Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR BISNIS

Memahami Proses Manajemen dan Menciptakan Organisasi Fleksibel

DISUSUN OLEH:

1. Putri Athaghina P 041511333216


2. Citta Faradisa P 041511333217
3. Adina Arisukma 041511333218
4. Laras Auditria 041511333219
5. Mas Silah Khudin 041511333220
6. Alif Darjendra 041511333221

AKUNTANSI 2015
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam membuat atau mendirikan sebuah bisnis tentu kita tidak dapat
melakukannya secara sembarangan, banyak hal yang harus diperhatikan misalnya
pengelolaan informasi, penentuan lokasi, dan penentuan tata letak bisnisnya. Karena
apabila ketiga hal tersebut tidak dipikirkan dan dilakukan dengan baik-baik sudah
dapat dipastikan bahwa bisnis yang kita jalankan tidak akan berhasil dan gagal
bersaing dengan bisnis-bisnis lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Pengelolaan informasi dalam suatu bisnis merupakan hal yang sangat penting,
karena apabila kita gagal dalam mengelola informasi maka bisa dipastikan bisnis yang
kita bangun tidak akan berhasil, kemudian dalam hal pemilihan lokasi bisnis, apabila
kita melakukan kesalahan dalam memilih lokasinya bisa dipastikan bisnis kita tidak
akan berhasil karena lokasi menentukan siapa yang akan membeli barang yang kita
jual, selain itu faktor tata letak fasilitas juga sangat penting karena dengan tata letak
yang baik maka kepuasan pembeli akan tercapai dan apabila pembeli puas bukan
tidak mungkin pembeli yang awalnya hanya coba-coba tersebut akan menjadi
pelanggan setia, tapi apabila kita gagal membuat tata letak yang baik maka pembeli
akan merasa kecewa dan tidak akan menjadi pelanggan yang setia.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pelaku usaha bisnis memahami proses manajemen
2. Untuk mengetahui cara usaha bisnis tersebut menciptakan organisasi yang
fleksibel.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaku usaha bisnis tersebut memahami proses manajemen?
2. Bagaimana cara usaha bisnis tersebut untuk menciptakan organisasi yang
fleksibel?
BAB II
Landasan Teori

A. Proses Manajemen
Tak ada perusahaan yang sejak awal berdirinya sudah memiliki gedung
pencakar langit dengan karyawan berjumlah ribuan dan cabang perusahaan yang
banyak. Semua terjadi melalui proses. Yang artinya, perusahaan-perusahaan sekelas
Exon Mobil atau Ford Motor Company yang awalnya juga dari usaha kecil. Setiap
usaha juga dimulai dari kemampuan manajerial seorang pemilik memimpin
perusahaan, termasuk kemampuan pemimpin mengelola informasi perusahaan yang
meliputi sumber daya manusia, bahan, dan lainnya.
Pengelolaan informasi dalam bisnis merupakan seluruh aktifitas yang dilakukan
untuk mencari informasi(termasuk data, bahan mentah, tenaga kerja) kemudian
menggunakannya seefektif mungkin (McLeod, 1998). Ada dua alasan mengapa
pengelolaan informasi bisnis amat penting.
Kompleksitas kegiatan bisnis yang terus meningkat
Komputerisasi dan globalisasi yang semakin meningkat menyebabkan
pemimpin atau manajer harus pandai mengelola informasi bisnis.
Peranan manajer secara mendasar dibagi menjadi dua dalam megolah informasi
untuk kelangsungan bisnis. Yang pertama adalah keahlian memecahkan masalah yang
timbul kapan saja. Yang kedua adalah keahlian komunikasi yang penting sehingga
menghasilkan sinkronisasi antara atasan dan bawahan.

