Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL
Nama:Indiati
Nim:TB.140453
Kelas:VIb Biologi
JAMBI 2017
1
BAB 1
PENDAHULUAN
3
Media pembelajaran terdiri dari media audio,media visual. seorang guru memilih
media audio visual karena tidak hanya dapat menampilkan gambar saja tetapi gambar yang
diserta oleh suara,sehingga dapat mencakup tipe siswa yang dominan auditori maupun
siswa tipe dominan visual.penggunaan media audio visual ini dianggap mampu menarik
perhatian dan memotivasi belajar para siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa.Keberhasilan pembelajaran dilakukan dengan perolehan pengetahuan, serta ketera
mpilan, dan sikap positif pada diri sendiri,sesuai dengan tujuan yang diharapkan.media
audio visual dapat menumbuhkan semangat belajar siswa karena terkadang terdapat siswa
yang lebih bersemangat dengan adanya di tampilkannnya gambar dan ada yang lebih suka
belajar dengan mendengarkan maka dengan adanya media audio visual diharapkan
menunjang semangat belajar siswa yang tidak mudah bosan dengan proses belajar yang
dilakukan oleh guru yang hanya ceramah dan mencatat saja.
Audio visual pembelajaran berbasis tekhnologi yang digunakan sebagai sarana
dalam mengoptimalkan proses pembelajaran media audio visual berupa gambar dan
unsur suara akan membuat menarik siswa untuk melakukan pembelajaran karena siswa
tidak bosan dengan guru yang hanya melakukan proses pembelajaran ceramah saja yang
akan membuat siswa mengantuk dan cepat bosan, media audio visual berupa gambar dan
video yang menghasilkan suara mudah dikemas dalam proses pembelajaran,lebih menarik
untuk pembelajaran,dapat di edit (diperbaiki) setiap waktu seperti power point yang sering
dibuat oleh guru.selain itu juga media audio visual memberikan motivasi serta
membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki sesuatu yang akhirnya
menjuru kepada pengertian yang lebih baik.jadi diharapkan penggunaan media
pembelajaran audio visual berupa video ini dapat meningkatkan hasilbelajar siswa.Oleh
karena itu penulis mengambil judul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
4
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1.Pembelajaran dengan metode ceramah dianggap kurang efektif
2.Hasil belajar biologi di sekolah yang masih rendah
3.Hasil dan ketertarikan terhadap pelajaran sains terus menurun
4.Strategi dan metode pembelajaran yang tidak tepat
5.Cakupan konsep sistem organisme kehidupan yang luas
5
BAB II
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar dapat ditemui diberbagai buku pendidikan dan psikologi.banyak pendapat
mengenai definisi atau pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli,diantaranya
adalah:
Hintzman dalam bukunya The psychology of learning and memory
mengatakanLearningis a change in organism due to experience with can affect the
organism behavior yang artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Sedangkan menurut Spears, pengalaman belajar dapat memperoleh dengan
menggunakan panca indera.Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu sendiri. Menurut Venion A magnesen kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang
kita baca,20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang
kita dengar dan lihat.70% dari apa yang kita katakan dan 90% dari apa yang kita katakan
dan lakukan.
Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap.adapun menurut Thursan Hakim
kegiatan belajar merupakan proses perubahan dalam diri manusia baik berupa peningkatan
kualitas maupun kualitas tingkah laku.
Paradigma behavioristic memandang proses belajar sebagai berikut Belajar
merupakan transisi pengetahuan dari expert ke noice berdasarkan konsep ini peran guru
adalah sebagai menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada
siswa berbeda lagi menurut paradigma konstruktivisme Belajar merupakan hasil konstruk
si sendiri (pelajar sebagai hasi l interaksinya yang dilakukan terhadap lingkungan belajar.
Sedangkan tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial, dan teori sains sepakat
menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan.siswa sendiri yang melakukan
perubahan tentang pengetahuannya.peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai
fasilisator, mediator, dan pembimbing.
6
B. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam
melakukan proses belajar mengajar adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas dengan menetapkan tujuan yang
jelas, para pendiddik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan dari proses
belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
2. Situasi yang problematis.suatu masalah yang problematis dapat merangsang
seseorang untuk berfikir dalam memecahkannya sehingga para siswa akan semakin
aktif dan memposisiskan dirinya sebagai pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada dengan hafalan.
