Anda di halaman 1dari 12

1.

Istilah Istilah Pada Tambang Bawah Tanah

1. Prospecting adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan-endapan


mineral berharga.
2. Exploration adalah pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral
berharga yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan men-dapatkan ukuran,
bentuk, letak (posisi) , kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan tersebut.
3. Development adalah pekerjaan-pekerjaan untuk membuat lubang-lubang bukaan ke arah
dan di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada sebagai persiapan untuk penambangan dan
pengangkutan endapan bijih tersebut.
4. Exploitation (mining) adalah pengerjaan penambangannya sendiri, yaitu mengambil dan
membawa mineral-mineral berharga dari dalam kulit bumi ke permukaan bumi, baik dengan
penggalian di permukaan tanah maupun di bawah tanah.
5. Mineral adalah suatu istilah umum untuk semua benda padat anorganik yang terbentuk di
alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-sifat fisik yang tetap.
6. Gangue Minerals adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna tetapi yang
terdapat bersama-sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.
7. Rock (batuan) adalah kumpulan mineral yang membentuk kulit bumi.
8. Country Rock (batuan samping) adalah lapisan batuan yang mengelilingi suatu endapan
bijih.
9. Ore (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan mineral yang dari
padanya dapat diarabil (di ekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan
berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini.
10. Ore Body massa atau badan yang mengandung bijih dapat berupa veins,bedns,massif.
11. Shoot (ore shoot; chimney) adalah bagian dari urat bijih (vein) di mana kadar mineral
berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya; mempunyai sifat-sifat khas antara lain;
1. salah satu dimensinya jauh lebih besar dari dua dimensi yang lain.
2. letaknya biasanya searah dengan kemiringan urat bijih.
12. Pay Streak sama dengan Shoot, hanya untuk endapan alluvial.
13. Waste, (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian
dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.
14. Vein (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa
atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap bidang datar (lebih besar 45).
15. Massive badan bijih yang besar dengan tepi-tepi meruncing tidak teratur.
16. Deposite Suatu endapan alam yang terjadi secara alamiah yang merupakan unsur-unsur
kimia, mineral-mineral bijih, segala macam batuan dan batu-batu mulia.
17. Bedded deposit adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit
miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan
batubara, endapan-endapan garam.
18. Dissiminated Deposit (endapan terpencar) adalah endapan bijih yang tidak teratur bentuk
dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisah-pisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah
yang luas.
19. Masses adalah endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak teratur, pada umumnya endapan
sekunder.
20. Out Crop (singkapan) adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau endapan bijih yang
tersingkap di permukaan bumi seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh-tumbuhan
yang tipis sehingga sukar terlihat.
21. Float adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap dan karena gaya-gaya
pelapukan terbawa ke arah lembah.
22. Overburden (tanah/batuan penutup) adalah semua material atau batuan yang menutupi
suatu endapan bijih.
23. Wall rock batas antar vein denngan country rock, yang ada di atas kemiringan vein,disebut
dengan hanging wall, sedangkan yang ada di bawah kemiringan vein adalah footwall.
24. Bed rock (batuan dasar) adalah semua material, atau batuan yang berada tepat di bawah
suatu endapan bijih.
25. Hanging wall adalah lapisan batuan yang terletak di bagian atas suatu Vein; disebut
Roof untuk endapan batubara.
26. Foot wall adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu Vein; disebut
Floor untuk endapan batubara.
27. Dip (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan
batuan dengan bidang datar.
28. Strike (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan yang tegak lurus
dip.
29. Shaft (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang menghubungkan
tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan
karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan dan lain-lain.
30. Tunnel (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang
menembus kedua belah kaki bukit.
31. Adit (terowongan buntu) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar
menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus di
sebelah kaki bukit saja.
32. Drift adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih dan
arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.
33. Cross Cut adalah :
(a). Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus endapan bijih.
(b). Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan shaft dengan endapan bijih.
(c). Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan pengangkutan utama
(main haulage way).
34. Level adalah drift atau Cross Cut atau Adit yang dibuat dengan jarak-jarak yang
teratur ke arah vertical; biasanya diberi nomor-nomor unit secara teratur menurut
ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi.
