Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugerah dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah empiris pengantar bisnis ini
sebatas kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki.

Kami juga berterimakasih kepada para dosen yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan.

Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran, usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah empiris ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri, maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang


kurang berkenan, sekian dan terima kasih

Tim Penyusun

Daftar Isi

Page 1
Kata pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................5

Bab II Telaah Pustaka


2.1 Pengertian Ekspor Impor....................................................................................6
2.2 Bank Devisa dan Tugasnya................................................................................6
2.3 Letter of Crdit dan Pelaku-pelakunya................................................................7
2.4 Tata Cara Pembayaran Melalui Letter of Credit................................................7

Bab III Pembahasan


3.1 Peranan Bank Devisa bagi Eksportir dan Importir............................................9
3.2 Menjalin Hubungan Baik Antara Eksportir dan Importir................................10
3.3 Akibat Hubungan yang Tidak Baik dengan Bank Devisa...............................11

Bab IV Penutup.....................................................................................................12

Daftar Referensi.....................................................................................................13
Lampiran................................................................................................................14

Bab I

Page 2
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang:

Globalisasi yang sedang terjadi di dunia saat ini memiliki pengaruh yang
sangat besar bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia. Dengan adanya
globalisasi, kehidupan masyarakat dunia di berbagai Negara menjadi saling
bergantung satu sama lain, terutama dalam kehidupan perekonomian. Saat ini
banyak Negara yang tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri,
sehingga kerjasama perekonomian antar Negara di dunia menjadi semakin
dibutuhkan.

Salah satu perwujudan kerjasama perekonomian antar Negara tersebut


adalah dengan adanya aktivitas ekspor-impor. Ekspor-impor memiliki peranan
yang sangat penting dalam perekonomian antar Negara, karena selain mencukupi
kebutuhan masyarakat yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh Negara dengan
melakukan aktivitas impor, juga dapat menambah pendapatan Negara dengan
devisa yang diperoleh dari aktivitas ekspor.

Dalam penerapan bisnis, sebagian besar usaha atau organisasi bisnis


memperluas perdagangannya ke pasar luar negeri dengan berbagai strategi.
Lingkungan yang berbeda memiliki aturan, norma, dan kebudayaan yang berbeda
pula menjadikan kemampuan untuk menghadapi berbagai macam perbedaan di
dunia yang semakin kompleks dan terhubung sangat dibutuhkan. Kemampuan
seseorang untuk menganalisis potensi pasar dan toleransi diantara perbedaan juga
penting.

Eksportir dan importir, merupakan sebutan bagi orang yang melakukan


kegiatan ekspor-impor. Kegiatan pembayaran dan penerimaan atas transaksi

ekspor-impor diurus oleh bank devisa, yang ditunjuk oleh Bank Indonesia selaku
bank sentral untuk melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing.

Page 3
Kegiatan pembayaran dan penerimaan atas transaksi ekspor-impor tersebut
dilakukan melalui pembayaran letter of credit dari importir dari negara yang satu
kepada eksportir di negara yang lain

Peranan bank devisa sangatlah penting bagi eksportir dan importir, tanpa
adanya bank devisa maka alur pembayaran internasional akan menjadi rumit dan
semakin menyulitkan transaksi dan kerja sama dengan pihak luar negeri.
Hubungan yang baik juga perlu dijalin antara pihak ekportir importir dengan bank
devisa, agar proses kelancaran pembayaran internasional tidak terganggu.

1.2 Perumusan Masalah:

Dari uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Mengapa bank devisa memiliki peran yang sangat penting bagi eksportir
dan importir?

2. Bagaimana menjalin hubungan yang baik antara bank devisa dengan


ekportir importir?

3. Apa akibat dari hubungan yang tidak baik antara bank devisa dan ekportir
importir?

1.3 Tujuan Penulisan:

Dari perumusan masalah diatas maka dapat dituliskan tujuan penulisan


makalah ini sebagai berikut

1. Membahas pentingnya peranan bank devisa bagi ekportir dan importir


dalam suatu Negara

Page 4
2. Mengetahui cara menjalin hubungan yang baik antara bank devisa dengan
ekportir impotir

3. Mengetahui akibat dari hubungan yang kurang baik antara bank devisa
dengan eksportir importir.

1.4 Manfaat Penulisan:

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penulisan makalah ini adalah


sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi mengenai kegiatan bank devisa

