Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

SEJARAH

KELOMPOK :5
NAMA- NAMA KELOMPOK
1. LISDAYANTI
2. FITRIANI
3. FAJAR
4. JUPITER
5. ISMOYO

SMA WUNDULAKO
2017

1
Sejarah Perang Diponegoro Lengkap Latar Belakang, Kronologi Dan
Dampaknya

Sejarah Perang Diponegoro atau bisa disebut juga Perang Jawa merupakan
perang besar yang pernah terjadi di Nusantara antara penjajah Belanda dan pasukan
yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Belanda menyebut perang ini sebagai
Perang Jawa karena terjadi di Tanah Jawa, khususnya Yogyakarta. Sedangkan, di
Indonesia kita lebih akrab dengan sebutan Perang Diponegoro, karena Diponegoro
merupakan tokoh sentral dalam perang ini.

Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun (1825-1830) telah menelan
korban tewas di pihak tentara Belanda sebanyak 15.000 orang (8.000 orang tentara
Eropa dan 7.000 orang pribumi), sedangkan di pihak Diponegoro sedikitnya
200.000 orang tewas. Selain melawan Belanda, perang ini juga merupakan perang
(sesama) saudara antara orang-orang keraton yang berpihak pada Diponegoro dan
yang anti-Diponegoro (antek Belanda).

Latar Belakang Perang Diponegoro

Pada awalnya, perang ini hanya bersumber dari persoalan internal keraton. Pada
Juli 1825, Patih Danu reja IV yang merupakan antek Belanda yang setia, telah
memerintahkan para pejabat Kesultanan Yogyakarta untuk membuat jalan.
Pembuatan jalan tersebut ternyata menembus tanah milik Diponegoro, yang juga
masih kerabat Kesultanan Yogyakarta, dan neneknya di Tegalrejo. Bahkan tanpa
sepengetahuannya, pembuatan jalan tersebut sampai menggusur pemakaman milik
keluarga Diponegoro. Hal ini jelas mendapatkan perlawanan keras dari
Diponegoro.

Untuk itu, pangeran Diponegoro kemudian memerintahkan pegawainya untuk


mencabut semua patok yang tertancap sebagai tanda pembuatan jalan oleh Patih
Danu reja IV. Tidak hanya itu, Diponegoro juga mengumumkan protes keras dan
menuntut supaya Patih Danu reja IV dipecat dari jabatannya. Tetapi, A.H. Smisaerr
dan menekan sultan untuk tetap mepertahankan Patih Danu reja IV. Suasana tegang

2
inilah yang menjadi pemicu meletusnya Perang Diponegoro. Sebenarnya,
permasalahan ini hanyalah penyulut dari sekian banyak persoalan yang menjadi
latar belakang perang Diponegoro.

Sejarah Perang Diponegoro


Menurut Abdul Qadir Djaelani (1999), masalah utama dari Perang Diponegoro
adalah karena adanya campur tangan penjajah (Belanda dan Inggris) dalam
pemerintahan kesultanan Yogyakarta, yang kemudian tersirat dalam kebijakan dan
peraturan kesultanan yang menguntungkan penjajah. Bahkan, sah atau tidaknya
kedudukan seorang sultan harus mendapat persetujuan dari penjajah. Kondisi ini
diperparah lagi dengan disingkirkannya orang-orang yang tidak mau bekerja sama
dengan pihak Belanda. Akibatnya beberapa pangeran yang disingkirkan tersebut,
termasuk Diponegoro, kemudian memberontak dan secara terang-terangan
melakukan perlawanan, yaitu menentang setiap kebijakan kesultanan dan Belanda.

Kronologi Perang Diponegoro

Pangeran Diponegoro menyusun barisan dengan nama Perlawanan Rakyat terhadap


penjajah. Dalam barisan ini, perlawanan difokuskan pada gerakan rakyat agar
perjuangannya bersifat meluas dan lama. Bentuk perlawanan ini dipilih Diponegoro
untuk menghindari tuduhan Belanda bahwa ia hanya ingin merebut kekuasaan,
meski akhirnya tuduhan tersebut tetap dilanyangkan kepadanya.

Dalam perjuangan tersebut, Diponegoro menggunakan langkah jitu. Ia


mengeluarkan seruan kepada seluruh rakyat Mataram untuk sama-sama berjuang
menentang penguasa kolonial Belanda dan para tiran, yang senantiasa menindas
rakyat. Seruan itu, sebagai mana dikutip dari Abdul Qadir Djaelani (1999), antara
lain berbunyi, "Saudara-saudara ditanah dataran! Apabila saudara-saudara
mencintai saya, datang lah bersama-sama saya dan paman saya ke Selarong. Siapa
saja yang mencintai saya, datang lah segera dan bersiap-siap untuk bertempur."

3
Seruan ini kemudian disebarluaskan di seluruh tanah Mataram, khususnya di Jawa
Tengah dan mendapat sambutan hampir sebagian besar lapisan masyarakat.
Akhirnya, daerah Selarong penuh sesak karena dipenuhi oleh pasukan rakyat.
Perang untuk menentang penguasa kolonial Belanda meledak dan membakar
hampir seluruh tanah Mataram, bahkan sampai ke Jawa Timur dan Jawa Barat.

Akhirnya, peperangan pun tidak dapat dihindarkan. Pasukan belanda kewalahan


menghadapi pasukan Diponegoro selama bertahun-tahun lamanya. Dalam beberapa
pertempuran, pasukan Belanda selalu kalah. Hal ini membuat pasukan Belanda dari
Madura dan daerah-daerah lain berdatangan untuk membantu pasukan di
Yogyakarta yang sedang terserang. Akibatnya, pasukan Diponegoro banyak yang
menderita kekalahan dan gugur di medan perang.

PERISTIWA DIAKRONIK PERANG DIPONEGORO (1825-1830)

Peristiwa penting yang terjadi:

1. Pemerintahan kolonial berencana membangun jalan untuk melancarkan


sarana transportasi dan militer di Yogyakarta.
2. Pada tanggal 20 juli 1825 perang Tegalrejo dikepung oleh serdadu Belanda.
3. Diponegoro dan pengikutnya menyusun strategi gerilya.
4. Belanda menerapkan strategi Benteng Stelsel pada tahun 1827.
5. Tahun 1829 Kiai Maja ditangkap.
6. Pangeran Diponegoro tertangkap di Magelang pada 25 maret 1930.

ARTI PENTING PERANG DIPONEGORO


Perang Diponegoro adalah puncak dari banyak pemberontakan kecil yang tidak
pernah tercatat pada manuskrip koleksi pemerintah Indonesia. Bahkan
kebanyakan manuskrip yang ada di Indonesia tidak terawat dan rusak dimakan
usia.

Sebaliknya mayoritas catatan sejarah bangsa ini tertata dengan rapi dan terawat
dengan cermat tersimpan di Leiden, Belanda. Perang Diponegoro adalah hulu
yang menjadikan Indonesia merdeka 90 tahun setelah wafatnya Sang Pangeran.

Peristiwa yang mengajarkan pada kita untuk menghargai dan mendalami serta
memahami sejarah, menyadari bahwa negeri ini punya banyak sejarah yang tidak

4
pernah kita tahu hingga saat ini.

Sejarah penuh cerita, inspirasi dan hikmah itu tersimpan rapi jauh di Belanda atau
bahkan catatan tentangnya sudah lenyap sama sekali. Barangkali, bangsa ini
memang belum menjadi bangsa yang besar, yang menghargai jasa para pahlawan.

Anda mungkin juga menyukai