PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pielonefritis merupakan infeksi pada piala ginjal, tubulus dan jaringan
interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui
uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20%-25% curah jantung, bakteri
jarang yang mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen
kurang dari 3%.
Pielonefritis sering disebut sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana
katup uretevesikal yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir balik (refluks) ke
dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius (yang meningkatkan kerentanan ginjal
terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hyperplasia prostatic benigna, dan
batu urinarius merupakan penyebab yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pielonefritis?
2. Apa penyebab dan gejala Pielonefritis?
3. Bagaimana patofisiologi Pielonefritis?
4. Bagaimana penatalaksanaan Pielonefritis?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang dan komplikasi Pielonefritis?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Pielonefritis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pielonefritis
2. Untuk mengetahui apa penyebab dan gejala Pielonefritis
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi Pielonefritis
4. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan Pielonefritis
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dan komplikasi Pielonefritis
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Pielonefritis.
B. Etiologi
- Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll).
Escherichia coli merupakan penyebab 85% dari infeksi.
- Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
- Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke
dalam ureter.
- Kehamilan
- Kencing Manis
- Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di
tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air
kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari
kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
infeksi ginjal.
Penyebab (bakteri)
Peradangan/infeksi ginjal
Kurang pengetahuan
Perubahan kenyamanan Hipertermi
Gangguan nutrisi
F. Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum
& Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)
1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area
medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada
penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
G. Penatalaksanaan Medis
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh
tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali
terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes
atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan
sebagainya. Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith
tahun 2007:
1. Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau
tanpa ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
2. Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa
nyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat
farmakologi tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin
(Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine)
3. Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal
secara progresif.
10 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat penyakit
- Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
- Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga
menyebabkan infeksi
- Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya
- Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
3. Pola fungsi kesehatan
- Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx
tentang pencegahan
- Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena
gelisah dan nyeri.
- Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing
- Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang
kadang datang
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
- TD : normal / meningkat
- Nadi : normal / meningkat
- Respirasi : normal / meningkat
- Temperatur : meningkat
b. Data focus
- Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
- Palpasi : Suhu tubuh meningkat
11 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Kaji intensitas, lokasi, dan factor yg 1. Rasa sakit yg hebat menandakan
memperberat atau meringankan nyeri adanya infeksi
2. Berikan waktu istirahat yg cukup dan 2. Pasien dapat istirahat dengan tenang
tingkat aktifitas yg dapat di toleran dan dapat merilekskan otot-otot
3. Berikan analgetik sesuai dengan 3. Analgetik memblok lintasan nyeri
program terapi
4. Catat lokasi, lamanya intensitas skala 4. Membantu mengevaluasi tempat
(1-10) penyebara nyeri obstruksi dan penyebab nyeri
5. Bantu atau dorong penggunaan nafas 5. Membantu mengarahkan kembali
berfokus pada relaksasi perhatian dan relaksasi otot
6. Berikan perawatan perineal 6. Untuk mencegah kontaminasi uretra
12 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
DX: Hipertermia b.d demam, peradangan / infeksi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam klien tidak mengalami
demam
Kreteria hasil : Hilangnya rasa mual, suhu tubuh kembali normal, nafasnormal dan suhu kulit
lembab
Intervensi Rasional
1. Pantau suhu pasien (drajat dan pola) 1. Suhu 38,9 C 41,1 C
perhatikan menggigil/diaphoresis menunjukkan proses penyakit
infeksius akut
2. Pantau suhu lingkungan, batasi 2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus
/tambahkan linen tempat tidur, sesuai diubah untuk mempertahankan suhu
indikasi mendekati normal
13 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
DX: Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) b.d
infeksi pada ginjal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola eliminasi klien dapat
normal
Kreteria Hasil : Pola eliminasi klien membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih
(urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi Rasional
1. Ukur dan catat urine setiap kali 1. Untuk mengetahui adanya
berkemih perubahan warna dan untuk
mengetahui input/output
2. Anjurkan pasien untuk berkemih 2. Untuk mencegah terjadinya
setiap 2-3 jam penumpukan urine dalam vesika
urinaria
3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
3. Untuk mengetahui adanya distensi
kandung kemih
4. Bantu klien mendapatkan posisi 4. Supaya klien tidak sukar berkemih
berkemih yang nyaman
5. Dorong meningkatkan pemasukan 5. Peningkatkan hidrasi membilas
cairan bakteri
6. Tingkatkan masukan sari buah berri 6. Peningkatan masukan sari buah
dan berikan obat-obatan untuk dapat berpengaruh dalam
meningkatakan asam urine. pengobatan infeksi saluran kemih
14 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
DX: Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode
pencegahan,dan instruksi perawatan di rumah
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit klien dapat mengetahui
tentang proses penyakit
Kriteria hasil: Klien menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana
pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi Rasional
1. Kaji ulang proses penyakit dan 1. Memberikan pengetahuan dasar
harapan yang akan datang. dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
2. Berikan informasi tentang: sumber 2. Pengetahuan apa yang diharapkan
infeksi, tindakan untuk mencegah dapat mengurangi ansietas dan
penyebaran, jelaskan pemberian membantu mengembangkan
antibiotik, pemeriksaan diagnostik: kepatuhan pasien terhadap rencana
tujuan, gambaran singkat, persiapan terapeutik.