2. Dapat memberikan gambaran alur pembayaran internasional melalui letter


of credit

3. Memberikan informasi mengenai pentingnya peranan bank devisa bagi


kegiatan ekspor impor

4. Memberikan informasi mengenai kasus yang terjadi terkait pembayaran


internasional melalui letter of credit

5. Dapat menjadi referensi bagi tugas lain untuk kalangan civitas akademika.

Bab II

Telaah Pustaka

Page 5
2.1 Pengertian Ekspor dan Impor

Ekspor adalah kegiatan menjual barang ke pasar internasional yang


termasuk didalamnya adalah penjualan produk domestik di pasar luar negeri,
dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah menyediakan barang yang tidak
tersedia di luar negeri, dan menjual barang yang memiliki jumlah banyak di dalam
negeri, keluar neger. Eksportir membuat produk di suatu Negara untuk
mendistribusikan dan menjualnya ke Negara lain

Impor adalah kegiatan membeli barang dari pasar internasional yang


termasuk didalamnya adalah penjualan produk luar negeri di pasar domestik,
dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah menyediakan barang yang tidak
tersedia di dalam negeri. Importir membeli produk di pasar asing dan
membawanya ke Negara domestic untuk dijual kembali.

2.2 Bank Devisa dan Tugasnya

Bank Devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank
Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing.
Tugas bank devisa antara lain:

1. Melayani lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri

2. Melayani pembukaan dan pembayaran melalui letter of credit

3. Melakukan jual beli valuta asing

4. Mengirim dan menerima transfer dan inkaso valas

5. Menerima tabungan valas

2.3 Letter of Credit dan Pelaku-pelakunya

Letter of Credit adalah sebuah cara pembayaran internasional yang


memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar

Page 6
negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri. Pelaku-
pelaku dalam alur pembayaran melalui letter of credit adalah:

1. Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang


mengajukan aplikasi L/C.

2. Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.

3. Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.

4. Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden
(agen) yang meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank tidak bertanggung
jawab atas isi L/C dan hanya bertindak sebagai perantara.

5. Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan


issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran.

6. Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk
melakukan pembayaran dan beneficiary berkewajiban

7. Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim.

2.4 Tata cara pembayaran melalui letter of credit

Pembayaran internasional melalui letter of credit harus melalui beberapa


tata cara, yaitu:

1. Importir meminta kepada bank devisa untuk membuka suatu L/C atas
nama eksportir. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku
untuk impor, maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir
dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama importir. Pembukaan L/C ini
dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Advising
bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C
tersebut.

Page 7
2. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir
akan mendapatkan bill of lading.

3. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan


pembayaran. Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah
mereka mendapatkan bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of lading
tersebut kemudian diberikan kepada Importir.

4. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan


dengan barang yang dikirimkan oleh eksportir.

Bab III

Pembahasan Masalah

3.1 Peranan Bank Devisa bagi Eksportir dan Importir

Pembayaran internasional antara importir di luar negeri dengan eksportir


yang berada di dalam negeri dilakukan melalui bank devisa. Oleh sebab itu bank
devisa memegang peranan penting dalam perdagangan dan pembayaran
internasional, karena tanpa adanya bank devisa maka aliran pembayaran dari

Page 8
importir tidak akan dapat dilakukan. Bank devisa sebagai penyalur dan jembatan
keuangan juga semakin memudahkan sistem pembayaran, sehingga menjadi lebih
dimudahkan dalam membayar barang-barang yang telah diekspor ataupun yang
telah diimpor.

Salah satu bank devisa yang terdapat di Indonesia adalah PT Bank Negara
Indonesia (Persero) (BNI) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak di bidang perbankan. BNI merupakan bank komersial tertua dalam
sejarah Republik Indonesia, didirikan pada tahun 1946. BNI dahulu didirikan dan
dipersiapkan untuk menjadi bank sirkulasi atau bank sentral yang bertugas
mencetak dan mengedarkan alat pembayaran resmi pertama Indonesia yaitu
Oeang Republik Indonesia yang kemudian disingkat ORI. Baru pada tahun 1955
BNI beralih peran menjadi bank pembangunan dan kemudian mendapatkan hak
untuk bertindak sebagai bank devisa dengan akses langsung untuk transaksi
dengan pihak luar negeri.

Namun BNI mengalami kasus yang kurang menyenangkan pada tahun


2006, yaitu kasus letter of credit fiktif yang diajukan oleh PT Gramarindo Group.

Letter of credit fiktif tersebut senilai empat puluh satu triliun rupiah, dan kasus
terjadi pada saat PT. Gramarindo Group selaku pemegang empat puluh satu slip
L/C meminta BNI cabang Kebayoran baru untuk melakukan negosiasi terhadap
empat puluh satu slip L/C tersebut.