4. Belajar merupakan proses yang kontinyu.
5. Belajar memerlukan kemauan yang kuat
6. Proses belajar memerlukan metode yang tepat
7
dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran
(instruction) produksi dan evaluasinya.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20,
alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal
adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). Alat Bantu Dengar seperti : Video
Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat
Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi
semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah
manusia menerima pesan darimana pun.
Konsep pengajaran visual kemudian berkembang menjadi Audio-Visual aids pada
tahun 1940. Istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam
menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang
dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audio-visual adalah pada nilai
belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata
belaka. Perkembangan berikutnya adalah munculnya gerakan audiovisual communication
yang terjadi pada tahun 1950-an.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat
Bantu audiovisual, sehingga selain sebagai alat Bantu media juga berfungsi sebagai
penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audiovisual bukan hanya
dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau
media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program
pembelajaran.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media
pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara, Visual dan
gerak.
Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian lahir teknologi Audio-Visual
yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual
mempunyai sifat sebagi berikut:
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil
yang dicapai.
8
c. Karakteristik Media Audio- Visual dan Jenis-jenisnya
Karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).
Media Audio-Visual terdiri atas :
1.Audiovisual Diam
Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti :
a. Film bingkai suara (sound slide)
Adalah suatu film berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2
inci tersebut dari karton atau plastik. Sebagai suatu program film bingkai sangat bervariasi.
Panjang pendek film bingkai tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang
ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu
jam atau lebih. Namun yang lazim, satu film bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar
antara 10-30 menit.
Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya, program film bingkai
bersuara termasuk dalam kelompok media Audio-Visual sedangkan program tanpa suara
termasuk dalam kelompok media visual.
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia
yang paling mudah diproduksi. System multimedia ini serba guna, mudah digunakan dan
cukup efektif untuk pembelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didesain dengan
baik, system multimedia gabungan slide dan tape dapat membawa dampak yang dramatis
dan tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar.
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi
dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna
menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang
abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Dengan
menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan
semakin banyaknya indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep
(pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan
gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows
movie maker.
9
Slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian.
Dapat digunakan secara klasikal maupun individu.
Isi gambar berurutan, dapat dilihat berulang- ulang serta dapat diputar kembali, sesuai
dengan gambar yang diinginkan.
Pemakaian tidak terikat oleh waktu.
Gambar dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat dibandingkan satu dengan
yang lain tanpa melepas film dari proyektor.
Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan
pemakai.
Sangat praktis dan menyenangkan.
Relatif tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali
Pertunjukan gambar dapat dipercepat atau diperlambat.
b. Film Rangkai bersuara (Film Strip)
c. Halaman bersuara
2. Audiovisual Gerak
Yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak
seperti :
a. Film suara
Film sebagai media audio-visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang
ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa
berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau
media visual diam plus suara.
Film yang dimaksud disni adalah film sebagai alat audio-visual untuk pelajaran,
penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain
tentang : proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri,
kejadian2 dalam alam, tatacara kehidupan di Negara asing, berbagai industri dan
pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar
dan sebagainya.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses
belajar mengajar. Ada 3 macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm. Jenis pertama
biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir
biasanya untuk komersial. Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri
dalam rekaman yang bisanya terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.
10
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan
prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : The right film in the right place at the right
time used in the right way.
b. Video / VCD
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin
populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bias bersifat fakta maupun fiktif, bias
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang
banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Kelebihan video :
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari
ahli-ahli/spesialis
Menghemat waktu
Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
c. Film Televisi
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran
secara Audio-Visual dengan disertai unsure gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima
pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa.
Selain sebagai media massa, kita mengenal adanya program Televisi Siaran
Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu system distribusi
TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu
bisa antara sebuah kamera dan alat penerima di dalam ruang yang sama, bisa pula
beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber ruang yang sama, sehingga penonton
serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.
