Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
( RPP )
Standar Kompetensi 1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasikan organ organ penyusun sistem pengeluaran
( ekskresi ) pada manusia.
2. Siswa dapat memahami proses pengeluaran zat sisa pada sistem ekskresi manusia.
3. Siswa dapat mendata penyakit dan kelainan yang terdapat pada organ penyusunan sistem
ekskresi.
B. Materi Pembelajaran
Sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Hasil sistem ekskresi dan yang dihasilkan pada masing-masing organ
1. Kulit
Gambar struktur penyusun kulit manusia
dan hasil ekskresinya berupa keringat
Hasil : keringat
2. Hati
Konsep
Proses metabolisme tubuh meiputi proses menghasilakan energi dan zat yang berguna bagi tubuh.
Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam
tubuh disebut ekskresi.
1. Kulit
Kulit adalah organ tubuh paling luar yang melindungi organ di dalamnya dari berbagai gangguan
seperti gesekan, penyinaran, kuman, panas, zat kimia, dan lain-lain.
Struktur kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu : epidermis dan dermis
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum), lapisan granula
(stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada
bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel
pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi
untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
2. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan
di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah.
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan
mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang
disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan.
Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah
merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna
kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea
dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam
ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Kelainan pada hati terjadi apabila terjadi penyumbatan saluran empedu oleh batu empedu. Batu
empedu terbentuk karena kolestrol yang mengendap sehingga cairan empedu tidak dapat masuk ke
usus, tetapi masuk kedalam aliran darah sehingga darah menjadi kuning dan feses berwarna abu-abu.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Metode : Diskusi, informasi dan percobaan
3. Model Pembelajaran : Kooperatif dan langsung.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi
1) Terdiri dari organ apakah sistem ekskresi pada manusia ? dan apa yang di
Keluarkannya?
2) Bagaimana kerja sama kulit dengan ginjal ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami fungsi ekskresi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber.
E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Modul / charta organ organ ekskresi manusia.
F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu . .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / Charta organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dan guru.
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Motivasi
1) Mengetahui organ- organ sistem ekskresi pada manusia dan mengetahui cara kerja
organ sistem ekskresi.
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami kerja ginjal, kulit, hati dan paru- paru sebagai organ alat
ekskresi pada manusia.
2. Kegiatan Inti (80 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mendata penyakit dan kelainan yang terdapat pada organ penyusunan
sistem ekskresi.
Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang kelainan dan penyakit yang
terdapat pada organ organ penyusun sistem ekskresi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Modul / charta organ organ ekskresi manusia.
F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu . .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / Charta
Pertemuan keempat
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi
1) Menyadari pentingnya menjaga kesehatan sistem pengeluaran pada manusia.
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami materi kelainan organ pada manusia.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mendata penyakit dan kelainan yang terdapat pada organ penyusunan
sistem ekskresi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang kelainan dan penyakit yang
terdapat pada organ organ penyusun sistem ekskresi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Modul / charta organ organ ekskresi manusia.
F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu . .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / Charta organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dan guru.
G. Penilaian.
Standar Kompetensi 1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasikan dan memahami fungsi bagian bagian dengan reproduksi
manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan tahap tahap reproduksi manusia.
3. Siswa dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
4. Siswa dapat mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi.
Reproduksi berarti membuat kembali, jadi reproduksi pada manusia berarti kemampuan
manusia untuk memperoleh keturunan, sehingga sistem reproduksi adalah organ-organ yang
berhubungan dengan masalah seksualitas. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda
antara jantan dan betina.
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Pada wanita ovarium berfungsi
menghasilkan ovum dan hormon (estrogen dan progesteron) jika sel telur pada ovarium
telah masak, akan dilepaskan dari ovarium, pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi.
Sistem reproduksi pria terdiri atas sepasang testis, yang terbungkus dalam kantong skrotum,
testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron, dan sepasang epididimis,
saluran panjang berkelok-kelok terdapat di dalam skrotum.
Sumber: Glencoe Mc Graw Hill
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan
(pubertas). Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan
hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada pria, diantaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat
tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, jakun membesar, dan dada menjadi bidang. Sedangkan
seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon estrogen.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita,
yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara, dan pinggul
membesar.
II. Organ Penyusun Sistem Reproduksi Pria
Skrotum, adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testisatau buah zakar.
Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini
serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat
dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat
mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan
beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak
masa pubertas. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu
lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang
menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis
menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan
suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu
dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
b. Alat kelamin dalam (Internal)
Testis (buah zakar)
Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum dan terletak di luar
dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan
(spermatozoa). Testis mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun
dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal. Jaringan epitelium germinal berfungsi pada saat
spermatogenesis atau proses pembentukan sperma.
c. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:
Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat pada bagian belakang testis.
Merupakan segmen melingkar dari saluran sperma yang berfungsi untuk menyimpan sperma
selama proses pematangan. Epididimis, merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan
penyimpanan sperma. Epididimis berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam
skrotum.
Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi
menyalurkan sperma ke uretra. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas
deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung cairan atau kantung mani (vesikula seminalis).
Uretra adalah kelanjutan dari vas deferens, saluran untuk air mani selama hubungan seksual.
Juga berfungsi sebagai saluran keluar air seni. Hasil penelitian menunjukkan panjang rata-rata
uretra pria adalah 22,3 cm (SD = 2,4 cm), mulai dari 15 cm sampai 29 cm.
d. Kelenjar kelamin pada pria
Vesikula seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning,
mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma. Vesikula
seminalis atau kantung cairan (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma. vesikula seminalis menyumbangkan sekitar
60% total volume cairan. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang
menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam
askorbat, dan prostaglandin.
Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil cairan terbesar, bersifat encer dan berwarna
putih, berisi makanan untuk sperma. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar.
Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat
(nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar bulbourethralis, Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi
mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang
tertinggal pada uretra.
e. Hormon pada pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing
Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron, Hormon testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone), disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone), FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis
anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid
menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen, dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan, diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
III. Organ Penyusun Sistem Reproduksi Wanita
Setiap wanita memiliki sistem reproduksi yang terdiri dari organ kelamin luar dan organ kelamin
dalam.
