Anda di halaman 1dari 70

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 1 Sigumpar


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX/ I
Alokasi waktu : 10 X 40 ( 4x pertemuan )

Standar Kompetensi 1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar 1.1.


Mendiskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasikan organ organ penyusun sistem pengeluaran
( ekskresi ) pada manusia.
2. Siswa dapat memahami proses pengeluaran zat sisa pada sistem ekskresi manusia.
3. Siswa dapat mendata penyakit dan kelainan yang terdapat pada organ penyusunan sistem
ekskresi.

Karakter siswa yang diharapkan :Disiplin


Rasa hormat dan perhatian
Tekun
Tanggung jawab
Ketelitian

B. Materi Pembelajaran
Sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Hasil sistem ekskresi dan yang dihasilkan pada masing-masing organ

1. Kulit
Gambar struktur penyusun kulit manusia
dan hasil ekskresinya berupa keringat
Hasil : keringat
2. Hati

Hasil : urea, warna pada urine dan feses

Konsep
Proses metabolisme tubuh meiputi proses menghasilakan energi dan zat yang berguna bagi tubuh.
Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam
tubuh disebut ekskresi.

ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM EKSKRESI

1. Kulit
Kulit adalah organ tubuh paling luar yang melindungi organ di dalamnya dari berbagai gangguan
seperti gesekan, penyinaran, kuman, panas, zat kimia, dan lain-lain.
Struktur kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu : epidermis dan dermis
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum), lapisan granula
(stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada
bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel
pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi
untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.

b. Kulit Jangat (Dermis)


Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah,
kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut.
Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin
(korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba
sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
Gangguan yang dapat terjadi pada kulit lain sebagai berikut :
a. Jerawat
b. Pruritus kutanea
c. Kudis
d. Eksim

2. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan
di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah.
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan
mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang
disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan.
Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah
merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna
kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea
dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam
ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Kelainan pada hati terjadi apabila terjadi penyumbatan saluran empedu oleh batu empedu. Batu
empedu terbentuk karena kolestrol yang mengendap sehingga cairan empedu tidak dapat masuk ke
usus, tetapi masuk kedalam aliran darah sehingga darah menjadi kuning dan feses berwarna abu-abu.

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Metode : Diskusi, informasi dan percobaan
3. Model Pembelajaran : Kooperatif dan langsung.

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi
1) Terdiri dari organ apakah sistem ekskresi pada manusia ? dan apa yang di
Keluarkannya?
2) Bagaimana kerja sama kulit dengan ginjal ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami fungsi ekskresi

2. Kegiatan Inti ( 80 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengidentifikasikan organ organ penyusun sistem pengeluaran
( ekskresi ) pada manusia.
Siswa dapat memahami proses pengeluaran zat sisa pada sistem ekskresi manusia
Siswa dapat mengetahui kerja sama kulit dan ginjal

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup ( 30 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
Bagaimana kerja hati dan paru- paru sebagai sistem ekskresi?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami pengertian sistem ekskresi
Siswa telah memahami sistem kerja ginjal dan kulit sebagai alat ekskresi manusia.

2. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui organ- organ penyususn system ekskresi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi organ organ penyusun sistem
ekskresi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Modul / charta organ organ ekskresi manusia.

F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu . .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / Charta organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dan guru.

Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Motivasi
1) Mengetahui organ- organ sistem ekskresi pada manusia dan mengetahui cara kerja
organ sistem ekskresi.

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami kerja ginjal, kulit, hati dan paru- paru sebagai organ alat
ekskresi pada manusia.
2. Kegiatan Inti (80 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mendata penyakit dan kelainan yang terdapat pada organ penyusunan
sistem ekskresi.
Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang kelainan dan penyakit yang
terdapat pada organ organ penyusun sistem ekskresi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,

3. Kegiatan Penutup (25 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Modul / charta organ organ ekskresi manusia.

F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu . .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / Charta

Pertemuan keempat
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi
1) Menyadari pentingnya menjaga kesehatan sistem pengeluaran pada manusia.

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami materi kelainan organ pada manusia.

2. Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mendata penyakit dan kelainan yang terdapat pada organ penyusunan
sistem ekskresi.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang kelainan dan penyakit yang
terdapat pada organ organ penyusun sistem ekskresi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Modul / charta organ organ ekskresi manusia.

F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu . .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / Charta organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dan guru.

G. Penilaian.

Indikator Pencapaian Bentuk


Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
Kompetensi Instrumen
Mendeskripsikan Tes tertulis PG Organ yang
bentuk/bangun bentuknya mirip
organ-organ kacang dan
penyusun sistem berwarna merah
ekskresi pada maron adalah ....
manusia a.Jantung
b.paru-
paru
c.ginjal
d.hati
Mendeskripsikan Tes tertulis Uraian Kemukakan
fungsi sistem fungsi sistem
ekskresi ekskresi yang
dimiliki oleh
tubuh manusia!
Mendata contoh Penugasan Proyek Buatlah tulisan
kelainan dan tentang salah satu
penyakit pada sistem contoh penyakit
ekskresi yang biasa pada sistem
dijumpai dalam ekskresi yang
kehidupan sehari- dijumpai dalam
hari dan upaya kehidupan
mengatasinya sehari-hari!
Menyadari Pemberian Angket Lembar penilaian
pentingnya menjaga angket antar teman
kesehatan organ untuk menilai
sistem reproduksi tingkat
keterlibatan
siswa dalam
penyelesaian
proyek)

Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru

( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )


NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 1 Sigumpar


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX / I
Alokasi waktu : 15 X 40 ( 6 x pertemuan )

Standar Kompetensi 1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar 1.2.


Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi
manusia.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasikan dan memahami fungsi bagian bagian dengan reproduksi
manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan tahap tahap reproduksi manusia.
3. Siswa dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
4. Siswa dapat mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin


Rasa hormat dan perhatian
Tekun
Tanggung jawab
Ketelitian
B. Materi Pembelajaran
Sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia.
I. Sistem Reproduksi Manusia

Reproduksi berarti membuat kembali, jadi reproduksi pada manusia berarti kemampuan
manusia untuk memperoleh keturunan, sehingga sistem reproduksi adalah organ-organ yang
berhubungan dengan masalah seksualitas. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda
antara jantan dan betina.
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Pada wanita ovarium berfungsi
menghasilkan ovum dan hormon (estrogen dan progesteron) jika sel telur pada ovarium
telah masak, akan dilepaskan dari ovarium, pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi.
Sistem reproduksi pria terdiri atas sepasang testis, yang terbungkus dalam kantong skrotum,
testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron, dan sepasang epididimis,
saluran panjang berkelok-kelok terdapat di dalam skrotum.
Sumber: Glencoe Mc Graw Hill
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan
(pubertas). Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan
hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada pria, diantaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat
tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, jakun membesar, dan dada menjadi bidang. Sedangkan
seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon estrogen.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita,
yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara, dan pinggul
membesar.
II. Organ Penyusun Sistem Reproduksi Pria

Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada pria terdiri atas:


a. Alat kelamin luar (Eksternal)
Penis (dari bahasa latin yang artinya "ekor", akar katanya sama dengan phallus, yang
memiliki arti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal, karena
berada di luar ruang tubuh. Berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma ke
dalam saluran reproduksi pada wanita. Penis manusia tersusun dari dua bagian utama, yaitu
pangkal/akar (radix) dan tubuh (corpus). Pangkal penis terletak di dalam badan, terdiri dari
gelembung penis (bulbus penis) dan sepasang crus penis di kedua sisinya. Permukaan kulit
yang melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kelamin. Tubuh penis memiliki dua
sisi permukaan: dorsal (bagian yang tampak dari depan jika penis "istirahat") dan ventral atau
uretral (mengarah ke dalam/testis). Struktur tubuh penis disokong oleh tiga kantung:
sepasang corpora cavernosus dan corpus spongiosus di antara keduanya, terletak di sisi
ventral dan melindungi saluran kemih (uretra). Di bagian ujung batang terdapat glands
penis yang berbentuk agak meruncing pada ujungnya, yang memudahkan penetrasi di saat
hubungan seksual.

