TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
662)
perlahan-lahan, serta gejalanya yang tidak jelas, sering kali penyakit ini dikira
sebagai neoplasma atau asites karena sirosis hati. Secara primer dapat terjadi
2. Anatomi Fisiologi
a. Peritoneum
abdomen.
Ruang yang berada diantara dua lapisan ini disebut ruang peritonial
peritoneum; sebuah lipatan besar atau omentum mayor yang kaya akan
mesentrium usus halus. Omentum besar dan kecil, mesentrium usus halus
dan mesokolon, semua memuat penyaluran darah vaskuler dan limfe dari
infeksi.
b. Rongga abdomen
lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis di bawah. Rongga
abdomen dibagi menjadi dua bagian, yaitu rongga sebelah atas yang lebih
besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil.
masuk panggul, dari panggul besar di depan dan di kedua sisi, otot-otot
1) Lambung
usus
2) Usus halus
dan usus besar. Usus halus panjang, tube yang berliku-liku yang
a) Duodenum
melingkari pancreas.
dalam mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin
3. Etiologi
menyembuh atau tidak ada lagi. Hal ini mungkin terjadi oleh karena proses
secara langsung berlanjut (kontinu) dari alat sekitarnya, tetapi lebih sering
mengalami perkejuan.
perlahan-lahan, sering penderita tidak menyadari keadaan ini. Pada lebih 70%
kasus ditemukan keluhan yang berlangsung lebih dari empat bulan. Keluhan
yang paling sering adalah adanya nyeri pada perut, pembengkakan perut, tidak
nafsu makan, batuk, demam, kelemahan, berat badan menurun dan distensi
abdomen.
antara tahun 1975 sampai dengan tahun 1979 ditemukan keluhan sebagai
menurun 23 %, mencret 20 %.
Keluhan yang berasal dari saluran cerna seperti sakit perut, mencret
dan lain-lain berhubungan dengan ada tidaknya proses dalam usus atau adanya
perlengketan antara usus dengan peritoneum atau usus dengan usus. Jika
5. Patofisiologi
nuclei dalam udara yang dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan
kelembaban. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan
menempel pada jalan napas atau paru-paru. Kebanyakan partikel ini akan mati
gerakan silia dengan sekretnya. Bila kuman tetap menempel pada alveoli
tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer.
Sarang primer ini dapat terjadi di bagian jaringan paru mana saja. Dari sarang
primer timbul peradangan saluran getah bening menjadi hilus, dan juga diikuti
sarang dini di region atas paru-paru (bagian apical posterior lobus superior
atau inferior). Invasi pada daerah parenkim paru-paru sarang dini mula-mula
berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam waktu 3-10 minggu sarang ini
menjadi tuberkel, yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit dan
sel Datia-langhans (sel besar dengan banyak luti) yang dikelilingi oleh sel-sel
limfosit dan bermacam-macam jaringan ikat. Sarang dini ini kemudian meluas
bila jaringan keju dibatukkan akan terjadi kavitas yang berdinding tipis, lama-
besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik. Kavitas ini meluas kembali dan
lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah yang disebut
alat-alat tubuh yang berada di dalam rongga peritoneum. Selain tuberkel yang
kecil terdapat juga tuberkel yang besar. Di sekitar tuberkel terdapat reaksi
Komplek primer
Dengan kondisi yang menunjang dari tuberculosis Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
primer berkembang menjadi tuberculosis post
primer (dewasa)
Cemas
Cortex cerebri
Kelemahan
Nyeri akut
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
yang normal;
1) Pemeriksaan rontgen
membantu jika terdapat kelainan pada usus kecil atau usus besar.
2) Biopsy peritoneum
sederhana dan aman jika dilakukan secara hati-hati. Dengan cara ini,
rongga peritoneum.
ialah:
peritoneum.
c) Penebalan peritoneum.
(serosanguineus).
dikeluarkan.
Walaupun pada umumnya gambaran peritoneoskopi peritonitis
pemeriksaan.
4) Laparotomi
obstruksi usus.