Organ kelamin dalam (Internal) pada wanita membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri
dari:
a. Ovarium
Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin betina pada hewan dan manusia. Pada
makhluk vertebrata termasuk manusia, mempunyai dua buah ovarium yang berfungsi
memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel
telur (oogenesis). Di dalam proses ini sel telur akan disertai dengan suatu kelompok sel yang
disebut sel folikel. Pada manusia, perkembangan oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada
embrio dalam kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa
pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan
dikeluarkan dari ovarium. Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi
oleh sel spermatozoa dari pria, yang apabila berhasil bergabung akan membentuk zigot. Ovarium
berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon
ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron
berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga
berperan dalam memberikan sinyal kepada kelenjar hipotalamus dan pituitari dalam mengatur
sikuls menstruasi.
b. Tuba fallopi
Tuba Fallopi atau Tabung Fallopi yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim. Ada
dua buah saluran yang sangat halus yang menghubungkan ovarium mamalia betina dengan
rahim. Tuba fallopi membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung dari
tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh
ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.
c. Rahim/Uterus
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan mamalia.
Salah satu ujungnya adalah serviks, membuka ke dalam vagian, dan ujung satunya yang lebih luas,
yang dianggap badan rahim. Rahim ditempatkan di pelvis dan dorsal (dan biasanya agak kranial) ke
kandung kemih dan ventral ke rektum. Rahim ditahan pada tempatnya oleh beberapa ligamen. Rahim
kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu yang paling dalam disebut endometrium.
Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membuat lapisan pada waktu-waktu
tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi, dilepaskan atau menyerap kembali. Lepasnya lapisan
endometrial pada manusia disebabkan oleh menstruasi. Fungsi rahim adalah:
Tempat terjadinya menstruasi
Tempat dimana ovum yang telah dibuahi tertanam (implamantasi) dan berkembang menjadi
janin
Mengeluarkan janin selama persalinan
d. Vagina
Vagina (dari bahasa latin yang makna literalnya pelindung atau selongsong) adalah
saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Vagina merupakan alat
reproduksi pada mamalia betina, seperti halnya penis pada mamalia jantan. Vagina menghasilkan
berbagai macam sekresi seperti keringat, sebum, dan sekresi dari kelenjar Bartholin dan Skene pada
vulva, cairan endometrial, dan oviductal (yang berubah sesuai dengan siklus haid), cervical mucus, sel
exfoliated. Sekresi pada dinding vagina itu dapat meningkatkan gairah seksual. Vagina merupakan
organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra
dengan anus sangat dekat.
Organ kelamin luar (eksternal) wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma
ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
a. Vulva
Vulva dibatasi oleh labium mayor. Merupakan bagian terluar sistem reproduksi pada
wanita. Vulva sama dengan skrotum pada pria.
b. Labium
Labium yaitu bibir yang membatasi vulva, terdapat sepasang bibir besar di sebelah luar
(labium mayor) dan sepasang bibir kecil di sebelah dalam (labium minor). Labium mayor terdiri dari
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak). Setelah puber, labium mayor akan
ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi
lubang vagina dan uretra.
c. Klitoris
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah
lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat
sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di
bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina
dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh
lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan
vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi
permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan
yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak
berwarna pink.
d. Lubang vagina
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang
introitus disebut fortes Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan
(lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang
tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).
Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan
diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup biologis
organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai
gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan
gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis
spora. Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan
pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel kelamin
betina (inti sel telur/ovum).
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual.
2. Metode : Ceramah, Diskusi
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
1) Terdiri dari apakah organ sistem reproduksi ?
2) Di manakah pertumbuhan dan perkembangan manusia sebelum dilahirkan ?
3) Berasal dari manakah kebutuhan hidup janin ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami perkembangan generatif ( seksual )
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
Sebutkan sistem reproduksi pada organ sistem reproduksi manusia ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi pada laki- laki.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui penyusun organ sistem reproduksi wanita.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
1) Mebutkan sistem reproduksi pria dan wanita pada organ sistem reproduksi manusia ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi pria.
Siswa telah memahami organ- organ sistem reproduksi wanita
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Keempat
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
Sebutkan sistem reproduksi pada organ sistem reproduksi manusia?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi manusia.
Pertemuan Kelima
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
Sebutkan proses terbentunya ovum (Oogenesis) ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi manusia.
Siswa telah memahami proses terbentuknya Oogenesis.
2. Kegiatan Inti ( 85 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui Proses pembuahan (Fertilisasi)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio pada manusia,
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Keenam
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
Sebutkan proses terjadinya fertilisasi ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi manusia.
Siswa telah memahami proses terjadinya fertilisasi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
E. Media Pembelajaran
Model / Charta organ organ penyusun sistem reproduksi manusia.
F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu .
2. Buku IPA yang relevan.
3 Model / charta organ reproduksi manusia
4. Guru dan siswa.
G. Penilaian.
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
Kompetensi
Menyebutkan macam Tes tertulis PG Salah satu
organ penyusun organ yang
sistem reproduksi menyusun
pada manusia sistem
reproduksi
pada laki-
laki
adalah ....
a. testes
b. ovarium
c. oviduct
d. uterus
Mendeskripsikan Jelaskan
fungsi sistem Tes tertulis Uraian
fungsi
reproduksi uterus yang
terdapat
dalam
sistem
reproduksi
wanita!
Menulis artikel tentang cara Tugas rumah Buatlah
penularan dan pencegahan
Penugasan
tulisan
penyakit yang berhubungan tentang
dengan sistem reproduksi penularan
Menyadari pentingnya dan
menjaga kesehatan organ pencegahan
sistem reproduksi penyakit
yang
Penugasan Angket berhubunga
n dengan
sistem
reproduksi!
Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015
Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem koordinasi pada manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja sistem koordinasi pada manusia..
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun alat indera pada manusia.