B. Organisasi yang Fleksibel


Letak perusahaan sering pula disebut tempat kediaman perusahaan, yaitu
tempatdimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari, sedangkan istilah
tempatkedudukan perusahaan dapat diartikan sebagai tempat kantor pusat perusahaan.
Jadi, lokasi perusahaan adalah suatu tempat dimana perusahaan itu melakukan
kegiatan fisik.Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena
kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh
bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang.
Dalam membuat rencana bisnis, pemilihan lokasi usaha adalah hal utama
yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan
sangatmenentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan
dalammemilih lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh
pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi usaha
juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau
sifat produknya,dan kemudahannya mencapai konsumen. Lokasi juga berpengaruh
terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan sebagai pemilik usaha.
Sebaiknya para wirausaha berhati-hati dalam menentukan lokasi usaha.
Lokasi yang strategis dalam teori wirausaha ditafsirkan sebagai lokasi
dimana banyak ada calon pembeli, dalam arti bahwa lokasi tersebut mudah dijangkau,
mudahditemui oleh konsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau dihuni target
konsumen yang berpotensi membeli produk atau jasa yang akan dijual. Lokasi
tersebut cocok untuk usaha perdagangan barang atau jasa yang berhubungan langsung
dengan pelanggan. Oleh karenaitu pasar, pusat pertokoan, atau pusat perbelanjaan
menjadi lokasi-lokasi usaha perdagangan yang paling digemari oleh konsumen.
Jenis jenis lokasi perusahaan:
1. Lokasi perusahaan yang terikat pada alam
Letak perusahaan ini sangat ditentukan oleh sumber-sumber alam. Jadi,
tidak dapat ditentukan oleh manusia. Sebagai contoh, usaha pertanian
dan pertambangan. Letak perusahaan pertambangan minyak bumi
harus berada di tempat dimana ada minyak bumi.
2. Lokasi perusahaan berdasarkan sejarah
Yakni perusahaan menjalankan aktivitasusahanya di suatu daerah
tertentu hanya dapat dijelaskan berdasarkan sejarah.Contoh,
perusahaan batik yang letaknya hanya di Jakarta. Kenapa harus di
Yogyatidak di Pematang Siantar? Ini hanya dapat dijelaskan
berdasarkan sejarah.Demikian pula untuk membuka usaha dodol Garut,
tentu harus berlokasi di Garut,tidak di makassar.
3. Lokasi perusahaan yang ditetapkan pemerintah
Yakni suatu perusahaan hanyadapat menjalankan aktivitasnya pada
tempat atau daerah yang ditentukan atauditetapkan pemerintah terlebih
dahulu. Misalnya, letak perusahaan pemeliharaan babi, atau letak
pabrik senjata. Letak usaha-usaha tersebut biasanya ditetapkan
oleh pemerintah karena pertimbangan tertentu.
4. Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor faktor ekonomi
Pada umumnya jenis perusahaan ini bersifat industri. Disini ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
letak perusahaan:
Dekat dengan bahan baku
Contoh : pabrik gula, pabrik semen
Dekat dengan pasar
Contoh : pabrik roti (Bakery), rumah makan dan juga
perusahaan jasaseperti Bank/Asuransi.
Dekat dengan pemasok tenaga kerja
Contoh : pabrik rokok, pabrik kembang gula.
Dekat dengan penyedia sumber tenaga/energy
Contoh : pabrik peleburan bijih besi, aluminium dan baja
Iklim
Contoh : pabrik teh, pemintalan kapas, industri jamur
Ongkos transport
Contoh : Misalkan pabrik mobil, sangat membutuhkan
lancarnya transportasi. Apabila jalan-jalan yang akan dilalui
produk perusahaan kekonsumen sudah baik, maka diharapkan
ongkos transportnya juga akanmenjadi rendah.
Besarnya suplai modal
Contoh : Perusahaan yang membutuhkan modal untuk
mengembangkan usahanya, cenderung akan memilih tempat
dimana penananman modalcukup besar disertai tingkat bunga
yang cukup rendah.

