TENTANG
Kelompok 2 :
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah, hidayah,
kesehatan serta umur yang panjang sehingga laporan diskusi ini yang berjudul Sistem Ekskresi Pada
Dalam laporan diskusi ini kami akan membahas masalah mengenai Sistem Ekskresi Manusia
dan Hewan karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu sistem ekskresi yang berhubungan dengan
pengeluaran sisa-sisa metabolisme mahkluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan laporan diskusi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Saran .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu
menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus dibuang
agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada makhluk hidup, semua makhluk hidup
bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan
manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada makhluk hidup memerlukan sebuah sistem yang
disebut sistem ekskresi. Sistem ekskresi yang dimiliki setiap makhluk hidup berbeda-beda sesuai
dengan tingkatan dan konveksitas makhluk hidup.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara pernapasan. Pada sistem
ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme dapat diserap oleh darah kemudian diproses dan akhirnya
dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada sistem ekskresi pada manusia ;
- Sebutkan alat-alat ekskresi pada manusia dan hewan ?
- Bagaimanakah proses pembentukan urine di dalam ginjal ?
- Gangguan-gangguan apa saja yang terjadi akibat kerusakan salah satu bagian ginjal ?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui dan bisa menjabarkan proses pembentukan urine didalam ginjal
- Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan juga bahan materi mata pelajaran biologi
- Untuk mengetahui macam-macam alat-alat ekskresi pada manusia dan hewan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam amino, ion-ion Na , K ,
Ca 2 ,Ci-, HCO3-,dan HbO4 2 , sedangkan urea hanya diserap sebagian.
Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus ketubulus
proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na ,selain itu juga terjadi
reabsorbsi air dan ion Ci secara pasif. Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle
yang tengah berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi
aktif ion Ci ke jaringan di sekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan di tubulus distal. Pada
tubulus ini terjadi reabsorbsi Na dan air dibawah control ADH. Di samping reabsorbsi, di
tubulus ini juga terjadi sekresi H , NH 4 , urea, kreatinin dan beberapa obat-obatan pada
urin.
Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air,
garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na , Ci dan urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis, dari velvis renalis
urin mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara urin.
3
d. Emosi
Emosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
a. Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman
biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan mengalami uremia
dan dedema.
b. Batu Ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal
dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat terlalu banyak mengkonsumsi
garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.
c. Albuminuria
Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi sel-sel
ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat.
d. Glikosuria
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin menunjukkan
bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal
e. Hematuria
Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan pada organ
urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
f. Ketosis
Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang
melakukan diet karbohidrat.
g. Diabetes Insipitus
Komposisi urin berpariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urin
normal berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning muda urin berasal dari zat
4
warna empedu. Urin normal pada manusia mengandung air, urea, asam urat, amoniak,
keratin, asam laktat, asam fospat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur,
dan zat-zat yang berlebihan didalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut, maka ginjal
merupakan alat pengeluaran utama. Fungsi ginjal antara lain :
a. Membuang sisa metabolisme dari tubuh
b. Mengatur keseimbangan air dan garam didalam darah
c. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri dan zat warna.
d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa
serta membuang kelebihan bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin.
B. Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam proses pernapasan.
Pada prinsipnya CO 2 diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah ( 15%) dan di angkut
dalam bentuk ion HCO3- ( 30 %) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat
O 2 dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO 2 untuk
dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.
Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :
CO 2 + H 2 O H 2 CO 3 HCO 3 + H
Ion H yang bersifat racun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO 3 keluar dari sel darah
merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO 3 digantikan oleh ion
C. Hati
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari. Empedu
berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam
mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica velen) dan di
keluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya :
a. Mencernakan lemak
b. Mengaktifkan lipase
c. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air
d. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.
Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh
sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat besi,
globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sum-sum
tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb baru,
sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru.
5
Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan
membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu sedangkan darah
akan berwarna kekuning-kuningan karena empedu masuk ke peredaran darah (disebut penyakit
kuning).
Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang
berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin
yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3 dan CO 2 yang bersifat racun.
Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan
mengikat NH 3 menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati
diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
D. Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit atau integument mengeluarkan peluh (keringat). Luas kulit
pada manusia dewasa 20.000 cm 2 , tebal 0.01 cm hingga 0.5 cm.
Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh
aktifitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, keadaan kesehatan dan keadaan emosi.
Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur (NaCl) atau sisa
metabolisme sel, urea serta asam.
Kulit (integument) terdiri dari :
a. Epidermis (kulit air)
Bagian luar epidermis disebut stratum korneum (lapisan tanduk) dan bagian dalam
disebut lapisan malpighi.
Stratum korneum merupakan jaringan yang mati dan tersusun dari berlapis-lapis
jaringan sel pipih, fungsinya melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit.
Lapisan malpighi terdiri dari sel-sel yang aktif membelah dan menghasilkan pigmen
melanin selain itu juga terdapat stratum lusidum serta stratum gronulosum yang berfungsi
mengganti sel-sel di lapisan stratum korneum.
Perbedaan jumlah pigmen menyebabkan perbedaan warna kulit orang albino. Orang
albino tidak mempunyai melanin.
b. Demis (kulit jengat) atau Korium
Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat
(glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebasea) yang terletak dekat akar
rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke
bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari
air dan 1 % larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai
keringat melalui saluran keringat ke permukaan kulit.
6
Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan
dari sistem saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin. Fungsi hipotalamus adalah
memonitor dan mengendalikan suhu darah.
Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan
menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh darah di lapisan dermis.
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat
penyimpanan cadangan makanan, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh,
melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman juga
sebagai alat indera peraba.
