Pengbis Pert5
Pengbis Pert5
DISUSUN OLEH:
AKUNTANSI 2015
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam membuat atau mendirikan sebuah bisnis tentu kita tidak dapat
melakukannya secara sembarangan, banyak hal yang harus diperhatikan misalnya
pengelolaan informasi, penentuan lokasi, dan penentuan tata letak bisnisnya. Karena
apabila ketiga hal tersebut tidak dipikirkan dan dilakukan dengan baik-baik sudah
dapat dipastikan bahwa bisnis yang kita jalankan tidak akan berhasil dan gagal
bersaing dengan bisnis-bisnis lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Pengelolaan informasi dalam suatu bisnis merupakan hal yang sangat penting,
karena apabila kita gagal dalam mengelola informasi maka bisa dipastikan bisnis yang
kita bangun tidak akan berhasil, kemudian dalam hal pemilihan lokasi bisnis, apabila
kita melakukan kesalahan dalam memilih lokasinya bisa dipastikan bisnis kita tidak
akan berhasil karena lokasi menentukan siapa yang akan membeli barang yang kita
jual, selain itu faktor tata letak fasilitas juga sangat penting karena dengan tata letak
yang baik maka kepuasan pembeli akan tercapai dan apabila pembeli puas bukan
tidak mungkin pembeli yang awalnya hanya coba-coba tersebut akan menjadi
pelanggan setia, tapi apabila kita gagal membuat tata letak yang baik maka pembeli
akan merasa kecewa dan tidak akan menjadi pelanggan yang setia.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pelaku usaha bisnis memahami proses manajemen
2. Untuk mengetahui cara usaha bisnis tersebut menciptakan organisasi yang
fleksibel.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaku usaha bisnis tersebut memahami proses manajemen?
2. Bagaimana cara usaha bisnis tersebut untuk menciptakan organisasi yang
fleksibel?
BAB II
Landasan Teori
A. Proses Manajemen
Tak ada perusahaan yang sejak awal berdirinya sudah memiliki gedung
pencakar langit dengan karyawan berjumlah ribuan dan cabang perusahaan yang
banyak. Semua terjadi melalui proses. Yang artinya, perusahaan-perusahaan sekelas
Exon Mobil atau Ford Motor Company yang awalnya juga dari usaha kecil. Setiap
usaha juga dimulai dari kemampuan manajerial seorang pemilik memimpin
perusahaan, termasuk kemampuan pemimpin mengelola informasi perusahaan yang
meliputi sumber daya manusia, bahan, dan lainnya.
Pengelolaan informasi dalam bisnis merupakan seluruh aktifitas yang dilakukan
untuk mencari informasi(termasuk data, bahan mentah, tenaga kerja) kemudian
menggunakannya seefektif mungkin (McLeod, 1998). Ada dua alasan mengapa
pengelolaan informasi bisnis amat penting.
Kompleksitas kegiatan bisnis yang terus meningkat
Komputerisasi dan globalisasi yang semakin meningkat menyebabkan
pemimpin atau manajer harus pandai mengelola informasi bisnis.
Peranan manajer secara mendasar dibagi menjadi dua dalam megolah informasi
untuk kelangsungan bisnis. Yang pertama adalah keahlian memecahkan masalah yang
timbul kapan saja. Yang kedua adalah keahlian komunikasi yang penting sehingga
menghasilkan sinkronisasi antara atasan dan bawahan.
Nestl Indonesia adalah anak perusahaan Nestl SA, perusahaan yang terdepan
dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss.
Nestl SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestl, seorang ahli farmasi
yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan
bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestl telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini
perusahaan mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam
produk Nestl di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah
produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTL DANCOW IDEAL;
Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan NESCAF serta Pabrik
Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula FOXS dan POLO. Saat
ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang yang beroperasi pada tahun 2013
untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestl CERELAC. Nestl
telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestl telah mengoperasikan tiga (3)
pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000 peternak susu
di Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi di Lampung setiap
tahun. Bersama ketiga sentra distribusi dan ratusan distributor Nestl Indonesia hadir
di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan produk Nestl bagi
konsumen Nestl bagi konsumen diseluruh Indonesia.
