Bab Iii
Bab Iii
ANALISA MASALAH
Analisa Citra
Citra yang ditampilkan pada Pusat Perfilman H. Usmar Ismail adalah pusat perfilman
yang formal, minimalis, dengan menggunakan tidak menggunakan banyak elemen
interaktif dan penyajian suasana menggunakan stimulasi pada panca indera manusia.
Pusat Perfilman H. Usmar Ismail selain menjadi sebuah pusat perfilman yang formal juga
menampilkan berbagai hasil karya perfilman lokal sehingga bukan hanya menjadi
kebanggaan masyarakat Indonesia, namun juga menjadi sebuah cerminan budaya bagi
wisatawan domestik maupun mancanegara.
Analisa Tema
Tema yang diterapkan pada Pusat Perfilman H. Usmar Ismail adalah modern.
Analisa Suasana
Suasana yang ditampilkan dari Pusat Perfilman H. Usmar Ismail adalah mewah dan
modern serta dingin.
3.2. Analisa Potensi Lingkungan
Makro
Berdekatan dengan Plaza Festival. Stadion Kuningan, Hotel JS Luwansa, dan Gedung KNPO
Kelebihan Berada di jalan protokol sehingga strategis dan mudah diakses
oleh pengunjung
Dekat dengand pusat makanan sehingga pengunjung dapat
langsung makan di sana
Kekurangan Rentan terjadi kemacetan
Banyak gedung tinggi, sehingga kurang view yang masih alami
Mikro
Orientasi matahari
Arah matahari terbit dari sebelah timur sehingga dibutuhkan pengendalian arah sinar
matahari. Pengendalian arah sinar matahari dapat dilakukan dengan pengaturan daerah
bukaan/ jendela atau menggunakan material kaca jendela yang memantulkan sinar
matahari.
Orientasi bangunan
Bangunan PPHUI berada di posisi pinggir jalan sehingga terdapat satu jalur pencapaian
baik kendaraan maupun pejalan kaki. Orientasi bangunan dan pintu menhadap barat daya.
Tipologi
Bengkel 200 m2
umum
8 Ruang kerja 70 m2 Melakukan kegiatan sekretariat per divisi
seksi
Total 1241.19 m2
3.5 Analisa organisasi ruang
Sound system:
1300 Watt untuk pidato
2 microphpone
Lighting:
Built in rigging untuk lighting
- Lampu 63 parcan: 12 unit (2 bar)
Lampu Fresnel 1 KW: 6 unit
Multimedia:
Film screen 5.5x13.5m
Elevasi: 0.226-2.4m
Ruangan sudah memenuhi persyaratan ruang dari akustik, pencahayaan,
penghawaan.
Gambar 3.4 Controller room
Sumber: Dokumen pribadi
Penghawaan : AC
Pencahayaan: TL warm white
Pencahayaan ruangan kurang memenuhi persyaratan dan warna lampu terlalu
hangat.
Besar ruangan kurang luas sehingga mesin berada di mana-mana dan tidak tertata
rapih
Sprinkler,
Heat detector
Smoke detector
Pencahayaan: Downlight neutral white
Kurangnya storage dan furniture seperti meja dan kursi berias
Penghawaan sudah memenuhi persyaratan
Kurangnya titik lampu dalam pencahayaan buatan.
Penghawaan : AC central
Pencahayaan: TL warm white
Sprinkler
Heat detector
Smoke detector
Pencahayaan terlalu hangat
Tidak ada storage shelves dan furniture
Gambar 3.7 Perpustakaan
Sumber: Dokumen pribadi
Penghawaan : AC central
Pencahayaan: TL neutral white
Sprinkler
Heat detector
Smoke detector
Besar ruangan tidak mencukupi untuk menaruh 3000 buku
Sirkulasi yang tidak baik karena peletakkan furniture yang tidak baik
Furnitur untuk pengunjung kurang dan hanya dapat menampung 8 pengunjung
Organisasi ruang tidak jelas sehingga ada tempat sholat dalam perpustakaan di
area belakang.