Skrotum, adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testisatau buah zakar.
Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini
serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat
dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat
mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan
beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak
masa pubertas. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu
lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang
menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis
menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan
suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu
dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
b. Alat kelamin dalam (Internal)
Testis (buah zakar)
Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum dan terletak di luar
dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan
(spermatozoa). Testis mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun
dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal. Jaringan epitelium germinal berfungsi pada saat
spermatogenesis atau proses pembentukan sperma.
c. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:
Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat pada bagian belakang testis.
Merupakan segmen melingkar dari saluran sperma yang berfungsi untuk menyimpan sperma
selama proses pematangan. Epididimis, merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan
penyimpanan sperma. Epididimis berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam
skrotum.
Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi
menyalurkan sperma ke uretra. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas
deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung cairan atau kantung mani (vesikula seminalis).
Uretra adalah kelanjutan dari vas deferens, saluran untuk air mani selama hubungan seksual.
Juga berfungsi sebagai saluran keluar air seni. Hasil penelitian menunjukkan panjang rata-rata
uretra pria adalah 22,3 cm (SD = 2,4 cm), mulai dari 15 cm sampai 29 cm.
d. Kelenjar kelamin pada pria
Vesikula seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning,
mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma. Vesikula
seminalis atau kantung cairan (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma. vesikula seminalis menyumbangkan sekitar
60% total volume cairan. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang
menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam
askorbat, dan prostaglandin.
Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil cairan terbesar, bersifat encer dan berwarna
putih, berisi makanan untuk sperma. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar.
Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat
(nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar bulbourethralis, Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi
mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang
tertinggal pada uretra.
e. Hormon pada pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing
Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron, Hormon testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone), disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone), FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis
anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid
menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen, dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan, diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
III. Organ Penyusun Sistem Reproduksi Wanita

Setiap wanita memiliki sistem reproduksi yang terdiri dari organ kelamin luar dan organ kelamin
dalam.
Organ kelamin dalam (Internal) pada wanita membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri
dari:

a. Ovarium
Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin betina pada hewan dan manusia. Pada
makhluk vertebrata termasuk manusia, mempunyai dua buah ovarium yang berfungsi
memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel
telur (oogenesis). Di dalam proses ini sel telur akan disertai dengan suatu kelompok sel yang
disebut sel folikel. Pada manusia, perkembangan oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada
embrio dalam kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa
pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan
dikeluarkan dari ovarium. Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi
oleh sel spermatozoa dari pria, yang apabila berhasil bergabung akan membentuk zigot. Ovarium
berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon
ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron
berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga
berperan dalam memberikan sinyal kepada kelenjar hipotalamus dan pituitari dalam mengatur
sikuls menstruasi.

b. Tuba fallopi
Tuba Fallopi atau Tabung Fallopi yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim. Ada
dua buah saluran yang sangat halus yang menghubungkan ovarium mamalia betina dengan
rahim. Tuba fallopi membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung dari
tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh
ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.
c. Rahim/Uterus
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan mamalia.
Salah satu ujungnya adalah serviks, membuka ke dalam vagian, dan ujung satunya yang lebih luas,
yang dianggap badan rahim. Rahim ditempatkan di pelvis dan dorsal (dan biasanya agak kranial) ke
kandung kemih dan ventral ke rektum. Rahim ditahan pada tempatnya oleh beberapa ligamen. Rahim
kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu yang paling dalam disebut endometrium.
Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membuat lapisan pada waktu-waktu
tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi, dilepaskan atau menyerap kembali. Lepasnya lapisan
endometrial pada manusia disebabkan oleh menstruasi. Fungsi rahim adalah:
Tempat terjadinya menstruasi
Tempat dimana ovum yang telah dibuahi tertanam (implamantasi) dan berkembang menjadi
janin
Mengeluarkan janin selama persalinan

d. Vagina
Vagina (dari bahasa latin yang makna literalnya pelindung atau selongsong) adalah
saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Vagina merupakan alat
reproduksi pada mamalia betina, seperti halnya penis pada mamalia jantan. Vagina menghasilkan
berbagai macam sekresi seperti keringat, sebum, dan sekresi dari kelenjar Bartholin dan Skene pada
vulva, cairan endometrial, dan oviductal (yang berubah sesuai dengan siklus haid), cervical mucus, sel
exfoliated. Sekresi pada dinding vagina itu dapat meningkatkan gairah seksual. Vagina merupakan
organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra
dengan anus sangat dekat.
Organ kelamin luar (eksternal) wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma
ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
a. Vulva
Vulva dibatasi oleh labium mayor. Merupakan bagian terluar sistem reproduksi pada
wanita. Vulva sama dengan skrotum pada pria.
b. Labium
Labium yaitu bibir yang membatasi vulva, terdapat sepasang bibir besar di sebelah luar
(labium mayor) dan sepasang bibir kecil di sebelah dalam (labium minor). Labium mayor terdiri dari
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak). Setelah puber, labium mayor akan
ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi
lubang vagina dan uretra.
c. Klitoris
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah
lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat
sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di
bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina
dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh
lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan
vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi
permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan
yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak
berwarna pink.

d. Lubang vagina
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang
introitus disebut fortes Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan
(lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang
tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).
Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan
diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup biologis
organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai
gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan
gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis
spora. Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan
pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel kelamin
betina (inti sel telur/ovum).

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual.
2. Metode : Ceramah, Diskusi

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
1) Terdiri dari apakah organ sistem reproduksi ?
2) Di manakah pertumbuhan dan perkembangan manusia sebelum dilahirkan ?
3) Berasal dari manakah kebutuhan hidup janin ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami perkembangan generatif ( seksual )

2. Kegiatan Inti ( 80 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengidentifikasi dan memahami alat- alat reproduksi laki- laki.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mengamati model / charta organ organ penyusun sistem reproduksi laki- laki.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup ( 25 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran

Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
Sebutkan sistem reproduksi pada organ sistem reproduksi manusia ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi pada laki- laki.

2. Kegiatan Inti ( 50 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui organ sistem reproduksi wanita.
memfasilitasi peserta didik mengamati gambar charta

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui penyusun organ sistem reproduksi wanita.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran

Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
1) Mebutkan sistem reproduksi pria dan wanita pada organ sistem reproduksi manusia ?

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi pria.
Siswa telah memahami organ- organ sistem reproduksi wanita

2. Kegiatan Inti ( 90 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui organ sistem reproduksi wanita.
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui penyusun organ sistem reproduksi wanita,
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup ( 15 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;

Pertemuan Keempat
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
Sebutkan sistem reproduksi pada organ sistem reproduksi manusia?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi manusia.

2. Kegiatan Inti ( 50 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui proses terbentuknya ovum (Oogenesis).
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui proses Oogenesis pada manusia,
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan Kelima
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
Sebutkan proses terbentunya ovum (Oogenesis) ?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi manusia.
Siswa telah memahami proses terbentuknya Oogenesis.
2. Kegiatan Inti ( 85 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui Proses pembuahan (Fertilisasi)

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio pada manusia,
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan Keenam
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
Sebutkan proses terjadinya fertilisasi ?

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami organ organ sistem reproduksi manusia.
Siswa telah memahami proses terjadinya fertilisasi.

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mengetahui proses terjadinya siklus menstruasi
Dapat menghitung jarak menstrusi pada wanita.
Dapat mengetahui perbedaan antara spermatogenesis dan oogenesis.
Siswa dapat mengetahui kelainan dan penyakit pada system reproduksi pada manusia.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Dengan bimbingan guru siswa dapat mengetahui proses terjadinya menstruasi
Dengan bimbingan guru, siswa dapat mengetahui perhitungan jarak menstruasi pada
wanita.
Dengan bimbingan guru dan pemberian tugas siswa dapat mengetahui perbedaan
spermatogenesis dan oogenesis.
Dengan bimbingan guru siswa mengetahui kelainan dan penyakit pada system
reproduksi pada manusia.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;

E. Media Pembelajaran
Model / Charta organ organ penyusun sistem reproduksi manusia.

F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu .
2. Buku IPA yang relevan.
3 Model / charta organ reproduksi manusia
4. Guru dan siswa.

G. Penilaian.

Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
Kompetensi
Menyebutkan macam Tes tertulis PG Salah satu
organ penyusun organ yang
sistem reproduksi menyusun
pada manusia sistem
reproduksi
pada laki-
laki
adalah ....
a. testes
b. ovarium
c. oviduct
d. uterus
Mendeskripsikan Jelaskan
fungsi sistem Tes tertulis Uraian
fungsi
reproduksi uterus yang
terdapat
dalam
sistem
reproduksi
wanita!
Menulis artikel tentang cara Tugas rumah Buatlah
penularan dan pencegahan
Penugasan
tulisan
penyakit yang berhubungan tentang
dengan sistem reproduksi penularan
Menyadari pentingnya dan
menjaga kesehatan organ pencegahan
sistem reproduksi penyakit
yang
Penugasan Angket berhubunga
n dengan
sistem
reproduksi!
Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015
Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru

( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )


NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 1Sigumpar


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX / I
Alokasi waktu : 15 X 40 ( 6X Pertemuan )
Standar Kompetensi 1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar 1.3.


Mendiskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem koordinasi pada manusia.
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja sistem koordinasi pada manusia..
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun alat indera pada manusia.
4. Siswa dapat menjelaskan sistem hormon pada manusia.
5. Sisw dapat mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi pada manusia..

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ,Rasa hormat dan perhatian ,Tekun
Tanggung jawab , Ketelitian

B. Materi Pembelajaran
Sistem koordinasi dan indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
1. Fakta
Manusia berbeda dari makhluk lainnya dibumi seperti hewan dan tumbuhan karena memiliki
kemampuan untuk berfikir. Kemampuan manusia untuk berfikir tersebut diatur oleh sistem
saraf.
Ketika kita makan dan makanan tersebut masuk kedalam tubuh, alat-alat pencernaan akan
bergerak untuk mencerna makanan. Yang menggerakkan alat-alat pencernaan kita adalah
saraf.
Kita dapat berkedip, berimajinasi, berbicara dan berbagai kemampuan lainnya karena adanya
sistem saraf.

2. Konsep
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem saraf
manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem Saraf
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar
dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom.

