Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

PROPOSAL

Dosen Pengampu: Wiwit Yuni Kurniawati,S.pd, M.pd

Nama:Indiati

Nim:TB.140453

Kelas:VIb Biologi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUURUAN

IAIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN

JAMBI 2017

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran belajar dalam kehidupan manusia sangatlah penting sebab manusia terlahir
sebagai makhluk lemah yang tidak tahu dan tidak mampu berbuat apa-apa.Namun melalui
proses belajar pada setiap fase perkembangannya manusia mampu menguasai berbagai
skill atau keahlian dan keterampilan serta pengetahuan.Pada saat belajar inilah manusia
mengalami proses pendidikan baik dari orang tua,guru,maupun lingkungan di sekitarnya.
Untuk meningkatkan kualitas hidup, pendidikan sains penting untuk dapat di pelajari.
Pendidikan sains khususnya biologi mempelajari tentang fenomena alam dan berbagai
permasalahan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.Namun pada dasarnya pendidikan
di indonesia dipercayai belum mampu untuk membawa masyarakat untuk bisa cerdas dan
meningkatkan kualitas hidup SDA atau sumber daya alam yang sudah ada.sebab proses
pembelajaran yang di alami oleh peserta didik tidak lebih dari sekedar
mendengar,mencatat,mengingat dan kurang mampu meningkatkan intelektual peserta
didiknya. Metode atau cara ceramah dalam pembelajaran IPA dianggap kurang efektif
karena dalam pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada produk tetapi juga pada
proses.
Hasil belajar biologi yang sangat rendah merupakan produk dari situasi pendidikan
yang berjalan kurang optimal.Tidak menampik bahwa banyak sekali faktor yang dapat
mengakibatkan rendahnya hasil belajar biologi siswa.sebagai contoh seperti kurikulum yang
terlalu berat,strategi dan metode pembelajaran yang tidak tepat,sarana belajar yang tidak
mendukung,atau lingkungan sekolah yang tidak memungkinkan proses pembelajaran
berjalan normal.
Selai faktor tersebut faktor guru dan siswa merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar sehingga menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan adalah tanggung jawab dari seoang guru.Dalam hal
inilah peran media pembelajaran sangat sangat penting.seorang guru harus mengetahui dan
mengerti mengenai media pembelajaran serta harus kreatif dalam memilih dan
menggunakannya.
Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan yang sering disebut dengan
pembelajaran.maka proses pembelajaran merupakan proses komunikasi,dan interaksi
timbal balik antara seorang guru dengan siswa di kelas.dimana proses komunikasi meliputi
2
tiga kumpulan pokok yaitu guru,siswa,dan materi pembelajaran.Guru sebagai pengiriman
pesan,Siswa sebagai penerima pesan,dan kumpulan dari pesan berupa materi
pelajaran.kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi sebuah kegagalan
komunikasi,dimana materi pelajaran atau pesan yang di sampaikan guru tidak dapat
diterima oleh siswa dengan baik dan optimal dalam arti tidak seluruh materi pelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa,lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menangkap isi pesan yang disampaikan.Untuk menghindari semua itu maka seorang guru
dapat menyusun strategi atau cara pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media
dan sumber belajar.
Belajar tidak selamanya berhubungan dengan yang nyata atau konkrit,bahkan
kenyataannya sering berhubungan dengan hal-hal yang bersifat lengkap dan tidak nyata
sehingga ketidak jelasan tersebut dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
sebuah perantara.karena pada dasarnya media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.Tidak cukup hanya pembelajaran
dengan metode ceramah yang tepat diperlukan dalam metode pembelajaran apapun,akan
tetapi sangat diperlukan penggunaan media belajar yang sangat membantu kelancaran
proses belajar mengajar,membuat proses belajar menjadi menarik sehingga membuat siswa
berperan aktif dan juga dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.Namun pemilihan media
juga harus sesuai dengan tujuan pengajaran.karena jika tidak sesuai dengan tujuan
pengajarannya maka peran media sebagai alat bantu pun tidak akan terlihat.
Pada pembelajaran sains media sangatlah penting untuk dapat menyampaikan
konsep belajar baik yang bersifat belum jelas atau masih samar-samar maupun yang telah
pasti.konsep belajar yang bersifat pasti atau jelas misalnya sebagai contoh animalia,untuk
mengetahui bagaimana bentuk dan struktur tubuhnya dapat dihadirkan objeknya langsung
atau menggunakan sebuah media nyata ke dalam kelas.sebagai penunjang proses belajar
mengajar tersebut.sedangkan untuk konsep seperti sistem organisasi kehidupan dan lainnya
yang tidak mungkin dapat kita amati secara langsung juga tidak dapat dihadirkan di dalam
kelas dalam bentuk nyata maupun menggunakan media nyata,maka untuk menunjang
konsep yang samar-samar atau tidak jelas inilah sangat dibutuhkan penggunaan sebuah
media lain seperti media Audio Visual.
Media audio visual terbukti lebih baik dalam menunjang proses pembelajaran
dibandingkan dengan cara atau metode yang telah lama seperti metode ceramah.pada
umumnya konsep keragaman pada organisasi kehidupan diajarkan hanya menggunakan
metode atau cara ceramah dan meode berupa gambaran sel (visual saja),sehingga terjadi
kejenuhan belajar dan juga salah pendapat atau cara pandang tentang konsep ini yang
akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa yang rendah.

