Anda di halaman 1dari 17

HUKUM HESS

Pengembangan PCK Guru Kimia Menggunakan PaP-eRs

Pengembangan PCK guru dalam materi hukum Hess ini dilakukan


menggunakan PaP-eRs (Pedagogical and Professional-experience
Repertoires). PaP-eRs ini memberikan informasi mengenai konsep-konsep
penting serta proses penyampaiannya yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran materi hukum Hess. PaP-eRs ini juga memaparkan
interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Guru dibantu oleh 2 orang observer yang
merupakan sesama guru kimia.

PaP-eRs hukum Hess


Pelaksanaan observasi PaP-eRs guru kimia pada materi hukum Hess
dilaksanakan selama 2 Jam Pelajaran x 45 menit dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :

Langkah-langkah Pembelajaran
Guru mengucap salam dan peserta didik menjawab salam yang
diucapkan oleh guru
Guru menanyakan kabar peserta didik
Guru menanyakan kehadiran peserta didik dan mencatat peserta didik
yang tidak hadir pada buku presensi dan jurnal harian kelas.

Peserta didik diberikan apersepsi dengan dialog ringan antara rangga


dan cinta mengenai jenis-jenis entalpi pada powerpoint agar memusatkan
perhatian peserta didik.
Peserta didik diberikan cerita bergambar melalui media power point
tentang dua orang pendaki gunung yang menempuh 2 jalur yang
berbeda yaitu jalur merah dan jalur biru, peserta didik diberikan motivasi
oleh guru bahwa banyak cara untuk sampai ke puncak, dimana proses
untuk menuju kesana adalah pilihan kita, kitalah yang harus menentukan
akan berproses seperti apa, ingatlah bahwa tiak ada jalan yang tertutup
untuk kita karena semua jalan itu bisa kita lalui untuk menuju tujuan akhir
yang sama
Peserta didik diberikan informasi mengenai kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.

Guru menuliskan judul materi pada pertemuan hari ini di papan tulis agar
siswa mengetahui materi yang akan dibahas.
Peserta didik mulai melingkar dan duduk secara berkelompok kemudian
dibagikan LKPD oleh guru
Peserta didik diberikan informasi mengenai cara pengisian LKPD
Peserta didik mulai mengisi dan mendiskusikan materi yang disajikan
pada LKPD dengan metode inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru.
Guru membuka diskusi dengan menggambarkan analogi sebuah anak
yang akan mengukur ketinggian jurang.

Dengan mengarahkan peserta didik hingga diperoleh jawaban: sang


anak dapat mengukur ketinggian tebing dengan bantuan tali. Kemudian
guru memberikan tanggapan kepada peserta didik agar diarahkan
sehingga terjawab dari gambar tersebut bahwa ketinggian tebing B dapat
diukur dengan cara menghitung ketinggian tebing A dikurangi puncak
tebing A menuju puncak tebing B.
t = Tinggi tebing A tebing A ke tebing B
t=XY
Guru melanjutkan memberikan penjelasan kepada peserta didik bahwa
ada cara lain atau jalan alternatif yang dapat digunakan untuk
menghitung sesuatu yang tidak dapat diukur secara langsung, sehingga
diperlukan suatu pendekatan lain untuk menghitung ketinggiannya.
Guru memberikan perintah kepada peserta didik untuk mulai membuka
LKPD yang telah diberikan secara berkelompok.
Peserta didik mengamati sebuah gambar tentang cerita seorang anak
yang akan pergi ke sekolah, namun mengalami masalah karena jalan
yang biasa dilaluinya diblokade akibat adanya demo.

Perhatikan cerita berikut ini!

Suatu pagi, Daru akan berangkat ke sekolah seperti biasanya, namun


berdasarkan info dari warga setempat mengatakan bahwa ada demo di jalan
yang dilaluinya setiap hari ke sekolah. Oleh karena itu, ia berusaha memutar
otak untuk pergi ke sekolah dan mencari alternatif lain. Apakah Daru bisa
pergi ke sekolah?

(Lokasi demo ditandai dengan bulatan)

A
RUMAH SEKOLAH

B C

SIMPANG LIMA

Berdasarkan ilustrasi diatas :

1. Bagimanakah cara agar Daru dapat pergi ke sekolah?


2. Adakah jalan lain yang bisa ditempuhnya?
3. Berapakah besarnya perpindahan Daru dari rumah ke sekolah?
Dalam kasus diatas, anggaplah bahwa yang kita perhatikan adalah
keadaan awal Daru (rmah) menuju keadaan akhir (sekolah). Jauhnya
jarak yang ditempuh oleh Daru memang tidak sama, namun ketika kita
memperhitungkannya sebaga fungsi keadaan awal dan keadaan akhir
daru, maka besarnya perpindahan Daru adalah dari titik akhir dan titik
awal. Artinya Daru hanya berpindah sejauh A dimana proses daru
berjalan melewati jalur B dan C dianggap sama dengan jalur A.

