PENDAHULUAN
Varicella zoster virus (VZV) merupakan family human (alpa) harpes virus.
Virus terdiri atas gonome DNA double- stranded, tertutup inti yang mengandung
protein dan dibugkus oleh glikoprotein. Virus ini dapat menyebabkan dua jenis
penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster (shingles). 1,2
Pada tahun 1767, Heberden dapat membedakan dengan jelas antar
chickenpox dan smallox, yang diyakini kata chickenpox berasal dari bahasa
inggris yaitu gican yang maksudnya penyakit gatal ataupun berasal dari bahasa
Perancis yaitu chiche- pois, yang mengambarkan ukuran dari vesikel. Ada tahun
1888, Von Bokay menemukan hubungan antara varicella dan herpes zoster, ia
menemukan bahwa varicella dicurigai berkembang dari anak-anak yang terpapar
dengan seseorang yang menderita herpes zoster akut. Pada tahun 1943, Garlend
mengetahui terjadinya herpes zoster akibat reaktivasi virus yang laten. Pada tahun
1952,Weller dan Stoddard melakukan penelitian secara invitro, mereka
menemukan varicella dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama.1
1
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Raden Mattaher pada tanggal 21 Oktober 2017.
A. Keluhan Utama
Bintik merah berisi cairan yang terasa gatal di wajah, tanggan dan
punggung sejak 2 hari yang lalu.
B. Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan tambahan.
2
Awal keluhan didahului adanya demam tidak terlalu tinggi, tidak
berkeringat dan tidak menggigil sejak 2 hari sebelum keluhan bintik
kemerahan dan gatal muncul.
3
- Telinga : Lesi kulit (-)
- Hidung : Deviasi septum (-)
- Tenggorok : Pembesaran tonsil (-)
c. Leher : Pembesaran KGB (-), lesi kulit (-)
g. Thoraks
a. Jantung : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
h. Genitalia : Tidak ada kelainan
i. Ekstremitas
a. Superior : Edema (-), lesi kulit (+)
b. Inferior : Edema (-)
B. Status Dermatologi
1. Regio fasial, eksremitas superior dextra dan sinistra
- Vesikel, multipel, ukuran < 0,5 cm, berbatas tegas, warna eritem
4
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
2.7 Tatalaksana
- Non medikamentosa:
- Menerangkan tentang penyakit dan pengobatannya.
- Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan kontak
dengan bruntus nya langsung sehingga pasien sebaiknya dijauhkan
daro orang-orang sekitarnya hingga sembuh.
- Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus beruntus yang
masih utuh agar tidak pecah dan menghindari penggarukkan.
- Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memperkuat
imunitas tubuh.
- Medikamentosa :
Asiklovir, 5 x 800 mg p.o selama 7 hari
paracetamol, 3 x 500 mg p.o jika demam
Amoxycillin: 3x250 mg selama 5 hari
Bedak Salicyl 2%, 2 kali sehari
5
2.9 Prognosis
- Quo ad vitam : Ad bonam
- Quo ad functionam : Ad bonam
- Quo ad sanationam : Ad bonam
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Infeksi akut primer disebabkan oleh virus varisela-zoster. Menyerang kulit
dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh, dengan karakteristiknya cutaneous vesicular
rash.3
3.2 Epidemiologi
Varisela merupakan penyakit yang berdistribusi luas di seluruh dunia. Di
Eropa dan Amerika Utara kasus terjadi 90% pada anak dengan usia < 10 tahun
dan sebesar 5% pada individu >15 tahun dan untuk daerah tropis lebih sering
menyerang remaja. Varisela sangat menular dan memiliki attact rate 87% pada
orang yang serumah dengan penderita. Transmisi penyakit ini secara aerogen (
kontak langsung dengan lesi dan dengan rute pernafasan atau cairan vesicular)
dengan replikasi virus terjadi di nasofaring dan konjungtiva.
Masa penularannya 7hari dihitung dari timbulnya gejala kulit (biasanya
1-2 hari sebelum muncul rash sampai 6 hari berikutnya), dapat memanjang pada
keadaan imunodefisiensi.3
3.3 Patogenesis
7
Selanjutnya akan bereplikasi pada sel-sel di RES (reticulo endothelial system)
seperti liver dan spleen
Virus akan ke aliran darah (Secondary Viremia)
Virus menyebar ke seluruh tubuh
o
Gambar Lesi Pada Varisela
o lesi kulit diatas dapat menyebar ke seluruh tubuh akan tetapi
paling banyak pada daerah trunk, dan pada daerah ekstrimitas
akan lebih tersebar.
