Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Pada bab sebelumnya telah dinyatakan bahwa tujuan penelitian ini adalah

menentukan harga opsi tipe Eropa dengan menggunakan model Black-Scholes

dan strategi investasi Straddle untuk perusahaan Unilever,Tbk. Pada bab ini

akan diuraikan beberapa teori yang mendukung tujuan penelitian tersebut.

2.2 Opsi

Dalam dunia pasar modal, opsi adalah kontrak resmi yang memberikan

hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli (opsi beli/call options) atau

menjual (opsi jual/put options) suatu aset tertentu pada harga tertentu dan

dalam jangka waktu tertentu. Opsi juga merupakan salah satu instrumen

turunan (derivatif) dalam pasar modal yang digunakan untuk memaksimalkan

keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang besar namun dengan risiko

yang dapat di minimalkan.

Terdapat dua bentuk opsi yang dikenal, yaitu Call Option dan Put Option.

Opsi beli (call options) memberikan pemiliknya hak untuk membeli sejumlah

saham atau sejumlah aset lain pada harga tertentu selama masa tertentu.

Berarti jika harga dari saham atau aset lain yang ditetapkan naik, pembeli call

mendapatkan uang. Pengaruhnya, opsi call memberikan pemegangnya hak

untuk membeli. Sedangkan opsi jual (put options), memberikan hak untuk

8
9

menjual saham biasa atau sejumlah aset pada harga tertentu dalam periode

tertentu.

2.2.1 Jenis Opsi

Menurut David G. Luenberger (1998), berdasarkan waktu penggunaannya,

terdapat dua jenis opsi saham yaitu :

1. Opsi saham tipe Eropa (European Option) adalah opsi yang dapat

di-exercise hanya pada tanggal jatuh tempo.

2. Opsi saham tipe Amerika (American Option) adalah opsi yang

dapat di-exercise sebelum atau pada tanggal jatuh tempo (dapat di-

exercise kapan saja).

2.2.2 Komponen Opsi

Opsi terdiri dari beberapa komponen yaitu (Andriyanto,2009) :

1. Kontrak resmi

Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak dimana pihak

yang membeli kontrak (Taker) mempunyai hak, namun bukan

kewajiban, untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu

instrumen yang menjadi dasar dari kontrak tersebut, misalnya

saham. Dengan demikian , maka opsi tersebut disebut opsi saham

(stock option). Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak taker

membayar sejumlah premi kepada si penjual kontrak (writer).


10

2. Hak

Call Option memberikan hak kepada taker untuk membeli

sejumlah tertentu dari instrumen yang menjadi dasar kontrak

tersebut. Sebaliknya, Put Option memberikan hak kepada taker

untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang

menjadi dasar kontrak tersebut.

Penjual call option wajib untuk menyerahkan atau menjual saham

acuan dimaksud kepada pembeli call option karena telah menerima

premi (harga call option) dari pembeli call option tersebut.

Penjual put option wajib untuk membeli saham acuan dimaksud

kepada pembeli put option karena telah menerima premi (harga put

option) dari pembeli put option tersebut.

3. Aset dasar (underlying assets)

Aset dasar merupakan aset yang mendasari apa yang

diperjualbelikan dalam transaksi opsi. Aset dasar dapat berupa

saham, obligasi, komoditi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, asset

yang dibahas adalah saham.

4. Harga perjanjian (exercise/strike price)

Exercise Price atau sering juga disebut Strike Price merupakan

harga yang telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut.

5. Waktu Jatuh Tempo (expiration date)

Expiration date atau dapat diartikan sebagai waktu jatuh tempo,

merupakan waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat


11

dilaksanakan. Jika taker melaksanakan haknya untuk membeli atau

menjual maka dikenal dengan istilah exercise.

2.3 Opsi Eropa

Opsi Eropa adalah jenis opsi yang memberikan hak kepada pembelinya

untuk melakukan exercise, namun hanya pada saat jatuh tempo. Beberapa

kondisi yang terdapat pada opsi eropa adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Beberapa Kondisi pada Opsi Eropa

Opsi call Opsi call Opsi call Opsi call Opsi call Opsi call
dan put dan put dan put dan put dan put dan put
berada berawal berawal berawal berakhir berakhir
pada posisi pada posisi pada posisi pada posisi pada posisi pada posisi
at the in the out the at the in the out the
money money money money money money

dengan :

: harga saham saat ini

: harga saham pada saat jatuh tempo

: strike price atau harga perjanjian.