3
Media pembelajaran terdiri dari media audio,media visual. seorang guru memilih
media audio visual karena tidak hanya dapat menampilkan gambar saja tetapi gambar yang
diserta oleh suara,sehingga dapat mencakup tipe siswa yang dominan auditori maupun
siswa tipe dominan visual.penggunaan media audio visual ini dianggap mampu menarik
perhatian dan memotivasi belajar para siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa.Keberhasilan pembelajaran dilakukan dengan perolehan pengetahuan, serta ketera
mpilan, dan sikap positif pada diri sendiri,sesuai dengan tujuan yang diharapkan.media
audio visual dapat menumbuhkan semangat belajar siswa karena terkadang terdapat siswa
yang lebih bersemangat dengan adanya di tampilkannnya gambar dan ada yang lebih suka
belajar dengan mendengarkan maka dengan adanya media audio visual diharapkan
menunjang semangat belajar siswa yang tidak mudah bosan dengan proses belajar yang
dilakukan oleh guru yang hanya ceramah dan mencatat saja.
Audio visual pembelajaran berbasis tekhnologi yang digunakan sebagai sarana
dalam mengoptimalkan proses pembelajaran media audio visual berupa gambar dan
unsur suara akan membuat menarik siswa untuk melakukan pembelajaran karena siswa
tidak bosan dengan guru yang hanya melakukan proses pembelajaran ceramah saja yang
akan membuat siswa mengantuk dan cepat bosan, media audio visual berupa gambar dan
video yang menghasilkan suara mudah dikemas dalam proses pembelajaran,lebih menarik
untuk pembelajaran,dapat di edit (diperbaiki) setiap waktu seperti power point yang sering
dibuat oleh guru.selain itu juga media audio visual memberikan motivasi serta
membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki sesuatu yang akhirnya
menjuru kepada pengertian yang lebih baik.jadi diharapkan penggunaan media
pembelajaran audio visual berupa video ini dapat meningkatkan hasilbelajar siswa.Oleh
karena itu penulis mengambil judul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

4
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1.Pembelajaran dengan metode ceramah dianggap kurang efektif
2.Hasil belajar biologi di sekolah yang masih rendah
3.Hasil dan ketertarikan terhadap pelajaran sains terus menurun
4.Strategi dan metode pembelajaran yang tidak tepat
5.Cakupan konsep sistem organisme kehidupan yang luas

1.3 Batasan masalah


Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan banyak menimbulkan kesalah
pahaman,maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan maksud untuk
lebih memfokuskan pada masalah yang dikaji.penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1.Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep sistem organisasi kehidupan
2.Media pembelajaran yang digunakan adalah media audi visual yang mempunyai unsur
gambar dan suara
3.Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif

1.4 Rumusan masalah


Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
yaitu Apakah penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa.