Guru menghubungkan peristiwa seorang anak yang akan pergi ke


sekolah tersebut dengan fenomena mengenai penentuan H
pembentukan gas CO2 menurut percobaan yang dilakukan oleh Henry
G.Hess.
Analogi diatas akan digunakan untuk suatu persamaan reaksi kimia
yang diilustrasikan sebagai berikut!

Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat


ditentukan langsung dengan kalorimeter, meisalnya penentuan perubahan
entalpi pembentukan standar karbondioksida (H0f) CO2.

Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas


CO2 saja tanpa disertai terbentuknya gas CO. Jadi, bila dilakukan
pengukuran perubahan entalpi dari reaksi tersebut yang terukur tidak hanya
reaksi pembentukan gas CO2 saja, tetapi juga terukur pula perubahan
entalpi dari reaksi pembentukan gas CO, yang digambarkan sebagai
berikut :

H = -394 kJ

C(s) + O2(g) CO2(g)

H = - 111 kJ H = - 283 kJ

CO (g) + O2(g)

Perhatikanlah, bahwa perubaha entalpi merupakan fungsi keadaan, jadi


besarnya perubahan entalpi bisa kalian ibaratkan seperti perpindahan
Daru pada cerita diatas, dimana hal ini tidak dipengaruhi oleh bagaimana
tahapa suatu reaksi itu berlangsung melainkan keadaan awal dan
keadaan akhir dari reaksi pembentukan karbon dioksida pada siklus
diatas. Berdasarkan siklus reaksi pembentukan gas CO 2 diatas, apakah
terdapat hubungan antara ketiganya? Buatlah sebuah rumusan masalah
yang sesuai dengan siklus diatas pada kolom dibawah ini!
Dengan mengamati sebuah siklus Hess pada reaksi pembentukan gas
CO2, peserta didik diarahkan untuk membuat sebuah pertanyaan/
rumusan masalah Bagaimana cara si anak pergi ke sekolah? Sehingga
akan timbul pertanyaan Bagaimana cara menentukan perubahan entalpi
pembentukan gas CO2 berdasarkan hukum Hess?
Melalui LKPD peserta didik, guru mengarahkan peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan pengarah berdasarkan siklus pembentukan gas
CO2 agar peserta didik memahami apa yang dilakukan, pertanyaan
berdasarkan pada gambar siklus pembentukan CO2.
Peserta didik melanjutkan dengan data yang diperoleh dari gambar pada
LKPD dan mengerjakan soal yang telah diberikan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh harga H pada ketiga proses.

UNTUK LEBIH MEMAHAMINYAJAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT!

1. Berapakah besarnya perubahan entalpi pembentukan gas CO 2


secara langsung?
2. Berapakah besarnya perubahan entalpi pembentukan gas CO?
3. Berapakah besarnya perubahan entalpi pembentukan gas CO 2
melalui jalur pembentukan gas CO terlebih dulu?
4. Apakah hasil untuk besarnya nilai perubahan entalpi pembentukan
CO2 pada kedua jalur sama?
5. Bagaimanakah hubungan dari penentuan perubahan entalpi
pembentukan gas CO2 pada kedua jalur diatas, baik secara langsung
maupun tidak langsung?
Peserta didik diarahkan untuk membuat suatu rumusan hipotesis
berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengamatannya dari cerita
diatas dan diarahkan untuk membuat hipotesis sementara dari hasil
pengamatannya pada kedua kasus diatas (anak yang mengalami
masalah saat akan berangka ke sekolah dan reaksi pembentukan gas
CO2. Disini, guru sangat diperlukan untuk menekankan bahwa pada
kedua kasus diatas bahwa perubahan entalpi (H) adalah suatu fungsi
keadaan yang hanya dipengaruhi oleh keadaan awal (titik awal) dan
keadaan akhir (tujuan), untuk cara maupun proses yang ditempuh untuk
mencapainya tidaklah penting.
Setelah menjawab pertanyaan diatas, diskusikanlah bersama rekan
sekelompokmu bagaimana hipotesis sementara dari hasil pengamatanmu
pada ilustrasi diatas!

Peseta didik diberikan informasi mengenai materi penentuan H


berdasarkan hukum Hess dan diagram tingkat energi dengan
menggunakan contoh penentuan H pembentukan gas CO2 oleh guru
secara singkat, melalui diskusi kelompok dan diskusi LKPD bersama
guru.
Peserta didik diminta untuk mengisi data-data yang masih kosong dalam
LKPD dengan cara mencari di literatur maupun mendiskusikannya
bersama kelompok. Dalam hal ini proses pengumpulan data dilakukan
untuk membimbing peserta didik menguji hipotesis.