4. Siswa dapat menjelaskan sistem hormon pada manusia.
5. Sisw dapat mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi pada manusia..
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ,Rasa hormat dan perhatian ,Tekun
Tanggung jawab , Ketelitian
B. Materi Pembelajaran
Sistem koordinasi dan indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
1. Fakta
Manusia berbeda dari makhluk lainnya dibumi seperti hewan dan tumbuhan karena memiliki
kemampuan untuk berfikir. Kemampuan manusia untuk berfikir tersebut diatur oleh sistem
saraf.
Ketika kita makan dan makanan tersebut masuk kedalam tubuh, alat-alat pencernaan akan
bergerak untuk mencerna makanan. Yang menggerakkan alat-alat pencernaan kita adalah
saraf.
Kita dapat berkedip, berimajinasi, berbicara dan berbagai kemampuan lainnya karena adanya
sistem saraf.
2. Konsep
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem saraf
manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem Saraf
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar
dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom.
1. Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan
atau perintah yang akan
dihantarkan melalui saraf motorik ke
otot atau kelenjar. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.
Otak
Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak
depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama
perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia dewasa terdiri dari beberapa
bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua
belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan
mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh
bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar
terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis
(bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian
belakang kepala). Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan
dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan,
kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan
sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu:
Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus
temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan
bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang
apa yang dilihat.
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak
tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak
mata, refleks penyempitan pupil mata.
c) Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan
dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama
yaitu: jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan
(medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak.
Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan
otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak
kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan
yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan,
koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan,
medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat
pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata
berkedip.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls
sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor.
Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Apabila debu masuk ke dalam mata secara tiba-tiba, dengan cepat mata berkedip dan banyak
mengeluarkan air mata. Makin cepat berkedip, air mata yang dihasilkan makin banyak. Dengan
demikian, debu yang masuk ke mata dapat mudah dikeluarkan. Selain itu, air mata mengandung zat
yang dapat membunuh bakteri.
Bagian-Bagian Mata
Sesungguhnya, yang disebut mata, bagian-bagian mata yang berfungsi sebagai proses
penglihatan tidak hanya bola mata, tetapi termasuk otot penggerak bola mata, rongga mata, dan
kelopak mata.
1). Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat berwarna putih buram, tidak tembus cahaya, dan tersusun dan
jaringan ikat dengan serat yang kuat. Lapisan sklera membentuk dinding yang mengelilingi bola mata.
Bagian dari mata yang berwarna putih sesungguhnya merupakan sklera. Bagian
depan (anterior) sklera yang tampak menggembung dan transparan disebut kornea.Kornea mempunyai
selaput pelindung yang disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Iritasi pada konjungtiva
menyebabkan peradangan yang dinamakan konjungtivitis.
2). Selaput Pembuluh
Selaput pembuluh (koroid) adalah lapisan tengah yang berwarna cokelat kehitaman sampai
hitam. Lapisan ini banyak berisi pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen pada retina.
Warna gelap pada koroid dapat berfungsi untuk mencegah adanya pemantulan sinar. Dibagian depan
koroid membentuk tirai berpigmen yang dinamakan iris (selaput pelangi).
3). Lensa
Lensa mata terletak di belakang selaput pelangi. Lensa akan mencembung ketika melihat benda
yang dekat dan memipih ketika melihat benda yang jauh. Kemampuan mencembung dan memipih
lensa itu bertujuan agar bayangan tepat jatuh pada bintik kuning. Kemampuan lensa mata untuk
mencembung dan memipih disebut daya akomodasi. Sklera merupakan lapisan berwarna putih pada
mata. Iris menentukan warna mata. Pupil berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahava yang
masuk ke retina.
4). Retina
Retina adalah selaput tipis yang banyak mengandung ujung-ujung saraf penglihat. Terdapat
dua macam sel penglihat, yaitu sel-sel berbentuk batang (basilus/rod) dan sel-sel
kerucut (konus). Bagian dan retina yang paling peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik
kuning (fovea). Agar benda dapat dilihat, bayangan harus jatuh tpat pada bintik kuning tersebut.
Adapun bagian dari retina yang sama sekali tidak peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik
buta. Bagian itu merupakan tempat keluarnya serabut-serabut saraf mata. Apabila bayangannya jatuh
pada bintik buta, benda yang diamati tidak terlihat.
B. Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa
suara (fonoreseptor).Selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat
keseimbangan. Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian dalam, telinga bagian tengah.
D. Lidah
Lidah adalah indra pengecap yang peka terhadap rasa dari zat yang terlarut. Pada permukaan
lidah tersebar ujung-ujung saraf pengecap yang terkumpul dalam bentuk kuncup-
kuncup(simpul) pengecap. Kuncup-kuncup pengecap terletak dicelah-celah tonjolan
lidah (papila). Berdasarkan bentuknya, papila dibedakan menjadi papila benang, papila payung
(bentuk jamur), dan papila sirkumvalata.
E. Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang memiliki reseptor khusus yang peka terhadap tekanan,
sentuhan, panas, dingin, dan rasa nyeri. Dengan reseptor tersebut, kita mampu membedakan rabaan
keras atau halus, rasa sakit atau tidak, dan membedakan panas dan dingin.
Kulit tersusun dan tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan lapisan subkutan (hipodermis).
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Dermismerupakan
lapisan tengah kulit. Di dalanmya terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut,
pembuluh darah, serta sel-sel saraf khusus yang berkaitan dengan fungsi kulit sebagai indra peraba.
Lapisan subkutan merupakan lapisan paling dalam pada kulit atau disebut lapisan bawah kulit. Di
dalam lapisan itu terdapat jaringan lemak yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Konsektual.
2. Metode : Diskusi, Informasi
3. Model Pembelajaran : Pembelajran langsung dan kooperatif.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
1) Tersusun dari apakah susunan sitem saraf manusia?
2) Terdiri dari apakah sel saraf pada manusia?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem gerak manusia.
Siswa telah memahami sistem reproduksi padamanusia.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang organ dan penyusun system
saraf pada manusia.