B. DAMPAK PENYAKIT PERITONITIS TUBERKULOSIS TERHADAP
1. Kebutuhan Nutrisi
nyeri pada abdomen kuadran atas sehingga mengakibatkan tirah baring serta
2. Eliminasi
Pola eliminasi terganggu dapat disebabkan karena adanya proses dalam usus
Dengan adanya rasa sakit di daerah perut kuadran atas mengakibatkan pola
Adenosin Tri Pospat (ATP) sehingga energi yang dihasilkan kurang dan
4. Pola tidur
Gangguan pola tidur dapat terjadi dihubungkan dengan rasa nyeri di perut
kuadran atas dan pergerakan tubuh waktu tidur yang dapat menimbulkan
5. Personal hygiene
kelemahan fisik.
6. Rasa nyaman
Terjadinya peradangan pada peritoneum menimbulkan rangsangan pada
nyeri dipersepsikan.
7. Kecemasan
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat langsung dari kurangnya pengetahuan
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
keperawatan dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta
1. Pengkajian
Kaji mengenai tanda dan gejala yang muncul pada penyakit peritonitis
sebelumnya.
1) Biologis
a) Nutrisi
b) Eliminasi
d) Aktivitas/istirahat
mengganggu.
e) Personal hygiene
atas.
System).
a) Sistem neurology
Kaji kesadaran (melalui penilaian GCS), reflek fisiologis tubuh,
b) Sistem respirasi
Yang harus dikaji paling utama adalah pola napas dan frekuensi
napas.
c) Sistem kardiovaskuler
d) Sistem gastrointestinal
Pengkajian pada sistem ini merupakan data focus yang harus dikaji
(2) Abdomen
Secara umum pemeriksaan fisik yang harus dilakukan untuk
hepatomegali.
(4) Rectum
e) Sistem genitourinaria
f) Sistem musculoskeletal
Yang dikaji adalah dari sikap berjalan pada klien peritonitis
g) Sistem endokrin
h) Sistem integument
mengatasi kebutuhan spesifik klien serta respon terhadap masalah actual dan
trauma jaringan.
anoreksia.
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
1) Kontrol infeksi
3) Tingkatkan kenyamanan
4) Pertahankan nutrisi
b. Tujuan pemulangan
1) Infeksi teratasi
2) Komplikasi tercegah/minimal
3) Nyeri hilang
Criteria evaluasi :
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Kaji ulang tingkat nyeri klien, lokasi, lama, Adanya perubahan dalam lokasi,
intensitas dan karakteristiknya (0-5) intensitas dapat menunjukkan
terjadinya komplikasi
Kaji adanya keluhan nyeri secara verbal Adanya keluhan secara verbal
maupun non verbal maupun non verbal dapat
menentukan sejauh mana nyeri
dapat mempengaruhi
kebutuhannya serta menentukan
intervensi yang dibutuhkan oleh
klien
Pertahankan posisi yang nyaman bagi klien Mengurangi adanya tekanan gravitasi
dan membantu meminimalkan
nyeri karena gerakan yang
berlebihan
Ajarkan pada klien tentang teknik distraksi Merupakan metode dengan cara
nyeri mengalihkan perhatian klien pada
hal-hal lain sehingga klien akan
lupa terhadap nyeri yang dialami
Lakukan teknik gate control Sel-sel reseptor yang menerima
stimuli nyeri peripheral dihambat
oleh stimulasi dari serebral saraf
yang lain, Karena pesan-pesan
nyeri menjadi lambat. Prutis spina
cord yang mengontrol jumlah
input ke otak menutup
Ajarkan teknik relaksasi yang tepat Keadaan otot-otot yang relaks dapat
dilakukan mengurangi ketergangan pada
saraf yang dapat merangsang
nyeri. Keadaan yang
menyenangkan dapat merangsang
pengeluaran endorphin
Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik Analgetika mengurangi nyeri dengan
cara menekan saraf pusat pada
thalamus dan cortex
metabolic, anoreksia.