1.5 Tujuan penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penggunaan dari media audio
visual terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem organisasi kehidupan.

1.6 Manfaat penelitian


Adapun manfaat penelitian ini ialah:
1.Sebagai informasi kepada semua orang secara umum akan pemanfaatan media audio
visual dalam dunia pendidikan
2.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar
biologi siswa pada konsep keragaman pada sistem organisasi kehidupan
3.Bagi guru pengajar,dapat dijadikan media pembelajaran alternatif dalam proses
pembelajaran di kelas
4.Bagi peneliti dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya pada konsep yang berbeda
5.Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas yang tidak membosankan.

5
BAB II

LANDASAN TEORI, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN KERANGKA BERFIKIR DAN


HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar dapat ditemui diberbagai buku pendidikan dan psikologi.banyak pendapat
mengenai definisi atau pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli,diantaranya
adalah:
Hintzman dalam bukunya The psychology of learning and memory
mengatakanLearningis a change in organism due to experience with can affect the
organism behavior yang artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Sedangkan menurut Spears, pengalaman belajar dapat memperoleh dengan
menggunakan panca indera.Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu sendiri. Menurut Venion A magnesen kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang
kita baca,20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang
kita dengar dan lihat.70% dari apa yang kita katakan dan 90% dari apa yang kita katakan
dan lakukan.
Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap.adapun menurut Thursan Hakim
kegiatan belajar merupakan proses perubahan dalam diri manusia baik berupa peningkatan
kualitas maupun kualitas tingkah laku.
Paradigma behavioristic memandang proses belajar sebagai berikut Belajar
merupakan transisi pengetahuan dari expert ke noice berdasarkan konsep ini peran guru
adalah sebagai menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada
siswa berbeda lagi menurut paradigma konstruktivisme Belajar merupakan hasil konstruk
si sendiri (pelajar sebagai hasi l interaksinya yang dilakukan terhadap lingkungan belajar.
Sedangkan tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial, dan teori sains sepakat
menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan.siswa sendiri yang melakukan
perubahan tentang pengetahuannya.peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai
fasilisator, mediator, dan pembimbing.
6
B. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam
melakukan proses belajar mengajar adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas dengan menetapkan tujuan yang
jelas, para pendiddik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan dari proses
belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
2. Situasi yang problematis.suatu masalah yang problematis dapat merangsang
seseorang untuk berfikir dalam memecahkannya sehingga para siswa akan semakin
aktif dan memposisiskan dirinya sebagai pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada dengan hafalan.
4. Belajar merupakan proses yang kontinyu.
5. Belajar memerlukan kemauan yang kuat
6. Proses belajar memerlukan metode yang tepat

b. Pengertian Media Audio-Visual


Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli,
ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis
dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang
berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media
yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis media yang ada yang biasa
digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media yang
mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual.
Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
yaitu MediaAudio dan Media Visual. Sedangkan Dale (1969:180) mengemukakan bahwa
bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
Menurut (Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa Media Audio Visual adalah
Media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar).
Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media hanya
dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat Bantu yang dipakai adalah alat Bantu
visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual yang

7
dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran
(instruction) produksi dan evaluasinya.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20,
alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal
adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). Alat Bantu Dengar seperti : Video
Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat
Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi
semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah
manusia menerima pesan darimana pun.
Konsep pengajaran visual kemudian berkembang menjadi Audio-Visual aids pada
tahun 1940. Istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam
menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang
dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audio-visual adalah pada nilai
belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata
belaka. Perkembangan berikutnya adalah munculnya gerakan audiovisual communication
yang terjadi pada tahun 1950-an.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat
Bantu audiovisual, sehingga selain sebagai alat Bantu media juga berfungsi sebagai
penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audiovisual bukan hanya
dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau
media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program
pembelajaran.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media
pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara, Visual dan
gerak.
Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian lahir teknologi Audio-Visual
yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual
mempunyai sifat sebagi berikut:
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil
yang dicapai.

