ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh metode pelatihan terhadap kemampuan kerja,
pengaruh metode pelatihan terhadap kinerja karyawan, dan pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja
karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang. Penelitian ini
menggunakan metode penjelasan (explanatory research). Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif dan analisis jalur. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hipotesis
penelitian dapat diketahui terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan terhadap kemampuan kerja pada
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang, dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,745. Terdapat
pengaruh yang signifikan pelatihan terhadap kinerja karyawanpada PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel
Malang, dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,408. Dapat dilihat pula terdapat pengaruh yang
signifikan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang,
dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,416. Kemampuan kerja berstatus sebagai variabel moderator
atau penguat dalam hubungan pelatihanterhadap kinerja karyawan, karena nilai pengaruh total lebih besar
dari pengaruh langsung. Hal ini berarti pelatihan akan mampu menaikkan kinerja lebih besar jika melalui
peningkatan kemampuan kerja.
2
simpulkan, bahwa Proses mengajarkan karyawan menuntut pengetahuan dan keterampilan dan sikap
baru atau yang ada sekarang dengan mencapai tertentu agar dapat melaksanakan tugas tersebut
kemampuan tertentu untuk membantu mencapai dengan baik.
tujuan organisasi atau perusahaan. Melalui Dari beberapa pengertian yang telah
pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih trampil dikemukakan diatas, maka dapat penulis
dan karenanya akan lebih produktif, serta simpulkan, bahwa kemampuan menunjukan
mencapai kemampuan baru yang berguna baik potensi orang atau karyawan untuk melaksanakan
bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa tugas atau pekerjaan yang mana setiap jenis
mendatang, sekalipun manfaat - manfaat tersebut pekerjaan menuntut pengetahuan, keterampilan
harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita dan sikap tertentu agar dapat melaksanakan tugas
ketika pekerja sedang dilatih. tersebut dengan baik serta kemampuan
menekankan pengertian sebagai hasil atau apa
2.2. Kemampuan Kerja yang keluar (outcomes) dari sebuah pekerjaan dan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian kontribusi mereka pada organisasi.
mampu adalah kesanggupan atau kecakapan.
Sedangkan kemampuan berarti seseorang atau 2.3. Kinerja Karyawan
karyawan yang memiliki kecakapan atau Setiap manusia mempunyai potensi untuk
kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.
diwujudkan untuk mengerjakan sesuatu yang Kemampuan bertindak itu diperoleh manusia baik
diwujudkan melalui tindakannya untuk secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari.
meningkatkan produktifitas kerja. Istilah Walaupun manusia mempunyai potensi untuk
kemampuan kerja atau kinerja merupakan berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya
pengalihbahasaan dari kata performance. Menurut diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi
Hasibuan (2005:94)., kemampuan kerja adalah untuk bereperilaku tertentu itu disebut ability
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dikenal sebagai performance (kinerja). Secara
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, operasional kinerja dapat didefinisikan sebagai
pengalaman dan kesungguhan serta waktu. tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah
Menurut Robbins (2008:57), kemampuan diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu
(ability) merupakan suatu kapasitas individu untuk tertentu dan dapat diukur.
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu Hasibuan dalam Sujak (1990) dan sutiadi
pekerjaan. Seluruh kemampuan seorang individu (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja adalah
pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
faktor, yaitu kemampuan intelektual dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
kemampuan yang diperlukan untuk kegiatan pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Ada
mental. Misalnya tes IQ, dirancang untuk 3 (tiga) faktor utama yang berpengaruh pada
menentukan kemampuan intelektual umum kinerja yaitu individu (kemampuan kerja), usaha
seseorang. Kemampuan intelektual memainkan kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan
peran yang lebih besar dalam pekerjaan-pekerjaan organisasional (kesempatan untuk bekerja).
rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja
informasi. Kemampuan fisik yang khusus yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
memiliki makna penting untuk melakukan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut kriteria yang ditetapkan.
keterampilan dan yang lebih terbakukan dengan Thoyib (2005:11) mengemukakan bahwa,
sukses. istilah lain dari kinerja adalah human output yang
Menurut Swasto (2003:23), kemampuan dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover,
menunjukan potensi orang untuk melaksanakan citizenship, dan satisfacation.