7
tersebut.Gulungan tubulus nefrostom diselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk
jaringan.
Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menuju nefridium lewat nefrostom yang
terbuka.Akan tetapi, beberapa materi penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel
pada gulungan tubulus dan menembus pembuluh darah di sekitar tubulus yang kemudian
disirkulasikan lagi.Saat cairan bergerak di sepanjang tubulus.Garam-garam yang keluar dari
tubulus ini diabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yang menyelubungi tubulus.
Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanah berbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh.
e. Sistem Ekskresi Pada Insecta
Insecta mempunyai alat yang disebut pembuluh malpighi. Pembuluh malpighi melekat
pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserat dari cairan jaringan oleh
pembuluh malpighi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal
pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang
yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa-sisa yang mengandung nitrogen
dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksokeleton (rangka luar), dan dapat ikut
dieksresikan sewaktu molting atau pengelupasan kulit.
f. Osmoregulasi Pada Lumba-Lumba
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan
pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organism hidup. Proses osmoregulasi
diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan di
sekitarnya.Misalnya pada lumba-lumba osmoregulasinya pada pemasukan garam yang terlalu
banyak yang masuk bersama makanan diatasi dengan organ ginjal yang sangat efisien yang
kepekatannya 3 sampai 4 kali dari cairan plasmanya.
8
2. Mesonefros
Ginjal bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio
emniota.Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah,
tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya.
3. Metanerfos
Ginjal ini terbentuk dari degenerasi dari pronerfos dan mesonerfos Ginjal yang pertama
kali dibentuk adalah ginjal pronefros yang terletak didaerah kepala.Selanjutnya dibentuk ginjal
mesonefros yang diikuti dengan berdegenerasinya pronefros.Kemudian pada daerah sebelah
posterior mesonefros dibentuk ginjal metanefros.Ketiga jenis ginjal tersebut merupakan organ-
organ yang berpasangan Ginjal dibentuk dari mesoderem intermediat dimulai dengan
tampaknya pronefros yang terdiri atas beberapa pasang tubulus pronefros yang teletak ada
bagian cephal dari mesoderem intermediat.Tubulus-tubulus tersebut dibentuk dengan urutan
cephalocaudal.
Pronefros pertama tampak sebagai deretan yang terdiri atas segmen- segmenn yang disebut
nefrotom, yaitu massa sel-sel mesoderem intermediat. Nefrotom kemudian terpisah membentuk
suatu rongga yang disebut nefrocoel yang bersinambungan dengancoelom, yaitu rongga yang
memisahkan lapisan parietal dari mesoderem lateral.
Adapun beberapa Jenis-Jenis Ekskresi Hewan Vertebrata, yaitu :
a. Sistem Ekskresi Pada Ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat disisi dorsal
rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna coklat, dan pada ujung
anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi
menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya,
duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan
urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme
ekskresi pada ikan yang hidup di air laut.Cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik
dibandingkan dengan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Di saat yang
bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air.Untuk itu mengatasi masalah kelebihan air dan
kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum.Tubuhya diselimuti lendir untuk
mencegah masuknya air secara secara berlebihan.Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui
insang dan banyak mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang beracun,
yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain itu, ikan air laut
mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan volume yang kecil.Ginjal
ikan air laut tidak memiliki glomerulus.Akibatnya tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin
terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air.
9
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan, saluran
ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina saluran ginjal dan
kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan dengan ureter di vesika urinaria. Saat amphibia
mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah. Larva amphibia
mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
c. Sistem Ekskresi Reptilia
Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metanefros berfungsi
setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional
menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria (kandung kemih). Vesika
urinaria bermuara langsung ke kloaka.
Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara
langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura-
kura betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk
membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.
Hasil ekskresi reptilia adalah asam urat.Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk
membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan
sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh reptilia berbentuk pasta
(bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi olah bagian tabung ginjal. Buaya dan penyu air
tawar mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari
sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehinga penyu laut tampak
seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat
keluar bersama feses.
d. Sistem Ekskresi Aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak memiliki vesika
urinaria (kandung kemih) sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung ke kloaka
melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga metabolisme burung aktif. Tiap 1
ml jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini
membentuk lengkung Henle kecil.
Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi
reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam
urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses.
Pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang
mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan
garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam
menetes dari ujung paruh.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I. Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Masing-masing
organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh.
a. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di kanan an kiri
dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses pembentukan urine, yang meliputi ;
- Tahap filtrasi ( penyaringan)
- Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)
- Tahap augmentasi (proses pengumpulan)
b. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu alat ekskresi.
Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan dermis. Pada lapisan
dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut
saraf. Dimana kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
c. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-paru
mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, CO 2 dan H 2 O.
d. Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan salah satu alat
ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim orginase untuk menguraikan asam amino
orgenin menjadi asam amino ornitin dan urea. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam
tubuh berupa zat warna empedu.
11
B. Saran
- Penulis berharap kritikan dari pembaca yang bersifat membangun
- Penulis juga berharap untuk laporan diskusi pada semester berikutnya bisa lebih baik dari
sebelumnya
12
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, Lasinrang. 2013. Laporan diskusi Sistem Eksresi : Jurusan Biologi, Fakultas Sains &
Teknologi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.
Karmana, O., dan Anwar, A. 1987. Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA II A Semester 2..
Bandung: Ganeca Exact.
Lestari, S. dkk. 2007. IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. 2007. Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga Serangkai.
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm. 16-17.
Tim IPA SMP/MTs. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega. Hlm 10.
Tim BIOLOGI SMU. 1997. Pegangan Belajar : Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega. Hlm. 357.
Lampiran 1