Dari Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa (Halim, 2005) :

1. Pada saat harga saham lebih rendah daripada exercise price (ST <

K), maka opsi call bernilai nol dan dikatakan dalam keadaan out of

the money (OTM). Dalam keadaan ini pemegang call tidak akan

menggunakan haknya dan ia akan mengalami kerugian sebesar

premi yang telah dibayarkan. Sedangkan pada kondisi ini, opsi jual
12

dikatakan dalam keadaan in the money (ITM). Dalam keadaan ini

pemegang opsi put akan menggunakan haknya dan nilai opsi ini

yaitu sebesar selisih antara harga pelaksanaan dan harga saham.

2. Pada saat harga saham sama dengan exercise price (ST = K), maka

opsi call dan put dikatakan dalam keadaan at the money (ATM),

sehingga opsi call dan put akan bernilai nol. Kerugian yang di

derita pemegang opsi call dan put adalah sebesar premi yang telah

dibayarkan kepada penjual opsi.

3. Pada saat harga saham lebih tinggi dari exercise price (ST > K) dan

bernilai positif, maka opsi call dikatakan dalam keadaan in the

money (ITM). Dalam keadaan ini pemilik opsi akan menggunakan

opsinya untuk memperoleh keuntungan atau dapat meminimalkan

kerugian yang disebabkan karena telah membayar premi kepada

penjual opsi. Sedangkan pada kondisi ini, opsi put dikatakan dalam

keadaan out of the money (OTM). Dalam keadaan ini pemegang

opsi put tidak akan menggunakan haknya karena ia dapat menjual

saham dengan harga yang lebih tinggi di pasar saham. Kerugian

maksimal yang akan didapatkan sama dengan harga premi opsi

yang telah dibayarkan.

2.4 Payoff dan Profit Opsi Eropa

Payoff atau nilai intrinsik merupakan keuntungan akibat penggunaan hak

untuk menjual atau membeli sejumlah saham yang melandasinya pada saat

atau sebelum waktu jatuh tempo. Profit adalah keuntungan bersih yang
13

diperoleh dari selisih antara payoff dengan harga opsi (Sumanang, 2009).

Beberapa perhitungan dari payoff dan profit untuk opsi eropa adalah sebagai

berikut :

a. Harga opsi call

Misalkan ST merupakan harga saham pada saat jatuh tempo, K adalah

harga saham yang ditetapkan atau exercise price, dan T adalah waktu

jatuh tempo. Apabila harga saham pada saat jatuh tempo lebih besar

daripada harga pelaksanaan atau ST > K, maka besar keuntungan yang

diperoleh yaitu ST K. Sebaliknya, jika K ST maka pemegang opsi beli

tidak memperoleh keuntungan atau keuntungan yang diperoleh adalah nol

(Luenberger, 1998).

Maka, harga opsi call tipe Eropa pada saat jatuh tempo adalah

Payoff = ST K ; jika ST > K, (2.1)

Payoff = 0 ; jika ST K. (2.2)

Dari Persamaan (2.1) dan Persamaan (2.2), disimpulkan bahwa nilai

payoff dari opsi call pada saat jatuh tempo (T) adalah sebagai berikut :

Payoff = maks (ST K,0). (2.3)

Untuk menentukan profit dari meng-exercise opsi call yang dibayarkan

harus diperhitungkan sehingga profit yang didapatkan adalah sebagai

berikut :

Profit = maks (ST K,0) C. (2.4)

Selanjutnya untuk lebih jelas dapat dilihat dari Gambar 2.1 berikut ini :
14

Gambar 2.1 Payoff dan Profit Pemegang Kontrak Opsi Call

Contoh ilustrasi yang menggambarkan profit untuk investor jika

menggunakan opsi call adalah misalnya saham A diperdagangkan dengan

harga Rp 2500 per lembar. Investor Y membeli satu opsi call saham A dan

jatuh tempo dalam enam bulan dengan premi Rp 70. Strike price opsi call

tersebut adalah Rp 2570. Pada saat opsi call tersebut jatuh tempo, harga

saham A naik menjadi Rp 2600. Karena investor Y memegang opsi call di

saham A, maka dia berhak untuk membeli saham tersebut di pasar seharga

Rp 2500 dan kemudian dapat menjualnya dengan harga Rp 2600. Dalam

hal ini, investor Y berhasil mendapatkan profit sebesar Rp 30.

