Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang telah lama dikenal dan mematikan. Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua umur serta menjadi masalah yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara yang sedang berkembang. Sebanyak 40% kasus tuberkulosis dunia ditemukan di negara-negara Asia dengan kasus terbanyak (95%) berada di India, Indonesia, Bangladesh, Thailand, dan Myanmar. Di Asia Tenggara lebih dari 95% kasus tuberkulosis merupakan penyakit infeksi pembunuh utama pada umur 5 tahun ke atas. (Depkes RI, 2006) Berdasarkan data WHO, jumlah penderita tuberkulosis di Indonesia berada di urutan ketiga setelah India dan Cina, dengan estimasi angka insidensi tahun 2008 adalah 430.000 kasus dan prevalensi sebesar 480.000 kasus serta angka kematian terhadap penyakit tersebut sekitar 62.000 kasus. Angka tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah kasus baru dengan estimasi angka insidensi sebesar 420.000 kasus pada tahun 2007 (WHO, 2009). Kasus penderita TB paru juga meningkat di Jawa Timur. Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur pada tahun 2002 jumlah penderita penyakit TB paru sebesar 8.746 kasus sedangkan pada tahun 2005 jumlah kasus baru meningkat sebesar 9.857 kasus. Jika dibandingkan dengan angka rata-rata nasional, jumlah penderita TB paru di Jatim masih 0,4 persen lebih tinggi. Jumlah penderita di Jatim sekitar 2,6 persen dari jumlah penduduk usia di atas 15 tahun, sedangkan angka rata-rata nasional sebesar 2,2 persen. Data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur menyebutkan pada triwulan I bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2003 jumlah penderita TB paru di Jember menempati peringkat terbanyak kedua di Jatimdengan 172 kasus.Data terakhir tahun 2006 2
menyebutkan terdapat 1683 kasus dari 2459 suspect penderita TB paru di
kabupaten Jember (Dinkes Jatim, 2005; Dinkes Jember 2005). Sedangkan pada tahun 2012 penderita TB paru di Jember total terdapat 3,225 kasus TB dari 2,362,179 jumlah total penduduk yang ada di Jember, dan ditemukan 114,00 kasus kematian akibat penyakit TB(Dinkes Jatim, 2012). Keberhasilan program penanggulangan TB tidak lagi dilihat dari banyaknya penderita yang berhasil dijaring namun telah bergeser kearah seberapa besar kasus penderita dapat diobati sampai sembuh. Menurut WHO (2004), bila dari perkiraan penderita baru yang ada, dapat ditemukan dan diobati dengan angka kesembuhan 100% dapatlah dikatakan bahwa program ini berhasil, dengan kata lain indikator keberhasilan program ini dapat dilihat dari kesembuhan penderitanya. Keberhasilan suatu program tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baikdari internal maupun eksternal. Menurut Permatasari (2005), faktor- faktoryang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB Paru adalah : 1) faktorsarana yang meliputi tersedianya obat yang cukup dan kontinyu, edukasipetugas kesehatan, dan pemberian OAT yang adekuat; 2) faktor penderitayang meliputi pengetahuan, kesadaran dan tekad untuk sembuh, dankebersihan diri; 3) faktor keluarga dan masyarakat lingkungan. Disampingketiga faktor diatas, masih banyak faktor lainnya yang juga mempengaruhikeberhasilan pengobatan TB diantaranya, penghasilan, tipe pengobatan, sikappasien, dan sikap penderita (Nurmala, 2002). Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasakan perlu melakukan pengolahan data serta pengamatan untuk mengetahui bagaimanapengaruh faktor interna terhadap tingkat kesembuhan TB paru BTA (+)di wilayah kerja puskesmas Ledokombo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahanbagaimanapengaruh faktor interna terhadap tingkat kesembuhan TB paru BTA (+)di wilayah kerja puskesmas Ledokombo tahun 2013-2014. 3
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor internal terhadap tingkat kesembuhan TB paru BTA (+) di wilayah kerja puskesmas Sumberjambe tahun 2010-2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan yang dapat dipergunakan bagi pihak Puskesmas Sumberjambe dalam terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya bagi pasien penderita TB Paru. 2. Bagi dokter muda dapat memperluas wawasan tentang penyakit TB paru dan mengetahui pengaruh faktor interna terhadap tingkat kesembuhan TB paru BTA (+) di wilayah kerja puskesmas Sumberjambe. 3. Bagi masyarakat dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan keluarga pasien khususnya untuk meningkatkan pengawasan dan pengobatan pada pasien TB agar mencapai kesembuhan.