Siswa dengan petunjuk guru dapat mengetahui bagian dari sel saraf dan dapat
menggambar sel saraf dan bagian- bagiannya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
1) Siswa dapat mengetahui fungsi sel saraf
2) Dapat menyebutkan macam- macam sel saraf
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sel saraf dan bagian- bagiannya
2. Kegiatan Inti ( 50 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui contoh rangsangan akibat impuls
Siswa dapat menjelaskan mekanisme terjadinya impuls
Siswa dapat mengetahui gerakan yang terjadi karena adanya impuls.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang gerakan yang terjadi karena
adanya impuls.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.
Pertemuan ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi
1) Mengetahui gerak sadar dan gerak refleks
2) Mengetahui contoh gerak sadar dan gerak refleks
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa dapat mengetahui tentang impuls dan gerakan yang terjadi karena adanya impuls.
Pertemuan keempat
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
1) Menyebutkan susunan sistem saraf pusat
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem saraf pusat
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang bagian- bagian saraf tepi
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.
Pertemuan kelima
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi
1) Menyebutkan sistem saraf tepi
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem saraf pada manusia
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang bagian- bagian mata pada
sistem koordinasi.
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang bagian- bagian telinga dan
proses mendengar.
Guru membimbing siswa melakukan diskusi tentang proses melihat.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.
3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
Pertemuan Keenam
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
1) Sebutkan bagian-bagian mata manusia ?
2) Mengapa kita dapat merasa bising saat mendengar music yang kuat?
3) Apa yang terjadi saat benda kecil masuk kedalam mata?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem indera mata dan telinga.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang organ dan fungsi sistem
koordinasi pada manusia.
Siswa dengan petunjuk guru melakukan percobaan tentang indera mata, telinga, hidung
dilanjutkan diskusi
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Model / Charta sistem saraf dan indera
3. Power Point
4. Laptop
5. Papan Tulis
F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / charta sistem koordinasi dan sistem saraf pada manusia.
4. Guru dan siswa.
G. Penilaian.
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Membandingkan Tes PG Perhatikan gambar
bentuk/bangun tertulis sistem saraf berikut ini.
bagian organ
dan/atau organ
penyusun sistem
syaraf pada manusia
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan cara-cara makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya.
2. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam adaptasi pada makhluk hidup.
3. Siswa dapat menjelaskan bagaimana aterjadinya adaptasi melalui seleksi alam.
4. Siswa dapat menganalisis manfaat berkembang biak bagi makhluk hidup.
B. Materi Pembelajaran
1. Adaptasi Makhluk Hidup
2. Seleksi Alam
3. Perkembangbiakkan Makhluk Hidup
Peta Konsep
Mimikri Bunglon
Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain
sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan
bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian
kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang baik,
makanan yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat musim
yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka
waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan napas
sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular,
dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ
tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah
dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi
untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa
penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi
disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan
pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit
disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan
hidup. Contoh yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan
suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi
(pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan
habitatnya.
Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap
madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Organ tubuh
jangkrik dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut
mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat. Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan
lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:
1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang
ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan hidup
dalam kondisi kering.
Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi
mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya.
Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang
untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan
antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya
lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah kangkung, eceng
gondok, dan teratai.
3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah.
Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang
ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup
terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah.
Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan
diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah
tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu
lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri
pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah.
Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga
mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk
hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang
kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah
dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil.
Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang
hidup pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai
sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang.
Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan komodo. Ketiga
hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang
menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan menyebabkan
kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa mendapatkan makanan.
Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara. Tetapi dengan berjalannya
waktu, hewan karnivorpun mati.
D. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan.
Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu
perkebunan terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul
dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan belalang untuk
berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut
tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak. Selain hewan,
tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya berkembang biaknya rendah.
Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia Arnoldi), anggrek
bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan gaharu dilindungi oleh negara.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual.
2. Metode : Diskusi Informasi, ceramah
3. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (20 menit )
a. Motivasi :
Ada berapa macamkah adaptasi makhluk hidup itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami cirri makhluk hidup.
Siswa telah mengetahui system koordinasi dan indera pada manusia.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta mengamati adaptasi fisiologi pada hewan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi :
Sebutkan contoh adaptasi fiologi?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami pengertian adaptasi fisiologi dan dapat memberikan contoh
adaptasi fiologi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta mengamati adaptasi tingkah laku pada berbagai organisme.
Siswa diminta mengamati adaptasi morfologi pada berbagai organisme
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang bagaimana cara mengatasi supaya tidak terjadi
kepunahan makhluk hidup, khususnya hewan- hewan yang langka.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan maupun tulisan
Pertemuan Keempat
3. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi :
Bagaimana cara perkembangbiakan makhluk hidup?
Apa yang menyebabkan terjadinya seleksi alam?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui adaptasi pada makhluk hidup
Siswa telah mengetahui seleksi alam.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Terpadu
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan.
G. Penilaian
Indikator Pencapaian Bentuk
Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
Kompetensi Instrumen
Mengaitkan perilaku Tes tertulis PG Untuk menjaga
adaptasi hewan kelangsungan hidupnya,
tertentu banyak hewan kutub di
dilingkungannya musim dingin melakukan
dengan kelangsungan .....
hidup a. hibernasi
b. reproduksi
c. adaptasi
d. toleransi
Memprediksikan Tes tertulis Isian Badak bercula satu
punahnya beberapa hampir punah karena
jenis makhluk hidup selain habitatnya rusak
akibat seleksi alam juga disebabkan ....
hubungannya dengan
kemampuan yang
dimiliki Hubungan
Mendeskripsikan Tes tertulis Uraian interspesifik yang
hubungan bagimanakah yang
interspesifik (antar berkaitan erat dengan
populasi) dengan seleksi alam? Berikan
seleksi alam contohnya!
Tes tertulis Isian
Menjelaskan peran Untuk
perkembangbiakan melestarikan jenisnya,
bagi kelangsungan makhluk hidup memiliki
hidup Penugasan Tugas kemampuan untuk ....
Mendiskripsikan cara rumah
Buatlah tabel cara
perkembangbiakan perkembangbiakan pada
pada tumbuhan dan beberap jenis tumbuhan
hewan dan hewan
Standar Kompetensi 2 :
Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat yang ditentukan oleh gen yang diturunkan pada
keturunannya.
