Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOLOGI

SEL PUNCA

DISUSUN OLEH :
HILMAN FIRMANSYAH
Kelas : XI MIPA 3

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan yang maju pesat
maka dikembangkanlah Sel Punca, sedangkan yang dimaksud Sel Punca adalah
sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu
berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Kegunaan Sel Punca bagi umat
manusia untuk masa yang akan datang sangat menjanjikan karena dapat
menyembuhan penyakit serta memulihkan kesehatan melalui upaya transpalasi.
Transpalasi yang dimaksud adalah transpalasi jaringan biologi atau
jaringan tubuh manusia. Jaringan biologi - berasal dari jaringan manusia yang
didermakan oleh donor hidup maupun jenazah yang bebas dari berbagai penyakit
dan virus seperti HIV, Hepatitis B atau C, Tuberkolosis, Syphilis dan penyakit
menular lain agar tidak menularkan kepada pasien yang menerimanya (respien),
contoh jaringan biologi ialah jaringan tulang, kulit, tendon, katup jantung, kornea
mata, jantung, lever, otak, jaringan amnion dll.
Pemanfaatan sel punca (stem cell) untuk terapi pengobatan terus
berkembang pesat. Sejak digunakan di dunia kedokteran pada era 1950-an, sel
punca kini dapat digunakan menjadi salah satu jenis terapi modern yang memberi
harapan kesembuhan untuk berbagai jenis penyakit kronis.
Sel punca ini dapat dikembangkan dari sel embrionik yang diambil dari
embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat
bayi baru lahir. Perlakuan dengan sel punca dibagi menjadi dua, yaitu terapi dan
transplantasi. Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan atau
organ target dengan tujuan memperbaiki bagian yang rusak.
Penggunaan sel punca untuk terapi telah dilakukan di banyak negara
termasuk di antaranya China. Bahkan, di wilayah berpenduduk satu milyar lebih
itu, terapi sel punca sudah menjadi salah satu layanan medis yang ditawarkan di
rumah sakit.

2
Fenomena ini agak berbeda dengan negara lain yang belum
menempatkan terapi sel punca sebagai layanan medis. Di beberapa negara
termasuk di Indonesia, pengobatan menggunakan terapi sel punca masih terbatas
dalam skala penelitian. Peraturan mengenai terapi sel punca pun cukup ketat,
mengingat faktor keamanan serta problem etika.
Namun di Negara Tirai Bambu, pengobatan menggunakan sel punca
relatif mudah ditemukan. Walau masih kontroversial karena pertimbangan
efektivitas dan keamanannya, beberapa rumah sakit besar di China menawarkan
harapan kesembuhan kepada pasien dengan menggunakan sel punca.

a. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sel punca ?
2. Apa peran sel punca dalam pengobatan?
3. Apa karakteristik dari sel punca ?
4. Apa saja jenis-jenis sel punca ?
5. Apa manfaat sel punca ?
6. Bagaimana pengaplikasian terapi sel punca ?
7. Apa dampak pengobatan terapi sel punca ?

b. Tujuan

1. Menjelaskan tentang definisi sel punca.


2. Menjelaskan tentang peran sel punca.
3. Menjelaskan tentang karakteristik dari sel punca.
4. Menjelaskan tentang jenis-jenis sel punca.
5. Menjelaskan tentang manfaat dari sel punca.
6. Memaparkan tentang tata cara pengaplikasian terapi mkenggunakan sel punca.
7. Menjelaskan tentang dampak yang timbul selama menjalani terapi
menggunakan sel punca.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel
yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk
berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh

Sesuai dengan kata yang menyusunnya (Stem = Batang) dan (punca =


awal mula). Stem Cell adalah Sel yang menjadi awal-mula dari pertumbuhan sel
lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme, termasuk Manusia. Layaknya
batang pohon yang menjadi tumpuan pertumbuhan ranting dan daunnya. Dalam
Bahasa Indonesia Stem Cell disebut juga Sel Punca.