35. Sub level level yang dibuat di raise atau man way tidak langsung berhubungan dengan
sumuran, sering disebut intermediate level.
36. Man way ( ladder way) bagian ruang yang terdapat pada raise darimana pekerjaan lewat
keluar-masuk stope.
37. Ore chute (ore pass = transfer) lubang tegak atau miring yang menghubungkan dua atau
lebih level-level berguna untuk memindahkan hasil penggalian dari stope.
38. Side chute adalah Chute yang posisi tempat penumpahannya berada disamping
akses/drift/crosscut.
39. Sineman chute adalah Chute yang posisi tempat penumpahannya berada ditengah atau
tepat di akses/drift/crosscut.
40. Station ruang penghubung antara level dengan sumuran.
41. Ore bin ruang pada ore chute atau ore pass yang berguan untuk menimbun hasil
penggalian.
42. Chute gate lubang akhir dari ore chute atau bagian bawah ore bin yang dipergunakan untuk
penuangan simpangan hasil penggalian ke dalam pengangkut.
43. Ramp adalah Lubang bukaan bawah tanah yang miring dan menghubungkan antar level
atau area produksi, biasanya berbentuk seperti alur skrup.
44. Raise adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level bawah
ke level yang di atasnya.
45. Winze adalah lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level atas ke arah
level yang di bawahnya.
46. Blind shaft adalah suatu raise atau winze yang berfungsi sebagai shaft, tetapi tidak
menembus sampai ke permukaan bumi.
47. Stope (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah di mana
endapan bijih sedang ditambang; tetapi bukan penggalian yang dilakukan selama
development.
48. Stoping teknik penggalian bahan galian di dalam tambang.
49. Front/face adalah bagian depan dari lubang tambang stope permukaan batuan yang sedang
ditambang.
50. Back bagian atas dari lubang atau stope.
51. Bottom dasar daripada lubang tambang atau stope.
52. Rib bagian samping atau isi dari suatu stope.
53. Filling batuan atau waste yang digunakan untuk mengisi lubang-lubang tambang.
54. Sump adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air dari mana air kemudian
dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari Shaft, dekat shaft
ataupun Level.
55. Shaft Collar adalah bagian atas dari suatu Shaft yang diperkuat dengan beton kayu atau
bambu (timber).
56. Creep Adalah peristiwa dimana apabila lapisan di bawah lunak dan pillar mendapatkan
tekanan yang kuat dari atas maka lantai pada kiri-kanan akan naik.
57. Thrust Adalah batubara/pillar yang kurang kuat tekanan dari atas yang besar dan lantai
kuat, akibat pillar akan pecah.
58. Skip Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah yang
menghubungkan dari level bawah ke level atas dengan mempunyai kemiringan 90o.
59. Cage Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah untuk mengangkat
material dan pekerja, yang dipakai pada vertikal shaft (90o).
60. Breast Istilah lain dari pada front (fases) bagian dari pada stope yang digali kearah
horizontal.
61. Underhand stoping Yaitu suatu cara penambangan dimana arah penggalian/penambangan
maju ke bawah.
62. Overhand stoping Yaitu cara penambangan yaitu arah penggaliannya horizontal.
63. Rill stoping Cara penambangan yang merupakan variasi overhand stoping dimana bentuk
atapnya tidak rata tapi bertangga-tangga, bila rata disebut; Falt Back Stoping.
64. Dilution Yaitu dinding dari pada stope yang pecah/runtuh akibatnya runtuhan ini bercampur
dengan ore sehingga kadar ore akan turun.
65. Spalling Yaitu retakan-retakan kecil pada dinding stope, biasanya karena getaran-getaran
peledakan.
66. Decline lubang bukaan sekunder dimana perjalanannya menurun untuk menghubungkan
antar level.
67. Incline lubang bukaan sekunder dimana perjalanannya bergerak naik untuk
menghubungkan antar level.
68. Draw point titik pemuatan bawah permukaan menggunakan gaya gravitasi untuk
memindahkan material material hasil penggalian.
69. Rate of Return (ROR) secara umum diartikan sebagai tingkat pengembalian modal yang
dinyatakan dalam prosen. Investasi dinyatakan menguntungkan apabila mempunyai ROR
diatas tingkat bunga bank saat itu.
70. Cut-off grade
(a) Kadar rata-rata minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang
secara menguntungkan berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun lingkungan.
(b) Kadar minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang secara
menguntungkan berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun lingkungan.
71. Stripping Ratio (SR) adalah perbandingan antara volume over burden (tanah penutup)
dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu ton bijih.
72. Mining recovery adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan bijih yang
ada didalam perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan dalam persen.
73. Losses adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena keterbatasan atau
kendala inheren pada metode yang diterapkan.
74. Dilusi adalah bercampurnya barren rock dengan bijih hasil penambangan sehingga akan
menghasilkan kadar broken ore yang lebih kecil.
75. Permissible explossive adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak beracun,
dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah.
76. Smoke adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang
meledak, terdiri dari gas-gas H2O, CO2, dan N2 bebas
77. Fumes adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang
meledak, terdiri dari gas-gas CO dan NOX.

