama kali
disebut dan diingat sebagai tanda pengenal suatu produk. Namun, nama merek
Serambi Botani memiliki hubungan yang lemah dengan citra produk, sebab
koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0.335. Koefisien korelasi yang diperoleh
lebih mendekati nol dan masih jauh dengan 1, sehingga hubungan antara nama
merek dengan citra produk dikatakan lemah.
Logo daun yang dimiliki oleh Serambi Botani memperoleh nilai
signifikansi sebesar 0.003 (0.003 kurang dari 0.1) nilai signifikansi ini lebih kecil
dari 0.1 yang berarti terdapat hubungan nyata positif antara logo dengan citra
produk. Logo merupakan lambang yang dapat menjadi identitas suatu produk.
Dalam hal ini logo merupakan bagian yang terpenting karena dapat menjadi tanda
pengenal yang mudah diingat oleh konsumen. Logo juga dapat menjadi identitas
perusahaan yang dapat menimbulkan kepercayaan kepada konsumen sehingga
dapat membentuk citra produk. Dengan adanya logo, dapat membantu konsumen
untuk lebih mudah mengenal produk yang terdapat pada alat promosi lainnya
seperti leaflet, brosur, majalah, dan lain-lain. Hal tersebut dapat menimbulkan
penilaian dan persepsi konsumen mengenai produk yang pada akhirnya akan
menciptakan citra produk itu sendiri.
Secara keseluruhan, merek memiliki hubungan nyata positif terhadap citra
produk dengan nilai signifikansi 0.000 (0.000 kurang dari 0.1). Dalam hal ini,
merek berfungsi untuk memperkenalkan produk dalam alat promosi lainnya.
Selain itu, merek juga berfungsi sebagai tanda pengenal dan identitas produk
sehingga dapat menimbulkan persepsi pada benak konsumen untuk menilai dan
melekatkan citra pada produk tersebut.
Merek memiliki hubungan nyata positif terhadap citra produk, namun
dalam hal ini merek belum cukup efektif dalam membentuk citra produk. Hal ini
disebabkan oleh persepsi responden yang masih berada dalam tahap sedang pada
variabel merek dan citra produk, sehingga belum dapat dikatakan baik dan efektif.
Citra produk yang ingin dibentuk oleh Serambi Botani adalah citra yang baik
yaitu produk olahan pertanian yang sehat, alami, memiliki banyak manfaat bagi
konsumen. Namun, dalam hal ini citra yang dinilai responden masih belum
dikatakan baik, merek Serambi Botani sendiripun belum dinilai baik oleh
responden sehingga merek Serambi Botani belum efektif dalam membentuk citra
produk Serambi Botani.
Tabel 11 Nilai koefisien korelasi dan signifikansi pada variabel desain kemasan
terhadap citra produk Serambi Botani
Citra Produk
Variabel
Koefisien Korelasi Nilai sig.
Warna 0.212* 0.034
Tipografi 0.258* 0.010
Aspek Legal 0.235* 0.019
Anatomi 0.076 0.452
Desain Kemasan 0.331* 0.001
Keterangan : * berhubungan signifikan pada <0.1
Nilai signifikansi yang diperoleh pada elemen warna adalah 0.034 (0.034
kurang dari 0.1) nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.1 yang menunjukkan
terdapat hubungan nyata positif antara warna dengan citra produk, namun
hubungan ini masih tergolong lemah. Hal ini disebabkan warna merupakan bagian
penting dalam desain kemasan. Warna merupakan bagian pertama yang akan
dilihat oleh konsumen pada kemasan. Warna memiliki kekuatan visual yang dapat
mempengaruhi konsumen saat akan membeli suatu produk dan mempengaruhi
persepsi konsumen mengenai citra produk yang dikemasnya. Penggunaan warna
yang menarik akan dengan mudah membuat konsumen tertarik hanya dengan
melihat warna pada kemasan produk. Semakin tinggi persepsi konsumen terhadap
warna, maka semakin tinggi pula citra produk yang dibentuknya.
