Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA

DAN KINERJA KARYAWAN


(Studi Pada Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang)

Very Mahmudhitya Rudhaliawan


Hamidah Nayati Utami
Moehammad Soeoed Hakam
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh metode pelatihan terhadap kemampuan kerja,
pengaruh metode pelatihan terhadap kinerja karyawan, dan pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja
karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang. Penelitian ini
menggunakan metode penjelasan (explanatory research). Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif dan analisis jalur. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hipotesis
penelitian dapat diketahui terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan terhadap kemampuan kerja pada
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang, dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,745. Terdapat
pengaruh yang signifikan pelatihan terhadap kinerja karyawanpada PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel
Malang, dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,408. Dapat dilihat pula terdapat pengaruh yang
signifikan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang,
dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,416. Kemampuan kerja berstatus sebagai variabel moderator
atau penguat dalam hubungan pelatihanterhadap kinerja karyawan, karena nilai pengaruh total lebih besar
dari pengaruh langsung. Hal ini berarti pelatihan akan mampu menaikkan kinerja lebih besar jika melalui
peningkatan kemampuan kerja.

Kata kunci : pelatihan, kemampuan kerja, kinerja karyawan

1. PENDAHULUAN dengan kondisi perusahaan. Metode pelatihan


Perkembangan di dalam dunia bisnis pada Sumber Daya Manusia yang sering digunakan
saat ini mengakibatkan persaingan antar antara lain metode On The Job Training yaitu
perusahaan semakin kompetitif. Dampaknya pegawai mempelajari pekerjaannya dengan
adalah permasalahan di dalam manajemen mengamati pekerja lain yang sedang bekerja, dan
perusahaan semakin kompleks. Situasi yang kemudian mengobservasi perilakunya, dan ada
demikian menuntut perusahaan untuk mampu juga Off The Job Training yaitu mempelajari suatu
mengelola perusahaan dengan baik agar mampu pekerjan diluar jam kerjanya.
bertahan serta bersaing dalam pasar. Perusahaan Pelatihan dan kemampuan kerja yang baik
perlu menerapkan suatu sistem yang tepat untuk dapat juga menunjang keberhasilan suatu
dapat menjaga keberlangsungan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sebab
operasionalnya. melalui adanya dua faktor tersebut akan
Pelatihan sering dianggap sebagai aktifitas menciptakan tingkat produktifitas kerja yang
yang paling dapat dilihat dan paling umum dari tinggi sehingga dapat menunjang keberhasilan
semua aktifitas kepegawaian. Para atasan perusahaan. Sebaliknya jika tingkat kemampuan
menyokong pelatihan karena melalui pelatihan kerja menurun, maka akan menghambat
para karyawan akan menjadi lebih trampil, dan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya.
karenanya lebih produktif, sekalipun manfaat- Kemampuan berarti kapasitas seseorang individu
manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
waktu yang akan dikeluarkan ketika para pekerjaan. Kemampuan juga merupakan dimensi
karyawan sedamg dilatih. Oleh karena itu, dengan perilaku keahlian atau keunggulan seseorang yang
adanya pelatihan yang diberikan oleh perusahaan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
dapat menimbulkan kemampuan kepada kemampuan sikap dalam menyelesaikan suatu
karyawannya. permasalahan. Kemampuan dalam organisasi
Metode pelatihan mempunyai beberapa sangat diperlukan terutama untuk menjawab
macam dan penggunaannya seringkali disesuaikan tuntutan organisasi, dimana adanya perubahan
1
yang sangat cepat, perkembangan masalah yang terlepas dari program pelatihan yang di terapkan
semakin kompleks dan dinamis, serta atau di laksanakan oleh PT. Telkom Indonesia,
ketidakpastian masa depan dalam tatanan Tbk Kandatel Malang. Divisi sumber daya
kehidupan masyarakat. manusia memegang peranan yang penting dalam
Pada dasarnya kinerja merupakan tingkat meningkatkan kualitas SDM, dengan kualitaas
terhadap mana para karyawan mencapai tenaga kerja yang baik akan didapat kinerja yang
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Jika baik pula. Dengan adanya pelatihan, diharapkan
pelaksanaan pekerjaan telah sesuai atau bahkan dapat menimbulkan kemampuan kerja yang lebih
melebihi uraian pekerjaan, hal ini berarti baik pada karyawannya sehingga dapat
pekerjaan tersebut berhasil dikerjakan dengan berdampak positif bagi kinerjanya.
baik, begitu juga sebaliknya. Melalui pelatihan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
para karyawan akan mengetahui sampai dimana dan menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan
dan bagaimana prestasi kerjanya dinilai oleh dari Pelatihan (X) terhadap Kemampuan Kerja
atasan. Kelebihan dan kekurangan yang terjadi (Y1), mengetahui dan menjelaskan adanya
akan menjadi suatu kemampuan bagi pengaruh yang signifikan dari Pelatihan (X1)
perkembangan mereka di masa yang mendatang. terhadap Kinerja Karyawan (Y2), serta
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel mengetahui dan menjelaskan adanya pengaruh
Malang adalah perusahaan informasi dan yang signifikan dari Kemampuan Kerja (Y1)
komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan terhadap Kinerja Karyawan (Y2).
telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT.
Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang juga 2. KAJIAN PUSTAKA
menyediakan jasa telepon tetap kabel, jasa telepon 2.1. Pelatihan
tetap nirkabel, jasa telepon bergerak, jasa Pelatihan sebagai sarana motivasi yang
multimedia, dan network serta interkoneksi baik mendorong para karyawan untuk bekerja dengan
secara langsung maupun melalui perusahaan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan
asosiasi. Adanya operator telekomunikasi baru untuk meningkatkan performa dari karyawan
menyebabkan PT. Telkom Indonesia, Tbk tersebut. Pemberian pelatihan dimaksudkan agar
Kandatel Malang untuk berupaya mengelola, dapat memenuhi standar kerja yang telah di
memelihara karyawannya secara efektif dan tetapkan oleh perusahaan. Pelatihan dapat
efesien, serta untuk mendorong peningkatan diartikan sebagai suatu usaha yang terencana
kinerja karyawan, maka PT. Telkom Indonesia, untuk memfasilitasi pembelajaran tentang
Tbk Kandatel Malang mencoba menerapkan pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan,
program pelatihan yang bertujuan untuk keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
meningkatkan kemampuan kerja dan kinerja Menurut Mathis (2006:301), Pelatihan
karyawannya agar dapat membentuk SDM yang adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai
sesuai dengan standar kerja yang diinginkan oleh kemampuan tertentu untuk membantu mencapai
perusahaan. tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel terikat dengan berbagai tujuan organisasi,
Malang sebelum era reformasi adalah perusahaan pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun
milik Negara (Persero). Hak monopoli sistem dan luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para
jaringan informasi di Indonesia dimiliki oleh PT. pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan
Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang dapat diketahui serta keterampilan yang
menyebabkan perusahaan bergerak di lingkungan digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
yang kurang memiliki persaingan usaha. Hal ini Pelatihan menurut Dessler (2010:280)
berdampak pada pengembangan SDM yang adalah Proses mengajarkan karyawan baru atau
kurang optimal sehingga pelatihan yang berdaya yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang
guna dan menghasilkan output tinggi belum mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan
dibutuhkan. Pelatihan yang digunakan pada masa mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha
lalu di PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia
Malang adalah pelatihan terjadwal, misalnya dalam dunia kerja. Karyawan yang baru ataupun
tahunan atau bulanan. Seiring dengan adanya yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan
kompetitor, regulasi dan globalisasi maka saat ini karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang berubah akibat perubahan lingkungan kerja,
berubah statusnya dari Persero ke BUMN. strategi, dan lain sebagainya. Jadi menurut
Peningkatan kualitas SDM yang dilakukan tidak pendapat-pendapat para ahli di atas dapat penulis

