Saat malam tiba, aku melihat ayah ku yang baru saja
pulang dari kerja nya. Ayahku adalah seorang buruh pabrik tempat membuat mebel. Melihat lelah yang selalu ia bawa setiap hari membuatku ingin mengubah nasib keluarga kecil ini, tapi apalah daya aku hanyalah seorang remaja tamatan SMP yang tidak memiliki bekal apa-apa. Deny adalah nama panggilan ku dirumah. Aku memiliki 1 adik perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Aku berhenti melanjutkan sekolah ke SMA karena kendala biaya sehari-hari, tapi itu tidak membuat ku berhenti untuk belajar. Terkadang memang terpikir dalam benakku untuk melanjutkan sekolah tetapi aku lebih memilih membantu ayah bekerja ditempat kerjanya itu, karena dengan aku ikut itu dapat menambah hasil sehari-hari kami. Jika ayah sakit, aku yang menggantikannya bekerja tetapi itu tidak menjadi masalah karena bos tempat ayahku bekerja mengatakan hasil kerjaku jauh lebih baik dan cepat dari ayah. Suatu saat nanti, kau pasti jadi orang berhasil karena kualitas kerjamu ini dapat membuatmu menjadi orang yang sukses ucap bos itu. Lalu hanya kujawab dengan sebuah senyuman, sungguh aku tidak mengerti apa maksud yang ia katakan, mungkin hanya sebuah doa untukku dan keluarga kecil ku dirumah. Rumah kecil kami terletak dipinggir desa yang jauh dari tempat ayah bekerja didekat kota. Saat dirumah aku sering membantu para tetangga jika mereka ingin membuat sesuatu yang terbuat dari kayu. Mereka mengatakan bahwa hasil pekerjaanku sangat bagus dan dapat menghasilkan uang. Langsung terpikir olehku untuk membuat benda-benda pajangan yang bisa kubuat lalu akan kujual, orangtua ku sangat setuju dengan apa yang aku lakukan. Setiap pagi aku mencari kayu-kayu didekat hutan lalu aku buat menjadi sebuah pajangan yang menarik, selama 3hari aku membuat keesokkannya aku mencoba menjajakannya dipinggiran kota berharap banyak yang minat terhadap hasil ku ini. Tapi ternyata hasil yang kuperoleh tidak membuahkan hasil yang banyak, dalam sehari pajangan yang kujual hanya laku terjual 4-5 buah. Teringat olehku tempat yang ramai yang banyak orang kunjungi yaitu alun-alun ditengah kota, kemudian saat petang tiba aku pindah tempat untuk kujajakan pajanganku itu. Namun hasil nya sama saja tidak banyak orang yang minat karena mereka pikir barang yang ku jual sudah tidak modern lagi. Tetapi aku tidak pernah memikirkan omongan mereka, masih ada orang yang mau beli pajangan yang kujual mengapa aku harus memikirkan omongan miring itu ucap Deny dalam hatinya. Lalu ia pun terus menjajakan pajangan nya itu setiap hari dengan hasil yang sangat minim setiap harinya. Pada suatu hari, ayah Deny jatuh sakit dan ia tidak dapat pergi untuk bekerja. Mau tidak mau Deny sebagai anak laki-laki satu-satunya dirumah harus menggantikan pekerjaan ayah nya dipabrik mebel tersebut sampai ayah nya sembuh. Ibu nya menggantikan Deny untuk menjajakan pajangan yang dibuat Deny tersebut dipinggiran kota dan di alun-alun kota lalu adik Deny, Desy merawat ayah nya dirumah. Karena jika dagangan Deny tidak dijajakan tidak akan ada penghasilan tambahan untuk sehari-harinya. Saat sedang bekerja tiba- tiba Deny dipanggil oleh bos di pabrik tersebut untuk menemuinya, ia kaget karena takut jika ia melakukan kesalahan yang membuat kerugian di pabrik tersebut, lalu dengan hati-hati ia memasuki ruangan bos nya. Silahkan masuk Deny.. ucap bos nya. Ada apa bos memanggil saya? Apa saya melakukan kesalahan bos? Tanya Deny. Tidak.. saya hanya ingin menanyakan apa kamu bersedia menjadi manager di pabrik saya yang ada di Jakarta? ujar bos tersebut Deny pun tersontak kaget karena mendapat tawaran menjadi seorang manager pabrik di Jakarta ia hanya tamatan SMP bagaimana bisa ia menjadi seorang manager. Lagipula jika ia menerima tawaran tersebut ia harus meninggalkan keluarga nya dirumah. Deny pun berpikir terus menerus untuk menjawab pertanyaan tersebut sampai akhirnya ia mengatakan bahwa akan menanyakan terlebih dahulu kepada keluarganya. Kesempatan hanya datang sekali Deny.. tolong pikirkan baik-baik untuk menjawab nya agar kamu tidak menyesal nantinya. Saya yakin ayahmu