Akan tetapi, jika ternyata harga saham A setelah enam bulan turun menjadi

Rp 2000, investor Y tidak perlu meng-exercise opsi call yang ia miliki

karena bisa membeli saham lebih murah dari strike price-nya Rp 2500 per

saham di pasar dan membiarkan saja kontrak opsi call-nya berakhir tanpa

digunakan. Dalam hal ini, investor A rugi sebesar harga yang ia bayar

untuk membeli kontrak itu (harga ini disebut premi dari opsi).
15

b. Harga opsi put

Misalkan ST merupakan harga saham pada saat jatuh tempo, K adalah

harga saham yang ditetapkan atau harga pelaksanaan, dan T adalah waktu

jatuh tempo. Apabila harga saham pada saat jatuh tempo lebih kecil

daripada harga pelaksanaan atau ST < K , maka besar keuntungan yang

diperoleh yaitu K- ST. Sebaliknya , jika ST K maka pemegang opsi jual

tipe Eropa tidak melakukan haknya sehingga keuntungan yang diperoleh

adalah nol (Luenberger, 1998).

Harga opsi put tipe Eropa pada saat jatuh tempo adalah

Payoff = K- ST ; jika ST < K, (2.5)

Payoff = 0 ; jika ST K. (2.6)

Dari Persamaan (2.5) dan Persamaan (2.6), disimpulkan bahwa nilai

payoff dari opsi put pada saat jatuh tempo (T) adalah sebagai berikut :

Payoff = maks (K- ST,0). (2.7)

Untuk menentukan profit dari meng-exercise opsi put yang dibayarkan

(P) harus diperhitungkan sehingga profit yang didapatkan adalah sebagai

berikut :

Profit = maks (K- ST,0) P. (2.8)

Selanjutnya untuk lebih jelas dapat dilihat dari Gambar 2.2 berikut ini :
16

Gambar 2.2 Payoff dan Profit Pemegang Kontrak Opsi Put

Contoh ilustrasi yang menggambarkan profit untuk investor jika

menggunakan opsi put adalah misalnya investor Z membeli satu lembar

opsi put pada selembar saham B dengan jangka waktu jatuh tempo enam

bulan dengan premi Rp 70. Strike price opsi put tersebut adalah Rp 2550.

Pada saat opsi put tersebut jatuh tempo, harga saham Y adalah Rp 2000.

Hal ini bisa menguntungkan investor Z karena dia dapat membeli saham B

di pasar seharga Rp 2000 dan kemudian menjualnya sebesar strike price

yaitu Rp 2550. Dalam hal ini, investor B memperoleh keuntungan sebesar

Rp 480.

Akan tetapi, jika ternyata harga saham B pada saat jatuh tempo naik

menjadi Rp 2600. Investor Z tidak harus meng-exercise opsi put-nya dan

membiarkan saja kontrak opsi put-nya berakhir tanpa digunakan. Dalam

hal ini, investor B rugi sebesar harga yang ia bayar untuk membeli kontrak

itu (harga ini disebut premi dari opsi).


17

2.5 Pergerakan Harga Saham

Harga saham mengikuti proses pada pohon binomial yang bergerak

mengikuti proses diskrit, namun dalam kenyataannya perubahan harga saham

terjadi dalam waktu yang relatif cepat secara kontinu. Pada proses kontinu ini,

pergerakan harga saham akan berkembang dengan semakin kompleks dan

sangat sulit untuk diamati prosesnya. Hal ini terjadi karena pergerakan harga

saham nilainya dapat berubah setiap saat, nilainya berupa bilangan riil, dan

prosesnya berubah secara kontinu.

Pergerakan harga saham menyerupai gerakan partikel gas yang bergerak

acak (Brownian Motion). Brownian Motion atau Wiener Process dipandang

sebagai versi continuous-time dari random walk dan dapat dipergunakan

sebagai building block untuk pemodelan berbagai variabel yang berubah

secara kontinu dan secara stokastik sepanjang masa (Sumanang, 2009).

2.5.1 Brownian Motion Baku

Asumsi yang harus dipenuhi dari sebuah proses acak B = ( Bt ; t 0 )

apabila ingin disebut sebagai Brownian Motion adalah sebagai berikut :

1. Bt merupakan fungsi kontinu dan B0 = 0,

2. Nilai Bt berdistribusi normal dengan rata-rata 0 dan varians 1,

3. Kenaikan Bs-t Bt berdistribusi normal dengan rata-rata 0 dan varians t,

dan independen dari Fs, proses sampai waktu ke s.

