Laporan Akhir Purnomo
Laporan Akhir Purnomo
BAB 1
PENDAHULUAN
kehidupan. Penyakit dapat disebabkan oleh aspek manusia atau tenaga, fasilitas
pembedahan yang dulunya sebagai usaha terakhir, sekarang menjadi sesuatu yang
rumah sakit melalui penerapan pedoman kerja perawat di kamar operasi yang
ilmu biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
tindakan operasi atau yang lebih dikenal dengan asuhan keperawatan perioperatif
1
2
Etika dan tata kerja di kamar bedah merupakan suatu aturan tentang
bagaimana cara kerja di kamar bedah dengan baik dan benar, dengan tujuan agar
tidak terjadi penyulit akibat tindakan pembedahan. Oleh karena itu semua orang
yang bekerja di kamar bedah harus memahami serta melaksanakan tehnik kamar
bedah.
Untuk itu Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya yang merupakan
rumah sakit pendidikan dan tempat rujukan bagi rumah sakit di Indonesia bagian
kamar operasi.
dan pelatihan kamar bedah pada intrumentasi bedah syaraf, agar dapat
pelayanan yang profesional yang dapat memberikan nilai tambah bagi rumah
sakit.
1. Bagi peserta
bekerja lebih sistematik dan rapi. Dengan demikian perawat dapat bekerja
sama dengan baik dengan tim bedah sesuai dengan tugas dan kewajiban
masing-masing.
2. Bagi institusi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit
yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut
1. Daerah Publik
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus.
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas.
Dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh
petugas ( pakaian khusus kamar operasi ) serta penggunaan alas kaki khusus
da dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bias dimasuki oleh orang yang
bagian, yaitu:
a. Daerah Aseptik 0
4
5
b. Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril, tempat
mempersiapkan alat.
c. Daerah aseptik 2
ahli anesthesia.
Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi
1. Kamar bedah
6. Kamar laboratorium
7. Kamar arsip
9. Kamar gips
12. Kantor
13. Gudang
6
berikut:
1. Letak
a. Bentuk
2). Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan
menampung debu.
b. Ukuran
luas 40 m2.
3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih
khusus, yaitu arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas,
bayangan. Pencahayaan antara 300 500 lux, meja operasi 10.000 20.000
lux.
4. Sistem Ventilasi
sentral (AC sentral ) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai
bila terjadi kebocoran dari tabung gas. Pipa gas tersebut harus dibedakan
warnanya.
7. Sistem listrik
Di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 volt
dan 220volt. Karena alat-alat kamar operasi memiliki voltage yang berbeda.
8. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi di kamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada
9. Peralatan
a. Semua peralatan yang ada di kamar operasi harus beroda dan mudah
dibersihkan
b. Semua peralatan harus terbuat dari bahan stainless steel agar mudah
untuk dibersihkan.
10. Pintu
a. Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi keta, dan area ketat.
b. Ada ruang persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan
dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar operasi
setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit tersebut.
Makin besar rumah sakit tertentu membutuhkan jumlah dan luas kamar
bedah yang lebih besar. Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai hal yaitu :
fasilitas penunjang.
4. Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari
maupun perminggu.
5. Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.
Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi
1. Tim Bedah
a. Ahli bedah.
d. Perawat Sirkuler.
e. Ahli anestesi.
10
f. Perawat anestesi.
b. Perawat pelaksana.
a. Pekerja kesehatan.
b. Tata usaha.
c. Penunjang medis.
a. Pengertian
kamar operasi.
b. Tanggung jawab
c. Tugas
1) Perencanaan
spesialisasinya.
peserta didik.
operasi.
2) Pengarahan
stafnya.
efisien.
4) Pengawasan
tindakan pembedahan.
bagian lain.
5) Penilaian.
a. Pengertian
pembedahan berlangsung.
b. Tanggung jawab
operasi.
c. Tugas
1) Sebelum Pembedahan
pembedahan.
pembedahan.
2) Saat Pembedahan
prosedur aseptik.
kebutuhan.
sistematis.
3) Setelah Pembedahan
14
a) Memfiksasi drain.
brankart.
disterilisasi
a. Pengertian
b. Tanggung jawab
c. Tugas
1) Sebelum pembedahan
anestesi)
15
kamar operasi
2) Saat pembedahan
mangkok steril
diperlukan
3) Setelah pembedahan
dilakukan pembedahan
Jenis tindakan
kotor)
Dokter anestesi
17
instrument)
operasi)
Pemakaian catheter
pembedahan)
disterilkan
pembedahan
4. Perawat Anestesi
a. Pengertian
b. Tanggung jawab
c. Tugas
1) Sebelum Pembedahan
fisik pasien.
anesthesi.
suctionnya.
2) Saat Pembedahan
dan ETT.
dan output.
anesthesi.
3) Setelah Pembedahan
2.3.1 Pengertian
Peraturan / perjanjian yang tidak tertulis, tetapi perlu diketahui dan ditaati
setiap orang atau petugas yang bekerja dikamar operasi, yang meliputi :
1) Ahli bedah wajib mengisi dan melengkapi buku laporan pembedahan yang
tersedia.
sebelum siap.
di meja instrument.
pembedahan.
kebutuhan pembedahan :
1) Ahli bedah wajib mengisi dan melengkapi buku laporan pembedahan yang
tersedia.
b) Laporan pembedahan
recovery room.
( ronde berikutnya ).
2.4.1 Pengertian
Kamar operasi secara rutin dan periodik selalu dibersihkan secara teratur.
2) Pembersihan mingguan.
3) Pembersihan sewaktu.
4) Sterilisasi ruangan.
a) Meja operasi.
b) Meja instrument.
d) Meja mayo.
e) Lampu operasi.
f) Suction pump.
g) Diathermi.
h) Standart infus
22
j) Monitor ECG.
l) Jam dinding.
m) Lampu penerangan.
2.5.1 Pengertian
menggunakan sikat steril dan larutan desinfektan dibawah air mengalir dengan
prosedur tertentu.
2.5.2 Tujuan
Tujuan cuci tangan adalah untuk menurunkan populasi kuman yang ada
ditangan.
2.5.3 Persiapan
2. Sikat steril.
5. Pemotong kuku
6. Jam dinding
7. Cermin
1. Lepas semua perhiasan yang ada ditangan (jam tangan, gelang, cincin).
23
diulangi dengan sebaliknya yaitu tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
6. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
disilangkan.
saling terkunci.
8. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri berurutan sampai
9. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan, kedepan dan
12. Sikat ujung kuku , setelah itu telapak tangan kemudian secara berurutan
sikat setiap jari, diantara jari dan punggung tangan, lanjutkan menyikat
lengan atas sampai sedikit dibawah siku selama 30 detik, jangan kembali
13. Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan cara seperti
diatas.
15. Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan antiseptik di telapak
24
tangan.
17. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri kemudian
diulangi dengan sebaliknya, yaitu tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
18. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
disilangkan.
19. Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan dengan telapak tangan
20. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.
21. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke depan dan
22. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan lebih tinggi dari
posisi siku.
23. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda disekitarnya.
24. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril satu persatu
dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar pada tangan kanan
25. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku tangan.
2.6.1 Pengertian
Adalah memakai / memasang baju steril pada diri sendiri atau orang lain
setelah cuci tangan, dengan prosedur tertentu agar lokasi pembedahan bebas dari
mikroorganisme.
25
2.6.2 Tujuan
2.6.3 Persiapan
2.6.4 Pelaksanaan
b. Buka bungkusan steril yang berisi baju steril oleh perawat sirkulasi
c. Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju pada garis leher
d. Buka lipatan baju dengan cara melepaskan again yang terjepit tangan
e. Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju kanan dan masukkan
tangan kanan ke lubang lengan baju kanan, diikuti dengan tangan kiri
g. Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung tali tersebut pada
perawat sirkulasi.
kontaminasi.
a. Setelah kitsa memakai baju dan sarung tangan steril ambil baju
c. Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam menghadap pada yang
tangan.
d. Pertahankan tangan kita pada area luar gaun dengan lindungan lengan
gaun, hadapkan sisi gaun pada yang dipasang, dia akan memasukkan
e. Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil diangkat kedua lengan
sisi dalam dan kemudian mengikat tali gaun. Buka ikat pinggang lalu
berikan salah satu pada yang dipasang dan disuruh berputar dan
2.7.1 Pengertian
Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri atau oranng
2.7.2 Tujuan
2.7.3 Persiapan
2.7.4 Pelaksanaan
tangan tersebut. Kita harus ingat bahwa tangan kita sudah steril,
kelihatan jari saja, tangan kanan tetap tertutup dalam cuff gaun
kiri tersebut.
yang masih tertutup, tarik lengan lengan gaun bedah tangan kiri
pangkal lengan) sambil jari tangan kanan dibuka agar bagian jari
steril.
Catatan
2. Ukuran sarung tangan orang asia dimulai dari ukuran 5,5 sampai dengan 8,5
Cairan desinfektan yang biasa dan sering dipakai di dalam kamar operasi
antara lain:
1. Savlon pekat dapat membunuh kuman biasa tetapi tidak dapat membunuh
3. Alkohol 70%
TBC.
30
4. Cidex
5. Venol
6. Presept
non-ionic detergen.
sakit, laboratorium.
7. Formalin
a. Tablet.
b. Cair.
termasuk fungsi spora dan virus dengan tujuan membunuh micro organisme dan
1. Teknik Panas
a. Uap panas dengan tekanan tinggi memakai autoclave, cara ini sangat
31
3. Teknik Kimia
a. Logam (wire).
2. Menurut penyerapan
a. Diserap (absorbic).
1. Penampang benang
a. Monofilament : dermalon.
2.11.1 Pengertian
1.2.1 Tujuan
Agar tersedianya alat sesuai dengan jumlah dan jenis, kebutuhan untuk
1. Linen
a. Linen besar : 4
b. Linen kecil : 13
c. Gaun operasi : 5
a. Instrument dasar
1) Desinfeksi klem : 1
2) Doek klem : 6
3) Handvet mes no 4 : 1
4) Handvet mes no 3 : 1
5) Pinset anatomi : 2
33
6) Pinset chirurgie : 2
7) Vanpean lurus : 6
8) Vanpean bengkok : 6
a) Gunting preparasi : 1
b) Gunting metzemboun : 1
c) Gunting benang : 1
d) Langen back : 2
b. Instrument tambahan
1) Rasparatorium 2 buah
5) Edson 1 buah
34
6) Desector 2 buah
7) Elevator 1 buah
2) Cranioplasty
e) Retractor 2 buah
a) Cottle 2 buah
b) Hammer 1 buah
c) Penggaris 1 buah
d) Owel 1 set
e) Probe 1 buah
f) Boortet 1 buah
h) Tapper 1 buah
i) Banding 1 buah
c) Penggaris 1 buah
d) Doyen 1 buah
e) Cottle 1 buah
pembedahan.
1) Bengkok
2) Cucing
37
9) Macam-macam spuit
a. Meja operasi.
b. Lampu operasi.
d. Alat penghisap.
e. O2 dalam tabung.
f. Peralatan anestesi.
g. Standard infus.
h. Standard lampu.
i. Waskom + standard.
j. Tempat sampah.
k. Diatermi.
d. Handuk.
c. Perlengkapan premudikasi.
d. Oksigen (O2).
e. Perlengkapan observasi.
f. Obat-obatan.
c. Sterilisator.
d. Autoclave.
e. Lemari.
5. Laboratorium
6. Kamar instrument
7. Ruangan arsip
Ruangan ini tempat penyimpan arsip penderita yang sudah dibedah, juga
sudah dibedah.
8. Kantor
informasi, agar tahu siapa saja yang masuk dalam kamr bedah, juga tempat
Limbah kamar operasi yaitu ada dua macam yaitu limbah padat dan
limbah cair.
1. Limbah padat
Limbah padat ada dua yaitu : limbah medis dan non medis. Diantaranya
limbah medis : kasa yang terkena darah, spuit, mess, botol ampul, selang
2. Limbah cair
a. Urine
b. Darah
c. Pus
40
tracheostomia.
3) Posisi Cholelithiasis Operasi liver, bladder.
4) Posisi Trendelenburg Operasi uterus atau ovary, operasi rectum.
5) Posisi Trendelenburg Memberikan anastesi kepada pasien yang full
glands.
8) Posisi lateral Operasi paru-paru, oesopagus, operasi daerah
joint (panggul).
9) Posisi Neprolithotomy Operasi ginjal, adrenal glands.
10) Posisi Jeck-knife Operasi rectum, anus, daerah sacrum
11) Posisi Mukhammedien Operasi spinal column (sum-sum tulang).
12) Posisi Situng Operasi otak, cervical Vertebrae, operasi
tonsillectomy.
BAB 3
INSTRUMENTASI TEKNIK
3.1 Pengertian
41
41
3.2 Tujuan
pembedahan
3.3 Persiapan
brancard agar mengganti baju khusus ruang operasi, pengecekan status (informed
obat-obatan yang dibawah, cairan, darah K/P. Menggunakan gigi palsu atau tidak .
42
Langkah fiksasi ini bertujuan agar menghindari pasien jatuh karena tidak
sadar akibat pengaruh dari obat anaesthesi. Pengaturan atau perubahan posisi
tubuh dilakukan sesuai dengan macam tindakan operasi yang akan dilakukan
operator operasi. Selama ini perubahan posisi sering dilakukan adalah posisi
tergantung dan kepala extensi desinfeksi lapangan operasi dan pemasangan linen
steril pada pasien (draping) dilakukan untuk membersempit lapangan operasi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau infeksi pada luka operasi.
Sesaat setelah dan atau penjahitan luka operasi, perawat instrument segera
instrument set mulai dari instrument dasar sampai instrument tambahan sesuai
set steril. Handschoen steril bermacam-macam ukuaran, kasa, dan depres steril.
Selang section dan senur diatermi steril. Mangkok atau cucing atau bengkok.
Steril. bahan desinfeksi/ antiseptik, mes operasi sesuai kebutuhan dan berbagai
jumlah alat dan bahan yang akan dipergunakan, kemudian menyiapkan dan
alat, serta ? atau bahan yang dipergunakan. Begitu pula sesaat sebelum penjahitan
tersebut merupakan tetap yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya corpus
alineum atau ttertingalnya. Alat dan bahan didalam anggota tubuh pasien yang di
operasi
3.4 Pelaksanaan
sesudah operasi dilingkungan kamar operasi, tugas dan tanggung jawab yang
instrument dan bahan kebutuhan lainnya. Semua ini, tentu disesuaikan dengan
macam dan jenis operasi yang akan dilakukan para operator bedah.
BAB 4
44
44
4.1 VP SHUNT
4.1.1 Pengertian
4.1.2 Tujuan
4.1.3 Persiapan
1. Pasien
a. Persetujuan operasi.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan
operasi.
2) Suction pump.
5) Standar infus
6) Tempat sampah.
b. Alat steril
1) Bahan penunjang
a) Set linen
b) Handscoen
c) Cucing
i) Spuit 10 cc dan 50 cc
k) Bone wax
l) Sirgicell
m) Wathes
n) Banang : silkan 3/0 tanpa jarum, silkam 3/0 round, safil 2/0
o) Steril drape
p) Handle lampu
46
q) Abocath no 16
2) Set dasar
a) Desinfeksi klem :1
b) Duck klem :6
d) Pinset chirrurgie :2
e) Pinset anatomy :2
i) Ellis klem :2
j) Gunting metzenbaum :2
k) Gunting benang :2
l) Naldvoeder :2
m) Langenback :2
3) Set tambahan
a) Spanner :1
b) Rasparatorium kecil :1
d) Knable tang :1
f) Adson :1
g) Desector :2
h) Klem pengaman :2
47
1. Setelah alat dan bahan untuk operasi telah disiapkan dan pasien diinduksi,
3. Menutup meja mayo dengan sarung bantal steril, perlak dan duck kecil steril
3 lapis.
4. Menata instrument di :
b. Meja instrument : alat dasar yang tidak diletakkan di meja mayo dan
set khusus.
5. Memakaikan gaun bedah dan handscoen steril kepada operator dan asisten.
lapangan operasi.
7. Memberikan spuit 10cc yang berisi larutan adrenalin dan lidocain untuk
12. Memberikan kepada operator mesz 1 untuk insisi kulit sampai fat beserta
pinset chirrurgie untuk memegang luka, dan pinset anatomy kepada asisten
untuk koagulasi.
14. Memberikan ellis klem untuk memegang kulit yang sudah dibebaskan.
15. Memberikan bipolar kepada operator untuk koagulasi dan spool kepada
asisten.
18. Untuk melubangi tulang, berikan hand drill untuk dewasa) atau mesz 2
untuk bayi.
19. Berikan edson atau desector kepada operator dan krom klem kepada asisten
22. Mulai insisi perut, berikan mesz 1 untuk kulit dan fat.
24. Memberikan krom klem atau metzenbaum untuk membuat jalan spanner di
bawah kulit.
26. Memberikan peritoneal shunt dengan pinset anatomy, masukkan ujung shunt
shunt dan konektor lalu berikan side tanpa jarum untuk fiksasi.
klem agar lcs tidak terus keluar sekaligus dapat dijadikan batas kedalaman
shunt.
33. Memberikan side untuk fiksasi setelah ventricular shunt disambung dengan
34. Setelah chamber diletakkan pada lubang tulang, berikan pinset chirrurgie,
naldvoeder bersama safill 2/0 untuk dewasa atau 4/0 untuk bayi kepada
operator untuk jahit fasia sampai subcutan dan monosyn atau safill quick 3/0
35. Melanjutkan insisi perut, berikan mesz 2 atau metzenbaum dan double
36. Memberikan mesz 2 untuk insisi peritoneum dan krom klem untuk menjepit
37. Periksa kembali kelancaran liquor pada peritoneal shunt dengan menekan
peritoneum.
50
38. Berikan safill 2/0 untuk dewasa atau 4/0 untuk bayi untuk jahit peritoneum
39. Membersihkan luka dengan kasa basah dan dikeringkan lalu diolesi
40. Melepaskan semua duck dari tubuh pasien dan membersihkan sisa
41. Mencuci alat yang sudah dipakai, dikeringkan dan dimasukkan pada
42. Melepas gaun operasi dan handscoen lalu melakukan cuci tangan dengan
desinfectan.
4.2.1 Pengertian
4.2.2 Tujuan
4.2.3 Persiapan
1. Pasien
a. Persetujuan operasi.
c. Puasa.
51
d. Lavement.
2. Peralatan
operasi.
2) Suction pump.
3) Mesin diathermi.
6) Tempat sampah.
7) Standar infus
9) Mesin bor
b. Alat steril
1) Bahan penunjang
a) Set linen
b) Handscoen
c) Cucing
e) Mesz 20 / 10 / 15 / 11
j) Abbocath 16
k) Bone wax
l) Surgicell
m) Watcest
p) Redon drain
q) Handle lampu
r) Microscope
2) Set dasar
a) Desinfeksi klem :1
b) Doek klem :6
d) Pinset chirrurgie :2
e) Pinset anatomy :2
f) Krom klem :4
g) Kockher :4
h) Gunting metzenbaum :2
i) Gunting benang :2
j) Naldvoeder :2
l) Langenback :2
3) Set tambahan
53
a) Dandy klem : 12
b) Spring hook : 2
g) Sparator dura :1
h) Edson :1
i) Desector :2
n) Dural scissor :1
o) Dural zoned :1
r) Tumor tang :2
s) Tumor pinset :2
t) Pinset bayonet :2
1. Setelah alat dan bahan untuk operasi telah disiapkan dan pasien diinduksi,
3. Menutup meja mayo dengan sarung bantal steril, perlak dan duck kecil steril
3 lapis.
4. Menata instrument di
b. Meja instrument : alat dasar yang tidak diletakkan di meja mayo dan
set khusus.
5. Memakaikan gaun bedah dan handscoen steril kepada operator dan asisten.
lapangan operasi.
7. Memberikan spuit 10cc yang berisi larutan adrenalin dan lidocain untuk
12. Memberikan kepada operator mesz 1 untuk insisi kulit sampai fat beserta
pinset chirrurgie untuk memegang luka, dan pinset anatomy kepada asisten
untuk koagulasi.
14. Memberikan dandy klem untuk menjepit fasia jaga untuk mengurangi
perdarahan.
15. Memberikan woundhaak tajam untuk menarik kulit yang sudah dibebaskan.
16. Memberikan scalp clip (coolner) untuk mengurangi perdarahan kulit sebagai
17. Memberikan kasa basah untuk membungkus kulit yang sudah dibebaskan
18. Memberikan spring hook untuk menahan kulit agar tetap terbuka.
19. Untuk insisi periosteum, berikan mesz 2 atau cutting kemudian berikan
20. Untuk membungkus periost, berikan kasa basah lalu periost dijepit dengan
21. Berikan bipolar kepada operator untuk merawat perdarahan dan spool
kepada asisten.
22. Untuk melubangi tulang, berikan hand drill kepada operator dan spool
kepada asisten.
23. Memberikan edson kepada operator dan krom klem kepada asisten untuk
24. Memberikan sparator dura atau edson untuk memisahkan dura dari tulang.
25. Mengganti drill dengan craniotome dan diberikan kepada operator untuk
26. Memberikan elevator atau ras kecil untuk mengambil tulang yang dipotong.
27. Meletakkan tulang pada tempat dan dibungkus dengan kasa basah.
56
surgicell
30. Memberikan pinset dura chirrurgie dan naldvoeder beserta silkam 3/0 untuk
perdarahan.
32. Memberikan dural hook dan mesz 11 untuk membuka dura dan dilanjutkan
dengan memberikan dural zonde untuk melindungi bawah dura. Bisa juga
33. Memberikan edson atau desector untuk membebaskan dura dari arachnoid.
34. Memberikan bipolar dan mesz 11 untuk insisi arachnoid, lalu berikan
35. Memberikan caliber brain spatula untuk mencari lokasi tumor bergantian
36. Secara continue sediakan watcest, surgicell dan spool dan berikan sesuai
kebutuhan.
37. Menyiapkan brain retractor set untuk mempertahankan insisi otak tetap
38. Saat pengambilan tumor, berikan pinset tumor atau tumor tang, bisa juga
39. Siapkan cucing berisi pz untuk tempat tumor dan sebagai bahan PA.
42. Bila pengambilan tumor sudah selesai, berikan spool kepada asisten saat
43. Memberikan pinset dura chirrurgie dan naldvoeder beserta silkam 3/0
44. Memberikan drain kepada asisten dan side 2/0 jarum cutting untuk fixasi.
45. Memberikan safill / vicril 2/0 untuk jahit fascia sampai subcutis dan
46. Membersihkan luka dengan kasa basah dan dikeringkan lalu diolesi
antiseptic dan ditutup dengan kasa steril dan difixasi dengan hypafix.
47. Melepaskan semua duck dari tubuh pasien dan membersihkan sisa
48. Mencuci alat yang sudah dipakai, dikeringkan dan dimasukkan pada
49. Melepas gaun operasi dan handscoen lalu melakukan cuci tangan dengan
desinfectan.
4.3.1 Pengertian
2.5.4 Tujuan
4.3.3 Persiapan
1. Pasien
a. Persetujuan operasi.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan
operasi.
2) Suction pump.
3) Mesin diathermi.
5) Standar infus
6) Tempat sampah.
7) Mesin bor
b. Alat steril
1) Bahan penunjang
a) Set linen
b) Handscoen
c) Cucimg
e) Mesz 20 / 10 / 15 / 11
j) Abbocath 16
k) Bone wax
l) Surgicell
m) Watcest
p) Redon drain
q) Handle lampu
s) Microscope (k/p)
2) Set dasar
a) Desinfeksi klem :1
b) Duck klem :6
d) Pinset chirrurgie :2
e) Pinset anatomy :2
f) Krom klem :4
g) Kockher :4
60
h) Gunting metzenbaum :2
i) Gunting benang :2
j) Naldvoeder :2
k) Langenback :2
3) Set tambahan
a) Sprider tajam :2
b) Rasparatorium :1
c) Edson :1
d) Desector :2
f) Bone cutting :1
h) Hayect roungeurs :3
j) Curret :2
k) Ceno hook :2
o) Dural scissor :1
p) Dural zonde :1
q) Tumor tang :2
r) Tumor pinset :2
s) Pinset bayonet :2
61
1. Setelah alat dan bahan untuk operasi telah disiapkan dan pasien diinduksi ,
3. Menutup meja mayo dengan sarung bantal steril, perlak dan duck kecil steril
3 lapis.
b. Meja instrument : alat dasar yang tidak diletakkan di meja mayo dan
set khusus.
5. Memakaikan gaun bedah dan handscoen steril kepada operator dan asisten.
lapangan operasi.
7. Memberikan spuit 10cc yang berisi larutan adrenalin dan lidocain untuk
12. Memberikan kepada operator mesz 1 untuk insisi kulit sampai fat beserta
pinset chirrurgie untuk memegang luka, dan pinset anatomy kepada asisten
62
untuk koagulasi.
17. Bila lokasi tumor pada thoracal atau lumbal, berikan kasa yang digulung
19. Memberikan pinset anatomy dan monopolar atau bipolar untuk coagulasi.
20. Memberikan bone cutting atau rossen boor untuk memotong tulang.
lamina.
24. Memberikan bipolar kepada operator untuk coagulasi dan spool kepada
asisten.
25. Memberikan knable tang atau hayect roungers bergantian untuk memotong
surgicell
29. Memberikan dural hook dan mesz 11 untuk membuka dura dan dilanjutkan
dengan memberikan dural zonde untuk melindungi bawah dura. Bisa juga
30. Memberikan edson atau desector untuk membebaskan dura dari arachnoid.
31. Memberikan bipolar kepada operator untuk coagulasi dan spool kepada
asisten.
32. Memberikan silkam 3/0 kepada operator untuk teugel atau fixasi dura dan
33. Memberikan bipolar, ceno hook dan desector secara bergantian untuk
34. Saat pengambilan tumor, berikan desector, bipolar, pinset dura dan
35. Siapkan cucing berisi pz untuk tempat tumor sebagai bahan laboratorium
(PA)
37. Memberikan pinset dura chirrurgie dan naldvoeder beserta silkam 3/0 atau
4/0 kepada operator untuk jahit dura dan gunting benang kepada asisten.
38. Memberikan pinset chirrurgie dan naldvoeder beserta safill 1 untuk jahit
39. Memberikan drain kepada asisten dan side 2/0 jarum cutting untuk fixasi.
40. Memberikan safill / vicril 1 untuk jahit fascia lalu safill 2/0 untuk fat dan
41. Membersihkan luka dengan kasa basah dan dikeringkan lalu diolesi
antiseptic dan ditutup dengan kasa steril lalu difixasi dengan hypafix atau
42. Melepaskan semua duck dari tubuh pasien dan membersihkan sisa
43. Mencuci alat yang sudah dipakai, dikeringkan dan dimasukkan pada
44. Melepas gaun operasi dan handscoen lalu melakukan cuci tangan dengan
desinfectan.
4.4.1 Pengertian
4.4.2 Tujuan
4.4.3 Persiapan
1. Pasien
a. Persetujuan operasi.
c. Puasa.
d. Lavement.
65
2. Peralatan
operasi.
2) Suction pump.
3) Mesin diathermi.
5) Standar infus
6) Tempat sampah.
7) Image / X Ray
b. Alat steril
1) Bahan penunjang
a) Set linen
b) Handscoen
c) Cucing
e) Mesz 20 / 10 / 15
j) Abbocath 16
k) Bone wax
l) Surgicell
66
m) Watcest
p) Redon drain
q) Handle lampu
s) Microscope (k/p)
2) Set dasar
a) Desinfeksi klem :1
b) Duck klem :6
d) Pinset chirrurgie :2
e) Pinset anatomy :2
f) Krom klem :4
g) Kockher :4
h) Gunting metzenbaum :2
i) Gunting benang :2
j) Naldvoeder :2
k) Langenback :2
3) Set tambahan
a) Sprider tajam :2
b) Rasparatorium :1
c) Edson :1
67
d) Desector :2
f) Bone cutting :1
h) Hayect roungeurs :3
i) Ceno hook :2
k) Pinset bayone :2
l) Curret :2
m) Owel : 1 set
n) Troop :1
o) Boortet :1
p) Screw driver :1
q) Tapper :1
r) Hammer :1
s) Banding :1
1. Setelah alat dan bahan untuk operasi telah disiapkan dan pasien diinduksi,
3. Menutup meja mayo dengan sarung bantal steril, perlak dan duck kecil steril
3 lapis.
