Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Labiopalatoskiziz
1. Definisi
Kelainan kongenital dengan adanya kelainan pada struktur wajah (Ngastiyah, 2005
dalam 14.52). selain itu kelainan wajah yang dialami berupa pemisahan dua sisi bibir
yang dapat mempengaruhi kedua sisi bibir juga tulang dan jaringan lunak alveolus
(Betz & Linda, 2009 dalam 14.52). hal tersebut dapat terjadi karena unilateral cleft lip
mengalami kegagalan fusi promiinensua nasalis medialis dan prominensia maksilaris
satu sisi (Arun & Radal, 2007 dalam 14.52).
2. Klasifikasi cleft lip
a. Cleft lip karena organ yang terlibat
- Celah di bibir (labioskiziz)
- Celah di gusi (gnatoskiziz)
- Celah di langit (palatoskiziz)
- Celah yang terjadi lebih dari satu organ, contohnya bibir dan langit-langit
(labiopalatoskiziz)
b. Cleft lip karena tidak lengkapnya celah yang terbentuk
- Unilateral incomplete, celah hanya disisi satu sisi bibir dan tidak memanjang
hingga ke hidung
- Unilateral complete, celah yang terjadi pada salaah satu sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung
- Bilateral complete, celah terjadi pada kedua sisi bibir dan memanjang hingga
ke hidung
c. Cleft lip pada labiopalatoskiziz
- Klasifikasi berdasarkan lokasi celah bibir dan langit-langit
L (lips) = bibir
A (alveolus) = gusi
H (hard palate) = palatum durum
S (soft palate) = palatum mole
d. Etiologi
- Embriologis
Fungsional
Genetik
e. Faktor resiko (Laureen & Theddeus, 2008 dalam 14.52)
- Herediter
Faktor yang mempengaruhi kelainan pada cleft lif sebanyak 18% disebabkan
karena kelainan kromosom, 5, 5 % karena faktor maternal dan 22%
disebabkan karena anomali gen tunggal
- Perilaku ibu
Ibu yang memiliki perilaku mengkonsumsi alkohol dan merokok sebelum atau
pada masa kehamilan, ibu mengalami kekurangan gizi, kurangnya
mengkonsumsi asam folat
f. Manifestasi klinis (Betz & Sowden, 2009)
- Celah bibir unilateral dapat menyebabkan celah lengkap melalui lubang
gidung atau celah tidak lengkap pada bagian bibir
- Celah palatum dapat teraba dan terlihat
- Celah alveolus dapat menganggu tulang dan jaringan lunak
- Distrorsi nasal
- Kesulitan untuk menyusu dan makan
g. Komplikasi
- Kesulitan pemberian nutrisi yang menyebabkan anak kekurangan gizi
- Infeksi telinga karena tidak berfungsinya saluran yang menghubungkan telinga
tengah dan kerongongan yang menyebabkan infeksi
- Gangguan berbicara disebabkan karena penurunan fungsi otot-otot untuk
berbicara karena adanya celah
h. Patofisiologi
i. Penatalaksanaan
a. 0-1 minggu memberikan nutrisi dengan kepala miring 45 drajat
b. 1-2 minggu memasang obturator untuk menutup celah pada langit agar dapat
menghisap susu atau memakai dot lubang kearah bawah untuk mencegah
aspirasi
c. 10 minggu labioplasty dengan memenuhi rules of ten:
1. Umur 10 minggu
2. Berat 10 pons
3. Hb > 10 gr/%
d. 1,5 -2 tahun palatoplasty karena bayi mulai bicara
e. 2-4 tahun speech therapy
f. 4-6 tahun velopharyngoplasty
g. 6-8 tahun ortodonsi
h. 8-9 tahun alveolar bone grafting
i. 9-17 tahun ortodonsi ulang
j. 17-18 tahun mengecek kesimetrisan mandibula dan maksila
j. Diagnosa yang mungkin muncul
k. Noc dan nic