Oemar Hamalik (1985 : 134) mengemukakan : Television is an electronic motion
picture with con joinded or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear
simultaneously from a remote broadcast. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi
sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar
hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni
dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio
yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.
11
d. Film Gelang (Loop Film)
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi :
Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber
seperti film/video audio cassette.
Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dan dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi, Pertama, media dengan daya
liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media
dengan daya liput yang terbatasoleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti, film, sound slide, film rangkai, yang
harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
12
C. Hasil penelitian yang relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul yang penulis ambil yaittu
jurnal yang berjudul Efektifitas pemanfaatan media audio visual sebagai alternatif
optimalisasi model pembelajaran yang dilakukan oleh Sapto Haryoko.hasil dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa hasil belajar mahasiswa yang di ajarkan dengan menggunakan
media audio visual memiliki skor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa
yang diajarkan dengan cara konvensional.
Penelitian lain berjudul pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis yang dilakukan oleh Sehat Simatupang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran dibandingkan
dengan pembelajaran fisika secara konvensional.
Penelitian lain berjudul Learning from video computer technology science education
and students with learning disabilites yang dilakukan oleh David Kumar dan Chyntia
menyatakan bahwa teknologi komputer dapat digunakan untuk memfasilitasi pengajaran
sains dan memiliki pebngaruh yang sangat besar dalam meningkatkan aspek kognitif dan
afektif dari pembelajaran sains.
D. Kerangka Berpikir
Belajar mengajar dua kata yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Belajar
merupakan suatu proses pencarian atau menuntut ilmu,belajar lebih menekankan kepada
proses peserta didik yang saling mencari tahu,memberitahu,akan sesuatu hal yang belum
diketahui sehingga menjadi tahu dengan hasil belajar berupa adanya perubahan sikap pada
diri peserta didik, sedangkan mengajar merupakan proses penyaluran ilmu dari guru kepada
peserta didik. Namun untuk meendapatkan hasil belajar yang baik maka dari pendidik,
kurikulum, serta alat-alat atau sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya
proses pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran dianggap penting karena pemilihan media pembelajaran yang
tepat akan mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar serta dapat mengurangi
kejenuhan peserta didik begitu juga sebaliknya kesalahan dalam pemilihan media
pembelajaran akan membuat peserta didik kesalahan dalam memilih media pembelajaran
akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan saat proses pembelajaran sedang
berlangsung. Hal ini akan berdampak kepada penurunan hasil belajar dari peserta
didik.salah satu jenis media pembelajaran adalah video pembelajaran.
13
E. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat
dirumuskan hipotesis bahwa Media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa pada konsep sistenm organisasi kehidupan.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Tindakan atau penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA yang berjumlah 40 orang
dilaksanakan pada semester genap.
15
C. Proses penelitian
Pada penelitian ini digunakan 1 kelas yaitu dengan melakukan tes awal (prites)
dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan awal siswa.kemudian dilakukan
pelaksanaan penggunaan media audio visual. Dalam penelitian ini sampel pertama-tama
kelas diberikan pre-test terlebih dahulu, lalu diberi perlakuan dengan menggunakan media
audiovisual dan setelah itu diberikan post-test. Kemudian dianalisis apakah ada pengaruh
penggunaan media audiovisual dan kefektifannya dibandingkan menggunakan media
konvensional. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
01 X 02
Keterangan :
O1 = Pre-Test
X = Treatment menggunakan media audiovisual
O2 = Post-Test
Dengan menggunakan metode pre-eksperiment diharapkan dapat membantu
pembelajaran biologi dalam keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas XI IPA SMA N
1Tanjung jabung timur.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah one group pre-test-post-test design, yang
membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan
variabel atau ukuran-ukuran tertentu (Sugiyono, 2009: 76). Desain ini melibatkan kelompok
subjek yang diberi perlakuan dengan media audiovisual dan dengan teknik konvensional.