Nilai signifikansi yang diperoleh pada elemen tipografi adalah 0.010
(0.010 kurang dari 0.1) nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.1 yang
menunjukkan terdapat hubungan nyata positif antara tipografi dengan citra
produk, namun hubungan ini masih tergolong lemah. Tipografi merupakan hal
penting dalam kemasan karena tipografi akan mempengaruhi persepsi konsumen
terhadap suatu produk. Dalam hal ini tipografi dapat mempengaruhi persepsi
konsumen melalui pemilihan jenis huruf dan karakter sehingga dapat
mengkomunikasikan informasi dengan jelas. Dengan demikian, citra produk dapat
dibentuk melalui tipografi yang dimiliki oleh suatu produk. Semakin tinggi
persepsi konsumen terhadap tipografi maka semakin tinggi pula citra produk yang
terbentuk.
Aspek legal pada kemasan Serambi Botani memiliki niai signifikansi
0.019 (0.019 kurang dari 0.1) nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.1 yang
menunjukkan terdapat hubungan nyata positif antara aspek legal dengan citra
produk, namun hubungan ini tergolong lemah. Aspek legal merupakan bagian
yang penting dalam desain kemasan karena aspek ini menunjukkan legalitas
mengenai suatu produk. Melalui legalitas yang tercantum pada kemasan, seperti
48
PENUTUP
Simpulan
1. Persepsi responden terhadap logo dan nama merek Serambi Botani belum
dapat dikatakan baik. Kondisi yang sama terjadi pada elemen desain
kemasan. Persepsi responden terhadap elemen warna, tipografi, aspek
legal dan anatomi belum dapat dikatakan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa merek dan desain kemasan Serambi Botani masih belum mencapai
persepsi baik bagi masyarakat.
2. Persepsi responden mengenai citra produk Serambi Botani belum
tergolong pada kategori baik. Responden menilai bahwa produk Serambi
Botani berkualitas tinggi sehingga pantas untuk dibeli dan dikonsumsi,
memiliki banyak manfaat, serta bersifat alami, sehat, aman, dan
terpercaya. Namun, untuk sebagian responden harga produk tersebut
masih terbilang mahal untuk dikonsumsi secara berkala.
3. Merek dan desain kemasan memiliki hubungan nyata positif dengan citra
produk. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik merek dan kemasan
pada suatu produk maka citra produk yang terbentuk akan cenderung baik
pula. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk merek dan desain kemasan
produk, maka semakin buruk citra produk yang terbentuk. Pada elemen
merek dan desain kemasan seperti logo, nama merek, warna, tipografi, dan
aspek legal, memiliki hubungan nyata positif dengan citra produk Serambi
Botani. Lain halnya dengan elemen anatomi yang tidak berhubungan nyata
dengan citra produk. Namun, tingkat efektivitas merek dan desain
kemasan dalam membentuk citra produk Serambi Botani masih berada
pada kategori sedang. Dengan kata lain, penggunaan merek dan desain
kemasan belum cukup efektif dalam membentuk citra produk Serambi
Botani. Hal ini dapat dilihat pada banyaknya responden yang menilai
merek dan desain kemasan produk Serambi Botani belum cukup baik.
Selain itu, citra produk yang terbentuk pada penilaian responden belum
termasuk kategori baik, sehingga belum cukup efektif dalam membentuk
citra produk bagi konsumen.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alfia FZ. 2012. Hubungan desain kemasan chocodot dengan minat beli
konsumen. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Cenadi CS. 2000. Peranan desain kemasan dalam dunia pemasaran. Nirmana.
[Internet]. [diunduh 2013 Maret 20]. 2(1), Januari 2000: 92103. Dapat
diunduh dari: http://dgiindonesia.com/wpcontent/uploads/2009/03/dk
v00020203.pdf
Dirgantara B. 2011. Pengaruh kemasan, merek, dan harga terhadap loyalitas
konsumen. [Skripsi]. [Internet]. [diunduh 2013 Maret 2006]. Dapat
diunduh dari: http://repository.usd.ac.id/bitstream/123456789/102/1/04
2214053_full.pdf.
Fajrianthi, Farrah Z. 2005. Strategi perluasan merek dan loyalitas konsumen.
Insan. [Internet]. [diunduh 2013 Maret 26]; 7(3). Dapat diunduh dari:
http://journal.Unair.ac.id/filerPDF/06%20%20Strategi%20Perluasan
%20Merek%20dan%20Loyalitas%Konsumen.pdf.
Hasibuan DHM, Zuhdi S. 2005. Analisis strategi pengembangan kemasan produk
terhadap volume penjualan. Jurnal Ilmiah Ranggagading. [Internet].