8
c. Karakteristik Media Audio- Visual dan Jenis-jenisnya
Karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).
Media Audio-Visual terdiri atas :
1.Audiovisual Diam
Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti :
a. Film bingkai suara (sound slide)
Adalah suatu film berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2
inci tersebut dari karton atau plastik. Sebagai suatu program film bingkai sangat bervariasi.
Panjang pendek film bingkai tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang
ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu
jam atau lebih. Namun yang lazim, satu film bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar
antara 10-30 menit.
Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya, program film bingkai
bersuara termasuk dalam kelompok media Audio-Visual sedangkan program tanpa suara
termasuk dalam kelompok media visual.
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia
yang paling mudah diproduksi. System multimedia ini serba guna, mudah digunakan dan
cukup efektif untuk pembelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didesain dengan
baik, system multimedia gabungan slide dan tape dapat membawa dampak yang dramatis
dan tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar.
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi
dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna
menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang
abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Dengan
menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan
semakin banyaknya indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep
(pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan
gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows
movie maker.

9
Slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian.
Dapat digunakan secara klasikal maupun individu.
Isi gambar berurutan, dapat dilihat berulang- ulang serta dapat diputar kembali, sesuai
dengan gambar yang diinginkan.
Pemakaian tidak terikat oleh waktu.
Gambar dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat dibandingkan satu dengan
yang lain tanpa melepas film dari proyektor.
Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan
pemakai.
Sangat praktis dan menyenangkan.
Relatif tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali
Pertunjukan gambar dapat dipercepat atau diperlambat.
b. Film Rangkai bersuara (Film Strip)
c. Halaman bersuara

2. Audiovisual Gerak
Yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak
seperti :
a. Film suara
Film sebagai media audio-visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang
ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa
berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau
media visual diam plus suara.
Film yang dimaksud disni adalah film sebagai alat audio-visual untuk pelajaran,
penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain
tentang : proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri,
kejadian2 dalam alam, tatacara kehidupan di Negara asing, berbagai industri dan
pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar
dan sebagainya.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses
belajar mengajar. Ada 3 macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm. Jenis pertama
biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir
biasanya untuk komersial. Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri
dalam rekaman yang bisanya terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.

10
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan
prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : The right film in the right place at the right
time used in the right way.

b. Video / VCD
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin
populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bias bersifat fakta maupun fiktif, bias
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang
banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Kelebihan video :
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari
ahli-ahli/spesialis
Menghemat waktu
Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak

c. Film Televisi
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran
secara Audio-Visual dengan disertai unsure gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima
pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa.
Selain sebagai media massa, kita mengenal adanya program Televisi Siaran
Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu system distribusi
TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu
bisa antara sebuah kamera dan alat penerima di dalam ruang yang sama, bisa pula
beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber ruang yang sama, sehingga penonton
serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.
Oemar Hamalik (1985 : 134) mengemukakan : Television is an electronic motion
picture with con joinded or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear
simultaneously from a remote broadcast. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi
sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar
hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni
dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio
yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.

11
d. Film Gelang (Loop Film)
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi :
Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber
seperti film/video audio cassette.
Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dan dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi, Pertama, media dengan daya
liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media
dengan daya liput yang terbatasoleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti, film, sound slide, film rangkai, yang
harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.

d. Aktivitas Belajar Siswa


a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan perubhan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap,dan keterampilan
pada siswa sebgai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

b. Jenis Aktivitas Belajar Siswa


Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada
guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Diatas jenis-jenis aktivitas yang
dimaksud dapat digolongkan menjadi:
1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa
dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.
3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan
bakat yang dimilikinya.

12
C. Hasil penelitian yang relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul yang penulis ambil yaittu
jurnal yang berjudul Efektifitas pemanfaatan media audio visual sebagai alternatif
optimalisasi model pembelajaran yang dilakukan oleh Sapto Haryoko.hasil dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa hasil belajar mahasiswa yang di ajarkan dengan menggunakan
media audio visual memiliki skor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa
yang diajarkan dengan cara konvensional.
Penelitian lain berjudul pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis yang dilakukan oleh Sehat Simatupang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran dibandingkan
dengan pembelajaran fisika secara konvensional.
Penelitian lain berjudul Learning from video computer technology science education
and students with learning disabilites yang dilakukan oleh David Kumar dan Chyntia
menyatakan bahwa teknologi komputer dapat digunakan untuk memfasilitasi pengajaran
sains dan memiliki pebngaruh yang sangat besar dalam meningkatkan aspek kognitif dan
afektif dari pembelajaran sains.