4
Sel punca atau stem cell adalah sel yang tidak spesifik yang memiliki
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel lainnya dan kemampuan untuk
memperbarui dirinya sendiri atau regenerasi

Menurut PERMEN RI No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Sel punca


adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbarui dan
meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu
berdeferensiasi menjadi sel lain.
Stem sel (sel induk, SC) adalah kelas dengan pembaharuan diri-sendiri
(self-renewing) kemampuan sel induk berpotensi majemuk, bahwa sel induk
mempertahankan bukan status pembedaan diarahkan dan kemampuan proliferasi,
dalam kondisi yang tepat, atau diberi sinyal yang tepat, dapat dibedakan menjadi
beberapa fungsi dari sel, jaringan dan organ, dunia kedokteran disebut sebagai
sel wildcard, disebut itu juga gambaran populer melakukan sel apapun

B. FUNGSI SEL PUNCA


Ada dua kegunaan stemcell yaitu berdasarkan fungsinya dan riset. Fungsi setelah
diaktifkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1. Menambah jumlah peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi darah
sehingga bagi pasien yang stroke, tekanan darah tinggi, leukimia, dan cuci
darah akan sembuh.
2. Menambah oksigen dalam darah dan sel sehingga dapat mematikan virus dan
bakteri.
3. Mempercepat transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.
4. Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien setelah
diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil.
5. Mempercepat metabolisme tubuh.
6. Menambah kinerja sel badan.
7. Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang, Meningkatkan
kemampuan anti kanker.

5
Sedangkan peran stemcell dalam riset adalah sebagai berikut:
1. Terapi gen, sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan
selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil
mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
2. Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel
baik sel normal maupun sel kanker.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat
terhadap berbagai jaringan.
4. Terapi sel berupa replacement therapy, Oleh karena stemcell dapat hidup di
luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan
manipulasi terhadap stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia.

C. KARAKTERISTIK SEL PUNCA


Belum berdiferensiasi (Undiferentiated)
Stem Cell merupakan Sel yang belum memiliki bentuk dan fungsi
spesifik layaknya sel lainnya pada organ tubuh Sel otot jantung
(Kardiomiosit), Neuron dan Sel Pankreas adalah jenis-jenis sel tubuh yang
telah memilki bentuk dan fungsi yang spesifik. Sel-sel tsb secara jelas
menjalankan Fungsi dari organ yang dibentuknya. Bentuk sel otot jantung
mendukung fungsinya untuk berdenyut. Neuron otak juga memiliki bentuk
yang memungkinkannya menghantarkan impuls-impuls saraf, sedangkan
Sel Pankreas terdapat dalam susunan jaringan yang disebut sebagai Pulau
Langerhans pada pankreas, yang memproduksi hormon insulin.
Berbeda dengan ketiganya, Stem Cell adalah sel yang belum
memiliki fungsi khusus, seperti berdenyut, menghantarkan impuls,
menghasilkan hormon, ataupun fungsi lainnya. Bukti ilmiah bahkan
menunjukkan bahwa populasi stem cell dalam suatu jaringan matur, tampak
sebagai suatu populasi sel inaktif. Yang fungsinya baru dilihat dalam waktu
dan kondisi tertentu.

Mampu memperbanyak diri (Self Renewal)


Stem Cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel
berkarakteristik sama dengan sel induknya. Kemampuan memperbanyak diri
dan menghasilkan sel-sel yang sama seperti sel induknya ini tidak dimiliki
oleh sel-sel tubuh lainnya, seperti sel jantung, otak, ataupun sel pankreas.
Itulah sebabnya, apabila jaringan dalam jantung, otak maupun pankreas
mengalami kerusakan, maka pada umumnya kerusakan tersebut bersifat
Ireversibel.

6
Populasi Stem Cell dalam tubuh terjaga dengan kemampuannya
memperbanyak diri sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan berulang kali,
bahkan diduga tidak terbatas, selain itu, kemampuan ini juga dipertahankan
dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dapat berdiferensiasi menjadi > 1 jenis Sel (Multipoten/Pluripoten)


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Keberadaan Stem Cell
sebagai sel yang belum berdiferensiasi ternyata dimaksudkan untuk menjaga
kontinuitas regenerasi populasi sel yang menyusun jaringan dan organ
tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan kemampuan stem cell untuk
berdiferensiasi menjadi sel-sel tubuh yang dibutuhkan.
Stem cell bersifat Pluripoten bila mampu berdiferensiasi menjadi
sel tubuh apapun, yaitu yang berasal dari ketiga lapisan embrional
(ektoderm, mesoderm dan endoderm). Dan Stem cell bersifat Multipoten
bila hanya mampu berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang biasanya
berada dalam suatu golongan serupa, seperti sel-sel system hematopoietik.
Maupun system syaraf.

