Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mahluk hidup khususnya manusia sejatinya telah diciptakan sesuai
dengan manfaatnya dimuka bumi oleh Sang Pencipta. Manusia diciptakan
sebagai mahluk hidup yang diberikan kelebihan yang sangat istimemwa,
dapat memadukan fikiran dan akal sehingga terlihat jauh lebih maju dari
mahluk hidup lainya.tetapi semua itu mungkin tidak cukup bahkan masih jauh
dari kata sempurna untuk mengungkap hal-hal yang ada disekitar kita dan apa
tujuan kita duciptakan dimuka bumi ini secara ilmiah.
Terlepas dari tujuan kita ada dimuka bumi ini, manusia telah
menemukan dan dapat membuktikan secara ilmiah beberapa kebesaran Tuhan
yang menciptakan manusia dengan sedemikian rupanya. Tersusun atas sel,
jaringan dan anggota tubuh sehingga tercipta lah individu yang disebut
manusia oleh manusia itu sendiri, begitulah sedikit kutipan penyusun
manusia sesungguhnya.
Struktur sel prokariotik dan eukariotik Istilah sel pertama kali
dikemukakan oleh Robert Hooke, Ilmuwan Inggris, pada tahun 1665 yang
berarti ruangan kosong. Ia meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang
terdiri atas ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding. Hal tersebut benar
karena sel-sel gabus merupakan sel-sel yang telah mati sehingga di dalam sel
tersebut kosong, tidak berisi. Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix
Durjadin meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga
sel yang penyusunnya disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869)
mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max Schultze
(1825-1874), seorang anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar
fisik kehidupan. Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi
Jerman, meneliti secara cermat dan intensif sel-sel hewan; dan Mathias
Schleiden (1804 1881), pakar botani Jerman meneliti sel-sel tumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatannya, kedua peneliti tersebut mengemukakan
bahwa baik tubuh hewan maupun tubuh tumbuhan terdiri atas sel-sel.

1
Berdasarkan penemuan dari para ilmuan diatas bahwa manusia tersusun
atas sel. Contohnya adalah sel yang berada didalam darah atau sel-sel darah.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit
dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas
berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang
45% sisanya terdiri dari sel darah (Evelyn C. Pearce, 2006).
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,
pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan
basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah
mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam
jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
(Evelyn C. Pearce, 2006).
Dilihat dari tinjauan diatas bahwa darah merupakan komponen penting
yang ada didalam tubuh manusia. Maka dilakukanlah percobaan ini untuk
melihat kandungan yang ada didalam darah yang dapat menggambarkan
keadaan diseluruh tubuh.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui adanya protein globulin dan protein albumin dalam darah
2. Mengetahui kadar hemoglobin dalam darah
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam praktikum kali ini adalah :
1. Untuk mempelajari dan mengetahui adanya protein globulin dan protein
albumin dalam darah dan kadar hemoglobin dalam darah
2. Sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit
dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas
berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang
45% sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,
pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan
basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah
mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam
jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup
yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh
jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan
sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui
pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen keseluruh tubuh melalui
saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali
ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava
inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obatobatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni ( Evelyn C. Pearce, 2006 ).

3
2.2 Struktur Darah terdiri atas
1. Plasma : Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai
Macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan zat yang berguna
maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-
10%. Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam, yaitu:
a. zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak,
kolesterol, serta garam-garam mineral.
b. zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
c. protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:
a) albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
b) fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
c) globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal
yang sangat penting.
d. zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
e. gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan N2
Plasma ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air (
95%), 7% protein, 1% nutrien . Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan
lempingan darah, Albumin dan Gamma globulin yang berguna untuk
mempertahankan tekanan osmotik koloid, dan gamma globulin juga
mengandung antibodi( imunoglobulin ) seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE
untuk mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme. Didalam plasma
juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah, komplemen, haptoglobin,
transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym, polipeptida, glukosa,
asam amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-
vitamin.
2. Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang
sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel
Leukosit terdiri dari Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit, dan Monosit.
Karakteristik darah :