tugas atau pekerjaan. Kemampuan berhubungan Wibowo (2007:8) mengemukakan bahwa
erat dengan kemampuam fisik dan mental yang ada 4 (empat) unsur-unsur yang terdapat dalam
dimiliki orang untuk melaksankan pekerjaan. kinerja adalah Hasil-hasil fungsi pekerjaan,
Kemampuan karyawan yang rendah akan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
menggunakan waktu dan usaha yang lebih besar karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan
daripada kemampuan karyawan yang tinggi untuk periode waktu tertentu.
menyelesaikan pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan
3
Dari beberapa pengertian yang telah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
bahwa kinerja merupakan suatu tindakan yang a. Distribusi Frekuensi Metode Pelatihan
berpengaruh pada kinerja yaitu individu (X)
(kemampuan kerja), usaha kerja (keinginan untuk Indikator yang digunakan dalam variabel
bekerja), dan dukungan organisasional pelatihan disajikan pada tabel berikut :
(kesempatan untuk bekerja) yang diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat diukur Tabel 1. Distribusi Frekuensi Metode Pelatihan (X)
kinerja dari individu tersebut. Skor Jawaban
Ite Rata- Kategor
5 4 3 2 1
m rata i
2.4. Hipotesis F % F % F % F % F %
1. Hipotesis 1 = Diduga variabel Metode X1. 2 30, 3 54, 12, 0, 4, Seri
8 2 3,0 0
Pelatihan (X) berpengaruh signifikan terhadap 1 0 3 6 5 1 0 1 ng
X1. 1 19, 4 65, 10, 0, 4, Seri
Kemampuan Kerja (Y1). 2 3 7 3 2
7
6
3 4,5 0
0 0 ng
2. Hipotesis 2 = Diduga variabel Metode X1. 1 15, 4 68,
8
12,
3 4,5 0
0, 3, Seri
3 0 2 5 2 1 0 9 ng
Pelatihan (X) berpengaruh signifikan terhadap X1. 1 18, 3 57, 1 15, 1, 3, Seri
5 7,6 1
Kinerja Karyawan (Y2). 4 2 2 8 6 0 2 5 8 ng
X1. 1 25, 3 47, 12, 1 15, 0, 3, Seri
3. Hipotesis 3 = Diduga variabel Kemampuan 5 7 8 1 0
8
1 0 2
0
0 8 ng
Kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap X1. 1 22, 3 50, 1 15,
8
12,
0
0, 3, Seri
6 5 7 3 0 0 2 1 0 8 ng
Kinerja Karyawan (Y2). X1. 1 19, 3 51, 1 15, 12, 1, 3, Seri
8 1
7 3 7 4 5 0 2 1 5 8 ng
3. METODE X1. 1 15, 2 42, 1 18, 1 18, 6, 3, Seri
4
8 0 2 8 4 2 2 2 2 1 4 ng
Penelitian yang digunakan adalah penelitian 3, Seri
Rata-rata Pelatihan
penjelasan (explanatory research), karena 8 ng
4
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Y2.1 : ketelitian hasil pekerjaan sudah sesuai dengan yang
Kemampuan Kerja (Y1) diharapkan perusahaan
Y2.2 : mutu pelayanan yang dikerjakan sesuai dengan
Skor Jawaban Rata
Ite Kateg yang diharapkan perusahaan
5 4 3 2 1 - Y2.3 : jumlah penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
m ori
F % F % F % F % F % rata standar kerja perusahaan
Y1 1 22 4 69 3, 3, 1, 4, Bai Y2.4 : jumlah penyelesaian pekerjaan di atas standar kerja
2 2 1
.1 5 ,7 6 ,7 0 0 5 1 k perusahaan
Y1 1 24 4 68 7, 0, 0, 4, Bai Y2.5 : penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target atau
5 0 0
.2 6 ,2 5 ,2 6 0 0 2 k
standar waktu yang telah ditetapkan oleh
Y1 9, 4 66 1 16 7, 0, 3, Bai
.3
6
1 4 ,7 1 ,7
5
6
0
0 8 k
perusahaan
Y1 1 18 4 62 1 15 4, 0, 3, Bai Y2.6 : penyelesaian pekerjaan melampaui target waktu
3 0 yang telah ditetakan oleh perusahaan
.4 2 ,2 1 ,1 0 ,2 5 0 9 k
Y1 1 24 4 63 10 1, 0, 4, Bai
7 1 0
.5 6 ,2 2 ,6 ,6 5 0 1 k
Y1 1 28 3 51 1 19 0, 0, 4, Bai
Skor rata-rata pelatihan sebesar 3,9,
0 0 sehingga masuk dalam kategori baik. Hal ini
.6 9 ,8 4 ,5 3 ,7 0 0 1 k
Rata-rata Kemampuan Kerja
4, Bai menunjukkan bahwa karyawan PT. Telkom
0 k
Indonesia, Tbk Kandatel Malang memiliki kinerja
Keterangan :
Y1.1 : sangat dapat mengatasi masalah atau kesulitan pada yang tinggi dalam hal ketelitian, mutu pelaanan,
pekerjaan jumlah penyelesaian, waktu penyelesaian dan
Y1.2 : sangat paham dengan pekerjaan yang menjadi penyelesaian pekerjaan melampaui target yang
kewajiban ditetapkan perusahaan.