1. Saraf Pusat

Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan
atau perintah yang akan
dihantarkan melalui saraf motorik ke
otot atau kelenjar. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.
Otak

Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak
depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama
perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia dewasa terdiri dari beberapa
bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:

a) Otak Besar (Otak Depan)

Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua
belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan
mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh
bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar
terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis
(bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian
belakang kepala). Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan
dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan,
kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan
sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu:
Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus
temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan
bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang
apa yang dilihat.

b) Otak tengah (mesencephalon)

Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak
tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak
mata, refleks penyempitan pupil mata.

c) Otak belakang

Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan
dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama
yaitu: jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan
(medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak.
Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan
otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak
kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan
yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan,
koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan,
medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat
pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata
berkedip.
Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu


lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai
ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls
sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor.
Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.

2. Sistem Saraf Tepi (Perifer)


Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron
yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan
cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
Sistem saraf sadar (somatik)
Saraf somatik terdiri atas saraf cranial dan saraf spinal. Saraf cranial merupakan
sistem saraf yang keluar dari kepala (otak) dan bagian tubuh atas, sedangkan saraf
spinal merupakan sistem saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Sistem saraf
sadar terdiri atas 12 pasang saraf cranial dan 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf
tersebut meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, juga meneruskan
impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot-otot rangka dan kulit. Sistem saraf
somatik menghasilkan gerakan hanya di jaringan otot rangka.

Sistem saraf tak sadar (Otonom)


Saraf saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf tepi yang mengatur kerja
organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat
reproduksi. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu siistem saraf simpatis dan
sistem sarf parasimpatis.
Hal tersebut disebabkan neurotransmitter saraf simaptis adalah noradrenalin,
sedangkan neurotransmitter saraf parasimpatis adalah asetilkolin. Prinsip kerja sarf
simpatis dan parasimpatis hanya berbeda pada organ pencernaan. Saraf simpatis
menghambat kerja organ pencernaan, sedangkan saraf parasimpatis merangsang kerja
organ pencernaan. Misalnya saraf simpatis dapat meningkatkan denyut jantung,
sedangkan saraf parasimaptik menurunkan denyut jantung. Saraf simpatis menghambat
sekresi air liur, sedangkan saraf parasimpatis merangsang sekresi air liur, sedangkan saraf
parasimpatis merangsang sekresi air liur.

Berikut Pembahasan Sistem Indra Manusia.


A. Mata
Mata merupakan indra kita yang paling penting. Di dalamnya terdapat reseptor khusus untuk
mengenali perubahan cahaya dan warna. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak. Adapun bagian luar bola mata dilindungi oleh kelopak, kelenjar air mata, dan
bulu mata agar tidak adanya gangguan dan penyakit pada mata.

Apabila debu masuk ke dalam mata secara tiba-tiba, dengan cepat mata berkedip dan banyak
mengeluarkan air mata. Makin cepat berkedip, air mata yang dihasilkan makin banyak. Dengan
demikian, debu yang masuk ke mata dapat mudah dikeluarkan. Selain itu, air mata mengandung zat
yang dapat membunuh bakteri.

Bagian-Bagian Mata
Sesungguhnya, yang disebut mata, bagian-bagian mata yang berfungsi sebagai proses
penglihatan tidak hanya bola mata, tetapi termasuk otot penggerak bola mata, rongga mata, dan
kelopak mata.

1). Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat berwarna putih buram, tidak tembus cahaya, dan tersusun dan
jaringan ikat dengan serat yang kuat. Lapisan sklera membentuk dinding yang mengelilingi bola mata.
Bagian dari mata yang berwarna putih sesungguhnya merupakan sklera. Bagian
depan (anterior) sklera yang tampak menggembung dan transparan disebut kornea.Kornea mempunyai
selaput pelindung yang disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Iritasi pada konjungtiva
menyebabkan peradangan yang dinamakan konjungtivitis.
2). Selaput Pembuluh
Selaput pembuluh (koroid) adalah lapisan tengah yang berwarna cokelat kehitaman sampai
hitam. Lapisan ini banyak berisi pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen pada retina.
Warna gelap pada koroid dapat berfungsi untuk mencegah adanya pemantulan sinar. Dibagian depan
koroid membentuk tirai berpigmen yang dinamakan iris (selaput pelangi).
3). Lensa
Lensa mata terletak di belakang selaput pelangi. Lensa akan mencembung ketika melihat benda
yang dekat dan memipih ketika melihat benda yang jauh. Kemampuan mencembung dan memipih
lensa itu bertujuan agar bayangan tepat jatuh pada bintik kuning. Kemampuan lensa mata untuk
mencembung dan memipih disebut daya akomodasi. Sklera merupakan lapisan berwarna putih pada
mata. Iris menentukan warna mata. Pupil berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahava yang
masuk ke retina.
4). Retina
Retina adalah selaput tipis yang banyak mengandung ujung-ujung saraf penglihat. Terdapat
dua macam sel penglihat, yaitu sel-sel berbentuk batang (basilus/rod) dan sel-sel
kerucut (konus). Bagian dan retina yang paling peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik
kuning (fovea). Agar benda dapat dilihat, bayangan harus jatuh tpat pada bintik kuning tersebut.
Adapun bagian dari retina yang sama sekali tidak peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik
buta. Bagian itu merupakan tempat keluarnya serabut-serabut saraf mata. Apabila bayangannya jatuh
pada bintik buta, benda yang diamati tidak terlihat.

B. Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa
suara (fonoreseptor).Selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat
keseimbangan. Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian dalam, telinga bagian tengah.

a. Telinga bagian luar


Pada bagian ini terdapat daun telinga dan saluran telinga luar. Telinga bagian luar berfungsi
menangkap getaran bunyi.

b. Telinga bagian tengah


Pada bagian ini terdapattulang-tulang pendengaran dan saluran eustachius. Tulang-tulang
pendengaran terdiri dari martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes). Saluran eustachius
berfungsi menyamakan tekanan luar dengan telinga tengah.

c. Telinga bagian dalam


Telinga bagian dalam sendiri dari beberapa bagian berikut.
1. Alat keseimbangan yang terdiri dari kanalis semisirkularis, sarkulus, dan utrikulus.Bagian-
bagian tersebut berhubungan dengan saraf otak VII.
2. Tingkat Jorong.
3. Koklea/rumah siput, saluran koklea berisi cairan limfe dan terdapat ujung saraf pendengaran
yang menghubungkan koklea dengan otak.
C. Hidung
Bau harum bunga atau parfum dan bau busuk merupakan molekul bahan kimia yang
berbentuk uap dan mengapung di udara. Bau dapat dikenali melalui indra pencium, di dalam rongga
hidung. Bau yang terhirup ke dalam rongga hidung akan diterima ujung-ujung saraf
pencium (epitelium olfaktori )yang dilapisi oleh mukus (lendir bening). Sel saraf pencium
memiliki rambut-rambut getar (silia) yang menjulur ke dalam mukus untuk menerima rangsang bau.
Mukus berfungsi melarutkan molekul bau sehingga dapat diterima oleh rambut-rambut getar.

D. Lidah
Lidah adalah indra pengecap yang peka terhadap rasa dari zat yang terlarut. Pada permukaan
lidah tersebar ujung-ujung saraf pengecap yang terkumpul dalam bentuk kuncup-
kuncup(simpul) pengecap. Kuncup-kuncup pengecap terletak dicelah-celah tonjolan
lidah (papila). Berdasarkan bentuknya, papila dibedakan menjadi papila benang, papila payung
(bentuk jamur), dan papila sirkumvalata.

E. Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang memiliki reseptor khusus yang peka terhadap tekanan,
sentuhan, panas, dingin, dan rasa nyeri. Dengan reseptor tersebut, kita mampu membedakan rabaan
keras atau halus, rasa sakit atau tidak, dan membedakan panas dan dingin.
Kulit tersusun dan tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan lapisan subkutan (hipodermis).
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Dermismerupakan
lapisan tengah kulit. Di dalanmya terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut,
pembuluh darah, serta sel-sel saraf khusus yang berkaitan dengan fungsi kulit sebagai indra peraba.
Lapisan subkutan merupakan lapisan paling dalam pada kulit atau disebut lapisan bawah kulit. Di
dalam lapisan itu terdapat jaringan lemak yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh.

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Konsektual.
2. Metode : Diskusi, Informasi
3. Model Pembelajaran : Pembelajran langsung dan kooperatif.

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
a. Motivasi
1) Tersusun dari apakah susunan sitem saraf manusia?
2) Terdiri dari apakah sel saraf pada manusia?
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem gerak manusia.
Siswa telah memahami sistem reproduksi padamanusia.

