REAKTOR
Dokumen nomor : PDM/PGI/05:2014
PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M I/135
JAKARTA
NOMOR : PDM/PGI/05:2014
DOKUMEN Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO)
Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 113 & 114 Tahun
2010 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 0018/432/KDIVTRS JBS/2014)
Tanggal 27 Mei 2014
1. Jemjem Kurnaen
2. Sugiartho
3. Yulian Tamsir
4. Eko Yudo Pramono
REAKTOR
DAFTAR ISI
i
REAKTOR
ii
REAKTOR
DAFTAR GAMBAR
iii
REAKTOR
DAFTAR TABEL
iv
REAKTOR
DAFTAR LAMPIRAN
v
REAKTOR
PRAKATA
PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi
kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan
aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk
kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan
manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya.
Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor
pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan
beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.
Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25
buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah
ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010.
Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan
pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan
perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus
disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya.
Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana,
pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para
pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan di PLN.
Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan
stakeholder serta masyarakat Indonesia.
DIREKTUR UTAMA
NUR PAMUDJI
vi
REAKTOR
REAKTOR
1 PENDAHULUAN
Reaktor merupakan peralatan utama atau peralatan yang terintegrasi, baik dalam jaringan
sistem distribusi maupun transmisi. Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan utama
jika pemasangannya tidak menjadi bagian dari paralatan dasar lainnya, misalnya reaktor
pembatas arus (current liminting reactors), reaktor paralel (shunt reactor/steady-state
reactive compensation) dan lain-lain. Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan
terintegrasi jika reaktor tersebut merupakan bagian dari suatu peralatan dengan unjuk
kerja tertentu, misalnya reaktor surja hubung kapasitor paralel (shunt-capacitor-switching
reactor), reaktor peluah kapasitor (capacitor discharge reactor), reaktor penyaring (filter
reactor) dan lain-lain.
1.2 Fungsi
Aplikasi pemasangan reaktor dalam sistem tenaga listrik pada prinsipnya untuk
membentuk suatu reaktansi induktif dengan tujuan tertentu. Beberapa tujuan tersebut
diantaranya adalah membatasi arus gangguan, membatasi arus inrush pada motor dan
kapasitor, menyaring harmonisa, mengkompensasi VAR, mengurangi arus ripple,
mencegah masuknya daya pembawa signal (blocking of power-line carrier), pentanahan
titik netral, peredam surja transient (damping of switching transient), mereduksiflicker
pada aplikasi tanur listrik, circuit detuning, penyeimbang bebandan power conditioning.
Untuk mempermudah identifikasi, pada umumnya penamaan reaktor disesuaikan dengan
tujuan pemasangannya atau lokasi dimana peralatan tersebut terpasang.
Reaktor terdiri dari tipe kering (dry type) dan tipe terendam minyak (oil immersed).
Berdasarkan jenis konstruksinya, reaktor tipe kering terdiri dari inti udara (air-core) atau
inti besi (iron-core). Di masa lampau, konstruksi reaktor tipe kering, inti udara hanya
berbentuk open-style(Gambar 1-1), belitan terpasang oleh sistem clamping mekanis dan
level isolasi diberikan oleh jarak udara antar lilitan. Reaktor tipe kering inti udara desain
saat ini memiliki belitan yang terbungkus secara penuh dengan isolasi belitan diberikan
oleh film, fiber, atau dielektrik enamel (Gambar 1-2).
Di masa lalu, reaktor-reaktor tipe kering inti udara (teknologi kumparan open-style)
dibatasi pada penerapan-penerapan kelas tegangan distribusi. Reaktor-reaktor tipe
kering inti udara modern (terbungkus secara penuh dengan belitan yang terisolasi
dielektrik padat) digunakan untuk keseluruhan tegangan distribusi dan transmisi,
termasuk tegangan tinggidan tegangan ekstra tinggi transmisi arus bolak-balik (reaktor
seri) dan sistem HVDC (reaktor filter arus bolak-balik dan arus searah, smoothing
reactor).
1
REAKTOR
Konstruksi reaktor tipe terendam minyak dapat berupa inti besi bercelah (gapped iron-
core) atau perisai magnetic (magnetically shielded).Reaktor-reaktor tipe terendam minyak
antara lain digunakan untuk HV/EHVshunt-reactor (Gambar 1-3).
2
REAKTOR
Perbedaan konstruksi inti besi reaktor terendam minyak jika dibandingkan dengan inti
besi transformator pada umumnya adalah adanya sela/gap non magnetic pada alur flux
magnetic (Ganbar 1-4). Pada reaktor 3 phasa, untuk mengurangi coupling medang
magnet antar phasa dapat didisain reaktor dengan intibesi berkaki lima (Gambar 1-5).
Sela/gap non magnetic ini dapat digunakan untuk mengatur nilai induktansi reaktor
dengan mendisainnya menjadi variable gap (Gambar 1-6).