Y1.3 : sangat dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa
melakukan kesalahan
Y1.4 : sangat siap untuk menerima dan melaksanakan 4.2. Uji Hipotesis
pekerjaan yang lebih sukar atau sulit 4.2.1. Analisis Jalur Persamaan Regresi
Y1.5 : sangat bersikap disiplin dalam bekerja Model Pertama (X terhadap Y1)
Y1.6 : sangat memiliki tanggung jawab pekerjaan yang Untuk mengetahui pengaruh pelatihan
sesuai dengan bidang pekerjaan terhadap kemampuan secara langsung, dan
besarnya pengaruh langsung dengan
Skor rata-rata pelatihan sebesar 4,0,
menggunakan metode regresi linier sederhana.
sehingga masuk dalam kategori baik. Hal ini
Adapun persamaan regresinya sebagai berikut :
menunjukkan bahwa karyawan PT. Telkom
Y1 = Py1X + C1
Indonesia, Tbk Kandatel Malang memiliki
kemampuan yang baik, sehingga dapat
Tabel 4. Hasil Analisis Jalur Model Pertama (X
menyelesaikan pekerjaan dan bertanggung jawab
terhadap Y1)
sesuai dengan bidang pekerjaan. Standardized
Variabel
coeficients r partial t Sig Keterangan
bebas
c. Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan (beta)
Constant 8,882 0,000
(Y2) Pelatihan 0,745 0,745 8,947 0,000 Ho ditolak
Variabel terikat : kemampuan
Indikator yang digunakan dalam variabel Multiple R = 0,745
R square (R2) = 0,556
kinerja karyawan disajikan pada tabel berikut : F hitung = 80,058
F tabel = 3,99
Sig. F = 0,000
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja t tabel = 2,000
Karyawan (Y2) SEE = 0,2860
= 0,05
Skor Jawaban
Ite Rata-
5 4 3 2 1 Kategori
m rata Berdasarkan tabel di atas diperoleh model sebagai
F % F % F % F % F %
Y2 1 18, 4 68, 12, 1, 0, 4, Tingg berikut :
8 1 0
.1 2 2 5 2 1 5 0 0 i Y1 = 0,745X1 + 0,2860
Y2 12, 4 74, 12, 1, 0, 4, Tingg
.2
8
1 9 2
8
1
1
5
0
0 0 i Hasil analisis menunjukkan nilai R = 0,745
Y2 1 19, 4 65,
9
13,
1
1,
0
0, 4, Tingg hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
.3 3 7 3 2 6 5 0 0 i
Y2 1 15, 3 57, 1 24, 3, 0, 3, Tingg
yang kuat antara variabel pelatihan terhadap
2 0
.4 0 2 8 6 6 2 0 0 8 i variabel kemampuan. Nilai positif menunjukkan
Y2 1 19, 3 57, 1 21, 1, 0, 4, Tingg
.5 3 7 8 6 4 2
1
5
0
0 0 i
jika pelatihan mengalami peningkatan maka
Y2
9
13, 3 56, 1 25,
2
3,
1
1, 3, Tingg kemampuan juga akan meningkat (korelasi
.6 6 7 1 7 8 0 5 8 i positif).