2
simpulkan, bahwa Proses mengajarkan karyawan menuntut pengetahuan dan keterampilan dan sikap
baru atau yang ada sekarang dengan mencapai tertentu agar dapat melaksanakan tugas tersebut
kemampuan tertentu untuk membantu mencapai dengan baik.
tujuan organisasi atau perusahaan. Melalui Dari beberapa pengertian yang telah
pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih trampil dikemukakan diatas, maka dapat penulis
dan karenanya akan lebih produktif, serta simpulkan, bahwa kemampuan menunjukan
mencapai kemampuan baru yang berguna baik potensi orang atau karyawan untuk melaksanakan
bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa tugas atau pekerjaan yang mana setiap jenis
mendatang, sekalipun manfaat - manfaat tersebut pekerjaan menuntut pengetahuan, keterampilan
harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita dan sikap tertentu agar dapat melaksanakan tugas
ketika pekerja sedang dilatih. tersebut dengan baik serta kemampuan
menekankan pengertian sebagai hasil atau apa
2.2. Kemampuan Kerja yang keluar (outcomes) dari sebuah pekerjaan dan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian kontribusi mereka pada organisasi.
mampu adalah kesanggupan atau kecakapan.
Sedangkan kemampuan berarti seseorang atau 2.3. Kinerja Karyawan
karyawan yang memiliki kecakapan atau Setiap manusia mempunyai potensi untuk
kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.
diwujudkan untuk mengerjakan sesuatu yang Kemampuan bertindak itu diperoleh manusia baik
diwujudkan melalui tindakannya untuk secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari.
meningkatkan produktifitas kerja. Istilah Walaupun manusia mempunyai potensi untuk
kemampuan kerja atau kinerja merupakan berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya
pengalihbahasaan dari kata performance. Menurut diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi
Hasibuan (2005:94)., kemampuan kerja adalah untuk bereperilaku tertentu itu disebut ability
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dikenal sebagai performance (kinerja). Secara
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, operasional kinerja dapat didefinisikan sebagai
pengalaman dan kesungguhan serta waktu. tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah
Menurut Robbins (2008:57), kemampuan diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu
(ability) merupakan suatu kapasitas individu untuk tertentu dan dapat diukur.
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu Hasibuan dalam Sujak (1990) dan sutiadi
pekerjaan. Seluruh kemampuan seorang individu (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja adalah
pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
faktor, yaitu kemampuan intelektual dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
kemampuan yang diperlukan untuk kegiatan pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Ada
mental. Misalnya tes IQ, dirancang untuk 3 (tiga) faktor utama yang berpengaruh pada
menentukan kemampuan intelektual umum kinerja yaitu individu (kemampuan kerja), usaha
seseorang. Kemampuan intelektual memainkan kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan
peran yang lebih besar dalam pekerjaan-pekerjaan organisasional (kesempatan untuk bekerja).
rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja
informasi. Kemampuan fisik yang khusus yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
memiliki makna penting untuk melakukan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut kriteria yang ditetapkan.
keterampilan dan yang lebih terbakukan dengan Thoyib (2005:11) mengemukakan bahwa,
sukses. istilah lain dari kinerja adalah human output yang
Menurut Swasto (2003:23), kemampuan dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover,
menunjukan potensi orang untuk melaksanakan citizenship, dan satisfacation.
tugas atau pekerjaan. Kemampuan berhubungan Wibowo (2007:8) mengemukakan bahwa
erat dengan kemampuam fisik dan mental yang ada 4 (empat) unsur-unsur yang terdapat dalam
dimiliki orang untuk melaksankan pekerjaan. kinerja adalah Hasil-hasil fungsi pekerjaan,
Kemampuan karyawan yang rendah akan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
menggunakan waktu dan usaha yang lebih besar karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan
daripada kemampuan karyawan yang tinggi untuk periode waktu tertentu.
menyelesaikan pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan

3
Dari beberapa pengertian yang telah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
bahwa kinerja merupakan suatu tindakan yang a. Distribusi Frekuensi Metode Pelatihan
berpengaruh pada kinerja yaitu individu (X)
(kemampuan kerja), usaha kerja (keinginan untuk Indikator yang digunakan dalam variabel
bekerja), dan dukungan organisasional pelatihan disajikan pada tabel berikut :
(kesempatan untuk bekerja) yang diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat diukur Tabel 1. Distribusi Frekuensi Metode Pelatihan (X)
kinerja dari individu tersebut. Skor Jawaban
Ite Rata- Kategor
5 4 3 2 1
m rata i
2.4. Hipotesis F % F % F % F % F %
1. Hipotesis 1 = Diduga variabel Metode X1. 2 30, 3 54, 12, 0, 4, Seri
8 2 3,0 0
Pelatihan (X) berpengaruh signifikan terhadap 1 0 3 6 5 1 0 1 ng
X1. 1 19, 4 65, 10, 0, 4, Seri
Kemampuan Kerja (Y1). 2 3 7 3 2
7
6
3 4,5 0
0 0 ng
2. Hipotesis 2 = Diduga variabel Metode X1. 1 15, 4 68,
8
12,
3 4,5 0
0, 3, Seri
3 0 2 5 2 1 0 9 ng
Pelatihan (X) berpengaruh signifikan terhadap X1. 1 18, 3 57, 1 15, 1, 3, Seri
5 7,6 1
Kinerja Karyawan (Y2). 4 2 2 8 6 0 2 5 8 ng
X1. 1 25, 3 47, 12, 1 15, 0, 3, Seri
3. Hipotesis 3 = Diduga variabel Kemampuan 5 7 8 1 0
8
1 0 2
0
0 8 ng
Kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap X1. 1 22, 3 50, 1 15,
8
12,
0
0, 3, Seri
6 5 7 3 0 0 2 1 0 8 ng
Kinerja Karyawan (Y2). X1. 1 19, 3 51, 1 15, 12, 1, 3, Seri
8 1
7 3 7 4 5 0 2 1 5 8 ng
3. METODE X1. 1 15, 2 42, 1 18, 1 18, 6, 3, Seri
4
8 0 2 8 4 2 2 2 2 1 4 ng
Penelitian yang digunakan adalah penelitian 3, Seri
Rata-rata Pelatihan
penjelasan (explanatory research), karena 8 ng

penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antara


variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 Keterangan :
orang (semua populasi penelitian). X1.1 : frekuensi rotasi jabatan yang pernah diterima
Teknik analisis yang dipergunakan dalam sebagai pegawai
penelitian ini adalah : X1.2 : frekuensi praktek kerja yang pernah diikuti
1. Analisis Statistik Deskriptif X1.3 : frekuensi bimbingan pekerjaan yang pernah
diberikan oleh supervisor
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan X1.4 : sangat sering mengikuti pelatihan kerja langsung
keadaan gejala sosial dari lokasi penelitian, yang dibimbing langsung oleh supervisor
objek penelitian serta distribusi item item X1.5 : frekuensi pelatihan workshop yang pernah diikuti
dari masing masing variabel. Data di luar tempat kerja yang dibimbing oleh
dikumpulkan dan ditabulasikan dalam tabel, pembimbing profesional
X1.6 : frekuensi pelatihan di ruang kelas yang pernah
kemudian dilakukan pembahasan secara diikuti yang dibimbing oleh pembimbing
deskriprif dalam angka dan presentase. profesional
2. Analisis Jalur (Path) X1.7 : sangat sering mengikuti pelatihan yang sesuai
Uji jalur (Path) adalah alat analisis statistic dengan jam kerja perusahaan
untuk menguji eksistensi variabel antara X1.8 : sangat sering mengikuti pelatihan di luar jam kerja
(off the jon training) yang dibimbing langsung oleh
terhadap hubungan antara variabel X dan Y pembimbing profesional
(Bungin, 2009 : 225).
Langkah- langkah yang dilakukan dalam Skor rata-rata metode pelatihan sebesar
penelititan dengan menggunakan analisis jalur 3,8, sehingga masuk dalam kategori sering. Hal
(path) adalah sebagai berikut : ini menunjukkan bahwa pelatihan yang
a) Membuat Diagram Jalur diselenggarakan PT. Telkom Indonesia, Tbk
b) Mencari Pengaruh Secara Langsung dan Tidak Kandatel Malang sudah sesuai dengan yang
Langsung dibutuhkan perusahaan.

b. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kerja


(Y1)
Indikator yang digunakan dalam variabel
kemampuan kerja disajikan pada tabel berikut :

4
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Y2.1 : ketelitian hasil pekerjaan sudah sesuai dengan yang
Kemampuan Kerja (Y1) diharapkan perusahaan
Y2.2 : mutu pelayanan yang dikerjakan sesuai dengan
Skor Jawaban Rata
Ite Kateg yang diharapkan perusahaan
5 4 3 2 1 - Y2.3 : jumlah penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
m ori
F % F % F % F % F % rata standar kerja perusahaan
Y1 1 22 4 69 3, 3, 1, 4, Bai Y2.4 : jumlah penyelesaian pekerjaan di atas standar kerja
2 2 1
.1 5 ,7 6 ,7 0 0 5 1 k perusahaan
Y1 1 24 4 68 7, 0, 0, 4, Bai Y2.5 : penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target atau
5 0 0
.2 6 ,2 5 ,2 6 0 0 2 k
standar waktu yang telah ditetapkan oleh
Y1 9, 4 66 1 16 7, 0, 3, Bai
.3
6
1 4 ,7 1 ,7
5
6
0
0 8 k
perusahaan
Y1 1 18 4 62 1 15 4, 0, 3, Bai Y2.6 : penyelesaian pekerjaan melampaui target waktu
3 0 yang telah ditetakan oleh perusahaan
.4 2 ,2 1 ,1 0 ,2 5 0 9 k
Y1 1 24 4 63 10 1, 0, 4, Bai
7 1 0
.5 6 ,2 2 ,6 ,6 5 0 1 k
Y1 1 28 3 51 1 19 0, 0, 4, Bai
Skor rata-rata pelatihan sebesar 3,9,
0 0 sehingga masuk dalam kategori baik. Hal ini
.6 9 ,8 4 ,5 3 ,7 0 0 1 k
Rata-rata Kemampuan Kerja
4, Bai menunjukkan bahwa karyawan PT. Telkom
0 k
Indonesia, Tbk Kandatel Malang memiliki kinerja
Keterangan :
Y1.1 : sangat dapat mengatasi masalah atau kesulitan pada yang tinggi dalam hal ketelitian, mutu pelaanan,
pekerjaan jumlah penyelesaian, waktu penyelesaian dan
Y1.2 : sangat paham dengan pekerjaan yang menjadi penyelesaian pekerjaan melampaui target yang
kewajiban ditetapkan perusahaan.
Y1.3 : sangat dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa
melakukan kesalahan
Y1.4 : sangat siap untuk menerima dan melaksanakan 4.2. Uji Hipotesis
pekerjaan yang lebih sukar atau sulit 4.2.1. Analisis Jalur Persamaan Regresi
Y1.5 : sangat bersikap disiplin dalam bekerja Model Pertama (X terhadap Y1)
Y1.6 : sangat memiliki tanggung jawab pekerjaan yang Untuk mengetahui pengaruh pelatihan
sesuai dengan bidang pekerjaan terhadap kemampuan secara langsung, dan
besarnya pengaruh langsung dengan
Skor rata-rata pelatihan sebesar 4,0,
menggunakan metode regresi linier sederhana.
sehingga masuk dalam kategori baik. Hal ini
Adapun persamaan regresinya sebagai berikut :
menunjukkan bahwa karyawan PT. Telkom
Y1 = Py1X + C1
Indonesia, Tbk Kandatel Malang memiliki
kemampuan yang baik, sehingga dapat
Tabel 4. Hasil Analisis Jalur Model Pertama (X
menyelesaikan pekerjaan dan bertanggung jawab
terhadap Y1)
sesuai dengan bidang pekerjaan. Standardized
Variabel
coeficients r partial t Sig Keterangan
bebas
c. Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan (beta)
Constant 8,882 0,000
(Y2) Pelatihan 0,745 0,745 8,947 0,000 Ho ditolak
Variabel terikat : kemampuan
Indikator yang digunakan dalam variabel Multiple R = 0,745
R square (R2) = 0,556
kinerja karyawan disajikan pada tabel berikut : F hitung = 80,058
F tabel = 3,99
Sig. F = 0,000
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja t tabel = 2,000
Karyawan (Y2) SEE = 0,2860
= 0,05
Skor Jawaban
Ite Rata-
5 4 3 2 1 Kategori
m rata Berdasarkan tabel di atas diperoleh model sebagai
F % F % F % F % F %
Y2 1 18, 4 68, 12, 1, 0, 4, Tingg berikut :
8 1 0
.1 2 2 5 2 1 5 0 0 i Y1 = 0,745X1 + 0,2860
Y2 12, 4 74, 12, 1, 0, 4, Tingg
.2
8
1 9 2
8
1
1
5
0
0 0 i Hasil analisis menunjukkan nilai R = 0,745
Y2 1 19, 4 65,
9
13,
1
1,
0
0, 4, Tingg hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
.3 3 7 3 2 6 5 0 0 i
Y2 1 15, 3 57, 1 24, 3, 0, 3, Tingg
yang kuat antara variabel pelatihan terhadap
2 0
.4 0 2 8 6 6 2 0 0 8 i variabel kemampuan. Nilai positif menunjukkan
Y2 1 19, 3 57, 1 21, 1, 0, 4, Tingg
.5 3 7 8 6 4 2
1
5
0
0 0 i
jika pelatihan mengalami peningkatan maka
Y2
9
13, 3 56, 1 25,
2
3,
1
1, 3, Tingg kemampuan juga akan meningkat (korelasi
.6 6 7 1 7 8 0 5 8 i positif).
Rata-rata Kinerja Karyawan 3, Tingg
9 i Dari tabel ANOVA diketahui bahwa nilai
Keterangan : Fhitung sebesar 80,058 sedangkan nilai Ftabel sebesar
5
3,99. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Variabel terikat : kinerja karyawan
Multiple R = 0,770
nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel (80,058 > R square (R2) = 0,593