2. Kegiatan Inti ( 95 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan system saraf pada manusia.
Siswa dapat mengetahui bagian- bagian sel saraf dan fungsinya
Siswa dapat mengetahui macam sel saraf berdasarkan fungsi dan bentuknya.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang organ dan penyusun system
saraf pada manusia.
Siswa dengan petunjuk guru dapat mengetahui bagian dari sel saraf dan dapat
menggambar sel saraf dan bagian- bagiannya.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
1) Siswa dapat mengetahui fungsi sel saraf
2) Dapat menyebutkan macam- macam sel saraf

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sel saraf dan bagian- bagiannya
2. Kegiatan Inti ( 50 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui contoh rangsangan akibat impuls
Siswa dapat menjelaskan mekanisme terjadinya impuls
Siswa dapat mengetahui gerakan yang terjadi karena adanya impuls.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang gerakan yang terjadi karena
adanya impuls.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi
1) Mengetahui gerak sadar dan gerak refleks
2) Mengetahui contoh gerak sadar dan gerak refleks
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa dapat mengetahui tentang impuls dan gerakan yang terjadi karena adanya impuls.

2. Kegiatan Inti ( 80 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan susunan system saraf pusat
Siswa dapat menjelaskan bagian- bagian otak , susmsum tulang belakang dan dapat
menggambarnya
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang sistem saraf pusat.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan keempat
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
1) Menyebutkan susunan sistem saraf pusat
b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem saraf pusat

2. Kegiatan Inti ( 50 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan system saraf tepi pada manusia
Siswa dapat menyebutkan bagian- bagian system saraf tepi

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang bagian- bagian saraf tepi

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan kelima
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi
1) Menyebutkan sistem saraf tepi

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem saraf pada manusia

2. Kegiatan Inti ( 80 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan fungsi alat indera pada manusia
Siswa dapat mengetahui bagian- bagian mata ,proses melihat dan gangguan pada alat
penglihatan manusia.
Siswa dapat mengetahui bagian- bagian telinga, proses mendengar dan gangguan pada
alat pendengaran manusia.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang bagian- bagian mata pada
sistem koordinasi.
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang bagian- bagian telinga dan
proses mendengar.
Guru membimbing siswa melakukan diskusi tentang proses melihat.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan.
3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan Keenam
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi
1) Sebutkan bagian-bagian mata manusia ?
2) Mengapa kita dapat merasa bising saat mendengar music yang kuat?
3) Apa yang terjadi saat benda kecil masuk kedalam mata?

b. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami sistem indera mata dan telinga.

2. Kegiatan Inti ( 50 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem indera hidung, lidah dan kulit pada
manusia.
Siswa dapat menjelaskan gangguan pada alat indera hidung, lidah dan kulit pada
manusia.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang organ dan fungsi sistem
koordinasi pada manusia.
Siswa dengan petunjuk guru melakukan percobaan tentang indera mata, telinga, hidung
dilanjutkan diskusi

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan.
2. Model / Charta sistem saraf dan indera
3. Power Point
4. Laptop
5. Papan Tulis

F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu .
2. Buku IPA yang relevan.
3. Model / charta sistem koordinasi dan sistem saraf pada manusia.
4. Guru dan siswa.

G. Penilaian.
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Membandingkan Tes PG Perhatikan gambar
bentuk/bangun tertulis sistem saraf berikut ini.
bagian organ
dan/atau organ
penyusun sistem
syaraf pada manusia

Bagian otak kecil dan kelenjar


hipofisis ditandai dengan
nomor ....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 5 dan 1
Uraian
Mendeskripsikan Tes Deskripsikan fungsi
fungsi otak, fungsi tertulis otak besar!
sumsum tulang
belakang, dan sel
saraf dalam sistem
koordinasi

Menunjukkan Uji Dengan menggunakan


bagian-bagian alat Tes unjuk petik model mata, tunjukkan dan
indra dan fungsinya kerja kerja deskripsikan fungsi bagian
pupil dan retina
Mendata contoh Buatlah kliping
kelainan dan Penugasan Tugas tentang penyakit pada alat
penyakit pada alat rumah indra yang biasa dijumpai
indera yang biasa dalam kehidupan sehari-hari
dijumpai dalam
kehidupan sehari-
hari dan upaya
mengatasinya

Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru
( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )
NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 1 Sigumpar


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX / 1
Alokasi Waktu : 10 x 40 menit ( 4x Pertemuan )
Standar Kompetensi 2 :
Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar 2.1 :


Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam dan
perkembangbiakan.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan cara-cara makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya.
2. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam adaptasi pada makhluk hidup.
3. Siswa dapat menjelaskan bagaimana aterjadinya adaptasi melalui seleksi alam.
4. Siswa dapat menganalisis manfaat berkembang biak bagi makhluk hidup.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin


Rasa hormat dan perhatian
Tekun
Tanggung jawab
Ketelitian

B. Materi Pembelajaran
1. Adaptasi Makhluk Hidup
2. Seleksi Alam
3. Perkembangbiakkan Makhluk Hidup

Peta Konsep

Peta Konsep Kelangsungan Hidup

A. Pengertian Kelangsungan Hidup


Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan hidup
tanpa mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu kehidupan atau umur yang
terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon jagung. Bagaimanapun
sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal
maka akan mati. Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati. Namun, jika
kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya mati, pohon pisang tersebut
menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya. Tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan
tanaman pisang tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk pohon pisang telah mati.
Pertumbuhan pohon pisang silih berganti secara alamiah. Hal tersebut tentunya juga terjadi pada
makhluk hidup lain termasuk hewan dan manusia.
B. Adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk
organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan
lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap
jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ
tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk
diamati.
Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air
laut
menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam
air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan
kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi
tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang
pekat.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu
penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat.
Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat
menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah
laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku dapat berupa hasil
belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam tingkah laku, yaitu sebagai berikut.
1) Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok.
2) Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian
dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya bila bertemu musuh.
Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita.

Mimikri Bunglon

Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain
sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan
bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian
kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang baik,
makanan yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat musim
yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka
waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan napas
sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular,
dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ
tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah
dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi
untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa
penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi
disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan
pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit
disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan
hidup. Contoh yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan
suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi
(pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan
habitatnya.

Variasi Bentuk Paruh Burung Variasi Bentuk Kaki Burung

Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap
madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Organ tubuh
jangkrik dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut
mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat. Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan
lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:
1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang
ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan hidup
dalam kondisi kering.
Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi
mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya.
Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang
untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan
antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya
lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah kangkung, eceng
gondok, dan teratai.
3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah.
Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang
ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup
terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah.
Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan
diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah
tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu
lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri
pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah.
Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga
mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.

b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk
hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang
kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah
dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil.
Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang
hidup pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai
sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang.
Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan komodo. Ketiga
hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang
menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan menyebabkan
kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa mendapatkan makanan.
Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara. Tetapi dengan berjalannya
waktu, hewan karnivorpun mati.
D. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan.
Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu
perkebunan terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul
dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan belalang untuk
berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut
tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak. Selain hewan,
tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya berkembang biaknya rendah.
Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia Arnoldi), anggrek
bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan gaharu dilindungi oleh negara.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual.
2. Metode : Diskusi Informasi, ceramah
3. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (20 menit )
a. Motivasi :
Ada berapa macamkah adaptasi makhluk hidup itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami cirri makhluk hidup.
Siswa telah mengetahui system koordinasi dan indera pada manusia.

2. Kegiatan Inti : ( 80 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan pengertian kelangsungan makhluk hidup.
Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam adaptasi pada makhluk hidup.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta mengamati adaptasi fisiologi pada hewan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi :
Sebutkan contoh adaptasi fiologi?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami pengertian adaptasi fisiologi dan dapat memberikan contoh
adaptasi fiologi.

2. Kegiatan Inti : ( 50 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan cara-cara makhluk hidup beradaptasi terhadap
lingkungannya.
Siswa dapat memahami adaptasi tingkah laku dan adaptasi morfologi pada makhluk
hidup .
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta mengamati adaptasi tingkah laku pada berbagai organisme.
Siswa diminta mengamati adaptasi morfologi pada berbagai organisme

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Apa yang dimaksud dengan adaptasi fisiologi, adaptasi morfologi dan adaptasi tingkah
laku?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami adaptasi pada hewan.

2. Kegiatan Inti : ( 85 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui faktor penyeleksian alam.
Siswa dapat mengetahui kepunahan makhluk hidup.
Siswa dapat mengetahui perkembangbiakan makhluk hidup.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang bagaimana cara mengatasi supaya tidak terjadi
kepunahan makhluk hidup, khususnya hewan- hewan yang langka.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan maupun tulisan

3. Kegiatan Penutup ( 15 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan /atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Pertemuan Keempat
3. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi :
Bagaimana cara perkembangbiakan makhluk hidup?
Apa yang menyebabkan terjadinya seleksi alam?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui adaptasi pada makhluk hidup
Siswa telah mengetahui seleksi alam.

4. Kegiatan Inti : ( 50 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui cara perkembangbiakan makluk hidup.
Siswa dapat mengetahui makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak
tinggi dan rendah.
Siswa dapat mengetahui perkembangbiakan vegetatif dan generatif pada tumbuhan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang bagaimana cara mengatasipasi supaya tidak terjadi
kepunahan makhluk hidup, khususnya hewan- hewan yang langka.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan /atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
E. Media Pembelajaran
Laptop
Power Point
Alat Tulis

F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Terpadu
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan.