Motto Nestl Good Food, Good Life menggambarkan komitmen perusahaan
yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna
menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan
makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
B. Proses Manajemen
Konsep Strategi Manajemen
Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi,
dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis
sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing
negara. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka
dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh
aktivitas bisnis agar diperoleh competitive advantage.
Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu
periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Strategi
perusahaan disesuaikan dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti
Nestle yang telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua
tingkatan strategi: strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan
pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti, dan strategi
korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk
pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut. Satu hal yang perlu
dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis, perusahaan induk tidak terlibat
langsung dalam persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika memberi
perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan tiap tiap unit bisnis. .
Pertimbangan lain dalam membangun strategi korporasi adalah apakah unit
bisnis baru dapat menghasilkan keunggulan bersaing dari hubungannya dengan unit-
unit bisnis lain atau dengan induk perusahaan. Ada empat konsep strategi korporasi
yang telah banyak diaplikasikan: portfolio management, restructuring, transferring
skills, dan sharing activities. Portfolio management mendasarkan pada sejumlah
asumsi vital. Diversifikasi dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti akuisisi,
merger, atau membangun unit bisnis baru (greenfield company).
Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari perusahaan yang tidak
terlalu maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang menghadapi kesulitan
akibat perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi.
Perusahaan induk Nestle melakukan intervensi dengan mengubah tim
manajemen, mengubah strategi bisnis, memasukkan (infused) teknologi baru, atau
menjual/menutup unit-unit yang tidak efisien atau yang tidak terkait langsung dengan
kompetensi inti unit bisnis terkait. Dalam transferring skills, terjadi sinergi dan proses
aktif untuk mengubah strategi atau operasional unit bisnis. Proses perubahan dalam
suatu unit bisnis sebagai sasaran transfer ketrampilan harus spesifik dan dapat
dikenali. Hampir mirip dengan transferring skills, dalam sharing activities antar unit
bisnis menggunakan beberapa sumber daya dalam value chain secara bersama.
Pada tataran global, variabel penentu keunggulan bersaing sangat berbeda dari
persaingan domestik. Untuk dapat sukses di arena bisnis global, pertama perusahaan
Nestle perlu mengubah diri menjadi pelaku usaha internasional (multidomestic
competitor),Yang memungkinkan anak-anak perusahaan Nestle (subsidiaries) dapat
bersaing secara independen di berbagai pasar domestik. Selanjutnya, perusahaan
induk berevolusi menjadi organisasi global (global competitor) yang mampu mengadu
seluruh system produk dan posisi pasarnya melawan berbagai pemain global lainnya.
Tantangan bagi global competitor adalah membangun dan sekaligus menerapkan
strategi korporasi yang dilandasi oleh pemikiran: inovasi stratejik apa yang perlu terus
diupayakan sehingga perusahaan memiliki keungulan global.
Selain konsep strategi-strategi di atas Nestle menggunakan strategi merek
monolitik, dualitik atau multilitik yang bergantung pada keseimbangan antara
investasi finansial yang ditanamkan dengan manfaat strategis dan finansial yang
hendak dicapai dari investasi ini. Lantaran strategi merek monolitik dan dualitik
memakai satu nama merek yang sama untuk berbagai produk, nilai merek (brand
value) dari merek yang sukses diharapkan bisa dieksploitasi. Kapitalisasi pada nama
merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan terhadap
pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan.
Analisis SWOT
Untuk dapat melakukan persaingan di pasar dunia sebuah perusahaan
multinasional seperti Nestle harus melakukan analisa produknya sendiri dengan
melakukan penelitian dan survey dengan akurat, analisa-analisa tersebut meliputi
SWOT (strength, weaknes, opportunities, threats).
