A. Pengertian
(Bimaariotejo.2010. Paraplegia).
B. Etiologi
5. Hematoma Spinalis.
C. Epidemiologi
D. Patofisiologi
tiba.
kedutan.
rangsang lokalis.
akan kencing.
E. Pemeriksaan
1. Laboratorium
a) Hematology
b) Kimia klinik
2. Radiodiagnostik
hemoragik
dan BAB.
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a) Obat
Metyl prednisolon 30 mg/kb BB, 45 menit setelah
b) Operasi
2. Penatalaksanaan Keperawatan
keempat.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
diagnose medis.
b) Keluhan Utama
berkemih.
alcohol.
1) Aktivitas/istirahat
Kelumpuhan otot (terjadi kelemahan selama syok
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
tanah/hematemesis.
4) Integritas Ego
5) Makanan/cairan
6) Hygiene
sehari-hari
7) Neurosensori
Kesadaran GCS
tonus otot/vasomotor,
trauma spinal.
8) Nyeri/kenyamanan
vertebral.
9) Pernapasan
10) Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
sensorik
c) Retensi urine yang berhubungan dengan ketidakmampuan
spinothalamikus
spinothalamikus.
3. Intervensi
Tujuan :
Memperbaiki mobilitas
aktifitas.
kali/hari
Rasional
4 jam
sensorik
tubuh pasien.
tinggi protein.
setiap hari.
Rasional
Inkontinensia bladder/bowel.
resiko dekubitus
penyembuhan
spinothalamikus.
Rasional
saluran kemih
blodder.
pengeluaran urine.
4) Mencegah urine lebih pekat yang berakibat timbulnya
infeksi
hyperrefleksia
spinothalamikus.
lembek, berbentuk
kontraindikasi
Rasional
ketergantungan
suppositoria
kebutuhan individu.
Rasional
istirahat.