3
REAKTOR
Belitan/kumparanreaktor sama dengan belitan trafo pada umumnya. Pada reaktor yang
difungsikan sebagai Arc-suppression reaktor, manipulasi nilai induktansi reaktor dapat
dilaksanakan dengan pengaturan tap belitan dan/atau pengaturan gap pada intibesinya
4
REAKTOR
1.4.3 Terminal/Bushing
Terminal merupakan sarana penghubung antara belitan reaktor dengan jaringan luar.
Pada reaktor tipe kering terminal berupa clamp konektor, sedangkan pada reaktor tipe
minyak terminal berupa bushing.Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing
dengan body main tank reaktor.
5
REAKTOR
1.4.4 Pendingin
Temperatur belitan reaktor dipengaruhi oleh besarnya arus daya reaktif yang
disumbangkan reaktor tersebut ke jaringan (akibat resistansi belitan dan eddy currentinti
besi) dan temperature lingkungan. Temperatur operasi diatas nilai ambang batas
(temperature rise) akan merusak sistem isolasi belitannya maupun part-part lainnya akibat
proses oksidasi. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.
Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai
pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan maupun inti
besi akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip
sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan
pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
Tabel 1-1 Macam Sistem Pendingin Pada Reaktor
6
REAKTOR
Saat terjadi kenaikan temperaturoperasi pada reaktor minyak isolasi akan memuai dan
volumenya bertambah. Dan sebaliknya saat terjadi penurunan temperature operasi, maka
minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator digunakan untuk
menampung minyak pada saat reaktor mengalami kenaikan temperatur.
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian dan
penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan bertambah dan
berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi tidak terkontaminasi oleh
kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan masuk kedalam konservator
akan dikeringkan melalui tabung yang berisi silicagel. Pada disain konservator modern,
sistem isolasi terhadap udara disempurnakan dengan breather bag/rubber bag, yaitu
sejenis balon karet yang dipasang didalam tangki konservator.
7
REAKTOR
Minyak isolasi pada pada reaktor berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan
pelindung belitan dari oksidasi.
Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan memiliki kemampuan mekanis.
Isolasi kertas dan minyak disebut juga dengan OIP (oil impregnated paper).
Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang berdampak kepada suhu
yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator, maka akan timbul
tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan gelembung gas yang mudah
terbakar.Tekanan atau gelembung gas tersebut akan naik ke konservator melalui pipa
penghubung dan rele bucholz.
Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh rele bucholz sebagai
indikasi telah terjadinya gangguan internal.
8
REAKTOR
Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam trafo
muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.
9
REAKTOR
Meter Temperature
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang
tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada transformator.
Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada
transformator digunakan rele thermal/meter temperature. Rele thermal ini terdiri dari
sensor suhu berupa thermocouple, pipa kapiler dan meter penunjukan.
10
REAKTOR
FMEA adalah merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada
suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini FMEA menjadi dasar utama
untuk menentukan komponen yang akan diperiksa dan dipelihara.FMEA atau Failure
Modes and Effects Analysis dibuat dengan cara:
Sistem adalah kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu
fungsi atau lebih.
Functional Failure adalah Ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja sesuai
fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.
Didalam FMEA Reaktor terdiri dari Subsistem Reaktor, Functional Failure dan Failure
Mode pada Reaktor (Lampiran 2).
11
REAKTOR
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN
Pemeriksaan pondasi
Pemeriksaan bushing
Pemeriksaan pondasi
12
REAKTOR
Pemeriksaan perangkat
Periode inservice inspection terbagi atas mingguan dan bulanan (Form inservice
inspection selengkapnya tersaji dalam lampiran 1)
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat reaktor
sedang dalam keadaan bertegangan/operasi.
Body Main Tank (khusus reaktor minyak) dan body belitan (khusus reaktor
kering)
Pada reaktor type minyak, sama halnya dengan transformator, ketidaknormalan pada
bagian internal (overheating/corona/partial discharge/arcing) dapat terdeteksi dengan
metoda DGA (Dissolved Gas Analysis) pada minyak isolasi. Minyak isolasi sebagai rantai
hidrokarbon akan teruraiakibat besarnya energi yang ditimbulkan oleh
overheating/corona/arching/partial dischargedan akan membentuk gas-gas hidrokarbon
yang terlarut dalam minyak.
Pada dasarnya DGA adalah proses untuk menghitung kadar/nilai dari gas-gas
hidrokarbon yang terbentuk akibat ketidaknormalan. Dari komposisi kadar/nilai gas-gas
itulah dapat diprediksi ketidaknormalan di dalam reaktor.
Gas gas yang dideteksi dari hasil pengujian DGA adalah H2 (hidrogen), CH4 (Methane),
N2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (Carbon monoksida), CO2 (Carbondioksida), C2H4
(Ethylene), C2H6 (Ethane), C2H2 (Acetylene).
Proses oksidasi dan adanya kontaminasi adalah dua hal yang dapat menurunkan kualitas
minyak sebagai media isolasi maupun media pendingin. Dengan melakukan uji
karakteristik minyak akan dapat terbaca tingkat oksidasi yang terjadi dan konsentrasi zat
asing yang menyebabkan minyak terkontaminasi
13
REAKTOR
Item pengujian karakteristik minyak mengacu pada standar IEC 60422 yang terdiri atas:
Unjuk kerja minyak pada reaktor sebagai media isolasi akan menurun seiring dengan
meningkatnya kadar air pada minyak. Metoda yang dipakai untuk mengetahui kadar air
dalam minyak adalah Karl Fischer. Metoda ini menggunakan dua buah elektroda.