PENGUMPULAN DATA
Pada suatu hari seorang ilmuwan akan melaksanakan sebuah penelitian
untuk membuat gas CO2. Sang ilmuwan akan membuat gas CO2 dengan
menggunakan bahan yaitu padatan karbon C(s) dengan gas oksigen O2,
Seperti yang kita ketahui bahwa ada pembakaran sempurna dan tidak
sempurna, sehingga dalah mal ini tidak bisa dipungkiri bahwa terbentuk juga
senyawa karbonmonoksida (CO). Untuk dapat menghasilkan gas CO 2
dibutuhkan beberapa proses dengan setiap prosesnya akan menghasilkan
perubahan entalpi (H). Proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Tahap 1: C(s) + O2(g) CO (g) H1 = .......... kJ

Tahap 2: CO (g) + O2(g) CO2 (g) H2 = .......... kJ

Hasil Akhir: C(s) + O2(g) CO2 (g) H3 = ........... kJ


(Hasil akhir merupakan penjumlahan (+) dari tahap 1 dan tahap 2)

Proses yang ditunjukkan seperti di atas merupakan proses penentuan


perubahan entalpi bedasarkan hukum Hess.

Untuk lebih memahaminya, jawablah pertanyaan berikut!

1. Apakah ada senyawa yang hilang pada hasil akhir, padahal pada
tahap 1 dan tahap 2 ada?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
2. Senyawa apakah yang hilang pada tahap akhir reaksi?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
3. Apakah senyawa-senyawa yang sama, pada hasil akhir akan
dijumlahkan?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
4. Senyawa apakah yang sama dan masih ada pada tahap akhir reaksi
berdasarkan data reaksi pada tahap 1 dan tahap 2?
...............................................................................................................
...............................................................................................................

5. Bagaimana syarat senyawa di hilangkan (dicoret) dari reaksi?


...............................................................................................................
...............................................................................................................
6. Bagaimana syarat senyawa dijumlahkan dalam reaksi akhir?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
7. Tulis kembali persamaan reaksi pada tahap 1 dan tahap 2 pada kolom dibawah ini!
Tahap 1 H1=

Tahap 2 H2=

8. Jika koefisien pada reaksi tahap 1 dan tahap 2 seluruhnya dikalikan 2 maka
persamaan reaksinya menjadi:

Tahap 1 H1=

Tahap 2 H2=

9. Bagaimanakah dengan harga H1 dan H2 pada reaksi diatas?


Apakah koefisien mempengaruhi harga perubahan entalpinya?
Apakah harga perubahan entalpinya dikalikan 2 juga?
...............................................................................................................
10. Berapakah besarnya H untuk hasil akhir reaksi jika koefisiennya
dikali 2?

Tahap
2 C(s) + 2 O2(g) 2 CO2 (g) H3=
Akhir

Dalam penentuan perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess dapat


ditentukkan juga dengan cara menggambarkan siklus Hess dan
diagram tingkat energi. Untuk mengetahui contoh siklus Hess dan
diagram tingkat energi dari proses pembuatan gas CO 2 yang dilakukan
oleh sang ilmuwan, lengkapilah data dibawah ini!
Peserta didik dibimbing untuk melanjutkan pengujian hipotesis pada
kedua siklus diatas!

MENGUJI HIPOTESIS
MARI KITA BUKTIKAN !!!
Dari data yang kalian cari pada literatur dan besarnya
perubahan entalpi pada reaksi tahap 1 dan tahap 2 diatas,
dapatkah kalian membuktikan apakah H3= H1 + H2?

Diskussikanlah dengan kelompokmu siklus Hess dan diagram


alir berikut ini!

C(s) + O2(g)
H1= .......kJ

CO (g) + O2(g)
H3= .......kJ
H2= .......kJ

CO2(g)

DIAGRAM TINGKAT ENERGI

Dari data diagram tingkat energi diatas, rangkailah sebuah


H3= ............kJ
siklus Hess pada kolom berikut ini secara terstruktur!