G. Penilaian
Indikator Pencapaian Bentuk
Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
Kompetensi Instrumen
Mengaitkan perilaku Tes tertulis PG Untuk menjaga
adaptasi hewan kelangsungan hidupnya,
tertentu banyak hewan kutub di
dilingkungannya musim dingin melakukan
dengan kelangsungan .....
hidup a. hibernasi
b. reproduksi
c. adaptasi
d. toleransi
Memprediksikan Tes tertulis Isian Badak bercula satu
punahnya beberapa hampir punah karena
jenis makhluk hidup selain habitatnya rusak
akibat seleksi alam juga disebabkan ....
hubungannya dengan
kemampuan yang
dimiliki Hubungan
Mendeskripsikan Tes tertulis Uraian interspesifik yang
hubungan bagimanakah yang
interspesifik (antar berkaitan erat dengan
populasi) dengan seleksi alam? Berikan
seleksi alam contohnya!
Tes tertulis Isian
Menjelaskan peran Untuk
perkembangbiakan melestarikan jenisnya,
bagi kelangsungan makhluk hidup memiliki
hidup Penugasan Tugas kemampuan untuk ....
Mendiskripsikan cara rumah
Buatlah tabel cara
perkembangbiakan perkembangbiakan pada
pada tumbuhan dan beberap jenis tumbuhan
hewan dan hewan

Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru

( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )


NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 1 Sigumpar


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX / 1
Alokasi Waktu : 20 x 40 menit ( 8 x Pertemuan )

Standar Kompetensi 2 :
Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar 2.3 :


Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan penerapannya

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat yang ditentukan oleh gen yang diturunkan pada
keturunannya.
2. Siswa dapat menjelaskan persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda atau lebih.
3. Siswa dapat menjelaskan hasil persilangan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin


Rasa hormat dan perhatian
Tekun Tanggung jawab
Ketelitian
B. Materi Pembelajaran
Pewarisan sifat.
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis makhluk hidup
mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat membedakannya antara yang satu dengan yang
lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada
pula yang tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi berikutnya
mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidup. Pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya disebut hereditas. Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah
genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor
Johann Mendel (1822 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822. Karena jasanya itu
beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.

A. MATERI GENETIS
Di dalam setiap sel terdapat faktor pembawaan sifat keturunan (materi genetis), misalnya
pada sel tulang, sel darah, dan sel gamet. Substansi genetis tersebut terdapat di dalam inti sel
(nukleus), yaitu pada kromosom yang mengandung gen. Gen merupakan substansi hereditas yang
terdiri atas senyawa kimia tertentu, yang menentukan sifat individu. Gen mempunyai peranan penting
dalam mengatur pertumbuhan sifat-sifat keturunan. Misalnya pertumbuhan bentuk dan warna rambut,
susunan darah, kulit, dan sebagainya.

1. Gen

Morgan, seorang ahli genetika dari Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang
dinamakan gen tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam kromosom. Gen-gen terletak pada
kromosom secara teratur dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan
simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertikal dan gen-gen sebagai garis
pendek horizontal pada garis vertikal tersebut. Karena letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka
secara simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Dari sekian banyak gen yang berderet secara teratur pada benang-benang kromosom, masing-
masing gen mempunyai tugas khas dan waktu beraksi yang khas pula. Ada gen yang menunjukkan
aktivitasnya saat embrio, lainnya pada waktu kanak-kanak ataupun gen lainnya lagi setelah spesies
menjadi dewasa. Mungkin juga suatu gen aktif pada suatu organ namun tidak aktif pada organ yang
lain. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom yang dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan sifat-sifat dari suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu
sifat. Gen dominan (yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar dan resesif (gen yang
dikalahkan gen yang lain) dinyatakan dengan huruf kecil.

Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat dinyatakan T = simbol untuk gen yang menentukan
batang tinggi; t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah. Karena tanaman ercis individu
yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel. TT= simbol untuk tanaman
berbatang tinggi; tt = simbol untuk tanaman berbatang rendah.

2. Kromosom

Kromosom terdapat di dalam nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang
atau pendek, lurus atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang
halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut dinamakan
retikulum kromatin. Retikulum berarti jala yang halus. Kroma berarti warna, dan tin berarti badan.
Definisi Kromosom adalah benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetis
kepada keturunannya.

Kromosom dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa pada sel-sel yang sedang
membelah. Dalam sel yang aktif melakukan metabolisme, kromosom-kromosom memanjang dan
tidak tampak. Namun, menjelang sel mengalami proses pembelahan, kromosom-kromosom tersebut
memendek dan menebal, serta mudah menyerap zat warna, sehingga mudah kita lihat melalui
mikroskop.

a. Jumlah dan tipe kromosom

Setiap organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada pula yang
hanya sedikit. Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom berasal dari
ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah. Manusia memulai hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel telur
yang dibuahi sel sperma. Sel telur dan sel sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). Sel
telur yang telah dibuahi sel sperma akan menjadi zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46
kromosom (2n). Untuk mengetahui jumlah kromosom yang dimiliki oleh berbagai jenis makhluk
hidup, perhatikan Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Jumlah kromosom pada berbagai jenis makhluk hidup

Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel tubuh mengandung dua perangkat atau dua set
kromosom yang diterima dari kedua induknya. Kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk
serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan, sehingga sepasang kromosom yang berasal
dari induk jantan dan induk betina disebut kromosom homolog. Pengertian kromosom homolog, yaitu
kromosom yang mempunyai bentuk, fungsi, dan komposisi yang sama. Jumlah kromosom dalam sel
tubuh disebut diploid (2n). Adapun jumlah kromosom dalam sel kelamin dinamakan haploid (n),
karena hanya memiliki separo dari jumlah kromosom dalam sel tubuh. Dua perangkat atau dua set
kromosom haploid dari suatu spesies disebut genom. Dengan demikian, genom dapat dikatakan
sebagai jumlah macam kromosom atau perangkat kromosom dalam suatu individu. Contoh: manusia
mempunyai 23 pasang kromosom haploid maka dalam sel tubuhnya berarti terdapat 2 23 = 46
kromosom (diploid).
Kromosom yang dimiliki oleh organisme secara umum dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
kromosom tubuh (autosom) dan kromosom seks (gonosom). Autosom terdapat pada individu jantan
maupun betina dan sifat-sifat yang dibawa tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin.
Gonosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin suatu individu.

b. Struktur kromosom

Secara garis besar, struktur kromosom terdiri atas sentromer dan lengan. Sentromer atau kinetokor
adalah bagian dari kromosom tempat melekatnya benang-benang spidel yang berperan menggerakkan
kromosom selama proses pembelahan sel. Bagian ini berbentuk bulat dan tidak mengandung gen.
Sentromer disebut juga pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan
menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua
lengan; submetasentrik, ji ka sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak
sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak
di ujung lengan kromosom.

Gambar 5.4 Macam kromosom menurut letak sentromernya


(1) metasentrik, (2) submetasentrik, (3) akrosentrik

Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema (pita
bentuk spiral di dalam kromosom) dan gen. Selubung pembungkus kromonema disebut matriks. Gen
merupakan substansi (bahan dasar) kimia di dalam kromosom yang mengandung informasi genetik
(pembawa sifat). Kromosom dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom
yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer. Untuk
mengetahui struktur kromosom, perhatikan Gambar 5.5.

Gambar 5.5 Struktur kromosom


B. HEREDITAS MENURUT MENDEL
Untuk membuktikan kebenaran teorinya, Mendel telah melakukan percobaan dengan
membastarkan tanaman-tanaman yang mempunyai sifat beda. Tanaman yang dipilih adalah tanaman
kacang ercis (Pisum sativum). Alasannya tanaman tersebut mudah melakukan penyerbukan silang,
mudah didapat, mudah hidup atau mudah dipelihara, berumur pendek atau cepat berbuah, dapat
terjadi penyerbukan sendiri, dan terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat yang mencolok. Sifat-sifat
yang mencolok tersebut, misalnya: warna bunga (ungu atau putih), warna biji (kuning atau hijau),
warna buah (hijau atau kuning), bentuk biji (bulat atau kisut), sifat kulit (halus atau kasar), letak
bunga (di ujung batang atau di ketiak daun), serta ukuran batang (tinggi atau rendah).
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
1. Hibrid (hasil persilangan antara dua individu dengan tanda beda) memiliki sifat yang mirip dengan
induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang
sama.
2. Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu timbul kembali secara teratur dan inilah yang
memberi petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peranan
dalam pemindahan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3. Mendel merasa bahwa faktor-faktor keturunan itu mengikuti distribusi yang logis, maka suatu
hukum atau pola akan dapat diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung
bentuk-bentuk yang berbeda, seperti yang tampak dalam keturunan.

1. Terminologi

Untuk mengerti jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang
terkait dalam pewarisan sifat .
Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
a. P = singkatan dari kata Parental, yang berarti induk.
b. F = singkatan dari kata Filial, yang berarti keturunan. F1 berarti keturunan pertama,
F2 berarti keturunan kedua, dan seterusnya.
c. Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati (bentuk, ukuran, warna, golongan
darah, dan sebagainya).
d. Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat diamati).
e. Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti untuk faktor keturunan) dikemukakan
dengan sebuah huruf yang biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat.
Misalnya R = gen yang menyebabkan warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang
menyebabkan warna putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih.
Oleh karena itu, diberi simbol dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol
dengan huruf kecil.
f. Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu
umumnya diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk tanaman berbunga merah,
sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.
g. Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang
sama dari tiap jenis gen (misalnya RR, rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang
berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h. Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen untuk warna bunga merah dan
r = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi dan t = gen untuk
tanaman rendah. R dan r satu sama lain merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel.

