BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3. Penegasan Istilah ................................................................................................. 5
1.4. Batasan Masalah ................................................................................................. 7
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
1.7. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 8
BAB II................................................................................................................................. 9
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 9
2.1. Landasan Teori.................................................................................................... 9
2.1.1. Motor Bensin 4 Langkah........................................................................... 10
2.1.2. Sistem Pengapian ...................................................................................... 14
2.1.3. Booster Pengapian (Ignition Booster) ....................................................... 20
2.1.4. Proses Pembakaran ................................................................................... 26
2.1.5. Daya .......................................................................................................... 29
2.1.6. Konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) ........................................................ 38
2.2. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 39
BAB I
PENDAHULUAN
murah, mudah dalam hal perawatan, dan mudah dalam memodifikasi mesin.
Pada motor bensin, tenaga yang dihasilkan merupakan hasil dari proses
proses secara fisik yang terjadi di dalam silinder selama pembakaran terjadi
(Wardan Suyanto, 1989 : 252). Proses pembakaran dimulai pada saat busi
bunga api dari busi. Bunga api dihasilkan oleh suatu rangkaian listrik yang
menaikkan tegangan primer baterai (12 volt) menjadi tegangan sekunder yang
tinggi dengan besar tegangan 10.000 - 20.000 volt atau lebih, sehingga akan
platina (breaker point), cam (nok), dan kondensor. Salah satu kelemahan dari
mempengaruhi daya dan torsi mesin. Selain itu pembakaran sempurna juga
memperpanjang usia pakai busi dan koil, menurunkan suhu koil (mencegah
keuntungannya.
sebagai berikut :
1. Studi Perbandingan
2. Daya
Daya mesin adalah besarnya kerja yang dilakukan persatuan waktu
4. Pengapian Standar
5. Booster
booster akan terdapat berbagai perbedaan pada unjuk kerja mesin. Dengan
3K.
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi
Bab I : Pendahuluan
dalam landasan teori ini akan diuraikan teori dari Motor Bensin
analisis data.
Bab V : Penutup
lampiran : Daftar Pustaka, berisi daftar buku, majalah, dan sumber lainnya
BAB II
LANDASAN TEORI
dalam landasan teori ini antara lain : Motor Bensin 4 Langkah, Sistem
sebagai berikut: Campuran bahan bakar dan udara yang dihasilkan oleh
dan dibakar. Karena panas yang timbul, gas tersebut mengembang dan
a. Langkah Hisap
Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB). Pada saat ini
kompresi.
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
b. Langkah Kompresi
bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas
tekanan di dalam silinder menjadi naik. Pada saat ini motor sudah
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
c. Langkah Usaha
langkah usaha.
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
d. Langkah Buang
pada saat ini poros engkol sudah berputar 7200. Dengan demikian
dihidupkan.
Katup Katup
Busi
Piston
Poros
Sistem penyalaan adalah salah satu sistem yang ada dalam motor
primer, ke platina dan masa. Pada saat ini platina dalam keadaan
pada inti besi terjadi kemagnetan. Apabila platina dibuka, arus yang
a. Baterai
0,5 1,0 mm. Diameter kawat kumparan sekunder yaitu 0,05 0,1
mm.
c. Distributor
1) Nok (cam)
3) Kondensor (capacitor)
platina pada saat mulai membuka agar kontak tidak cepat terbakar
mesin.
5) Vacuum Advancer
mesin.
masing busi.
busi.
hilangnya garis gaya magnet). Dengan cara ini bila arus yang
arus yang mengalir pada kumparan primer diubah, maka EMF akan
magnet.
induksi bersama yang terjadi pada saat arus primer yang tiba-tiba
yang diinduksikan.
terinduksi.
mengganti koil dan kabel busi. Booster ini dapat digunakan pada
www.ototrend.com).
Dalam perkembangannya booster pengapian ini disempurnakan
www.bataviaonline.tripod.com).
dan menghasilkan percikan api lebih kuat dan stabil. Amplifier ini juga
tinggi.
pada arah yang berlawanan. Bila sumber berupa tenaga arus bolak-balik
(AC) seperti pada gambar 12 maka arus keluaran berupa setengah
besar.
dan beban berat serta throttle valve terbuka penuh. Tegangan yang
turun.