Elektroda pertama berfungsi menghasilkan senyawa Iodin yang berfungsi sebagai titer /
penetral kadar air. Elektroda kedua berfungsi sebagai media untuk mengetahui ada
tidaknya kadar air di dalam minyak. Perhitungan berapa besar kadar air di dalam minyak
dilihat dari berapa banyak Iodin yang di bentuk pada reaksi tersebut. Satuan kadar air
adalah ppm (part per million) atau %
Pengujian tegangan tembus minyak adalah pengujian sifat fisika minyak isolasi
berdasarkan level tegangan tembus diantara 2 elektroda dengan jarak tertentu, dengan
kecepatan kenaikan tegangan dan interval waktu tertentu. Satuan tegangan tembus
minyak adalah kV/2,5 mm
Pengujian kadar asam adalah untuk mengetahui seberapa besar asam yang terkandung
di minyak. Teknik dasar pengukurannya dengan cara minyak isolasi dicampur dengan
larutan alkohol dengan komposisi tertentu. Selanjutnya campuran tersebut di titrasi
dengan larutan KOH. Perhitungan berapa besar asam yang terkandung didalam minyak
berdasarkan seberapa banyak KOH yang terlarutkan. Satuan kadar asam adalah
mgKOH/g
14
REAKTOR
Pengujian IFT dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana minyak isolasi dapat
menahan pelaruran air yang akan mengkontaminasi minyak. Air dalam minyak dapat
berasal dari eksternal (kerusakan seal, silicagel jenuh, breather bag robek atau kebocoran
pada sistem pernafasan) dan internal (air yang terjebak dalam isolasi kertas secara
natural atau hasil minyak yang terurai). Oleh karena itu pengujian IFT pada dasarnya
adalah melakukan pengukuran tegangan permukaan dari air ke minyak.Untuk mengukur
tegangan permukaan tersebut menggunakan Cincin Dunoy.
Warna minyak isolasi akan berubah seiring proses penuaan dan juga dipengaruhi oleh
material kontaminan seperti karbon. Pengujian minyak pada dasarnya membandingkan
warna minyak terpakai dengan minyak yang baru.
15
REAKTOR
Pengujian Sedimen
Pengujian sedimen ini bertujuan mengukur seberapa banyak (%) kontaminan pada
minyak isolasi. Pengujian ini pada dasarnya membandingkan berat material kontaminan
yang tersaring terhadap berat minyak yang diuji.
Secara alami, minyak isolasi (mineral oil) mengalami oksidasi yang disebabkan oleh
adanya ikatan karbon (mineral oil), oksigen dan energi (heat). Proses oksidasi dapat
diperlambat dengan adanya inhibitor didalam minyak isolasi (contohinhibitor: DBPC). Agar
perlambatan oksidasi ini dapat terus berlangsung, kandungan inhibitor didalam minyak
isolasi harus selalu ada. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian mengetahui seberapa
besar kandungan inhibitortersebut.
Pengujian titik nyala dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat pemanas minyak
manual (heater atau kompor). Pemanas tersebut berfungsi untuk memanaskan minyak
dalam sebuah cawan sampai dengan temperature titik nyalanya tercapai. Pada saat nilai
temperature tersebut tercapai, minyak akan terbakar oleh sumber api yang diletakkan
didekat minyak tersebut.
16
REAKTOR
Shutdown Measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat reaktor
dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun
pada saat investigasi ketidaknormalan.
Pengukuran tahanan isolasi pada reaktor dilakukan antara terminal belitan ke ground.
Pada reaktor trype kering pengujian dilaksanakan dengan tegangan uji 5 kV selama 1
menit tanpa putus. Sedangkan pada reaktor minyak dilaksanakan dengan tegangan uji 5
kV selama 10 menit tanpa putus, dengan pencatatan di menit pertama dan menit ke
terakhir/ke 10. Selanjutnya nilai indek Polarisasi belitan ke tanah pada reaktor minyak
dapat dihitung dengan membagi hasil ukur tahanan isolasi pada menit ke 10 dengan
menit pertama.
Pengukuran kapasitansi dan tangen delta reaktor type minyak dilaksanakan pada bushing
(UST/C1 dan GST-guard/C2) dan pada belitan ke ground (GST-G).
Salah satu kemungkinan kegagalan pada belitan adalah hubung singkat antar belitan
yang akan menyebabkan panjang belitan efektifnya menjadi semakin pendek sehingga
reaktor mengalami perubahan nilai induktansinya. Salah satu teknik untuk
mengidentifikasi kondisi ini adalah dengan mengukur nilai tahanan DC belitannya. Teknik
pengukuran ini dapat dilaksanakan pada reaktor type kering maupun type minyak.