4
3. Warna : Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah Vena
berwarna merah tua / gelap karena kurang oksigen dibandingkan dengan
darah Arteri.
4. Viskositas : Viskositas darah atau kekentalan darah lebih tinggi dari
pada viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.
5. pH: pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai 7.45.
6. Volume : pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB
atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.
2.3 Fungsi darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai
banyak fungsi, yaitu ( Evelyn C. Pearce, 2006 ):
1. mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan-
jaringan ke seluruh tubuh
2. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
3. mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
4. mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan
2.4 Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Korpuskuler (bagian padat darah)
1. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair
serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah
memiliki warna kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air,
8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi
bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh
manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari
seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

5
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
a. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
b. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
c. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah.
Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah
terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas,
fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan
darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning. Serum
berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri
atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
2. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari
bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung
hemoglobin (Hb).
Eritrosit merupakan sarana transportasi gas oksigen dan
karbondioksida. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki pigmen
hemoglobin. Hemoglobin mampu mengikat O2 dan CO2 (Praseno et al,
2003).
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan
di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen
Bilirubin (pigmen empedu).
b. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah
merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel
darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-
9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak

6
seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih
dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna
(bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih
besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit
dibagi:
1. Leukosit Bergranula (Granulosit)
a. Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar
60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk
yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil
bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang
memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di
dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri
berkembang biak serta menghancurkannya
b. Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit.
Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya
apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya
bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua
apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula
kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi
bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa
sel yang rusak.
c. Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan.
Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah
sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan
berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain
itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang
disebut heparin.

7
2. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
a. Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula.
Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil
dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih
adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu.
Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
b. Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan
berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan
limfa dan bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba
masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang
masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi
zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen.
Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi
orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang
lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap
sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen
untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada
dua macam:
a. Sel Fagosit
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara
menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
1. Neutrofil, terdapat dalam darah
2. Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk
kedalam jaringan atau rongga tubuh
3. Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
1. T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar
limfa di dasar leher)
2. B Limfosit (B Sel)

8
Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi
yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah
tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit.
Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut
akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat
memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi).
Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan
virus.
b. Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah
memiliki ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan
tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum
merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap
1 mm3 darah terdapat 200.000 300.000 butir keping darah.
Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis,
sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian
trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut
akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka
yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan
menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di
dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium
(Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah
protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang
fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-
benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka
sehingga darah tidak keluar lagi (Poedjiadi, A.1994)

9
2.5 Protein darah
Plasma mentransport metabolit-metabolit dari tempat absorpsi atau
sintesisnya, menyalurkannya ke berbagai daerah organisme. Ia juga
mentransport sisa-sisa metabolisme, yang dibuang dari darah oleh organ-
organ ekskresi. Darah, merupakan alat distribusi hormon-hormon,
memungkinkan pertukaran pesan-pesan kimia antara organ-organ yang jauh
untuk fungsi normal sel. Selanjutnya ia berperanan dalam pengaturan
distribusi panas dan keseimbangan asam-basa dan osmotic (Astuti. 2007.).
Plasma adalah suatu larutan aqueous yang mengandung zat-zat derigan
berat molekul besar dan kecil yang merupakan 10% volumenya. Protein-
protein plasma merupakan 7% dan garam-garam anorganik 0,9%, sisanya
yang 10% terdiri atas beberapa senyawa organik dari berbagai asam-asam
amino, vitamin, hormon, lipid dan sebagainya. Melalui dinding kapiler
plasma berada dalam keadaan keseimbangan dengan cairan intersitial
jaringan. Plasma merupakan lingkungan internal yang secara langsung
maupun tidak langsung merendami seluruh sel tubuh dan melindunginya dari
pengaruh luar. Plasma terdiri dari air sebanyak 92 % dan sisanya merupakan
zat lain. Zat penyusun plasma terdiri atas protein yang berat molekulnya lebih
dari 50.000 g / molekul dan yang kurang dari itu adalah glukosa, lipida,
asam amino, hormon, produk buangan metabolik seperti urea, asam urat, dan
kreatinin (Astuti. 2007).
Protein-protein plasma dapat dipisahkan pada ultrasentrifuge atau
dengan elektroforesis menjadi albumin, alfa, beta dan gama globulin; dan
fibrinogen. Albumin adalah komponen utama dan mempunyai peranan utama
mempertahankan tekanan osmotik darah. Gamma globulin adalah antibodi
dan dinamakan imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan
fibrin dalam langkah terakhir pembekuan (Astuti. 2007.).
Beberapa zat yang tidak larut, atau hanya sedikit larut dalam air dapat
ditransport oleh plasma karena mereka berikatan dengan albumin atau dengan
alfa dan beta globulin. Misalnya, lipid tidak larut dalam plasma, tetapi
berikatan dengan bagian hidrofobik molekul protein. Karena molekul ini juga