SIKLUS HESS

H2= ............kJ
H1= ............kJ
Observasi
Peserta didik melakukan kajian literatur dan menguji hipotesis yang telah
dibuat berdasarkan hasil diskusi kelompok dengan cara
membandingkannya dengan hasil pada literatur, peserta didik bisa
membuka buku maupun mencarinya di internet.
Peserta didik membuat penguatan hipotesis bersama teman
sekelompoknnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tedapat
di LKPD. Pertanyaan ini digunakan sebagai bahan latihan peserta didik
sekaligus digunakan untuk memberikan penguatan agar peserta didik
mengkonstruk pemahamannya sendiri.
Peserta didik perwakilan dari salah satu kelompok mempresentasikan
kesimpulan yang telah dibuat dan kelompok lain menanggapi jawaban
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya.
Peserta didik diberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal sebagai
latihan mengenai penentuan H berdasarkan hukum Hess.
Peserta didik diarahkan untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan bersama guru melalui pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut :
- Bagaimanakah bunyi hukum Hess?
- Bagaimanakah cara menentukkan H berdasarkan hukum Hess?
- Apakah proses atau jalannya reaksi berpengaruh dalam hukum
Hess?
Peserta didik berdoa setelah melaksanakan proses pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk senantiasa bersyukur dan menutup salam, peserta
didik menjawab salam yang diucapkan oleh guru.

HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Observasi apangan yang dilakukan oleh guru melalui prolonged


engagement, presisten observaton, progresive subjectivity, dan member
checking.

Prolonged engagement selama proses pembelajaran. Dalam hal ini


guru memiliki keterlibatan yang cukup pada sisi inquiri dalam mengatasi
efek kesalahan informasi (misinformasi), penyimpangan, untuk
mengkaitkan hubungan antara hasil-hasil yang diperoleh dan membangun
kepercayaan, dimana semakin lama guru dan observer berada pada kelas
observasi semakin valid data yang diperoleh. Peneliti bertindak sebagai
guru yang akan diketahui pengembangan PCK nya menggunakan CoRe
Framework dan PaP-eRs Framework pada materi hukum Hess di kelas
guru mengajar dikelas XI ipa 1. Guru berada di kelas tersebut selama
proses pembelajaran sehingga guru sudah mengetahui suasana di kelas,
kelas XI ipa 1 merupakan kelas yang aktif namun cenderung ramai dan
lebih suka berdiskusi dengan cara mereka sendiri, terkadang situasi kelas
yang ramai membuat guru kesulitan juga untuk memberikan penjelasan
secara pelan-pelan, sehingga diperlukan suara yang keras dan lantang
agar peserta didik menjadi fokus. Selain itu, dilakukan juga Peneliti sering
melakukan diskusi terkait pembelajaran dengan guru-guru berpengalaman
yang terlibat daam penelitian ini.
Presisten Observation juga dilakukan dalam proses belajar mengajar
dimana observasi dilakukan oleh 2 rekan guru kimia lain yang mengamat
segala tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran,
mendiskusikan CoRe framework, menuliskan reflektif jurnal pada akhir
pertemuan, melakukan diskusi dengan guru berpengalaman dan dosen
menjadi salah satu fokus yang dilakukan secara terus-menerus pada
setiap pertemuan. Data-data tersebut menjadi data yang diambil pada
pertemuan bab Termokimia dengan sub bab hukum Hess yang dilakukan
pada hari selasa, 11 Oktober 2016.

Progressive subjectivity adalah proses pemantauan atau evaluasi


terhadap guru dalam membangun pemikirannya, selama dilaukan
pembelajaran ini terdapat 2 rekan observer dan 1 guru berpengalaman
yang selama proses penelitan selalu menemani dalam pengambilan data
dan proses pembelajaran., sehingga dalam membangun pemikiran, tidak
hanya subjektifitas yang berasal dari sisi pemikiran salah seorang saja.

Member checking adalah proses pengecekan kembali data yang


diperoleh kepada partisipan, yaitu setelah peneliti memperoleh data
penelitian dan mentranskrip hasil-hasil penelitian, kemudian peneliti
melakukan member checking terhadap subyek penelitian, apakah data
yang telah ditranskrip benar dan sesuai dengan yang dimaksud oleh
partisipan. Member checking dilakukan peneliti kepada kedua guru
berpengalaman setelah penelitian berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan yang diperoleh


bahwa peserta didik dalam mempelajari hukun Hess dengan metode
inkuiri terbimbing, membuat suasana pembelajaran yang aktif, sebagian
besar pesera didik antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dari 9
kelompok yang ada, hanya 2 kelompok yang terlihat pasif dan kurang
merespon apa yang disampaikan oleh guru, namun dari 7 kelompok
lainnya cukup aktif dan merespon berbagai pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Diskusi yang dilakukan juga berjalan baik dan lancar, siswa aktif
untuk maju ke depan dan mau untuk mengerjakan LKPD sesuai dengan
yang diperintahkan oleh guru. Berikut ini disajikan gambar aktivitas belajar
peserta didik selama proses penerapan metode.

Anda mungkin juga menyukai