Rata-rata Kinerja Karyawan 3, Tingg
9 i Dari tabel ANOVA diketahui bahwa nilai
Keterangan : Fhitung sebesar 80,058 sedangkan nilai Ftabel sebesar
5
3,99. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Variabel terikat : kinerja karyawan
Multiple R = 0,770
nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel (80,058 > R square (R2) = 0,593
3,99), jadi pelatihan mempunyai pengaruh F hitung = 45,825
F tabel = 3,14
terhadap kemampuan. Nilai signifikansi F sebesar Sig. F = 0,000
0,000 di bawah nilai signifikan yang ditentukan t tabel = 2,000
SEE = 0,2580
sebesar 5% (0,05) menunjukkan bahwa pengaruh = 0,05
variabel pelatihan terhadap variabel terikat Sumber : Data diolah (2013).
kemampuan adalah signifikan. Variabel pelatihan
mempengaruhi kemampuan sebesar 55,6% (R2 = Berdasarkan tabel di atas diperoleh model sebagai
0,556). Besarnya pengaruh secara proporsional berikut :
yang disebabkan oleh variabel lainnya di luar Y2 = 0,408X1 + 0,416Y1 + 0,2580
variabel pelatihan yaitu sebesar 44,4%. Hasil uji simultan dari variabel pelatihan
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan dan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan
pengaruh langsung pelatihan terhadap menunjukkan nilai multiple correlations (R)
kemampuan sebagai berikut dengan nilai koefisien sebesar 0,770. Koefisien korelasi merupakan
beta pada variabel pelatihan sebesar 0,745 ukuran kekuatan hubungan antara variabel bebas
menunjukkan bahwa dengan semakin baik terhadap variabel terikat. Jika R mendekati 1
pelatihan akan meningkatkan kemampuan, artinya (satu) maka dikatakan semakin kuat variabel
semakin baik pelatihan, maka akan semakin baik bebas itu dalam mempengaruhi variabel terikat.
kemampuan. Koefisien korelasi parsial (r parsial) Hasil analisis menunjukkan nilai R = 0,770 hal ini
untuk variabel pelatihan sebesar 0,745 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
menunjukkan bahwa secara parsial kemampuan antara variabel pelatihan dan kemampuan kerja
dalam menjelaskan keragaman kemampuan secara bersama-sama terhadap variabel kinerja
adalah sebesar 74,5%. karyawan. Nilai positif menunjukkan jika
Tingkat keberartian pengaruh variabel pelatihan dan kemampuan kerja mengalami
pelatihan terhadap variabel kemampuan secara peningkatan maka kinerja karyawan juga akan
statistik diuji dengan menggunakan uji t. meningkat (korelasi positif).
Berdasarkan hasil uji t, diketahui variabel Dari tabel ANOVA diketahui bahwa nilai
pelatihan secara statistik memberikan pengaruh Fhitung sebesar 45,825 sedangkan nilai Ftabel sebesar
yang positif dan signifikan terhadap kemampuan. 3,14. Dari hasil tersebut dapat diketahui bawa
Hal ini terlihat dari nilai t hitung sebesar 8,947 nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel (45,825 >
dan nilai signifikansi t 0,000 < 0,05. Dengan 314), jadi pelatihan dan kemampuan kerja secara
demikian secara statistik Ho ditolak artinya bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan variabel kinerja karyawan. Nilai signifikansi F sebesar
pelatihan berpengaruh signifikan terhadap 0,000 di bawah nilai signifikan yang ditentukan
kemampuan kerja dapat dibuktikan kebenarannya, sebesar 5% (0,05) menunjukkan bahwa pengaruh
dengan demikian hipotesis pertama dapat variabel-variabel bebas berupa pelatihan dan
diterima. kemampuan kerja secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel terikat kinerja karyawan adalah
4.2.2. Analisis Jalur Persamaan Regresi signifikan. Variabel pelatihan dan kemampuan
Model Kedua (X, Y1 terhadap Y2) kerja secara bersama-sama mempengaruhi kinerja
Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan karyawan sebesar 59,3% (R2 = 0,593). Besarnya
kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan pengaruh secara proporsional yang disebabkan
secara langsung, dan besarnya pengaruh langsung oleh variabel lainnya di luar variabel pelatihan dan
dengan menggunakan metode regresi linier kemampuan kerja yaitu sebesar 40,7%.
berganda. Adapun persamaan regresinya sebagai Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
berikut : pengaruh langsung pelatihan terhadap kinerja
Y2 = Py2X + Py2Y1 + C2 karyawan sebagai berikut dengan nilai koefisien
beta pada variabel pelatihan sebesar 0,408
Tabel 5. Hasil Analisis Jalur Model Kedua (X, Y1 menunjukkan bahwa dengan semakin baik
terhadap Y2) pelatihan akan meningkatkan kinerja karyawan.