Hubung singkat antar lilitan, perubahan geometris belitan, perubahan konstruksi inti besi
(khusus reaktor minyak) akan menyebabkan perubahan nilai induktansi reaktor. Salah
satu teknik untuk mengidentifikasi kondisi ini adalah dengan mengukur nilai induktansi
belitan secara langsung dengan LRC meter atau memakai prinsip hukum ohm.
17
REAKTOR
DIRANA atau dielectric respone analyzer merupakan alat uji unutk mengukur respone
dielektrik (untuk rekator minyak, dielektrik:oil impregnated paper) terhadap dissipation
faktor dengan frekuensi yang lebar. Degan DIRANA dapat diketahui seberapa besar
kadar moisture (air) yang terkandung dalam kertas isolasi Reaktor minyak.
Shutdown Function Check adalah pekerjaan yang bertujuan menguji fungsi sistem
proteksi internal danindicator/meteryang terpasang pada reaktor.Kegiatan ini khusus
dilakukan pada reaktor type minyak, adapun peralatan yang harus diuji adalah sebagai
berikut:
Pemeliharaan pada rele bucholz dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya
kebocoran dan kenormalan dari fungsi pada rele tersebut. Parameter pengukuran dan
pengujian fungsi rele bucholz adalah sebagai berikut:
2. Uji pneumatik, dengan memompakan udara pada valve test sampai udara
mengisi ruang bucholz dan merubah posisi bola pelampung. Buanglah udara
setelah pengujian melalui sarana venting.
18
REAKTOR
Keterangan:
Uji fungsi rele suddent pressure dapat dilaksanakan secara aktual dengan melaksanakan:
Untuk me-reset, harus dilakukan pada relai terlebih dahulu baru reset di
kontrol panel
Uji fungsi kontak relay indikasi alarm maupun order trip pada meter temperature secara
aktual dapat dilaksanakan dengan memutar jarum meter temperature secara bertahap.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum memutar jarum meter, baut pengikatnya
harus diyakinkan dalam kondisi terikat dengan kencang sehingga kalibrasinya tidak
berubah. Uji akurasimeter temperature dilaksanakan dengan mencelupkan thermokople
ke dalam air mendidih dan pembacaan meter temperature dilaksanakan setelah 15 menit
sejakpencelupan awal. Jika meter temperaturemenunjukkan nilai kurang/lebih dari 100C,
jarum meter dapat dikalibrasi ke nilai seharusnya (100C).
19
REAKTOR
Uji fungsi kontak relay indikasi alarm dapat dilakukan secara aktual dengan memutar
jarum oil level secara bertahap. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum memutar
jarum meter, baut pengikatnya harus diyakinkan dalam kondisi terikat dengan kencang
sehingga dalam pelaksanaannyatidak mengubah kalibrasinya. Teknik pengujian ini tidak
disarankan untuk tipe magnet dan untuk meter tipe ini cukup dilaksanakan dengan uji
simulasi.
2.5 Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif pada saat shutdown 2 tahunan, berdasarkan hasil
inservice inspection, pra/paska in service measurement, pra/paska shutdown
measurement ataupra/paska shutdown function check.
2.5.1 Purification/Filter
Proses purification/filter minyak isolasi reaktor dilakukan apabila hasil uji karakteristik
minyak untuk item kadar air dan tegangan tembus berada di atas standar. Jika kadar air
dan tegangan tembus berada di atas standar dan nilai kadar asam baik, minyak isolasi
difilter dengan tanpa melalui Fuller earth.
2.5.2 Reklamasi
Proses reklamasi minyak reaktor dilakukan apabila berdasarkan hasil uji karakteristik
minyak untuk item kadar asam dan IFT berada di atas standar. Reklamasi dapat
dilakukan dengan menggunakan Fuller earth pada mesin filter minyak isolasi. Seberapa
banyakFuller earth yang digunakan berdasarkan grafik fuller earth dan nilai kadar asam
minyak isolasi tersebut yang tersedia pada manual book mesin filter minyak isolasi.
2.5.4 Cleaning
20
REAKTOR
2.5.5 Tightening
Vibrasi, fluktuasi arus kompensasi dan gaya mekanik eksternal (angin/gempa bumi dan
lain-lain) dapat mengakibatkan kendornya baut-baut pengikat. Pemeriksaan secara
periodik perlu dilakukan terhadap baut-baut pengikat.
2.5.7 Greasing
Akibat proses gesekan, temperature tinggi dan polutan, grease yang telah diaplikasikan
pada peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk menjaga unjuk kerja peralatan dapat
tetap optimal harus dilakukan penggantian grease. Penggantian grease harus sesuai
denganspesifikasi greaseyang direkomendasikan pabrikan.