D. JENIS SEL PUNCA


Berdasarkan Potensi :
Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi
untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel
somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru
bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi
diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat
membentuk suatu organisme baru.
Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi
beberapa jenis sel dewasa.
Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui
diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.

Berdasarkan Asalnya :
1. Adult Stem Cell
Adalah sel induk yang sudah dewasa, artinya sudah memiliki fungsi
spesifik dan hanya mampu membentuk beberapa jenis sel yang segolongan
saja (multipoten), misalnya Stem Cell Jantung hanya dapat membentuk sel
otot jantung, sel otot polos dan endotel. Therapy menggunakan Adult Stem

7
Cell sudah digunakan selama puluhan tahun, namun Karena biayanya
yang sangat mahal dan prosedur yang sangat rumit, tidak banyak pasien
yang berkesempatan menjalani therapy ini.

Beberapa contoh alur diferensiasi stem cell dewasa dijelaskan


berikut ini
Stem cell hematopoietik. Mampu berdiferensiasi menjadi seluruh sel
darah, seperti : sel darah merah, trombosit, monosit (makrofag),
neutrofil, basofil, eosinofil. Limfosit B, limfosit T, dan Natural Killer
(NK) cell.
Stem cell jaringan saraf (neural). Mampu berdiferensiasi menjadi tiga
golongan utama Sel saraf, yaitu Astrosit, Oligodendrosit, dan Neuron.
Selain itu, stem cell jaringan saraf juga mampu berdiferensiasi menjadi
kelompok sel saraf yang memiliki aktivitas dopaminergik, sehingga
dapat digunakan untuk terapi Parkinson.
Stem cell jaringan kulit. Stem cell yang banyak ditemukan di Stratum
basalis epidermis kulit dan dasar folikel rambut ini, mampu
berdiferensiasi menjadi keratinosit, dan sel penyusun lapisan epidermis
kulit.
Stem cell masenkimal. Mampu berdiferensiasi menjadi osteosit,
kondrosit, adiposit, dan berbagai jenis sel penyusun jaringan ikat.
Stem cell jantung. Mampu berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel utama
penyusun organ jantung, yaitu endotel, kardiomiosit, dan sel otot polos.

2. Embryonic Stem Cell

8
Adalah sel induk (sel punca) yang merupakan cikal bakal atau sel
mula-mula yang berkembang biak membentuk seluruh organ tubuh makhluk
hidup (pluripoten). Stem Cell inilah yang terus menerus membelah diri
sehingga terbentuk janin yang kemudian lahir sebagai bayi. Embryonic
Stem Cell ini banyak terdapat pada Placenta atau Ari-Ari pada bayi yang
baru lahir. Kini sudah banyak pasangan muda yang menyimpan Placenta
bayi yang baru dilahirkan di bank Placenta di Singapore maupun di Jakarta.
Walaupun biaya penyimpanan dan penggunaannya sangat mahal, banyak
pasangan muda yang memanfaatkan fasilitas ini karena saat bayi beranjak
dewasa dan terkena penyakit yang mematikan, maka Placenta bayi tersebut
dapat digunakan untuk therapy penyembuhan, dan hingga kini tingkat
keberhasilannya masih 100%.

3. Germinal/benih embrionik (embryonic germ cells)


Sel germinal/benih (seperti sprema/ovum) embrionik
induk/primordial (primordial germ cells) dan prekursor sel germinal diploid
ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel somatik gond
dan kemudian menjadi sel germinal. Sel germinal embrionik
manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang
berasal dari sel germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu.Sel
punca jenis ini memilki sifat pluripotensi.

4. Sel punca fetal


Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada
organ-organ fetus (janin) seperti sel punca hematopoietik fetal dan
progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal yang ditemukan pada
otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel
neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah,
plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal.

E. PERAN SEL PUNCA


2.5.1 Terapi gen, stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan
sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya
dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen

9
tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-
renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan
berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat
berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut
dapat menetap di berbagai macam sel.
2.5.2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik
sel normal maupun sel kanker.
2.5.3 Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek
obat terhadap berbagai jaringan.
2.5.4 Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat
hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat
dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu organ
tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat
ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani
penyakit-penyakit tertentu.