Standardized
Variabel bebas coeficients
r
t Sig Keterangan
Koefisien korelasi parsial (r parsial) untuk
partial
(beta) variabel pelatihan sebesar 0,392 menunjukkan
Constant 4,391 0,000
Pelatihan 0,408 0,392 3,378 0,001 Ho ditolak
bahwa secara parsial kemampuan variabel
Kemampuan 0,416 0,399 3,452 0,001 Ho ditolak
6
pelatihan dalam menjelaskan keragaman kinerja sebesar 3,378 dan nilai signifikansi t 0,001 < 0,05.
karyawan adalah sebesar 39,2%. Dengan demikian secara statistik Ho ditolak
Pengaruh langsung kemampuan terhadap artinya hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
kinerja karyawan sebagai berikut dengan nilai pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
koefisien beta pada variabel kemampuan sebesar karyawan dapat dibuktikan kebenarannya, dengan
0,416 menunjukkan bahwa dengan semakin kuat demikian hipotesis kedua dapat diterima.
dan baik kemampuan akan meningkatkan kinerja Tingkat keberartian pengaruh variabel
karyawan, artinya semakin besar atau kemampuan kemampuan terhadap variabel kinerja karyawan
kerja ditingkatkan maka akan semakin besar pula secara statistik diuji dengan menggunakan uji t.
peningkatan kinerja karyawan. Koefisien korelasi Berdasarkan hasil uji t, diketahui variabel
parsial (r parsial) untuk variabel kemampuan kemampuan secara statistik memberikan pengaruh
sebesar 0,399 menunjukkan bahwa secara parsial yang positif dan signifikan terhadap kinerja
variabel kemampuan dalam menjelaskan karyawan. Hal ini terlihat dari nilai t hitung
keragaman kinerja karyawan adalah sebesar sebesar 3,452 dan nilai signifikansi t 0,001 < 0,05.
39,9%. Dengan demikian secara statistik Ho ditolak
Tingkat keberartian pengaruh variabel artinya hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan
pelatihan terhadap variabel kinerja karyawan kemampuan kerja berpengaruh signifikan
secara statistik diuji dengan menggunakan uji t. terhadap kinerja karyawan dapat dibuktikan
Berdasarkan hasil uji t, diketahui variabel kebenarannya, dengan demikian hipotesis ketiga
pelatihan secara statistik memberikan pengaruh dapat diterima.
yang positif dan signifikan terhadap kinerja Berdasarkan hasil analisis, maka dapat
karyawan. Hal ini terlihat dari nilai t hitung digambarkan model penelitian sebagai berikut :
Kemampuan Kinerja
Pelatihan 0,745 0,416 Karyawan
(X) (Y1)
(Y2)
0,408
7
4.3. Pembahasan untuk diterapkan dalam suatu instansi. Dengan
4.3.1. Pengaruh Pelatihan Terhadap adanya pelatihan diharapkan karyawan akan dapat
Kemampuan bekerja secara lebih efektif dan efisien terutama
Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
kemampuan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan
pelatihan akan memberikan kesempatan bagi metode kerja, menuntut pula perubahan sikap,
karyawan mengembangkan keahlian dan tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Oleh
kemampuan baru dalam bekerja agar apa yang karena itulah perusahaan yang ingin berkembang,
diketahui dan dikuasai saat ini maupun untuk maka pelatihan bagi karyawannya harus
masa mendatang dapat membantu karyawan untuk mendapatkan perhatian yang besar. Dengan
mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pelatihan
memberikan kesempatan untuk menambah adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
pengetahuan dan keahlian. Hal ini menunjukan sikap, dan ketrampilan kerja dalam usahanya
bahwa pelatihan sangat bermanfaat untuk untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga
perusahaan dan karyawanya itu sendiri. Menurut menghasilkan produk yang berkualitas. Di
Atmodiwirio (2005:74), bahwa manfaat pelatihan samping itu juga untuk menutup kesenjangan
dapat dilihat dari dua sisi yaitu: antara kemampuan kerja karyawan dengan
a. Sisi individu tuntutan pekerjaan. Sehingga akan tercapai suatu
1) Menambah wawasan, pengetahuan tentang kondisi yang saling menguntungkan baik bagi
perkembangan organisasi baik secara perusahaan maupun bagi karyawan.