3,99), jadi pelatihan mempunyai pengaruh F hitung = 45,825
F tabel = 3,14
terhadap kemampuan. Nilai signifikansi F sebesar Sig. F = 0,000
0,000 di bawah nilai signifikan yang ditentukan t tabel = 2,000
SEE = 0,2580
sebesar 5% (0,05) menunjukkan bahwa pengaruh = 0,05
variabel pelatihan terhadap variabel terikat Sumber : Data diolah (2013).
kemampuan adalah signifikan. Variabel pelatihan
mempengaruhi kemampuan sebesar 55,6% (R2 = Berdasarkan tabel di atas diperoleh model sebagai
0,556). Besarnya pengaruh secara proporsional berikut :
yang disebabkan oleh variabel lainnya di luar Y2 = 0,408X1 + 0,416Y1 + 0,2580
variabel pelatihan yaitu sebesar 44,4%. Hasil uji simultan dari variabel pelatihan
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan dan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan
pengaruh langsung pelatihan terhadap menunjukkan nilai multiple correlations (R)
kemampuan sebagai berikut dengan nilai koefisien sebesar 0,770. Koefisien korelasi merupakan
beta pada variabel pelatihan sebesar 0,745 ukuran kekuatan hubungan antara variabel bebas
menunjukkan bahwa dengan semakin baik terhadap variabel terikat. Jika R mendekati 1
pelatihan akan meningkatkan kemampuan, artinya (satu) maka dikatakan semakin kuat variabel
semakin baik pelatihan, maka akan semakin baik bebas itu dalam mempengaruhi variabel terikat.
kemampuan. Koefisien korelasi parsial (r parsial) Hasil analisis menunjukkan nilai R = 0,770 hal ini
untuk variabel pelatihan sebesar 0,745 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
menunjukkan bahwa secara parsial kemampuan antara variabel pelatihan dan kemampuan kerja
dalam menjelaskan keragaman kemampuan secara bersama-sama terhadap variabel kinerja
adalah sebesar 74,5%. karyawan. Nilai positif menunjukkan jika
Tingkat keberartian pengaruh variabel pelatihan dan kemampuan kerja mengalami
pelatihan terhadap variabel kemampuan secara peningkatan maka kinerja karyawan juga akan
statistik diuji dengan menggunakan uji t. meningkat (korelasi positif).
Berdasarkan hasil uji t, diketahui variabel Dari tabel ANOVA diketahui bahwa nilai
pelatihan secara statistik memberikan pengaruh Fhitung sebesar 45,825 sedangkan nilai Ftabel sebesar
yang positif dan signifikan terhadap kemampuan. 3,14. Dari hasil tersebut dapat diketahui bawa
Hal ini terlihat dari nilai t hitung sebesar 8,947 nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel (45,825 >
dan nilai signifikansi t 0,000 < 0,05. Dengan 314), jadi pelatihan dan kemampuan kerja secara
demikian secara statistik Ho ditolak artinya bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan variabel kinerja karyawan. Nilai signifikansi F sebesar
pelatihan berpengaruh signifikan terhadap 0,000 di bawah nilai signifikan yang ditentukan
kemampuan kerja dapat dibuktikan kebenarannya, sebesar 5% (0,05) menunjukkan bahwa pengaruh
dengan demikian hipotesis pertama dapat variabel-variabel bebas berupa pelatihan dan
diterima. kemampuan kerja secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel terikat kinerja karyawan adalah
4.2.2. Analisis Jalur Persamaan Regresi signifikan. Variabel pelatihan dan kemampuan
Model Kedua (X, Y1 terhadap Y2) kerja secara bersama-sama mempengaruhi kinerja
Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan karyawan sebesar 59,3% (R2 = 0,593). Besarnya
kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan pengaruh secara proporsional yang disebabkan
secara langsung, dan besarnya pengaruh langsung oleh variabel lainnya di luar variabel pelatihan dan
dengan menggunakan metode regresi linier kemampuan kerja yaitu sebesar 40,7%.
berganda. Adapun persamaan regresinya sebagai Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
berikut : pengaruh langsung pelatihan terhadap kinerja
Y2 = Py2X + Py2Y1 + C2 karyawan sebagai berikut dengan nilai koefisien
beta pada variabel pelatihan sebesar 0,408
Tabel 5. Hasil Analisis Jalur Model Kedua (X, Y1 menunjukkan bahwa dengan semakin baik
terhadap Y2) pelatihan akan meningkatkan kinerja karyawan.
Standardized
Variabel bebas coeficients
r
t Sig Keterangan
Koefisien korelasi parsial (r parsial) untuk
partial
(beta) variabel pelatihan sebesar 0,392 menunjukkan
Constant 4,391 0,000
Pelatihan 0,408 0,392 3,378 0,001 Ho ditolak
bahwa secara parsial kemampuan variabel
Kemampuan 0,416 0,399 3,452 0,001 Ho ditolak