2.5.2 Brownian Motion dengan Drift

Brownian Motion memiliki rata-rata nol, sementara harga saham pada

suatu periode tertentu biasanya bergerak dengan suatu tingkat pertumbuhan


18

tertentu. Untuk menggambarkan tingkat pertumbuhan harga, biasanya

ditambahkan dengan faktor drift artificially () terhadap model tersebut.

Sebagai contoh jika B merupakan proses Brownian Motion baku, maka

proses X = ( Xt , t 0 ) untuk konstan yang menunjukkan tingkat

pertumbuhan nominal maka model persamaannya sebagai berikut:

(2.9)

2.5.3 Brownian Motion dengan Drift dan Skala Noise

Dinamika pergerakan dalam suatu proses berbeda-beda antara satu proses

dengan proses lainnya. Ada proses yang sangat volatile, ada juga yang relatif

tenang. Untuk mewakili karakteristik tersebut, pada Brownian Motion dapat

ditambahkan suatu skala noise () yang konstan. Model persamaannya

adalah sebagai berikut :

(2.10)

2.5.4 Geometric Brownian Motion sebagai Model Saham

Proses Brownian Motion dengan drift dan skala noise masih mempunyai

kelemahan sebagai model perubahan harga saham karena masih

memungkinkan nilai negatif. Untuk itu, Brownian Motion dapat

dikembangkan sesuai kebutuhan, sebagai contoh digunakan eksponensial

dari proses Brownian Motion sebagai model saham sehingga persamaannya

sebagai berikut :

(2.11)
19

2.5.5 Itos Lemma

Harga dari opsi saham merupakan suatu fungsi yang dihitung berdasarkan

pada harga saham dan waktu tertentu. Jika X merupakan harga saham, dan

harga saham berubah mengikuti proses Ito :

(2.12)

dengan merupakan Brownian Motion serta dan merupakan fungsi

dari dan . Variabel memiliki faktor drift sebesar dan varians .

Sedangkan merupakan nilai opsi pada saat , maka harga opsi

adalah:

(2.13)

dengan merupakan Brownian Motion yang sama dengan Persamaan

(2.13) dan mengikuti proses Ito dengan faktor drift sebesar :

(2.14)

dan varians sebesar :

(2.15)

Apabila suatu harga saham dikatakan mengikuti model Brownian Motion

dengan menggunakan Itos Lemma, maka harga saham tersebut dapat

dinyatakan dengan :

(2.16)

dengan dBt merupakan Brownian Motion dengan parameter dan 2.


20

2.6 Model Black-Scholes dan Karakteristiknya

Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham yang

seharusnya (nilai intrinsik) telah dilakukan dalam setiap analisis dengan tujuan

untuk memperoleh tingkat pengembalian (return) yang memuaskan. Dalam

model Black-Scholes, proses harga saham merupakan generalisasi proses

Brownian Motion yang menyebabkan nilai ekspektasi mean dan nilai

variansinya konstan. Untuk memodelkan investasi saham, perlu dilakukan

pemisalan-pemisalan dari faktor-faktor yang terkait dengan rumus/lambang

matematika. Hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui atau mengenali sifat-

sifatnya dan keterkaitan dengan unsur-unsurnya serta dalam hal menarik

kesimpulan tentang model yang diamati lebih lanjut (Andriyanto, 2009).

Dalam menurunkan model investasi harga saham, model Black-Scholes

memerlukan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Variansi harga saham bersifat konstan sepanjang usia opsi dan

diketahui. Jika asumsi diatas tidak terpenuhi , maka model

penetapan harga opsi tidak dapat dikembangkan sehingga

memungkinkan perubahan variansi. Jika variansi (volatilitas) tidak

konstan, maka dapat digunakan pendekatan dengan model ARCH

(Autireressive Conditional Heterocedasticity), GARCH

(Generalized Autoreressive Conditional Heterocedasticity), E-

GARCH (Exponential Generalized Autoreressive Conditional

Heterocedasticity) maupun model-model ARCH yang lain. Akan

tetapi, pada skripsi ini diasumsikan bahwa variansi (volatilitas)

bersifat konstan sepanjang usia opsi dan diketahui.


21

2. Penetapan harga opsi sangat dipengaruhi oleh adanya kerandoman

harga saham mengikuti proses Brownian Motion.