Tabel 2-1 Item Shutdown Treatment
21
REAKTOR
Grounding
Struktur Memeriksa kekencangan mur baut
m Terminal Pentanahan kencang Lakukan pengencangan
e
k Membersihkan permukaan body dan
5
a bushing bersih Lakukan pembersihan
n
i Maintank Memeriksa fisik Body yang
k berkarat/gompal mulus Lakukan pengecatan
22
REAKTOR
4. Pondasi Miring
- Perbaiki dan Leveling ulang
23
REAKTOR
T Rekomendasi
No
o
1. <10 Kondisi normal , pengukuran berikutnya dilakukan
sesuai jadwal
o o
2. 10 -25 Perlu dilakukan pengukuran satu bulan lagi
o o
3. 25 -40 Perlu direncanakan perbaikan
o o
4. 40 -70 Perlu dilakukan perbaikan segera
o
5. >70 Kondisi darurat
Evaluasi hasil pengukuran temperatur belitan reaktor kering dan bushing reaktor minyak
berdasarkanInternationaI Electrical Testing Association (NETA) Maintenance Testing
Specifications (NETA MTS-1997) sebagai berikut:
24
REAKTOR
Tabel 3-4 Evaluasi dan Rekomendasi Pengukuran Suhu Belitan Reaktor dan Bushing
T1
No Rekomendasi
(perbedaan suhu
antar fasa)
o o
1. 1 C3 C Normal
o o
2. 4 C 15 C Mengindikasikan adanya defesiensi, perlu
dijadwalkan investigasi lebih lanjut
o
3. >16 C Ketidaknormalan Mayor, perlu dilakukan
investigasi internal, perbaikan, over-
haul atau penggantian segera.
Analisa hasil pengujian DGA mengacu pada standar IEEE C57 104 2008. Diagram alir
analisa hasil pengujian DGA adalah seperti berikut:Error! Reference source not
found..
Gambar 3-1 Diagram Alir Analisa Hasil Pengujian DGA
Hasil pengujian DGA dibandingkan dengan nilai batasan standar untuk mengetahui
apakah trafo berada pada kondisi normal atau ada indikasi kondisi 2, 3 atau 4. Nilai
batasan standar adalah sebagai berikut:
25
REAKTOR
Apabila nilai salah satu gas ada yang memasuki kondisi 2, maka lakukan pengujian ulang
untuk mengetahui peningkatan pembentukan gas. Berdasarkan hasil pengujian dapat
dilakukan investigasi kemungkinan terjadi kelainan dengan metoda key gas, ratio (Roger
dan Doernenburg) dan duval.
Key Gases
100 100
85
Relative Proportion (%)
Relative Proportion (%)
80 80
63
60 60
40 40
16 19
20 20 13
2 1 1
0 0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2
Gas Gas
100 92 100
Relative Proportion (%)
Relative Proportion (%)
80 80
60
60 60
40 40 30
20 20
5 2 2
0
0 0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2
Gas Gas
26
REAKTOR
Rasio Doernenburg
Tabel 3-6 Ratio Doernenburg
Rasio Roger
Tabel 3-7 Ratio Roger
27
REAKTOR
Minyak yang sudah terkontaminasi atau teroksidasi perlu dilakukan treatment untuk
mengendalikan fungsinya sebagai minyak isolasi. Treatment terhadap minyak isolasi
dapat berupa filter atau reklamasi. Untuk menentukan kapan minyak tersebut harus di
treatment didasarkan atas perbandingan hasil uji terhadap batasan batasan yang termuat
pada standar IEC 60422.
Tabel 3-9 Kategori Peralatan Berdasarkan Tegangan Operasinya
Categori Peralatan
Kategori O Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem 400 kV dan diatasnya.
Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 170 kV dan dibawah 400 kV. Juga trafo
Kategori A tenaga dengan tegangan manapun dimana keberlangsungan pasokan sangat vital dan peralatan yang
mirip untuk aplikasi khusus yang beroperasi di kondisi yang be
Kategori B Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 72,5 kV sampai 170 kV.
Trafo tenaga/ reaktor untuk aplikasi MV/LV e.g tegangan sistem nominal sampai 72,5 kV dan trafo
Kategori C
traction
Kategori D Trafo instrument atau proteksi dengan tegangan nominal diatas 170 kV
Kategori E Trafo instrument atau proteksi dengan tegangan nominal diatas sampai termasuk 170 kV
Kategori F Tangki diverter dari OLTC, termasuk type combined tank selector/diverter
PMT dengan type oil filled dengan tegangan sistem nominal diatas sampai termasuk 72,5 kV
Kategori G Switches type oil filled, a.c metal enclosed switchgear dan control gear dengan tegangan sistem nominal
dibawah 16 kV
28
REAKTOR
O, A, D > 60 50 - 60 < 50
G < 30
O, A, D <5 5 - 10 > 10
Bagus : Lanjutkan pengambilan sample
secara normal. Peringatan : Bila suhu minyak saat pengambilan
B, E <5 5 - 15 > 15 Cukup : Pengambilan lebih sering. Cek sample berada pada atau diatas 20oC, nilai
parameter uji lain seperti tegangan dalam mg/kg dari hasil pengukuran harus
Kadar air (mg H2O/kgoil at 20
o
tembus, kadar partikel dan mungkin selalu dikoreksi ke 20oC sebelum dibandingkan
C) (Koreksi
C < 10 10 - 25 > 25 DDF/ resistivity dan kadar asam. ke nilai batasan yang telah dikoreksi.
terhadap nilai equivalen pada
Buruk : Periksa kemungkinan sumber Bila suhu minyak saat pengambilan sample
20oC)
air, rekondisi atau alternatif lain jika lebih rendah dari 20oC atau dimana jumlah
F As per appropriate transformer lebih ekonomis karena penguian isolasi kertas tidak signifikant, mengacu ke
lainnya menunjukan penuaan yang Annex A.
sangat, ganti minyaknya.