C. Tata Letak Fasilitas


Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun
permanen, personel pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur
letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik.
Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini akan kita
artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ataupun bisa
juga diartikan sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama sekali.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup
ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk yang
bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja.
Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama
dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat
didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak
kecil.
Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk
meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya seperti
biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas
produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi, perbaikan,
keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan tata letak pabrik
yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam proses supervisi serta
menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian hari.
Beberapa keuntungan tata letak yang baik:
Menaikkan output produksi
Menghemat pemakaian ruangan
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Memelihara kemudahan dalam informasi
Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi
1. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi

Menurut Wignjosoebroto (2009), jika suatu produk secara khusus


memproduksi suatu macam produk atau kelompok produk dalam
jumlah besar dan waktu produksi yang lama, maka semua fasilitas
produksi dari pabrik tersebut diatur sedemikian rupa sehingga proses
produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan tata letak
berdasarkan aliran produksi seperti terdapat pada gambar 1, maka
mesin dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin
sesudah mesin atau prosesnya selalu berurutan sesuai dengan aliran
proses, tidak peduli macam mesin yang dipergunakan.
2. Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap

Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak fasilitas berdasarkan proses


tetap, material atau komponen produk utama akan tetap pada
posisi/lokasinya. Sedangkan fasilitas produksi seperti alat, mesin,
manusia serta komponenkomponen kecil lainnya akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses
perakitan tata letak tipe ini alat dan peralatan kerja lainnya akan cukup
mudah dipindahkan. Berikut skema diagram dari tata letak fasilitas
produksi yang diatur berdasarkan posisi material tetap.
3. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokkan produk atau
komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik
dikelompok berdasarkan langkah-langkah proses, bentuk, mesin atau
peralatan yang dipakai dan sebagainya. Disini pengelompokkan tidak
didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir seperti halnya pada tipe
produk tata letak. Pada tipe kelompok produk, mesin-mesin atau
fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan di tempatkan
dalam sebuah manufacturing sel. Karena disini setiap kelompok produk
akan memiliki urutan proses yang sama maka akan menghasilkan
tingkat efisien yang tinggi dalam proses manufakturingnya. Efisiensi
tinggi tersebut akan dicapai sebagai konsekuensi pengaturan fasilitas
produksi secara kelompok atau sel yang menjamin kelancaran aliran
kerja.

4. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses

Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak berdasarkan macam proses


sering dikenal dengan proses atau tata letak berdasarkan fungsi adalah
metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan
produksi yang memiliki tipe atau jenis sama ke dalam satu departemen.
Dalam tata letak menurut macam proses, seperti terdapat pada gambar
4, jelas sekali bahwa semua mesin dan peralatan yang mempunyai cirri
operasi yang sama akan dikelompokkan bersama sesuai dengan proses
atau fungsi kerjanya.
BAB III
Pembahasan