2. Siswa dapat menjelaskan persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda atau lebih.
3. Siswa dapat menjelaskan hasil persilangan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari
A. MATERI GENETIS
Di dalam setiap sel terdapat faktor pembawaan sifat keturunan (materi genetis), misalnya
pada sel tulang, sel darah, dan sel gamet. Substansi genetis tersebut terdapat di dalam inti sel
(nukleus), yaitu pada kromosom yang mengandung gen. Gen merupakan substansi hereditas yang
terdiri atas senyawa kimia tertentu, yang menentukan sifat individu. Gen mempunyai peranan penting
dalam mengatur pertumbuhan sifat-sifat keturunan. Misalnya pertumbuhan bentuk dan warna rambut,
susunan darah, kulit, dan sebagainya.
1. Gen
Morgan, seorang ahli genetika dari Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang
dinamakan gen tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam kromosom. Gen-gen terletak pada
kromosom secara teratur dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan
simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertikal dan gen-gen sebagai garis
pendek horizontal pada garis vertikal tersebut. Karena letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka
secara simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Dari sekian banyak gen yang berderet secara teratur pada benang-benang kromosom, masing-
masing gen mempunyai tugas khas dan waktu beraksi yang khas pula. Ada gen yang menunjukkan
aktivitasnya saat embrio, lainnya pada waktu kanak-kanak ataupun gen lainnya lagi setelah spesies
menjadi dewasa. Mungkin juga suatu gen aktif pada suatu organ namun tidak aktif pada organ yang
lain. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom yang dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan sifat-sifat dari suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu
sifat. Gen dominan (yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar dan resesif (gen yang
dikalahkan gen yang lain) dinyatakan dengan huruf kecil.
Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat dinyatakan T = simbol untuk gen yang menentukan
batang tinggi; t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah. Karena tanaman ercis individu
yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel. TT= simbol untuk tanaman
berbatang tinggi; tt = simbol untuk tanaman berbatang rendah.
2. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang
atau pendek, lurus atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang
halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut dinamakan
retikulum kromatin. Retikulum berarti jala yang halus. Kroma berarti warna, dan tin berarti badan.
Definisi Kromosom adalah benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetis
kepada keturunannya.
Kromosom dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa pada sel-sel yang sedang
membelah. Dalam sel yang aktif melakukan metabolisme, kromosom-kromosom memanjang dan
tidak tampak. Namun, menjelang sel mengalami proses pembelahan, kromosom-kromosom tersebut
memendek dan menebal, serta mudah menyerap zat warna, sehingga mudah kita lihat melalui
mikroskop.
Setiap organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada pula yang
hanya sedikit. Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom berasal dari
ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah. Manusia memulai hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel telur
yang dibuahi sel sperma. Sel telur dan sel sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). Sel
telur yang telah dibuahi sel sperma akan menjadi zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46
kromosom (2n). Untuk mengetahui jumlah kromosom yang dimiliki oleh berbagai jenis makhluk
hidup, perhatikan Tabel 5.1 berikut.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel tubuh mengandung dua perangkat atau dua set
kromosom yang diterima dari kedua induknya. Kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk
serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan, sehingga sepasang kromosom yang berasal
dari induk jantan dan induk betina disebut kromosom homolog. Pengertian kromosom homolog, yaitu
kromosom yang mempunyai bentuk, fungsi, dan komposisi yang sama. Jumlah kromosom dalam sel
tubuh disebut diploid (2n). Adapun jumlah kromosom dalam sel kelamin dinamakan haploid (n),
karena hanya memiliki separo dari jumlah kromosom dalam sel tubuh. Dua perangkat atau dua set
kromosom haploid dari suatu spesies disebut genom. Dengan demikian, genom dapat dikatakan
sebagai jumlah macam kromosom atau perangkat kromosom dalam suatu individu. Contoh: manusia
mempunyai 23 pasang kromosom haploid maka dalam sel tubuhnya berarti terdapat 2 23 = 46
kromosom (diploid).
Kromosom yang dimiliki oleh organisme secara umum dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
kromosom tubuh (autosom) dan kromosom seks (gonosom). Autosom terdapat pada individu jantan
maupun betina dan sifat-sifat yang dibawa tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin.
Gonosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin suatu individu.
b. Struktur kromosom
Secara garis besar, struktur kromosom terdiri atas sentromer dan lengan. Sentromer atau kinetokor
adalah bagian dari kromosom tempat melekatnya benang-benang spidel yang berperan menggerakkan
kromosom selama proses pembelahan sel. Bagian ini berbentuk bulat dan tidak mengandung gen.
Sentromer disebut juga pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan
menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua
lengan; submetasentrik, ji ka sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak
sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak
di ujung lengan kromosom.
Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema (pita
bentuk spiral di dalam kromosom) dan gen. Selubung pembungkus kromonema disebut matriks. Gen
merupakan substansi (bahan dasar) kimia di dalam kromosom yang mengandung informasi genetik
(pembawa sifat). Kromosom dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom
yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer. Untuk
mengetahui struktur kromosom, perhatikan Gambar 5.5.
1. Terminologi
Untuk mengerti jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang
terkait dalam pewarisan sifat .
Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
a. P = singkatan dari kata Parental, yang berarti induk.
b. F = singkatan dari kata Filial, yang berarti keturunan. F1 berarti keturunan pertama,
F2 berarti keturunan kedua, dan seterusnya.
c. Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati (bentuk, ukuran, warna, golongan
darah, dan sebagainya).
d. Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat diamati).
e. Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti untuk faktor keturunan) dikemukakan
dengan sebuah huruf yang biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat.
Misalnya R = gen yang menyebabkan warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang
menyebabkan warna putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih.
Oleh karena itu, diberi simbol dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol
dengan huruf kecil.
f. Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu
umumnya diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk tanaman berbunga merah,
sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.
g. Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang
sama dari tiap jenis gen (misalnya RR, rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang
berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h. Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen untuk warna bunga merah dan
r = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi dan t = gen untuk
tanaman rendah. R dan r satu sama lain merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel.