internal ataupun eksternal. Materi pelatihan merupakan hal yang
2) Menambah pengetahuan di bidang penting, agar pelatihan dapat mencapai sasaran
tugasnya. maka materi yang digunakan dalam pelatihan
3) Menambah keterampilan dalam tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan.
meningkatkan pelaksanaan tugasnya. Bahan/materi pelatihan yaitu: bahan/materi tulisan
4) Meningkatkan pengalaman memimpin. yang akan disajikan dalam pelatihan.
5) Meningkatkan kemampuan menangani Bahan/materi tersebut seyogyanya disiapkan
emosi. secara tertulis agar mudah dipelajari. Penulisan
b. Sisi Organisasi harus memperhatikan faktor tujuan, tingkatan
1) Meningkatkan kemampuan berproduksi. kognisi peserta pelatihan, harapan lembaga
2) Penyesuaian terhadap perubahan yang penyelenggara pelatihan, dan lamanya pelatihan.
terjadi di lingkungannya.
3) Meningkatkan kemampuan organisasi 4.3.3. Pengaruh Kemampuan Terhadap
untuk menciptakan kolaborasi dan jejaring Kinerja Karyawan
kerja. Kemampuan berpengaruh signifikan
PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
Malang melakukan program pelatihan dengan konsisten dengan Harti (2007) yang menyatakan
tujuan untuk menghasilkan karyawan yang bahwa kemampuan berpengaruh signifikan
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan
dengan baik, meningkatkan pengetahuan, bahwa salah satu faktor yang sangat penting dan
keterampilan maupun sikap karyawan, sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan karyawan di
diperoleh hasil yang diharapkan dan akan dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah
berpengaruh terhadap tata cara kerja karyawan di kemampuan kerja. Kemampuan merupakan
lapangan menjadi lebih baik lagi dan potensi yang ada dalam diri seseorang untuk
mengakibatkan hasil yang maksimal bagi berbuat sehingga memungkinkan seseorang untuk
perusahaan. dapat melakukan pekerjaan ataupun tidak dapat
melakukan pekerjaan tersebut. Kemampuan kerja
4.3.2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja pada dasarnya sangat berpengaruh terhadap mutu
Karyawan atau bobot hasil kerja yang dicapai oleh seorang
Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap karyawan. Hal ini dapat dimengerti karena dalam
kinerja karyawan. Hasil penelitian ini konsisten kemampuan kerja terdapat berbagai potensi
dengan penelitian yang dilakukan Oktavianto kecakapan, keterampilan, serta potensi yang lain
(2011) yang menyatakan bahwa pelatihan yang mendukung yang tercermin dalam kondisi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja fisik dan psikis. Kemampuan kerja sangat
karyawan. Pelatihan bagi karyawan sangat penting menentukan kinerja karyawan dalam sebuah
8
perusahaan atau organisasi tersebut. Keberhasilan adalah dengan menumbuhkan kemampuan kerja
dan kecakapan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu yang baik bagi para karyawannya.
organisasi sangat bergantung pada kinerja
karyawannya. Sehingga kemampuan kerja 5. KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan hal penting bagi seorang karyawan 5.1. Kesimpulan
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk
baik. Kandatel merasa sangat antusias dan sering dalam
Kemampuan seseorang akan ditentukan oleh mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari grand mean
pengalaman. Karena kedua unsur inilah masing-masing tabel distribusi frekuensi, yaitu
pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh. item variabel pelatihan sebesar 3,855 yang
Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dikategorikan setuju, grand mean tabel distribusi
ditunjang dengan adanya pengalaman yang luas frekuensi item variabel kemampuan kerja sebesar
menunjukkan orang tersebut mempunyai tingkat 4,024 yang dikategorikan setuju, dan grand mean
kepuasan yang tinggi. Selain tingkat pendidikan tabel distribusi frekuensi item variabel kinerja
dan pengalaman untuk meningkatkan kemampuan karyawan sebesar 3,936 yang dikategorikan
seseorang dapat ditempuh melalui pendidikan dan setuju.
