Pelopor :
Adam Smith (1776), Jean Baptiste Say(1803), David
Ricardo(1817) J.S.Mill (1848), Alfred Marshall (1890),
Irving Fisher (1911), A.C.Pigou (1920)
Y=( K, L)
Y0
Input K, L
L0 L1
Model II: Permintaan dan Penawaran
Tenaga Kerja
Apa yang menentukan besar kecilnya
permintaan dan penawaran Tenaga Kerja ???
1. Permintaan Tenaga Kerja
Dalam CMT, produsen dan konsumen cenderung
akan mengejar kepentingan masing-masing secara
maksimal, dimana produsen berupaya
memaksimalkan keuntungan dan konsumen
berupaya memaksimumkan kepuasan.
Pertimbangan Produsen dalam menambah atau
mengurangi TK ditentukan oleh apakah
tambahan input TK mendatangkan keuntungan
yang maksimal atau tidak.
Syarat keuntunganmaksimal adalah: MR = MC (3)
Dalam CMT, permintaan tenaga kerja agregat sebagai fungsi dari tingkat upah riil dengan
arah yang negatif. Jika (W/P) naik maka permintaan tenaga kerja (LD) akan turun dan
sebaliknya.
LD = LD (W/P); dLD / d(W/P) < 0
Kurva MPL dalam CMT adalah ber-slope negatif
Jika digunakan input tenaga kerja L1, MPL > (W/P)0, Pada kondisi
ini, penambahan tenaga kerja akan memperbesar keuntungan
yang dapat diperoleh produsen. Karenanya, selama MPL >
(W/P)0 produsen cenderung terus menambah tenaga kerja.
Jika digunakan input tenaga kerja L2, MPL < (W/P)0, Pada kondisi
ini, pengurangan tenaga kerja akan memperbesar keuntungan
yang dapat diperoleh produsen. Karenanya, selama MPL <
(W/P)0 produsen cenderung terus menngurangi tenaga kerja.
Upah riel, W/P
A
(W/P)1 MPL> (W/P)0
B
(W/P)0 MPL= (W/P)0
C
(W/P)2 MPL< (W/P)0
MPL= LD
L1 L0 L2 Tenaga Kerja, L
Penawaran Tenaga Kerja dalam CMT juga dipandang sebagai
fungsi dari tingkat upah riil.
Konsumen sebagai pemilik faktor produksi tenaga kerja tidak
terkena ilusi uang dan berupaya memaksimumkan kepuasanya
(U).
Konsumen memiliki alokasi waktu selama 24 jam untuk bekerja
dan berleha-leha dalam kontek memaksimumkan kepuasan.
Y=( , L)K
(A) Y0
L0
Input TK, L
L1
LS(W/P)
(W/P)1
E1
(B)
(W/P)0 E0 LD(W/P)1
LD(W/P)0
Kesempatan
0 L0 L1 Kerja, L