D. Kerangka Berpikir
Belajar mengajar dua kata yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Belajar
merupakan suatu proses pencarian atau menuntut ilmu,belajar lebih menekankan kepada
proses peserta didik yang saling mencari tahu,memberitahu,akan sesuatu hal yang belum
diketahui sehingga menjadi tahu dengan hasil belajar berupa adanya perubahan sikap pada
diri peserta didik, sedangkan mengajar merupakan proses penyaluran ilmu dari guru kepada
peserta didik. Namun untuk meendapatkan hasil belajar yang baik maka dari pendidik,
kurikulum, serta alat-alat atau sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya
proses pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran dianggap penting karena pemilihan media pembelajaran yang
tepat akan mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar serta dapat mengurangi
kejenuhan peserta didik begitu juga sebaliknya kesalahan dalam pemilihan media
pembelajaran akan membuat peserta didik kesalahan dalam memilih media pembelajaran
akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan saat proses pembelajaran sedang
berlangsung. Hal ini akan berdampak kepada penurunan hasil belajar dari peserta
didik.salah satu jenis media pembelajaran adalah video pembelajaran.

13
E. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat
dirumuskan hipotesis bahwa Media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa pada konsep sistenm organisasi kehidupan.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain penelitian


Pendekatan metode kuantitatif menurut Sugiono (2008), mettode kuantitatif
adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan,
konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana
data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistic.
Pendekatan analisis kuantitatif terdiri atas perumusan masalah, menyusun
model, mendapatkan data, mencari solusi, menguji solusi, menganalisis hasil, dan
menginterprestasikan hasil.
Pemilihan metode kuantitatif dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, setiap
penelitian perlu mengidentifikasi apakah data yang dimiliki memenuhi asumsi dasar
yang harus dipenuhi setiap teknik, tahapan awal adalah melakukan seleksi
(screening) data, yakni mengenali prilaku data, ada atau tidaknya nilai ekstrem
(outliers), lengkap tidaknya data, dan deskripsi secara statistic dari data yang dimiliki.
Proses penelitian kuantitatif menurut Bungin (2008) terdiri atas aktivitas yang
berurutan sebagai berikut:
1. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.
2. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3. Mendesain instrument pengumpullan data penelitian.
4. Melakukan pengumpulan data penelitian.
5. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6. Mendesain laporan hasil penelitian.

B.Setting dan subyek

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Tanjung jabung timur, dimana SMA N 1 Tanjung


jabung timur adalah satu lembaga pendidikan yang terletak di wilayah kabupaten Tanjung
jabung timur, tepatnya di jalan soekarno hatta 16 Rantau Rasau.

Tindakan atau penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA yang berjumlah 40 orang
dilaksanakan pada semester genap.

15
C. Proses penelitian

Pada penelitian ini digunakan 1 kelas yaitu dengan melakukan tes awal (prites)
dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan awal siswa.kemudian dilakukan
pelaksanaan penggunaan media audio visual. Dalam penelitian ini sampel pertama-tama
kelas diberikan pre-test terlebih dahulu, lalu diberi perlakuan dengan menggunakan media
audiovisual dan setelah itu diberikan post-test. Kemudian dianalisis apakah ada pengaruh
penggunaan media audiovisual dan kefektifannya dibandingkan menggunakan media
konvensional. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

01 X 02

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan :
O1 = Pre-Test
X = Treatment menggunakan media audiovisual
O2 = Post-Test
Dengan menggunakan metode pre-eksperiment diharapkan dapat membantu
pembelajaran biologi dalam keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas XI IPA SMA N
1Tanjung jabung timur.