10
mempunyai bagian hidrofilik, kompleks lipid-protein larut dalam air (Astuti.
2007.).
Perlu diketahui, protein dalam suatu cairan seperti dalam plasma darah,
cairan limfedan cairan tubuh lainnya, berperanan sebagai bahan yang
mengatur tekanan osmosa cairan tubuh dan karena sifatnya sebagai senyawa
dapar /buffer maka protein juga berperanan dalam menjaga kestabilan pH
cairan tubuh. Protein dalam kelompok ini juga berperanan sebagai pembawa
asam amino yang perlu dipindahkan dari satu organ ke organ yang lain.
Sebagian protein yang lain berperanan sebagai senyawa antibodi yang
melindungi tubuh dari serangan bakteria dan benda asing lainnya (Astuti.
2007.).
Protein merupakan polimer linier dari asam amino yang diikat oleh
ikatan peptida. Interaksi antar asam amino pada sekuen linier menstabilkan
struktur spesifik dari folded-three-dimensional dari masing-masing protein.
Struktur teriser protein merupakan hasil dari interaksi hidrofobik antara grup
dengan sisi non polar dan ikatan hydrogen antara sisi grup polar yang
menstabilkan folding dari struktur sekunder menjadi susunan yang kompak.
Terdapat empat metode spektroskopik yang digunakan untuk mengukur
konsentrasi protein dalam larutan. Metode ini adalah pengukuran protein
intrinsik dengan menggunakan absorbansi sinar UV. Metode yang lain
didasarkan pada perubahan warna yaitu uji Lowry, uji copper/bicinchoninic
dan uji Bradford. Walaupun salah satu atau lebih dari tiga metode ini sering
dilakukan secara rutin di laboratrium biokimia, namun karena beberapa
alasan, tak satupun dari prosedur diatas nyaman dilakukan. Absorbansi sinar
UV membutuhkan protein murni yang diketahui. Protein dalam plasma
memiliki konsentrasi sekitar 1 mmol/L. Dengan bantuan elektroforesis,
protein plasma dapat dipisahkan menjadi fraksi albumin serta fraksi 1, 2, ,
dan -globulin. Sekitar 56% protein plasma merupakan fraksi albumin, 4%
adalah 1-globulin, 2-globulin sebanyak 10%, -globulin 12%, dan 18%
dari jumlah protein plasma merupakan -globulin (Sudarmadji, 1989).

11
Albumin merupakan jenis Protein terbanyak di dalam plasma yang
mencapai kadar 60%. Manfaatnya untuk pembentukan jaringan sel baru.
Didalam ilmu kedokteran, Albumin ini dimanfaatkan untuk mempercepat
pemulihan jaringansel tubuh yang terbelah/rusak. Albumin juga berperan
mengikat Obat-obatan Serta Logam berat yang tidak mudah larut dalam
darah (Sudarmadji, 1989).
2.6 Hemoglobin (HB)
Hemoglobin atau Hb merupakan gabungan dari 2 kata yaitu heme
(besi) dan globin (protein). Warna darah disebabkan karena adanya
Hemnoglobin. Kadar Hb dalam darah manusia dewasa, pria: 13 18 g/dl;
wanita: 12 16 g/dl. Keadaan di mana kadar Hb kurang dari nilai normal
disebut sebagai Anemia. Penderita Anemia sering mengeluh kelelahan yang
hebat (Poedjiadi, A.1994).
2.6.1 Fungsi
Hemoglobin adalah pigmen pernafasan dari darah yang
berfungsi:
1) Mengambil oksigen (O2) dari paru-paru, membawa dalam aliran
darah dan memberikannya kepada jaringan tubuh;
2) Membawa karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke paru-
paru;
3) keseimbangan asam-basa tubuh;
4) Merupakan sumber bilirubin yang akan dirubah menjadi urobilin.
2.6.2 Ukuran normal hemoglobin
- Wanita : 12 gr/dl s.d 16 gr/dl
- Laki-laki : 14 gr/dl s.d 18 gr/dl
- Anak-anak : 10 gr/dl s.d 16 gr/dl
- Bayi baru lahir : 12 gr/dl s.d 24 gr/dl

