bingung dan bertanya apa yang harus saya lakukan selanjutnya setelah mempunyai NPWP?.
Berikut uraian sederhana dari kami tentang kewajiban bagi WP badan yang baru mendaftar dan
memperoleh NPWP.
1
2. Melapor dan atau membayar PPh pasal 21 (SPT Masa pph pasal 21)
Bahasa mudahnya PPh pasal 21 adalah pemotongan dan pelaporan atas gaji/penghasilan karyawan yang
bekerja pada perusahaan kita.
Cara menghitung pajak atas karyawan tetap kita adalah sbb :
Andi seorang karyawan tetap dari PT ABC dan sudah mempunyai NPWP, Andi dengan status menikah
dan mempunyai 1 orang anak mendapatkan penghasilan sebesar 3.000.000,. setiap bulan, berapakah
PPh pasal 21 yang harus di potong oleh PT ABC atas gaji yang diterima andi?
Penghitungan pasal 21, dalam penghitungannya kita setahunkan
Penghasilan Bruto = 3.000.000 x 12 = 36.000.000
Dikurangi Biaya Jabatan (5% atau maksimal 6.000.000) = 5% X 36.000.000 = 1.800.000
Dikurangi dengan PTKP (K/1) = 28.350.000 ( 24.300.000+2.025.000+2.025.000)
Penghasilan Kena Pajak = 36.000.000 1.800.000 28.350.000 = 5.850.000
PPh pasal 21 setahun = 5% x 5.850.000 = 292.500
PPh pasal 21 sebulan = 292.500 / 12 = 24.375
Jadi perusahaan setiap bulan memotong pajak Andi sebesar 24.375 dari total gajinya sebesar 3.000.000
Bagi karyawan yang tidak mempunyai npwp maka pajaknya 20% lebih tinggi (UU 36 TAHUN 2008 pasal
21 ayat 5a ).
Dalam contoh diatas, misal Andi belum mempunyai npwp maka pajakya
PPh pasal 21 setahun = 5% x 120% x 5.850.000 = 351.000
PPh pasal 21 sebulan = 351.000 / 12 = 29.250
Jika belum ada karyawan atau tidak ada karyawan yang kena pajak tetap wajib lapor nihil.
Catatan : Biaya jabatan adalah suatu komponen pengurang yang diberikan oleha negara sebesar 5% x
penghasilan bruto atau maksimal 6.000.000 setahun
Pembayaran pph pasal 21 paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, sedangkan pelaporan paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya (KMK NOMOR 242/PMK.03/2014 pasal 6)
Sanksi keterlambatan bayar = 2% per bulan x nilai kurang bayar
Sanksi keterlambatan lapor pph pasal 21 = 100.000 ( UU KUP 16 TAHUN 2009 pasal 3 dan 7 ).
Kode MAP pada SSP untuk PPh pasal 21 = 411121
Kode KJS pada SSP untuk PPh pasal 21 = 100
3. Melapor dan atau membayar PPN (SPT masa PPN) Khusus yang sudah terdaftar sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Cara menghitung PPN yang harus dibayar tiap bulan adalah = Pajak keluaran dikuragi pajak Masukan.
Ketika kita menjual barang/jasa kita membuat pajak keluaran, ketika kita membali barang kita mendapat
pajak masukan, nilai dari pajak keluaran atau pajak masukan adalah 10% dari Dasar pengenaan pajak (
atau mudahnya harga barang atau jasa tsb).
Contoh :
CV Maju Mundur sudah berstatus PKP,
Pada tanggal 5 Juli 2015 menjual laptop kepada pembeli seharga 5 juta, karena CV Maju mundur sudah
pkp maka wajib menambahkan PPN sebesar 10% dari harga jual, sehingga harga ke konsumen sebesar 5
juta + 500 ribu = 5.500.000.
Pada tanggal 10 Juli 2015 CV Maju Mundur membeli mesin bor seharga 3.300.000 ( harga mesin
3.000.000 + ppn 300.000 ).
Maka PPN yang harus dibayar CV Maju mundur selama masa pajak bulan juli 2015 adalah ; Pajak
keluaran pajak masukan >>= 500.000 300.000 = 200 ribu
Pembayaran PPN paling lambat akhir bulan berikutnya dan pelaporan juga paling lambat akhir bulan
berikutnya sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan.
(KMK NOMOR 242/PMK.03/2014 pasal 6)
Sanksi keterlambatan bayar = 2% per bulan x banyak bulan x nilai kurang bayar
Sanksi keterlambatan lapor PPN = 500.000 ( UU KUP 16 TAHUN 2009 pasal 3 dan 7 ).
Kode MAP pada SSP untuk PPN = 411211
Kode KJS pada SSP untuk PPN = 100
2
2. Kewajiban yang melekat setahun sekali
Setelah tutup buku akhir tahun (akhir desember) maka perusahaan wajib membuat spt tahunan badan.
Jika ada kekurangan bayar wajib di bayarkan sebelum spt tahunan disampaikan., paling lambar lapor spt
tahunan tanggal 30 April.
Sanksi jika terlambat lapor dikenakan denda 1 juta ( UU KUP 16 TAHUN 2009 pasal 3 dan 7 ).
Untuk membuat SPT Tahunan badan syaratnya harus membuat minimal laporan keuangan ( laporan rugi
laba dan neraca).
Jika Omzet < 4,8 Milyar = PPh terutang = 12,5 % x penghasilan netto
Jika omzet 0 s.d 50 Milyar, maka yang omzet s.d 4.8 milyar mendapat fasilitas faktor pengkali 12.5 %,
sisanya kena 25 %
Jika Omzet > 4,8 Milyar = PPh terutang = 25 % x penghasilan netto
Contoh :
CV ABC mempunyai omzet 5 milyar selama tahun 2014 dengan laba bersih 200 juta, hitung pph terutang
?
PPh terutang :
4.8 milyar X 200 juta X 12,5 % = 24.000.000
5 milyar
ditambah dengan
200 juta X 200 juta X 25% = 2.000.000
5 milyar
Total pph terutang = 26.000.000
Jika ada kurang bayar dengan kode pembayaran di SSP nya :
Kode MAP = 411126 dan KJS = 200