G Bukan tes rutin
29
REAKTOR
Jika awalnya minyak yang digunakan adalah minyak jenis uninhibited oil, maka tidak ada
inhibitor (DBPC) didalam minyak. Jika minyak yang digunakan jenis inhibited oil (oil yang
ada inhitornya), maka inhibitor ini harus dijaga minimal 0,3% dari massa minyak (Myers,
Guide to transformer maintenance). Dengan adanya inhibitor didalam minyak, proses
oksidasi dapat diperlambat, dan proses penuaan (ageing) minyak menjadi lebih lambat.
Berdasarkan kadar 2Furfural yang didapat dari hasil pengujian dapat diperkirakan
seberapa besar tingkat penurunan kualitas yang dialami isolasi kertas didalam
transformator dan berapa lama sisa umur isolasi kertas tersebut.
Tabel 3-11 Hubungan antara nilai 2Furfural dengan Perkiraan DP
dan Estimasi Perkiraansisa umur isolasi kertas
1 1a 1b Non Corrosive -
2 2a 2e Non Corrosive -
30
REAKTOR
Pada pengukuran tahanan isolasi dengan lama pengujian 1 menit, standart mengacu
kepada IEEE C57.125-1991, yaitu
R = CE / kVA
E = Tegangan P-G
Evaluasi hasil pengukuran tangen delta belitan reaktor minyak dan bushingdapat di
interpretasikan sesuai standar ANSI C57.12.90.
31
REAKTOR
Evaluasi hasil pengukuran Rdc didasarkan kepada nilai deviasi antar hasil pengukuran
phasa RST atau terhadap terhadap data hasil pengujian pabrik. Khusus untuk deviasi
terhadap data hasil pengujian pabrik harus didasarkan kepada nilai temperature 75C.
Standart deviasi maksimum adalah < 0,5%
Pengujian dieketrik respon untuk mengetahui kandungan air (moisture) di kertas isolasi
Reaktor. Semakin kecil prosentase kandungan air dalam kertas semakin baik.
Evaluasi hasil uji SFRA (sweep frequency respons analyzer) didasarkan pada perubahan
bentuk grafik dari Reaktor semula (baru) dengan grafik kondisi saat ini.
Evaluasi hasil pengukuran induktansi didasarkan kepada nilai deviasi terhadap name
plate nya. Standart deviasi maksimum adalah < 0,5%
32
REAKTOR
Jenis
Jenis Inspeksi/Pengujian Periode Alat Uji
Pemeliharaan
Treatment 1. Bongkar pasang clamp utama & grounding dan 2 Thn Tool Set
pelapisan dengan kontak grease
33
REAKTOR
Jenis
Jenis Inspeksi/Pengujian Periode Alat Uji
Pemeliharaan
In service 1. Pemeriksaan Bushing (Adanya Mingguan Visual
inspection Rembesan dan Level Minyak)
2. Pemeriksaan Level Minyak Konservator Mingguan Visual
3. Pemeriksaan Clamp & Konduktor Bay Mingguan Visual
4. Pemeriksaan Kondisi System Pendingin Mingguan Visual
(Radiator, fan, pompa minyak dan
konservator)
5. Pemeriksaan Panel control outdoor Mingguan Visual
6. Pemeriksaan Kesiapan sumber DC/AC Mingguan Visual
7. Pemeriksaan Clamp & konduktor Mingguan Visual
grounding
8. Pemeriksaan dan pencatatan Meter Mingguan Visual
Temperature Minyak Dan Belitan
9. Pemeriksaan Tabung pengumpul gas Mingguan Visual
dari rele bucholz
In service 1. Pengukuran temperature Clamp 2 Mingn IR
measurement sambungan ke konduktor Bay, Body Thermo
bushing, tap test bushing meter
2. Pengujian Karakteristik Minyak 1 Thn Btl
Smpl
3 Pengujian DGA Base on Vial /
ppm/day syringe
4 Pengujian Inhibitor Sesuai Inhibitor
kondisi test
34
REAKTOR
Jenis
Jenis Inspeksi/Pengujian Periode Alat Uji
Pemeliharaan
Shutdown 1. Pengukuran Tahanan Isolasi 2 Thn Meger
measurement dan
Paska
Ggn
Internal
2. Pengukuran Rdc Belitan Paska Rdc
Ggn meter
Internal
3. Pengukuran Induktansi Belitan Paska RLC
Ggn meter
Internal
4. Pengukuran tahanan pentanahan 2 Thn Earth
Tester
5 Pengukuran tangen delta bushing dan 2 Thn Tg
belitan dan Delta
Paska Test
Ggn
Internal
6. Pengujian Dielektrik respon Sesuai Dirana
kondisi
7. Pengujian SFRA Sesuai SFRA
kondisi tes
8. Uji Fungsi system proteksi internal 2 Thn Tool
reaktor (Buchols, Suddent Pressure, Oil Set
Level dan Temperature)
9. Uji fungsi fan dan motor pendingin 2 Thn Tool
Set
1 Verifikasi/kalibrasi meter temperature 2 Thn Tool
0. Set
9. Pengukuran tahanan pentanahan 2 Thn Meger