12
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang di gunakan dalam percobaan ini yaitu batang pengaduk,
corong kaca, gelas kimia, gelas ukur, kertas saring, rak tabung reaksi,
spoit 3 ml, tabung reaksi, tabung sentripuge , penjepit tabung, dan pipet
tetes.
3.1.2 Bahan
Bahan yang di gunakan dalam percobaan ini yaitu NaCL 1%,
(NH4)2S2O4 22%, reagen biuret, darah, aquades, kapas alkohol, kapas
kering, tisuee.
3.2 Prosedur kerja
3.2.1 Uji protein
A. Pembuatan serum
a. Mengambil sampel darah 3 ml
b. Diamkan atau disentripuge selama 5 sampai 10 menit
c. Pisahkan serum dan endapan yang terbentuk
d. Tempatkan serum dalam tabung reaksi
B. Uji globulin
a. Mengambil 1 ml serum dan masukan dalam tabung reaksi
b. Tambahkan kristal NH4SO4
c. Kemudian diamkan selama 30 menit
d. Saring endapan yang terbentuk (siapkan filtrat globulin yang di
peroleh akan di gunakan pada uji albumin)
e. Endapan yang disaring di celupkan dalam NaCL 1% pada gelas
kimia volume 20 ml
f. Kemudian di lakukan uji biuret
C. Uji albumin
a. Filtarat globulin dan di tambahkan ( NH4)2SO4 12% dengan
perbandingan 1:1

13
b. Diamkan sampai 15 menit
c. Pisahkan endapan yang terbentuk dengan cara penyaringan
d. Endapan di larutkan dalam aquades
e. Lakukan uji biuret
3.2.2 Uji hemoglobin
a. persiapan alat dan bahan
b. ke dalam tabung pengencer haemometer di isi Hcl 0.1 N samapi
tanda 2
c. isaplah darah vena EDTA dengan pipet Hb sampai tanda 20 uL atau
0.02 ml
d. hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
e. segera alirkan darah vena dari pipet kedalam dasar tabung pengencer
berisi Hcl 0,1 N
f. angkatlah pipet sedikit lalu isap Hcl dalam pipet 2-3 kali untuk
membersihkan darah yang masih tinggal di pipet
g. campurlah isi tabung supaya darah asam bersenyawa ( homogen )
biarkan 2-3 menit sampai warna coklat tua
h. tambahkan aquades tetes demi tetes , tiap kali di aduk dengan batang
pengaduk
i. persamaan warna campuran dan standar sahli di baca paa cahaya
terang
j. bacalah kadar Hb dalam satuan garam / 100 ml darah

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Uji Protein
No. Percobaan Perlakuan Hasil

1 Pembuatan Serum darah+ 4ml


Globulin (NH4)2SO4
Endapan dan Fitrat(Serum)
Sentrifuge 10mnt
Endapan + NaCl 1% 20ml
Berwarna Ungu
+ Reagen Biuret

2 Pembuatan Fitrat(Serum) + 1:1


Albumin (NH4)2SO4
Endapan dan Fitrat(Serum)
Sentrifuge 10mnt
Berwarna Ungu
Endapan + Reagen Biuret

4.1.2 Uji Hemoglobin(HB)


No. Percobaan Perlakuan Hasil

1 Kadar Darah 20uL + HCl sampai garis


Hemoglobulin minuskus 2
Diamkan 10 menit
+ aquades sampai warna
campuran sama dengan warna
Sampel darah :
standar
Pria => 14g/dl

Wanita => 12g/dl

4.2 Pembahasan
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya
untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.