1. Strenght
Sangat penting untuk setiap objek pasar perusahaan adalah
berkemampuan bekerjasama dalam bisnis. Dengan menggunakan
analisis SWOT yang sederhana meningkatkan perusahaan dan setiap
direksi yang ingin dipimpin. Kemampuan perusahaan untuk
memposisikan produknya tergantung pada kemampuan dan kepuasan
konsumen dalam kebutuhannya. Ini adalah nilai yang terkandung dalam
pemasaran, termasuk penjualan dan pembagian pasar, analisis dari
kompetisi, penjualan dan keuntungan untuk masa depan dan analisis
perubahan perilaku konsumen.
Nestle secara kooperatif adalah produsen brand makanan terbesar
dan terbaik. Dengan kualitas tinggi selama bertahun-tahun Nestle tetap
mempertahankan kualitas produknya menghadapi kompetitor lain tapi
tetap menjaga keseimbangan dalam berbisnis.
Nama yang global bisa menjadi penghargaan produksi dan pembelian
skala ekonomi serta meningkatnya dunia travel, secara instan dapat
disadari pentingnya produk. Dengan portofolio produk termasuk
didalamnya 8 dari 30 penjualan brand konvektori, seperti Quality Street,
Aero, Smarties, Polo, dan Rowntrees fruit Pastilles, Milky Bar dan
After Eight, dan sangatlah penting bahwa objek pemasaran pada setiap
produk harus kompatibel pada seluruh objek perusahaan. Seperti
kelompok atau individual, setiap produk punya karakter, kekuatan,
kelemahan dan konsekuensi, objek pemasaran dari setiap produk harus
dispesialisasikan.
Keunggulan dari Nestle selama 50 tahun menjadi brand makanan
terbaik dan menjadi brand minded bagi konsumen. Ketika konsumen
menikmati produk Nestle maka strapline Have a break have Nestlet
akan menjadi jaringan semantiknya. Bentuk dan rasanya juga mengikuti
di daerah mana dia diproduksi, kemudian telah berhasil selama 50 tahun
masuk dalam jajaran makanan kecil favorit di dunia. Bermacam-macam
variasi diluncurkan yang membuat Nestle mencapai sukses.
2. Weakness
Produk Nestle hampir tidak ditemui kekurangannya karena selalu
memperhatikan perubahan permintaan pasar dan selera konsumen.
Mengikuti kebutuhan konsumen merupakan hal terpenting untuk
kesuksesan perusahaan. Namun jika dikaji lebih dalam lagi kekurangan
Nestle dalam segi promosi yang pada tahun 1999 yang membuat
penjualan anjlok. Dari data yang didapat dari lapangan diketahui bahwa
pada masa itu remaja kurang menyukai Nestle dan lebih menyukai brand
lain yang menurut mereka lebih cocok akan jiwa mereka.
Untuk mengatasi hal ini Nestle membuat keputusan memluncurkan
produk baru yang lebih berjiwa muda. Dan setelah tahun 1999 produk ini
dilucurkan perubahan penjualan mengalami peningkatanan yang sangat
signifikan membuatnya kembali masuk dalam jajaran produk chocolate
crispy terbaik. Berdasarkan pengalaman itu Nestle mempromosikan
produknya melaui dua media seperti yang sudah dibahas diatas.
Bagaimanapun Nestle menjadi dibawah peningkatan tekanan dengan
munculnya produk baru pesaing yang akan bertarung dalam pembagian
pasar.
3. Opportunities
Perubahan pada selera konsumen memberikan peluang yang baik
bagi Nestle untuk membuat varian baru bagi konsumennya, untuk
melihat peluang bisnis yang ada dibutuhkan kepekaan membaca
perubahan lingkungan eksternal. Survey lapangan menjadi cara yang
paling baik untuk mengetahui perubahan yang terjadi, konsumen selalu
ingin diperhatikan dan sifatnya variabel atau tidak tetap. Peluang ada
sekarang ini menuntut Nestle untuk terus memperbaharui produknya tapi
tetap berpegangan pada prinsipnya dengan mempertahankan keadaan
atau karakter produk asli yang selalu menjadi ciri khas dari produk
Nestle dengan produk lainnya.