yang dibutuhkan sebelum
pemeriksaan, perawatan sebelum
pemeriksaan, perawatan sesudah
pemeriksaan
15 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
5. Berikan kesempatan pada pasien 5. Untuk mendeteksi isyarat indikatif
untuk mengekspresikan perasaan dan kemungkinan ketidakpatuhan dan
masalah tentang rencana pengobatan. membantumengembangkan
penerimaan rencana terapeutik
Intervensi Rasional
1. Pantau pola berkemih ukur dan catat 1. Untuk mengetahui adanya perubahan
produksi urine setiap kali berkemih warna dan untuk mengetahui input
dan out put
2. Pantau membran mukosa yang kering 2. Turgor kulit yang kurang baik dan
turgor kulit yang kurang baik dan rasa rasa haus yang berlebih memperkuat
haus yang berlebih memperkuat tanda tanda tanda dehidrasi
tanda dehidrasi
3. Tempatkan pasien pada posisi 3. Memaksimalkan aliran balik vena bila
terlentang tandelenburg sesuai terjadi hipotensi
kebutuhan pasien
4. Tipe dan jumlah cairan tergantung
4. Kolaborasai
pada derajad kekurangan cairan.
Berikan terapi cairan ( normal salin )
sesuai indikasi.
16 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
DX: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.dhipertermi, perubahan membran
mukosa, kurang nafsu makan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasienmerasa nafsu
makan bertambah.
Kriteria hasil: Menunjukkan status gizi baik: asupan makanan, cairan dan zat gizi.
Intervensi Rasional
1. Pantau/catat pemasukan diet 1. Membantu dan
mengidentifikasidefisiensi dan
kebutuhan diet.Kondisi fisik umum,
gajala uremik (contoh : mual,
anoreksia,gangguan rasa) dan
pembatasandiet multiple
mempengaruhi pemasukan makanan
2. Tawarkan perawatan mulutsering/cuci 2. Membran mukosa menjadi kering dan
dengan larutan (25%)cairan asam pecah. Perawatan mulut
asetat. Berikan permenkaret, permen menyejukkan, meminyaki dan
keras, penyegar mulutdiantara makan membantu menyegarkan rasa mulut
yang sering tidak nyaman pada
uremia dan membatasi pemasukan
oral. Pencucian dengan asam asetat
membantu menetralkan amonea yang
dibentuk oleh perubahan urea.
3. Berikan makanan sedikit tapi sering 3. Meminimalkan anoreksia dan mual
sehubungan dengan status
uremik/menurunnya paristaltik
4. Kolaborasi : 4. Menentukan kalori individu dan
Konsul dengan ahli gizi/tim kebutuhan nutrisi dalam
pendukung nutrisi pembatasan,dan mengidentifikasi rute
paling efektif dan produknya,contoh
tambahan oral, makanan selang
hiperalimentasi
17 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
5. Batasi kalium, natrium dan 5. Pembatasan elektrolit ini dibutuhkan
pemasukan fosat sesuai indikasi untuk mencegah kerusakan ginjal
lebih lanjut,khususnya bila dialisis
tidak menjadi bagian pengobatan, dan
atau selama fase penyembuhan
6. Awasi pemeriksaan 6. Indikator kebutuhan nutrisi,
labiratorium,contoh; BUN, albumin pembatasan, dan kebutuhan
serum,transferin, natrium dan kalium. /efektivitas terapi
Kriteria hasil: Klien dapat mengidentifikasi aktifitas dan atau situasi yang menimbulkan
kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktivitas
Intervensi Rasional
1. Bantu aktivitas perawatan diri yang di 1. Meminimalkan kelelahan dan
perlukan. Berikan kemajuan membantu keseimbangan suplai dan
peningkatan aktifitas selama fase kebutuhan oksigen
penyembuhan.
2. Evaluasi respon pasien 2. Menetapkan kemampuan /kebutuhan
terhadapaktifitas. Catat laporan pasien dan memudahkan pemilihan
dispnea, peningkatan kelemahan / intervensi
kelelahandan perubahan tanda vital
selama dan setelah aktivitas
18 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial
dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke
ginjal. Meskipun ginjal menerima 20%-25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal
melalui darah. Kasus penyebaran secara hematomgen kurang dari 3%. Escherichia coli
(bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90%
infeksi ginjal. Infeksi biasanya dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada
saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih
yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke
kandung kemih.
19 | S T I K M u h a m m a d i y a h P o n t i a n a k