15
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai
sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen
dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah
lainnya(Hamid,2001). Jadi pada praktikum kali ini, kami akan melakukan
percobaan tentang adanya protein globulin dan albumin dalam darah serta
mengetahui kadar hemoglobin(HB) dalam darah.
Untuk pengujian pada percobaan ini, disediakan terlebih dahulu bahan
yang digunakan yakni sampel darah , NaCl 1%, (NH4)2SO4, HCl 0,1N,
reagen Biuret, Aquades, Kapas, Alkohol 70%, Kapas kering dan basah, dan
Tisu. Pertama-tama diambil masing-masing darah praktikan ( pria&wanita )
untuk dijadikan sampel uji. Pengambilan darah diambil menggunakan dispo
sebanyak 3 ml, lalu sampel darah yang telah diambil tersebut sebagian
dimasukkan dalam tabung EDTA, sebagian lagi dalam tabung reaksi dan
diberi label. Adapun darah dimasukkan ke dalam tabung EDTA yaitu untuk
mencegah penggumpalan dan pembekuan sampel darah itu sendiri.
Pada percobaan pertama, yakni melakukan uji protein globulin dan
albumin dalam darah. Mula-mula dilakukan pembuatan serum terlebih dahulu
sebelum perlakuan kedua uji (globulin maupun albumin), yakni masing-
masing sampel darah yang dimasukkan kedalam tabung reaksi sebelumnya
didiamkan beberapa saat lalu disentrifuge selama 10 menit agar mempercepat
terjadinya pemisahan antara serum darah(filtrat) dan endapan darah. Serum
darah yang didapat lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi yang steril
dengan menggunakan mikropipet agar lebih mempermudah proses
pengambilan serum. Untuk pengujian globulin, serum darah yang ada
ditabung reaksi ditambahkan 2 ml (NH4)2SO4 lalu disentripuge selama 10
menit untuk menghasilkan terjadinya pengendapan pada serum. Setelah
proses sentripuge terjadi, dilakukan pemisahan antara filtrat dan endapan
masing-masing sampel lalu disaring filtrat ke tabung reaksi dengan
menggunakan kertas saring, dimana filtrat yang didapat tersebut selanjutnya
digunakan pada pengujian albumin. Setelah filtrat dan endapan terpisah,
ditambahkan 20 ml NaCl 1% pada endapan tadi agar endapan garam dalam

16
protein dalam darah dapat mengendap dan kemudian dilakukan uji biuret.
Untuk dapat melakukan pengujian biuret, terlebih dahulu dibuat reagen untuk
uji biuret yaitu NaOH dimasukkan dalam sebuah tabung lalu ditambahkan
CuSO4, selanjutnya reagen buret yang telah dibuat lalu ditetesi pada endapan
masing-masing sampel hingga menghasilkan warna ungu pada sampel
tersebut. Kemudian pada uji protein selanjutnya adalah uji albumin. Filtrat
dari uji globulin yang disimpan tadi ditambahkan (NH4)2SO4 dengan
perbandingan 1:1, selanjutnya didiamkan selama 10-15 menit hingga adanya
endapan, lalu dipisahkan dengan filtrat yang sama halnya seperti uji globulin.
Endapan yang telah disaring ditambahakan 2-3 tetes aquades hingga terlarut,
lalu ditambahkan reagen biuret hingga menghasilkan warna ungu. Adapun
alasan perlakuan dengan uji biuret karena biuret merupakan reagen yang
digunakan untuk menguji kandungan protein suatu sampel, pengujian biuret
tersebut dengan cara ditetesi pada sampel hingga terbentuk warna
ungu/violet, terbentuk warna ungu tersebut terjadi karena adanya reaksi
kompleks antara biuret dalam suasana basa dan protein. Maka dapat
dipastikan sampel darah yang diuji positif mengandung protein
(Koolman,2001).
Selanjutnya dalam pengujian Hemoglobin (kadar HB) masing-masing
sampel darah (pria&wanita) yang berada dalam tabung EDTA tersebut
diambil sebanyak 20 uL dalam tabung yang berbeda ditambahkan dengan
HCl 0,1 N sampai tanda 2. Lalu dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam alat
haemometer untuk dilakukan uji kadar HB, untuk mengetahui kadarnya maka
tiap sampel ditetesi dengan aquadest dan dilihat hingga warna campuran
sampel sama dengan standar sahli pada haemometer tersebut. Apabila sudah
sama kedua warnanya maka dilihat pada ukuran angka berapa terjadi
persamaan warna tadi, maka itulah hasil dari kadar Hemoglobin masing-
masing praktikan. Hasil yang didapatkan untuk sampel perempuan adalah 12
gr/dL, dan untuk sampel pria 14 gr/dL, jadi hasil yang didapatkan adalah
normal karena dilihat dari literatur dan penelitian sebelumnya yakni untuk