kabel/terminal wiring pos/neg ke ground
Treatment 1. Bongkar pasang clamp utama /grndg 2 Thn Tool
dan pelapisan dengan kontak grease Set
2. Pembersihan isolator bushing 2 Thn Lap &
Grease
3. Pembersihan body main tank reaktor, 2 Thn Cleaner
radiator dan konservator
4. Pemeriksaan kekencangan sambungan 2 Thn Tool
terminal kabel kotrol dan proteksi set
5 Pembersihan terminal kabel proteksi 2 Thn Tool
outdoor untuk kontak rele buchols, Set
suddent pressure, oil level dan
temperature
35
REAKTOR
Kondisional
1 Tahunan
2 Tahunan
5 Tahunan
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
Harian
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN Keterangan
5 Reaktor
5.1 Inspeksi
Inspeksi Level 1 (in service
5.1.1
inspection)
Pemeriksaan belitan Reaktor Pengamatan secara
5.1.1.1.1 Kumparan/Belitan (winding)
(tipe kering) visual
Pemeriksaan kondisi Pengamatan secara
5.1.1.2.1 Terminal/Bushing
Jumper/Klem pada Raktor visual
Pemeriksaan kondisi isolator Pengamatan secara
5.1.1.2.2
penyangga visual
Pemeriksaan bushing (tipe Pengamatan secara
5.1.1.2.3
minyak) visual
Pemeriksaan sistem pendingin Pengamatan secara
5.1.1.3.1 Pendingin
(tipe minyak) visual
Pemeriksaan meter temperatur
Pengamatan secara
5.1.1.4.1 Dielektrik minyak dan belitan (tipe
visual
minyak)
Pemeriksaan level minyak Pengamatan secara
5.1.1.5.1 Konservator
konservator (tipe minyak) visual
Pengamatan secara
5.1.1.6.1 Serandang Pemeriksaan kondisi Serandang
visual
36
REAKTOR
Kondisional
1 Tahunan
2 Tahunan
5 Tahunan
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
Harian
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN Keterangan
37
REAKTOR
Kondisional
1 Tahunan
2 Tahunan
5 Tahunan
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
Harian
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN Keterangan
Thermography
Pengujian karakteristik minyak
5.1.2.4.1 Dielektrik
(tipe minyak)
5.1.2.4.2 Pengujian DGA (tipe minyak)
Inspeksi Level 3 (shutdown
5.1.3
measurement)
Tipe Kering : 5 kV
selama 1 menit
Pengukuran tahanan isolasi
5.1.3.1.1 Kumparan/Belitan (Winding) Tipe Minyak : 5 kV
belitan
selama 1 menit sd
10 menit
Menggunakan alat
5.1.3.1.2 Pengukuran Rdc Belitan
ukur tahanan DC
Pengukuran Tan Delta
5.1.3.1.3
Bushing/Belitan (tipe minyak)
5.1.3.1.4 Pengujian SFRA (tipe minyak)
Pengukuran induktansi belitan Menggunakan LRC
5.1.3.1.5
(tipe minyak) meter
Pengujian dielektrik respon -
5.1.3.2.1 Dielektrik
Dirana (tipe minyak)
5.1.3.3.1 Grounding Pengukuran nilai pentanahan
5.1.3.4.1 Terminal/Bushing Pengencangan baut
38
REAKTOR
Kondisional
1 Tahunan
2 Tahunan
5 Tahunan
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
Harian
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN Keterangan
Jumper/Sambungan/Klem
39
REAKTOR
Kondisional
1 Tahunan
2 Tahunan
5 Tahunan
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
Harian
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN Keterangan
40
REAKTOR
41
REAKTOR
42
REAKTOR
43
REAKTOR
44
REAKTOR
45
REAKTOR
I Bushing
1 Bushing In
a Kondisi fisik isolator bushing normal kotor flek retak pecah
b Kebocoran minyak bushing normal rembes bocor (kalau ada) lokasi kebocoran
(jika ada, lampirkan foto) terminal
keramik
Flange
c Suhu Kawat penghantar/Klem bushing / o
( C)
Selisih suhu < 3 oC 3 - 7 oC > 7 oC
d Level minyak bushing normal maksimum minimum tidak terbaca
2 BushingOut
a Kondisi fisik isolator bushing normal kotor flek retak pecah
b Kebocoran minyak bushing normal rembes bocor (kalau ada) lokasi kebocoran
(jika ada, lampirkan foto) terminal
keramik
Flange
c Suhu Kawat penghantar/Klem bushing / o
( C)
Selisih suhu < 3 oC 3 - 7 oC > 7 oC
d Level minyak bushing normal maksimum minimum tidak terbaca
II Cooling system
1 Pompa Sirkulasi
a Pembacaan meter temperatur
minyak (oC)
belitan (oC)
(....) (..)