A. Sejarah Singkat PT. Nestle

Nestl Indonesia adalah anak perusahaan Nestl SA, perusahaan yang terdepan
dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss.
Nestl SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestl, seorang ahli farmasi
yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan
bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestl telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini
perusahaan mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam
produk Nestl di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah
produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTL DANCOW IDEAL;
Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan NESCAF serta Pabrik
Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula FOXS dan POLO. Saat
ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang yang beroperasi pada tahun 2013
untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestl CERELAC. Nestl
telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestl telah mengoperasikan tiga (3)
pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000 peternak susu
di Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi di Lampung setiap
tahun. Bersama ketiga sentra distribusi dan ratusan distributor Nestl Indonesia hadir
di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan produk Nestl bagi
konsumen Nestl bagi konsumen diseluruh Indonesia.
Motto Nestl Good Food, Good Life menggambarkan komitmen perusahaan
yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna
menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan
makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
B. Proses Manajemen
Konsep Strategi Manajemen
Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi,
dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis
sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing
negara. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka
dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh
aktivitas bisnis agar diperoleh competitive advantage.
Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu
periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Strategi
perusahaan disesuaikan dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti
Nestle yang telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua
tingkatan strategi: strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan
pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti, dan strategi
korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk
pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut. Satu hal yang perlu
dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis, perusahaan induk tidak terlibat
langsung dalam persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika memberi
perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan tiap tiap unit bisnis. .
Pertimbangan lain dalam membangun strategi korporasi adalah apakah unit
bisnis baru dapat menghasilkan keunggulan bersaing dari hubungannya dengan unit-
unit bisnis lain atau dengan induk perusahaan. Ada empat konsep strategi korporasi
yang telah banyak diaplikasikan: portfolio management, restructuring, transferring
skills, dan sharing activities. Portfolio management mendasarkan pada sejumlah
asumsi vital. Diversifikasi dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti akuisisi,
merger, atau membangun unit bisnis baru (greenfield company).
Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari perusahaan yang tidak
terlalu maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang menghadapi kesulitan
akibat perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi.
Perusahaan induk Nestle melakukan intervensi dengan mengubah tim
manajemen, mengubah strategi bisnis, memasukkan (infused) teknologi baru, atau
menjual/menutup unit-unit yang tidak efisien atau yang tidak terkait langsung dengan
kompetensi inti unit bisnis terkait. Dalam transferring skills, terjadi sinergi dan proses
aktif untuk mengubah strategi atau operasional unit bisnis. Proses perubahan dalam
suatu unit bisnis sebagai sasaran transfer ketrampilan harus spesifik dan dapat
dikenali. Hampir mirip dengan transferring skills, dalam sharing activities antar unit
bisnis menggunakan beberapa sumber daya dalam value chain secara bersama.
Pada tataran global, variabel penentu keunggulan bersaing sangat berbeda dari
persaingan domestik. Untuk dapat sukses di arena bisnis global, pertama perusahaan
Nestle perlu mengubah diri menjadi pelaku usaha internasional (multidomestic
competitor),Yang memungkinkan anak-anak perusahaan Nestle (subsidiaries) dapat
bersaing secara independen di berbagai pasar domestik. Selanjutnya, perusahaan
induk berevolusi menjadi organisasi global (global competitor) yang mampu mengadu
seluruh system produk dan posisi pasarnya melawan berbagai pemain global lainnya.
Tantangan bagi global competitor adalah membangun dan sekaligus menerapkan
strategi korporasi yang dilandasi oleh pemikiran: inovasi stratejik apa yang perlu terus
diupayakan sehingga perusahaan memiliki keungulan global.
Selain konsep strategi-strategi di atas Nestle menggunakan strategi merek
monolitik, dualitik atau multilitik yang bergantung pada keseimbangan antara
investasi finansial yang ditanamkan dengan manfaat strategis dan finansial yang
hendak dicapai dari investasi ini. Lantaran strategi merek monolitik dan dualitik
memakai satu nama merek yang sama untuk berbagai produk, nilai merek (brand
value) dari merek yang sukses diharapkan bisa dieksploitasi. Kapitalisasi pada nama
merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan terhadap
pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan.