B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah one group pre-test-post-test design, yang
membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan
variabel atau ukuran-ukuran tertentu (Sugiyono, 2009: 76). Desain ini melibatkan kelompok
subjek yang diberi perlakuan dengan media audiovisual dan dengan teknik konvensional.
Masing-masing kelompok diberikan penilaian menyimak cerita dan dari data kedua
kelompok dilakukan uji perbandingan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara
kelas yang diajar dengan media audiovisual dengan teknik konvensional, apabila terjadi
perbedaan kelas mana yang mempunyai hasil yang lebih tinggi. Prosedur dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Pra Penelitian
a. Pelatihan Pelaksana
Penelitian Sebelum dilaksanakan penelitian, guru dari kelompok-kelompok penelitian
terlebih dahulu diberi penjelasan bagaimana prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.

16
Pembelajaran dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
disiapkan dan sesuai waktu yang telah ditentukan.
b. Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran yang akan diberikan ke siswa adalah bahan pembelajaran yang
sesuai dengan Kurikulum SMA yaitu kurikulum 2013 , standar kompetensi, dan kompetensi
dasar untuk kelas XI IPA SMA N 1 Tanjung jabung timur.
c. Pengelompokan Subjek Penelitian
Pengelompokan dalam penelitian ini hanya membedakan antara kelompok yang
pembelajarannya menggunakan media audiovisual, dan kelompok yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional pada kelas XI SMA N 1 Tanjung jabung timur.

2. Teknis Pembelajaran Dalam melaksanakan penelitian, guru menyesuaikan


dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti, yaitu menggunakan media
audiovisual dan dengan mengunakan teknik konvensional dengan waktu yang telah
ditentukan. Setelah dilaksanakannya pembelajaran tersebut maka akan dilaksanakan
penilaian. Pengukuran akhir dalam pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan
lembar penilaian keterampilan menyimak cerita berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian.
Penilaian berdasarkan pada skor yang diperoleh dari tes obyektif keterampilan menyimak
cerita.

C. Variabel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002: 104) variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi
obyek penelitian.
1. Variabel Bebas (Independen Variabel) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
media audiovisual.
2. Variabel Terikat (Dependen Variabel) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan menyimak.

D. Populasi dan Subjek Penelitian


1. Populasi
Riduwan & Akdon (2010: 237) menguraikan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Nawawi (Riduwan & Akdon 2010: 237) menyebutkan bahwa,populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun
kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. diketahui

17
bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 1
Tanjung jabung timur.

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian didasarkan pada hal-hal sebagai berikut
a) Kemampuan Awal Kemampuan awal siswa didasarkan pada data pre-test. Sebelum
melakukan perlakuan pada kelompok siswa, siswa terlebih dahulu diberikan penilaian.
b) Sampel Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik
Simple Random Sampling (Riduwan & Akdon, 2010) simple random sampling yaitu cara
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Sehingga berdasarkan populasi
sebanyak 40 siswa diperoleh 23 siswa untuk menjadi sampel penelitian dan 17 siswa
sebagai sampel uji coba instrumen.

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan tes awal (pre-test) dan tes akhir (pos-test), observasi, dan
dokumentasi.

F.Instrumen Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, diperlukan instrumen yang tepat agar data yang
berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian dapat dikumpulkan secara lengkap.
Berikut ini prosedur pengumpulan data yaitu:
1. Dokumentasi Sekolah Data hasil ujian semesteran bahasa Indonesia siswa dapat
diperoleh dari sekolah, dikumpulkan apa adanya. Nilai tersebut akan dianalisa
kesamaannya.
2. Tes Metode tes adalah cara untuk mengetahui hasil dari pelajaran yang diberikan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini tes menjadi metode utama yang terdiri dari
pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab. Penelitian dengan metode tes digunakan untuk
memperoleh data tentang peningkatan keterampilan menyimak yang diterapkan pada pre
test dan post test. Dalam penelitian ini data diperoleh dari tes objektif berbentuk pilihan
ganda dengan indikator: keruntutan cerita, hubungan antar informasi, ketepatan struktur dan
kata-kata, kewajaran urutan wacana, kelancaran dalam menceritakan kembali. Sehingga
apabila semua jawaban benar, skornya 20 dan apabila semua jawaban salah, skornya 0.
Masing-masing item menggunakan skala Likert (bobot terendah adalah 0 dan bobot tertinggi
adalah 1).