Image from book Underground Mining Methods by William A. H and Richard L. B


2. Peralatan Pengolahan Sumber Daya Mineral Dan Energi

A. KOMINUSI

Kominusi adalah suatu proses untuk mereduksi ukuran butir yaitu mengubah suatu ukuran suatu
bahan galian menjadi lebih kecil, dan meliberasi bijih yaitu hal ini bertujuan untuk memisahkan atau
melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor (gangue mineral) yang melekat bersamanya
dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill.

1. Crushing
Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan agar terpisah
dengan mineral pengotor yang lain. Beberapa alat dengan mineral pengotor yang lain. Beberapa alat
yang digunakan :

1.1 Primary Crusher


Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkah-bongkah besar yang
berukuran +/- 84 x 60 inchi dan produkta berukuran 4 inchi.
a. Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw
yang lain (fixed jaw).
Alat ini merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip
rahang atas dan rahang bawah dari seekor binatang,untuk melakukan permukaan, batuan yang
mengandung mineral dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing jaw, lalu
dihancurkan dengan gaya tekan remuk.

Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung kepada titik tumpunya, bila titik tumpunya di atas disebut titik
blake, bila titik tumpunya di bawah disebut dodge.
Perbandingan Dodge dengan Blake Jaw Crusher, yaitu :
a.Ukuran produkta pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif
seragam
b.Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil
c.Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terbesar
sehingga gaya mekanis dari Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan Blake Jaw
d.Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama
e.Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan

Istilah-istilah pada Jaw Crusher, antara lain :


a.Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan yang
dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan swing jaw menjadi
lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
b.Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi maju
mundur
c.Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan naik turun
d.Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan atau dorongan toggle
e.Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam
f.Mouth, bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan
g.Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran
h.Gape, adalah jarak mendatar pada mouth
i.Set, adalah jarak mendatar pada throat
j.Closed Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
depan
k.Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
belakang
l.Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan close setting
m.Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung antara
jaw dengan batuan

Khusus untuk gape adalah jarak mendatar pada mouth yang diukur pada bagian mouth dimana umpan
yang dimasukkan bersinggungan dengan mouth. Jadi besarnya gape selalu berubah-ubah menurut
besarnya umpan.

Pecahnya batuan dari jaw crusher karena adanya :


a. Daya tahan batuan lebih keci dari gaya yang menekan
b. Nip angle
c. Resultante gaya yang arahnya ke bawah

Gaya-gaya yang ada pada jaw crusher, adalah :


a. Gaya tekan (aksi)
b. Gaya gesek
c. Gaya gravitasi
d. Gaya yang menahan (reaksi)

Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultan gaya akhir arahnya harus ke
bawah, yang berarti material itu dapat dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka material
itu hanya meloncat-loncat ka atas saja.

Faktor-faktor yangmempengaruhi efisiensi jaw crusher :


a. Lebar lubang bukaan
b. Variasi dari throw
c. Kecepatan
d. Ukuran umpan
e. Reduction ratio (RR)
f. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan
Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran umpan dengan ukuran produk. Reduction ratio
yang baik untuk ukuran primary crushing adalah 4 7, sedangkan untuk secondary crushing adalah 14
20 dan fine crushing (mill) adalah 50 -100.

b.Impact Crusher
Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai mekanisme peremukannya. Tipenya ada berbagai
macam. Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan produk yang relative ideal, sehingga
memudahkan pengangkutan dan pemakaian. Selain itu alat ini juga ringkas dan mempunyai rasio yang
cukup besar yaitu : 7 : 1 hingga 10 : 1.

c. Gyratory crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw). Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut
berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas. Crushing head tersebut
berfungsi memcahkan umpan yang masuk.
Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan alat ini
adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang. Alat ini tidak sesuai
dengan material yang lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya lebih
besar dibandingkan dengan jaw.

Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher :


- Ukuran butir
- Kandungan air dari feed
- Kecepatan putaran
- Gape

Macam-macam gyratory crusher :


a. Suspended Spindel Gyratory Crusher
b. Pararell Pinch Crusher
Perbedaan utama jenis ini dari suspended spindel, terletak pada gerakan crushing head-nya. Gerakan
crushing head pada prarell pinch menghasilkan bentuk cone yang tajam dengan puncak dalam keadaan
menggantung sehingga menghasilkan gerakan berputar yang dapat menghancurkan umpan sepanjang
daerah permukaan crushing head.

Bentuk-bentuk head dan concave pada gyratory crusher adalah :


a. Straight head and concave
b. Curved head and concave
Kedua jenis head dan concave ini perbedaanya hanya pada permukaannya, yaitu yang pertama adalah
rata dan yang kedua melengkung.

