HIDROMETRI
OLEH :
ILHAM AKBAR
1407122941
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
Hidrometri
1. Pengukuran Geodetik
2. Pengukuran dasar sungai (profil kedalaman)
3. Pengukuran tinggi muka air (elevasi permukaan air)
4. Pengukuran kecepatan air
5. Pengukuran debit
6. Pengukuran transpor sedimen serta pengamatan kualitas air sungai
Pengukuran Kedalaman
A. Manual gauges
Tinggi muka air dicatat biasanya 2 atau 3 kali sehari tergantung variasi aliran,
ketersediaan tenaga dan penggunaan data.
Pemasangan:
AWLR merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi muka air
pada danau, sungai, ataupun aliran irigasi. AWLR merupakan metode yang
terbilang cukup sederhana dimana perekaman masih dilakukan secara manual
sehingga keakuratannya belum terlalu tinggi.
Gambar 5. AWLR
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat ini:
Lokasi stasiun hidrometri pada ruas sungai dengan pola aliran yang
sejajar, tidak terdapat perbedaan kecepatan aliran yang signifikan pada
sepanjang tampang aliran.
Pemasangan alat duga air dipilih pada lokasi dengan penampang alur
sungai yang relatif teratur dan stabil, tidak mudah terjadi pengendapan
akibat sedimentasi atau pendangkalan akibat erosi.
Hubungan antara muka air dan debit dengan kepekaan yang cukup,
perubahan debit kecil dapat nampak dalam perubahan tinggi muka air.
Pengukuran Kecepatan
Pengukuran kecepatan pada sebuah sungai dapat dilakukan melalui
berbagai cara :
V 2 g H 2 H1
H H
2
1
L
W
5. Current Meter
Merupakan peralatan ukur kecepatan aliran yang sering digunakan
dalam hidrometri sungai. Prinsip kerja adalah mengkonversi momentum
yang timbul oleh aliran kesuatu nilai torsi, kemudian dikalibrasi menjadi
kecepatan Konversi diperoleh dalam bentuk putaran baling-baling yang
berputar pada sumbu aliran. Kalibrasi dilakukan di laboratorium, yaitu
membuat hubungan antara jumlah putaran baling-baling dengan kecepatan
aliran.
Currentmeter tipe horizontal-axis propeller meter, digunakan
dengan cara menggantungkan pada kabel, sedangkan keseimbangan
diperoleh dengan adanya sirip. Umumnya dilengkapi 2 baling-baling
dengan Kecepatan antara 0.04-0.08 m/detik atau Kecepatan 0.4-0.35 m/dt.
Perhatian yang diperlukan dalam penggunaan currentmeter pda kondisi
turbulen adalah: Hadirnya aliran sekunder, Hadirnya fluktuasi kecepatan
aliran.
Diasumsikan bahwa pada setiap penggunaan horizontaly axis
propeller, terdapat kecenderungan bahwa: Hasil pembacaan kecepatan
agak under estimate dan Hasil pembacaan fluktuasi aliran adalah agak
overestimate Aturan umum: setiap pengukuran dengan currentmeter agar
dilakukan pada penggal sungai yang lurus, sejauh-jauhnya dari bagian
belokan
1. Metode aritmatik
Metode ini adalah metode yang paling sederhana untuk menghitung
debit sebuah DAS. Salah satu contoh metode aritmatik adalah mid
area method
=
=1
() = .
0
Luasan parsial diukur atau dihitung kemudian diskalakan
pada tampang melintang, sehingga diperoleh titik-titik. Suatu garis
lengkung ditarik menghubungkan titik - titik yang telah diperoleh
tersebut
Apabila skala x untuk jarak S1 skala y untuk luasan
distribusi kecepatan adalah S2, dan a luasan bagian yang terarsir,
maka debit adalah:
= . 1. 2
=
=1
Dimana,
Vi = kecepatan yang diwakili oleh kontur kecepatan
Ai = luasan parsial untuk kontur yang bersangkutan
Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dapat diwujudkan dalam bentuk pengukuran PH
air yang bertujuan untuk menghitung tingkat keasaman / kebasaan air.
Pengukuran nilai pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH stick dengan
ketelitian 1 skala, atau dengan pH meter yang dapat menunjuk langsung nilai
keasaman air secara digital. DHL dapat diukur dengan EC meter yang dapat
dilakukan langsung di lapangan. Nilai kadar Fe diukur di lapangan dengan
mengambil sampel air yang diberi 3 macam reagen kimia: H2SO4, KMnO4 dan
NH4CN 20%. Selanjutnya warna yang terjadi dapat dijadikan petunjuk untuk
mengetahui nilai kadar Fe berdasar standar warna yang ada.