Namun setelah enam slip L/C tidak dibayarkan oleh bank penerbit L/C
maka dikhawatirkan tiga puluha lima slip yang lain juga tidak akan dibayarkan.
Proses pencairan L/C tersebut menjadi uang tunai juga tidak sesuai dengan
prosedur BNI.

3.2 Menjalin Hubungan Baik antara Bank Devisa dengan Ekportir/Importir

Suatu hubungan yang baik juga diperlukan diantara Bank Devisa dengan
pihak-pihak yang melakukan perdagangan dan pembayaran internasional, dalam

Page 9
hal ini eksportir dan/atau importir. Dengan hubungan baik antara bank devisa
dengan eksportir dan importir maka diharapkan:

1. Alur pembayaran internasional menjadi lancar

2. Terjalin rasa kepercayaan antara bank devisa dengan eksportir/importir

3. Mencerminkan sikap jujur bangsa Indonesia terhadap bangsa negara lain


yang melakukan transaksi internasional antar negara dengan Indonesia.

Namun yang terjadi pada kasus L/C fiktif yang diajukan oleh PT.
Gramarindo Group kepada BNI merupakan contoh yang tidak baik dan tidak etis
dalam menjalin hubungan dengan bank Devisa. Kasus ini kemudian bergulir ke
pengadilan karena BNI menderita kerugian sampai 1,2 milyar rupiah. Pada
akhirnya PT Gramarindo Group menutup usahanya karena tidak lagi dapat
dipercaya oleh importir dari negara lain dan bank devisa lain. Hal ini menunjukan
hubungan dengan bank devisa bagi perusahaan eksportir maupun importir juga
dapat menyangkut keberlangsungan perusahaan.

3.3 Akibat Hubungan yang Tidak Baik dengan Bank Devisa

Dalam kasus letter of credit fiktif BNI ini, kemudian berdampak pada
timbulnya hubungan yang tidak baik antara eksportir/importir dalam hal ini PT
Gramarindo Group dengan bank devisa yang dalam hal ini adalah BNI. Hubungan
yang tidak baik ini dapat berakibat pada:

1. Hilangnya rasa kepercayaan bank devisa terhadap pihak yang melakukan


kegiatan ekspor/impor dalam hal ini adalah ekportir/importir yang
melakukan transaksi internasional

2. Semakin ketatnya kebijakan bank devisa dalam menghadapi pencairan


letter of credit, yang dapat menyulitkan pihak-pihak lain yang melakukan
transaksi internasional.

3. Berhentinya usaha bisnis yang dijalankan karena tidak bank devisa yang
mau menjalin kerja sama atau bertransaksi.

Page 10
4. Rasa malu sebagai bangsa Indonesia karena berlaku tidak jujur dalam
transaksi internasional.

Bab IV

Penutup

4.1 Kesimpulan

Peranan bank devisa dalam alur pembayaran internasional menjadi


sangat penting bagi eksportir dan importir. Namun peranan ini juga rawan
akan adanya penipuan seperti yang terjadi pada kasus letter of credit fiktif
yang dialami oleh bank BNI. Hal ini merugikan bank BNI karena uang
yang telah dikeluarkan untuk membayar PT. Gramarindo Group selaku
pihak eksportir tidak dapat ditukarkan dengan uang dari issuing bank. Hal

Page 11
ini terjadi karena adanya kerjasama orang dalam dengan PT. Gramarindo
Group tanpa diketahui oleh bank BNI.

4.2 Saran

Hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi bank devisa lain agar
berhati-hati dalam menerima letter of credit dan selalu memastikan
keaslian dari letter of credit yang akan ditukarkan.

Daftar referensi:

1. Saputra, Andi. 2012. Kasus L/C Fiktif BNI Rp 1,2 Triliun, Ollah Tetap
Dibui 15 Tahun, (Online),
(http://news.detik.com/read/2012/10/01/120004/2048741/10/kasus-l-c-
fiktif-bni-rp-12-triliun-ollah-tetap-dibui-15-tahun?
utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed
%3A+detik%2FBPZW+%28detikcom%29, diakses 28 November
2013).

2. Ebert, Ronald J. & Griffin, Ricky W. 2011. Business Essentials Eighth


Edition. New Jersey: Pearson

Page 12
3. Ernawati, Endang & Murhadi, Werner R. 2013. Diktat Kuliah Pengantar
Bisnis. Surabaya: Fakultas Bisnis & Ekonomika, Universitas Surabaya

Lampiran:

Page 13

Anda mungkin juga menyukai