Kapasitas gyratory crusher tergantung pada :


a.sifat alamiah material yang dihancurkan, seperti kekerasan, keliatan dan kerapuhan
b.permukaan concave dan crushing head terhadap umpan akan mempengaruhi gesekan antara material
dengan bagian pemecah (concave dan head)
c.Kandungan air, seting, putaran dan gape

Perbedaan antara gyratory dan jaw crusher adalah :


a.Pemasukan umpan, jaw crusher pemasukannya tidak kontinyu sedangkan gyratory kontinyu
b.Gyratory alatnya lebih besar dan bagian-bagiannya tidak mudah dilepas
c.Kapasitas gyratory lebih besar dari jaw crusher, karena pemasukan umpan dapat kontinyu dan
penghancurannya merata
d.Pemecahan pada jaw lebih banyak tekanan, tetapi pada gyratory crusher gaya geseknya lebih besar
walaupun ada gaya tekannya. Pada gyratory kalau berputarnya cepat, produkta yang dihasilkan relatif
kecil.

1.2 Secondary Crusher


Adalah tahap penghancuran yang merupakan kelanjutan dari primary crusher, produk yang dihasilkan
mempunyai ukuran 1,5 2,5.
Beberapa alat untuk secondary crushing antara lain :
1. Jaw Crusher (kecil)
2. Gyratory Crusher (kecil)
3. Cone Crusher
Alat ini merupakan secondary crusher yang penggunaannya lebih ekonomis. Cone crusher hampir
sama dengan gyratory crusher, perbedaannya terletak pada :
a. crushing surface terluar bekerja sedemikian rupa sehingga luas lubang pengeluaran dapat bertambah
b. crushing surface terluar bagian atasnya dapat diangkat sehingga material yang tidak dapat
dihancurkan dapat dikeluarkan
Macam-macam cone crusher :
a. Simon Cone Crusher
Alat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran kasar
- short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan berukuran halus
b. Telsmith Gyrasphere Crusher
Crushing head dari alat ini berbentuk bulat (sphere) yang terbuat dari baja dengan cutter shell bergerak
naik turun. Dalan cone crusher crushing head adalah rata dan perbandingan antara tinggi dengan
diameternya 1 : 3. Unpan dari cone crusher harus dalam keadaan kering karena jika basah akan
mengakibatkan choking.
4. Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary crushing
dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inch. Alat ini merupakan satu-
satunya alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan alat secondary crushing lainnya. Pada
hammer mill proses penghancuran menggunakan shearing stress, sedangkan pada secondary crushing
lainnya menggunakan compressive stress.
5. Roll Crusher
Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-sendiri.
Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi karena adnya material yang masuk
dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-masing silinder
tersebut berlawanan arah sehingga material yang ada diatas roll akan terjepit dan hancur.
Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu :
a. Rigid Roll
Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros sangat
besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi ada juga yang keduanya berputar.
b. Spring Roll
Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali. Dengan
adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada material yang sangat keras, sehingga
tidak dapat dihancurkan dan material itu akan jatuh.

Kapasitas roller tergantung pada kecepatan roler, lebar permukaan roller, diameter dan jarak antara
roller yang satu dengan lainnya. Roller biasanya digunakan untuk batuan lunak seperti shale, lempung
dan material lengket sampai setengah keras.
Kapasitas roller dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
C = 0,0034 N x D x W x G x s
dimana :
N = jumlah putaran, rpm
D = diameter roll, inchi
W = lebar permukaan roll, inchi
G = berat jenis material
s = jarak antar roll, inchi
Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan menjadi :
a. Choke Crushing
Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll tetapi juga aoleh sesama material
b. Free Crushing
Yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll.
Kecepatan crushing tergantung pada kecepatan pemberian umpan (feed rate) dan macam reduksi yang
diinginkan.

1.3 Fine Crushing


Merupakan tahap penghalusan bijih, produk yang dihasilkan bisa mencapai -325 mesh. Alat yang
digunakan : ball mill, chute mill, rod mill

1.4 Special Cruhser


Merupakan tahap penghancuran bijih tertentu menurut sifat dari bijih tersebut (contoh :batubara). Alat
yang digunakan : Toothad mill, hammer mill

2. Grinding
Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding :
- Mengadakan liberalisasi mineral berharga
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya

Alat yang digunakan :


a.Ball mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan panjangnya, yang dilapisi
dengan suatu plat. Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi dengan bola baja. Cara kerjanya yaitu
dengan diputar, sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola baja. Biasanya diameter
ball mill sama dengan panjang ball mill.

b.Rod mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya sama dengan panjang
mill. Cara kerjanya dengan diputar sehingga batang baja terangkat lalu jatuh dan menjatuhi material
yang ada dalam rod mill sehingga hancur.

c.Hammer mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing
berbentuk silinder. Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan, selanjutnya dikeluarkan
melalui bukaan pada dasar casing. Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang berada pada
piring rotor. Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah casing sehingga
dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Lalu digosok menjadi serbuk. Akhirnya didorong
oleh palu ke luar bukaan.

d.Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan ayakan. Impactor merupakan mesin
pemecah primer untuk batuan dan biji, dengan kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam. Partikel
yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus. Pada impactor hanya terjadi aksi pukulan.
B. SEPARASI

3. Metode Tambang Bawah Tanah

Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan
dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel,
dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat
untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa macam:
Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju
kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat
menuju dan dari bawah tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan
mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat,
atau bijih.
Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau
pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah:


1. development (pengembangan) dan
2. production (produksi).
Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development
termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih
digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Ada dua metode tambang bawah tanah:
1. Tambang room and pillar
2. Tambang longwall.

Dalam tambang room-and-pillar, endapan batubara ditambang dengan memotong jaringan


ruang ke dalam lapisan batubara dan membiarkan pilar batubara untuk menyangga atap tambang.
Pilar-pilar tersebut dapat memiliki kandungan batubara lebih dari 40% walaupun batubara tersebut
dapat ditambang pada tahapan selanjutnya. Penambangan batubara tersebut dapat dilakukan dengan
cara yang disebut retreat mining (penambangan mundur), dimana batubara diambil dari pilar-pilar
tersebut pada saat para penambang kembali ke atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan
tambang
tersebut ditinggalkan.

Tambang longwall mencakup penambangan batubara secara penuh dari suatu bagian lapisan
atau muka dengan menggunakan gunting-gunting mekanis. Tambang longwall harus dilakukan
dengan membuat perencanaan yang hati-hati untuk memastikan adanya geologi yang mendukung
sebelum dimulai kegiatan penambangan. Kedalaman permukaan batubara bervariasi di kedalaman
100-350m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis dan digerakkan secara hidrolik
sementara menyangga atap tambang selama pengambilan batubara. Setelah batubara diambil dari
daerah tersebut, atap tambang dibiarkan ambruk. Lebih dari 75% endapan batubara dapat diambil dari
panil batubara yang dapat memanjang sejauh 3 km pada lapisan batubara. Keuntungan utama dari
tambang roomand-pillar daripada tambang longwall adalah, tambang roomand-pillar dapat mulai
memproduksi batubara jauh lebih cepat, dengan menggunakan peralatan bergerak dengan biaya
kurang dari 5 juta dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).
Jenis metodenya sebagai berikut :

1. Open Stope
Open stope adalah salah satu metoda penambangan bawah tanah. Open Stope adalah
penambangan tanpa membuat penyangga-penyangga. Syarat bahan galian yang dapat ditambang
dengan metoda ini adalah atapnya cukup kuat menahan beban tanpa disangga atau dengan atau bisa
disebut juga cukup kompeten.

2. Supported Stope
Dalam metoda penambangan seperti ini (Pada umumnya mineral logam) bawah tanah dengan
cara membuat penyangga-penyangga. Dalam penyanggaan bahan yang bisa digunakn seperti kayu,
besi, beton, atau baut besi (roof bolting).

3. Long Wall
Long Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara dengan
membuat lorong-lorong panjang, secara mekanis dan bagian dari front penambangan yang sudah
selesai ditambang dibiarkan runtuh dengan sendirinya (caving).

4. Short Wall
Short wall adalah penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan membuat
lorong-lorong yang ukurannya lebih kecil atau lebih pendek dari long wall.

5. Room and Pillar


Room an d pillar merupakan suatu system penambangan bawah tanah untuk endapan batubara
dengan menggunakan penyangga-penyangga yang umumnya dari kayu, dengan bentuk blok-blok
persegi.

6. Cut and Fill


Cut and fill adalah salah satu metoda penambangan, dalam metoda penambangan ini, dengan
cara menggali atau membuat bukaan-bukaan dan kemudian mengisi kembali dengan material lain
bekas bukaan tersebut.

7. Gophering
Dalam metoda penambangan ini dengan membuat bukaan-bukaan berukuran relatif kecil dan
sempit secara tidak beraturan, atau dikenal sebagai lobang tikus.

8. Block Caving
Merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah, dengan car meruntukan bagian yang
sudah selesai ditambang (mined out ).

Anda mungkin juga menyukai