2. Persilangan antara Dua Individu dengan Satu Sifat Beda


Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid.
Dominasi dapat terjadi secara penuh atau tidak penuh (kodominan). Masing-masing dominasi ini
menghasilkan bentuk keturunan pertama (F1) yang berbeda. Persilangan monohibrid akan
menghasilkan individu F1 yang seragam, apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh
dan induk yang lain bersifat resesif. Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F1,
akan menghasilkan keturunan (individu F2) dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe.
Sebaliknya, apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate),
maka persilangan individu sesama F1 akan menghasilkan tiga macam genotipe dan tiga macam
fenotipe. Contoh persilangan monohibrid dominan penuh terjadi pada persilangan antara kacang ercis
berbunga merah dengan kacang ercis berbunga putih. Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga
merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih (mm) dan dihasilkan individu F1 yang seragam,
yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah). Pada waktu F2,
dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM: 50% Mm : 25% Mm atau 1 : 2 : 1
dan dua macam fenotipe dengan perbandingan 75% berbunga merah : 25% berbunga putih atau merah
: putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotipe merah dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot dominan (MM).
Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dominan dengan kacang ercis berwarna putih resesif
dapat dibuat bagan sebagai berikut.

Contoh persilangan monohibrid dominan tak penuh adalah persilangan antara tanaman bunga
pukul empat berbunga merah dengan tanaman bunga pukul empat berbunga putih. Mendel
menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah (MM) dengan putih (mm) menghasilkan
individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga
merah muda). Pada individu F2 dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM :
50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotipe dengan perbandingan 25% berbunga merah :
50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada
individu F2 ini yang berfenotipe merah dan putih selalu homozigot, yaitu MM dan mm. Persilangan
antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah dominan dengan bunga pukal empat berbunga
putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.

Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat pembentukan gamet terjadi pemisahan
gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman
yang bergenotipe Mm, pada saat pembentukan gamet, gen M memisahkan diri dengan gen m,
sehingga gamet yang terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan
sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa Selama
meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen
dari alelnya.

3. Persilangan antara Dua Individu dengan Dua Sifat Beda

Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda disebut juga persilangan dihibrid. Pada
persilangan tersebut Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan biji yang mempunyai dua sifat beda,
yaitu bentuk dan warna biji. Kedua sifat beda tersebut ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut.
B = gen yang menentukan biji bulat.
b = gen yang menentukan biji keriput.
K = gen yang menentukan biji berwarna kuning.
k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.

Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput
hijau (bbkk), semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan
penyerbukan sendiri, F2 memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu
tanaman berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam percobaan ini
Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101
tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman keriput hijau. Angka-angka tersebut menujukkan
suatu perbandingan fenotipe yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari sepasang gen memisah secara
bebas (tidak saling memengaruhi). Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat
macam pengelompokan dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;

Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara
Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu,
misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara
kapri (ercis) biji bulat warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1
berupa kapri berbiji bulat warna kuning.
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
=1:2:2:4:1:2:1:2:1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1

4. Beberapa Rumus untuk Memprediksi Mengenai Keturunan

Dari berbagai contoh persilangan di atas dapat disusun rumus-rumus untuk memprediksi beberapa hal
yang ada hubungannya dengan keturunan, seperti banyaknya macam gamet yang dibentuk oleh suatu
individu, jumlah kombinasi F2, banyaknya macam genotipe F2, dan banyaknya macam fenotipe F2.
Perhatikan Tabel 5.2 berikut.

5. Manfaat Ilmu pewarisan sifat

Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, teknologi banyak dimanfaatkan agar kehidupan sehari-
hari menjadi lebih mudah dan nyaman. Ilmu pewarisan sifat atau dalam biologi dinamakan Genetika,
dimanfaatkan khususnya dalam usaha untuk mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan yang
memiliki sifat-sifat unggul.

Sifat unggul hewan atau tumbuhan bisa diperoleh dengan jalan persilangan diantara hewan atau
tumbuhan yang ingin kita dapatkan bibit unggulnya. Misalnya di bidang pertanian, para ilmuwan
berhasil menyilangkan berbagai jenis padi sehingga akhirnya ditemukan bibit padi yang memiliki sifat
unggul berdaya hasil tinggi, umur pendek, dan rasanya enak. Ditemukan pula bibit kelapa hibrida dan
jagung hibrida yang berdaya hasil tinggi. Di bidang peternakan, melalui persilangan dapat ditemukan
bibit hewan ternak seperti ayam, sapi, dan kuda. Di bidang kedokteran, dapat ditemukan cara untuk
mencegah agar keturunan seseorang tidak memiliki penyakit atau cacat bawaan.

Teknik yang biasa dipakai untuk menghasilkan hal-hal seperti di atas adalah rekayasa genetika.
Rekayasa genetika adalah suatu teknik untuk mengubah gen makhluk hidup agar makhluk hidup
tersebut memiliki sifat unggul. Dengan rekayasa genetika bisa juga untuk menghilangkan sifat jelek
pada induk sehingga tidak diturunkan kepada keturunannya.

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual.
2. Metode : Diskusi Informasi, Praktikum
3. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif
D. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Apakah pewarisan sifat tersebut
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami sifat morfologi organisme.

2. Kegiatan Inti : (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Mendeskripsikan proses pewarisan sifat dan hasil pewarisan sifat dan
penerapannya
Siswa dapat mengetahui materi genetis
Siswa dapat mengetahui kromosom dan jenis- jenis kromosom.
Siswa dapat mengetahui tentang gen

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta untuk membuktikan hukum segregasi bebas dan hukum perpaduan
bebas.
Siswa diminta diskusi tentang
1) Kromosom
2) Gen

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup ( 20 menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.

Pertemuan Kedua
1 .Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi :
Bagaimana proses tahapan pembelahan sel
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang kromosom dan gen
Siswa telah mengetahui tahapan pembelahan meiosis dan mitosis

2 .Kegiatan Inti : (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui persilangan monohibrid

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1) Test Cross
2) Sifat Intermediet
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.

Pertemuan Ketiga
1 .Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
a. Motivasi :
Dapat menyebutkan contoh persilangan monohibrid dan dihibrid
Dapat menurunkan sifat dari persilangan suatu makhluk hidup.
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami Hukum Mendel I

2 .Kegiatan Inti : (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan
penerapannya
Siswa dapat mengetahui persilangan dihibrid

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta untuk membedakan persilangan monohibrid dan dihibrid.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan.
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
b. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
c. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;

Pertemuan Keempat
1 .Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Motivasi :
Apakah Pewarisan sifat tersebut?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami persilangan monohibrid dan dihibrid

2 .Kegiatan Inti : (55 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Siswa dapat mengetahui keuntungan mengembangkan bibit unggul.
b. Siswa mengetahui ciri- ciri sifat unggul pada tanaman dan hewan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mampu membuat contoh persilangan Monohibrid Dan dihibrida
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan,
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.

Pertemuan Kelima
1 .Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Mengapa perlu mengembangkan bibit unggul ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami pewarisan sifat pada hewan dan tumbuhan

2 .Kegiatan Inti : ( 80 menit )


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan
penerapannya
Siswa dapat memahami pewarisan sifat

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mampu membuat karya ilmiah tentang pewarisan sifat.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.

Pertemuan Keenam
1 .Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi :
Dapat menjelaskan materi genetik yang menyebabkan adanya sifat beda pada makhluk
hidup?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang materi genetik

2 .Kegiatan Inti : ( 50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui keuntungan mengembangkan bibit unggul.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mampu mengetahui sifat- sifat dan ciri bibit unggul pada tanaman

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
Pertemuan Ketujuh
1 .Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Motivasi :
Memberi umpan balik kepada siswa tentang pewarisan sifat ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami pewarisan sifat.

2 .Kegiatan Inti : (85 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa mampu mengetahui cara mengembangkan bibit unggul dengan cara hibridisasi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
E. Media Pembelajaran
Alat dan bahan
Power point
Laptop
Charta

F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Terpadu
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan.

G. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Menentukan gamet dari Tes Isian Bila induk
genotip tetua/induk tertulis bergenotif Mm maka
menentukan rasio hasil gamet yang bersifat
persilangan persilangan dominan adalah ...
monohibrida dan Tes Uraian Organisme yang
dihibrida melalui bagan tertulis bergenotif BB di
silangkan dengan
sesamanya yang
bergenotif bb. Buatlah
bagan persilangannya
hingga F2!

Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru

( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )


NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 1 Sigumpar


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX / 1
Alokasi Waktu : 10 x 40 menit ( 4 x Pertemuan )

Standar Kompetensi 2 :
Memahami kelangsungan makhluk hidup makhluk hidup.