Criteria evaluasi :
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Awasi haluaran slang NG. Catat adanya Jumlah besar dari aspirasi gaster dan
muntah/diare. muntah/diare diduga terjadi
obstruksi usus, memerlukan
evaluasi lanjut
Auskultasi bising usus, catat bunyi tak Meskipun bising usus sering tak ada,
ada/hiperaktif inflamasi/iritasi usus dapat
menyertai hiperaktivitas usus,
penurunan absorpsi air dan diare
Ukur lingkar abdomen Memberikan bukti kuantitas
perubahan distensi gaster/usus
dan/atau akumulasi asites
Tambahkan diet sesuai toleransi, contoh Kemajuan diet yang hati-hati saat
cairan jernih sampai lembut. masukan nutrisi dimulai lagi
menurunkan risiko iritasi gaster
Timbang berat badan bila memungkinkan Kehilangan/peningkatan dini
menunjukkan perubahan hidrasi
tetapi kehilangan lanjut diduga
ada deficit nutrisi
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Pemahaman dan penjelasan yang
tepat pada klien tentang nutrisi
dapat meningkatkan kemampuan
klien dalam pemenuhan nutrisi
Berikan pada klien untuk makan porsi kecil Porsi kecil dapat mengurangi
tapi sering (PKTS) lamanya transit yang terlalu lama
pada lambung yang akan
menimbulkan rasa mual dan
tegang pada lambung. Dengan
porsi sering akan tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi
Pertahankan lingkungan yang nyaman Adanya keadaan yang tidak
selama klien makan menyenangkan dapat
mengganggu dan menurunkan
nafsu makan pada klien
Anjurkan untuk minum air hangat sebelum Air hangat dapat merangsang
klien makan peristaltic usus sehingga dapat
meningkatkan nafsu makan pada
klien dan mengurangi perasaan
mual
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Jenis antasida dapat mengurangi
obat antasida pengeluaran HCl yang berlebihan
yang dapat mengurangi rasa mual
dan nyeri.
Criteria evaluasi :
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Pantau tanda vital, catat adanya hipotensi Membantu dalam evaluasi derajat
(termasuk perubahan postural), deficit cairan/keefektifan
takikardia, takipnea, demam. Ukur penggantian terapi cairan dan
CVP bila ada respon terhadap pengobatan
Pertahankan masukan dan haluaran yang Menunjukkan status hidrasi
akurat dan hubungkan dengan berat keseluruhan. Keluaran urine
badan harian. Termasuk mungkin menurun pada
pengukuran/perkiraan kehilangan hipovolemia dan penurunan
contoh penghisapan gster, drain, perfusi ginjal, tetapi bert badan
balutan, hemovac, keringat, lingkar masih meningkat, menunjukkan
abdomen adanya edema jaringan/asites.
Kehilangan dari penghisapan
gaster mungkin besar, dan
banyaknya cairan tertampung
pada usus dan area peritoneal
(asites)
Ukur berat jenis urine Menunjukkan status hidrasi dan
perubahan pada fungsi ginjal,
yang mewaspadakan terjadinya
gagal ginjal akut pada respon
terhadap hipovolemia,
mempengaruhi toksin.
Observasi kulit/membrane mukosa untuk Hipovolemia, perpindahan cairan,
kekeringan, turgor. Catat edema dan kekurangan nutrisi
perifer/sacral. memperburuk turgor kulit,
menambah edema jaringan
Hilangkan tanda bahaya/bau dari Menurunkan rangsangan pada gaster
lingkungan. Batasi pemasukan es batu. dan respons muntah.
Ubah posisi dengan sering, berikan Jaringan edema dan adanya gangguan
perawatan kulit dengan sering, dan sirkulasi cenderung merusak kulit.
pertahankan tempat tidur kering dan
bebas lipatan. Memberikan informasi tentang
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh hidrasi, fungsi organ. Berbagai
Hb/Ht, elektrolit, protein, albumin, bentuk dengan konsekuensi
BUN, kreatinin. tertentu pada fungsi sistemik
mungkin sebagai akibat dari
perpindahan cairan, hipovolemia,
hipoksemia, toksin dalam
sirkulasi, dan produk jaringan
nekrotik.
Mengisi/mempertahankan volume
Berikan plasma/darah, cairan, elektrolit, sirkulasi dan keseimbangan
diuretic sesuai indikasi elektrolit. Koloid (plasma,
darah)membantu menggerakkan
air ke dalam area intravaskuler
dengan meningkatkan tekanan
osmotic. Diuretic mungkin
digunakan untuk membantu
pengeluran toksin dan
meningkatkan fungsi ginjal.
prosedur invasive.