Contoh persilangan monohibrid dominan tak penuh adalah persilangan antara tanaman bunga
pukul empat berbunga merah dengan tanaman bunga pukul empat berbunga putih. Mendel
menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah (MM) dengan putih (mm) menghasilkan
individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga
merah muda). Pada individu F2 dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM :
50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotipe dengan perbandingan 25% berbunga merah :
50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada
individu F2 ini yang berfenotipe merah dan putih selalu homozigot, yaitu MM dan mm. Persilangan
antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah dominan dengan bunga pukal empat berbunga
putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat pembentukan gamet terjadi pemisahan
gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman
yang bergenotipe Mm, pada saat pembentukan gamet, gen M memisahkan diri dengan gen m,
sehingga gamet yang terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan
sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa Selama
meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen
dari alelnya.
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda disebut juga persilangan dihibrid. Pada
persilangan tersebut Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan biji yang mempunyai dua sifat beda,
yaitu bentuk dan warna biji. Kedua sifat beda tersebut ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut.
B = gen yang menentukan biji bulat.
b = gen yang menentukan biji keriput.
K = gen yang menentukan biji berwarna kuning.
k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.
Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput
hijau (bbkk), semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan
penyerbukan sendiri, F2 memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu
tanaman berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam percobaan ini
Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101
tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman keriput hijau. Angka-angka tersebut menujukkan
suatu perbandingan fenotipe yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari sepasang gen memisah secara
bebas (tidak saling memengaruhi). Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat
macam pengelompokan dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara
Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu,
misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara
kapri (ercis) biji bulat warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1
berupa kapri berbiji bulat warna kuning.
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
=1:2:2:4:1:2:1:2:1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
Dari berbagai contoh persilangan di atas dapat disusun rumus-rumus untuk memprediksi beberapa hal
yang ada hubungannya dengan keturunan, seperti banyaknya macam gamet yang dibentuk oleh suatu
individu, jumlah kombinasi F2, banyaknya macam genotipe F2, dan banyaknya macam fenotipe F2.
Perhatikan Tabel 5.2 berikut.
Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, teknologi banyak dimanfaatkan agar kehidupan sehari-
hari menjadi lebih mudah dan nyaman. Ilmu pewarisan sifat atau dalam biologi dinamakan Genetika,
dimanfaatkan khususnya dalam usaha untuk mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan yang
memiliki sifat-sifat unggul.
Sifat unggul hewan atau tumbuhan bisa diperoleh dengan jalan persilangan diantara hewan atau
tumbuhan yang ingin kita dapatkan bibit unggulnya. Misalnya di bidang pertanian, para ilmuwan
berhasil menyilangkan berbagai jenis padi sehingga akhirnya ditemukan bibit padi yang memiliki sifat
unggul berdaya hasil tinggi, umur pendek, dan rasanya enak. Ditemukan pula bibit kelapa hibrida dan
jagung hibrida yang berdaya hasil tinggi. Di bidang peternakan, melalui persilangan dapat ditemukan
bibit hewan ternak seperti ayam, sapi, dan kuda. Di bidang kedokteran, dapat ditemukan cara untuk
mencegah agar keturunan seseorang tidak memiliki penyakit atau cacat bawaan.
Teknik yang biasa dipakai untuk menghasilkan hal-hal seperti di atas adalah rekayasa genetika.
Rekayasa genetika adalah suatu teknik untuk mengubah gen makhluk hidup agar makhluk hidup
tersebut memiliki sifat unggul. Dengan rekayasa genetika bisa juga untuk menghilangkan sifat jelek
pada induk sehingga tidak diturunkan kepada keturunannya.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual.
2. Metode : Diskusi Informasi, Praktikum
3. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Apakah pewarisan sifat tersebut
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami sifat morfologi organisme.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta untuk membuktikan hukum segregasi bebas dan hukum perpaduan
bebas.
Siswa diminta diskusi tentang
1) Kromosom
2) Gen
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.
Pertemuan Kedua
1 .Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi :
Bagaimana proses tahapan pembelahan sel
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang kromosom dan gen
Siswa telah mengetahui tahapan pembelahan meiosis dan mitosis
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1) Test Cross
2) Sifat Intermediet
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Ketiga
1 .Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
a. Motivasi :
Dapat menyebutkan contoh persilangan monohibrid dan dihibrid
Dapat menurunkan sifat dari persilangan suatu makhluk hidup.
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami Hukum Mendel I
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta untuk membedakan persilangan monohibrid dan dihibrid.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan.
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Keempat
1 .Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Motivasi :
Apakah Pewarisan sifat tersebut?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami persilangan monohibrid dan dihibrid
Pertemuan Kelima
1 .Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Mengapa perlu mengembangkan bibit unggul ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami pewarisan sifat pada hewan dan tumbuhan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mampu membuat karya ilmiah tentang pewarisan sifat.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.
Pertemuan Keenam
1 .Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi :
Dapat menjelaskan materi genetik yang menyebabkan adanya sifat beda pada makhluk
hidup?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang materi genetik
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mampu mengetahui sifat- sifat dan ciri bibit unggul pada tanaman
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Terpadu
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan.
G. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Menentukan gamet dari Tes Isian Bila induk
genotip tetua/induk tertulis bergenotif Mm maka
menentukan rasio hasil gamet yang bersifat
persilangan persilangan dominan adalah ...
monohibrida dan Tes Uraian Organisme yang
dihibrida melalui bagan tertulis bergenotif BB di
silangkan dengan
sesamanya yang
bergenotif bb. Buatlah
bagan persilangannya
hingga F2!
Standar Kompetensi 2 :
Memahami kelangsungan makhluk hidup makhluk hidup.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menerapkan bioteknologi dalam upaya mendukung peningkatan produksi
pangan.
2. Siswa dapat menjelaskan cara-cara mendapatkan bibit unggul.
3. Siswa dapat menjelaskan peran mikroorganisme dalam proses bioteknologi pangan
4. Siswa dapat menjelaskan peranan bioteknologi dalam upaya mendukung peningkatan
produksi pangan.