Dalam menetapkan model investasi harga opsi saham, diperlukan

suatu asumsi mengenai pola pergerakan harga saham di pasar.

Harga saham bergerak dari satu harga ke harga lain (mengalami

proses lompatan) atau mengalami perubahan, yaitu harga tidak

bergerak melalui proses berkesinambungan, namun melompat dari

satu harga ke harga yang lainnya dengan melewati sederetan harga.

Pola kerandoman ini mengikuti proses Brownian Motion.

3. Tingkat suku bunga bebas risiko

Model Black-Scholes menggunakan dua asumsi sehubungan

dengan tingkat suku bunga bebas risiko. Asumsi pertama yaitu

suku bunga pinjaman dan pemberian pinjaman adalah sama.

Asumsi kedua yaitu suku bunga bersifat konstan dan diketahui

sepanjang usia opsi. Asumsi pertama cenderung tidak berlaku

dikarenakan suku bunga pinjaman umumnya lebih besar daripada

suku bunga pemberian pinjaman. Sehingga asumsi yang digunakan

adalah asumsi kedua.

4. Saham yang mendasari opsi tidak membayarkan dividen

(pembagian keuntungan saham) selama usia opsi.

Dividen merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang

dibagikan kepada pemegang saham. Model Black-Scholes

digunakan bagi saham yang tidak memberikan dividen selama usia

opsi. Apabila saham tersebut membayar dividen, maka akan


22

mengurangi harga opsi sehingga model akan berubah. Opsi saham

sebagai instrument derivatif memiliki sifat berbeda dengan saham

yang biasa dikenal. Pemilik efek derivatif ini tidak mendapatkan

dividen seperti pemegang saham, tetapi hanya bisa mendapatkan

keuntungan dari penurunan atau kenaikan harga aset yang

melandasinya (underlying).

5. Tidak ada biaya transaksi untuk membeli atau menjual baik saham

maupun opsinya.

Model Black-Scholes mengasumsikan tidak terdapat pajak dan

biaya transaksi. Model ini dapat dimodifikasi sehingga turut

memperhitungkan pajak dan biaya transaksi, namun masalahnya

adalah tingkat pajak dan biaya tidak hanya satu. Biaya transaksi

meliputi komisi dan penyebaran permintaan dan penawaran bagi

saham dan opsi, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan

opsi.

6. Mean dari harga aset St berdistribusi lognormal

Misal didefinisikan : F= ln St

Maka diperoleh :

(2.17)

Dengan formula Ito, maka Persamaan(2.11) menjadi :

. (2.18)
23

Karena dan konstan, maka Persamaan(2.12) merupakan

perluasan dari proses Brownian Motion. Persamaan tersebut

mempunyai nilai mean adalah konstan dan nilai variansinya

. Artinya bahwa perubahan F dalam waktu sekarang t dan waktu

yang akan datang T berdistribusi normal dengan mean :

(2.19)

dan variansnya :

(2.20)

Nilai F pada saat t adalah lnSt dan nilainya pada saat T adalah lnSt

dengan St adalah harga saham pada saat T. Perubahan harga saham

selama interval waktu (T-t) adalah St - lnSt. Dengan demikian,

dapat dinyatakan bahwa harga saham mempunyai distribusi

lognormal

. (2.21)

2.8 Strategi Investasi

Menurut Hull (2003), beberapa strategi investasi adalah sebagai berikut :

1. Strategi Spread

Strategi Spread melibatkan dua atau lebih call options atau dua atau

lebih put options.

Bull Spread

Salah satu jenis dari strategi spread yang paling terkenal adalah

bull spread. Strategi ini dilakukan dengan membeli call option


24

dengan strike price tertentu dan menjual call option pada saham

yang sama dengan strike price yang lebih tinggi. Kedua pilihan

tersebut memiliki waktu jatuh tempo yang sama. Harga opsi call

akan menurun apabila strike price meningkat, nilai dari opsi yang

terjual selalu kurang dari nilai opsi yang dibeli.

Bear Spread

Seorang investor yang memilih bull spread berharap bahwa

harga saham akan meningkat. Sebaliknya, investor yang memilih

bear spread berharap bahwa harga saham akan mengalami

penurunan. Sama seperti bull spread, strategi bear spread

dilakukan dengan membeli call dengan satu strike price dan

menjual call dengan strike price yang lain. Namun, dalam kasus

bear spread, strike price dari opsi yang dibeli lebih besar dari

strike price dari opsi yang dijual.