6
pelatihan dalam menjelaskan keragaman kinerja sebesar 3,378 dan nilai signifikansi t 0,001 < 0,05.
karyawan adalah sebesar 39,2%. Dengan demikian secara statistik Ho ditolak
Pengaruh langsung kemampuan terhadap artinya hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
kinerja karyawan sebagai berikut dengan nilai pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
koefisien beta pada variabel kemampuan sebesar karyawan dapat dibuktikan kebenarannya, dengan
0,416 menunjukkan bahwa dengan semakin kuat demikian hipotesis kedua dapat diterima.
dan baik kemampuan akan meningkatkan kinerja Tingkat keberartian pengaruh variabel
karyawan, artinya semakin besar atau kemampuan kemampuan terhadap variabel kinerja karyawan
kerja ditingkatkan maka akan semakin besar pula secara statistik diuji dengan menggunakan uji t.
peningkatan kinerja karyawan. Koefisien korelasi Berdasarkan hasil uji t, diketahui variabel
parsial (r parsial) untuk variabel kemampuan kemampuan secara statistik memberikan pengaruh
sebesar 0,399 menunjukkan bahwa secara parsial yang positif dan signifikan terhadap kinerja
variabel kemampuan dalam menjelaskan karyawan. Hal ini terlihat dari nilai t hitung
keragaman kinerja karyawan adalah sebesar sebesar 3,452 dan nilai signifikansi t 0,001 < 0,05.
39,9%. Dengan demikian secara statistik Ho ditolak
Tingkat keberartian pengaruh variabel artinya hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan
pelatihan terhadap variabel kinerja karyawan kemampuan kerja berpengaruh signifikan
secara statistik diuji dengan menggunakan uji t. terhadap kinerja karyawan dapat dibuktikan
Berdasarkan hasil uji t, diketahui variabel kebenarannya, dengan demikian hipotesis ketiga
pelatihan secara statistik memberikan pengaruh dapat diterima.
yang positif dan signifikan terhadap kinerja Berdasarkan hasil analisis, maka dapat
karyawan. Hal ini terlihat dari nilai t hitung digambarkan model penelitian sebagai berikut :

Model Analisis Jalur

Kemampuan Kinerja
Pelatihan 0,745 0,416 Karyawan
(X) (Y1)
(Y2)

0,408

Analisis atas pengaruh langsung, tidak


4.2.3. Pengaruh Tidak Langsung Pelatihan langsung dan pengaruh total digunakan untuk
terhadap Kinerja Karyawan melalui mengetahui kekuatan pengaruh antara konstruk
Kemampuan Kerja baik pengaruh yang langsung, tidak langsung,
Setelah mengetahui pengaruh secara maupun pengaruh totalnya. Efek langsung (direct
langsung dari variabel bebas terhadap variabel effect) tidak lain adalah koefisien dari semua garis
terikat, baik pada model persamaan regresi koefisien dengan anak panah satu ujung. Efek
pertama dan kedua, maka selanjutnya dihitung tidak langsung adalah efek yang muncul melalui
pengaruh tidak langsung dari variabel pelatihan sebuah variabel antara. Efek total adalah efek dari
terhadap kinerja karyawan melalui kemampuan berbagai hubungan. Hasil pengujian model di atas
kerja. Adapun ringkasan pengaruh langsung, tidak menunjukkan efek langsung, efek tidak langsung
langsung dan pengaruh total dari jalur penelitian dan efek total. Berdasarkan hasil analisis
dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut : menunjukkan bahwa kemampuan kerja berstatus
Tabel 3. Ringkasan Pengaruh Langsung, Tidak sebagai variabel moderator atau penguat dalam
Langsung dan Total dari Analisis Jalur hubungan pelatihan terhadap kinerja karyawan,
No Jalur Langsung Tidak langsung Total karena nilai pengaruh total lebih besar dari
Melalui pengaruh langsung. Hal ini berarti pelatihan akan
X1 kemampuan kerja
1 0,408 0,718 mampu meningatkan kinerja lebih besar jika
Y1 Y2 0,745 x 0,416 =
0,310 melalui peningkatan kemampuan kerja.
Sumber : Data diolah.