[diunduh 2013 April 22]; 4(1 April 2005): 3744. Dapat diunduh dari:
http://jurnal.stiekesatuan.ac.id/index.php/jir/article/download/172/166
Idrus M. 2009. Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Edisi ke-2. Jakarta (ID): Erlangga.
Kotler P dan Keller KL. 2009. Manajemen pemasaran. Sabran B, penerjemah;
Maulana A dan Hayati YS, editor. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari:
Marketing management thirteen edition. Ed ke-13.
Kusumasuti YI. 2009. Komunikasi bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 201 hal.
Lakoro R. 2002. Studi komunikasi visual pada makanan ringan. Jurnal ITS.
[Internet]. [diunduh 2014 Januari 28]. Dapat diunduh dari:
http://personal.its.ac.id/files/pub/2002-ramokRiset%20Ilustrasi%207Ke
masan%20-%20jurnal%20IDEA.pdf
Lubis DP. 2009. Pendahuluan. Dalam: Hubeis AVS, editor. Dasar-dasar
komunikasi. Bogor (ID): Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
IPB Press. 392 hal.
Mugniesyah SS. 2009. Model-model komunikasi. Dalam: Hubeis AVS, editor.
Dasar-dasar Komunikasi. Bogor (ID): Erlangga.
Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. [Internet]. [diunduh 2013
Oktober 9]. Dapat diunduh dari: http://ppvt.setjen.deptan.go.id/ppvtpp
/fi les/61UU182012.pdf
Pradipta DA. 2012. Pengaruh citra merek (brand image) terhadap loyalitas
konsumen produk oli pelumas PT Pertamina (PERSERO) ENDURO 4T di
Makassar. [Skripsi]. [Internet]. [diunduh 2013 Juni 20]. Dapat diunduh
dari: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1538/
SKRIPSI%20LENGKAP%20FEB-UH-%20A21108266%20-
%20DYAH %20AYU%20ANISHA%20PRADIPTA.pdf
52
Riyanto S. 2009. Persepsi dan komunikasi. Dalam: Hubeis AVS, editor. Dasar-
dasar komunikasi. Bogor (ID): Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat IPB Press. 392 hal.
Rosalina Y, Alnopri, Prasetyo. 2012. Desain kemasan untuk meningkatkan nilai
tambah madu bunga kopi sebagai produk unggulan daerah. Agroindustri.
[Internet]. [diunduh 2013 31 Maret]; 2(1). Dapat diunduh dari:
http://repository.unib.ac.id/397/1/Artikel%20Yessy_dkk.pdf.
Singarimbun M dan Effendi S. 2008. Metode penelitian survai. Effendi S, editor.
Jakarta (ID): LP3ES.
Sumarwan U. 2002.Perilakukonsumen. Bogor (ID) : Ghalia Indonesia. 368 hal.
Supriyono R. 2010. Desain komunikasi visual teori dan aplikasi. Yogyakarta (ID):
Andi Yogyakarta. 186 hal.
Yudhiartika D, Hartoyo JO. 2012. Pengaruh personal selling display, promosi
penjualan terhadap kesadaran merek dan intensi membeli pada produk
kecantikan Ponds. Buletin Studi Ekonomi. [Internet]. [diunduh 2013
April 25]; 17(2), 2 Agustus 2012. Dapat diunduh dari:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/view/2187/1386.