Gambar 13. Tekanan kompresi dan tegangan yang dibutuhkan
dapat menekan kadar emisi gas buang dan menghemat konsumsi bahan
bakar.
2. Meningkatkan akselerasi
3. Menyempurnakan pembakaran
antara unsur yang terkandung dalam bahan bakar (HC) dengan udara
udara tidak langsung terbakar karena terjadi reaksi antara bahan bakar
dan udara. Pada saat gas dikompresikan, tekanan dan suhu akan naik,
a. Pembakaran Sempurna
bakar dapat terbakar secara keseluruhan atau tuntas pada saat yang
di dalam silinder akan naik dengan drastis. Hal ini disebabkan karena
silinder.
pada titik D.
di dalam silinder, oleh sebab itu gas buang yang keluar dari ruang
berbahaya.
dimana sebagian bahan bakar tidak ikut terbakar, atau tidak terbakar
sampai mencapai keadaan sampai hampir terbakar. Jika pada saat ini
Tekanan dan suhu membakar gas bakar tanpa adanya api dari busi.
2.1.5. Daya
bahan bakar dan udara yang terbakar dalam ruang bakar akan
menghasilkan gas pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Gas ini akan mendorong piston ke bawah dan menghasilkan daya yang
hasil reaksi kimia campuran bahan bakar dan udara. Energi panas yang
tenaga gerak. Untuk motor bensin, energi yang digunakan secara efektif
besarnya sekitar 25 %.
GAS BERSUHU
GAYA BERTEKANAN
GERAK LURUS
MEKANIK
DAYA
Keterangan :
rendemen/efisiensi.
Langkah piston dihitung dari jarak titik mati atas (TMA) dengan titik
langkah piston berarti semakin banyak pula bahan bakar yang dapat
bahan bakar dan udara yang dapat masuk ke dalam silinder selama
langkah kompresi. Volume sisa pada bagian atas silinder bila torak
dengan volume ruang bakar dan dibagi dengan volume ruang bakar.
Keterangan :
11.
beberapa faktor, antara lain : tekanan, suhu, gas-gas sisa, dan waktu
output mesin sehingga akan lebih baik jika dibuat sebesar mungkin.
d. Efisiensi thermis
dan panas yang hilang (panas keluar) pada dinding silinder serta
e. Efisiensi Mekanis
gesek dari bantalan, piston, dan komponen mesin yang lain. Semua
tenaga yang hilang akibat gaya-gaya diatas disebut kerugian gesek (Nf)
dimana:
Ne = Ni - Nf ......................................................... (4)
ini adalah gaya tekanan gas pada piston dan ring piston selama
mesin. Pada mesin modern efisiensi dapat mencapai 90% dan pada
Kerja efektif mesin yang terukur mempunyai nilai lebih kecil dari
yang dilakukan.
jenis roda gigi (hydraulic gear pump) untuk menangkap daya mesin
yang diuji.
Gambar 19. Hydraulic engine test bed
Keterangan :
6. Reservoir fluida
berada pada satu garis lurus (satu poros) maka besarnya putaran mesin
sana dengan putaran pompa sehingga daya yang dihasilkan oleh pompa
dapat dihitung dari besarnya debit fluida yang keluar dari pompa (Q)
tekanan fluida keluar (DP) dalam kg/m2 yang dihasilkan oleh mesin
dengan rumus:
P = Q x DP ............................................................. (5)
Dimana :
Q = debit fluida
oleh motor dibandingkan daya yang dihasilkan dalam tiap satuan waktu
dihasilkan saat itu, sehingga akan berbeda dengan pemakaian pada saat
bahan bakar yang lebih ekonomis. Salah satunya pada komponen sistem
pengapian karena salah satu syarat motor bensin hidup adalah adanya
sistem pengapian.
yang lebih besar akan meningkatkan daya mesin dan performa kendaraan dan
menekan kadar emisi gas buang dan menghemat konsumsi bahan bakar.
dan konsumsi bahan bakar pada sistem pengapian standar mesin Toyota seri
3K.