Analisis SWOT
Untuk dapat melakukan persaingan di pasar dunia sebuah perusahaan
multinasional seperti Nestle harus melakukan analisa produknya sendiri dengan
melakukan penelitian dan survey dengan akurat, analisa-analisa tersebut meliputi
SWOT (strength, weaknes, opportunities, threats).
1. Strenght
Sangat penting untuk setiap objek pasar perusahaan adalah
berkemampuan bekerjasama dalam bisnis. Dengan menggunakan
analisis SWOT yang sederhana meningkatkan perusahaan dan setiap
direksi yang ingin dipimpin. Kemampuan perusahaan untuk
memposisikan produknya tergantung pada kemampuan dan kepuasan
konsumen dalam kebutuhannya. Ini adalah nilai yang terkandung dalam
pemasaran, termasuk penjualan dan pembagian pasar, analisis dari
kompetisi, penjualan dan keuntungan untuk masa depan dan analisis
perubahan perilaku konsumen.
Nestle secara kooperatif adalah produsen brand makanan terbesar
dan terbaik. Dengan kualitas tinggi selama bertahun-tahun Nestle tetap
mempertahankan kualitas produknya menghadapi kompetitor lain tapi
tetap menjaga keseimbangan dalam berbisnis.
Nama yang global bisa menjadi penghargaan produksi dan pembelian
skala ekonomi serta meningkatnya dunia travel, secara instan dapat
disadari pentingnya produk. Dengan portofolio produk termasuk
didalamnya 8 dari 30 penjualan brand konvektori, seperti Quality Street,
Aero, Smarties, Polo, dan Rowntrees fruit Pastilles, Milky Bar dan
After Eight, dan sangatlah penting bahwa objek pemasaran pada setiap
produk harus kompatibel pada seluruh objek perusahaan. Seperti
kelompok atau individual, setiap produk punya karakter, kekuatan,
kelemahan dan konsekuensi, objek pemasaran dari setiap produk harus
dispesialisasikan.
Keunggulan dari Nestle selama 50 tahun menjadi brand makanan
terbaik dan menjadi brand minded bagi konsumen. Ketika konsumen
menikmati produk Nestle maka strapline Have a break have Nestlet
akan menjadi jaringan semantiknya. Bentuk dan rasanya juga mengikuti
di daerah mana dia diproduksi, kemudian telah berhasil selama 50 tahun
masuk dalam jajaran makanan kecil favorit di dunia. Bermacam-macam
variasi diluncurkan yang membuat Nestle mencapai sukses.
2. Weakness
Produk Nestle hampir tidak ditemui kekurangannya karena selalu
memperhatikan perubahan permintaan pasar dan selera konsumen.
Mengikuti kebutuhan konsumen merupakan hal terpenting untuk
kesuksesan perusahaan. Namun jika dikaji lebih dalam lagi kekurangan
Nestle dalam segi promosi yang pada tahun 1999 yang membuat
penjualan anjlok. Dari data yang didapat dari lapangan diketahui bahwa
pada masa itu remaja kurang menyukai Nestle dan lebih menyukai brand
lain yang menurut mereka lebih cocok akan jiwa mereka.
Untuk mengatasi hal ini Nestle membuat keputusan memluncurkan
produk baru yang lebih berjiwa muda. Dan setelah tahun 1999 produk ini
dilucurkan perubahan penjualan mengalami peningkatanan yang sangat
signifikan membuatnya kembali masuk dalam jajaran produk chocolate
crispy terbaik. Berdasarkan pengalaman itu Nestle mempromosikan
produknya melaui dua media seperti yang sudah dibahas diatas.
Bagaimanapun Nestle menjadi dibawah peningkatan tekanan dengan
munculnya produk baru pesaing yang akan bertarung dalam pembagian
pasar.
3. Opportunities
Perubahan pada selera konsumen memberikan peluang yang baik
bagi Nestle untuk membuat varian baru bagi konsumennya, untuk
melihat peluang bisnis yang ada dibutuhkan kepekaan membaca
perubahan lingkungan eksternal. Survey lapangan menjadi cara yang
paling baik untuk mengetahui perubahan yang terjadi, konsumen selalu
ingin diperhatikan dan sifatnya variabel atau tidak tetap. Peluang ada
sekarang ini menuntut Nestle untuk terus memperbaharui produknya tapi
tetap berpegangan pada prinsipnya dengan mempertahankan keadaan
atau karakter produk asli yang selalu menjadi ciri khas dari produk
Nestle dengan produk lainnya.
Selain itu nama besar Nestle juga sudah menjadi salah satu peluang
yang baik untuk produk Nestle karena faktor brand minded konsumen itu
tadi yang menyebabkan konsumen akan tetap membeli Nestle dimana
dan kapan pun juga. Selalu memperhatikan objek pasar dimana bisanya
produk ini dipasarkan karena mengharapkan keuntungan jangka panjang
otomatis objek pasar tetap ada dan harus berkembang. Dengan brand
yang paten dengan strapline Have a break have a Nestle mencoba
menjangkau semua kalangan menutup segala kemungkinan pesaing
untuk kelengahan dari segala aspek.
4. Threats
Pada kasus Nestle mengalami pendomplengan nama oleh Danone
menyamai brand ini dengan nama Cit Cat, ini menjadi kelengahan Nestle
dan ancaman reputasi Nestle. Kondisi ini jelas sangat mengganggu
karena brand ini yang memakai duluan adalah Nestle ini tantangan yang
cukup berat sehingga dilakukan usaha pengajuan banding ke Dirjen
HAKI khususnya ke direktorat mereknya. Dalam pengajuan gugatan Cit
Cat dikenai gugatan itikad buruk memakai brand yang sama dengan
milik Nestle . Ancaman-ancaman seperti ini yang bisa mempengaruhi
usaha berusaha menyamakan brand membuat konsumen terpengaruhi
dan menjadikan kompetitor yang tidak sehat.
Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan tersebut perlu
dilakukan orientasi ulang kenapa produk Nestle bisa mempunyai
kompetitor yang namanya hampir sama. Dari tinjauan tesebut dapat
diketahui bahwa begitu suksesnya Nestle sehingga kompetitor berusaha
menyamainya. Manajemen yang baik juga mendukung kekuatan dari
brand itu, perencanaan usaha yang baik akan membuat Nestle mencapai
sukses dan keuntungan maksimum. Penemuan baru akan
mengembangkan suatu produk jadikan kompetitor sebagai bahan
evaluasi untuk meningkatkan kualitas suatu produk. Agar produk lain
jauh tertinggal digunakanlah Marketing Plan yang terarah dan terfokus
sehingga jatuhnya produk itu tepat, intinya kondisi yang ada disekitar
usaha menjadi bahan cermatan dan dipahami mencoba mengatasi
tantangan itu juga bisa dihindari.