pelatihan, karena dengan adanya pendidikan dan Pelatihan memiliki pengaruh yang
pelatihan akan menambah pengetahuan seseorang signifikan terhadap kemampuan kerja karyawan
untuk mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang,
cepat dan lebih baik. Dengan adanya latihan- dengan nilai P 0,05 dan koefisien jalur 0,745,
latihan yang memungkinkan karyawan pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan
mendapatkan keterampilan lain yang lebih terhadap kinerja karyawan PT. Telkom Indonesia,
banyak, dengan demikian dapat meningkatkan Tbk Kandatel Malang, dengan nilai P 0,05 dan
pengetahuan karyawan. Hasil penelitian ini koefisien jalur 0,408, kemampuan kerja memiliki
didukung dari jawaban responden yang sebagian pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
besar berpendidikan S1 dan memiliki masa kerja karyawan karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk
lebih dari 26 tahun. Kandatel Malang, dengan nilai P 0,05 dan
Menurut Nawawi (2003) kepentingan para koefisien jalur 0,416.
pemimpin terhadap kemampuan kerja seorang
karyawan cenderung terpusat pada kinerja 5.2. Saran
karyawan. Pandangan ini mengenai hubungan PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel
antara kemampuan kerja karyawan dengan kinerja Malang sebaiknya lebih mengembangkan
pada hakekatnya dapat diringkas dalam pemberian pelatihan yang terdiri dari On The Job
pernyataan seorang pekerja yang bahagia adalah Training yang dapat memberikan rotasi jabatan,
seorang pekerja yang produktif banyak yang praktek kerja dan mendapatkan bimbingan
dilakukan oleh para pemimpin dalam membuat pekerjaan yang lebih baik, serta Off The Job
para pekerjanya merasa senang dalam Training yang memberikan workshop, pelatihan
pekerjaannya. Selain itu bukti yang cukup jelas ruang kelas, dan jangka waktu untuk masing-
bahwa karyawan yang memiliki kemampuan kerja masing pelatihan agar dapat meningkatkan
yang tinggi mempunyai tingkat keluar dari sebuah kemampuan kerja karyawan di dalam bekerja,
organisasi atau perusahaan lebih rendah. Pengaruh lebih meningkatkan kemampuan kerja kepada
kemampuan kerja karyawan terhadap keluarnya karyawan di dalam menyelesaikan pekerjaannya
karyawan karena ketidakpuasan sering dikaitkan misalnya dengan cara meningkatkan kemampuan
dengan tingkat tuntunan dan keluhan pekerja yang pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat
tinggi. Sebaliknya angkatan kerja yang memiliki memenuhi standar kerja di perusahaan, lebih
kemampuan kerja yang tinggi akan memberikan meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan
produktivitas yang tinggi sehingga kinerja yang yang terdiri dari penyelesaian pekerjaan sesuai
tinggi dapat tercapai. dengan standart waktu yang telah ditetapkan
Sebuah organisasi atau perusahaan pada perusahaan, pekerjaan diselesaikan dengan penuh
dasarnya ingin mendapatkan kinerja karyawan ketelitian dan kecermatan, dan pelayanan yang
yang baik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. sesuai dengan target perusahaan.
Pihak perusahaan harus memperhatikan kondisi-
kondisi dari seluruh karyawannya, diantaranya Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
pelatihan dan kemampuan mempunyai kotribusi
yang cukup besar terhadap kinerja karyawan. Hal
9
ini dapat dilihat dari besarnya koefisien
determinasi yaitu 81,9% yang berarti masih
terdapat variabel-variabel di luar pelatihan dan
kemampuan. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan peneliti lain untuk mengadakan
penelitian lanjutan dengan obyek yang sama tetapi
variabel-variabel penelitian berbeda dari variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan
demikian, PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel
Malang memiliki referensi yang cukup memadai
dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
10