7
4.3. Pembahasan untuk diterapkan dalam suatu instansi. Dengan
4.3.1. Pengaruh Pelatihan Terhadap adanya pelatihan diharapkan karyawan akan dapat
Kemampuan bekerja secara lebih efektif dan efisien terutama
Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
kemampuan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan
pelatihan akan memberikan kesempatan bagi metode kerja, menuntut pula perubahan sikap,
karyawan mengembangkan keahlian dan tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Oleh
kemampuan baru dalam bekerja agar apa yang karena itulah perusahaan yang ingin berkembang,
diketahui dan dikuasai saat ini maupun untuk maka pelatihan bagi karyawannya harus
masa mendatang dapat membantu karyawan untuk mendapatkan perhatian yang besar. Dengan
mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pelatihan
memberikan kesempatan untuk menambah adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
pengetahuan dan keahlian. Hal ini menunjukan sikap, dan ketrampilan kerja dalam usahanya
bahwa pelatihan sangat bermanfaat untuk untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga
perusahaan dan karyawanya itu sendiri. Menurut menghasilkan produk yang berkualitas. Di
Atmodiwirio (2005:74), bahwa manfaat pelatihan samping itu juga untuk menutup kesenjangan
dapat dilihat dari dua sisi yaitu: antara kemampuan kerja karyawan dengan
a. Sisi individu tuntutan pekerjaan. Sehingga akan tercapai suatu
1) Menambah wawasan, pengetahuan tentang kondisi yang saling menguntungkan baik bagi
perkembangan organisasi baik secara perusahaan maupun bagi karyawan.
internal ataupun eksternal. Materi pelatihan merupakan hal yang
2) Menambah pengetahuan di bidang penting, agar pelatihan dapat mencapai sasaran
tugasnya. maka materi yang digunakan dalam pelatihan
3) Menambah keterampilan dalam tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan.
meningkatkan pelaksanaan tugasnya. Bahan/materi pelatihan yaitu: bahan/materi tulisan
4) Meningkatkan pengalaman memimpin. yang akan disajikan dalam pelatihan.
5) Meningkatkan kemampuan menangani Bahan/materi tersebut seyogyanya disiapkan
emosi. secara tertulis agar mudah dipelajari. Penulisan
b. Sisi Organisasi harus memperhatikan faktor tujuan, tingkatan
1) Meningkatkan kemampuan berproduksi. kognisi peserta pelatihan, harapan lembaga
2) Penyesuaian terhadap perubahan yang penyelenggara pelatihan, dan lamanya pelatihan.
terjadi di lingkungannya.
3) Meningkatkan kemampuan organisasi 4.3.3. Pengaruh Kemampuan Terhadap
untuk menciptakan kolaborasi dan jejaring Kinerja Karyawan
kerja. Kemampuan berpengaruh signifikan
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
Malang melakukan program pelatihan dengan konsisten dengan Harti (2007) yang menyatakan
tujuan untuk menghasilkan karyawan yang bahwa kemampuan berpengaruh signifikan
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan
dengan baik, meningkatkan pengetahuan, bahwa salah satu faktor yang sangat penting dan
keterampilan maupun sikap karyawan, sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan karyawan di
diperoleh hasil yang diharapkan dan akan dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah
berpengaruh terhadap tata cara kerja karyawan di kemampuan kerja. Kemampuan merupakan
lapangan menjadi lebih baik lagi dan potensi yang ada dalam diri seseorang untuk
mengakibatkan hasil yang maksimal bagi berbuat sehingga memungkinkan seseorang untuk
perusahaan. dapat melakukan pekerjaan ataupun tidak dapat
melakukan pekerjaan tersebut. Kemampuan kerja
4.3.2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja pada dasarnya sangat berpengaruh terhadap mutu
Karyawan atau bobot hasil kerja yang dicapai oleh seorang
Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap karyawan. Hal ini dapat dimengerti karena dalam
kinerja karyawan. Hasil penelitian ini konsisten kemampuan kerja terdapat berbagai potensi
dengan penelitian yang dilakukan Oktavianto kecakapan, keterampilan, serta potensi yang lain
(2011) yang menyatakan bahwa pelatihan yang mendukung yang tercermin dalam kondisi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja fisik dan psikis. Kemampuan kerja sangat
karyawan. Pelatihan bagi karyawan sangat penting menentukan kinerja karyawan dalam sebuah