17
kadar Hhemoglobin (HB) pada pria berkisar 13,6-19,6gr/dL dan untuk wanita
12-14gr/dL (Abinka S,2006).

18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang di peroleh maka dapat disimpukan :
a. Pada uji protein globulin dan protein albumin dalam darah dapat diketahui
adanya protein dengan hasil serum darah dari warna putih telur berubah
menjadi warna ungu/violet dikarenakan adanya reaksi readen biuret.
b. Pada uji kadar Hemoglobin(HB) didapatkan dari darah pria => 14g/dl dan
wanita=>12g/dl yang artinya normal.
5.2 Saran
Diharapkan pada percobaan berikut tentang sampel darah selain diambil
pada manusia bisa juga pada hewan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta:


UNY.

Abinka S. 2006. Berbagai Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Darah


Manusia. Yogyakarta : Kalman Pustaka.

Dacie Sir john V & S, M Lewis 1996, practical Haematology, Churchill


livingstone, London.

Gembong Tjitrooepomo, dkk. (1980). Biologi II. Jakarta: Dedik BUD.


Hamid, Abdul, 2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Penerbit Alfabeta :
Jakarta

Istamar Syamsuri, dkk. (2004). Biologi 2A Untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Koolman Jan dan Klaus, 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Penerbit
EGC: Jakarta
Poedjiadi, A.1994. Dasar-dasar Biokimia. Indonesia University Perss.Jakarta
Sudarmadji Slamet, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian;
Yogyakarta; Liberty Yogyakarta.
Slamet Prawirohartono. (2005). Sains Biologi Untuk SMA Kelas 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yuniasti, M., Zaenal B., Ali W., Dkk. 2008. Biokimia Dasar. UGM. Yogyakarta.

20
LAMPIRAN
1. Diagram alir
a. Uji Protein
- Pembuatan serum

Darah

Diambil sampel darah 3 ml


Diamkan atau disentripuge selama 5 sampai 10
menit
Dipisahkan serum dan endapan yang terbentuk
Ditempatkan serum dalam tabung reaksi

Hasil

- Uji Globulin

Serum

Dimengambil 1 ml serum dan masukan dalam tabung


reaksi
Ditambahkan kristal NH4SO4
Diamkan selama 30 menit
Saring endapan yang terbentuk
Endapan yang disaring di celupkan dalam NaCL 1%
Di lakukan uji biuret
Hasil

21
- Uji albumin

Fitrat Globulin

Filtarat globulin dan di tambahkan


(NH4)2SO4 12% dengan perbandingan 1:1
Diiamkan sampai 15 menit
Dipisahkan endapan yang terbentuk dengan
cara penyaringan
Diendapan di larutkan dalam aquades
Dilakukan uji biuret

Hasil

2. Hemoglobin (HB)

HCl 0,1 N

Diapkan alat dan bahan


Di isi HCl 0,1 N pada masing-masing tabung
haemometer
Di isap darah vena EDTA dengan pipet Hb
sampai tanda 20 ml atau 0,02 ml
Di hapus darah yang melekat pada ujung pipet
Di alirkan darah dari pipet ke dalam dasar
tabung pengencer berisi HCl 0,1 N
Di tambahkan aquadest
Di baca kadar Hb

Hasil

22

Anda mungkin juga menyukai