1. Pertanian
2. Kesehatan
3. Lingkungan
Berikut ini akan dibahas tentang cara pembuatan beberapa produk bioteknologi sederhana yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
1. Tempe
2. Tape
3. Yoghurt
4. Nata de Coco
5. Hidroponik
Siapkan Kg kacang kedelai, rendam di dalam air, bersihkan kemudian rebus hingga matang
lalu dinginkan
Remas-remas kedelai dalam air sehingga semua kulit terkelupas. Cuci dengan air bersih dan
tiriskan
Tebarkan kedelai diatas tampah, kemudian taburkan ragi tempe secara merata
Bungkus kedelai yang sudah diberi ragi tersebut dengan menggunakan daun pisang atau
plastik dan bentuklah sesuai keinginan
Simpan kedelai ditempat yang hangat dan lembab selama 2 3 hari hingga terlihat jamur
tempe yang berbentuk benang-benang putih. Jamur ini merekatkan biji kedelai satu dengan
biji kedelai yang lain
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual.
2. Metode : Diskusi Informasi
3. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Apakah bioteknologi pangan itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa dapat menyebutkan manfaat bioteknologi bagi masyarakat.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1). Kultur jaringan
2). Kloning
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Ketiga:
1.Kegiatan Pendahuluan (25 menit)
a. Motivasi :
Apakah kultur jaringan itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami kultur jaringan dan kloning.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1) hibridisasi dan bayi tabung
2) Siswa diminta diskusi tentang teknologi yang digunakan dalam rekayasa
genetik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Keempat:
1.Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi :
Apakah contoh rekayasa genetika itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami rekayasa reproduksi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
tentang bioteknologi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3.Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Pertemuan Kelima:
1.Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit)
a. Motivasi :
Apakah dampak rekayasa reproduksi tersebut?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang bioteknologi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang produk- produk bioteknologi..
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Pertemuan Keenam:
1.Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
a. Motivasi :
Apakah dampak rekayasa reproduksi tersebut?
Siswa melakukan kegiatan contoh produk bioteknologi (pembuatan tempe).
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang bioteknologi
E. Media Pembelajaran
Charta Tahapan Kultur
Power Point
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Terpadu
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan.
G. Penilaian
Indikator
Bentuk
Pencapaian Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
Instrumen
Kompetensi
Mendefinisikan Tes tertulis Uraian Definisikan pengertian
pengetian bioteknologi!
bioteknologi Tes tertulis Uraian Kemukakan minimal dua
Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan
keuntungan bioteknologi dalam
pemanfaatan produksi pangan!
bioteknologi Lakukanlah survey
dalam produksi dilingkungan sekitar
pangan yang berhubungan
Mendata produk- dengan pemanfaatan
Penugasan Tugas bioteknologi
produk
bioteknologi proyek konvensional dan
konvensional laporkan hasilnya
dan modern di
lingkungan Rencanakan dan lakukan
sekitarnya pembuatan tempe dan
Penugasan Tugas melaporkan hasilnya.
rumah
Membuat produk
bioteknologi
sederhana yang
dapat
dimanfaatkan
dalam kehidupan
sehari-hari
(membuat tempe,
fermentasi sari
buah, penanaman
secara
hidroponik dan
aeroponik)
Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015
Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru
Standar Kompetensi
3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
Membedakan muatan listrik positif dan muatan listrik negatif.
Membedakan listrik statis dan listrik dinamis.
Membedakan model atom Dalton, Thomson, dan Rutherford.
Membedakan proton, elektron, dan neutron.
Menjelaskan muatan sebuah benda.
Membedakan konduktor dan isolator.
Menyebutkan contoh konduktor dan isolator.
Menjelaskan beberapa cara untuk memberi muatan.
Menjelaskan pengertian medan listrik.
Menjelaskan cara menggambar garis-garis medan listrik.
Menjelaskan medan listrik di sekitar muatan positif, muatan negatif, dan pasangan
muatan.
Menjelaskan Hukum Coulomb
Menjelaskan prinsip kerja elektroskop.
Mengetahui jenis muatan dengan elektroskop.
Membuat muatan induksi dengan elektroskop.
Menjelaskan gejala dan penerapan listrik statis.
B. Materi Pembelajaran
Listrik Statis
Gaya Listrik
Mengapa sisir yang semula tidak dapat menarik kertas lalu dapat menarik kertas setelah
sebelumnya digosok-gosokkan pada rambut? Sebelum sisir digosok-gosokkan pada rambut, sisir
adalah netralx(tidak bermuatan listrik) sehingga tidak dapat menarik sobekan sobekan kertas. Setelah
sisir digosok-gosokkan pada rambut, sisr menjadi bermuatan listrik, sehingga dapat menarik sobekan-
sobekan kertas.
Bagaimana sisir bermuatan listrik dapat menarik sobekan sobekan kertas? Masalah ini adalah
proses memberi muatan secara induksi kepada isolator. Dalam kebanyakan atom atau molekul netral,
pusat muatan positif berimpit dengan pusat muatan negatif. Tetapi ketika isolator itu (misalnya
sobekan-sobekan kertas) didekati oleh benda bermuatan listrik (misalnya sisir yang bermuatan listrik
positif), pusat muatan negatif ditarik mendekati benda bermuatan positif. Contoh lain yaitu balon yang
digosok=gosokkan pada kain wol akan mampu menarik benda yang bermuatan positif. Ini
menghasilkan muatan lebih negatif pada sisi yang berdekatan dengan benda pemberi muatan. Gejala
ini dikenal dengan sebutan polarisasi.
Tampak sekarang bahwa muatan benda (positif) berlawanan jenis dengan polaritas muatan
induksi isolator (negatif pada ujungnya). Muatan berbeda jenis menghasilkan gaya tarik-menarik
sehingga isolator dapat menempel pada benda bermuatan listrik.
Dua muatan listrik yang sejenis tolak-menolak dan yang tidak sejenis tarik-menarik. Ini berarti
antara dua muatan terjadi gaya listrik. Hubungan gaya listrik antara dua bola bermuatan terhadap jarak
antara keduanya, pertama kali di selidiki oleh fisikawan Perancis Charles Coulomb pada tahun 1785.