8
perusahaan atau organisasi tersebut. Keberhasilan adalah dengan menumbuhkan kemampuan kerja
dan kecakapan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu yang baik bagi para karyawannya.
organisasi sangat bergantung pada kinerja
karyawannya. Sehingga kemampuan kerja 5. KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan hal penting bagi seorang karyawan 5.1. Kesimpulan
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk
baik. Kandatel merasa sangat antusias dan sering dalam
Kemampuan seseorang akan ditentukan oleh mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari grand mean
pengalaman. Karena kedua unsur inilah masing-masing tabel distribusi frekuensi, yaitu
pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh. item variabel pelatihan sebesar 3,855 yang
Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dikategorikan setuju, grand mean tabel distribusi
ditunjang dengan adanya pengalaman yang luas frekuensi item variabel kemampuan kerja sebesar
menunjukkan orang tersebut mempunyai tingkat 4,024 yang dikategorikan setuju, dan grand mean
kepuasan yang tinggi. Selain tingkat pendidikan tabel distribusi frekuensi item variabel kinerja
dan pengalaman untuk meningkatkan kemampuan karyawan sebesar 3,936 yang dikategorikan
seseorang dapat ditempuh melalui pendidikan dan setuju.
pelatihan, karena dengan adanya pendidikan dan Pelatihan memiliki pengaruh yang
pelatihan akan menambah pengetahuan seseorang signifikan terhadap kemampuan kerja karyawan
untuk mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang,
cepat dan lebih baik. Dengan adanya latihan- dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,745,
latihan yang memungkinkan karyawan pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan
mendapatkan keterampilan lain yang lebih terhadap kinerja karyawan PT. Telkom Indonesia,
banyak, dengan demikian dapat meningkatkan Tbk Kandatel Malang, dengan nilai P 0,05 dan
pengetahuan karyawan. Hasil penelitian ini koefisien jalur 0,408, kemampuan kerja memiliki
didukung dari jawaban responden yang sebagian pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
besar berpendidikan S1 dan memiliki masa kerja karyawan karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk
lebih dari 26 tahun. Kandatel Malang, dengan nilai P 0,05 dan
Menurut Nawawi (2003) kepentingan para koefisien jalur 0,416.
pemimpin terhadap kemampuan kerja seorang
karyawan cenderung terpusat pada kinerja 5.2. Saran
karyawan. Pandangan ini mengenai hubungan PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel
antara kemampuan kerja karyawan dengan kinerja Malang sebaiknya lebih mengembangkan
pada hakekatnya dapat diringkas dalam pemberian pelatihan yang terdiri dari On The Job
pernyataan seorang pekerja yang bahagia adalah Training yang dapat memberikan rotasi jabatan,
seorang pekerja yang produktif banyak yang praktek kerja dan mendapatkan bimbingan
dilakukan oleh para pemimpin dalam membuat pekerjaan yang lebih baik, serta Off The Job
para pekerjanya merasa senang dalam Training yang memberikan workshop, pelatihan
pekerjaannya. Selain itu bukti yang cukup jelas ruang kelas, dan jangka waktu untuk masing-
bahwa karyawan yang memiliki kemampuan kerja masing pelatihan agar dapat meningkatkan
yang tinggi mempunyai tingkat keluar dari sebuah kemampuan kerja karyawan di dalam bekerja,
organisasi atau perusahaan lebih rendah. Pengaruh lebih meningkatkan kemampuan kerja kepada
kemampuan kerja karyawan terhadap keluarnya karyawan di dalam menyelesaikan pekerjaannya
karyawan karena ketidakpuasan sering dikaitkan misalnya dengan cara meningkatkan kemampuan
dengan tingkat tuntunan dan keluhan pekerja yang pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat
tinggi. Sebaliknya angkatan kerja yang memiliki memenuhi standar kerja di perusahaan, lebih
kemampuan kerja yang tinggi akan memberikan meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan
produktivitas yang tinggi sehingga kinerja yang yang terdiri dari penyelesaian pekerjaan sesuai
tinggi dapat tercapai. dengan standart waktu yang telah ditetapkan
Sebuah organisasi atau perusahaan pada perusahaan, pekerjaan diselesaikan dengan penuh
dasarnya ingin mendapatkan kinerja karyawan ketelitian dan kecermatan, dan pelayanan yang
yang baik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. sesuai dengan target perusahaan.
Pihak perusahaan harus memperhatikan kondisi-
kondisi dari seluruh karyawannya, diantaranya Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
pelatihan dan kemampuan mempunyai kotribusi
yang cukup besar terhadap kinerja karyawan. Hal
9
ini dapat dilihat dari besarnya koefisien
determinasi yaitu 81,9% yang berarti masih
terdapat variabel-variabel di luar pelatihan dan
kemampuan. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan peneliti lain untuk mengadakan
penelitian lanjutan dengan obyek yang sama tetapi
variabel-variabel penelitian berbeda dari variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan
demikian, PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel
Malang memiliki referensi yang cukup memadai
dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Cara Mudah Menggunakan


Dan Memakai Path Analysis (Analisis
Jalur). Alfabeta, Bandung.
Atmodiwirio, S. 2005. Manajemen Sumberdaya
Manusia. PT. Ardadizya Jaya, Jakarta
Dessler, Gary. 2010 . Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Kesepuluh, Jilid Pertama.
Jakarta : Indeks.
Malayu, Hasibuan. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi : Revisi. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Mangkunegara, Prabu. 2009 . Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung : Refika Aditama.
Mathis. Jackson. 2006. Human Resource
Management. Edisi Kesepuluh. Jakarta :
Salemba Empat.
Mondy, Wayne. 2008. Human Resource
Management. Edisi Kesepuluh, Jilid
Pertama. Jakarta : Erlangga.
Rivai, Veitzhal. 2009. Islamic Human Capital.
Buku 1. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Robbins. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi
12. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2012. Model Analisis Jalur
untuk Riset Ekonomi. CV. Yrama Widya,
Bandung.
Swasto, Bambang. 2003. Pengaruh Sumber Daya
Manusia (Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Karyawan dan Imbalan). FIA UB, Malang.
Wibowo. 2007 . Manajemen Kinerja. Edisi
Kedua. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai