Anda di halaman 1dari 9

ELEMEN-ELEMEN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Dalam perancangan, terdapat banyak elemen-elemen yang dapat


kita bubuhi. Seperti penambahan elemen titik, garis, bidang, ruang
dan bentuk. Dari elemen-elemen ini kita bisa merancang sebuah
karya yang mempunyai kesan tersendiri di setiap lekukan-
lekukannya. Contohnya seperti menara Eifel. Menara eifel
merupakan salah satu contoh dari elemen garis vertikal. Umumnya
pada bentuk elemen garis terkesan kaku, formal, dan tegas.
Sehingga citra dari menara eifel lebih besar. Maka dari itu, dalam
perancangan sangat diperlukan. Baiklah, berikut penjelasan
tentang elemen-elemen yang saya sebutkan tadi.

1. TITIK
Titik merupakan awal dan akhir dari suatu garis, yang menunjukan
posisi dalam sebuah ruang dan merupakan pusat perhatian pada
ruangan tersebut. Sebuah titik tidak mempunyai panjang, lebar dan
luas.

2. GARIS
Garis merupakan suatu titik yang diperpanjang Pada suatu garis
hanya memiliki panjang tetapi tidak memiliki lebar dan tinggi.

Elemen garis terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:


Garis vertical
Garis vertical mempunyai kesan tinggi, kaku, formal, dan tegas.
Contohnya seperti bentuk dari tiang, kolom, menara, dan lain-lain.
Garis Horizontal
Garis horinzontal mempunyai kesan lebar, luas, dan lapang.
Contohnya seperti bentuk dari denah
Garis Diagonal
Garis diagonal mempunyai kesan dinamis dan tidak tenang.
Garis Lengkung
Garis lengkung memiliki kesan dinamis, lembut, dan gembira.

3. BIDANG
Bidang merupakan suatu garis yang diteruskan kearah yang
berbeda dari garis asalnya. Sebuah bidang memimiliki panjang dan
lebar tetapi tidak memiliki tinggi. Dalam unsur desain, bidang
berfungsi sebagai:
Pemberi arah dan suasana
Sebagai penerang (penerang dimaksudkan sebagai petunjuk
arah)
Pengontrol
Penutup efektif

4. RUANG
Ruang adalah kumpulan dari susunan beberapa bidang. Dalam
unsur desain ruang terbagi atas beberapa komponen pembentuk
ruang yaitu:
Lantai
Dinding (dinding pasif, dinding transparan, dan dinding semu)

5. BENTUK
Bentuk adalah karakteristik pengenal volume utama. Bentuk juga
merupakan ciri utama yang menunjukkan suatu volume, hal ini
ditentukan oleh volume, wujud, dan hubungan antara bidang-
bidang yang menggambarkan batas-batas.

Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu


sebagai berikut:
Memiliki Dimensi/ Ukuran
yaitu Ukuran fisik suatu bentuk
berupa panjang, lebar dan tebal.
Memiliki Warna
Memiliki Tekstur yaitu Kualitas yang
dapat diraba pada permukaan
dari sebuah bentuk

Sifat bentuk:
Memiliki Posisi yaitu Letak relatif
terhadap lingkungannya.
Memiliki Orientasi yaitu Posisi relative suatu bentuk terhadap
bidang dasar, dan terhadap pandangannya.
Memiliki Inersia Visual yaitu Derajat konsentrasi dan stabilitas
bentuk.
Sifat ini dipengaruhi dari bagaimana kita memandangnya
Perspektif/ Sudut Pandang
Jarak terhadap Bentuk tersebut
Keadaan cahaya, dimana kita melihat bentuk tersebut
Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut

Bentuk terbagi atas 2 yaitu:


1) Bentuk Beraturan
Pada umumnya bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris
terhadap sumbunya. Contohnya seperti bola, silinder, kerucut,
kubus, dan lain-lain.
2) Bentuk tidak Beraturan
Pada umumnya bentuk ini tidak simetris tetapi lebih dinamis
dibandingkan dengan bentuk beraturan.

6. TEKSTUR
Tekstur merupakan gambaran mengenai permukaan dari suatu
benda yang dapat menimbulkan kesan-kesan tertentu seperti
mengkilap, buram, halus, licin, dan kasar.

7. WARNA
Warna merupakan itensitas dan nilai dari suatu permukaan
bentuk.
Dalam perancangan warna berfungsi sebagai:
Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah
pada sebuah rancangan
Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk
memberikan kesan dan menyalurkan informasi kepada
pengamat
Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu
permukaan bentuk atau benda yang dianggap kurang
menarik.

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN
1. KESATUAN/ UNITY
Kesatuan adalah usaha untuk mencari kesamaan dari sifat unsur
keindahan. Dalam hal ini seluruh unsur saling menunjang dan
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan
tidak kurang. Cara membentuk kesatuan adalah dengan
penerapan tema desain. Ide yang dominan akan membentuk
kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih
disusun dengan atau untuk mendukung tema.
2. KESEIMBANGAN
Keseimbangan adalah kualitas yang terdapat dalam setiap
objek dimana daya tarik visual dari kedua bagian masing-masing
yang memiliki pusat keseimbangan atau pusat perhatiannya adalah
sama.

3. IRAMA
Irama adalah pengulangan simetris antara elemen-elemen yang
mempunyai hubungan yang dapat dikenal. Dalam arsitektur,
pengulangan dalam visual bangunan seperti irama garis, volume
interior, perbedaan warna, perbedaan gelap, bukaan, tiang dan
kolom. Cara yang paling meyakinkan untuk mendapatkan irama
adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu.
Pola yang dapat dikenal dan diingat dengan mudah. Contohnya
kumpulan titik-titik sembarangan akan sukar untuk diingat letaknya,
apabila kumpulan titik-titik tersebut dikelompokkan sedemikian
dengan cara pengulangan bentuk yang mudah dikenal, kumpulan
tadi satu sama lainnya menjadi berkaitan dan memiliki pola.
4. SKALA
Skala adalah kualitas yang membuat sebuah bangunan terlihat
benar, tepat dan nyata. Skala terbagi atas 3 jenis yaitu:
Skala alamiah, yaitu ekspresi dimensi yang sesungguhnya
dalam mengukur keadaan normal.
Skala heroic, yaitu usaha untuk membuat bangunan terasa
lebih besar dan manusia terasa lebih kecil.
Skala intim, yaitu usaha untuk membuat bangunan atau
ruangnya terkesan lebih kecil dari bangunan sesungguhnya.

5. TEKANAN/ POINT OF INTEREST


Tekanan adalah fokal point atau pusat perhatian dalam sebuah
komposisi/bangunan, yaitu berupa area yang pertama kali
ditangkap oleh pandangan mata. Tekan ini sangat dominan,
bagian-bagian atau kelompok lain dari komposisi atau bangunan
berkaitan padanya.
6. PROPORSI
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan
hubungan tertentu antara ukuran bagian terkecil dengan ukuran
keselurahan. Proporsi merupakan hasil perhitungan bersifat rasional
dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama. Proporsi
dalam arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain
dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan.

7. URUT-URUTAN/ SEQUENCE
Menurut H.K Ishar (1992 : 110-121) Urut-urutan adalah suatu
peralihan atau perubahan pengalaman dalam pengamatan
terhadap komposisi. Urut-urutan yang baik peralihan atau
perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak
terduga, tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan
prinsip urut-urutan seperti dalam arsitektur adalah untuk
membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai
persiapan menuju klimaks.
TRI CAHYO ADIWIGUNA

P3B116064

Oleh :

TRI CAHYO ADIWIGUNA

P3B116064

Anda mungkin juga menyukai