8
o Selain itu lesi dapat muncul di membran mukosa, seperti pada
mulut, konjungtiva dan vagina.
o Infeksi primer varisela ini akan lebih berat jika terjadi pada
dewasa dibanding anak-anak.
o Pada dewasa bisa terjadi Intestitial pneumonia sekitar 20-
30% yang bersifat fatal.
o Pasien akan bersifat menular (infectious) pada 1-2 hari
sebelum eksantem (kemerahan) muncul dan 4-5 hari setelah
exanthema hingga vesikel mengering.
o Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari
sebelum ia melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang
dilahirkan akan memperliharkan gejala varisela kongenital
pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya
varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat dihantarkan
transplasental dalam bentuk IGg spesifik masih ada dalam
tubuh neonatus sehingga jarang mengakibatkan kematian.
Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5
hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan
memperliharkan gejala verisela kongenital pada umur 5-19
hari. Disini perjalanan varisela sering berat dan menyebabkan
kematian pada 25-30 % karena mereka mendapatkan virus
dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan
antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil
dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia dan
gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus.
Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa
kehamilan, atau bayi yang terkena varisela selama bulan awal
kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
menderita herpes zoster dibawah 2 tahun.
9
Perjalanan Penyakit
10
- Varisela dapat diikuti beberapa tahun kemudian dengan Herpes zoster
biasanya pada pasien yang imunosupresi.
3.6 Komplikasi
Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
Scar
Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau
streptococcus yang berasal dari garukan.
Pneumonia
Dapat timbul pada anak anak yang lebih tua dan pada orang dewesa,
yang dapat menimbulkan keadaan fatal.
Neurologik
Akut posinfeksius cerebellar ataxia ( yang sering muncul tiba-tiba, selalu
terjadi 2-3 minggu setelah timbulnya varicella. Keadaan ini dapat menetap
selama 2 bulan.
3.7 Diagnosis
Anamnesis:
- Gejala prodormal: demam, mialgia, atralgia, malaise, gatal.
- Eksantem mulai pada kulit kepala berambut atau badan berupa makula eritem
yang berkembang cepat menjadi vesikel.
- Lesi menyebar secara sentrifugal dari sentral ke seluruh bagian tubuh.
Pada kasus ini, diagnosa varicella ditegakan karena dari anamnesa yang
dilakukan, sesuai dengan teori yang ada, yaitu pasien mengeluhkan adanya bintik
berisi cairan dengan dasar kemerahan yang terasa gatal. Sesuai dengan
karakteristik pasien dengn varicella, bruntus ini muncul diawali dari daerah
tanggan yang lama kelamaan menyebar hingga ke wajah, perut, punggung dan
kedua ekstremitas. Sebelum keluhan ini muncul, pasien pun mengalami beberapa
gejala prodromal sesuai dengan teori yang ada, yaitu adanya demam,
myalgia,arthalgia, dan malaise.
11
Pemeriksaan fisik:
Pada seluruh tubuh tampak vesikel dikelilingi halo macula eritem, pustul,
umbilikasi dan menjadi krusta.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada seluruh bagian tubuh
pasien, ditemukan vesikel dengan penyebaran generalisata (hampir mengenai
seluruh bagian tubuh namun masih terdapat kulit yang sehat). Beberapa vesikel
masih tampak utuh, namun beberapa lagi tampak terkelupas, cairan keluar dan
basah. Beberapa bagian tampak cairan vesikel yang kerluar dan telah mengering
membentuk crusta
3.8 Tatalaksana
Umum: untuk mencegah penularan kepada teman atau rekan kerja sebaiknya
penderita tidak masuk sekolah atau tidak kerja selama lima hari.
Khusus:
Topikal: lotion antipruritus, salep antibiotik (gentamycin), bedak salisil
(asam salisilat 2%).
Sistemik: antihistamin, antipiretik bila ada demam, antivirus yang dapat
digunakan:
Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari (dewasa)
Asiklovir 4 5 x 200 mg (max 800 mg/hari) untuk anak-anak
Valasiklovir 3 x 1 g/hari (dewasa) selama 7 hari
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
BAB V
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15