Criteria evaluasi :
c) tidak demam
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Catat factor risiko individu contoh trauma Mempengaruhi pilihan intervensi
abdomen, apendisitis akut, dialisa
peritoneal
Kaji tanda vital dengan sering, catat tidak Tanda adanya syok septic, endotoksin
membaiknya atau berlanjutnya sirkulais menyebabkan
hipotensi, penurunan tekanan nadi, vasodilatasi, kehilangan cairan
takikardia, demam, takipnea. dan sirkulasi, dan rendahnya
status curh jantung
Catat perubahan status mental (contoh Hipoksemia, hipotensi dan asidosis
bingung, pingsan) dapat menyebabkan
penyimpangan status mental
Catat warna kulit, suhu, kelembaban Hangat, kemerahan, kulit kering
adalaj tanda dini septicemia.
Selanjutnya manifestasi termasuk
dingin, kulit pucat lembab dan
sianosis sebagai tanda syok
Awasi haluaran urine Oliguria terjadi sebagai akibat
penurunan perfusi ginjal, toksin
dalam sirkulasi mempengaruhi
antibiotik
Obserbvasi drainase pada luka/drein Memberikan informasi tentang status
infeksi
Pertahankan teknik steril bila pasien Mencegah penyebaran, membatasi
dipasang kateter, berikan perawatan pertumbuhan bakteri pada traktus
kateter /kebersihan perineal rutin urinarius
Awasi/batasi pengunjung dan staf sesuai Menurunkan risiko terpajan
kebutuhan. Berikan perlindungan pada/menambah infeksi sekunder
isolasi bila diindikasikan pada pasien yang mengalami
tekanan imun
Bantu dalam aspirasi peritoneal, bila Dilakukan untuk membuang cairan
diindikasikan dan untuk mengidentifikasi
organisme infeksi sehingga terapi
antibiotik yang tepat dapat
diberikan
Criteria evaluasi :
kebutuhan sehari-hari
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Kaji ulang kemampuan klien dalam Dengan mengetahui kemampuan
memenuhi kebutuhannya dan klien membantu dalam pemberian
melakukan aktifitas intervensi yang diperlukan oleh
klien dan untuk menghindari
Berikan mobilitas progresif bila ketergantungan klien
diindikasikan Aktivitas yang bertahap dapat
mengurangi terjadinya kelemahan
Dampingi klien pada saat melakukan dan mencegah terjadinya atropi
aktivitas yang dilakukan oleh klien otot
Menciptakan kemampuan pada klien
dalam melakukan aktivitas dan
Ajarkan pada klien bagaimana mencegah terjadinya cidera akibat
menggunakan relaksasi yang progresif adanya kelemahan pada klien
Pengendalian nyeri adalah komponen
yang terpenting dalam
mempertahankan mobilitas otot
dan persendian dengan optimal.
Criteria evaluasi :
c) tampak rileks
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Jelaskan pada klien setiap tindakan Pemberian informasi sebelum
pengobatan yang akan dilakukan dilakukan tindakan pengobatan
yang akan dilakukan dapat
meningkatkan pemahaman pada
klien tentang pentingnya
pengobatan yang dilakukan,
sehingga klien merasa tenang
Berikan kesempatan pada klien untuk Dengan pengungkapan secara verbal
mengekspresikan perasaan cemas yang maupun nonverbal dalam
dialaminya mengungkapkan rasa cemas dapat
mengurangi perasaan cemas yang
dialaminya
Lakukan kontak yang sering dengan klien Dengan banyaknya kontak dengan
dan dampingi klien pada saat cemas petugas kesehatan dapat
memberikan perasaan bahwa
dirinya diprhatikan oleh petugas
Anjurkan pada keluarga untuk tetap kesehatan
mendampingi dan terus menemani Dengan perhatian dari keluarga
klien dan tidak membiarkan klien memberikan efek psikologis rasa
sendirian tenang dan nyaman
Criteria evaluasi :
penyebab
alasan tindakan.
Tindakan/intervensi Rasional
(1) (2)
Kaji ulang proses penyakit dasar dan Memberikan dasar pengetahuan pada
harapan untuk sembuh pasien yang memungkinkan
membuat pilihan berdasarkan
informasi
Diskusikan program pengobatan, jadwal Antibiotik dapat dilanjutkan setelah
dan kemungkinan efek samping pulang, tergantung pada lamanya
dirawat
Anjurkan melakukan aktivitas biasanya Mencegah kelemahan, meningkatkan
secara bertahap sesuai toleransi, dan perasaan sehat
sediakan waktu untuk istirahat adekuat
4. Implementasi
koping.
kondisi klien.
5. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
diberikan.