53
LAMPIRAN
Nama :
Umur :
Alamat :
No Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya warna pada kemasan
Serambi Botani menarik
2. Warna pada kemasan terlihat selaras dan
enak dilihat
3. Warna pada kemasan menggambarkan
produk olahan pertanian
4. Penggunaan warna pada huruf selaras
dengan warna dasar kemasan
5. Kombinasi warna grafisnya lebih
menarik dibandingkan dengan produk
olahan pertanian lainnya
Keterangan :
54
No Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya penggunaan huruf pada
kemasan Serambi Botani menarik
2. Penggunaan huruf dapat
mengkomunikasikan pesan yang
disampaikan
3. Saya dapat membaca dengan jelas huruf-
huruf yang tertera pada kemasan
4. Huruf yang digunakan lebih unik
dibandingkan dengan produk olahan
pertanian lainnya
5. Menurut saya huruf yang digunakan
mencerminkan produk Serambi Botani
sebagai produk olahan pertanian
Keterangan :
No Pernyataan SS S TS STS
1. Kode produksi sudah diinfokan dalam
kemasan
2. Terdapat logo halal pada kemasan
makanan dan minuman
3. Tanggal kadaluwarsa sudah diinfokan
dalam kemasan
4. Sertifikasi produk BPOM sudah
diinfokan dalam kemasan produk
makanan dan produk kecantikan
5. Nama dan alamat perusahaan yang
memproduksi sudah diinfokan dalam
kemasan
Keterangan :
55
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa puas dengan adanya
informasi komposisi bahan dan
kandungan gizi pada belakang kemasan
2. Saya merasa puas dengan adanya
petunjuk penyimpanan pada belakang
kemasan
3. Saya merasa puas dengan adanya
petunjuk berat bersih pada kemasan
4. Saya merasa puas dengan adanya
petunjuk pemakaian pada belakang
kemasan
5. Saya merasa puas dengan adanya
informasi kegunaan atau manfaat pada
belakang kemasan
Keterangan :
No Pernyataan SS S TS STS
1. Logo Serambi Botani menunjukkan citra
perusahaan
2. Logo Serambi Botani membantu saya
mengenali produk-produk Serambi
Botani
3. Logo Serambi Botani mudah diingat
4. Logo Serambi Botani menunjukkan
produk hasil olahan pertanian
5. Logo Serambi Botani terlihat menarik
Keterangan :
56
No Pernyataan SS S TS STS
1. Nama merek Serambi Botani
menunjukkan bahwa produk tersebut
adalah produk hasil olahan pertanian
2. Nama merek Serambi Botani pada
kemasan mudah dibaca
3. Nama merek Serambi Botani mudah
untuk diingat
4. Nama merek Serambi Botani lebih unik
dibandingkan dengan produk olahan
pertanian lainnya
5. Nama merek Serambi Botani
menimbulkan ketertarikan untuk
membeli produk
Keterangan :
B. CITRA PRODUK
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar!
No Pernyataan SS S TS STS
1. Produk Serambi Botani merupakan
produk yang berkualitas tinggi
2. Produk Serambi Botani pantas untuk
dibeli dan dikonsumsi
3. Produk Serambi Botani sesuai dengan
status ekonomi dan status sosial saya
4. Produk Serambi Botani merupakan
produk yang sehat, alami dan memiliki
banyak manfaat
5. Produk Serambi Botani aman dan
terpercaya untuk dikonsumsi
Keterangan :
57
Driver
Supervisor
Ekspedisi
Staff
Pengiriman
Supervisor Consultant
Penjualan Partner
Manajer
Operasional Admin
MD
General Supervisor Staff MD
Manager
Supervisor Staff
Gudang Gudang
Accounting Staff
Accounting
Manajer
Keuangan
Supervisor Staff
Keuangan Keuangan
Manajer
Produk dan
Promosi
59
Correlations
Kesesuaian Citra
Warna Produk
*
Correlation Coefficient 1.000 .212
Kesesuaian Warna Sig. (2-tailed) . .034
N 100 100
Spearman's rho *
Correlation Coefficient .212 1.000
Citra Produk Sig. (2-tailed) .034 .
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Citra Produk Kelengkapan
Aspek Legal
Correlation *
1.000 .235
Coefficient
Citra Produk
Sig. (2-tailed) . .019
N 100 100
Spearman's rho
Correlation *
.235 1.000
Kelengkapan Aspek Coefficient
Legal Sig. (2-tailed) .019 .
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Pengujian Hubungan Antara Ketepatan Nama Merek dengan Citra Produk
Correlations
Citra Produk Ketepatan
Nama
**
Correlation Coefficient 1.000 .335
Citra Produk Sig. (2-tailed) . .001
N 100 100
Spearman's rho
**
Correlation Coefficient .335 1.000
Ketepatan Nama Sig. (2-tailed) .001 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
68
Correlations
Citra Produk Kesesuaian
Logo
**
Correlation Coefficient 1.000 .293
Citra Produk Sig. (2-tailed) . .003
Spearman's rho N 100 100
**
Correlation Coefficient .293 1.000
Kesesuaian Logo Sig. (2-tailed) .003 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
**
Correlation Coefficient 1.000 .350
Merek Sig. (2-tailed) . .000
N 100 100
Spearman's rho
**
Correlation Coefficient .350 1.000
Citra Produk Sig. (2-tailed) .000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
69
RIWAYAT HIDUP