Kompetensi Dasar 2.4 :


Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui
produksi pangan.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menerapkan bioteknologi dalam upaya mendukung peningkatan produksi
pangan.
2. Siswa dapat menjelaskan cara-cara mendapatkan bibit unggul.
3. Siswa dapat menjelaskan peran mikroorganisme dalam proses bioteknologi pangan
4. Siswa dapat menjelaskan peranan bioteknologi dalam upaya mendukung peningkatan
produksi pangan.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin


Rasa hormat dan perhatian
Tekun
Tanggung jawab
Ketelitian
B. Materi Pembelajaran
Bioteknologi pangan
Bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi dengan
menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk menghasilkan produk atau jasa guna
kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah suatu disiplin ilmu melainkan penerapan ilmu (suatu
teknik dalam biologi). Dalam bioteknologi, makhluk hidup digunakan untuk menghasilkan produk
atau jasa dengan alasan karena makhluk hidup:

1. Senantiasa berkembangbiak dan dapat dibiakkan (terbaharukan)


2. Mudah diperoleh

3. Sifatnya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan

4. Dapat menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan

Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia. Meningkatnya


populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat manusia mau tidak mau
harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat diperoleh dengan meminimalisir
dampak negatif yang mungkin timbul. Pemanfaatan Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya
digunakan dalam bidang:

1. Pertanian
2. Kesehatan
3. Lingkungan

Di bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:

1. Pembentukan tumbuhan tahan hama


2. Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen

3. Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya

4. Pembiakan tanaman unggul tahan hama

5. Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat

6. Mengatasi terbatasnya lahan pertanian

Berikut ini akan dibahas tentang cara pembuatan beberapa produk bioteknologi sederhana yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

1. Tempe
2. Tape

3. Yoghurt

4. Nata de Coco

5. Hidroponik

CARA PEMBUATAN TEMPE

Siapkan Kg kacang kedelai, rendam di dalam air, bersihkan kemudian rebus hingga matang
lalu dinginkan
Remas-remas kedelai dalam air sehingga semua kulit terkelupas. Cuci dengan air bersih dan
tiriskan

Tebarkan kedelai diatas tampah, kemudian taburkan ragi tempe secara merata

Bungkus kedelai yang sudah diberi ragi tersebut dengan menggunakan daun pisang atau
plastik dan bentuklah sesuai keinginan

Simpan kedelai ditempat yang hangat dan lembab selama 2 3 hari hingga terlihat jamur
tempe yang berbentuk benang-benang putih. Jamur ini merekatkan biji kedelai satu dengan
biji kedelai yang lain

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual.
2. Metode : Diskusi Informasi
3. Model Pembelajaran : Pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
a. Motivasi :
Apakah bioteknologi pangan itu ?

b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa dapat menyebutkan manfaat bioteknologi bagi masyarakat.

2. Kegiatan Inti : (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan
hidup manusia melalui produksi pangan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1). Bioteknologi pertanian
2). Penggunaan mikroorganisme dalam pembuatan makanan.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
Pertemuan Kedua
1.Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi :
Apakah rekayasa reproduksi itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami manfaat bioteknologi.

2.Kegiatan Inti : (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Mengetahui rekayasa reproduksi,
Siswa dapat mengetahui teknik rekayasa reproduksi, seperti kultur jaringan
dan kloning

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1). Kultur jaringan
2). Kloning
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3.Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram

Pertemuan Ketiga:
1.Kegiatan Pendahuluan (25 menit)
a. Motivasi :
Apakah kultur jaringan itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami kultur jaringan dan kloning.

2.Kegiatan Inti : (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Mengetahui makhluk hidup transgenik
Siswa dapat mengetahui hibridisasi
Siswa dapat mengetahui proses bayi tabung

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang
1) hibridisasi dan bayi tabung
2) Siswa diminta diskusi tentang teknologi yang digunakan dalam rekayasa
genetik.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3.Kegiatan Penutup (15 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.

Pertemuan Keempat:
1.Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Motivasi :
Apakah contoh rekayasa genetika itu ?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah memahami rekayasa reproduksi

2.Kegiatan Inti : (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui dampak rekayasa reproduksi
Siswa dapat mengetahui tentang bioteknologi

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
tentang bioteknologi.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3.Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Pertemuan Kelima:
1.Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit)
a. Motivasi :
Apakah dampak rekayasa reproduksi tersebut?
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang bioteknologi

2.Kegiatan Inti : (8 0menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui dampak rekayasa reproduksi
Siswa dapat mengetahui manfaat dari rekayasa reproduksi.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang produk- produk bioteknologi..
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.

3.Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Pertemuan Keenam:
1.Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
a. Motivasi :
Apakah dampak rekayasa reproduksi tersebut?
Siswa melakukan kegiatan contoh produk bioteknologi (pembuatan tempe).
b. Prasyarat Pengetahuan :
Siswa telah mengetahui tentang bioteknologi

2.Kegiatan Inti : (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat mengetahui produk- produk bioteknologi
Siswa dapat mengetahui manfaat tanaman hidroponik.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa diminta diskusi tentang produk- produk bioteknologi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3.Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

E. Media Pembelajaran
Charta Tahapan Kultur
Power Point

F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Terpadu
2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan.

G. Penilaian

Indikator
Bentuk
Pencapaian Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
Instrumen
Kompetensi
Mendefinisikan Tes tertulis Uraian Definisikan pengertian
pengetian bioteknologi!
bioteknologi Tes tertulis Uraian Kemukakan minimal dua
Mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan
keuntungan bioteknologi dalam
pemanfaatan produksi pangan!
bioteknologi Lakukanlah survey
dalam produksi dilingkungan sekitar
pangan yang berhubungan
Mendata produk- dengan pemanfaatan
Penugasan Tugas bioteknologi
produk
bioteknologi proyek konvensional dan
konvensional laporkan hasilnya
dan modern di
lingkungan Rencanakan dan lakukan
sekitarnya pembuatan tempe dan
Penugasan Tugas melaporkan hasilnya.
rumah
Membuat produk
bioteknologi
sederhana yang
dapat
dimanfaatkan
dalam kehidupan
sehari-hari
(membuat tempe,
fermentasi sari
buah, penanaman
secara
hidroponik dan
aeroponik)
Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015
Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru

( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )


NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SMP N 1 Sigumpar


Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 20 X 40 ( 8 x Pertemuan )

Standar Kompetensi
3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
Membedakan muatan listrik positif dan muatan listrik negatif.
Membedakan listrik statis dan listrik dinamis.
Membedakan model atom Dalton, Thomson, dan Rutherford.
Membedakan proton, elektron, dan neutron.
Menjelaskan muatan sebuah benda.
Membedakan konduktor dan isolator.
Menyebutkan contoh konduktor dan isolator.
Menjelaskan beberapa cara untuk memberi muatan.
Menjelaskan pengertian medan listrik.
Menjelaskan cara menggambar garis-garis medan listrik.
Menjelaskan medan listrik di sekitar muatan positif, muatan negatif, dan pasangan
muatan.
Menjelaskan Hukum Coulomb
Menjelaskan prinsip kerja elektroskop.
Mengetahui jenis muatan dengan elektroskop.
Membuat muatan induksi dengan elektroskop.
Menjelaskan gejala dan penerapan listrik statis.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin


Rasa hormat dan perhatian
Tekun
Tanggung jawab
Ketelitian

B. Materi Pembelajaran
Listrik Statis
Gaya Listrik
Mengapa sisir yang semula tidak dapat menarik kertas lalu dapat menarik kertas setelah
sebelumnya digosok-gosokkan pada rambut? Sebelum sisir digosok-gosokkan pada rambut, sisir
adalah netralx(tidak bermuatan listrik) sehingga tidak dapat menarik sobekan sobekan kertas. Setelah
sisir digosok-gosokkan pada rambut, sisr menjadi bermuatan listrik, sehingga dapat menarik sobekan-
sobekan kertas.
Bagaimana sisir bermuatan listrik dapat menarik sobekan sobekan kertas? Masalah ini adalah
proses memberi muatan secara induksi kepada isolator. Dalam kebanyakan atom atau molekul netral,
pusat muatan positif berimpit dengan pusat muatan negatif. Tetapi ketika isolator itu (misalnya
sobekan-sobekan kertas) didekati oleh benda bermuatan listrik (misalnya sisir yang bermuatan listrik
positif), pusat muatan negatif ditarik mendekati benda bermuatan positif. Contoh lain yaitu balon yang
digosok=gosokkan pada kain wol akan mampu menarik benda yang bermuatan positif. Ini
menghasilkan muatan lebih negatif pada sisi yang berdekatan dengan benda pemberi muatan. Gejala
ini dikenal dengan sebutan polarisasi.
Tampak sekarang bahwa muatan benda (positif) berlawanan jenis dengan polaritas muatan
induksi isolator (negatif pada ujungnya). Muatan berbeda jenis menghasilkan gaya tarik-menarik
sehingga isolator dapat menempel pada benda bermuatan listrik.
Dua muatan listrik yang sejenis tolak-menolak dan yang tidak sejenis tarik-menarik. Ini berarti
antara dua muatan terjadi gaya listrik. Hubungan gaya listrik antara dua bola bermuatan terhadap jarak
antara keduanya, pertama kali di selidiki oleh fisikawan Perancis Charles Coulomb pada tahun 1785.
Charles Coulomb menyatakan suatu hukum yaitu hukum Coulomb yaitu sebagai berikut:

Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-
muatannya
Secara matematis danCoulomb
hukum berbanding terbalik
dinyatakan dengan
sebagai kuadrat jarak antara kedua muatan.
berikut:

Jika medium dimana muatan-muatan berada adalah vakum atau udara , maka

Dengan :

Muatan Listrik
Di SMP anda telah melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat muatan listrik dan memperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Muatan listrik digolongkan menjadi dua jenis, muatan positif dan muatan negatif. Batang
kaca yang telah di gosok sutera memiliki muatan positif, sedangkan batang plastik yang
digosok wol memiliki muatan negatif. Penggolongan muatan listrik terdiri atas dua jenis:
muatan positif danmuatan negatif diusulkan pertama kali oleh Benjamin Franklin.
2. Muatan listrik sejenis tolak-menolak: muatan listrik tak sejenis tarik menarik.
Suatu karakteristik penting dari muatan adalah bahwa muatan listrik selalu kekal. Dengan
demikian , ketika dua benda dimuati dengan saling menggosokannya, muatan tidak
diciptakan dalam proses ini. Benda-benda menjadi bermuatan karena muatan negatif
dipindahkan dari satu benda lainnya. Benda yang satu memperoleh sejumlah muatan
negatif, sehingga akan bermuatan negatif. Sebaliknya, benda lainnya kehilanan sejumlah
muatan negatif yang sama sehingga akan bermuatan positif.

Medan Listrik
Medan listrik didefenisikan sebagai ruang disekitar suatu muatan listrik sumber di mana muatan
listrik lainnya dalam ruang ini akan mengalami gaya Coulomb atau gaya listrik (tarik atau tolak).
Benda bermuatan yang menghasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber. Muatan lain yang
kita taruh dalam pengaruh medan listrik muatan sumber kita namakan muatan uji.
Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita defenisikan sebagai besar gaya
Coulomb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji itu dibagi dengan muatan uji.

Dengan q0 adalah besar muatan.

Kuat medan listrik adalah besaran vektor yang memiliki satua SI Newton per Coulomb (N/C atau
N C-1). muatan uji positif yang ditaruh di suatu titik akan mengalami gaya tarik menuju kemuatan
sumber negatif.
Hukum Gauss

Pada hukum Gauss medan listrik di visualisasikan dengan menggunakan garis-garis medan
listrik atau garis-garis gaya listrik.
Tiga hal tentang garis garis medan listrik:
(1) Garis-garis medan listrik tidak pernag berpotongan
(2) Garis-garis medan listrik selalu mengarah radial keluar menjauhi muatan positif dan radial
kedalam mendekati muatan negatif
(3) Tempat dimana garis-garis medan listrik rapat menyatakan tempat yang medan listriknya
kuat. Sedangkan tempat dimana garis-garis medan listrik renggang menyatakan tempat medan
listriknya lemah.

Gambar (a) garis-garis medan listrik untuk dua mutan titik sama besar dan berlawanan jenis.
Banyak garis medan yang menjauhi muatan positif sama dengan banyak garis medan yang
menuju ke muatan negatif.
Gambar (b) garis-garis medan yang dibentuk oleh dua elektoda titik yang muatannya berlawanan
(sama jenis).

C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi, ceramah - Eksperimen

D. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan pertama
a. Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Mengapa jika mistar plastik digosok dengan kain wol akan bermuatan
negatif?
- Mengapa muatan induksi selalu berlawanan dengan muatan benda
penginduksi?
Prasyarat pengetahuan:
- Sebutkan kandungan dari inti atom?
- Disebut apakah bagian atom yang bermuatan listrik negative dan muatan listrik
positif?
- Bagaimana interaksi antara proton dengan elektron?

b. Kegiatan Inti (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
peserta didik dapat Membedakan muatan listrik positif dan muatan listrik negatif.
peserta didik dapat Mengetahui listrik statis
peserta didik dapat mengetahui interaksi antara benda- benda bermuatan listrik
peserta didik dapat mengetahui konduktor dan isolator

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan muatan listrik.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan perbedaan muatan positif dan
muatan negatif.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjelaskan tentang listrik statis
Peserta didik memperhatikan perbedaan proton, elektron, dan neutron yang
disampaikan oleh guru.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan muatan sebuah benda.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan konduktor dan isolator.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh konduktor dan
isolator.
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai beberapa cara untuk memberi
muatan.

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Pertemuan kedua
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Apakah jenis gaya yang dihasilkan oleh dua benda yang bermuatan berbeda?
- Bagaimana menggambar garis-garis medan listrik di sekitar pasangan
muatan?
- Apa yang terjadi jika benda bermuatan positif didekatkan dengan benda
bermuatan negatif?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa dapat mengetahui tentang muatan listrik
- Siswa dapat membedakan konduktor dan isolator
- Siswa dapat mengetahui contoh konduktor listrik

b. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan pengertian elektroskop
Menjelaskan cara menggambar garis-garis medan listrik.
Menjelaskan pengosongan muatan listrik.
Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

Pertemuan ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Bagaimana cara mengetahui apakah suatu benda bermuatan atau tidak?
- Mengapa pada gedung yang tinggi dilengkapi dengan penangkal petir?
Prasyarat pengetahuan:
- Apakah yang dimaksud dengan elektroskop?
- Bagaimana proses terjadinya petir?
Pra eksperimen:
- Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan praktikum.

b. Kegiatan Inti (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya gaya listrik
Menjelaskan medan listrik di sekitar muatan positif, muatan negatif, dan pasangan
muatan.
Menjelaskan tentang Hukum Coulomb
Mengetahui satuan muatan listrik
Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan prinsip kerja elektroskop.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil sebuah elektroskop, sebuah
sisir plastik, potongan karet ban, secarik kain wol, pembakar bunsen, mistar plastik,
potongan kaca, dan secarik kain sutra.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.

Pertemuan keempat
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengetahui tentang Hukum Coulomb?
- Siswa mengetahui satuan muatan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya gaya
listrik?

b. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan tentang medan listrik
Menjelaskan medan listrik di sekitar muatan positif, muatan negatif, dan pasangan
muatan.
Menjelaskan cara menghitung kuat medan listrik
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan prinsip kerja elektroskop.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil sebuah sisir plastik, potongan
karet ban, secarik kain wol, mistar plastik, potongan kaca.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran.

Pertemuan kelima
a. Kegiatan Pendahuluan ( 20 menit )
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang muatan listrik?
- Siswa mengetahui tentang elektroskop?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya gaya listrik
- Siswa telah mengetahui tentang medan listrik?

b. Kegiatan Inti (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memberikan soal tentang materi listrik statis
Menjelaskan cara menghitung kuat medan listrik

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.

Pertemuan keenam
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang Hukum Coulomb?
- Siswa mengetahui tentang medan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui hukum coulomb
- Siswa telah mengetahui tentang medan listrik?
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memberikan soal tentang medan listrik
Memberikan umpan balik kepada siswa untuk mempertegas hukum coulomb

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan

c. Kegiatan Penutup (20 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.

Pertemuan ketujuh
a. Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang satuan muatan listrik?
- Siswa mengetahui tentang benda yang bermuatan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui muatan listrik
- Siswa telah mengetahui tentang konduksi dan induksi?

b. Kegiatan Inti (80 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui materi yang sudah tuntas
Memberikan umpan balik kepada siswa untuk mempertegas materi listrik statis

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.

Pertemuan kedelapan
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Siswa dapat mengulang kembali pelajaran tentang satuan muatan listrik?
- Siswa mengetahui tentang medan listrik?
Prasyarat pengetahuan:
- Siswa telah mengetahui muatan listrik
- Siswa telah mengetahui listrik statis?

b. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa mengerjakan soal ujian

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui motifasi

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan dan tulisan
c. Kegiatan Penutup (20 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.

E. Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar


Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
Menjelaskan benda Tes Uraian Jelaskan proses benda tertentu
dapat bermuatan listrik tertulis dapat bermuatan bila digosok!
bila dengan dilakukan
dengan cara tertentu Tes Isian Berilah contoh peristiwa yang
Memberi contoh tertulis dapat menhasilkan benda
peristiwa yang sehingga dapat bermuatan listrik!
menghasilkan benda
Uji petik Lakukan percobaan untuk
yang bermuatan listrik Tes unjuk kerja menunjukkan sifat muatan listrik
Melakukan percobaan kerja prosedur dengan menggunakan alat-alat
sederhana untuk seperti plastik, kaca, kain wool,
menunjukkan sifat kain sutra, benang, statif.
muatan listrik Tentukan besar gaya tolak atau
Tes Uraian
Menjelaskan secara tertulis gaya tarik, bila muatan listrik
kualitatif hubungan benda A dan B serta jarak antara
antara besar gaya listrik keduanya diketahui!
dan besar muatan listrik
serta jarak antara benda
bermuatan listrik
Mengetahui, Sigumpar, Juli 2015
Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa Calon Guru

( Dinar Pardede, S.Pd ) ( Romasi Gultom )


NIP : 197203042002122004 NIM : 4123141084

Anda mungkin juga menyukai