setuju dengan tawaran yang saya berikan ini, saya kenal betul bagaimana ayahmu ucap bos itu sebelum Deny meninggalkan ruangan bos nya Saya akan pikirkan dengan matang bos.. ujar Deny. Sesampainya dirumah ia mengatakan hal tersebut kepada keluarganya, ayah Deny pun kaget mendengar perkataan Deny itu karena sangat tidak percaya bahwa bos tempat ia bekerja sangat mempercayai anak nya itu. Kau harus terima tawaran itu Deny.. jangan pikirkan kami dirumah bagaimana. Kau harus berpikir bagaimana masa depanmu. Apa kau mau hanya menjadi seorang buruh pabrik seperti ayah mu ini? ungkap ayah Deny Baiklah jika kalian semua menyetujui nya Deny akan menerima tawaran itu ucapnya. Dua hari kemudian ia dan bos nya pergi ke Jakarta. Seumur hidupnya ini adalah kali pertama ia menginjakkan kaki di Jakarta, ia sangat senang dan tidak percaya atas apa yang terjadi padanya. Ia dan bos nya langsung menuju pabrik tempat pembuatan mebel yang dimiliki bos nya itu. Mulai hari ini semua tugas dan tanggung jawab perusahaan ini kuserahkan pada mu Deny.. tolong lakukan tugas sebaik-baiknya dan jangan kecewakan saya ucap bos tersebut Baik bos saya akan lakukan yang terbaik.. ucapnya Disela-sela kesibukkanya ia tetap dapat meluangkan waktunya untuk membuat sesuatu yang dapat menghasilkan uang. Ia meminjam uang bos nya lalu membeli sedikit kayu-kayu yang ada di pabrik itu lalu ia bawa pulang kemudian ia buat menjadi pajangan. Ia jajakan pajangan miliknya di beberapa toko kecil tetapi memang semua tidak seindah bayangan. Tidak banyak yang minat terhadap hasil buatan Deny, tetapi itu tidak membuat Deny berhenti berkreasi. Ia pun menjajakan barang buatannya itu ditempat lain walaupun begitu hasil yag diterimanya sama saja. Banyak tempat yang menolak barang buatan Deny entah karena apa. Sampai akhirnya bos nya memberikan 1 kios kecil untuk Deny sehingga ia dapat gunakan untuk tempat penjualan pajangan- pajangan yang ia buat. Bos nya memberikan karena ia sangat bangga dan senang atas kerja keras dan kreativitas Deny karena berkat nya juga perusahaan mebel nya makin sukses. Tak disangka, kios yang ia gunakan untuk berdagang membuahkan hasil yang sangat banyak, banyak orang minat dengan hasil karyanya dan hingga kini Deny bisa dikatakan sebagai seorang pengusaha sukses diusia muda karena diusianya yang masih 25tahun ia sudah memiliki 5 kios, 1 rumah kecil yang ia tempati untuk seorang diri dan 1 rumah yang ia gunakan untuk membuat kerajinan tangan tersebut. Ia kini sudah memiliki 15 pegawai. Tetapi walaupun begitu ia masih tetap menjadi seorang manager di pabrik mebel. Setiap bulan nya ia selalu mengirimkan uang untuk keluarga kecil nya di desa, tetapi yang keluarga nya tau anaknya hanyalah seorang manager. Deny memang sengaja tidak memberi tahu jika ia sekarang juga seorang pengusaha karena ia bertekad suatu saat akan menjemput keluarga kecil itu datang ke Jakarta saat Deny sudah memiliki rumah yang besar dan mobil. Sudah kukatakan pada hari itu, kau akan menjadi seseorang yang sukses Deny ujar bos Deny Ini semua tidak ada apa-apa nya tanpa bantuan bos.. saya sangat berterima kasih ucapnya Kini saat nya kau focus dengan bidang usaha mu Deny.. aku yakin kau akan lebih sukses dari ini Terimakasih bos.. saya tidak akan melupakan semua yang telah bos berikan kepada saya Setelah 5tahun tinggal di Jakarta, kini Deny dapat menjemput keluarga kecil nya di desa menggunakan mobil pribadi hasil keringat nya itu. Orangtua nya sungguh tidak menyangka anak yang sudah lama tidak dijumpai nya itu kini menjadi orang yang sukses diJakarta. Kami sungguh tidak menyangka kau menjadi orang hebat ucap ayah Deny Ini semua juga karena doa dari kalian Kami sangat bangga kepadamu Deny ucap Ibu Deny Terimakasih ibu.. Kini selain menjadi pengusaha kerajinan tangan, ia juga membuka pabrik mebel. Hasil kerja nya banyak diminati orang karena motif nya unik dan berbeda dengan pabrik-pabrik lain sehingga bisnis yang ia lakukan ini membuat ia sukses. Deny juga sangat bangga karena prestasi yang dimiliki adiknya, Desy itu kini adiknya dapat melanjutkan kuliah di Universitas ternama di Jakarta.