18
3. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Observasi akan dilakukan di kelas ketika proses belajar mengajar antar siswa dan guru
berlangsung. Data-data yang dicatat adalah hal-hal yang bersangkutan dengan kegiatan,
perbuatan, atau tingkah laku siswa. Observasi yang digunakan ialah observasi tidak
terstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang pelaksanaan
belajar mengajar atau tanpa instrumen yang telah baku.

G. Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas Validitas
menunjukan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukuran yang menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin di ukur (Saifuddin
Azwar, 2007: 5). Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila memiliki validitas yang tinggi. Begitu juga sebaliknya suatu
instrumen dikatakan kurang valid apabila memiliki validitas yang rendah. Selain itu, menurut
Sugiyono (2010: 121) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 212) terdapat dua macam validitas yaitu validitas
logis dan validitas empiris dibagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas isi.
Validitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik pengujian validitas konstruk,
karena instrumen penelitian disusun berdasarkan teori yang relevan dan dirancang dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sebagai
ahli (expert judgement), kemudian di uji cobakan dan dianalisis dengan analisis butir.
Menurut Sugiyono (2010: 179) bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan 0,349
maka faktor tersebut memiliki construct yang kuat dan memiliki validitas yang baik.
Sebaliknya apabila korelasi tiap faktor tersebut 0,349 maka butir instrumen itu tidak valid.

2. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna
kecermatan pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007: 4). Sama halnya dengan Suharsimi
Arikunto (2006: 178) mengatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau
terpercayanya suatu instrumen. Setiap alat pengukuran seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas
instrumen merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan

19
instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Dalam penelitian ini rumus yang
digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang minat dan motivasi belajar adalah
dengan Alpha cronbach. Reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisiennya mencapai
0.600, namun demikian, terkadang suatu koefisien yang tidak setinggi itu masih bisa
digunakan bersama-sama dengan skala lain dalam suatu perangkat pengukuran (Saifuddin
Azwar, 2007).
Saifuddin Azwar (2007: 83) menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen dinyatakan
oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar 0 sampai 1.00, dalam hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 maka semakin tinggi
realiabilitasnya. Sebaliknya jika koefisiennya reliabilitas mendekati 0 maka semakin rendah
reliabilitasnya. Reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui derajat keajegan skor yang
diperoleh oleh subjek penelitian dengan menggunakan instrumen yang sama dalam waktu
dan kondisi yang berbeda.

A. Teknik Analisis Data


1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Untuk menguji
normalitas digunakan dari kolmogorov Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS.
Apabila probabilitas asymp.sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
asymp.sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2011: 29).
b. Uji Homogenitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah variasinya homogen. Cara yang digunakan
untuk uji homogenitas adalah menggunakan uji F dengan bantuan program komputer SPSS.
Rumus yang akan digunakan, yaitu uji-f menurut Nurgiyantoro (2010: 191-193) adalah
sebagai berikut.

F= sb 2
sk 2
Keterangan: f = koefisien reliabilitas yang dicari
2 = variabel terbesar
2 = variabel terkecil

2. Uji Hipotesis
Untuk teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji paired T test
dengan taraf signifikan 5%. Rumus yang digunakan uji t menurut Jerry R. Thomas and Jack
K Nelsen (1996: 146) adalah:

20
t= D
(N D) - (D)
N-1
Keterangan :
t = student test (t test).
N = jumlah subyek penelitian.
D = jumlah skor posttest jumlah pretest.
(D) = hasil dari jumlah skor posttest jumlah skor pretest dikuadratkan. Kriteria pengujian
dalam penelitian ini, dinyatakan hipotesis diterima apabila nilai t hitung > dari t tabel, dan
signifikansi < 0,05; sehingga hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Sebaliknya
apabila nilai t hitung < dari t tabel, dan signifikansi > 0,05 maka hipotesis dalam penelitian ini
dapat dinyatakan di tolak.

21

Anda mungkin juga menyukai