F. LETAK SEL PUNCA


Sel punca dewasa dapat diambil dari berbagai sumber seperti:
i. Otak mempunyai sel punca yang dapat diubah menjadi berbagai jenis sel
darah seperti sel mieloid, sel limfoid, dan juga sel hematopoietik.
ii. Sumsum tulang belakang merupakan sumber sel punca dewasa paling
umum yang menghasilkan sel punca hematopoietik. Sel punca jenis ini
telah digunakan secara ekstensif untuk transplantasi sumsum tulang
belakang dalam pengobatan kanker darah seperti leukemia. Selain itu
juga dapat digunakan untuk memperbaiki otot jantung yang rusak dengan
cara menginjeksi mereka ke daerah yang rusak untuk membentuk
pembuluh baru dan meningkatkan kapasitas fungsional jantung.
iii. Darah tepi atau darah yang mengalir pada pembuluh darah diketahui
memiliki sel punca yang berperan dalam pembentukan sel
darah(hematopoiesis). Selain itu, sel punca dari darah manusia dapat
berdiferensiasi menjadi sel hati, saluran pencernaan, dan kulit.
iv. Pembuluh darah.
v. Saluran pencernaan memiliki sel punca tepatnya pada bagian epitel usus
untuk mendukung pergantian terus-menerus dari sel-sel epitel usus. Salah
satu tantangan yang dihadapi adalah mengidentifikasi niche atau relung
dari sel punca tersebut karena jawabannya akan memberi petunjuk
mengapa beberapa pasien yang terinfeksi Helicbacter pylori dapat
terkena tukak lambung sementara sebagian besar orang yang memiliki H.

10
pylori pada lambungnya tidak terkena tukak lambung, kemungkinan sel
punca berperan dalam hal tersebut.
vi. Kornea
vii. Hati
viii. Pankreas

G. PENGGUNAAN SEL PUNCA BERDASARKAN CELL-BASED


THEORY
Beberapa penggunaan Stem Cell pada berbagai penyakit diantaranya:
2.7.1 Stem Cell untuk Diabetes Pada diabetes
Terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap
insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun
yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil.
Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan
sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan,
makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin.
Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk.
di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans
dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan
yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi
transplantasi sel pulau Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi
insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi.
Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil
sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell.
Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara
membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat
menggantikan injeksi insulin secara permanen.
2.7.2 Stem Cell untuk Skin Replacement
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka
peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh
dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi
epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian
skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka
bakar.
2.7.3 Stem Cell untuk Penyakit Parkinson
Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron
nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin
merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang
halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson

11
terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi
neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit
Parkinson.Tahun 2001, dilakukan penelitia n dengan menggunakan
jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron
dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita
Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission
Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam
uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi
neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan
bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1
tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis
levodopa dikurangi atau dihentikan.
2.7.4 Stem Cell untuk Stroke
Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada stroke,
maka akan menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak tidak
mempunyai kemampuan regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para
pakar mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan
mengenai stem cell yang berkembang pesat belakangan ini.
2.7.5 Stem Cell untuk Penyakit Jantung
Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells
dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak
dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok
mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang
menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah infark miokard akut.
Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil
dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic volume,
kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan
transplantasi bone marrowmononuclear cells autolog yang diinjeksikan
pada miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping
pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat.Single-photon
emission computed tomography myocardial perfusionscintigraphy
menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan perbaikan fungsi
sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.

2.8 HASIL PENELITIAN MENGENAI CELL-BASED THERAPY


Ada beberapa alasan penelitian mengapa stem cell merupakan calon yang bagus
dalam cell-based therapy:
2.8.1 Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya
transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi.