C. Organisasi yang Fleksibel

Struktur organisasi mendefiniskan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan


dan dikondisikan secara formal. Terdapat 6 unsur yang ada ketika akan merancang
stuktur organisasi Antara lain adalah spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi, desentralisasi serta formalisasi (Robbins,
2007). Nestl Indonesia merupakan badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang
merupakan bentuk perusahaan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai
modal usaha terbagi atas saham-saham.
Struktur organisasi yang berlaku di PT Nestl Indonesia meliputi dua bagian,
yaitu struktur organisasi di kantor pusat dan struktur organisasi di setiap pabrik.
Pemegang jabatan tertinggi di PT Nestl Indonesia adalah seorang Presiden Direktur
yang mengepalai Divisi Teknikal, Divisi Keuangan, Divisi Supply Chain, Divisi
Sumber Daya Manusia, Divisi Legal and Corporate Affairs, Divisi Penjualan, Divisi
Infant Nutrition, Divisi Dairy Products, Divisi Coffee and PPP (Popularly Position
Products), Divisi Confectionery, Divisi Nestl Profesional, Divisi Liquid Products,
Divisi Pelayanan Penjualan, serta Divisi Global. Presiden direktur bersama masing
masing pimpinan divisi disebut sebagai Management Committee (Macom).
Dari Struktur Organisasi PT Nestl Indonesia cabang Cikupa, Banten,
menggunakan struktur organisasi birokrasi atau mekanistik. Struktur organisasi ini
dicirikan berdasarkan tugas- tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi masing- masing divisi. PT Nestl Indonesia memiliki divisi. PT Nestl
Indonesia dipimpin oleh seorang manajer pabrik yang membawahi beberapa
departemen, yaitu FICO (Finance and Control), HR (Human Resource), Engineering,
QA/AG (Quality Assurance/Aplication Group), Produksi, RPU (Resource Planning
Unit), IP-OD (Industrial Performance-Operational Development), dan Training and
SHE (Safety, Health, and Environment). Divisi- divisi tersebut melakukan
pekerjaannya sesuai dengan spesialisasi masing- masing dan tugas- tugas yang ada
akan dikelompokkan ke dalam departemen- departemen fungsional. PT Nestl
Indonesia memliki 206 karyawan tetap, 16 karyawan kontrak, dan pegawai
outsourcing yang digunakan untuk pemeliharaan gedung, keamanan dan kantin.
Berikut akan dijabarkan satu persatu fungsi dan tugas masing-masing
departemen. Tugas umum dari finance adalah menghasilkan laporan keuangan rutin,
memperkuat kontrol internal dan melindungi aset. Sedangkan fungsi khusus adalah
sebagai financial advisor untuk tim manajemen pabrik, menghasilkan laporan analisa,
rekomendasi dan keputusan terbaik untuk pabrik.
Departemen Human Resource berfokus pada pelatihan dan pengembangan
karyawan melalui penyediaan fasilitas pelatihan. Selain itu, HR juga mengatur
pengadaan tenaga kerja baru baik permanen, kontrak maupun out sourcing.
Engineering bertanggung jawab menjaga aset perusahaan seperti alat-alat produksi,
agar dapat berfungsi secara optimal. Departemen ini juga bertanggung jawab atas
penyediaan dan penggunaan energi selalu dalam keadaan aman efisien dan ramah
lingkungan. Departemen Quality Assurance memiliki tugas pokok yaitu menjamin
kualitas produk sesuai dengan standar. Selain itu, mereka juga wajib meningkatkan
tanggung jawab seluruh karyawan pabrik terhadap sistem manajemen mutu.
Departemen Aplication Group mempunyai tugas melakukan penelitian dan