Charles Coulomb menyatakan suatu hukum yaitu hukum Coulomb yaitu sebagai berikut:
Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-
muatannya
Secara matematis danCoulomb
hukum berbanding terbalik
dinyatakan dengan
sebagai kuadrat jarak antara kedua muatan.
berikut:
Jika medium dimana muatan-muatan berada adalah vakum atau udara , maka
Dengan :
Muatan Listrik
Di SMP anda telah melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat muatan listrik dan memperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Muatan listrik digolongkan menjadi dua jenis, muatan positif dan muatan negatif. Batang
kaca yang telah di gosok sutera memiliki muatan positif, sedangkan batang plastik yang
digosok wol memiliki muatan negatif. Penggolongan muatan listrik terdiri atas dua jenis:
muatan positif danmuatan negatif diusulkan pertama kali oleh Benjamin Franklin.
2. Muatan listrik sejenis tolak-menolak: muatan listrik tak sejenis tarik menarik.
Suatu karakteristik penting dari muatan adalah bahwa muatan listrik selalu kekal. Dengan
demikian , ketika dua benda dimuati dengan saling menggosokannya, muatan tidak
diciptakan dalam proses ini. Benda-benda menjadi bermuatan karena muatan negatif
dipindahkan dari satu benda lainnya. Benda yang satu memperoleh sejumlah muatan
negatif, sehingga akan bermuatan negatif. Sebaliknya, benda lainnya kehilanan sejumlah
muatan negatif yang sama sehingga akan bermuatan positif.
Medan Listrik
Medan listrik didefenisikan sebagai ruang disekitar suatu muatan listrik sumber di mana muatan
listrik lainnya dalam ruang ini akan mengalami gaya Coulomb atau gaya listrik (tarik atau tolak).
Benda bermuatan yang menghasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber. Muatan lain yang
kita taruh dalam pengaruh medan listrik muatan sumber kita namakan muatan uji.
Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita defenisikan sebagai besar gaya
Coulomb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji itu dibagi dengan muatan uji.
Kuat medan listrik adalah besaran vektor yang memiliki satua SI Newton per Coulomb (N/C atau
N C-1). muatan uji positif yang ditaruh di suatu titik akan mengalami gaya tarik menuju kemuatan
sumber negatif.
Hukum Gauss
Pada hukum Gauss medan listrik di visualisasikan dengan menggunakan garis-garis medan
listrik atau garis-garis gaya listrik.
Tiga hal tentang garis garis medan listrik:
(1) Garis-garis medan listrik tidak pernag berpotongan
(2) Garis-garis medan listrik selalu mengarah radial keluar menjauhi muatan positif dan radial
kedalam mendekati muatan negatif
(3) Tempat dimana garis-garis medan listrik rapat menyatakan tempat yang medan listriknya
kuat. Sedangkan tempat dimana garis-garis medan listrik renggang menyatakan tempat medan
listriknya lemah.
Gambar (a) garis-garis medan listrik untuk dua mutan titik sama besar dan berlawanan jenis.
Banyak garis medan yang menjauhi muatan positif sama dengan banyak garis medan yang
menuju ke muatan negatif.
Gambar (b) garis-garis medan yang dibentuk oleh dua elektoda titik yang muatannya berlawanan
(sama jenis).
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi, ceramah - Eksperimen
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan pertama
a. Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Mengapa jika mistar plastik digosok dengan kain wol akan bermuatan
negatif?
- Mengapa muatan induksi selalu berlawanan dengan muatan benda
penginduksi?
Prasyarat pengetahuan:
- Sebutkan kandungan dari inti atom?
- Disebut apakah bagian atom yang bermuatan listrik negative dan muatan listrik
positif?
- Bagaimana interaksi antara proton dengan elektron?
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan muatan listrik.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan perbedaan muatan positif dan
muatan negatif.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan tentang listrik statis
Peserta didik memperhatikan perbedaan proton, elektron, dan neutron yang
disampaikan oleh guru.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan muatan sebuah benda.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan konduktor dan isolator.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh konduktor dan
isolator.
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai beberapa cara untuk memberi
muatan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Pertemuan kedua
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Apakah jenis gaya yang dihasilkan oleh dua benda yang bermuatan berbeda?
- Bagaimana menggambar garis-garis medan listrik di sekitar pasangan
muatan?
- Apa yang terjadi jika benda bermuatan positif didekatkan dengan benda
bermuatan negatif?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa dapat mengetahui tentang muatan listrik
- Siswa dapat membedakan konduktor dan isolator
- Siswa dapat mengetahui contoh konduktor listrik
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Pertemuan ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Bagaimana cara mengetahui apakah suatu benda bermuatan atau tidak?
- Mengapa pada gedung yang tinggi dilengkapi dengan penangkal petir?
Prasyarat pengetahuan:
- Apakah yang dimaksud dengan elektroskop?
- Bagaimana proses terjadinya petir?
Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan praktikum.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan prinsip kerja elektroskop.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil sebuah elektroskop, sebuah
sisir plastik, potongan karet ban, secarik kain wol, pembakar bunsen, mistar plastik,
potongan kaca, dan secarik kain sutra.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
Pertemuan keempat
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengetahui tentang Hukum Coulomb?
- Siswa mengetahui satuan muatan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya gaya
listrik?
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
Pertemuan kelima
a. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang muatan listrik?
- Siswa mengetahui tentang elektroskop?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya gaya listrik
- Siswa telah mengetahui tentang medan listrik?
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Pertemuan keenam
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang Hukum Coulomb?
- Siswa mengetahui tentang medan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui hukum coulomb
- Siswa telah mengetahui tentang medan listrik?
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memberikan soal tentang medan listrik
Memberikan umpan balik kepada siswa untuk mempertegas hukum coulomb
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
Pertemuan ketujuh
a. Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang satuan muatan listrik?
- Siswa mengetahui tentang benda yang bermuatan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui muatan listrik
- Siswa telah mengetahui tentang konduksi dan induksi?
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Pertemuan kedelapan
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang satuan muatan listrik?
- Siswa mengetahui tentang medan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui muatan listrik
- Siswa telah mengetahui listrik statis?
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui motifasi
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
E. Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat dan bahan praktikum