12
Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor
yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ
donor yang sesuai.
2.8.2 Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel
dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar
luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka
bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.
2.8.3 Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi
lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam
penjelasan mengenai terapi gen di atas.
2.8.4 Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam
jaringan dan berinteraksi dengan jaringan sekitarnya

2.9 STEM CELL MENURUT PRINSIP KEPERAWATAN


2.9.1 Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan
nomos berarti aturan. Sedangkan otonomi sendiri berarti kemampuan
untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri. Perawat harus
menanyakan pada pasien apakah ingin mengguanakan pengobatan stem
cell untuk mengobati penyakitnya.
2.9.2 Beneficience
Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak
merugikan orang lain. Perawat harus mengikuti keinginan pasien dan
tidak menentang keyakinan pasien untuk menggunakan pengobatan stem
cell.
2.9.3 Justice
Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu.
Tindakan yang sama namun tidak harus identik tetapi dalam hal ini
persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Perawat harus berlaku adil terhadap
pasien maksud dari berlaku adil adalah mengobati dan merawat sesuai
dengan penyakit yang di derita pasien.
2.9.4 Nonmaleficience
Nonmaleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya
atau cedera bagi orang lain. Perawat harus mengobati dan merawat
pasien sesuai prosedur yang ada. Jika stem cell merugikan pasien maka
pengobatan stem cell tidak perlu dilakukan.
2.9.5 Moral Right
Stem cell ini bertentangan dengan paham masyarakat karena berasal dari
embrio dan tali pusat bayi yang di dapat dari korban aborsi.

13
2.9.6 Nilai dan Norma Masyarakat
Stem cell berguna bagi pengobatan namun sumber dari sel punca tersebut
melanggar norma masyarakat karena dari korban aborsi, sedangkan
aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak
berdosa.

2.10 STEM CELL MENURUT AGAMA


Penggunaan embryonic stem cells lebih dekat dengan hukum
menggugurkan kandungan yang diharamkan menurut Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pada Musyawarah Ulama tahun 1972 dan Musyawarah Nasional
(Munas) MUI tahun 1983. Namun Fatwa MUI tersebut ada pengecualiannya yaitu
memperbolehkan menggugurkan kandungan apabila kandungan tersebut
membahayakan si ibu atau membawa penyakit menular yang berbahaya. Karena
pengguguran kandungan untuk tujuan riset (stemcell research) sangatlah berbeda
dengan pengguguran kandungan dengan alasan kesehatan, maka diperlukan
hukum atau dalil tersendiri untuk memutuskan boleh tidaknya stemcell research
dengan menggunakan embryonic stemcell dari hasil menggugurkan kandungan.
Tidak disangsikan lagi, hukum tersebut akan menimbulkan perdebatan yang
cukup alot antara kubu yang pro dan kontra stemcell research. Apapun
keputusannya, stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell
kemungkinan besar akan terus berlanjut.
Pemanfaatan janin yang mengalami keguguran atau janin sisa hasil
pembuahan bayi tabung untuk kepentingan stemcell research mungkin tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Janin tersebut lebih berguna daripada dibuang
secara sia-sia. Pemanfaatan tersebut dapat juga menjadi ibadah bagi pelakunya
karena digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Khusus mengenai bayi
tabung, fatwa MUI memperbolehkan asal sel telur dan sperma untuk membuat
bayi tersebut adalah dari kedua orang tua yang sah menurut hukum Islam,
sehingga janin sisa tersebut dapat digunakan untuk kepentingan stemcell research.
Pembuatan stemcells melalui SCNT (kloning) mempunyai tendensi untuk
menimbulkan perdebatan. Selama ini belum ada fatwa ataupun hukum fiqih yang
mengatur mengenai kloning tersebut. Walaupun demikian, sebagian besar ulama
mengharamkan kloning dengan alasan proses tersebut tidak melalui hukum
Islam (misalnya perkawinan) dan ikut campurnya fihak ketiga dalam proses
reproduksi tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwa kloning untuk keperluan
stemcell research mungkin berbeda dengan kloning untuk mendapatkan keturunan
yang dalam hukum Islam harus melalui ikatan perkawinan. Jika dirunut secara
teliti, proses kloning sebenarnya merupakan pembuktian kebenaran AlQuran
dalam proses pembuahan Nabi Isa A.S., yang tiada berayah.