Butterfly Spreads

Butterfly Spreads melibatkan posisi dalam opsi dengan tiga strike

price yang berbeda. Strategi ini dapat dilakukan dengan membeli

call option dengan strike price yang relatif rendah, membeli call

option dengan strike price yang relatif tinggi, dan menjual dua

call options dengan strike price. Keuntungan dari strategi ini

adalah menguntungkan jika pergerakan saham mendatar.

Kerugian dari strategi ini potensi keuntungan tertinggi datang

pada saat mendekati masa kadaluarsa, dan potensi kerugian lebih

besar dari jumlah keuntungan yang didapatkan.


25

Calendar Spreads

Sampai saat ini kita telah mengasumsikan bahwa strategi spread

berakhir pada waktu yang sama. Calendar spreads memiliki

strike price yang sama dan waktu jatuh tempo yang berbeda.

Calendar spreads dilakukan dengan menjual call option dengan

strike price tertentu dan membeli call option yang jatuh tempo

dengan strike price yang sama. Semakin lama jatuh tempo opsi,

maka akan semakin mahal harganya.

2. Strategi Kombinasi

Strategi kombinasi merupakan strategi perdagangan opsi yang membeli

call dan put dengan strike price yang berbeda atau sama serta waktu

jatuh tempo yang sama. Dalam strategi kombinasi terdapat strategi

straddle, strips and straps, dan strangles.

Straddle

Straddle merupakan strategi kombinasi yang paling popular,

yang dilaksanakan dengan membeli call dengan strike price dan

waktu jatuh tempo yang sama. Straddle merupakan strategi yang

tepat ketika seorang investor mengharapkan adanya perubahan

yang besar dari harga saham tetapi tidak tahu kearah mana.

Straddle menjadi strategi yang digunakan saat peningkatan besar

harga saham suatu perusahaan diharapkan. Keuntungan dari

strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham yang

berfluktuasi di arah manapun, risikonya terbatas, dan potensi


26

keuntungan tidak terbatas jika sahamnya bergerak naik atau

turun. Kerugian dari strategi ini adalah mahal karena harus

membeli at the money call dan put, membutuhkan pergerakan

yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan.

Strips and Straps

Strips terdiri dari long call dan dua put options dengan strike

price yang sama dan waktu jatuh tempo yang sama. Sedangkan

straps terdiri dari dua long call dan satu put options dengan strike

price yang sama dan waktu jatuh tempo yang sama. Pada strategi

strip, investor memperkirakan akan ada perubahan harga saham

yang tinggi. Pada strategi strap, investor juga memperkirakan

akan ada perubahan besar pada harga saham. Namun, dalam

kasus ini, peningkatan dari harga saham lebih dominan

dibandingkan penurunan harga saham. Kerugian dari Strap dan

Strip adalah mahal karena harus membeli 2 call dan put dan

membutuhkan pergerakan saham yang signifikan untuk

mendapatkan keuntungan.

Strangles

Dalam strategi strangles, seorang investor membeli put options

dan call options dengan waktu jatuh tempo yang sama dan strike

price yang berbeda. Strategi ini hampir sama dengan straddle.

Investor berharap bahwa akan ada perubahan harga saham yang

besar, baik peningkatan ataupun penurunan. Keuntungan dari

strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham yang


27

berfluktuasi di arah manapun, risiko terbatas, potensi keuntungan

tidak terbatas jika saham bergerak. Kerugian dari strategi ini

sama seperti kerugian strategi straddle.

Model Black-Scholes dengan strategi investasi straddle dipilih

berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu dari Yayu Nurhayati Rahayu (2009)

dengan judul skripsi Penentuan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Black-

Scholes dan Strategi Investasinya. Dalam penelitiannya, Yayu menggunakan

model black-scholes dan strategi investasi protective put karena harga saham PT.

Astra Internasional mengalami penurunan, sehingga digunakan strategi protective

put untuk melindungi sahamnya. Dalam penelitian ini akan digunakan model yang

sama yaitu model Black-Scholes dengan strategi yang berbeda karena harga

saham penutupan dari PT. Unilever, Tbk. berfluktuasi diarah manapun,sehingga

strategi yang tepat digunakan untuk mengurangi kerugian yang akan dihadapi dan

memperoleh keuntungan yang lebih besar adalah strategi straddle. Strategi

straddle akan memberikan keuntungan dari peningkatan, penurunan, maupun

pergerakan yang mendatar dari saham.

Anda mungkin juga menyukai