Masing-masing kelompok diberikan penilaian menyimak cerita dan dari data kedua
kelompok dilakukan uji perbandingan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara
kelas yang diajar dengan media audiovisual dengan teknik konvensional, apabila terjadi
perbedaan kelas mana yang mempunyai hasil yang lebih tinggi. Prosedur dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Pra Penelitian
a. Pelatihan Pelaksana
Penelitian Sebelum dilaksanakan penelitian, guru dari kelompok-kelompok penelitian
terlebih dahulu diberi penjelasan bagaimana prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
16
Pembelajaran dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
disiapkan dan sesuai waktu yang telah ditentukan.
b. Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran yang akan diberikan ke siswa adalah bahan pembelajaran yang
sesuai dengan Kurikulum SMA yaitu kurikulum 2013 , standar kompetensi, dan kompetensi
dasar untuk kelas XI IPA SMA N 1 Tanjung jabung timur.
c. Pengelompokan Subjek Penelitian
Pengelompokan dalam penelitian ini hanya membedakan antara kelompok yang
pembelajarannya menggunakan media audiovisual, dan kelompok yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional pada kelas XI SMA N 1 Tanjung jabung timur.
C. Variabel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002: 104) variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi
obyek penelitian.
1. Variabel Bebas (Independen Variabel) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
media audiovisual.
2. Variabel Terikat (Dependen Variabel) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan menyimak.
17
bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 1
Tanjung jabung timur.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian didasarkan pada hal-hal sebagai berikut
a) Kemampuan Awal Kemampuan awal siswa didasarkan pada data pre-test. Sebelum
melakukan perlakuan pada kelompok siswa, siswa terlebih dahulu diberikan penilaian.
b) Sampel Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik
Simple Random Sampling (Riduwan & Akdon, 2010) simple random sampling yaitu cara
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Sehingga berdasarkan populasi
sebanyak 40 siswa diperoleh 23 siswa untuk menjadi sampel penelitian dan 17 siswa
sebagai sampel uji coba instrumen.
18
3. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Observasi akan dilakukan di kelas ketika proses belajar mengajar antar siswa dan guru
berlangsung. Data-data yang dicatat adalah hal-hal yang bersangkutan dengan kegiatan,
perbuatan, atau tingkah laku siswa. Observasi yang digunakan ialah observasi tidak
terstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang pelaksanaan
belajar mengajar atau tanpa instrumen yang telah baku.
2. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna
kecermatan pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007: 4). Sama halnya dengan Suharsimi
Arikunto (2006: 178) mengatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau
terpercayanya suatu instrumen. Setiap alat pengukuran seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas
instrumen merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan
19
instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Dalam penelitian ini rumus yang
digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang minat dan motivasi belajar adalah
dengan Alpha cronbach. Reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisiennya mencapai
0.600, namun demikian, terkadang suatu koefisien yang tidak setinggi itu masih bisa
digunakan bersama-sama dengan skala lain dalam suatu perangkat pengukuran (Saifuddin
Azwar, 2007).
Saifuddin Azwar (2007: 83) menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen dinyatakan
oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar 0 sampai 1.00, dalam hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 maka semakin tinggi
realiabilitasnya. Sebaliknya jika koefisiennya reliabilitas mendekati 0 maka semakin rendah
reliabilitasnya. Reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui derajat keajegan skor yang
diperoleh oleh subjek penelitian dengan menggunakan instrumen yang sama dalam waktu
dan kondisi yang berbeda.
F= sb 2
sk 2
Keterangan: f = koefisien reliabilitas yang dicari
2 = variabel terbesar
2 = variabel terkecil
2. Uji Hipotesis
Untuk teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji paired T test
dengan taraf signifikan 5%. Rumus yang digunakan uji t menurut Jerry R. Thomas and Jack
K Nelsen (1996: 146) adalah:
20
t= D
(N D) - (D)
N-1
Keterangan :
t = student test (t test).
N = jumlah subyek penelitian.
D = jumlah skor posttest jumlah pretest.
(D) = hasil dari jumlah skor posttest jumlah skor pretest dikuadratkan. Kriteria pengujian
dalam penelitian ini, dinyatakan hipotesis diterima apabila nilai t hitung > dari t tabel, dan
signifikansi < 0,05; sehingga hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Sebaliknya
apabila nilai t hitung < dari t tabel, dan signifikansi > 0,05 maka hipotesis dalam penelitian ini
dapat dinyatakan di tolak.
21