14
Islam adalah agama yang sederhana dan mudah dimengerti dan
diamalkan oleh umat manusia. Dalam Islam, niat merupakan sesuatu yang sangat
fundamental. Dengan demikian, niat dalam melaksanakan stemcell research
tersebut sangat menentukan baik buruknya stemcell research. Apabila stemcell
research digunakan untuk membantu umat manusia, misalnya menyembuhkan
manusia dari berbagai penyakit, maka kegiatan tersebut adalah sangat baik.
Sebaliknya, apabila digunakan untuk kejahatan (misalnya menciptakan monster
yang mengganggu umat manusia), maka kegiatan tersebut sangat berlawanan
dengan ajaran Islam dan wajib untuk ditentang. Selanjutnya, cara pengambilan
dan penggunaan embryonic stemcell untuk stemcell research tersebut perlu
diperhitungkan pula dalam pembuatan fatwa tersebut.

2.11 STEM CELL MENURUT UNDANG-UNDANG


UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 23/1992
Tentang Kesehatan
PP NO. 39/1995
Tentang Penelitian & Pengembangan Kesehatan
KEPMENKES NO. 1333/2002
Tentang Penelitian Kesehatan Pada Manusia
KEPMENKES NO. 1334/2002
Tentang Pembentukan PNEPK(Pedoman Nasional Etik Penelitian
Kesehatan)
Standar bagi semua lembaga yang melakukan penelitian kesehatan Pasal
69:
LITBANGKES dilaksanakan untuk memilih dan menetapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan. LITBANG pada manusia dilaksanakan
dengan memperhatikan etika penelitian dan norma hukum, agama, kesusilaan
dan kesopanan dalam masyarakat serta dengan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan pasien.

2.12 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MEMAKAI JENIS STEM CELL


TERTENTU DALAM CELL-BASED THERAPY
A. Embryonic Stem CelL
Keuntungan embryonic stem cell:
1. Mudah didapat dari klinik fertilitas.
2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis
sel dalam tubuh.

15
3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat
pada kultur.
4. Reaksi penolakan rendah.

Kerugian embryonic stem cell:


1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang
tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.
2. Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.
3. Secara etis sangat kontroversial.

B. Umbilical Cord Blood Stem Cell


Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat):
1. Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).
2. Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan
pembekuan.
3. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari
sumsum tulang.
4. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.
5. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan
dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi
tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau
dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching
lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.

Kerugian umbilical cord blood stem cell:


1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik
yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah
donor beranjak dewasa.
2. umlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara
jumlah stem cell yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari
donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan berbanding lurus dengan usia,
berat badan dan status penyakit.

C. Adult Stem Cell


Keuntungan adult stem cell:
1. Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan
imun.
2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.
3. Secara etis tidak ada masalah.

16
Kerugian adult stem cell:
1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur
sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.
2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.
3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas embryonic stem
cell yang bersifat pluripoten.

BAB III
PENUTUP

17
3.1 Kesimpulan

Sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu
seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada
sumsum tulang dan darah tali pusar, sel punca secara teratur membelah dan
memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti
pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
Sel punca berpontensi untuk mengubah keadaan penyakit pada manusia
dengan cara memperbaiki jaringan atau organ tertentu. Sel punca ini bisa dipanen
dari sel embrionik yang diambil dari embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti
sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat bayi baru lahir.
Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan yang rusak,
seperti pada penanganan pasien jantung stadium akhir. Terapi menggunakan sel
punca menjadi alternatif lain dalam pengobatan suatu penyakit yang mungkin
tidak ada obatnya. Terapi ini masih dikembangkan lagi untuk mendapatkan hasil
pengobatan yang tidak memiliki efek yang riskan.

3.2 Saran
Terapi menggunakan Sel Punca menjadi salah satu pilihan alternatif
untuk pengobatan penyakit yang tidak ada penyembuhan dengan obat., walaupun
terapi ini masih dikembangkan lagi dan harga yang diapatok relatif lebih mahal
dibandingkan pengobatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

18
Stem Cell and Developmental Biology Writing Group's Report. 2004. Natl Inst Diabetes

& Digestive & Kidney Dses, NIH. 1-27

http://wikipedia.com diakses tanggal 08 November 2013

http://stemcell.ucoz.com/ diakses tanggal 09 November 2013

http://medicastore.com/transplantasi_sel_punca diakses tanggal 09 November 2013

http://dianalmira.blogspot.com/2012/12/stem-cell.html diakses tanggal 09 November

2013

http://dani-karnaen.blogspot.com/2012/05/definisi-penggunaan-penelitian.html diakses

tanggal 09 November 2013

19

Anda mungkin juga menyukai