46
REAKTOR
I Bushing
1 Bushing In
a Kaca indikator level minyak normal buram retak
b Kondisi arcinghorn normal tdk terpsg lepas salah pasang
2 Bushing Out
a Kaca indikator level minyak normal buram retak
b Kondisi arcinghorn normal tdk terpsg lepas salah pasang
II Cooling system
1 Pompa Sirkulasi ON OFF Jika Posisi OFF, di coba manual :
a Kondisi radiator bersih kotor korosi
b Indikasi flow sirkulasi minyak normal tidak normal
minyak
(....) (..)
47
REAKTOR
I Bushing Keterangan
1 Bushing In
a Noise Pada Arcing horn normal tidak normal
2 Bushing Out
a Noise Pada Arcing horn normal tidak normal
II Cooling system
1 Kipas Pendingin ON OFF Jika Posisi OFF, di coba manual :
Grup 1
a Tegangan supply motor (Volt)
b Arus supply motor (Ampere)
c Getaran motor / unbalance normal tidak normal
d Kondisi kontaktor fan bersih kotor panas
e Kondisi terminal input/output normal hangus
kontaktor fan
Grup 2
f Tegangan supply motor (Volt)
g Arus supply motor (Ampere)
h Getaran motor / unbalance normal tidak normal
i Kondisi kontaktor fan bersih kotor panas
j Kondisi terminal input/output normal hangus
kontaktor fan
Grup 3
k Tegangan supply motor (Volt)
l Arus supply motor (Ampere)
m Getaran motor / unbalance normal tidak normal
n Kondisi kontaktor fan bersih kotor panas
o Kondisi terminal input/output normal hangus
kontaktor fan
Grup 4
p Tegangan supply motor (Volt)
q Arus supply motor (Ampere)
r Getaran motor / unbalance normal tidak normal
s Kondisi kontaktor fan bersih kotor panas
t Kondisi terminal input/output normal hangus
kontaktor fan
2 Pompa Sirkulasi ON OFF Jika Posisi OFF, di coba manual :
a Tegangan supply motor (Volt)
b Arus supply motor (Ampere)
c Getaran motor / unbalance normal tidak normal
d Noise Pada pompa sirkulasi normal tidak normal
e Rembesan minyak pada radiator/ normal rembes bocor (kalau ada,
pipa-pipa
f Kondisi seal pipa kapiler sensor normal rusak
temperatur
g Kondisi seal kabel sensor normal rusak
temperatur
III Sistem Kontrol dan Proteksi
a Lubang Kabel Kontrol normal tidak rapat glen kabel tidak ada
b Status MCB DC ON OFF
c Status MCB AC ON OFF
d Kondisi dalam Panel normal kotor lembab
e Grounding panel normal kendor korosi lepas rantas
f terminasi wiring normal korosi panas (hasil termogun)
g Kabel kontrol normal terkelupas
V Mechanical structure
a Kondisi bodi reaktor normal berlumut korosi
b Kondisi grounding normal kendor korosi lepas rantas
c Kebocoran minyak di main tank normal rembes bocor (kalau ada, dilengkapi foto)
d Noise Pada main tank normal tidak normal
VI Lain - lain
a Kondisi kebersihan lokasi reaktor dan bersih kotor contoh : ada ceceran minyak
ground tank
(....) (..)
48
REAKTOR
I Bushing
1 Bushing In
a Kondisi fisik isolator bushing normal kotor flek retak pecah
b Kebocoran minyak bushing normal rembes bocor (kalau ada) lokasi kebocoran
(jika ada, lampirkan foto) terminal
keramik
Flange
c Suhu Kawat penghantar/Klem bushing / (oC)
Selisih suhu < 3 oC 3 - 7 oC > 7 oC
2 Bushing Out
a Kondisi fisik isolator bushing normal kotor flek retak pecah
b Kebocoran minyak bushing normal rembes bocor (kalau ada) lokasi kebocoran
(jika ada, lampirkan foto) terminal
keramik
Flange
c Suhu Kawat penghantar/Klem bushing / (oC)
Selisih suhu < 3 oC 3 - 7 oC > 7 oC
II Sistem Pendingin
1 3 Pompa Sirkulasi ON OFF Jika Posisi OFF, di coba manual :
a Rembesan minyak pada radiator/ normal rembes bocor (kalau ada,
pipa-pipa
b Kondisi seal pipa kapiler sensor normal rusak
temperatur
c Kondisi seal kabel sensor normal rusak
temperatur
V Mechanical structure
a Kebocoran minyak di main tank normal rembes bocor (kalau ada, dilengkapi foto)
b Noise Pada main tank normal tidak normal
(....) (..)
49
REAKTOR
DAFTAR ISTILAH
50
REAKTOR
DAFTAR PUSTAKA
51