Gambar 3.8 Bengkel
Sumber: Dokumen pribadi
Penghawaan : alami
Pencahayaan: downlight LED neutral white
Kurangnya pencahayaan dan tidak memenuhi persyaratan
Tidak cukup besar dan kurang dapat menampung kapasitas yang banyak
Gambar 3.12 Jalur Evakuasi
Sumber: Dokumen pribadi
Penghawaan : alami
Pencahayaan: downlight LED neutral white
Tidak ada exhaust dalam ruangan
Pencahayaan sudah memenuhi persyaratan ruang
Gambar 3.14 Lobby
Sumber: Dokumen pribadi
Analisis pencahayaan
Kategori Analisis
Jenis lampu Lampu pijar Keuntungan:
- Pengaturan distribusi cahaya lebih
mudah
- Pengaturan intensitas cahaya (dengan
dimmer) lebih mudah
- Menampilkan warna yang hangat
Kerugian:
- Efikasi rendah
- Umur lampu pendek (750-1000 jam)
- Hanya cocok untuk kebutuhan
pencahayaan yag rendah
Lampu Keuntungan:
fluorescent - Efikiasi tinggi
- Umur lampu panjang (hingga 20000
jam)
- Warna cahaya cenderung putih dingin
Kerugian:
- Pengaturan intensita cahaya ( dengan
dimmer) tidak mudah
- Menimbukan cukup banyak panas yang
membebani AC
Lampu LED Keuntungan:
- Umur panjag
- Efisiensi tinggi
- Waktu menyala cepat
- Mudah dipasang dimmer
Kekurangan:
- Harganya relative mahal
- Peka terhadap tegangan listrik
- Terpengaruh oleh suhu
Tipe penerangan Ambient/ general - Cahaya tersebar secara merata
lighting - Mampu menerangi keseluruhan
bangunan ruang
- Jenis lampu general adalah fluorescent
strip dengan reflektor/ lampu TL
Accent lighting - Baik untuk menerangi sesuatu yang
khusus seperti lukisan, benda seni, dan
sebagainya
- Mampu menampilkan unsur estetika
- Cahaya lampu sedikitnya tiga kali lebih
terang
- Jenis ini di antaranya spotlight, mini-
spot, lampu halogen, dan lampu tungsten
yang semuanya berdaya rendah.
Task lighting - Untuk mempermudah dan memperjelas
pekerjaan spesifik seperti bekerja,
belajar, memasak
- Biasanya dikombinasian dengan
pemakaian ambient lighting untuk
menghindari terjadinya bayangan
Decorative - Berfungsi sebagai elemen dekoratif
lighting dalam ruang
- Memiliki bentuk armature yang menaik
untuk menghias ruang
- Hanya bersifat sebagai penerangan
tambahan
Teknik penerangan Indirect lighting - Teknik pencahayaan menempatkan
sumber cahaya (lampu) secara
tersembunyi
- Cahaya yang terlihat dan menerangi
ruangan akan berupa pantulan cahaya
(bukan cahaya langsung dari lampu)
Arah penerangan Penerapan - Pencahayaan yang merata
bawah - Arah cahaya lampu downlight datang
(downlight) dari atas ke bawah
Penerangan dari - Digunakan untuk menerangi lukisan
depan atau hiasan dinding dari arah depan
(frontlight) - Memberikan efek yang lebih menonjol
pada suatu benda dibandingkan benda
yang lain
Penerangan dari - Untuk menghasilkan siluet benda
belakang - Memberikan efek tertentu pada benda
(backlight) yang disorot
Wall washer - Teknik penerangan dengan cahaya
yang dibiaskan menyapu dinding
- Teknik spot downlight, menciptakan
efek pencahayaan tertentu pada dinding
- Bersifat dekoratif
Dari table analisis ini dapat ditentukan aplikasinya pada ruangan ruangan yang ada di Pusat
Perfilman H. Usmar Ismail Berikut adalah persyaratan ruang untuk masing-masing ruang
pada Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Sirkulasi yang dipakai dalam gedung PPHUI adalah alur yang tidak berstuktur. Dalam
pendekatan ini, pengunjung tidak diberikan batasan gerak dalam ruang, mereka bebas
bergerak tanpa adanya alur yang harus diikuti. Biasanya pendekatan ini digunakan
dalam sebuah galeri seni. Namun alur ini menyebabkan pengunjung tidak menikmati
seluruh ruangan, bertabrakan dengan sesame pengunjung, dan alur menjadi berantakan.
3.8 Analisa material dan warna
Plafond : gypsum
Lantai : 30x30cm keramik abu-abu dan putih
Dinding : tembok bata finishing cat putih
Gambar 3.19 Lobby
Sumber: Dokumen pribadi
Plafond : papan pemantul bunyi gypsum board dengan indirect light warm light
Lantai : karpet merah tua
Dinding : papan pemantul bunyi plywood
Plafond : gypsum
Lantai : 30x30cm keramik putih
Dinding : tembok cat finishing cat putih
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis.D.K. 2008. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Panero, Julius & Zelnik, M. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.
Doelo, Leslie., Prasetio, Lea. 1986. Akustik Bangunan. Jakarta: Erlangga.
Satwiko, Prasasto. 2009. Fisika Bangunan. Yogyakarta: ANDI.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jl.1 Ed. 33. Jakarta: Erlangga.
Strong, Judith. 2010. Theatre Buildings: A Design Guide. New York: Routledge.
Yusa Biran, H. Misbach. 1990. Perkenalan Selintas mengenai Perkembangan Film di
Indonesia. Tokyo: Asia University.
De Chiara, Joseph. Time Saver Standards for Interior Design. New York: McGraw Hill Inc.