Selain itu nama besar Nestle juga sudah menjadi salah satu peluang
yang baik untuk produk Nestle karena faktor brand minded konsumen itu
tadi yang menyebabkan konsumen akan tetap membeli Nestle dimana
dan kapan pun juga. Selalu memperhatikan objek pasar dimana bisanya
produk ini dipasarkan karena mengharapkan keuntungan jangka panjang
otomatis objek pasar tetap ada dan harus berkembang. Dengan brand
yang paten dengan strapline Have a break have a Nestle mencoba
menjangkau semua kalangan menutup segala kemungkinan pesaing
untuk kelengahan dari segala aspek.
4. Threats
Pada kasus Nestle mengalami pendomplengan nama oleh Danone
menyamai brand ini dengan nama Cit Cat, ini menjadi kelengahan Nestle
dan ancaman reputasi Nestle. Kondisi ini jelas sangat mengganggu
karena brand ini yang memakai duluan adalah Nestle ini tantangan yang
cukup berat sehingga dilakukan usaha pengajuan banding ke Dirjen
HAKI khususnya ke direktorat mereknya. Dalam pengajuan gugatan Cit
Cat dikenai gugatan itikad buruk memakai brand yang sama dengan
milik Nestle . Ancaman-ancaman seperti ini yang bisa mempengaruhi
usaha berusaha menyamakan brand membuat konsumen terpengaruhi
dan menjadikan kompetitor yang tidak sehat.
Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan tersebut perlu
dilakukan orientasi ulang kenapa produk Nestle bisa mempunyai
kompetitor yang namanya hampir sama. Dari tinjauan tesebut dapat
diketahui bahwa begitu suksesnya Nestle sehingga kompetitor berusaha
menyamainya. Manajemen yang baik juga mendukung kekuatan dari
brand itu, perencanaan usaha yang baik akan membuat Nestle mencapai
sukses dan keuntungan maksimum. Penemuan baru akan
mengembangkan suatu produk jadikan kompetitor sebagai bahan
evaluasi untuk meningkatkan kualitas suatu produk. Agar produk lain
jauh tertinggal digunakanlah Marketing Plan yang terarah dan terfokus
sehingga jatuhnya produk itu tepat, intinya kondisi yang ada disekitar
usaha menjadi bahan cermatan dan dipahami mencoba mengatasi
tantangan itu juga bisa dihindari.
A. Kesimpulan
Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk melancarkan suatu bisnis, pelaku
bisnis perlu memahami proses dan konsep strategi manajemen dengan baik serta
menciptakan organisasi yang fleksibel. Nestle telah melakukan keduanya dengan baik,
yaitu:
Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi,
dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing
unit bisnis sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi
di masing-masing Negara. Selain itu, dalam persaingan pasar dunia Nestle
juga melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats)
pada produknya sendiri. Dengan menganalisa produk sendiri, Nestle dapat
menciptakan produk baru yang lebih baik dari sebelumnya.
PT Nestle Indonesia menggunakan struktur lini-dan-staf karena pemegang
jabatan tertinggi di PT Nestl Indonesia adalah seorang Presiden Direktur
yang mengepalai berbagai divisi. PT Nestl Indonesia mempunyai wewenang
desentralisasi dimana anggotanya memiliki hak suara penuh dalam rapat
anggota, sehingga pemegang saham atau anggota turut menentukan jalannya
perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa itu merupakan cara PT
Nestle Indonesia menciptakan organisasi yang fleksibel.
B. Daftar Pustaka
http://dianermadewi.blogspot.co.id/2013/03/manajemen-strategi-perusahaan-
nestle.html
https://desiariska93.wordpress.com/2014/05/30/proses-bisnis-pada-pt-nestle-
indonesia/
http://dinninnikmah.blogspot.co.id/2013/06/tugas-manajemen-strategi.html
http://www.transkerja.com/2014/11/lowongan-kerja-pt-nestle-indonesia-via-
email.html