4. Menata instrument di
b. Meja instrument : alat dasar yang tidak diletakkan di meja mayo dan
set khusus.
5. Memakaikan gaun bedah dan handscoen steril kepada operator dan asisten.
lapangan operasi.
7. Memberikan spuit 10cc yang berisi larutan adrenalin dan lidocain untuk
12. Memberikan kepada operator mesz 1 untuk insisi kulit sampai fat beserta
pinset chirrurgie untuk memegang luka, dan pinset anatomy kepada asisten
untuk koagulasi.
17. Memberikan duck klem untuk menjepit discus yang dilepas dari tulang.
18. Bila lokasi hernia / stenosis pada thoracal atau lumbal, berikan kasa yang
20. Memberikan pinset anatomy dan monopolar atau bipolar untuk coagulasi.
21. Memberikan duck klem atau kockher sebagai tanda letak hernia / stenosis.
22. Siapkan image dan perlengkapannya untuk menentukan posisi hernia atau
stenosis.
23. Bila letaknya sudah benar, berikan bone cutting untuk memotong tulang.
25. Pada lokasi yang diinginkan untuk pasang plat, berikan owel, troop dan
26. Berikan desector atau alat lain yang bisa digunakan untuk tanda, lalu difoto
27. Bila sudah benar, berikan tapper dan screw driver untuk memasang screw.
terpasang.
28. Dilanjutkan dengan decompresi, berikan knable tang dan hayeck roungeurs
lamina.
31. Memberikan bipolar kepada operator untuk coagulasi dan spool kepada
asisten.
70
surgicell.
34. Memberikan bipolar kepada operator untuk coagulasi dan spool kepada
asisten, berikan bone wax pada ujung edson bila ada perdaraha tulang.
35. Bila sudah selesai decompresi, berikan plat dan baut untuk menfiksasi screw
36. Berikan gunting gajah untuk memotong sisa panjangnya screw kepada
operator dan kocher kepada asisten untuk memegang screw yang akan
dipotong.
38. Memberikan drain kepada asisten dan fixasi silkam 2/0 jarum cutting.
39. Memberikan safill 1 untuk jahit fascia, safill 2/0 untuk jahit fat dan subcutan
40. Membersihkan luka dengan kasa basah dan dikeringkan lalu diolesi
antiseptic dan ditutup dengan kasa steril lalu difixasi dengan hypafix atau
opsite luka.
41. Melepaskan semua duck dari tubuh pasien dan membersihkan sisa
42. Mencuci alat yang sudah dipakai, dikeringkan dan dimasukkan pada
43. Melepas gaun operasi dan handscoen lalu melakukan cuci tangan dengan
desinfectan.
71
BAB 5
PELAKSANAAN
Bedah Pusat Terpadu RSU Dr. Soetomo dilaksanakan sesuai jadwal yang
ditetapkan, yaitu tanggal 02 Juli 2008 sampai 02 Oktober 2008. Selama 3 minggu
1. Cranioplasty
2. VP Shunt
8. Excisi Cele
71
72
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
1. Dari hasil program pendidikan dan pelatihan perawat kamar operasi ini
dapat penulis simpulkan bahwa dalam era globalisasi dan kemajuan ilmu
teknologi kedokteran saat ini perawat kamar operasi dituntut untuk lebih
kamar operasi secara baik dan benar, sehingga nantinya perawat kamar
operasi juga punya tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan kamar
Ilmu boleh sejajar dengan dokter tetapi hak dan kewajiban yang beda. Kita
6.2 SARAN
teknik instrumentasi yang baik dan benar, dimana sebelumnya penulis hanya
72
73
berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan pihak penyelenggara dan tidak
3. Begitu juga penulis berharap pada teman sejawat yang belum mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Instalasi Bedah Pusat Gedung Bedah Pusat Terpadu (2002), Program Pelatihan
Perawat Kamar Operasi, Surabaya.