pengembangan produk berupa desain kemasan, formulasi dan jenis produk, serta
optimasi proses produksi.
Tanggung jawab RPU adalah mengatur rencana produksi rutin dan mengatur
penyediaan bahan baku hingga mendistribusikan produk jadi kepada para distributor.
Departemen Produksi bertugas untuk menghasilkan produk sesuai rencana dengan
waktu dan biaya yang efisien serta mutu yang sesuai dengan standar. IP-OD memiliki
tiga fungsi utama yaitu mendukung operasional, mengubah dan memperbaiki
manajemen, dan melakukan manajemen peningkatan pengetahuan dan pengembangan
karyawan. Departemen terakhir, yaitu SHE memiliki tugas memastikan kondisi kerja
dalam keadaan yang aman bagi kesehatan karyawan dan menjaga lingkungan sekitar
pabrik dari pencemaran dengan mengikuti peraturan peraturan yang berlaku dari
pemerintah.
Dengan struktur organisasi mekanistik ini, PT Nestl Indonesia mempunya
wewenang desentralisasi dimana anggotanya memiliki hak suara penuh dalam rapat
anggota, sehingga pemegang saham atau anggota turut menentukan jalannya
perusahaan tersebut. Struktur oragnisasi mekanistik juga dapat menguntungkan
perusahaan karena dapat bertahan dengan lama sebab penempatan setiap karyawan
telah disesuaikan dengan peraturan, dan relative tidak fleksibel. Selain itu juga PT
Nestl Indonesia dapat menggambarkan hubungan- hubungan wewenang, kekuasaan,
akuntabilitas, dan pertanggungjawaban . kekuatan utama pada PT Nestl Indonesia
yang menggunakan struktur organisasi birokrasi/ mekanistik adalah terletak pada
kemampuannya menjalankan kegiatan terbakukan yang sangat efisien dengan
pengelompokka berbagai bidang keahlian yang sama ke dalam departemen-
departemen fungsional .
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan
Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk melancarkan suatu bisnis, pelaku
bisnis perlu memahami proses dan konsep strategi manajemen dengan baik serta
menciptakan organisasi yang fleksibel. Nestle telah melakukan keduanya dengan baik,
yaitu:
Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi,
dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing
unit bisnis sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi
di masing-masing Negara. Selain itu, dalam persaingan pasar dunia Nestle
juga melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats)
pada produknya sendiri. Dengan menganalisa produk sendiri, Nestle dapat
menciptakan produk baru yang lebih baik dari sebelumnya.
PT Nestle Indonesia menggunakan struktur lini-dan-staf karena pemegang
jabatan tertinggi di PT Nestl Indonesia adalah seorang Presiden Direktur
yang mengepalai berbagai divisi. PT Nestl Indonesia mempunyai wewenang
desentralisasi dimana anggotanya memiliki hak suara penuh dalam rapat
anggota, sehingga pemegang saham atau anggota turut menentukan jalannya
perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa itu merupakan cara PT
Nestle Indonesia menciptakan organisasi yang fleksibel.
B. Daftar Pustaka
http://dianermadewi.blogspot.co.id/2013/03/manajemen-strategi-perusahaan-
nestle.html
https://desiariska93.wordpress.com/2014/05/30/proses-bisnis-pada-pt-nestle-
indonesia/
http://dinninnikmah.blogspot.co.id/2013/06/tugas-manajemen-strategi.html
http://www.transkerja.com/2014/11/lowongan-kerja-pt-nestle-indonesia-via-
email.html

Anda mungkin juga menyukai